SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PENCANANGAN "GERAKAN NASIONAL KEMITRAAN PENYELAMATAN AIR" DI ISTANA NEGARA, KAMIS 28 APRIL 2005, JAM 10.15 WIB Bismillah Hirrohma Nirohim. Ass. Wr. Wb. Selamat pagi, Salam Sejahtera bagi kita semua. Yang Saya Hormati : 1. 2. 3. 4. 5.
Saudara Menteri Pekerjaan Umum Para menteri koordinator dan Jajaran Kabinet Indonesia Bersatu Para Gubernur, para Bupati dan Walikota Para Pejuang dan Sukarelawan Penyelamatan Lingkungan Hidup Khususnya Air Hadirin sekalian yang Saya muliakan.
Sebelum Saya menyampaikan sambutan Saya, Saya mohon maaf karena Saya terlambat limabelas (15) menit dalam acara ini. Karena Saya harus menuntaskan Rapat Koordinasi Pemberantasan Korupsi yang sangat penting. Dalam rapat tadi hadir satuan pemerintah termasuk Jaksa Agung dan Kapolri, juga Ketua Badan Pengawasan Keuangan (BPK), Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ketua PPATK Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan, kemudian Ketua Komisi Ombuzman Nasional dan sejumlah pihak yang diundang menjadi lembaga root Undang-Undang Dasar dan Undang-Undang. Pelaksanaan Langkahlangkah dalam Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. Ini sangat penting dan saya mohon dukungan dari semua pihak agar perekonomian yang sudah tumbuh, tumbuh makin baik agar penerimaan negara yang mulai meningkat terus naik ke tingkat yang makin lebih besar.Dan, sebagai contoh, kurangi kebocoran dan cegah korupsi! Dan dengan demikian, lebih banyak yang bisa kita berikan kepada rakyat kita untuk pendidikan, kesehatan, peningkatan daya beli dan ain-lain. Dan kita melihat ke depan, pencegahan jauh lebih penting. Sekali korupsi terjadi, tidak mudah mengusutnya. Sudah ada yang hilang dan seterusnya dan seterusnya. Oleh karena itu saya minta semua, marilah kita cegah, kita cegah dan kita cegah tindakan-tindakan penyimpangan termasuk korupsi yang akan menghancurkan bangsa dan negara kita, menghancurkan masa depan bangsa dan negara kita. Ijinkan Saya untuk menyampaikan sambutan pada acara yang penting ini. Marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena hari ini kita dapat menghadiri Peringatan Hari Air sedunia ke-13 tahun 2005. Kegiatan ini sekaligus akan dirangkaikan dengan Pencanangan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air atau GNKPA. Sebagai Negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, sejak tahun 1994 kita telah secara resmi memperingati Hari Air Sedunia setiap tahunnya. Hal ini menandakan perhatian yang serius dari bangsa dan negara kita dalam menangani masalah air. Kita sungguh menyadari betapa pentingnya air bagi setiap mahluk hidup.setiap mahluk hidup. Karena itu, gerakan menyelamatkan air memang pantas kita dukung bersama, kita jadikan Gerakan Nasional, kita jadikan kampanye Nasional
Hadirin yang saya muliakan. Tema Peringatan Hari Air Sedunia tahun ini adalah Air untuk Kehidupan (Water for Life). Seperti yang telah saya katakan tadi, kita semua menyadari betapa penting dan strategisnya air bagi setiap mahluk hidup. Sdr. Menteri Pekerjaan Umum telah menyampaikan secara gamblang dan laboratif tadi, menjelaskan air dalam konteks luas.Air bagi kehidupan dan bagi masa depan negara kita, sustainability of the life for our Nation. Ini sangat penting dan nanti kita akan berbicara lebih luas lagi, "mengapa?". Ini masalah krusial, critical issue, tetapi sekaligus tanggung jawab yang besar dari para pemimpin, dari semua pejabat pemerintah, dari bapak-bapak tokoh-tokoh masyarakat untuk menyelamatkan air kita. Rakyat negeri kita yang tergolong beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi, mungkin melihat air sebagai hal yang biasabiasa saja. Namun semakin hari rakyat semakin menyadari bahwa air di negeri kita bukan saja untuk digarap tetapi juga perlu untuk diselamatkan. Di berbagai daerah, kelangkaan air sering kali terjadi disebabkan oleh musim kemarau yang panjang. Di daerah-daerah perbukitan batu kapur, meskipun curah hujan cukup tinggi, kelangkaan air tetap saja terjadi sebab daya serap tanah berkapur adalah sangat ringan. Di kota-kota barang tentu sumber air bersih kian langka. Di sini air bersih diperjualbelikan dengan harga cukup tinggi. Meskipun negeri kita adalah negara tropis, dengan curah hujan cukup tinggi, kita tetaplah harus waspada dengan air.Pertambahan penduduk, penebangan hutan secara liar dan makin menipisnya cadangan lahan untuk menampung air merupakan ancaman serius bagi ketersediaan air di masa sekarang dan di masa depan. Sebab itu, tidaklah berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa sumber daya air kita kini sudah mencapai tingkat kritis, sebagaimana tadi Menteri PU menyampaikan. Kita perlu merenungkan kembali penyusunan tata ruang kita, agar kita sungguh-sungguh sudah memikirkan, agar keseimbangan alam tetap terjaga dengan berkaca pada pembangunan fisik yang selama ini telah kita lakukan. Haruskah kita melakukan penjernihan terhadap air sungai yang kotor? Biayanya cukup mahal! Ataukah suatu ketika kita terpaksa harus menyuling air laut menjadi air tawar untuk dapat dimanfaatkan? Juga dengan harga yang tidak murah! Upaya penjernihan memang telah lama dilakukan di berbagai kota dan daerah. Semuanya itu memakan biaya mahal, yang lama kelamaan bertambah mahal. Apalagi harus menggunakan air laut, biayanya lebih mahal! Kita perlu hemat, tidak mengeluarkan biaya yang banyak terhadap hal-hal yang sebenarnya kurang memer- lukan biaya jika kita bersikap hati-hati. Jika alam tetap lestari rencana pembangunan fisik dijalani dengan baik, maka masalah ketersediaan sumber daya air sesungguhnya akan dapat kita atasi.Namun jika kita lalai, lahan menjadi rusak, Daerah Aliran Sungai (DAS) tidak lagi mendu kung, maka keadaan kita akan tenggelam dan berada diambang krisis yang serius. Bencana suatu saat akan mengancam. Di musim kemarau air menjadi sangat langka, di musim hujan air berubah menjadi banjir yang setiap saat akan mengancam keselamatan jiwa dan harta benda kita. Apa yang saya katakan ini bukan lagi sekedar cerita, namun hal yang benar-benar terjadi hampir setiap tahun di negeri kita. Sudah saatnya sekarang kita mendidik masyarakat untuk berhati-hati dan berhemat dalam menggunakan air. Pemborosan terhadap air masih terjadi dimana-mana, baik penggunaan air untuk kepentingan irigasi maupun penggunaan air untuk kepentingan rumah tangga,industri dan jasa. Alangkah baiknya jika para pendidik mengingatkan para anak didiknya, senantiasa mengingatkan mereka untuk bersikap hemat terhadap penggunaan air. Kesadaran seperti itu memang perlu ditumbuhkan sejak dini, agar ketersediaan air tetap terjamin untuk generasi-generasi yang akan datang. Hadirin sekalian yang saya muliakan. Untuk mengatasi permasalahan sumber daya air, pemerintah telah mengambil berbagai langkah. Kita telah membentuk Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) yang merumuskan dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan dan kebijakan nasional sumber daya air.Kita juga telah merevisi Undang-Undang Nomor 11 tahun 1974 tentang Pengairan
dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004. Dengan Undang-undang yang baru ini kita memiliki landasan Hukum yang kokoh dalam pengaturan Sumber Daya Air secara terpadu. Tentu kedua langkah itu belum berarti apa-apa dalam mengelola sumber daya air, jika tidak dilanjutkan dengan komitmen dan kerja keras dari semua pihak. Pengaturan dengan perangkat Hukum dalam UndangUndang Nomor 7 tahun 2004 memang memerlukan tingkat keterpaduan yang tinggi,sejak telah dari perencanaan pembangunan nasional sampai kepada penggunaan tata ruang pada setiap tingkatannya. Untuk itu Saya minta kepada setiap instansi pemerintah, pusat maupun di daerah, agar sungguh-sungguh memperhatikan hal itu. Kita sebenarnya tidak kekurangan kesepakatan dan pemahaman. Berbagai dialog, seminar dan diskusi mengenai sumber daya air telah sering dilakukan. Pada peringatan Hari Air Sedunia (HAS) ke-12 Tahun 2004 yang lalu, berbagai departemen di bawah Koordinasi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat telah mendeklarasikan itikad pemerintah untuk lebih terpadu dalam pengelolaan sumber daya air. Pada waktu itu telah ditandatangani Deklarasi Nasional Pengelolaan Air yang Efektif dalam Penanggulangan Bencana Dalam memperingati Hari Air Sedunia ke-13 tahun ini juga telah diselenggarakan Lokakarya Nasional Kemitraan Penyelamatan Air. Di samping itu telah diadakan pula Pameran Nasional Pembangunan dan Teknologi Tepat Guna Penyelamatan Air. Pada hari ini pun, kita akan mencanangkan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA). Saya sangat menghargai upaya-upaya yang telah dilakukan ini. Namun yang jauh lebih penting untuk kita lakukan ialah melaksanakan segala komitmen yang telah ada itu dalam tindakan-tindakan yang nyata. Kita akan sungguh berdosa jika Kita hanya pandai berkata, tentang sesuatu tetapi kita tidak pernah melakukannya dengan sungguh-sungguh. Karena itu, saya berharap pencanangan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air ini bukan sekedar sebuah upacara, tetapi benar-benar merupakan suatu Gerakan Nasional yang efektif untuk mengatasi ancaman krisis terhadap sumber daya air di negeri kita. Jika hal itu kita laku kan secara terukur dan dengan sungguh-sungguh, saya yakin hasilnya akan segera kita rasakan. Jika tidak, maka maka komitmen itu hanya tinggal sesuatu di atas secarik kertas yang tidak mempunyai makna apa-apa. Sebagai langkah nyata dalam melaksanakan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air, saya mengingatkan kepada berbagai instansi terkait untuk segera merumuskan kebijakan terpadu penyelamatan sumber daya air. Di berbagai daerah yang mulai terancam krisis, Departemen Pekerjaan Umum hendaknya dapat segera mengajukan daerah daerah yang diprioritaskan untuk segera dilakukan penyelamatan. Dengan adanya pemetaan wilayah yang diprioritaskan itu, kiranya dapat dilakukan langkah-langkah penyelamatan secara terpadu, sistematis dan terarah. Hadirin sekalian. Sebelum Saya menutup sambutan Saya ini, marilah kita benar-benar melihat peletakan sumber daya air ini sebagai kebutuhan vital, sebagai faktor penting penting dalam lingkungan hidup, sebagai masalah yang kritis dan perlu kita lakukan penyelamatan dan pengelolaan yang baik. Saya ini berasal dari Pacitan. Pacitan itu salah satu Kabupaten yang tandus, yang kering, yang sulit air. Mulai dari Kebumen Selatan kemudian ke Wates, Bantul, Wonosari, Wonogiri, Pacitan, Trenggalek, Tulung Agung. Itu daerah yang tandus. Air sangat-sangat sulit. Saya sejak kecil merasakan pentingnya air. Kadang-kadang di pegunungan itu, mengambil satu bambu sama ember ....... lima kilo jauhnya, untuk hidup di sini. Empat bulan yang lalu saya berkunjung melihat pendayagunaan air di Gunung Kidul bersama menteri PU dan menteri-menteri yang lain ... juga begitu. Sudah miskin, daerahnya tandus, membayar air
dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan yang dibeli oleh saudara-saudara kita di Pondok Indah. Jauh sekali! Kalau tidak salah di Jakarta (per kubik berapa Pak? - Presiden bertanya). Rp. 4.000,per kubik. Di Gunung Kidul berapa ? (Jawaban dari yang hadir - Rp. 12.500,- sampai dengan Rp. 13.000,per kubik). Bayangkan, tiga kali lipat! Tidak boleh terjadi! Kita bakukan semuanya! Saya pernah punya pengalaman hidup sewaktu operasi. Betapa pentingnya air! Suatu ketika kami sedang melaksanakan tugas, tugas berat di daerah operasi. Satu hari berangkat dengan botol air. Hari kedua kami nyaris tidak minum air. Hari ketiga kami hanya memotong ... apa namanya itu ... pohon ..... memotong akar yang besar dan hanya mendapatkan beberapa tetes air untuk hidup sehari. Dalam keadaan yang ekstrim, hidup kita sangat tergantung pada air Dan ternyata bukan hanya cerita seperti ini. Sekarang pun di banyak tempat di Indonesia dan di banyak tempat di dunia, juga mengalami krisis air. Salah kita sebagai pemimpin, sebagai tokoh, kalau kita bengong dan tidak melaksanakan langkah-langkah yang tepat sekarang ini untuk menyelamatkan sumber daya air, untuk memastikan anak-cucu kita mendapatkan sumber daya air untuk kehidupan, keberlanjutan/sustainability dari sumber daya air ini. Oleh karena itu saya menggaris bawahi dan tolong ... di sini ada para Gubernur, Bupati dan Walikota. Mari kita mengambil langkah-langkah yang lebih konkrit. Banyak cara, dan Saya selalu meletakkan kepemimpinan yang mulai dari Saya, para Menteri, para Gubernur, para Bupati/Walikota ... kita perduli pada masalahmasalah yang lebih kecil. Masalah sampah, masalah air, masalah pendidikan SD, masalah kesehatan/Puskesmas, dan lain-lain. Pelayanan publik, misalnya. Jadi mari kita laksanakan dengan sebaikbaiknya. Kreasinya macam-macam, silahkan kembangkan sendiri. Kita semua sangat sering melihat, baik di kantor swasta, kantor-kantor pemerintah, kadang-kadang air mengocor. Yang terakhir menggunakan air adalah orang yang tidak bertanggung jawab.. Siang hari semua listrik dinyalakan, padahal tidak perlu. Malam hari ketika kantor tutup, masih terang-benderang, padahal itu belum tentu dipakai. Pemborosan listrik! Pemborosan air! Itu adalah merupakan state of mind/alam pikiran kita, merupakan behaviour kita/perilaku kita. Cara membangun alam pikiran, nilai dan perilaku itu kita lakukan sedini mungkin. Melalui pendidikan formal maupun tidak formal, sekolah maupun masyarakat. Kemarin ... hari ... dua hari yang lalu saya minta diserahkan kepada saya (buku) pendidikan kewarganegaraan untuk SD,SMP, SMA ... segini (sambil Presiden mempertunjukkan dengan tangan), Saya buka semua. Mengapa? Anak-anak yang disebut formative genious (TK, SD, SMP, waktu 10 tahun) itulah tempat yang paling baik menanamkan nilai, menanamkan sikap, menanamkan disiplin, menanamkan perilaku. Kalau sudah Perguruan Tinggi ke sana itu, nyaris tidak mudah untuk membentuk tabiat, nilai, sikap dan perilaku. Andaikata pada pendidikan awal dijelaskan betul apa artinya air, apa artinya sumber daya alam, apa artinya ini-itu, ini-itu ... terus-menerus dilakukan, maka 10 tahun akan tercetak dalam pikirannya, dalam hatinya, dalam perilakunya bahwa mereka harus menyelamatkan air, mereka harus melakukan langkah-langkah yang baik... untuk apa aku begini, untuk apa aku begitu, untuk apa aku ikut antrian, dsb. Oleh karena itu ini penting dan bukan hanya bahan ajaran, bukan hanya diujikan secara tertulis, tetapi SD, SMP, atau TK itu adalah tempat yang baik untuk praktek. Kalau ada yang ngeluarkan air dan masih ngocor, tentu panggil oleh gurunya dan disetrap di sana. Ini contoh jelas. Itu mempercepat pembentukan sikap dan perilaku, moral. Demikian juga tugas-tugas kita, kecil tetapi kumulasinya di seluruh Indonesia jadi besar. Akan malang, negara kita yang sebenarnya tidak kekurangan air suatu saat menyuling air laut. Mahal sekali biayanya! Kalau di Saudi Arabia barangkali itu penting untuk menyuling air laut karena harus mengimpor air, dsb., karena kondisi tanahnya. Kalau di negara kita sebenarnya tidak ada alasan untuk itu! Ini tanggung jawab kita, ini kepemimpinan kita, ini tugas dan kewajiban kita! Oleh karena itu sekali lagi, jangan hanya menjadi pencanangan-pencanangan seremonial, mari kita turun
ke bawah. Biasakan para Bupati/Walikota berkunjung ke Kecamatan/Desa dan cek, bagaimana masyarakat hidup dan bagaimana para pemimpinnya melakukan ini. Demikian juga para Gubernur, Pemerintah Kota/Bupati lakukan hal yang sama. Insyaallah saya juga akan melaksanakan yang sama. Dengan demikian, persamaan kita inilah yang bisa menyelamatkan segalanya. Saya kira itulah yang dapat saya sampaikan dan ... hari esok, insyaallah, lebih baik dari hari sekarang. Jangan sia-siakan! Jangan sia-siakan! Saya ingin menggarisbawahi sedikit, sebelum kembali. Jarang sekali bertemu para Gubernur, pada hal Gubernur mitra Saya, bersama-sama Saya, di samping para Menteri. Kemarin Saya berkunjung ke perusahaan di Jakarta untuk melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan dan juga untuk melihat pergerakan nilai tukar Rupiah. Mengapa? Karena minggu-minggu terakhir ini, 2-3 hari terakhir terjadi semacam kepanikan, kalau-kalau terjadi krisis moneter, mengapa Rupiah terguncang, dan sebagainya. Saya harus turun! Setelah membagikan pekerjaan, WAPRES, Menteri Perekonomian,Menteri Keuangan, semua bekerja. Gubernur BI bekerja. Sinkronisasikan! BUMN bekerja, dan lain-lain sehingga insyaallah nilai tukar akan kembali normal dan pulih seperti sediakala. Tetapi mengapa saya harus turun langsung dan memastikan? Agar rakyat tidak resah, agar publik tidak memiliki salah pemikiran. Karena, tidak ada alasan apa pun sekarang ini bahwa nilai tukar kita terguncang dan jatuh secara tidak semestinya. Makro ekonomi kita baik. Fundamental ekonomi kita pada prinsipnya baik. Cadangan kita masih US$ 36 milyar. Kemudian growth kita 5,1% kemarin dan naik menjadi 5,5%. Kemudian inflasi memang naik, tetapi bisa dijelaskan mengapa naik. Yang lain-lain juga tidak ada permasalahan, baik keadaan politik secara nasional. Keamanan secara nasional juga tidak buruk. Sehingga dengan demikian sebenarnya mesti ada yang bisa dijelaskan. Saudara-saudara Pasar uang itu kan sama saja dengan pasar yang lain. Itu kan hukum ekonomi liberal, supply-demand, penawaran-permintaan. Yang namanya pasar, kalau yang membeli dollar itu banyak, besar, meningkat sedangkan penawarannya atau persediaannya tetap, harganya pasti akan naik. Demikian juga sebaliknya, suatu saat tidak ada sama sekali pembeli dollar padahal supply tetap, harga akan turun. Itu hukum ekonomi. Mengapa tiba-tiba banyak pembeli dollar? Karena memang ada lembaga-lembaga pemerintah dan nonpemerintah yang memang membutuhkan dollar dalam jumlah yang banyak untuk kepentingan usaha mereka, membayar hutang, membayar kewajiban-kewajiban mereka. Dan biasanya, kalau terjadi pembelian besar-besaran, ada yang ngintip. Itulah spekulan-spekulan, nebeng gitu, dalam bentuk sana-sini. Akhirnya terjadi sedikit rush, nervous pasar. Itu biasa terjadi. Itu yang terjadi. Nah ... karena itu yang kita lakukan, kelolalah dengan baik pembelian dollar supaya tidak mengguncangkan sana-sini di samping faktor-faktor yang lain. Jangan sampai ada gangguan politik, gangguan psikologis yang akhirnya membuat pasar benarbenar nervous. Yang kedua yang bisa kita jelaskan sebenarnya, kini kan terjadi perubahan policy di Amerika Serikat dari The Federal Reserve tentang dollar. Akibat perubahan policy itu, di seluruh dunia mata uang dollar itu menguat dibandingkan mata uang negara lain. Itu juga terjadi. Jadi ada bantuan faktor internal dan bantuan faktor eksternal. Nah, Saya mohon para Gubernur bisa menjelaskan kepada publiknya jangan sampai ada kepanikan-kepanikan, apalagi spekulasi-spekulasi yang tidak bertanggung jawab, karena bisa kita olah dengan baik. Dan kemudian kemarin sebagai contohnya, barangkali rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Indeks Harga Saham Gabungan sebenarnya di kawasan kita ini turun semua, Singapura, Hongkong, Seoul, Australia, dan di Tokyo. Tetapi kita punya kemarin malah naik 1 point dari 1.301 hari sebelumnya, kemarin tutup jam 18.00 1.302. Kemudian nilai tukar Rupiah 2 hari yang lalu mencapai 9.800 (per US Dollar). Sebelum tembus sampai 10.000 dan lain-lain, kita counter cepat. Sebab itu setelah kita tata semuanya, alhamdulilah, akhirnya pulih koq. Currency rate kemarin Rp, 9.559, jadi sudah susut sekitar 250. Saya tidak
tahu hari ini. Mudah-mudahan tidak ada gangguan. Tetapi semuanya dapat dijelaskan secara rasional. Itu yang Saya minta tolong sama kalian. Teruslah berkomunikasi dengan baik, teruslah berkomunikasi proporsional, kita cegah kepanikan-kepanikan yang tidak perlu! Hadirin sekalian yang Saya hormati. Inilah yang dapat saya sampaikan dan dengan mengucapkan bismillaahir rohmaanirrohim, Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air dengan resmi Saya nyatakan mulai. Dan mudah-mudahan Gerakan Nasional ini menyelamatkan sumber daya air kita, masa kini dan masa depan. Sekian dan Assalamu'alaikum wr.wb.
Presiden Republik Indonesia
DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Sumber: http://www.lin.go.id Koleksi: Perpustakaan Nasional RI, 2006