KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Edisi
03 Tahun XV Maret 2017 Karya Cipta Infrastruktur Permukiman
Bersama, Kita Selamatkan Air Untuk Kehidupan
daftar isi 04
Edisi
03/Tahun XV Maret 2017
10
13
20
15
22
04
berita utama
15
Inovasi TPS 3R Mulia Sari Kabupaten Banjar Dalam 3 Bulan Dapat Lampaui Target
30
sebaiknya anda tahu
08
liputan khusus
16
Taman Siring 0 Km Jantung Kota Warga Banjarmasin
lensa CK
10
info baru
17
32
Wali Kota Bandar Lampung Bersama Satker PSPLP Lampung Gelar Aksi Masyarakat Peduli Sungai
18
Wali Kota Provinsi Bangka Resmikan Sanimas Reguler KSM Bougenville
19
Walikota Palangkaraya Resmikan IPAL Komunal
Bersama Selamatkan Air Untuk Kehidupan Dirjen Cipta Karya Resmikan IPAL UNS
Cipta Karya Optimalkan Pelayanan Air Minum untuk Masyarakat
11
Cipta Karya Siapkan Infrastruktur Wisata Sungai di Banjarmasin
12
Dua Unit TES Kota Padang Segera Dihibahkan
13
Gubernur Kalimantan Utara Tinjau Berbagai Pekerjaan Bidang Cipta Karya di Pulau Sebatik
14
Indonesia dan Australia Berbagi Pengalaman Mengenai Kota Tangguh dan Berkelanjutan
02|Edisi 03Tahun XV
20
Belitung
inovasi
Kesulitan Lahan dalam Aplikasi Teknologi Lahan Urug (Landfill) Sampah
22
IPA KEDASIH Karya Anak Bangsa untuk Mengolah Air
28
Aplikasi Pendukung Bidang PBL Memudahkan Rancangan Arsitek
33
34
Fakta Tentang Buang Air Besar (BAB) Yang Perlu Anda Ketahui DWP Ditjen Cipta Karya Siap Dukung Gerakan Anti Korupsi Menteri PUPR Ajak Masyarakat Peduli Air dan Kelola Air
seputar kita
PBL Kalsel Mantapkan FKH di Batola Cipta Karya Ajak Pemerintah Australia Benahi Air Limbah Menteri PUPR Lantik 20 Pejabat Tinggi Madya dan Pratama di Lingkungan Kementerian PUPR
editorial Pelindung Sri Hartoyo Penanggung Jawab Rina Agustin Indriani Dewan Redaksi Dwityo A. Soeranto, Adjar Prajudi, Rina Farida, Dodi Krispratmadi, Mochammad Natsir Pemimpin Redaksi Mardi Parnowiyoto Penyunting Redaksi Ardhani P, Indah Raftiarty ER, Astaf Aji Pranaya Bagian Produksi Ari Iswanti, Bramanti Nawang Sari, Dewi Savitri, Rizqiah Darmawiasih Bagian Administrasi & Distribusi Fajar Drestha Birawa, Harniati Ulfah Kontributor Sri Murni Edi K, Taufan Madiasworo, Edward Abdurrahman, Tanozisochi Lase, Diana Kusumastuti, Dian Irawati, Marsaulina Pasaribu, Didiet A. Akhdiat, Nieke Nindyaputri, Prasetyo, M. Sundoro, Darmawel Umar, Sandhi Eko Bramono, Ade Syaiful Rachman, Kusumawardhani, Indah Widyahapsari, Bhima Dhananjaya, Airyn Saputri Harahap, Meinar Manurung Alamat Redaksi Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru 12110 Telp/Fax. 021-7245754 Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang Cipta Karya ke email
[email protected] atau saran dan pengaduan di www.pu.go.id
http://ciptakarya.pu.go.id
Simbiosis Amensalisme Air dan Limbah
A
ir adalah sumber kehidupan yang keberadaannya sangat vital bagi manusia, bahkan juga bagi seluruh makhluk hidup. Setiap kegiatan manusia tidak lepas dari penggunaan air, seperti kegiatan MCK, minum, dan kegiatan industri. Akan tetapi berbagai kegiatan manusia ternyata membawa dampak negatif bagi keberadaan air itu sendiri. Mulai dari pencemaran dengan membuang sampah di badan air, hingga pencemaran masif seperti limbah domestik bahkan limbah industri dan limbah pertanian. Sedangkan untuk definisi limbah itu sendiri adalah buangan atau sisa kegiatan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik. Umumnya limbah “berlimpah” saat terbentuknya suatu permukiman oleh manusia. Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan, limbah dibagi menjadi tiga yaitu limbah padat, limbah cair dan gas. Semakin banyak limbah yang dihasilkan akan dapat menyebabkan dampak terhadap lingkungan. Limbah yang dihasilkan bisa berdampak positif dan negatif terhadap lingkungan tergantung penanganannya. Maka dari itu, perlu dilakukan pengolahan limbah secara sistemik dan periodik dalam rangka pengurangan dampak terhadap lingkungan. Hubungan atau simbiosis antara air dan limbah ini dapat diibaratkan amensalisme, yang artinya satu objek merugikan, objek lainnya tidak dirugikan maupun diuntungkan. Artinya keberadaan air bagi manusia dirugikan oleh limbah, namun ironisnya limbah itu sendiri dihasilkan akibat perbuatan atau kegiatan manusia. Demi kelangsungan air untuk kehidupan sudah semestinya kita mengelola limbah sebelum memasuki badan air. Sesuai dengan siklus hidrologi, jumlah air di muka bumi adalah konstan. Namun akibat pencemaran limbah, air mengalami penurunan kualitas hingga tidak dapat dipergunakan. Misalnya di beberapa tempat air tanah telah mengalami penurunan kualitas akibat perembesan limbah cair domestik, industri, maupun pertanian. Data dari WHO dan UNICEF menunjukkan bahwa sekitar 80% limbah berasal dari rumah tangga, kota, industri, dan pertanian mengalir kembali ke alam tanpa diolah atau digunakan kembali, dan pada akhirnya mencemari lingkungan. Karena itulah, kita perlu meningkatkan cara pengumpulan dan pengolahan air limbah agar aman digunakan kembali. Pada waktu bersamaan, kita perlu mengurangi kuantitas dan beban polusi pada air limbah yang kita hasilkan, untuk membantu melindungi lingkungan dan sumber daya air. Mari kita kurangi dan gunakan kembali lebih banyak air limbah dan bantu memastikan semua orang memiliki akses universal terhadap persediaan air bersih yang aman dan berkelanjutan. (Teks: Redaksi)
@ditjenck @ditjenciptakarya Ditjen Cipta Karya Ditjen Cipta Karya
[email protected]
Tahun XVEdisi 03 |03
berita utama
Bersama Selamatkan Air Untuk Kehidupan Air dan Air Limbah merupakan tema Hari Air Dunia XXV tahun 2017. Hari Air Dunia adalah peringatan yang ditujukan untuk meningkatkan perhatian publik akan pentingnya air bersih dan untuk menyadarkan kita semua untuk mengelola sumber-sumber air dengan lebih baik dan berkelanjutan. 04|Edisi 03Tahun XV
A
ir dan Air Limbah merupakan tema Hari Air Dunia XXV tahun 2017. Hari Air Dunia adalah peringatan yang ditujukan untuk meningkatkan perhatian publik akan pentingnya air bersih dan untuk menyadarkan kita semua untuk mengelola sumber-sumber air dengan lebih baik dan berkelanjutan. Tema tersebut mengajak semua untuk lebih memperhatikan keterkaitan antara pe menuhan kebutuhan air dan manajemen air limbah dalam rangka pembangunan berke lanjutan. Selain itu, apabila masyarakat dari semua kalangan dan profesi semakin sadar akan manfaat pengaturan air limbah yang baik, hal ini merupakan investasi yang efisien bagi kehidupan, kesehatan manusia dan ke lestarian lingkungannya. Salah satu dari 17 target Sustainable Development Goals (SDGs 2030) adalah me mastikan akses pada air bersih dan sa ni tasi untuk semua. Dewasa ini, kelangkaan air berdampak pada 40% orang di seluruh dunia. Lebih dari 663 juta orang hidup tanpa pasokan air bersih dekat dengan ru
mahnya, menghabiskan waktu berjam-jam mengantri atau berjalan jauh ke sumber air, dan menghadapi masalah kesehatan karena menggunakan air yang terkontaminasi. Ini merupakan angka yang meng kha watirkan dan diperkirakan akan terus ber tambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk bumi. Pada tahun 2050, diper kirakan jumlah penduduk dunia mencapai 9 miliar, dan diprediksi setidaknya satu diantara empat orang akan terdampak kekurangan air. Di Indonesia, tidak sedikit tantangan dalam hal penyediaan air baku untuk air minum, dan pengolahan air limbah. Dewasa ini cakupan akses aman air minum sekitar 70%. Untuk mencapai 100% akses aman air minum pada tahun 2019, diperlukan daya dukung air baku yang cukup besar. Pelayanan air minum melalui jaringan per pipaan sekitar 20% dimana sebagian besar berada di kawasan perkotaan. Kon disi ini disebabkan infrastruktur yang te lah terbangun belum dimanfaatkan se cara optimal dan kurang maksimalnya pemasangan pipa distribusi serta sambungan
rumah oleh Pemerintah Daerah. Sampai dengan tahun 2019, Kementerian PUPR melaksanakan langkah-langkah pe nye diaan air minum yang didukung infra struktur penyediaan air baku yang andal, dan infrastruktur sanitasi. Langkah pertama dilakukan dengan meningkatkan penyediaan air baku yang diiringi pengendalian dalam pemanfaatan air tanah. HAD yang diperingati setiap tanggal 22 Maret ini menjadi momentum bagi seluruh masyarakat dunia untuk bekerja sama men
jaga kualitas dan kuantitas air demi keber langsungan hidup di masa depan. Indonesia sebagai negara maritim, memiliki persoalan ketersediaan air bersih dan degradasi kualitas air akibat pencemaran limbah. Terlebih dengan pertumbuhan persentase penduduk yang semakin tinggi terutama di kawasan perkotaan yang kini menjadi tempat tinggal 53% penduduk, berdampak langsung pada peningkatan kebutuhan air bersih dan lingkungan permukiman yang lebih sehat. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menga takan, melalui peringatan HAD disamping mengingatkan kembali semua elemen bang sa akan pentingnya air sebagai sumber ke hidupan, juga mengenai potensi bencana yang terkait air. Langkah kedua, dengan meningkatkan akses prasarana dan sarana air limbah. Air limbah yang tidak dikelola dengan baik memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Ke ru gian ekonomi yang ditimbulkan apabila pemerintah tidak meningkatkan kualitas
pengelolaan air limbah, khususnya air limbah domestik dapat mencapai 2,3% dari produk domestik bruto tahunan. Air limbah domestik yang tidak terolah merupakan penyumbang terbesar pen ce maran air permukaan (termasuk di dalamnya sungai, danau, waduk dan ben dungan) dan air tanah. Salah satu contohnya adalah hasil pemantauan terhadap air sumur di DKI Jakarta oleh BPHLD DKI Jakarta tahun 2014, yang menunjukkan bahwa 80% hingga 90% air tanah di Jakarta tercemar bakteri E. Coli.
Sedangkan, sumber air baku untuk air minum di Indonesia sangat bergantung pada air permukaan dan kedepannya mayoritas air minum kita masih bersumber pada air tanah (bukan jaringan perpipaan). Penyediaan Air Bersih dan Pengelolaan Air Limbah Terus Dipacu Selain menunjang ketahanan pangan, pe ningkatan kuantitas air juga demi me me nuhi kebutuhan manusia lainnya, se perti kebutuhan air rumah tangga, perkotaan, dan kegiatan industri. Sementara, dari sisi kualitas, sebagian besar air yang dimanfaatkan masih ber kualitas buruk. Hal itu dikarenakan adanya pencemaran limbah serta kerusakan tanah sebagai resapan air akibat alih fungsi lahan oleh masyarakat. Pada awal 2015, akses aman air minum baik melalui jaringan perpipaan maupun non perpipaan di Indonesia sebesar 68%, dan meningkat menjadi 71% di akhir 2016. Hingga akhir 2019 mendatang, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya terus berupaya untuk mendekati target 100% akses aman air minum. Terkait pengolahan air limbah, Kemen terian PUPR mendorong pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpusat dan terpadu di berbagai daerah, salah satunya yang termasuk kegiatan Tahun XVEdisi 03 |05
strategis nasional sesuai Perpres Nomor 3 tahun 2017, yaitu pengolahan air limbah Jakarta (Jakarta Sewerage System (JSS)) yang tersebar di 15 zona. Bila rampung nantinya pada tahun 2035 diperkirakan akan dapat melayani 90 persen warga Jakarta. Saat ini baru 13 kota yang memiliki sistem pengelolaan air limbah secara off site Program/Kegiatan
Satuan
yang tidak diimbangi dengan pembangunan pengolahan air limbah domestik yang layak, sama saja hal nya dengan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Kendala pengelolaan air limbah di Indonesia diantaranya masih minimnya ke tersediaan lahan untuk tempat pengolahan air limbah domestik, terutama di daerah Renstra Kementerian PUPR 2015-2019 2015
2016
2017
2018
2019
Total
Pengaturan, Pembinaan dan Pengawasan
Kabupaten/Kota
507
507
507
507
507
507
Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kota, Kawasan dan Komunal
Kabupaten/Kota
7
7
10
12
12
12
Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kawasan
Kabupaten/Kota
60
65
70
40
30
150
Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Komunal
Kawasan
80
95
120
90
73
458
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Kabupaten/Kota
32
30
57
57
46
222
Ini infrastruktur air limbah yang telah terbangun tahun 2016
yaitu Medan, Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Solo, Balikpapan, Banjarmasin, Cirebon, Denpasar, Batam, Manado, Tangerang, dan Malang, dimana air limbah domestik dialirkan melalui sistem perpipaan dan diolah secara terpadu dalam satu lokasi IPAL, itupun baru menjangkau sebagian dari warga kotanya. Meskipun beberapa wilayah di Indonesia sudah mencapai 100% akses sanitasi, namun belum tentu air limbah domestik yang dibuang ke badan air sudah aman untuk lingkungan. Pembangunan toilet (MCK)
06|Edisi 03Tahun XV
perkotaan dan tingginya biaya investasi, operasional dan pemeliharaan terutama untuk sistem pengelolaan air limbah secara terpusat (off-site system) yang sangat dibu tuhkan di area permukiman padat penduduk. Hal tersebut merupakan dampak dari ketidaksiapan pemerintah, terutama Peme rintah Daerah, untuk memprioritaskan pem bangunan sektor sanitasi, masih minim nya dasar hukum yang kuat sebagai acuan bagi pemerintah untuk mendorong pembangunan air limbah domestik dan lemahnya kesiapan
Pemerintah Daerah untuk pembangunan sektor sanitasi, baik dari segi perencanaan hingga komitmen keberlanjutannya. Di sisi lain, tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat, bahwa pengelolaan air limbah tidak hanya sekedar membangun toiletnya saja, namun juga harus memperhatikan kelestarian kualitas sumber air yang mereka gunakan dari pencemaran oleh air limbahnya sendiri, masih sangat rendah. Mereka yang membiarkan sampah dan air limbah yang belum diolah mengalir ke badan air akan menjadi sumber pencemaran. Akibatnya, air permukaan tidak bisa lagi digunakan sebagai air baku. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perubahan sikap masyarakat yang sadar akan perilaku hidup bersih dan sehat. Dan selanjutnya, dukungan masyarakat menjadi sangat penting. Untuk mengakomodasi hal ini, pengelolaan air limbah berbasis masyarakat dilakukan pada skala lingkungan dengan skema Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk perdesaan dan Sanimas di perkotaan. Dengan pendekatan tersebut diharapkan kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dapat meningkat. Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui program Sanimas melibatkan masyarakat pada kegiatan penanganan air limbah dan
memerlukan kerjasama semua stakeholder. Program tersebut melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan, penentuan lokasi IPAL hingga pengoperasian dan peme liharaan. Dengan program Sanimas, masya rakat diedukasi sehingga menyadari bahwa buangan limbah rumah tangga harus diolah untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Peringatan HAD XXV ini tentu merupakan momen untuk kembali menguatkan komit men, meningkatkan semangat, dan untuk memberi pemahaman pada masyarakat agar lebih bijaksana dalam memanfaatkan air. Pembangunan infrastruktur air baku, air bersih dan air limbah merupakan salah satu unsur penopang pertumbuhan ekonomi.Untuk itu, investasi pembangunan infrastruktur ini memang harus lebih didorong, dengan tidak melupakan aspek standar operasi yang benar dan pemeliharaannya. Pembangunan infrastruktur memerlukan dukungan dan ker jasama baik lintas program maupun lintas sektor. “Sebagai bentuk tanggung jawab bersama untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia, dan masa depan bangsa yang mampu ber saing dengan bangsa lain. Saya menga
Desa Lau Gumba Dsn I, Kab Karo
jak semua pihak untuk bekerjasama dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang sedang kita lakukan,” ajak Basuki. Kementerian PUPR memberikan apresiasi kepada beberapa Pemerintah Provinsi, ka bupaten/kota yang konkrit memberikan du
kungannya bagi pembangunan infrastruktur tersebut. Selamat Hari Air Dunia 2017. Berlimpah dan bersih airnya, sedikit limbahnya. Bersama selamatkan air untuk kehidupan. (Teks: Redaksi)
Tahun XVEdisi 03 |07
liputan khusus
Dirjen Cipta Karya
Resmikan IPAL UNS
Direktur Jenderal Cipta Karya Sri Hartoyo meresmikan Instalasi Pengelolaan Air Limbah Universitas Negeri Semarang (IPAL UNS) berkapasitas 1.290 m³/hari sekaligus melakukan serah terima pengelolaan IPAL UNS kepada UNS, di Kampus UNS, Kota Surakarta, Kamis (9/3/2017).
D
irektorat Jenderal Cipta Karya, melalui Satker Pengembangan Sistem Penye hatan Lingkungan Permukiman (PSPLP) Provinsi Jawa Tengah, telah membangun IPAL Domestik Kawasan Jebres, yang melayani wilayah Kampus UNS dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. IPAL kawasan Jebres dibangun untuk me menuhi kebutuhan sarana sanitasi khususnya untuk masyarakat Kampus UNS, dan lebih jauh lagi IPAL ini dibangun untuk mengurangi beban pencemaran di Sungai Bengawan Solo akibat air limbah domestik yang tidak terolah. Sri Hartoyo mengungkapkan, pelayanan
08|Edisi 03Tahun XV
IPAL kawasan Jebres dibangun untuk memenuhi kebutuhan sarana sanitasi khususnya untuk masyarakat Kampus UNS.
sekaligus penyediaan sarana dan prasarana sanitasi yang layak serta berkelanjutan me rupakan salah satu kebutuhan dasar bagi masyarakat, tidak terkecuali untuk pe me nuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar di lingkungan akademik. Sarana sanitasi yang layak dapat men dukung terciptanya proses belajar mengajar yang lebih baik. “Lebih dari itu, penye diaan sarana sanitasi yang layak juga dapat mencegah terjadinya akumulasi pencemaran terhadap badan air di sekitar kita,” tutur Sri Hartoyo. Sri Hartoyo menjelaskan, air yang telah diolah IPAL tersebut juga berkualitas layak buang, sehingga aman bagi kelestarian
ekosistem sungai. Maka dari sini IPAL dapat mengurangi beban pencemaran di Sungai Bengawan Solo akibat air limbah domestik yang tidak terolah dari kawasan Jebres, khususnya Kampus UNS. “Jika tidak diolah, limbah akan menjadi black water yang mengandung banyak bak teri berbahaya untuk masyarakat dan ba dan air (sungai). Dengan adanya IPAL ini, limbah domestik dapat terolah menjadi air berkualitas yang layak pakai dan layak buang, sehingga aman digunakan oleh masyarakat dan tidak merusak sungai,” ujar Sri Hartoyo. Cakupan pelayanan air limbah domestik kawasan Jebres saat ini adalah 77% yaitu melalui 135 sambungan bangunan dan 65
sambungan rumah yang berada di sekitar Kampus UNS. Sri Hartoyo menambahkan, tahun 2017 ini ditargetkan akan ada penambahan 900 sambungan rumah untuk memenuhi kapa sitas optimal IPAL Jebres. Sri Hartoyo berharap dengan dibangun nya IPAL di Kampus UNS ini dapat menjadi sumber keilmuan, riset, dan teknologi bagi masyarakat kampus, dan dapat menjadi “source of knowledge” dalam pengelolaan air limbah domestik yang dapat menjadi bekal keilmuan bagi semua pihak. Peresmian ini turut dihadiri oleh ang gota Komisi V DPR RI Sujadi, Direktur Jen deral Perhubungan Udara Kementerian Per hubungan Agus Santoso, perwakilan dari akademisi Universitas Gadjah Mada Wahyu Sardjono, Kepala Dinas PUPR Surakarta Endah Sitaresmi, Kasubdit Air Limbah Kementerian PUPR Suharsono Adi Broto, dan Kepala Satker PSPLP Provinsi Jawa Tengah Hasir. (Teks: Rbt – AYS/randaljateng/ari/dewi) Tahun XVEdisi 03 |09
info baru
Cipta Karya Optimalkan Pelayanan Air Minum untuk Masyarakat Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Balai Teknik Air Minum menggelar Bimbingan Teknis Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Minum serta Mekanikal dan Elektrikal Air Minum di Bekasi, Senin (13/03/2017).
D
irektur Jenderal Cipta Karya Sri Hartoyo mengungkapkan, pengolahan air ber tujuan untuk menjadikan air layak dikonsumsi sehingga aman bagi kesehatan. Air yang dihasilkan harus memenuhi syarat kualitas, yang mencakup syarat fisika, kimia, mikrobiologi, dan radioaktif sebagaimana standar yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI. ”Setelah kita mengetahui standar air minum yang akan dihasilkan, maka harus memulai untuk melihat air bakunya seperti apa,” tutur Sri Hartoyo. Sri Hartoyo menjelaskan, saat ini se bagian besar lembaga penyedia air minum perpipaan masih belum mampu mem pro duksi dan mendistribusikan air layak mi num sesuai dengan standar kualitas yang
10|Edisi 03Tahun XV
ditentukan. Dari sisi kuantitas, persentase masyarakat yang mempunyai akses pada air minum dengan sistem perpipaan yang aman masih terbatas. Seringkali tarif air minum yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah bersama-sama dengan DPRD setempat ma sih mengedepankan aspek sosial dan politik daripada aspek teknis dan ekonomi, sehingga tarif air minum yang ditetapkan masih lebih rendah dari biaya produksi. ”Pelatihan perencanaan Instalasi Pengo lahan Air (IPA) ini penting karena standar pelayanan air minum harus memenuhi 4K, yaitu kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan keterjangkauan. Dengan memenuhi stan dar tersebut PDAM akan lebih sehat dan produktif dalam melayani air minum kepada masyarakat,” ujar Sri Hartoyo.
Salah satu faktor penting dalam peni laian kinerja PDAM adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh PDAM tersebut, karena SDM merupakan aset uta ma sebagai penggerak yang berkontribusi terhadap kinerja perusahaan. Keterbatasan SDM yang dimiliki oleh PDAM di daerahdaerah tertentu sangat dirasakan penting untuk segera diatasi. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan me lakukan peningkatan kompetensi baik me lalui bimbingan teknis atau pendidikan dan pelatihan, baik formal maupun informal bagi karyawan PDAM. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kapasitas SDM bidang air minum yang terampil, terlatih, handal, berwawasan, dan mampu mengatasi berbagai persoalan bidang air minum ke depan. ”Saya harap, pelatihan ini dapat mem berikan manfaat bagi PDAM masing-masing daerah sehingga dapat melayani air minum untuk masyarakat secara optimal,” tutup Sri Hartoyo. (Teks: bns)
info baru
Cipta Karya Siapkan Infrastruktur Wisata Sungai di Banjarmasin
K
unjungan diadakan dalam rangka koordinasi persiapan kampanye edu kasi publik bidang penataan bangu nan dan lingkungan yang mengangkat tema Implementasi Penataan Bangunan dan Ling kungan yang rencananya akan dise leng garakan pada awal April mendatang. Ibnu Sina yang ditemui oleh rombongan menyambut baik dan menyatakan kesedia annya terkait rencana tersebut sekaligus sebagai ajang sharing mengenai Kota Banjar masin sebagai Kota Pusaka Sungai. Kasatker PBL Provinsi Kalimantan Se
latan Syamsul Bahri mengatakan Banjar masin dipilih sebagai lokasi kampanye karena dianggap mengimplementasikan Pe ra turan Daerah (Perda) tentang Bangunan Ge dung dengan baik dan konsisten pada tahun lalu dan dianggap telah mendorong implementasi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) serta Sertifikat Laik Fungsi (SLF) sebagai instrumen pengendalian pembangunan ge dung. Banjarmasin secara historis merupakan kota air dan diarahkan sebagai Kota Pa riwisata Sungai Satker PBL Provinsi Ka limantan Selatan sudah memiliki dukungan infrastruktur terkait hal tersebut se perti
Walikota Banjarmasin Ibnu Sina menerima perwakilan dari Direktorat Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya, Selasa (14/03/2017) saat mengunjungi Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan selama dua hari.
pedestrian di pasar Terapung Baru, dermaga, siring dan taman di Kawasan Ilir, Rawasari, Kampung Arab, serta kawasan Jalan soe dirman, kawasan Museum Wasaka untuk memudahkan fasilitas tranportasi sungai dan wisatawan. “Kegiatan ini nanti akan kita meriahkan dengan susur sungai (wisata air) di Kota Banjarmasin seraya menikmati wisata sungai dengan memakai klotok, sambil kita melihatlihat infrastruktur pendukung yang sudah dibangun oleh Satker PBL dan rencananya acara akan dihadiri oleh 300 peserta dari pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatra,” ujar Syamsul. (Teks: HRD KALSEL/ari) Tahun XVEdisi 03 |11
info baru
Dua Unit TES Kota Padang
Segera Dihibahkan K
epala Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) Provinsi Suma tera Barat Gatot Joko Sungkowo mengatakan, bahwasanya TES tersebut diba ngun pada tahun 2014 dengan total biaya Rp. 41 miliar, TES ini sendiri berfungsi sebagai tempat evakuasi sementara bagi masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana tsu nami dan diharapkan dapat menampung 2.000 jiwa tiap unitnya. Lebih lanjut Gatot menyampaikan, cek fisik yang dilakukan Kementerian Sekretariat Negara dilatarbelakangi untuk hibah aset dengan pagu anggaran di atas Rp. 10 miliar, harus mendapatkan persetujuan Presiden RI.“Cek fisik yang dilakukan Sekretariat Ne gara merupakan rangkaian proses hibah
12|Edisi 03Tahun XV
aset, dimana aset yang pagu anggarannya di atas Rp. 10 miliar harus melalui persetujuan Presiden Republik Indonesia,” tutur Gatot. Gatot menambahkan, proses hibah 2 unit TES ini dapat selesai pada bulan April, sehingga TES ini dapat dikelola dengan baik oleh Pemerintah Kota Padang. (Teks: rjp/randalsumbar/ari)
Dalam rangka percepatan proses hibah dua unit Tempat Evakuasi Sementara (TES) di Kelurahan Parupuk Tabing Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat beserta Kementerian Sekretariat Negara melakukan cek fisik kedua unit TES tersebut, Jumat (10/03/2017).
info baru
Gubernur Kalimantan Utara Tinjau Berbagai Pekerjaan Bidang Cipta Karya di Pulau Sebatik Dalam rangka melaksanakan pembangunan, Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie mengunjungi dan mengevaluasi paket kegiatan di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan, Sabtu (18/03/2017).
S
ebagai pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia, Pulau Sebatik juga termasuk dalam Kawasan Strategis Nasional (KSN). Dalam kesempatannya, Gubernur Kali mantan Utara mengunjungi beberapa lokasi kegiatan yang pendanaannya dari APBN dan APBD Provinsi Kalimantan Utara. Irianto me ngatakan, Insya Allah lusa dirinya akan diundang mengikuti rapat terbatas (ratas) yang dipimpin Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara.
Akan hadir pula sekitar 23 menteri dan pimpinan lembaga negara setara menteri dan Staf Khusus Presiden. “Saya akan
menyampaikan paparan terkait dengan evaluasi proyek strategis nasional dan program prioritas di Provinsi Kaltara agar bisa juga dimasukkan dalam proyek strategis nasional,” tutur Irianto. Sementara, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Kalimantan Utara Suheriyatna, menambahkan PPK Ran dal Kalimantan Utara harus menjadi garda terdepan untuk meramuh dan merencanakan setiap usulan prioritas kabupaten/kota dan mengawal paket kegiatan strategis nasional bidang Cipta Karya sehingga pembangunan akan sinergi dengan program gubernur un tuk membangun daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar dapat terlaksana. (Teks: RandalKaltara/HajarAswadi/ari) Tahun XVEdisi 03 |13
info baru
Indonesia dan Australia Berbagi Pengalaman Mengenai Kota Tangguh dan Berkelanjutan
A
cara yang dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti tersebut dihadiri oleh pem bicara yakni Menteri Pengembangan Wila yah Australia Fiona Nash, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Rido Matari Ichwan, dan Direktur Proyek Sektor Energi, Komite Percepatan Penyediaan Infra struktur Prioritas Triharyo Indrawan Soesilo. Berbagai inisiatif sedang dilakukan Pemerintah Indonesia menuju kota tangguh, di antaranya melalui pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar baik kawasan perkotaan maupun di perdesaan, guna menjamin ke giatan ekonomi, sosial, dan budaya secara nyaman dan sehat. Namun dengan jumlah kota-kota di Indonesia yang banyak dan kondisi geografis penduduk yang beragam, upaya-upaya tersebut perlu disertai pula de ngan regulasi yang lebih terbuka bagi ma suknya inovasi-inovasi baru. “Saat ini kita sedang membangun
14|Edisi 03Tahun XV
kota-kota yang responsif terhadap ke bu tuhan pembangunan melalui pende ka tan partisipatif dan inklusif yang meli bat kan kelompok masyarakat mulai tahap peren canaan, pelaksanaan, sampai dengan operasional dan pemeliharaan. Sampai de ngan tahun 2019, akan dibangun prasarana dan sarana air minum, pengolahan air limbah dan sampah komunal serta pena taan kawasan kumuh perkotaan,” tutur Anita Firmanti. Sementara itu, Fiona Nash mengatakan Indonesia dan Australia mempunyai kemi ripan dalam menghadapi tuntutan pesatnya urbanisasi. Untuk itu, kolaborasi antara kedua negara dapat menjadi keunggulan yang unik dalam percepatan peningkatan kualitas hi dup masyarakat perkotaan. Kota tangguh adalah kota yang secara fisik, sosial, dan ekonomi mampu menghadapi kedua tantangan utama tersebut. Ciri-ciri kota tangguh adalah kota yang menyediakan
Indonesia dan Australia saling berbagi pengalaman tentang bagaimana cara mengembangkan dan menjadikan kota-kota di kedua negara tersebut agar menjadi kota yang tangguh, dalam diskusi bertajuk “Bussiness and Policy Round Table for Implementation of Resilient Cities” di Gedung Pendopo Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (09/03/2017).
air minum yang berkualitas baik, melakukan pengelolaan air limbah yang teratur dan berdaur ulang, menerapkan pembangunan gedung-gedung “hijau” (Green Buildings), memiliki sistem transportasi massal yang efisien dan terintegrasi, serta mempunyai sistem manajemen pengelolaan bencana yang cepat tanggap. PBB mempunyai program untuk menyeleksi 100 resilient cities terbaik di dunia. Beberapa kota di Indonesia seperti Semarang dan Jakarta se dang berupaya untuk menjadi bagian dari 100 kota tangguh di dunia tersebut. Kementerian Pekerjaan Umum dan Peru mahan Rakyat, melalui Direktorat Jen deral Cipta Karya telah mengembangkan berbagai program, misalnya pembangunan kota hijau, kota pusaka, kota tangguh dan kota tematik lainnya yang memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan budaya secara komprehensif. Dalam pemenuhan kebutuhan air minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya melakukan pembangunan melalui kegiatan pemba ngu nan sarana air minum meliputi SPAM Regional, SPAM untuk MBR, SPAM pada pulau kecil/terluar pelabuhan perikanan, serta SPAM Berbasis Masyarakat. Selain kegiatan pembangunan tersebut, dalam mewujudkan akses sanitas juga dilakukan pembangunan IPAL Regional dan Skala Kota, Pengelolaan Lumpur Tinja, serta Sanitasi Berbasis Ma syarakat. (Teks: kompuck)
info baru
Inovasi TPS 3R Mulia Sari Kabupaten Banjar Dalam 3 Bulan Dapat Lampaui Target Langit mendung tak menghalangi aktivitas para pengangkut sampah yang mengumpulkan limbah dari rumah tangga warga di Desa Indrasari untuk diolah di Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R Mulia Sari yang berada di samping Stadion Demang Lehman yang menjadi kebanggan warga Martapura Kabupaten Banjar.
D
i depan peserta Pelatihan Fasilitator Lapangan TPS 3R pada Minggu (26/03/2017) Syuhada selaku Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mulia Sari menuturkan, kegiatan mengangkut sampah baru dimulai dari awal Januari lalu, namun antusiasme masyarakat cukup tinggi hasil dari sosialisasi yang matang dari target 300 Kepala Keluarga, justru mendapat iuran lebih dari 800 Kepala Keluarga. “Pada awal operasional TPS kami
cuma punya 2 tenaga pembantu untuk operasionalnya dari Dinas Lingkungan Hidup, namun kini kita bisa menambah hingga 14 orang dan kita bisa menambah hangar serta membeli dan menanam tanaman di area TPS 3R hanya dalam waktu 3 bulan hasil dari urunan warga tersebut. Lanjut Syuhada, pihaknya merencanakan untuk melakukan pembibitan jahe yang akan bekerjasama dengan masyarakat di sini “Kita minta pada warga untuk mau
agar pekarangannya kita tanami jahe yang harganya jualnya cukup bagus. Timbal ba liknya kita gratiskan iuran pengambilan sampah tapi dengan sarat tambahan ma syarakat harus mau memisahkan antara limbah organik, anorganik, padat maupun cair. Saat ini selain jahe kita juga menanam kacang kacangan, sayur mayor dan sudah membuat pupuk kompos untuk kita jual, “ terang Syuhada. Sementara Kasatker PSPLP Bidang Cipta Karya Provinsi Kalimantan Selatan Rio Franata menyampaikan apreasiasinya terhadap KSM Mulia Sari menurutnya apa yang dilakukan oleh KSM tersebut sudah sangat baik karena sudah mampu membiayai operasional TPS 3R tersebut secara mandiri walau terkendala masalah operasional be rupa sarana pengangkut akibat target yang terlampaui dari 300 KK menjadi 800 KK hanya dalam waktu 6 bulan. “Kita mengharapkan terus ada semangat dan inovasi dari TFL, KSM maupun warga terkait TPS 3R sehingga keberlanjutan TPS dan kemandiriannya terjaga supaya tidak menjadi monument semata. Langkahlangkah mereka bisa menjadi pembelajaran untuk kita tiru di TPS 3R lainnya sehingga pemberdayaan mampu mereduksi jumlah sampah secara masif, sukur-sukur sampai 99% bisa dimanfaatkan,” sebut Rio. (Teks: HRD KALSEL/ari) Tahun XVEdisi 03 |15
info baru
Taman Siring 0 Km
Jantung Kota Warga Banjarmasin
T
aman Siring 0 Km terletak di tengah Kota Banjarmasin dan berada di se kitar Pasar Terapung yang berjarak 20 km dari Bandara Syamsuddin Noor. Apabila akhir pekan tiba, pada hari minggu kawasan ini menjadi area car free day juga menjadi tempat berkumpulnya komunitaskomunitas yang memanfaatkan hari libur untuk berkumpul dan berlatih. Diantaranya komunitas parkour dan skateboard yang me manfaatkan jumping area yang memang disediakan untuk olahraga tersebut. Pengunjung juga terlihat memanfaatkan fasilitas taman seperti batu refleksi atau tempat bersantai gazebo sambil menikmati jajanan di sekitar taman. Hal tersebut diungkapkan oleh Kasatker Penataan Ba ngunan Lingkungan Provinsi Kalimantan Se latan Syamsul Bahri, Kamis (09/03/ 2017), di Banjarmasin. “Selain untuk mendukung visi kota sungai, kita juga sudah menyiapkan infrastruktur di bantaran-bantaran sungai Kota Banjarmasin termasuk juga jalur pedestrian Siring
16|Edisi 03Tahun XV
Kawasan tersebut bisa menjadi pilihan warga Kota Banjarmasin untuk bertamasya bersama keluarga.
Pembangunan Taman Siring 0 Km merupakan bagian dari revitalisasi Kota Pusaka Banjarmasin yang bertemakan Kota Sungai sebagai front city dan dibangun pada tahun 2016 oleh Ditjen Cipta Karya melalui Satker Penataan Bangunan Lingkungan Provinsi Kalimantan Selatan. Tan dean di sekitar Pasar Terapung Kota Banjarmasin dan jalur menaiki perahu kelotok sebagai dukungan kita terhadap wisata sungai. Disamping itu diharapakan juga dapat meningkatkan kualitas hidup Urang Banua melalui pembangunan ini, baik secara ekonomi maupun sosial,” tutur Syamsul. Kawasan tersebut bisa menjadi pilihan warga Kota Banjarmasin untuk bertamasya bersama keluarga baik berolahraga, bermain, maupun hanya duduk sambil menikmati panorama Sungai Martapura yang menjadi ikon Kota Banjarmasin. Salah seorang pengunjung Septy Farina Ayu menuturkan sering jogging di area Taman Siting 0 Km. “Sembari itu kita juga dapat berbelanja di Pasar Terapung Kota Banjarmasin yang hanya berada di seberang taman. Ya sekalian juga kan bisa naik kelotok (perahu mesin) sekedar mengelilingi Kota Banjar dengan melewati sungai, jadi suasana Kota Sungainya lebih dapat,” ucapnya sambil tersenyum manis. ( Teks:RRA/ari)
info baru
Wali Kota Bandar Lampung Bersama Satker PSPLP Lampung Gelar Aksi Masyarakat Peduli Sungai Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Sumber Daya Air yang diwakili oleh Satuan Kerja PSPLP Provinsi Lampung dan Wali kota Bandar Lampung menggelar aksi masyarakat peduli sungai di Lampung, Selasa (21/03/2017).
K
egiatan tersebut dilakukan di lima lokasi yaitu Sungai Way Bako Panjang, Sungai Way Kuripan, Sungai Way Suka Maju, Sungai Way Awi, dan Sungai Way Antasari.
Wali kota Bandar Lampung yang diwa kili oleh Sekretaris Daerah Kota Bandar Lampung Badri Tamam, dalam sambutannya mengajak masyarakat untuk peduli dengan sungai dan tidak membuang limbah di su
ngai. “Sebagaimana diketahui, Kota Bandar Lampung memiliki 19 sungai. Secara fisik sungai-sungai tersebut sebagian besar telah tercemar karena banyaknya limbah rumah tangga,” ujar Badri “Saya mengajak masyarakat yang tinggal di pinggir aliran sungai tidak menjadikan sungai sebagai tong sampah atau tempat pem buangan sampah maupun limbah. Ke gia tan ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap program prioritas pem bangunan Pemerintah Kota Bandar Lam pung dalam menanggulangi banjir dan menjaga kebersihan, terlebih lagi sekarang memasuki musim penghujan. Oleh karena itu, saya minta gerakan masyarakat peduli sungai tidak hanya dilakukan pada acara seremonial saja. Tetapi harus dilakukan se cara berkesinambungan dan melibatkan se luruh lapisan masyarakat,” ungkap Badri. Senada dengan hal tersebut, Kepala Satker PSPLP Provinsi Lampung Dardjat Widju narso mengatakan, agar pemerintah lebih memperhatikan kondisi air di Provinsi Lampung. “Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam gerakan masyarakat peduli sungai yang kondisi dari melibatkan unsur pemerintah, mahasiswa, dan masyarakat. Efektifitas pe nyelamatan, perawatan, dan penataan sungai harus menjadi komitmen kita bersama secara komprehensif, masal, dan berkelanjutan. (Teks: Methariska Sylvia – Randal Lampung/ ari) Tahun XVEdisi 03 |17
info baru
Wali Kota Provinsi Bangka Belitung Resmikan Sanimas Reguler KSM Bougenville Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman (PSPLP) Provinsi Bangka Belitung melakukan Peresmian dan Serah Terima Aset Kegiatan Pembangunan Sanimas Reguler Kelurahan Ketapang Kecamatan Pangkalbalam, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung Tahun Anggaran 2016 kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bougenville dan Pemerintah Kota Pangkal Pinang, Senin (27/03/2017).
P
eresmian Sanimas Reguler Kelurahan Ketapang oleh Wali kota Pangkal Pinang yang diwakili oleh Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Kota Pangkal Pinang Fitriansyah. Dalam sambutannya Fitriansyah mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Satker PSPLP, Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Dinas Perumahan dan Permukiman) dan seluruh warga Kelurahan Ketapang. Fitriansyah berharap sarana ini bisa digunakan dengan baik dan warga bisa menjaga dan merawat fasilitas ini. “Kelurahan Ketapang, Kecamatan Pangkalbalam ini masuk dalam Program KOTAKU di tahun 2019,” kata Fitriansyah. Sementara program Sanimas Reguler yang dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat ini dilaksanakan oleh KSM Bougenville dengan menggunakan Instalasi Pengelolaan Air Lim
18|Edisi 03Tahun XV
bah (IPAL) komunal dengan perpipaan dan kombinasi MCK. Sistem perpipaan ini bisa melayani 400 jiwa dan telah dimanfaatkan oleh 52 Kepala Keluarga di daerah Kelurahan Ketapang, dengan nilai pembangunan Rp. 400 juta. “Bangunan atas dari Sanimas Reguler KSM Bougenville ini bisa dimanfaatkan ma syarakat untuk kegiatan Posyandu dan Pos Ronda, warga sangat terbantu dan me nyambut baik terbangunnya Sanimas Reguler ini,” terang Ketua KSM Bougenville Maulid. Sementara, Kepala Satker PSPLP Provinsi Bangka Belitung Miarka Risdawati menga takan, Satker PSPLP melakukan monitoring dan mengarahkan senior fasilitator lapa ngan bidang teknis dan pemberdayaan
dalam membangun IPAL tersebut. Dengan waktu pengerjaan selama 10 bulan Satker PSPLP juga memberdayakan masyarakat, me num buhkan minat peduli lingkungan, dan mengkaryakan warga yang tidak memiliki pekerjaan untuk ambil bagian dalam pem bangunan ini. Acara ini dihadiri oleh jajaran Peme rintah Kota Pangkal pinang, Camat Pang kalbalam, Lurah Ketapang, Satker PSPLP Bangka Belitung, Satker Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permu kiman (Randal) Bangka Belitung dan masya rakat Kelurahan Ketapang Kecamatan Pang kalbalam, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung. (Teks: vinswtto/RandalBabel/ari)
info baru
Walikota Palangkaraya Resmikan IPAL Komunal Masih dalam rangkaian peringatan Hari Air Dunia (HAD) XXV tahun 2017 yang bertemakan Air dan Air Limbah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Wilayah Sungai Kalimantan II dan Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Kalimantan Tengah meresmikan IPAL Komunal di Palangkaraya, Rabu (22/03/ 2017).
A
cara ini dibuka oleh Wali kota Palangkaraya M Riban Satia. Dalam sambutannya Riban mengatakan bahwa masyarakat Kota Palangkaraya masih banyak yang menggunakan air tanah atau air sumur bor sebagai sumber air bersih. Dengan meningkatnya penduduk Kota Palangkaraya dan berkembangnya perumahan penduduk, maka dapat dipastikan bahwa air limbah cair yang dihasilkan dari rumah tangga akan bertambah jika tidak dikelola dengan baik, serta dapat memberikan dampak negatif pada lingkungan. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, maka perlu suatu upaya pengelolaan limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan, salah satunya dengan pem bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). “Dalam acara peringatan Hari Air Dunia yang ke XXV ini, saya mengharapkan adanya perubahan perilaku masyarakat dan semua pihak untuk mengurangi dampak pencemaran
air yang disebabkan oleh limbah rumah tangga,” tutur Riban. Lanjut Riban, sanitasi adalah usaha kese hatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga mun culnya berbagai penyakit dapat dihindari. Kondisi lingkungan yang tidak terpelihara akan menambah besarnya resiko penyebaran penyakit serta pencemaran lingkungan se hingga perlu dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang baik. Sanitasi saat ini menjadi masalah serius yang menjadi perhatian khusus pemerintah dalam mencapai Gerakan 100-0-100. “Kami berterima kasih kepada Pemerintah Pusat khususnya kepada Kementerian Peker jaan Umum dan Perumahan Rakyat yang telah membantu usaha pencapaian 100% sanitasi layak di Kota Palangkaraya melalui Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman (Satker PSLP) Pro
vinsi Kalimantan Tengah yang sampai saat ini telah membangun 4 IPAL yang berlokasi di beberapa kawasan perumahan di Kota Palangkaraya termasuk IPAL di Villa Tirta Mas ini. IPAL yang telah dibangun memiliki fungsi melayani dan mengolah buangan air limbah yang dihasilkan dengan tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. “Diharapkan peran aktif masyarakat agar dapat memanfaatkan IPAL ini sebaik-baiknya nantinya dapat memelihara dan merawatnya dengan baik, sehingga rencana, harapan dan tujuan pembangunan IPAL komunal ini dapat terwujud,” tutup Riban. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Direktur Pengembangan PLP Ditjen Cipta Karya, Wakil Wali kota Palangkaraya, Kasrem 102 Panju-Panju, Kepala Balai II Wilayah Sungai Kalimantan II, Pejabat Eselon II. III dan IV dan Kasatker di lingkungan Dinas Pekerjan Umum Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Tengah, Camat Jekan Raya, Lurah Menteng, dan Ketua RT Perumahan Villa Tirta Mas. (Teks: Tiwi/Randal Kalteng/ari) Tahun XVEdisi 03 |19
inovasi
Kesulitan Lahan dalam Aplikasi Teknologi Lahan Urug (Landfill) Sampah Reza Fahrur Rozi *)
“Kita telah meyakini bahwa kebebasan itu tidak bisa dibagi, perdamaian itu tidak bisa dibagi, dan kemakmuran ekonomi itu juga tidak dapat dibagi” sepenggal kutipan dari Indira Gandhi (1917 – 1984) yang dirasakan makin menggambarkan keadaan ekonomi saat ini, dimana masyarakat tumbuh semakin materialistik, egois, dan apatis terhadap lingkungan sekitar. Unit Pengolahan Sampah/Sel Landfill pada TPA Sampah Panembong, Kabupaten Subang
H
al tersebut tentunya juga berimbas negatif terhadap pola konsumsi masyarakat, yang akan berdampak pula pada laju timbulan sampah yang dihasilkan. Semakin besar pola konsumsi masyarakat, maka akan semakin kompleks pula sistem pengelolaan sampah yang dibutuhkan. Sistem pengelolaan sampah yang terdiri dari subsistem pewadahan, pe ngum pulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah, akan mem butuhkan campur tangan pengelolaan yang andal, di saat kuantitas sampah yang tinggi untuk ditangani. Apalagi jika subsistem pengolahan be lum terlaksana dengan memadai, sehingga beban terbesar tertumpu pada subsistem pemrosesan akhir, yaitu pada Tempat Pemro sesan Akhir (TPA) sampah. Dengan ma kin sulitnya ketersediaan lahan, khususnya di kawasan perkotaan, maka penempatan TPA sampah juga menjadi semakin sulit.
20|Edisi 03Tahun XV
Kondisi Eksisting Akhir-akhir ini rasanya semakin sulit men cari lahan untuk TPA sampah, yang terjadi hampir di seluruh wilayah perkotaan di Indonesia. Dengan lonjakan harga tanah yang semakin hari semakin melambung, serta lahan TPA sampah eksisting yang juga sudah mulai penuh atau habis umur laya nannya, telah menjadikan tantangan tersendiri dalam mewujudkan TPA sampah yang ramah lingkungan. Di daerah sekitar lahan TPA sampah juga mulai penuh sesak oleh padatnya kehadiran permukiman baru, yang mengikuti seiring dengan semakin tumbuhnya perkembangan kota itu sendiri. Kementerian Pekerjaan Umum dan Peru mahan Rakyat, selaku pembina keteknikan pada sektor persampahan di skala nasional, dalam hal ini bertugas untuk membantu fasilitasi konkuren kepada Pemerintah Dae rah dalam memberikan layanan kepada ma syarakat pada sektor persampahan, salah
satunya melalui pembangunan TPA sampah. Dalam proses menuju pembangunan TPA sampah tersebut, maka dibutuhkan sejumlah pemenuhan atas kriteria kesiapan (readiness criteria), yang terdiri dari keikutsertaan ka bupaten/kota tersebut dalam program Per cepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), surat minat dari Kepala Daerah, kesiapan bebas lahan, kesiapan ope rator pengelola-kelembagaan-produk pengaturan, kesiapan dokumen Analisis Mengenai Dam pak Lingkungan (AMDAL), ke siapan doku men Rencana Teknik Rinci/RTR (Detailed Engineering Design), dan kesiapan Pemerintah Daerah untuk menerima aset. Setelah dokumen RTR siap, maka dilak sanakan pemilihan calon lokasi TPA sampah, yang seharusnya didasarkan pada SNI TPA 033241 tahun 1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah. Setelah dikaji kelayakan teknik dan sosialnya berdasarkan SNI ter sebut, maka dapat dihitung berdasarkan
inovasi jumlah penduduk yang masuk di rencana area layanan, sehingga dapat diperoleh luas lahan TPA sampah yang dibutuhkan. Namun dalam aplikasinya, Pemerintah Daerah seringkali me nemui kesulitan dalam mendapatkan lahan yang sesuai dengan aturan/ketentuan yang ada. Adanya penolakan dari masya rakat, ketidaksesuaian jaraknya terha dap per mukiman penduduk, lokasinya yang ter kadang di wilayah rawan gempa/long sor, serta sejumlah masalah teknik dan non teknik lain, yang seringkali tidak dapat ter hindarkan, akhirnya harus dihadapi dalam pemilihan calon lokasi TPA sampah tersebut. Hal ini seringkali berdampak pada tinggi nya biaya investasi yang harus dialokasikan dalam proses konstruksi atau bahkan inovasi teknologi, sehingga dampak negatif ling kungan dapat diminimalisir. Inovasi Teknologi untuk TPA Sampah Untuk teknologi lahan urug (landfill) pada TPA sampah yang tersedia saat ini, sudah relatif cukup maju dan tidak menjadi masalah berarti. Perencana harus memperhitungkan keamanan infrastruktur TPA sampah, de ngan melakukan penambahan perkuatan, membuatkan drainase aliran air, dan mem perhitungkan pembuangan hasil galian se cara aman sehingga tidak mengganggu masyarakat sekitar.
Unit Pengolahan Air Lindi pada TPA Sampah Jalan Poros, Kabupaten Empat Lawang
Sejumlah inovasi teknologi yang me nyangkut upaya gali-urug juga dilaksanakan, sehingga tidak mengganggu kondisi tanah asli. Selain itu, upaya peningkatan tingkat kekedapan unit pengolahan sampah (sel landfill) dengan menggunakan geomembrane berbahan bitumen, yang dapat menjadi substiusi geomembrane dengan geotextile, juga mulai diterapkan. Alternatif teknologi untuk pengganti batu blondos untuk bagian dasar TPA sampah dengan material geocomposite,
Unit Pengolahan Air Lindi pada TPA Sampah Air Dingin, Kota Padang
juga mulai diterapkan, meskipun masih mem butuhkan sejumlah penelitian lebih lanjut. Unit pengolahan air lindi juga mulai dimodifikasi dengan proses oksidasi biologis lanjut, yaitu dengan bantuan surface aerator, dalam mengantisipasi baku mutu kualitas air lindi yang saat ini sudah semakin ketat, sebagaimana diamanahkan dalam Peraturan Men teri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016. Terlepas bahwa subsistem pengolahan sampah yang terus harus didorong, namun teknologi lahan urug (landfill) pada TPA sampah hingga saat ini masih dikategorikan yang termurah, dalam segi biaya operasipelihara-rawatnya ketimbang teknologi lain. Oleh sebab itu Pemerintah Daerah harus serius dan tegas dalam mengawal proses pengadaan lahan untuk TPA sampah yang akan dibangun, untuk mencegah masalahmasalah terkait kegagalan konstruksi/proses, bahkan yang dapat berimbas pada masalah hukum. Sebagai masyarakat, kita harus se nantiasa mendukung dan mendorong upaya pemerintah, sejauh dasar pengambilan ke putusannya yang diambil adalah untuk ke pentingan umum. *) Staf fungsional (sektor persampahan) di Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Strategis, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kontak dengan penulis: extreme_reza@ yahoo.com Tahun XVEdisi 03 |21
inovasi
IPA KEDASIH Karya Anak Bangsa
untuk Mengolah Air Tiga puluh tujuh tahun silam, sebuah karya anak bangsa dimulai untuk mengolah air baku menjadi air minum. Karya tersebut hingga sekarang dikenal dengan Instalasi Pengolah Air (IPA) Kedasih yang dapat dipakai secara standar dan dikembangkan dengan mudah. 22|Edisi 03Tahun XV
Kedasih Penet, Kabupaten Badung - Bali, TA 2014KapasitasProduksi 300 L/d dapat melayani 150.000 jiwa (Pelayanan 150 liter per orang per hari)
D
epartemen Pekerjaan Umum saat itu melalui Direktorat Teknik Penyehatan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, melakukan penyusunan Detail Engineering Design (DED) yang dibiayai dari bantuan Pemerintah Belanda dengan kode proyek “GTA46: Standard Water Purification Indonesia”. Pemerintah Belanda menunjuk IRC (International Referrence Center) yang ber kantor di Den Haag, Belanda dan menu gaskan Ir. Van Melick sebagai Team Leader. Proyek tersebut selesai pada Oktober 1980, dan laporan final diselesaikan pada bulan November - Desember 1980 di Den Haag. Proyek ini melibatkan desainer senior dari Kolombia Arboleda, dan dari Amerika Serikat S. P. Hansen (Desainer senior dari
Neptune Mikroflok Amerika Serikat) sebagai desainer IPA paket dengan konstruksi Baja. Sementara Ir. Poedjastanto bekerja secara penuh sebagai counter part pada tim dari luar negeri tersebut. Proyek ditutup dengan presentasi dalam seminar internasional di Hotel Arya Duta Jakarta pada November 1980, dimana Ir. Poedjastanto dan Ir. Van Melick memaparkan hasil kerja proyek ‘Standard Water Purification Indonesia’ untuk mendapatkan berbagai ma sukan secara internasional. Seminar menyimpulkan hasil GTA46 da pat dipakai sebagai IPA secara standard dan dapat dikembangkan dengan mudah. Pada tahun 1984 sebagai bentuk apre siasi atas kesuksesan GTA46, Ir. Poedjastanto diberi tugas belajar untuk menyelesaikan Magister di Prancis. Namun karena tingkat Magisternya diselesaikan lebih cepat dan sangat baik (Juli 1984), maka atas permintaan pengajarnya di Prancis (DR. Elizabeth Jaeger) yang bersangkutan dapat menyelesaikan tingkat Doktor di Prancis. Tetapi permintaan
Untuk pertama kalinya pada tahun 1986 IPA Kedasih dengan konstruksi beton dibangun di Denpasar, Bali dengan sumber air baku Sungai Ayung dengan berkapasitas produksi 300 liter. tersebut tidak dapat disetujui oleh Sekretaris Jenderal Departemen PU saat itu (Ir. Radinal Mochtar) karena yang bersangkutan harus pulang untuk penugasan lain dalam pe ngem bangan desain standar Instalasi Pe ngolah Air Indonesia. Sehingga pada Ok tober 1984 yang bersangkutan pulang ke Indonesia pada tingkat kandidat Doktor Bi dang Energi dan Ilmu Lingkungan. Tugas tersebut diselesaikan pada akhir 1985 dan dilaporkan kepada Sekretaris Jenderal Departemen PU yang selanjutnya memberikan arahan agar desain tidak bo leh dipatenkan. Namun atas permohonan yang bersangkutan agar diperkenankan
mengusulkan nama desain tersebut, maka secara spontan yang bersangkutan menga jukan nama “Kedasih Pattimura” yang me rupakan kependekan dari Keluaran Direk torat Air Bersih di Jalan Pattimura. Nama “Kedasih” akhirnya disetujui oleh Bapak Sekjen. Arahan selanjutnya agar ran cang bangun Kedasih dengan konstruksi baja dapat diserahkan pada PT. Maswandi dan PT. Amarta Karya, dan dikemudian hari diserahkan kepada PT. Ruhaak Phala tanpa royalti apapun untuk dapat menekan biaya konstruksi. Penyusunan rancang bangun IPA Keda sih dilaksanakan oleh Ir. Poedjastanto dan
IPA Kedasih Parit Mayor, Kota Pontianak, TA 2015 Kapasitas Produksi 300 Lpd dapat melayani 150.000 jiwa (Pelayanan 150 liter per orang per hari)
Tahun XVEdisi 03 |23
inovasi
IPA Kedasih Petanu, Kabupaten Gianyar Bali, TA 2013 Kapasitas Produksi 300 Lpd dapat melayani 150.000 jiwa (Pelayanan 150 liter per orang per hari)
Nama “Kedasih Pattimura” merupakan kependekan dari Keluaran Direktorat Air Bersih di Jalan Pattimura. didukung penuh oleh Ir. Muhammad Sjukrul Amien sebagai ahli konstruksi. Untuk pertama kalinya pada tahun 1986 IPA Kedasih dengan konstruksi beton dibangun di Denpasar, Bali dengan sumber air baku Sungai Ayung dengan berkapasitas produksi 300 liter. Rancang bangun yang disiapkan sangat bernuansa Bali, dan ter nyata kinerjanya sangat baik (secara proses maupun teknologi) serta dikagumi oleh para ahli pengolah air bersih dari dalam maupun luar negeri. Sejak saat itu semua konsultan teknik yang bekerja di Direktorat Air Bersih selalu memakai desain IPA Kedasih untuk penyelesaian pekerjaan mereka. Pe
24|Edisi 03Tahun XV
ngalaman ini tetap dipakai oleh para kon sultan tersebut untuk melaksanakan peker jaan sejenis di luar Departemen PU, apalagi dari hasil data maupun informasi yang diperoleh dari PDAM yang menerapkan IPA Kedasih sangat positif. Hal ini karena IPA Kedasih sangat mudah dioperasikan dengan biaya operasi dan pemeliharaan yang rendah dibanding dengan instalasi yang telah ada sebelumnya. Para teknisi di Departemen PU sangat bangga dengan rancang bangun IPA Keda sih ini karena merupakan sumbangsih karya Departemen PU untuk masyarakat di Indonesia. Pada tahun 2000 desain IPA Kedasih
pernah diminta oleh Pemerintah Jepang (JICA) untuk dibangun di Afrika sebagai bantuan Jepang kepada salah satu negara di Afrika. Permintaan tersebut disampaikan pi hak JICA kepada Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PU, dan gambar tek nik IPA Kedasih diserahkan kepada Pe merintah Jepang pada saat seminar internasional: Water Supply System Tech nology di Kobe. Kementerian PU menu gaskan Ir. Poedjastanto sebagai wakil tung gal untuk mempresentasikan konsep rekayasa dan rancang bangun IPA Kedasih dalam makalahnya yang berjudul Instalasi Pengolah Air Indonesia yang berbasis budaya. Presentasi tersebut dinilai oleh panitia dan peserta seminar dari seluruh dunia (Asia, Eropa, Amerika, dan Australia) sebagai presentasi yang mengagumkan secara filosofis dan materi. Mereka menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah Indonesia
Muatan Arsitektur berupa bangunan hidrolis (beltuk bangunan segi enam/hexagon) pada IPA Kedasih Penet, Kabupaten Gianyar Bali
Penyusunan rancang bangun IPA Kedasih dilaksanakan oleh Ir. Poedjastanto dandidukung penuh oleh Ir. Muhammad Sjukrul Amien sebagai ahli konstruksi. yang telah bersedia untuk menyumbangkan rancang bangun teknologi tersebut kepada JICA yang akan dipakai untuk membangun Instalasi Pengolah Air bantuan Pemerintah Jepang kepada salah satu negara di Afrika. Gambaran Teknik Umum IPA adalah instalasi pengolahan air yang dikembangan oleh Departemen PU pada tahun 1985 - 1986 dan merupakan pengembangan dari hasil proyek GTA46.
IPA Kedasih diperkaya dengan konsep kesedahan yang merupakan basis budaya masyarakat di Indonesia, diberikan muatan arsitektur berupa bangunan hidrolis. Ben tuk tersebut selain bersifat unik dan estetik juga sudah didasarkan pada pra riset yang dilakukan oleh penulis pada saat pe nyu sunan tesis magister di Prancis dan sudah dipresentasikan pada sidang magister de ngan nilai A+. Instalasi ini mempunyai kemampuan
untuk menurunkan atau menghilangkan koloid yang biasanya ada diair permukaan, dan ini merupakan gejala umum yang ada pada sebagian besar air permukaan di Indonesia. Pada dasarnya proses yang dipakai adalah proses konvensional yang meliputi proses koagulasi, proses flokulasi dan sedimentasi. Akan tetapi khusus pada proses flokulasi dilakukan manipulasi bentuk atau geometrik menjadi segi enam yang mengakibatkan terbentuknya garis arus berputar dengan arah tegak lurus keatas dan kebawah secara bergantian yang dipisahkan menjadi enam buah bak berbentuk silindris dengan penampang melintang segi enam, dan hal ini dinamakan oleh penulis proses flokulasi hexakoidal. Selanjutnya proses sedimentasi yang memanfaatkan aliran diantara bidang Tahun XVEdisi 03 |25
inovasi Karena IPA Kedasih ini tidak dipatenkan, maka setiap orang dapat memperoleh gambar desain dengan menghubungi Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Direktrat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR yang beralamat di Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, secara cuma-cuma. datar yang mempunyai inklinasi atau kemiringan 60 derajat terhadap bidang horisontal atau disebut (platesettler). Hasil uji laboratorium maupun lapangan menunjukkan penurunan kekeruhan akibat koloid mampu mencapai 70-90%, sehingga
proses berikutnya yaitu filtrasi menjadi sangat ringan. Hal ini sangat menguntungkan karena dapat mengurangi kehilangan air pada proses produksi, sehingga proses pen cucian menjadi sangat jarang dilakukan. Sebagaimana desain IPA hasil proyek
GTA46 yang juga merupakan embrio IPA Kedasih, yaitu penerapan filter pasir cepat dengan metoda pencucian saling cuci. Filter jenis ini secara signifikan sangat menu runkan biaya investasi maupun biaya operasi dan pemeliharaan. Secara totalitas, IPA Kedasihini me ru pakan IPA dengan biaya investasi mau pun operasi pemeliharaan yang ren dah. Se lebihnya tata cara operasi yang me ngandalkan kaidah hidrolika dan manual, mengakibatkan IPA Kedasih ini sangat diminati oleh hampir seluruh kabupaten/ kota di Indonesia.Karena IPA Kedasih ini tidak dipatenkan, maka setiap orang dapat memperoleh gambar desain dengan meng hubungi Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Direktrat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR yang ber alamat di Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, secara cuma-cuma. (Teks: Poedjastanto Soemardono)
Muatan arsitektur berupa bangunan hidrolis (bentuk bangunan segienam/hexagon) pada IPA Kedasih Penet, Kabupaten Gianyar Bali.
26|Edisi 03Tahun XV
Aplikasi Pendukung Bidang PBL
Memudahkan Rancangan Arsitek
T
Dalam suatu proyek konstruksi terkadang terjadi disinkronisasi antar beberapa disiplin ilmu yang seharusnya saling berkaitan, seperti arsitektur, sipil struktur, dan elektrikal.
erkadang apa yang seharusnya dilakukan bersama-sama oleh para insinyur harus dilakukan secara terpisah, dikarenakan tidak ada bidang yang menyatukannya. Namun pada masa sekarang ini penggunaan aplikasi yang dapat menyatukan beberapa disiplin ilmu dalam perencanaan proyek konstruksi sudah mulai diterapkan pada beberapa proyek agar sinkronisasi tercipta dan memudahkan pekerjaan di lapangan, tentu saja dengan mempersingkat waktu pelaksanaan. Selain itu dalam dunia arsitektur, arsitek seringkali dituntut merancang dan menya jikan suatu ide dengan cepat dan komu nikatif. Kecepatan kadang-kadang berbanding terbalik dengan kualitas Tahun XVEdisi 01 |27
inovasi paling populer di kalangan arsitek dan desainer interior, bahkan merupakan software yang wajib dikuasai bagi insinyur di semua profesinya, seperti mekanik, arsitektur, sipil, elektrik, dan dirgantara. CAD biasanya dipergunakan oleh para perencana dan perancang untuk menuangkan ide mereka dalam bentuk gambar atau model yang berupa gambar 2 dimensi (2D) dan gambar 3 dimensi (3D) sebagai visualisasi. Model tersebut dapat berupa animasi dari obyek rancangan yang menvisualisasikan obyek sesungguhnya. Bila dianalogikan AutoCAD adalah pengganti meja gambar, dan alat-alat gambar.
penyajian. Kemampuan sketsa tangan tidak diragukan lagi menjadi senjata yang am puh bagi kalangan arsitek untuk meng ko munikasikan idenya. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi komputer pada era ini cara penyajian sedikit bergeser dari yang tadinya mengandalkan alat gambar manual menjadi berbentuk digital. Hal ini dikarenakan sketsa tangan yang dibuat oleh ilustrator profesional seringkali mengalami distorsi. Dari sketsa tangan yang menggambarkan gedung yang gagah dan tinggi setelah dimodelkan dengan software komputer, hasilnya tidak sesuai dengan yang diha rapkan. Oleh karena itu, rancangan yang sudah dimodelkan dengan bantuan software 3D lebih dapat dipertanggung jawabkan. Berikut ini adalah penjelasan tentang beberapa aplikasi yang biasa digunakan dalam perancangan dunia arsitektur arsitek, termasuk yang biasa digunakan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pada Direktorat Jenderal Cipta Karya, khususnya Direktorat Bina Penataan Bangunan. Pertama, Autodesk Revit merupakan salah satu program bantu berbasis BIM (Building Information Modelling) yang membantu pen dokumentasian proyek secara lebih nyata dengan pemodelan tiga dimensi. Studi lite ratur terhadap karakteristik Revit Structure diperlukan untuk mengetahui semua sisi yang penting untuk diketahui pengguna sebelum memutuskan menggunakan program ini pada saat perancangan konstruksi. Studi literatur terhadap Revit Structure akan mem berikan pandangan yang lebih luas dan memak simalkan penggunaanya pada saat pelak sanaan perancangan konstruksi.
28|Edisi 03Tahun XV
Kedua, AutoCAD, secara keseluruhan me rupakan software Computer Aided Design (CAD) yang paling banyak digunakan di dunia. CAD merupakan salah satu cabang dari ilmu komputer grafis. Fungsi atau kegunaan
Ketiga, Sketchup merupakan salah satu dari sekian banyak software yang berfungsi untuk membuat gambar 3D. SketchUp dapat digunakan oleh praktisi-praktisi dibidang arsitektur, sipil, pembuat film, pengembang
dari CAD adalah sebagai alat bantu untuk merancang produk bagi perencana atau perancang dalam waktu yang relatif singkat dengan tingkat keakurasian yang tinggi. AutoCAD merupakan software yang
game, desainer grafis, bahkan ilustrator untuk menciptakan gambar 3D atas bendabenda fisik seperti gedung-gedung, peralatan rumah tangga, desain tata ruang dan lainnya sesuai kebutuhan. Perbedaan SketchUp
dibanding software-software 3D lain adalah user friendly, artinya SketchUp didesain familiar dan mudah digunakan oleh siapapun tanpa harus menguasai teknik-teknik yang rumit dan penuh perhitungan. Selain itu, software ini tersedia dalam versi gratis yang dapat diunduh. Versi gratis ini pun tidaklah mengecewakan karena memiliki banyak fungsi yang memungkinkan kita untuk mem buat gambar dengan kualitas baik dan ke rumitan cukup tinggi. Keunggulan lain adalah output yang dapat dihasilkan SketchUp dapat diubah menjadi beraneka ragam karakter gambar. Mulai dari gambar vector 2D, 3D realistis, ataupun gambar yang sangat menyerupai sketsa tangan. Mengingat pentingnya penggunaan apli kasi tersebut, maka Satuan Kerja Pena taan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Kali mantan Timur menyelenggarakan Workshop Autodesk Revit, AutoCAD, dan SketchUp pada Kamis (09/03/2017) di Samarinda. Pelaksanaan kegiatan ini sebagai bentuk implementasi tugas pembinaan dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Peru mahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya yang bersifat mendu kung kegiatan bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan sesi pertemuan pertama dari 9 sesi pertemuan. Jadi kegiatan ini masih akan dilaksanakan selama 8 sesi pertemuan lagi, yang mana
setiap sesi pertemuan akan dilaksanakan setiap pekan dengan tema yang berbedabeda. Kegiatan ini juga bertujuan sebagai usaha dalam memberikan bekal pengetahuan ke pada mahasiswa yang bersifat mendukung kegiatan di bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan menggunakan aplikasi yang dimaksud. (Teks: Umi/Randal-Kaltim)
Tahun XVEdisi 03 |29
sebaiknya anda tahu
30|Edisi 03Tahun XV
Tahun XVEdisi 03 |31
lensa CK DWP DITJEN CIPTA KARYA
SIAP DUKUNG GERAKAN ANTI KORUPSI
32|Edisi 03Tahun XV
MENTERI PUPR
AJAK MASYARAKAT PEDULI AIR DAN KELOLA AIR
Tahun XVEdisi 03 |33
seputar kita Cipta Karya Ajak Pemerintah Australia Benahi Air Limbah Ditjen Cipta Karya bersama Pemerintah Autralia meng gelar Diskusi tentang Hasil Indeks Pelayanan Air Minum dan Sanitasi di Jakarta, Jumat (24/03/2017). Tujuan dari WSSI secara umum adalah untuk mendorong Pemerintah Daerah melakukan reformasi berkelanjutan yang mengarah pada peningkatan mutu penyediaan pelayanan air minum dan sanitasi. (Teks: ari)
PBL Kalsel Mantapkan FKH di Batola Forum Komunitas Hijau (FKH) Ijejela Bahalap Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan melakukan aksi penghijauan berupa penanaman pohon di Pasar Ulek Marabahan, Terminal Marabahan dan Ruang Terbuka Hijau Palagar Marabahan, Jumat (24/03/2017). Kegiatan tersebut juga menandai bahwa FKH sudah ada di Kabupaten Barito Kuala sekaligus sebagai silaturrahmi antar komunitas yang tergabung dalam FKH. “Dengan adanya FKH ini banyak komunitas bergabung untuk aksi peduli lingkungan dan kita harapkan makin meningkat lagi penghijauan yang dilakukan sebagai support FKH terhadap penilaian Adipura,“ jelas Syamsul. (Teks: Randal Kalsel/ari)
Menteri PUPR Lantik 20 Pejabat Tinggi Madya dan Pratama di Lingkungan Kementerian PUPR Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, melantik 20 Pejabat Tinggi Madya dan Pratama, di Gedung Auditorium Kementerian PUPR, Ja karta, Jumat (03/03/2017). Pelantikan pejabat tersebut dilak sanakan berdasarkan Surat Kepu tusan Menteri PUPR Nomor 115/ KPTS/M/2017 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Kementerian PUPR. Di lingkungan Ditjen Cipta Karya pejabat yang dilantik yaitu Mochammad Natsir yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pengem bangan SPAM dilantik menjadi Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi Kementerian PUPR. (Teks: kompuck)
34|Edisi 02Tahun XV
www.ciptakarya.pu.go.id
@ditjenciptakarya
Ditjen cipta karya
@ditjenck
Ditjen cipta karya