1
Bauran Kebijakan Bank Indonesia dan Akselerasi Sektor Industri yang Berdaya Saing
8 Oktober 2015
2
Perkembangan Global
Kebijakan Moneter Global: FFR, BI Rate dan PDB US Nilai Tukar
FFR
3
BI Rate Rp/USD 15,000
Persen 20 17.57
18
14,000
16 13,000 14 12 11.03
12,000
12.75
9.25
10
8
11,000 7.50
7.32
10,000
6.50
5.75
5.25
6
9,000 4 2
8,000
1.00
0.25
0
7,000
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber: Bloomberg, CEIC
Kebijakan Moneter Global: Normalisasi vs QE
4
Central Bank Total Assets to GDP (%) 80%
Fed
BoJ
ECB
70% 70%
Bank Sentral
60%
Des’07
Jun’15
Fed
USD900 Miliar
USD4.495 Miliar
ECB
USD2.223 Miliar
USD2.883 Miliar
BoJ
USD996 Miliar
USD2.829 Miliar
50% 40% 30%
25%
20%
22%
10% Sumber: Bloomberg, CEIC
Mar-15
Sep-14
Mar-14
Sep-13
Mar-13
Sep-12
Mar-12
Sep-11
Mar-11
Sep-10
Mar-10
Sep-09
Mar-09
Sep-08
Mar-08
Sep-07
Mar-07
Sep-06
Mar-06
Sep-05
Mar-05
Sep-04
Mar-04
Sep-03
Mar-03
0%
Penguatan USD YTD 2015 vs FY Jan’13 - Des’14 EM Currency vs USD per 8 Okt 2015 FY Jan'13 - Des'14 YTD 2015 -29.5 Brazil (BRL) -47.2 -30.5 Turkey (TRY) -28.5 -14.4 Malaysia (MYR) -24.9 -36.2 South Africa (ZAR) -17.4 -26.5 Indonesia (IDR) -17.1 -12.9 Mexico (MXN) -12.8 -7.5 Thailand (THB) -10.6 -8.2 Singapore (SGD) -7.5
Major Currency vs USD per 8 Okt 2015 FY Jan'13 - Des'14 YTD 2015 -4.9 New Zealand (NZD) -20.3 -15.5 -16.5 -13.0
Canada (CAD) -32.5
Norwegia (NOK)
-12.7
Denmark (DKK)
-8.3 -8.3
Euro (EUR)
-8.5 -8.1
-18.4
Sweden (SEK)
-7.5 -9.1 -3.9
Philippine (PHP)
-26.6
Australia (AUD)
-2.5
South Korean (KRW)
5
-7.8 -3.8 -2.6
UK (GBP)
-14.6
India (INR)
-3.6
0.4
China (CNY)
-2.4 -0.5
Hong Kong (HKD) -40
-30
-20
-10
0
-0.7 -8.1
Swiss (CHF) 0.1
-50
-38.7
Japan (JPY)
10
1.8 -50
-40
-30
-20
-10
0
10
Sumber: Bloomberg Sumber: BI, Bloomberg
Real Effective Exchange Rate Index, 2010=100 140 China
Euro area Korea
Japan United States
130
6
131
Index, 2010=100 140 Indonesia Philippines 130
Singapore Thailand
Malaysia
120
120
117
113 110
109
112
110
102
100
100 91
90
90
90
89
80
May-15
Jan-15
Sep-14
May-14
Jan-14
Sep-13
May-13
Jan-13
Aug Avg.: Rp 13.789 Sep-12
Jul-15
Apr-15
Jan-15
Oct-14
Jul-14
Apr-14
Jan-14
Oct-13
60 Jul-13
Apr-13
Jan-13
Oct-12
Jul-12
Apr-12
Aug Avg.: Rp 13.789
Jan-12
60
70
May-12
70
70
Jan-12
80
Sumber : BIS
PDB China
7
Pertumbuhan ekonomi China mengalami moderasi… (%,YOY) 12
11.9
11 10.3
10
9.6
9.8
9.7
9.5 9.1
9
8.9
7.9
8
7.9 7.6
7.9
7.8
7.6
7.5
7.4
7.4
7.5
7.3
7.3
7
7.0
7.0
I
II
6
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
Trend Harga Komoditas Non-Migas USD/Metric Ton
USD/Metric Ton
Batu Bara
1,400
173
180
8
160
1,200
140
1,000
120
CPO 1,235
800
100 600
80
400
60 57
40
20
503
200 0
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
0
USD/Metric Ton US cents/Kg 700
Karet
Nikel
60,000
599
49,825
600
50,000
500
40,000
400
30,000
300 20,000 200 100 0
Sumber: Bloomberg, Reuters
10,000 130
10,366 -
Ekspor Non-Migas
9
Ekspor non-migas Indonesia masih didominasi produk-produk komoditas terutama batu bara dan CPO ... Struktur Ekspor Nonmigas
(% terhadap total ekspor nonmigas) – s.d. Agustus 2015
PDRB
10
Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah terjadi pada provinsi berbasis komoditas... Pertumbuhan Ekonomi Daerah – 2Q15 (%,yoy)
PDB: 4,67%
KALIMANTAN
gPDRB negatif
SUMATERA
KTI
JAWA Region
Weight(%)
Sumatera Jawa Kalimantan KTI
22% 58% 9% 11%
11
Perekonomian Domestik
Defisit Transaksi Berjalan
12
Indonesia mengalami defisit ekspor impor barang dan jasa sejak 4Q11.. Neraca Transaksi Berjalan 1980-2014 (USD Juta) 6,000 4,000 2,000 0
2005 2008 2004
-2,000 -4,000
1980-1997 -6,000
-8,000 -10,000 -12,000
4Q11-2Q15 15 Triwulan Sumber: BI
Ekspor barang bernilai tambah masih relatif rendah
13
Ketahanan eksternal dapat ditingkatkan melalu ekspor barang bernilai tambah...
Sumber: World Development Indicators, 2012
Permasalahan Struktur Perekonomian
14
Struktur perekonomian Indonesia rentan... Sebagian besar ekspor Indonesia merupakan ekspor produk SDA bernilai tambah rendah. Di sisi lain, sebagian besar impor Indonesia merupakan impor produk teknologi menengah dan tinggi yang bernilai tambah tinggi...
Ekspor Indonesia
Impor Indonesia
100%
100%
90%
90%
70%
60% 50% 40% 30% 20% 10%
21.5 22.1 19.3 18.4 17.0 15.8 14.9 14.1 12.3 13.3 12.2 11.4 11.8 11.8 11.9 12.8 13.3 13.8 13.5 14.9 14.8 15.7 14.1 14.7 15.3 14.6 2.6 2.5 2.6 2.8 2.4 2.6 2.0 1.8 1.6 1.5 1.5 1.4 1.5 19.3 18.4 19.3 18.2 18.6 17.8 16.5 16.6 15.6 16.8 15.6 14.5 15.7
Labour Intensive
7.9
70% 60%
19.8
50%
6.6
6.8 19.4 5.7
40%
29.7
31.6
30.2
28.5
5.8
6.3
6.0
6.0
19.0
18.8
20.7
4.7
4.7
4.4
40.8
38.7
38.7
19.7
24.9
26.3
6.6
7.0
20.4
4.6
5.1
41.2
43.0
20.3 4.9
Energy/Resource
29.1
6.9 21.2 4.4
26.7 Intensive
6.2 21.2 4.4
43.2 20%Intensity
42.7
41.5
38.4
41.5
10%
0% 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
0% 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1. Global Innovation for Local Markets 3. Regional Processing 5. Energy / Resource - Intensive Commodities
2. Global Technologies / Innovators 4. Labor-Intensive Tradables
Labour Intensive
30% R&D
R&D Intensity
25.4
80%
44.9 45.2 46.1 47.3 48.2 Energy/Resource 50.4 51.6 52.8 54.9 54.3 56.0 57.4 56.4 Intensive
Porsi thd Total Impor (%)
80%
22.4
1. Global Innovation for Local Markets 3. Regional Processing 5. Energy / Resource - Intensive Commodities
2. Global Technologies / Innovators 4. Labor-Intensive Tradables
R&D Intensity
Permasalahan Struktur Produksi (Sisi Penawaran)
15
Kapabilitas sektor industri domestik masih terbatas tercermin dari kesenjangan pasokan barang berteknologi menengah dan tinggi ditengah-tengah berkembangnya permintaan kelas menengah yang pesat...
Peta Ketergantungan Teknologi dan Kapabilitas Industrial Domestik
Daya Saing Manufaktur
16
Indeks Daya Saing Alas Kaki
Indeks Daya Saing Produk Kendaraan Bermotor
7.0
1.6
6.0
1.4
5.0
1.4
1.2
4.5
China
4.0
3.5 3.3
Indonesia
3.0
1.0 0.8 Thailand 0.6
2.0
Thailand
1.0
Philipines
Philipines
Malaysia 0.1
0.0
0.5 0.1
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
0.2
0.1
Indonesia
0.4 0.3
Malaysia
0.1
0.0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Indeks Daya Saing Pakaian Jadi
Indeks Daya Saing Produk Peralatan Listrik 5.0
7.0
Philipines
4.5
6.0
China
4.0 3.5
5.0 4.4
4.0
3.0
3.3 2.5
2.5
Malaysia
3.0
2.6
Thailand China
0.4
Indonesia
2.0
2.0 1.0
0.3
China
0.4
Indonesia
1.0
0.4
0.0
0.0
1.9 1.7
1.5
1.7 1.2
0.5
Thailand
0.8 Malaysia 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Daya Saing : Tenaga Kerja
17
Labour productivity (constant 2005 international $)
Dari sisi tenaga kerja, daya saing Indonesia sedikit di bawah beberapa negara kawasan... 100,000
SIN
90,000 80,000 70,000
JPN 60,000
KOR
50,000 40,000 MAL 30,000 20,000 IDN 10,000
THA
CHN
PHL VIE
-
-
500
1,000
1,500 2,000 2,500 Average monthly wage ($)
3,000
3,500
4,000
4,500
Sumber: ADB & ILO (AEC 2015), data tahun 2013
Daya Saing : Kualitas Infrastuktur
18
Jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan, kualitas infrastruktur fisik Indonesia masih relatif tertinggal. Dalam jangka menengah, biaya logistik di Indonesia akan cenderung lebih tinggi...
Singapore Malaysia Korea China Thailand Indonesia Philippines Vietnam India
Global Competitiveness Index (GCI) 5,7 5,2 5,0 4,9 4,6 4,5 4,4 4,4 4,3
Skala
1
Total Infrastruktur 6,4 5,6 5,6 4,5 4,0 3,8 3,3 3,5 4,0 2
Keterangan: Skala 1-7 (semakin tinggi semakin baik) Sumber: WEF 2015-2016
Jalan
Rel Kereta Api 6,2 5,7 5,6 4,7 4,4 3,7 3,3 3,3 4,1
3
Pelabuhan
5,7 5,1 5,6 5,0 2,4 3,6 2,2 3,2 4,1 4
Udara
6,7 5,6 5,2 4,5 4,5 3,8 3,2 3,9 4,2 5
Listrik 6,8 5,7 5,5 4,8 5,1 4,4 3,7 4,2 4,3
6
6,7 5,8 5,7 5,3 5,2 4,1 4,0 4,1 3,7 7
Daya Saing : Iklim Usaha
19
Iklim usaha dan institusi yang kondusif sebagai salah satu prasyarat pendukung bagi tumbuhnya industri-industri berbasis teknologi dengan kapasitas inovasi yang tinggi perlu ditingkatkan...
Negara
Kemudahan Peringkat Izin Aktivitas Memulai Komposit Konstruksi Bisnis
Akses Listrik
Pendaftaran Kemudahan Perlindungan Properti Mendapatkan Investor Dagang Pinjaman
Penegakan Penyelesaian Hukum Sengketa Kontrak Bisnis Bisnis
Singapore
1
6
2
11
24
17
3
1
19
Malaysia
18
13
28
27
75
23
5
29
36
Thailand
26
75
6
12
28
89
25
25
45
Vietnam
78
125
22
135
33
36
7
47
104
Philippines
95
161
124
16
108
104
154
124
50
Indonesia
114
155
153
78
117
71
43
172
75
India
142
158
184
137
121
36
7
186
137
Sumber: IFC, World Bank Report, 2015
Perlunya Mempercepat Reformasi Masalah defisit teknologi menuntut adanya strategi alih teknologi a.l. dengan mendorong relokasi sebagian fasilitas produksi produsen global ke Indonesia. Indonesia perlu mempercepat reformasi struktural agar dapat menjadi bagian dari Global Value Chain...
20
Kontribusi Sektor Manufaktur
21
Masih ada ruang untuk meningkatkan peran sektor manufaktur guna mendorong pertumbuhan ekonomi domestik... Porsi Sektor Manufaktur terhadap PDB (2014)
Pertumbuhan Sektor Manufaktur
35%
15%
Rata-rata 11,2%
33%
10%
31% 28%
29%
Rata-rata 4,8% yoy
29%
5% 27% 25%
21%
2014
2012
2010
2008
2006
2004
2002
2000
1998
22%
1996
1990
23%
1994
0%
23%
1992
25%
-5%
20% 19% 18%
-10%
17% 15% IND
Sumber: CEIC
VIE
IDN
PHL
MAL
THA
KOR
-15% Sumber: SEKI
High-Income Country di 2042
22
Indonesia diprediksi masuk “High-Income Countries” di 2042 sehingga kebutuhan barang dan jasa bernilai tambah tinggi akan meningkat....
Sumber: Economic Outlook for Southeast Asia, China and India 2014: Beyond the Middle-Income Trap (OECD, 2013)
Note: Berdasarkan kriteria World Bank, “High-Income Countries” didefinisikan sebagai negara dengan pendapatan per kapita di atas USD12,000 pada tahun 2013
Konsumsi Rumah Tangga
23
Konsumsi rumah tangga menjadi penopang pertumbuhan ekonomi ... 160%
140%
4.3%
3.6%
4.5%
4.8%
5.0%
5.7%
5.5%
6.3%
6.0%
4.6%
6.2%
6.2%
6.0%
5.6%
10%
5.0% 5%
120%
24%
100%
0% -5%
80%
32%
-10%
60% -15% 40% 55%
20%
-20% -25%
0% -23%
-20%
-30%
-40%
-35%
-60%
-40% 2000
2001
2002
2003
Konsumsi Rumah Tangga
2004
2005
2006
2007
Konsumsi Pemerintah
2008
2009
PMTDB
2010 Ekspor
2011
2012 Impor
2013
2014
gPDB (yoy) Sumber: BPS
Inflasi
24
Inflasi yang rendah dan stabil diperlukan untuk menjaga daya beli masyarakat dan biaya produksi . Pencapaian target inflasi dipengaruhi oleh Volatile foods dan administered price ... Perbandingan Inflasi
%,yoy 44
9 8
38
7
32
6
26
5
20
4
Inflasi Berdasarkan Komponen
%,
CPI Core Administered Prices Volatile Food
14
3
8
2 2 1 -4 0 2010
-1
Indonesia Sumber: CEIC
2011
Malaysia
2012
Philippines
2013
Singapore
2014
Thailand
-10 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: BPS
Lesson Learned : Transisi Dua Perekonomian
25
• • •
A Global Factory Export-Led Manufacturing Encourage Tech-Leverage by Opening up to Export Oriented Global FDI • Encourage market competition • Fast pace reform to strengthen enabling environment for FDI • A Global Office • Services Export (IT & Outsourcing) • Rely more on local incumbents • Protection & subsidy • Lack luster reform.
26
Tantangan Pembiayaan Ekonomi
Sumber Pembiayaan Domestik: Belum Terdiversifikasi PENYEDIA DANA (Rp Trilliun)
Bank
% GDP
4.883
45%
Asuransi
636
6%
Perusahaan Pembiayaan
387
4%
Reksadana
256
2%
Dana Pensiun
188
2%
- Obligasi Pemerintah
979
9%
- Obligasi Korporasi1)
248
2%
1.973
18%
Rp. 2.052
19%
Investor Asing
- Saham Utang Luar Negeri2)
27
Kebutuhan Pembiayaan Ekonomi
Potensi Pertumbuhan Ekonomi
1) Tidak termasuk obligasi yang diterbitkan Bank dan LKBB 2) Tidak termasuk ULN kepada Bank dan LKBB, Obligasi Pemerintah dan Obligasi Korporasi
Sumber dana pembiayaan ekonomi didominasi perbankan Sumber dana asing penting namun rentan terhadap faktor eksternal dan tergantung kepada ketersediaan instrumen lindung nilai
Perbankan: Kredit per Sektor
28
Pertumbuhan kredit untuk sektor Industri Pengolahan masih relatif tinggi dibandingkan dengan sektor lainnya... Keterangan
Pertumbuhan Kredit yoy
Pangsa
NPL Gross (%)
Pasar Jul-15 Des-12 Des-13 Des-14 Jul-15 Des-12 Des-13 Des-14 Jul-15
Per Sektor Ekonomi Perdagangan
22%
34,1%
29,3%
12,4%
8,0%
2,41%
2,34%
3,02% 3,83%
Industri Pengolahan
18%
29,4%
29,6%
14,3% 15,1%
2,35%
1,73%
1,86% 2,50%
Jasa Dunia Usaha
9%
23,7%
24,2%
-3,7%
0,9%
0,97%
1,13%
1,49% 1,70%
Pertanian
6%
29,0%
24,1%
19,9% 14,9%
1,89%
1,49%
1,83% 2,11%
Pengangkutan
5%
26,5%
35,6%
-2,6%
2,06%
1,96%
3,21% 3,56%
Pertambangan
4%
18,7%
21,7%
11,8% 13,1%
1,28%
1,51%
2,52% 3,82%
Konstruksi
4%
27,2%
21,0%
26,9% 24,0%
3,55%
4,09%
4,61% 5,54%
Jasa Sosial
2%
7,4%
31,6%
19,2% 11,7%
2,56%
1,76%
2,25% 2,88%
Listrik
2%
28,9%
34,6%
2,1%
7,0%
0,43%
0,74%
1,91% 1,68%
28%
13,6%
7,6%
12,7%
9,4%
1,47%
1,45%
1,42% 1,76%
100%
23,1%
21,6%
11,6%
9,7%
1,87%
1,77%
2,16% 2,70%
Lain-lain Total
5,1%
Sumber: BI
Perbankan: LDR
29
Kapasitas perbankan untuk pembiayaan ekonomi semakin terbatas karena LDR sudah mencapai level yang tinggi... LDR Perbankan
120%
111.1% 110% 100% 88.6%
90% 80%
70% 60%
Jul…
20…
20…
20…
20…
20…
20…
20…
20…
20…
20…
20…
20…
20…
20…
20…
19…
19…
19…
19…
40%
19…
50%
Pasar Modal: Peran Pasar Modal Terbatas
30
Sumber Pembiayaan Melalui Pasar Modal Per Maret 2015 % thd PDB
Indonesia
Singapore
Malaysia
Thailand
Philippines
Obligasi Pemerintah
13%
49%
55%
54%
31%
Obligasi Korporasi
2%
33%
41%
17%
6%
Kapitalisasi Saham
52%
264%
155%
107%
117%
Sumber: AsianBondsOnline,CEIC
Utang Luar Negeri
31
Semakin terbatasnya sumber dana dari domestik mendorong dunia usaha masuk ke ULN... Perkembangan ULN
USD Miliar 180 ULN Industri Pengolahan
169
163
ULN Pemerintah
160
ULN Swasta 140 124
129
120 100
91 74
80 60
20
34
33
40 19
-
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Jul-15 Sumber: SULNI
Indikator Kerentanan ULN
32
• Rasio Debt to GDP di bawah threshold 50%. Sedangkan rasio Debt to Export sedikit di atas threshold 150%.
• DSR swasta menunjukan perbaikan di 2Q15 meski masih di atas threshold % 60
Debt To GDP
153.0
% 160
% 60
DSR
DSR Pemerintah
DSR Swasta
56.32
DSR
55
150
Debt to Export-RHS
56.32
50
50
51.92
140
40 45 130
40
30 120
33.8
35
110
20
30
100
25
10
4.40
Q2-15
Q1-15
Q4-14
Q3-14
Q2-14
Q1-14
Q4-13
Q3-13
Q2-13
Q1-13
Q4-12
Q3-12
Q2-12
Q1-12
2011
2010
80 2009
15 2008
90
2007
20
0
I
III 2007
*) Data Sementara (Posisi ULN per Q2 2015, Proyeksi NPI tanggal 12 Agustus 2015)
I
III 2008
I
III 2009
I
III 2010
I
III 2011
I
III 2012
I
III 2013
I
III
I
2014 2015
Pasar Valas
33
Rata-rata volume transaksi valas di Indonesia ± USD 5 Miliar, lebih rendah dibandingkan Thailand (USD 13 Miliar) and Malaysia (USD 11 Miliar). RRH Turnover Valas ($ Miliar) 60
1998
2001
2004
2007
2010
RRH Transaksi Valas ($ Miliar) 2013
Spot
6
Swap
Option
Rata-rata $4.5 M
48
50
Forward
44
5
Rata-rata $4
40 31
4
0.2
3
1.8
30 20
17 11 5
Oct-15
Sep-15
Aug-15
Jul-15
Jun-15
May-15
Apr-15
Mar-15
Feb-15
Jan-15
2014
2013
China
Brazil
India
Korea
Filipina
Thailand
Malaysia
0 Indonesia
2.2
1
2012
10
2
13
Pembelian Valas untuk Transaksi di Dalam Negeri
34
Rata-rata transaksi valas antar penduduk dalam 1 tahun terakhir (Jan - Des 2014) sebesar USD 7 miliar per bulan, turun pada bulan April dan Mei 2015 menjadi sekitar USD 5 miliar ... Perkembangan Transaksi Valas Antar Penduduk (Non-Bank)
35
Kebijakan Bank Indonesia
Kebijakan Lanjutan Stabilisasi NT Jual Forward korporasi
2 Intervensi Forward
Bank Persero
BI
+
3
Korporasi
Swap Hedging
6
4
8
SBI Valas
Non Residen
36
BPD
Menurunkan holding period SBI 5
Net Jual Spot
Insentif bagi DHE: Stay and Convert
Korporasi Net Jual Forward ke korporasi
Bank Campuran
Bank Asing
OJK
Mendorong Forward Jual & Memperketat Forward beli
1
Memperketat likuiditas rupiah
Net Beli Spot Korporasi
BUSN
7
Supervisory Action
Nasabah Net Beli Spot
PBI Utang Luar Negeri
37
1 Januari 2015 s.d. 31 Des 2015
1 January 2016 s.d. 31 Des 2016
Rasio Lindung Nilai
≤ 3 bulan = 20% >3 s.d 6 bulan =20%
Rasio Likuiditas
≤ 3 bulan = 50%
Peringkat Kredit
Belum diterapkan
Transaksi hedging untuk memenuhi kewajiban hedging
Tidak harus dengan perbankan di Indonesia
Penerapan Sanksi Administratif
Diterapkan mulai Triwulan IV-2015
Mulai 1 Januari 2017
≤ 3 bulan = 25% > 3 s.d. 6 bulan =25% ≤ 3 bulan = 70% Rating minimum BB- untuk ULN yang di ttd 1 Jan 2016 dan setelahnya Harus dengan perbankan di Indonesia Sudah diterapkan
PBI Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI No.
Pokok-pokok Pengaturan
1.
Kewajiban penggunaan Rupiah di wilayah NKRI
2.
Pencantuman harga (kuotasi) barang dan/atau jasa hanya dalam Rupiah
3.
Pengecualian
Keterangan
Berlaku untuk transaksi tunai dan nontunai
1. Transaksi dalam rangka APBN; 2. Hibah Internasional; 3. Simpanan di bank dalam valas; 4. Perdagangan Internasional; 5. Pembiayaan Internasional; 6. Transaksi lain yang diperbolehkan menggunakan valas dalam UU.
4.
Ketentuan Peralihan
Perjanjian tertulis yang disusun dalam valas yang dibuat sebelum 1 Juli 2015 tetap berlaku sampai berakhirnya perjanjian tersebut.
38
Kebijakan Makroprudential
39
Bank Indonesia melonggarkan kebijakan makroprudensial dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian...
Peningkatan Loan to Value untuk kredit properti
Penurunan uang muka untuk kredit/pembiayaan kendaraan bermotor
Penyesuaian ketentuan GWM LDR dengan memperluas komponen pendanaan menjadi Loan to Funding Ratio/LFR (semula Loan to Deposit Ratio/LDR)
Sumber: BI
40
Lampiran
Cadangan Devisa
41
Cadangan devisa cukup untuk memenuhi lebih dari 6 bulan impor dan pembayaran ULN Pemerintah... 140 120
Cadangan Devisa (USD Miliar)
Bulan Impor dan Pembayaran ULN Pemerintah (rhs)
10 9
115.5
101.7 8
100
7 6
80
5
60
4
3
40
2
20
1
0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar Mei Juli Sep
0
Sumber: BI
Sektor Perbankan: Deposan Besar
42
Simpanan dengan saldo di atas Rp 2 Miliar mencakup 56,5% total simpanan di bank umum...
Jumlah Rekening dan Nominal Simpanan di Bank Umum – Juli’15
Keterangan
Rekening
Jumlah
Saldo
% thd Total Nominal (miliar Rp) % thd Total
Simpanan ≤ Rp2 M
166.947.324
99.9%
1.919.271
43,5%
Simpanan > Rp2 M
216.449
0.1%
2.496.096
56,5%
100.0%
4.415.367
100.0%
Total
167.163.773
Sumber: LPS
2015
2015
2014
2014
2014
2013
2013
2012
2012
2011
2011
2011
2010
2010
2009
2009
21
2009
22
2008
2008
2007
2007
2006
2006
2006
2005
2005
2004
2004
2004
Yield SBN 10 Tahun 43
20.95
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9 8.71
8
7
6
5
Sumber: Bloomberg