Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Dr. Ir. Imam Suroso, Msc (CS) Kelas : R-50
THE GLOBAL INNOVATION REVOLUTION AND IT’S INDISPENSABLE ROLE
Disusun Oleh :
Artadi Nugraha
P056121791.50
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
PENDAHULUAN
Latar Belakang Teknologi informasi muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta meningkatnya tuntutan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, perusahaan mencari terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan dapat menjadi fasilitator dan interpreter. Semula teknologi informasi digunakan hanya terbatas pada pemrosesan data. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi tersebut, hampir semua aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi. Hal ini menjadi dasar perhatian utama Erik Brynjolffsson, seorang professor MIT dan ahli TI Global yang mengatakan “IT adalah perangkat revolusi global yang harus diinovasi pada empat dimensi secara bersamaan, yakni : pengukuran, eksperimen, pembagian dan replikasi”. Brynjolfsson mengungkapkan dengan melakukan keempat perubahan ini secara bersamaan, pada dasarnya perusahaan telah menciptakan suatu jenis baru atau inovasi dari riset dan pengembangan (R&D). Ketika perusahaan mampu memaksimumkan kinerja TI, di antaranya adalah : a). Pengukuran; b). Eksperimen; c).Pembagian; dan e). Replikasi, maka sesungguhnya perusahaan dapat bekerja maksimum. Argumen Brynjolfsson ini menunjukkan bahwa TI akan membawa perusahaan jauh kepada suatu nilai kemajuan dan kemampuan. Perusahaan yang bersedia atau mampu memahami suatu pola teknologi informasi yang dilengkapi dengan data-data valid, tentu akan memenangkan persaingan bisnis di era global ini. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui sejauh mana peran teknologi informasi terlibat dalam pengembangan dan mempengaruhi kemajuan suatu perusahaan-perusahaan di dunia global informasi ini.
Tujuan Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mempelajari penerapan teknologi informasi yang berbasis pada measurement, experimentation, sharing, dan replication.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien. Bila informasi yang dibutuhkan kurang memadai, dalam kurun waktu tertentu organisasi atau perusahaan tersebut akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya yang dimiliki sehingga dalam hal pengambilan keputusan-keputusan yang strategis akan sangat terganggu. Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Tahapan utama dalam siklus hidup Pengembangan Sistem terdiri dari : 1.
Perencanaan Sistem (Systems Planning)
2.
Analisis Sistem (System Analysis)
3.
Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum
4.
Seleksi Sistem (System Selection)
5.
Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum
6.
Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System Implementation and Maintenance)
Fungsi Sistem Informasi Sistem Informasi secara umum mempunyai beberapa peranan dalam perusahaan, diantaranya sebagai berikut: 1. Minimize risk Setiap bisnis memiliki risiko, terutama berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Pada umumnya risiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada di luar kontrol perusahaan. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangi risiko-risiko yang kerap dihadapi oleh bisnis seperti forecasting, financial advisory, planning expert dan lain-lain. Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan mengurangi risiko bisnis yang
ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi. 2. Reduce costs Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat cara yang ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan operasional yaitu:
Eleminasi proses
Implementasi berbagai komponen teknologi informasi akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yang dirasa tidak perlu. Contoh call center untuk menggantikan fungsi layanan pelanggan dalam menghadapi keluhan pelanggan.
Simplifikasi proses
Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen teknologi informasi. Contoh order dapat dilakukan melalui situs perusahaan tanpa perlu datang ke bagian pelayanan order.
Integrasi proses
Teknologi informasi juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).
Otomatisasi proses
Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari teknologi informasi. 3. Add Value Peranan selanjutnya dari teknologi informasi adalah untuk menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka panjang. 4. Create new realities Perkembangan teknologi informasi terakhir yang ditandai dengan pesatnya teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan,
yaitu
di
dunia
maya.
Berbagai
konsep
e-business
semacam e-commerce, e-
procurement, e-customer, e-loyalty, dan lain-lain, pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.
Pertanyaan 1 : Bagaimana informasi dan teknologi berkontribusi pada kesuksesan bisnis pada perusahaan seperti yang digambarkan di kasus? Jelaskan contoh dari setiap perusahaan yang menjelaskan bagaimana teknologi yang diimplementasikan menjadi penyebab peningkatan kinerja? Jawab : Teknologi informasi memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan sebuah bisnis. Peranan utama teknologi informasi adalah membuat proses bisnis lebih terintegrasi, lebih efektif dan efisien, meminimumkan risiko serta kemudahan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Contoh dari perusahaan yang menerapkan teknologi informasi seperti pada kasus adalah sebagai berikut : 1. Measurement KFC memperkuat layanannya pada tahun 2009, dengan menambah fasilitasnya menggunakan sistem pesan antar (delivery order) di Jawa dan Sumatera. Sistem yang baru digunakan ini dibuat untuk memudahkan para konsumen yang malas membeli secara langsung (karena alasan mengantri) dapat memesan via telepon ataupun via website secara online. Namun, penggunaan layanan pesan antar ini hanya dikhususkan untuk para konsumen yang berada kurang dari 5 km. Layanan KFC itu baru mulai diujikan di kota-kota Pulau Jawa dan Sumatera pada tahun 2009 dengan sistem komunikasi Home delivery mencakup ke Bali, Sulawesi, dan Kalimantan. Tahun ini, KFC telah memperluas sistemnya (delivery order) hingga ke bagian timur Indonesia. Sistem baru ini menyediakan jaringan komunikasi antar kantor regional besar KFC, menggunakan saluran Virtual Private Network (VPN) Multi Service, dan jaringan komunikasi antar tokonya lewat VPN Ezy HSDPA agar memudahkan KFC dalam mentransfer data pemesanan. Sistem informasi yang digunakan KFC menggunakan layanan Enterprise Collaboration System (ECS). Sistem ini juga digunakan oleh perusahaan fast food lainnya seperti : Mc‘Donald, Pizza Hut, dan lain-lain.
2. Experimentation : Google merupakan sebuah perusahaan publik Amerika Serikat yang berbasis di Mountain View, California yang berfungsi dalam pencarian Internet dan iklan online. Teknologi informasi yang digunakan oleh Google adalah “experimentation” dimana dilakukan 200 sampai 300 eksperimen setiap harinya. Google secara reguler melakukan A/B experiments tes pada halaman webnya. Untuk para pelanggan AdWords (iklan di Google), Google mengembangkan Website Optimizer, yang berfungsi untuk membantu pemasang iklan dalam meningkatkan efektivitas dari halaman webnya, dengan cara menguji apakah isi dari halaman web tersebut cukup “menjual”. Pemilik halaman web dapat menguji isi– misalnya: headline, gambar, serta teks promosi. Website optimiser dapat menguji berdasarkan trafik dari situs untuk menentukan isi yang mana yang paling memberikan nilai tambah. Google bertekad untuk memberikan layanan mengenai kebutuhan dari para penggunanya masa kini dan masa depan. Teknologi lain yang telah dipatenkan oleh Google yang membedakan dengan pesaingnya adalah Page Rank Technology dikombinasikan dengan Hypertext – Matching Analysis. Page Rank tergantung pada sifat demokratis web yang unik dengan menggunakan struktur linknya yang kuat sebagai indikator dari nilai sebuah halaman. Situs yang penting dan berkualitas tinggi akan memperoleh lebih banyak PageRank, dan akan diingat oleh Google pada tiap-tiap pencarian. Tapi halaman yang penting tetap saja tidak berguna bila ternyata tidak sesuai dengan keinginan anda. Oleh karena itu, Google mengkombinasikan Page Rank dengan teknik pembandingan teks untuk mencari halaman web yang penting dan relevan dengan apa yang anda cari. Melalui variasi tipe dari pengembangan produk-produk IT baru serta kemitraan, perusahaan Google terus bertambah maju dan berkembang sebagai “mesin pencari” dan bisnis periklanan selain itu juga banyak bisnis lainnya, dan termasuk web-based email (Gmail), peta online (Google maps), penerjemah bahasa Google (Google translate) dan lain-lain. Amazon adalah sebuah perusahaan perdagangan elektronik multinasional yang berkantor pusat di Seattle, Washington Amerika Serikat. Jeff Bezos mendirikan Amazon.com, Inc pada tahun 1994 dan situs ini mulai online di 1995. Seperti halnya Google, Amazon merupakan perusahaan berbasis IT eksperimen yang secara teratur melakukan apa yang disebut dengan "A/B experiments” tes dari halaman web yang memberikan versi berbeda dari halaman yang sama pada waktu yang sama untuk
pengunjung yang berbeda, memonitor pengalaman pelanggan dan selanjutnya mengikutinya. Contoh pemanfaatan teknologi dari Amazon yaitu cloud computing (komputasi awan) berupa penyediaan jasa Amazon Web Services (AWS). Dengan AWS pelanggan mendapatkan layanan komputasi, penyimpanan data, dan layanan lainnya serta memperoleh akses ke layanan infrastruktur TI sesuai tuntutan bisnis. Pelanggan memiliki fleksibilitas untuk memilih mana platform pengembangan atau model pemrograman yang paling tepat untuk bisnisnya. Daya tarik AWS adalah pelanggan hanya membayar untuk apa yang gunakan, tanpa muka biaya atau komitmen jangka panjang. Hasilnya adalah 22% pendapatan Amazon diraih dari bisnis ini, karena AWS memberikan margin yang lebih tinggi dibandingkan dengan bisnis ritel yang selama ini dikelola Amazon. Amazon juga meluncurkan layanan penyimpanan online yang disebut Layanan Amazon Penyimpanan Sederhana (Amazon S3) pada bulan Maret 2006. Jumlah yang tidak terbatas data objek, dari 1 byte sampai 5 terabyte, dapat disimpan di S3 dan didistribusikan melalui http atau Bit Torrent. Layanan ini mencharge biaya bulanan untuk data yang disimpan dan dipindahkan. Amazon juga memperkenalkan Amazon Simple Queue Layanan (Amazon SQS), sebuah layanan olah pesan yang dapat didistribusikan, Amazon Elastic Compute Cloud (Amazon EC2), sebuah situs maya pertanian, memungkinkan pengguna untuk menggunakan infrastruktur Amazon untuk menjalankan aplikasi mulai dari menjalankan simulasi ke web hosting. Pada tahun 2008, Amazon meningkatkan layanan dengan menambahkan Elastic Block Store (EBS). Harrah's Entertainment, Inc. merupakan sebuah korporasi judi yang memiliki dan mengoperasikan kasino, hotel, dan enam lapangan golf di bawah beberapa merek. Harrah's dimiliki oleh Hamlet Holdings (Apollo Management dan Texas Pacific Group). Harrah’s menggunakan TI berbasis “experimentation” untuk membentuk database dari 16 juta pelanggan yang pernah melakukan perjudian di kasino-kasinonya.
Para
pelanggan dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu seperti: tempat tinggal, berapa lama sebagai pelanggan Harrah’s, berapa besar jumlah uang yang mungkin mereka keluarkan di meja judi, berapa kali dalam setahun mereka berjudi dan sebagainya. Dari data tersebut, sistem informasi komputer di Harrah’s melakukan penghitungan model statistik yang dapat memprediksi, misalnya, kapan seorang
pelanggan akan datang lagi dan berapa uang yang akan dihabiskan. Lalu komputer dapat membuat suatu laporan perilaku atas pelanggan sehingga komputer dapat memberikan rekomendasi kepada front office kasino mana penjudi yang bisa ditawarkan untuk main judi lagi atau mana penjudi yang harus ditawarkan kamar hotel cuma-cuma. Strategi layanan Harrah’s sangat tergantung pada sistem teknologi informasi. Didasarkan pada pelanggan yang terdiri atas lebih dari 90 juta orang per tahun yang dilacak dan dipantau secara konsisten dilakukan untuk membantu perusahaan dalam memastikan optimalisasi pengalaman dalam hiburan untuk masing-masing pelanggan. Hal yang terpenting untuk sistem ini adalah akurasi. Informasi yang buruk dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang salah yang mungkin dapat menimbulkan biaya pada keberuntungan perusahaan Harrah’s yaitu waktu, uang, dan reputasi. Harrah’s mengidentifikasi pelanggan yang paling berharga menggunakan Diamond Loyalty Level untuk memastikan bahwa mereka menerima layanan pelanggan yang luar biasa. Ini dilakukan dengan pelacakan kebiasaan belanja setiap pelanggan. Jika pelanggan yang diidentifikasi memiliki roll tinggi, ia menerima penawaran khusus seperti upgrade gratis kamar hotel atau gratis akhir pekan perjalanan ke Harrah’s.
3. Sharing Contoh perusahaan yang melakukan informasi berdasarkan sharing ini adalah Mitra Tani Farm. Usaha ini didirikan pada bulan September 2004 oleh empat orang sarjana peternakan Institut Pertanian Bogor. Lokasinya berada di jl. Manunggal 51 No. 39 Rt 04/05 Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Bidang usaha yang dijalankan pada awalnya adalah penggemukan domba dan kambing, setelah berkembang usaha ini menjadi “pertanian terpadu berbasis peternakan”. Awal usaha peternakan ini berdiri diatas lahan seluas 800 m2 dengan lahan kandang 500 m2, dengan kapasitas kandang 700 sampai dengan 800 ekor. Pengelolaan usaha ini menyerap dua orang warga sekitar sebagai karyawan tetap. Pemasaran ternak MT Farm sendiri sebagian besar adalah lembaga aqiqah Jadebotabek dan rumah potong hewan tradisional serta melayani kebutuhan masyarakat akan hewan qurban. Saat ini sudah ada pengembangan usaha berupa catering aqiqah dengan nama Salamah Aqiqah, penggemukan sapi untuk potongan dan sapi qurban. Peternakan ini
sudah bekerjasama dengan Fakultas Peternakan dan Kedokteran Hewan IPB dalam hal penelitian, Iptekda Lipi IX untuk pemanfaatan hasil teknologi penelitian dan Kantor Jasa Tenaga Kerja (KJK) IPB dalam program magang mahasiswa tingkat akhir selama tiga bulan. Selain itu Mitra Tani Farm juga menjadi tempat konsultasi masyarakat sekitar tentang ternak mereka. Dengan kemudahan berbagi informasi ini diharapkan perusahaan dapat melahirkan inovasi-inovasi yang tentunya dapat mendukung perkembangan bisnis perusahaan. 4. Replication CVS adalah perusahaan terbesar kedua dalam rantai apotek di Amerika Serikat (setelah Walgreens). Sebagai divisi ritel farmasi CVS Caremark, CVS menjual obat resep dan berbagai macam barang dagangan yang umum, termasuk obat-obatan, produk kecantikan dan kosmetik, film dan jasa penyelesaian foto, barang musiman, kartu ucapan dan kenyamanan makanan melalui Farmasi dan toko ritel obat-obatan dan online melalui CVS.com. Ini juga menyediakan layanan kesehatan melalui Minute Clinic Healthcare serta klinik Diabetes Care Center. Sebagian besar berlokasi di dalam klinik CVS. Mengacu pada artikel, perusahaan CVS terbukti berhasil untuk meningkatkan proses bisnis dengan "Replikasi". CVS memiliki dasar yang kokoh terutama dalam hal pembinaan praktek tata kelola TI untuk mengeluarkan sistem dan teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi bisnis dan memberikan keunggulan kompetitif perusahaan. Ketika perusahaan CVS memimpin industri ritel dalam hal teknologi, perusahaan terus menerapkan sistem yang baru untuk meningkatkan efisiensi di toko-toko dan di apotek. Teknologi perusahaan CVS dimulai dengan pemikiran bisnis yang bagus dan jika kita melihat dari strategi inti, kita akan menemukan tujuan yang fokus pada pengalaman pelanggan dan layanan pelanggan. Perusahaan juga menerapkan sebuah bisnis untuk meningkatkan proses untuk pemesanan obat resep di salah satu apotek, yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan secara signifikan. Manajer juga memutuskan bahwa proses bisnis dan tertanam dalam sebuah informasi perusahaan sistem teknologi, dan kemudian mereka direplikasi ke 4.000 apotek lain di 4.000 toko CVS dalam waktu satu tahun. Penerapan sistem tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan pelanggan di semua apotek dan skor kepuasan pelanggan meningkat dari 86% menjadi 91%.
Pertanyaan 2 CVS menggunakan IT untuk meningkatkan proses bisnis, yang hasilnya berupa peningkatan kepuasan konsumen. Apa jenis profesi lain yang dapat memberikan benefit dari penggunaan teknologi sejenis, dan bagaimana? Kembangkanlah dua perbedaan yang memungkinkan?
Jawab : Pendekatan peniruan sebagaimana dilakukan oleh CVS dapat diterapkan pada industri pabrikan (manufaktur), bank, dan berbagai industri lainnya. Profesi lain yang menggunakan teknologi sejenis (Replikasi), yaitu :
1. PT Bank Mandiri Tbk Bank Mandiri
adalah adalah bank yang berkantor pusat di Jakarta, dan
merupakan bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan deposit. Bank ini berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Blueprint TI yang disusun Bank Mandiri tersebut cukup komprehensif, mulai dari sistem Supply Chain Management (SCM) terintegrasi hingga Customer Relationship Management (CRM). Sebagai sebuah proyek besar berjangka menengah, maka pengerjaan proyek ini tidak bisa sekaligus. Selain dilakukan secara bertahap, pengerjaan proyek juga diprioritaskan untuk anak usaha yang memiliki skala bisnis besar. Berikut ini adalah blueprint TI Bank Mandiri hingga tahun 2013:
Sistem integrasi penuh SCM
Penerapan aplikasi Business Intelligence on demand bagi semua pihak baik internal maupun eksternal
Penerapan seamless Enterprise Resource Planning (ERP) di semua anak perusahaan
Penerapan sistem CRM yang efektif.
Penerapan sistem e-commerce untuk memudahkan nasabah dalam belanja online.
Penerapan CRM korporat sehingga mampu memberikan informasi kepada masyarakat secara komprehensif, mengenai produk dan layanan yang diberikan.
1. PT. Indofood PT. Indofood merupakan salah satu contoh perusahaan yang bergerak di industri makanan yang memanfaatkan teknologi informasi. Perusahaan ini menerapkan suatu sistem informasi
yang bekerja
sama dengan minimarket-minimarket
daerah
pemasarannya. Bogasari merupakan salah satu produk dari perusahaan tersebut, manajemen bogasari menerapkan suatu sistem kerjasama dengan alfamart dan indomart. Dengan sistem yang dikembangkan tersebut dan diseragamkan di semua mitra pasar, manajemen bogasari dapat mengetahui jumlah tepung terigu yang dibeli konsumen di mitra kerja pada saat transaksi, sehingga pihak manajemen dapat mengklasifikasikan kapan produk mereka mengalami masa peak dan lo. Begitu juga jika persediaan yang ada di mitra sudah menipis dalam waktu di luar periode (lebih cepat), manajemen dapat langsung mengirimkan supply tambahan. Sistem ini telah memberikan manfaat yang cukup signifikan bagi keuntungan yang diperoleh perusahaan. Dengan sistem ini pula perusahaan dapat meramalkan kebutuhan yang akan mereka harus penuhi di masa depan. Sistem lain yang digunakan dan diseragamkan di semua lini adalah pada sistem distributor. Setiap kendaraan yang mengangkut produk mereka dipasangi GPS, hal ini agar para supir tidak melenceng dari jalur yang sudah ditentukan, selain itu dapat mengetahui ketika sang supir tidak lewat tol tetapi supir tersebut memiliki karcis tol, dan mereka meminta rembeurs sebagai penggantinya. Hal merugikan seperti ini dapat ditekan dengan sistem informasi tersebut.
Pertanyaan 3 : Brynjolfsson me-list empat cara di setiap perusahaan yang dapat memberikan pengaruh pada aset-aset IT perusahaan tersebut. sebutkan cara-cara lain apakah yang dapat digunakan oleh perusahaan global dalam memanfaatkan aset-aset IT-nya demi mendapatkan keuntungan strategis?
Jawab : Penggunaan Teknologi Informasi di suatu perusahaan sangat vital untuk memberikan kontribusi positif bagi pengembangan dan kelangsungan perusahaan baik untuk efisiensi, efektivitas dan produktivitas perusahaan. Peran teknologi informasi bagi sebuah perusahaan dapat kita lihat dengan menggunakan kategori yang diperkenalkan
oleh G.R. Terry, ada 5 peranan mendasar teknologi informasi di sebuah perusahaan, yaitu: 1. Fungsi Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. Karena sifat penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi informasi akan menjalankan fungsinya sebagai supporting agency dimana teknologi informasi dianggap sebagai sebuah firm infrastructure. 2. Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait. 3. Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya. Tidak jarang perusahaan yang pada akhirnya memilih menempatkan unit teknologi informasi sebagai bagian dari fungsi perencanaan dan/atau pengembangan korporat karena fungsi strategis tersebut di atas. 4. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi. 5. Fungsi Inter organisational merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau partnerships berbasis teknologi informasi seperti pada implementasi Supply Chain Management atau Enterprise Resource Planning membuat perusahaan melakukan sejumlah terobosan penting dalam mendesain struktur organisasi unit teknologi informasinya. Bahkan tidak jarang ditemui
perusahaan yang cenderung melakukan kegiatan outsourcing sejumlah proses bisnis terkait dengan manajemen teknologi informasinya ke pihak lain demi kelancaran bisnisnya.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. http://en.wikipedia.org/wiki/Amazon.com. [13 Agustus 2013]. Anonim. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Google. [13 Agustus 2013]. Anonim. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Harrah%27s_Entertainment. 2013].
[13 Agustus
Anonim. 2013. http://wisnudewobroto.com/kunci-keberhasilan-google-2-strategi-fokusfocus-strategic/. [13 Agustus 2013]. Anonim.
2013. http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/174-rencanabisnis/10487-hidupkan-roh-bisnis-ala-amazoncom-.html. [13 Agustus 2013].
Bank Mandiri. 2013. http://www.bankmandiri.co.id/corporate01/about_profile.asp. [13 Agustus 2013]. Mitra Tani Farm. 2013. http://www.mitratanifarm.com/tentang-kami/sejarah.html. [13 Agustus 2013]. O’Brien JA, 2002. Management Information Systems: Managing Information Technology in the E-Business Enterprises. 5th Edition, Irwin Inc. Boston, 2002.