Portal Web & Majalah Online Jejaring UKM Indonesia
UKM Indonesia Network
Bersinergi mewujudkan UKM Indonesia yang tangguh, mandiri, berdaya saing UKM Indonesia Network @UKMNetwork
[email protected]
Di dukung oleh :
KEMENTRIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH REPUBLIK INDONESIA
Redaksi Majalah UKM Indonesia Network www.ukm-indonesia.net
Pemimpin Umum Samsul Hadi Pemimpin Redaksi Febby Ariawiyana
Pembaca yang terhormat, Senang sekali bisa menyapa Anda kembali, para pembaca setia
Editor
majalah UKM I
Fahmi Tibyan
Pembaca yang terhormat,
Cover Designer M. Rifan
Senang kami dapat menyapa Anda kembali, para pembaca setia Majalah UKM Indonesia Network.
Sirkulasi
Memasuki tahun yang baru. Kami hadir dengan tampilan yang
Ari Eko Prasethio
lebih segar dengan tetap menyuguhkan kabar – kabar dari dunia Koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah) Indonesia.
Kontributor
Secara khusus, media ini kami persembahkan bagi Pendamping
Riska Ayu Purnamasari
dan Pegiat pemberdayaan KUKM se Indonesia.
Murdiati Phyto Ardi R.
Tahun 2013 merupakan tahun berkarya nyata bagi Anda setelah
Dian Rismawati
ditahun sebelumnya beragam gagasan, konsep, masterplan, cetak biru disusun. Apa saja trend bagi UKM yang akan
Diterbitkan Oleh :
mendominasi di tahun 2013 ini kami sajikan dalam edisi kali ini.
PT. PeacBromo
Media ini turut juga mendukung informasi dan komunikasi upaya Kementrian Negara Koperasi dan UKM dalam membangun PLUT (Pusat Layanan Umum Terpadu) UKM yang akan di mulai pada pertengahan tahun 2013. Sebagai bagian dalam upaya memajukan UKM Indonesia yang tangguh, mandiri, dan berdayasaing. Salam, Pemimpin Redaksi @ariawiyana_
Kerjasama : BTC- Network | BDSI | BPPT Kementrian Koperasi dan UKM -------------------------------------Twitter : @UKMNetwork Email
:
[email protected]
Facebook : UKM Indonesia Network
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Redaksi
Daftar Isi
Fokus
Perspektif Bangun Optimisme UKM
Berita Terkini Wacana Pajak UMKM Redominasi Rupiah
Profil UKM Mie Ayam Moro Marem Resolusi 2013 :
Akselerasi Daya Saing UKM Indonesia Apa saja trend yang akan hadir bagi pengembangan UKM tahun 2013 ? Apa saja bentuk akselerasi daya saing yang diperlukan UKM
Pendamping UKM Peran Strategis Pendamping UKM (UU 20/2008)
Pemasaran Trend Pemasaran Online 2013
Tips 10 Langkah Mudah Menulis Proposal Bisnis
Spirit GKN 2013 Kementrian Koperasi dan UKM kembali selenggarakan Gerakan Kewirausahaan Nasional. Ajang kompetisi Perencanaan Bisnis Pemula yang
Agenda Pesta Wirausaha 2013
kreatif & Inovatif
Redaksi menerima tulisan berupa opini dan artikel berita yang sesuai dengan rubrik yang ada dalam media ini. Silakan kirimkan melalui email :
[email protected] dilengkapi dengan identitas yang jelas Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Segenap Redaksi dan Manajemen
UKM Indonesia Network Mengucapkan :
Sumber : http://kreavi.com/16813/Selamat-Tahun-Baru-2013
Perspektif
Bangun Optimisme UKM Indonesia Tahun 2013
diawali
dengan
situasi
global
yang
tidak
menguntungkan. Perlambatan ekonomi di Amerika dan Eropa masih terus berlanjut. Hal tersebut memaksa Negara-negara Asia yang selama ini gencar ekspor ke kedua benua tersebut, harus mencari pasar baru. Dan, Indonesia menjadi salah satu sasaran utama mereka. Cina, India, Malaysia, Korea Selatan, dengan sangat serius melakuan langkahlangkah bisnis dan politis untuk menjadikan Indonesia sebagai pasar Oleh : Samsul Hadi Direktur PT. PeacBromo Pegiat UKM Indonesia
baru mereka. Hal tersebut tidak saja dilakukan oleh korporasi raksasa dari Negara-negara tersebut, bahkan level UKM mereka pun juga ikut menyerbu pula. Sedangkan di dalam negeri, UKM mendapat hadiah tahun baru yang tidak menyenangkan. Kenaikan UMK yang sangat memberatkan, membuat bisnis UKM langsung sempoyongan. Pukulan telak tersebut ditambah lagi dengan keputusan PLN menaikkan tarif dasar listrik. Maka dampaknya sudah bisa langsung dirasakan, yakni melemahnya daya saing UKM. Pesimistis akan masa depan UKM? Tentu tidak. Sejarah membuktikan bahwa UKM adalah penyelamat ekonomi bangsa di saat krisis. Artinya, UKM memiliki elastisitas bisnis yang sudah teruji. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, UKM mampu bermanuver lincah menjawab setiap tantangan bisnis yang dihadapi. Apalagi, pemerintah masih optimis bahwa pertumbuhan ekonomi nasional masih bisa diatas 6 %. Angka itu cukup menggambarkan optimisme pengambil kebijakan.
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Perspektif Maka tidak ada alasan UKM untuk pesimis menghadapi situasi ekonomi di tahun 2013 ini. Tentu, modal optimis saja tidak cukup. Dibutuhkan banyak hal agar optimisme tersebut dapat terwujud nyata. Apa saja itu? 1) regulasi yang berpihak kepada UKM, 2) peningkatan entrepreneurship, 3) Inovasi tiada henti, 4) perluasan dan kemudahan akses permodalan, dan 5) dukungan kelembagaan. Pertama, Regulasi baru di bidang keuangan. Dengan hadirnya OJK (Otoritas Jasa Keuangan), diharapkan mampu memberi gairah akan hadirnya dukungan sektor keuangan yang kuat bagi bisnis UKM. Selain itu, lahirnya dua undang-undang baru di akhir tahun 2012 yakni tentang Koperasi (UU 17/2012) dan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) memberi warna positif pula bagi masa depan bisnis UKM. Kebijakan hilirisasi sektor kakao oleh kementerian perdagangan dan kementerian perindustrian telah berdampak positif bagi tumbuhnya industri pengolahan di dalam negeri. Kakao tidak lagi diekspor dalam bentuk mentah seperti zaman penjajahan Belanda, namun diproses terlebih dahulu di dalam negeri sehingga muncul nilai tambah yang dirasakan oleh para petani dan industri ikutannya. Kebijakan tersebut kiranya perlu diperluas ke sektor lain semisal rumput laut, rotan, dan sebagainya. Kedua, Agar mampu hadapi serbuan asing, maka satu langkah mutlak yang
harus
dilakukan
oleh
UKM
adalah
meningkatkan
entrepreneurship. Upaya semua pihak untuk mendorong meningkatnya kualitas entrepreneurship harus didukung dan diperkuat. UKM yang memiliki wawasan entrepreneurship yang unggul akan mampu tumbuh menjadi pengusaha yang tangguh, pencipta lapangan kerja yang handal, dan pebisnis yang tidak cengeng menunggu fasilitas Negara. Ketiga, Inovasi tiada henti. Tiga kata penting yang perlu secara terus menerus disuarakan kepada UKM. Itulah nafas hidup mereka. Selama ini UKM cenderung mencari sendiri inovasi dan teknologi yang mereka butuhkan. Kedepan tentu harus dibangun platform dukungan inovasi
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Perspektif yang tangguh, terarah. Hadirnya SIDa (Sistem Inovasi Daerah) tentu tidak boleh berhenti di level litbang. Namun harus mampu menjawab secara langsung permasalahan yang dihadapi UKM. Keempat, KUR – Kredit Usaha Rakyat yang menjadi andalan pemerintah dalam atasi kendala permodalan UKM, perlu terus menerus direvitalisasi. Walaupun realisasi KUR sudah cukup besar, namun masih lebih
banyak
lagi
UKM
yang
belum
mampu
menyentuhnya.
Keberpihakan pemerintah dan dunia perbankan kepada UKM menjadi kunci penting untuk hadirkan layanan pembiayaan yang mudah, murah, dan terjangkau bagi UKM. Lemahnya sosialisasi KUR yang tergambar saat kunjungan incognito Presiden SBY ke kampung nelayan Teluk Naga semoga tidak terulang kembali. Kelima,
Kehadiran
Development
pendamping
Services),
Inkubator
UKM bisnis,
seperti
BDS
mentor
(Business
bisnis,
KKMB
(Konsultan Keuangan Mitra Bank), P3UKM, dan lain-lain, selama ini dirasa sudah cukup membantu kemajuan UKM. Namun demikian hal tersebut belum bisa massif karena masih adanya banyak kendala di sisi pendamping, seperti jumlah pendamping yang terbatas, sebaran yang tidak merata, dan kualitas yang harus terus menerus ditingkatkan. Untuk itu adanya Temu Nasional Pendamping KUMKM 2013 yang akan digelar di Tasikmalaya, Jawa Barat bulan Maret mendatang menjadi sangat penting. Melalui event tersebut, diharapkan peran pendamping mampu mengakselerasi daya saing UKM. Di tahun 2013 ini juga akan hadir PLUT – Pusat Layanan Usaha Terpadu yang digagas Kementerian Koperasi dan UKM tersebar di 21 lokasi di 16 propinsi di Indonesia. Kehadirannya diharapkan mampu memperkuat dukungan kelembagaan bagi UKM. PLUT hadir memberi solusi terpadu atasi problem UKM. Akhirnya, walaupun diprediksi bahwa 2013 ini hiruk pikuk politik nasional sudah dimulai. Optimisme akan meningkatnya daya saing UKM menghadapi situasi nasional dan global tetaplah harus kita jaga. Sejarah sudah membuktikan. (Cak Samsul) | Email :
[email protected]
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Berita Terkini
Pajak UMKM Bisa Hambat Semangat Berwirausaha Pemberlakuan pajak kepada UMKM 1% dari omzet setahun dianggap dapat menghambat penciptaan wirausaha di tanah air. Sebagaimana diketahui, tantangan kewirausahaan di tanah air sudah cukup banyak seperti proses legalitas membuka usaha, berbagai pungutan liar dan sulitnya memperoleh akses permodalan. Dengan pajak UMKM akan menambah disinsentif bagi mereka yang memilih menjadi pengusaha.
K
etua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Raja Sapta Oktohari memprotes rencana pengenaan pajak pada usaha mikro, kecil dan menengah (UKM). Menurutnya, UMKM justru harus diberikan privilage dan berbagai stimulus untuk menciptakan UMKM yang berdaya saing. Sebagaimaimana diberitakan, Fuad Rahmany Direktur Jenderal Pajak menyatakan, pajak dikenakan kepada pengusaha yang memiliki lokasi usaha tetap dengan kisaran omset Rp.0-4,8 miliar. Skema pengenaan PPh rata-rata 1% dari omzet senilai Rp 0-Rp 4,8 miliar. Aturan pajak itu saat ini sudah di tangan Menteri Keuangan. Draft akan dikirimkan ke Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia untuk kemudian diteruskan ke Presiden. Pemberlakuan pajak tersebut untuk memaksimalkan penerimaan pajak yang selama ini dinilai belum maksimal Data Kemenkop dan UKM RI menunjukkan, potensi pendapatan pajak dari UKM memang lumayan. Sumbangan sektor usaha ini terhadap total produk domestik bruto (PDB) diperkirakan mencapai 61,9%. Namun, dari sisi penerimaan negara, selama ini, sektor UKM hanya menyumbang sekitar 5% dari total penerimaan pajak. Disisi lain, pemerintah perlu bijak dalam membuat regulasi pajak di sektor UMKM. Jangan sampai penerapan pajak UMKM mematikan aktivitas bisnis dari sektor ini, terutama untuk usaha mikro yang sedang berkembang. (sumber : bisnismanajemen.co.id)
Majalah UKM Indonesia Network | Januari- Februari 2013
Berita Terkini
Menuju Redenominasi Rupiah Bagi Sektor UKM Redenominasi rupiah adalah “penghilangan” angka 0 dibelakang mata uang. Sejak dua tahun yang lalu Pemerintah Indonesia melalui Bank Indonesia berencana membuang 000 alias tiga nol dibelakang mata uang rupiah dengan tujuan untuk menyederhanakan penulisan, pencatatan, transaksi dan penyebutan. Namun, hal ini tidak mengurangi nilai dari transaksi tersebut. Ari Eko Prasethio
T
ahun 2013 ini, draft rancangan undang-undang tentang penyederhanaan nilai mata uang itu dalam Program Legislasi Nasional atau Prolegnas 2013 akan dibahas DPR. Deputi Gubernur BI Ardhayadi Mitroadmodjo mengatakan, pada awal penerapannya akan menggunakan dua mata uang yang berlaku saat ini. Pemerintah menjadwalkan mulai Desember 2012 sampai April 2013 akan digelar konsultasi dan sosialisasi mengenai redenominasi ke publik. Proses Peralihan Masyarakat sudah bisa menikmati Rupiah Baru mulai tahun 2013 dengan gambar dan warna yang identik dgn Rupiah yangg ada saat ini, namun dengan pengurangan 3 angka nol. Pemerintah bersama BI merencanakan menerbitkan rupiah baru agar mata uang kita lebih kompetitif dan lebih dihargai di dunia internasional serta mengurangi ekspektasi inflasi. Tahun 2013 hingga 2015 disebut masa transisi, di mana harga harga barang di pertokoan mencantumkan dua harga misalkan harga barang
Majalah UKM Indonesia Network | Januari- Februari 2013
Berita Terkini Rp 10.000, harus ditulis harga Rp10.000/ Rp10. Di masa transisi ini BI tetap menerbitkan 2 jenis uang yaitu “Rupiah Lama” dan “Rupiah Baru”. Seiring dengan minat masyarakat terhadap rupiah lama berkurang, maka secara perlahan rupiah lama akan dikurangi penerbitannya (Periode tahun 2016 – 2018). Direncanakan tahun 2019 sudah tidak ada ada lagi rupiah lama dan berganti dengan rupiah baru.
Ilustrasi redominasi rupiah Desain per 17 Agustus 2014 Sesuai pasa 47. UU 7/2011 tentang Mata Uang
Lebih Dihargai Dengan redenominasi diharapkan nilai rupiah akan lebih dihargai di dunia internasional. Saat ini rupiah termasuk 10 mata uang yang kurang dihargai karena nilai tukarnya yang terkesan kurang berharga disbanding mata uang lain. Sebagai contoh jika kurs $1 dianggap 10.000 rupiah, setelah redenominasi $1 dapat diperoleh dengan 10 rupiah, hal ini membuat rupiah terlihat lebih berharga. 10 negara yang mata uangnya masuk kategori kurang dihargai adalah Zimbabwe, Vietnam, Sao Tome dan Principe, Laos, Iran, Indonesia, Guinea, Turkmenistan, Paraguay, dan Zambia. Redenominasi Bagi UKM Seperti dikutip dari BisnisManajemen.co.id, ada perilaku menarik dari masyarakat di daerah barru Sulawesi-Selatan. Terjadi penolakan menggunakan uang logam pecahan 100-500 rupiah, proses jual beli dan pengembalian dari transaksi jual beli dikembalikan dalam bentuk permen atau camilan. Dituturkan bahwa untuk apa uang logam. Hal ini menunjukkan tren bahwa penghargaan dan kebanggan terhadap nilai mata uang kita menurun, tidak menutup kemungkinan pula hal ini terjadi di daerah lainnya. Dalam perusahaan sistem akuntansi dan pembukuan akan langsung berhadapan dengan perubahan yang krusial. Nilai-nilai uang akan mulai diarahkan mengikuti sistem yang baru. Untuk itu diperlukan pemahaman dan persiapan sehingga perubahan tidak menimbulkan kerugian dalam usaha. Dapat disimpulakan kunci sukses pelaksanaan redenominasi sangat tergantung sejauh mana sosialisasi yang dilaksanakan pemerintah. Memang, beberapa negara berhasil menyederhanakan mata uangnya seperti Turki, namun ada juga yang gagal contohnya dialami Zimbabwe. Ingat, proses sosialisasi itu selain tidak gampang juga butuh biaya besar. (AEP) Majalah UKM Indonesia Network | Januari- Februari 2013
Fokus |Resolusi UKM 2013
Resolusi 2013
Akselerasi Daya Saing UKM Indonesia Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Fokus |Resolusi UKM 2013
Inisiasi Indonesia Sejahtera
Melalui UKM Usaha Kecil Menegah (UKM) dinilai strategis karena usaha jenis ini memiliki tingkat fleksibilitas lebih tinggi. Perusahaan-perusahaan kecil semacam UKM biasanya tak pernah memiliki pabrik besar, teknologi, dan struktur organisasi yang kompleks, menyebabkan mereka mampu melakukan diversifikasi produk dengan luwes.
A
lasan mengapa Indonesia harus memacu sektor UKM adalah fakta bahwa kini aktor penting perdagangan internasional
bukan
saja
korporasi
raksasa,
tetapi
belakangan juga UKM. UKM kini sudah mengglobal. Sekitar 25 persen hingga 35 persen ekspor manufaktur internasioanl disumbang oleh UKM. Sementara 20 persen keuntungan (benefit) perusahaan manufaktur diperoleh dari perdagangan lintas batas Riska Ayu Purnamasari Beranda MITI
negara. Saat ini, sebanyak 25 persen UKM manufaktur yang berkiprah secara internasional tercatat sebagai perusahaan yang kompetitif.
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Fokus |Resolusi UKM 2013 Dukungan
serius
terhadap
UKM
di
Indonesia
diperlukan
menimbang ketahanan sektor ini pada masa krisis ekonomi telah teruji. Penyebabnya adalah komponen produksi di UKM-UKM tidak bergantung pada bahan impor dari luar negeri, sehingga imbas nilai dolar yang sangat tinggi tidak memengaruhi tingkat produksi para UKM. Ini menjadi keunggulan rsetendiri. Kegiatan UKM meliputi berbagai kegiatan ekonomi, namun sebagian besar berbentuk usaha kecil yang bergerak disektor pertanian. Pada tahun 1996 data Biro Pusat Statistik menunjukkan jumlah UKM= 38,9 juta, dimana sektor pertanian berjumlah 22,5 juta (57,9%), sektor industri pengolahan= 2,7 juga (6,9 %), sektor perdagangan, rumah makan dan hotel= 9,5 juta (24%) dan sisanya bergerak dibidang lain. Sedangkan jumlah UKM pada tahun 2000 tercatat sebanyak 39.04 juta unit atau 99 persen dari total unit usaha. Kesempatan kerja yang diwarkan oleh UKM pada tahun yang sama yakni 74.4 juta tenaga kerja atau 99.6 persen dari total angkatan kerja yang bekerja. Adapun kontribusi UKM terhadap PDB adalah 56.7 persen total PDB, sedangkan dari sisi ekspor UKM menyumbang 14.7 persen total ekspor barang Indonesia. Nilai ini masih
jauh
tertinggal bila dibandingkan ekspor usaha kecil negara-negara lain (BPS, 1998), seperti Taiwan (65 %), Cina 50 %), Vietnam (20 %), Hongkong (17 %), dan Singapura (17 %). Menurut data Kementrian Negara Koperasi dan UKM, saat ini di Indonesia terdaftar sekitar 39 juta usaha mikro, 99 ribu usaha kecil, 57 ribu usaha menengah, dan sekitar 2.000 perusahaan besar. Sayangnya, dibanding perusahaan-perusahaan besar, kesempatan UKM untuk memperoleh kredit bank terbilang masih sangat minim dengan alasan sulitnya mengurus persyaratan administrasi bagi perusahaan bermodal kecil. (RAP) | sumber : beranda.miti.or.id
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Fokus |Resolusi UKM 2013
Akselerasi Daya Saing KUMKM Kinerja beberapa
perekonomian tahun
ini
Indonesia
mendapat
banyak
pengakuan dari berbagai pihak. Di tengah krisis keuangan di Eropa dan Amerika, perekonomian
Indonesia
tetap
tumbuh
relative tinggi dan stabil. Sedangkan banyak Negara lain, termasuk China dan India, justru mengalami penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi. Dengan situasi tersebut diprediksi Indonesia akan menjadi Negara terbesar ke-7 di dunia. Hal tersebut bisa dicapai apabila pertumbuhan tetap bisa dipertahankan diatas 6 persen. Selain terus menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui investasi dan konsumsi. Di balik kinerja ekonomi yang bagus tersebut, ada problem besar yang sedang menghadang bangsa Indonesia, yakni ketimpangan ekonomi dan sosial. Menurut Badan Pertanahan Nasional (BPN), ada sekitar 56 persen asset nasional yang dikuasai oleh dua persen saja penduduk Indonesia. Sebanyak 87 persen dari 56 persen asset nasional itu berupa tanah. Artinya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi cuma dinikmati oleh sekelompok kecil masyarakat. Ketimpangan tersebut diatas terkonfirmasi oleh perkembangan rasio gini (indikator ketimpangan distribusi pendapatan) yang terus menanjak selama beberapa tahun terakhir, bahkan telah menembus rekor tertinggi pada tahun 2011, yakni sebesar 0,41. Artinya, ketimpangan distribusi pendapatan telah memasuki skala medium. Dengan angka sebesar itu, dapat dimaknai bahwa 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah hanya menikmati 19,6 persen pendapatan nasional, sementara 20 persen penduduk dengan pendapatan tertinggi justru menikmati 44,8 persen pendapatan nasional.
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Fokus |Resolusi UKM 2013 Selain itu, kualitas pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama ini, boleh dibilang, kurang memuaskan. Ekonomi memang tumbuh rata-rata 6 persen, tetapi pada saat yang sama penurunan kemiskinan justru berjalan lambat. Berdasar situasi diatas, salah satu pihak yang diharapkan bisa berkontribusi signifikan untuk mengurangi kesenjangan, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menyerap tenaga kerja adalah UMKM. Data statistik menunjukkan jumlah unit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mendekati 99,98 % terhadap total unit usaha di Indonesia. Sementara jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia. Ini jumlah yang sangat besar dan perlu mendapat perhatian serius oleh siapapun yang ingin menyelesaikan problem kesejahteraan dan keadilan bangsa ini. Menurut Syarif Hasan, Menteri Koperasi dan UKM, bila tiga tahun lalu jumlah UMKM berkisar 52,8 juta unit usaha, maka pada 2011 sudah bertambah menjadi 55,2 juta unit. Setiap UMKM rata-rata menyerap 3-5 tenaga kerja. Maka dengan adanya penambahan sekitar 3 juta unit maka tenaga kerja yang terserap bertambah 15 juta orang. Pengangguran diharapkan menurun dari 6,8% menjadi 5 % dengan pertumbuhan UMKM tersebut. Hal ini mencerminkan peran serta UMKM terhadap laju pertumbuhan
ekonomi
memiliki
signifikansi
cukup
tinggi
bagi
pemerataan ekonomi Indonesia karena memang berperan banyak pada sektor ril. Namun
demikian,
sebagian
besar
UMKM
tersebut
memiliki
permasalahan akut yang sulit dipecahkan oleh mereka sendiri. Mereka menghadapi kendala:
Keterbatasan kualitas SDM
Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar
Kurangnya permodalan dan terbatasnya akses pembiayaan
Rendahnya jiwa entrepreneurship
Kurangnya transparansi
Akses Permodalan dan;
Formalitas (ijin) usaha
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Fokus |Resolusi UKM 2013 Pendamping KUMKM Berharap UKM Indonesia akan sekuat di Jepang atau di Jerman barangkali membutuhkan waktu. Jika untuk menanggulangi akutnya korupsi di Indonesia dibentuk KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), untuk mengawasi banyaknya lembaga keuangan dan perbankan dibentuk OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Jika di Jepang ada semacam JASMEC (Japan Small Medium Enterprises Business Corporation) yang bertugas meningkatkan kemampuan SDM UKM di Jepang. Demikan halnya untuk memastikan tumbuh kembangnya UKM Indonesia kedepan ada lembaga yang tugasnya melakukan “pendampingan” terhadap banyaknya UKM di Indonesia yang rentang bisnisnya sangat beragam dengan persoalan yang beragam pula. Pertama, adanya pendampingan ini akan memastikan fasilitas finansial yang diperoleh digunakan pada posnya. Yang sering kita lihat bantuan dari untuk UKM menguap begitu saja, karena dibagi-bagi diantara pelakunya bukan untuk untuk pengembangan bisnis. Atau untuk membeli barang-barang konsumsi yang sebetulnya tidak diperlukan. Kedua, lembaga pendamping UKM ini akan mengawal para pengusaha atau perusahaan UKM ini mengajukan pinjaman kredit sekaligus mengawal
pengembalian
dana/kredit
sesuai
jatuh
tempo
yang
ditentukan. Kejadian di lapangan yang sering terjadi adalah tidak ada kontrol akan hal itu. Karena dianggap kucuran dananya “kecil”, kegagalan mengembalian dana pinjaman dianggap “hibah” sehingga sektor UKM tidak pernah tumbuh “dewasa” dan punya daya saing dengan UKM luar negeri. Ketiga, lembaga pendamping ini akan berfungsi sebagai bahan rujukan sekaligus tempat problem solver untuk sederetan usaha kecil. Sehingga kinerja UKM tiap corak usaha nantinya terpantau kinerjanya dan lebih terukur. Memiliki lembaga Pendamping UKM yang lebih terstruktur dan berdasar hukum kuat serta di dukung SDM yang mumpuni. Menjadikan UKM Indonesia mampu mengakselerasi daya saing. Semoga. (Aria/ berbagai sumber)
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Fokus |Resolusi UKM 2013
KALEIDOSKOP 2012: Mengejar Kuantitas Wirausahawan Tangguh Kelompok itu adalah pendukung utama perkembangan ekonomi. Itu sebabnya ada indikator minimal jumlah wirausahawan di satu negara sebesar 2% dari total populasi penduduk.
Sadar
terhadap
indikator
tersebut,
Pemerintah
Indonesia
berupaya
mempercepat kelahiran wirausahawan baru di Tanah Air.
M
engapa
harus wirausahawan? Jawabannya adalah karakter
seorang pemerintah
wirausahawan terutama
sangat dalam
hal
mendukung mengurangi
upaya angka
pengangguran dan penyerapan tenaga kerja. Seorang wirausahawan baru diakui tangguh jika mampu menempatkan diri sebagai seorang pencipta lapangan kerja (job creator). Dengan demikian kehadiran entrepreneur bisa menjadi solusi di bidang ketenagakerjaan dan kesan orang-orang yang berkarakter tersebut jauh dari karakter masyarakat umum yang lebih dominan menjadi pencari kerja (job seeker). Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Fokus |Resolusi UKM 2013 Kementerian Koperasi dan UKM sebagai salah satu instansi terdepan yang berupaya menciptakan jumlah wirausahawan pemula, tidak pernah berhenti
menjalankan
tugas
dan
fungsinya
mencetak
kaum
entrepreneur. Ada tujuh unit kedeputian yang menjadi andalan instansi tersebut, tetapi yang paling intensif menjalankannya adalah Kedeputian Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi),
kedeputian ini harus mampu
merealisasikan target pertumbuhan wirausahawan. Prakoso Budi Susetio, Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM, pada saat ini memiliki beberapa prioritas program di antaranya peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM pengelola lembaga keuangan mikro (LKM) dan koperasi simpan pinjam (KSP) serta unit simpan pinjam (USP). Namun, program utama kedeputian ini tentu saja pemasyarakatan dan pengembangan kewirausahaan melalui pendidikan dan latihan, program lanjutan, dan pembentukan calon wirausahawan baru. Selain itu, program ekspo kewirausahaan juga diluncurkan untuk menggenapi sejumlah aksi lainnya. Kementerian Koperasi dan UKM mahasiswa
untuk
menjadi
juga
mengoptimalkan peranan
wirausahawan
pemula.
Penciptaan
wirausahawan baru dinilai lebih tepat dari perguruan tinggi dengan keunggulan kompetensi di atas rata-rata. Dari strata pendidikan sekolah lanjutan atas atau SMA juga dioptimalkan menjadi wirausaha pemula melalui tempat pelatihan keterampilan usaha (TPKU) yang dikoordinasikan dengan lembaga pendidikan sederajat di setiap pelosok perdesaan. Lembaga yang digandeng misalnya yayasan sekolah, lembaga pondok pesantren dan sekolah kejuruan lainnya yang berpotensi menjadi pencipta lapangan kerja. Penciptaan wirausahawan dari kalangan terdidik selanjutnya didukung dengan fasilitasi permodalan operasional TPKU.
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Fokus |Resolusi UKM 2013 Sekolah yang mempunyai TPKU didukung dengan bantuan hingga Rp100 juta per unit lokasi pelatihan, sehingga seluruh keperluan komponen pendukung baik peralatan maupun bahan dasar pelatihan tersedia setiap saat. Adapun program paling anyar yang diusung pemerintah adalah menciptakan konsep perencanaan usaha (business plan). Konsep ini juga didesain dengan menyediakan permodalan awal bagi seorang wirausaha pemula. “Pembiayaan tersedia hingga Rp25 juta bagi 1.000 calon wirausahawan yang memiliki perencanaan usaha serta dinilai tim juri bahwa proposal
Kementerian Koperasi dan UKM tentu saja tidak
yang disusun layak untuk diberi permodalan awal usaha yang mereka rancang melalui perencanaan usaha itu,” kata Prakoso. Dari konsep tersebut setidaknya akan melahirkan 1.000 wirausahawan pemula (kategori start up) yang siap menjalankan usahanya sesuai konsep yang ditawarkan melalui lomba penulisan business plan. Program baru tersebut diyakini akan berkontribusi besar dalam upaya mengejar
sendiri karena
target 2% dari jumlah penduduk.
hampir
Pada tahun ini persentase wirausahawan terhadap jumlah penduduk
seluruh
Januari 2012. Intensitas tinggi dari program penciptaan wirausaha
diyakini lebih tinggi dari 1,56% karena angka tersebut berdasarkan posisi
kementerian
terbukti pada statistik 2 tahun sebelumnya. Jumlah wirausahawan
ikut
berkat program kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM.
membantu
Indonesia ketika itu tercatat hanya 0,24%, selanjutnya meningkat pesat
Kementerian Koperasi dan UKM tentu saja tidak sendiri karena hampir
program
seluruh kementerian ikut membantu program kewirusahaan itu. Kondisi
kewirusahaan
persentase ideal 2% dari total penduduk bakal terealisasi pada 2013.
itu mendorong Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan optimistis, Keyakinan Menteri Koperasi dan UKM tersebut berarti lebih cepat 1 tahun dari target awal yang dipasang pemerintah bahwa komposisi ideal akan tercipta pada 2014. Institut Ilmu Koperasi Indonesia (Ikopin) di Jatinangor, Jawa Barat, juga berupaya mendukung target itu. Lembaga pendidikan perguruan tinggi
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Fokus |Resolusi UKM 2013 swasta tersebut saat ini gigih membekali semangat kewirausahaan bagi mahasiswanya melalui program magang ke Jepang. Memang tidak semua mahasiswa dikirim ke Jepang, tetapi intinya agar mahasiswa siap menjadi wirausahawan baru ketika kembali dari Negeri Matahari Terbit itu. Selain membawa ilmu baru dari Jepang, mahasiswa yang kembali dari program magang jika bisa mengatur keuangan pribadinya, bisa membawa modal dari hasil honor bulanannya. Ikopin juga memperluas ruang lingkup kerjanya dalam pengembangan kewirausahaan ke Asia Tenggara, khusus ke sektor pertanian berupa Asean
pelatihan
Training
in
Course
on
Entreprenurship
in
Agricultural Competitiveness. “Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama Ikopin dengan Sekretariat Asean dan Kementerian Koperasi dan UKM. Fokusnya khusus kepada pelaku koperasi di bidang pertanian,” kata Rektor Ikopin Burhanuddin Abdullah. Pelatihan diadakan di sekitar Bandung dilengkapi program field trip ke berbagai lokasi pertanian relevan di Jawa Barat. Daerah ini sangat ideal dijadikan
sarana
pelatihan
agribisnis,karena
merupakan
daerah
pertanian.
Sekadar Formalitas Meski demikian, Ketua Asosiasi Wirausaha Desa Indonesia (AWDI) Ilhamy Elias
menilai
program
pemerintah
untuk
meningkatkan
jumlah
wirausahawan baru masih sekadar fantasi belaka karena program tersebut belum mampu menyentuh permasalahan riil bagi menciptakan wirausahawan baru pada tingkat sarjana. “Program kewirausahaan seperti apa pun yang diusung pemerintah, hampir
berbau
Pendapatan
proyek
Belanja
untuk
Negara.
menyelesaikan Jangan
realisasi
heran
kalau
Anggaran program
kewirausahaan sangat sukar mencapai sasaran sebab keberhasilan hanya dilihat dari realisasi anggaran dari APBN atau APBD di daerah,” kata Ilhamy.
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Fokus |Resolusi UKM 2013
“
Seorang wirausaha, adalah orang yang memiliki keinginan, tekad, dan selalu memiliki ide, kreatif dan inovatif.
Dia melanjutkan mahasiswa yang jadi target program kewirausahaan hanya mengikuti program magang sebagai formalitas belaka. Program magang menuju wirausahawan baru yang dilaksanakan instansi pemerintah hanya sekadar jadi batu loncatan. “Sulit mengharapkan jiwa kewirausahaan muncul kepada individu ketika program mulai diperkenalkan menjelang akhir pendidikan di perguruan tinggi. Selayaknya dimulai ketika berada di pendidikan SMA sederajat,” kata Ilhamy. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pencanangan perluasan program Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) pada 2011 memuji langkah Kemenkop dan UKM memprakarsai gerakan itu. Apalagi jika didukung semangat tinggi generasi muda menjadi wirausaha. Seorang wirausaha, kata Yudhoyono, adalah orang yang memiliki keinginan, tekad, dan selalu memiliki ide, kreatif dan inovatif. Berani melakukan hal baru yang sebelumnya belum pernah ada. Seorang entrepreneur
berani
mengambil
risiko,
meski
terobosan
atau
penemuannya dan ide itu berhasil atau tidak di kemudian hari. “Dalam konteks bisnis atau dunia ekonomi, seorang wirausahawan menemukan produk dan jasa, membuka pasar yang belum ada. Kalau wirausahawan terus berkembang di Indonesia, bisnis atau usaha dan ekonomi pasti makin bergerak dan berkembang.” SBY menyatakan wirausahawan tidak identik dengan pengusaha mikro, kecil, dan menengah. Namun, menurutnya, ada pertautan yang erat antara wirausahawan dengan bidang-bidang usaha yang berangkat dari kecil dan tumbuh menjadi usaha besar. Sumber : Mulia Ginting Munthe | http://www.bisnis.com
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Profil UKM
Warung Mie Ayam Moro Marem Kecamatan Tekung, Lumajang, Jawa Timur
Mempunyai citarasa yang khas dari warung-warung Mie Ayam lain
L
ifa, Alumnus Universitas negeri ternama di Indonesia tahun 1996. Setelah 15 tahun menjadi karyawan di Jakarta dengan gaji yang lumayan. Pada akhirnya Lifa, pemilik warung Moro Marem merasa
jenuh dengan segala rutinitas dan ketidakadilan perlakuan karyawan terhadap office boy di kantornya. Lifa akhirnya ingin berhenti menjadi karyawan dan memulai sebuah usaha. Berbulan-bulan lamanya, Lifa menimbang-nimbang dan mempersiapkan diri untuk keinginannya tersebut. Dan akhirnya Lifa berhenti juga pada tahun 2008.
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Profil UKM Pada awal-awal berhenti kerja, Lifa merasa sangat senang dan ‘plong’ akan tetapi 3 bulan setelah berhenti, lifa merasa ada yang hilang yaitu rutinitasnya. Pada waktu itu usaha Mie ayamnya belum dimulai. Lifa menyesal telah berhenti bekerja. Akan tetapi Ayah Lifa menguatkan, bahwa harus bisa menjalani hidup dengan baik. Kemudian sedikit demi sedikit usaha mie ayam itu dirintis. Sampai pada saat ini Lifa masih punya penyesalan, akan tetapi bukan penyesalan berhenti bekerja, tapi penyesalan, kenapa tidak dari dulu saja berhenti bekerja. Tidak mudah membangun sebuah usaha warung makan mie ayam bagi Lifa, dalam idelismenya dia tidak ingin membeli brand saja (waralawaba) dan menjalankannya. Dia ingin mebuat brand sendiri. Membuat mie dan
Lifa. Pemilik Mie Ayam Moro Merem, Lumajang
bumbunya sendiri. Berbulan-bulan dia mencoba resep dan membuat inovasi di resep tersebut sambil berjualan sedikit-demi sedikit. Semua ditangani sendiri sampai urusan menggiling mie dengan mesin konvensional. Dan akhirnya saat ini dia menemukan resep yang pas yang sangat disukai para pelanggannya Saat ini lifa sedang mencari tenaga, karena sudah tidak mampu lagi menangani sendiri Moro Marem. Pelanggan sudah ketagihan citarasa mie yg khas ini sampai rela menunggu antrian. Masih panjang perjalanan lifa untk mencapai visi-visinyanya. Masih panjang perjalanan Lifa untuk membuka cabang mie ayam Moro Marem di garis track Bali, Lumajang, Surabaya
dan Jakarta. Sebagai rahasia, bahwa jalur track kota-kota
tersebut adalah disesuaikan dengan ilmu pemetaan yg dia dapatkan selama kuliah Geografi di UI. (Phy)
Informasi UKM dan Kemitraan Pemilik
: Lifa.
Telp
: (0334) 884968
Alamat
: Jl. Raya Tekung No. 230 Desa Wonokerto, Tekung, Lumajang
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Pendamping UKM UU 20 Tahun 2008
Peran Strategis Pendamping UKM
S
ituasi pasar yang semakin mengglobal dan sangat kompetitif, memaksa KUMKM untuk memiliki kesiapan yang cukup, agar tidak tergilas oleh ketatnya persaingan. Daya saing KUMKM perlu
terus menerus diperbaiki, ditingkatkan. Pasal 5 huruf C UU nomor 20 Tahun
2008
tentang
UMKM
pemberdayaan UMKM adalah pembangunan
daerah,
menyebutkan
bahwa
tujuan
“meningkatkan peran UMKM dalam
penciptaan
lapangan
kerja,
pemerataan
pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan”. Upaya tersebut dilakukan melalui penumbuhan iklim usaha melalui kebijakan yang menyangkut aspek: a)
pendanaan;
b)
sarana dan prasarana;
c)
informasi usaha;
d)
kemitraan;
e)
perizinan usaha;
f)
kesempatan berusaha;
g)
promosi dagang; dan
h)
dukungan kelembagaan.
Aspek dukungan kelembagaan yang menjadi salah satu instrument penting dalam perkuatan KUMKM dijelaskan di dalam pasal 15 sebagai berikut: “Aspek dukungan kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf h ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan fungsi inkubator, lembaga layanan pengembangan usaha, konsultan keuangan mitra bank, dan lembaga profesi sejenis lainnya sebagai lembaga
pendukung
pengembangan
Usaha
Mikro,
Kecil,
dan
Menengah” Majalah UKM Indonesia Network | Januari 2013
Pendamping UKM Lembaga Pendamping KUMKM terdiri dari: Inkubator bisnis, lembaga layanan pengembangan usaha / BDS-P, Konsultan keuangan mitra bank (KKMB), dan lembaga sejenis lainnya. Saat ini jumlah lembaga pendamping
KUMKM
potretnya
tidak
terlalu
menggembirakan
sebagaimana tersaji berikut ini:
Jumlah pendamping KUMKM terbatas, tidak sebanding dengan KUMKM yang harus didampingi
Kualitas pendamping masih harus terus ditingkatkan
Belum adanya standarisasi mutu dan pelayanan pendamping KUMKM serta belum adanya mekanisme pelayanan terpadu
Terbatasnya biaya riset dan pengembangan produk jasa pendampingan
Lemahnya peran asosiasi / organisasi para pendamping KUMKM
Belum
mampu
mendukung
kebijakan
pemerintah
dalam
pemberdayaan KUMKM secara optimal (KUR, Klaster, inovasi dan teknologi, incubator bisnis, dll)
Dukungan kebijakan terhadap pendampingan KUMKM belum terintegrasi, fokus, dan berkelanjutan
Revitalisasi Peran Pendamping KUMKM
Beban yang diemban para pendamping KUMKM tidaklah ringan. Agar mampu menjalankan perannya dengan optimal, maka perlu dilakukan revitalisasi peran pendamping. Langkah tersebut memerlukan dukungan pemerintah dan semua pihak. Pemerintah dan para stakeholders pendampingan perlu segera menyusun Road Map pemberdayaan pendamping KUMKM secara nasional.
Road Map tersebut perlu
mencakup aspek (1) Kelembagaan dan organisasi, (2) Operasional, dan (3) aspek pendanaan. Aspek Kelembagaan & Organisasi: 1) Pendamping KUMKM diprioritaskan dikelola oleh perusahaan swasta atau gabungan antara perusahaan swasta dan pemerintah daerah. 2) Pendamping KUMKM memerlukan mekanisme kerja & SOP layanan jasa yang akan menjadi acuan operasional.
Majalah UKM Indonesia Network | Januari 2013
Pendamping UKM 3) Perlu adanya MESO-BDS (contoh: P3UKM dan PSP-KUMKM UNS) untuk memperkuat kehadiran Pendamping KUMKM di daerah.
Segi Operasional : 1) Pendamping KUMKM mengembangkan jasa layanan yang lebih dinamis sesuai perkembangan pasar dan kompetisi produk yang makin mengglobal yang dibutuhkan KUKM (Pasar, Teknologi, Risk Management). 2) Pelayanan jasa Pendamping KUMKM secara terpadu dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Jaringan perlu dibentuk sehingga mempermudah KUKM yang memerlukan jasanya. 3) Database Pendamping KUMKM yang profesional perlu terus menerus di mutakhirkan oleh asosiasi pendamping. 4) Pelatihan bisnis secara online perlu terus dikembangkan dan disosialisasikan kepada KUMKM sehingga KUMKM mendapat informasi terbaru mengenai kondisi pasar, harga produk KUMKM, regulasi perdagangan dalam dan luar negeri.
Segi Pendanaan: 1) Bantuan dana yang bersifat hibah masih perlu diberikan pada Pendamping KUMKM terutama pada Pendamping KUMKM komersial untuk membantu biaya konsultasi yang menjadi beban KUMKM yang belum kuat dari segi permodalan. 2) Skim khusus pendanaan untuk kebutuhan biaya investasi serta modal kerja Pendamping KUMKM
inovatif perlu disusun dan
diatur ulang. 3) Aksesibilitas pendanaan ke Lembaga Bank dan Non Bank perlu dijembatani oleh Pemerintah melalui keterlibatan Asosiasi Pendamping KUMKM yang memberi rekomendasi profesional untuk mempermudah KUMKM mendapatkan dana murah bagi pengembangan
usaha
serta
ekspansi
pasar
(regional
&
intenasional). Sumber : Pengantar Temu Nasional I Pendamping UKM Majalah UKM Indonesia Network | Januari 2013
KEMENTRIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH REPUBLIK INDONESIA
Deputi bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha akan menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Standar Kompetensi Konsultan Pendamping Lembaga Pengembangan Bisnis / BDS – Provider. Rencana akan diikuti 528 peserta yang berasal dari 33 provinsi seluruh Indonesia. Kegiatan akan dilaksanakan pada pertengahan Februari 2013 di 3 (tiga) kota yaitu: Medan, Makassar, dan Solo. Adapun ketentuan adalah sebagai berikut : Ketentuan Umum
Sanggup mengikuti kegiatan secara penuh dan bersungguh-sungguh. Bersedia mengikuti dan menjalankan program tindak lanjut yang diselenggarakan oleh Kementrian Koperasi dan UKM. Membawa surat tugas
Ketentuan Khusus a. Tingkat Dasar (400 orang) Konsultan pendamping pemula yang belum pernah mengikuti kegiatan peningkatan standar Kompetensi Konsultan Pendamping tingkat dasar. Pendidikan minimal D3 Usia maksimal 40 tahun b. Tingkat Lanjutan (128 orang) Konsultan pendamping yang sudah pernah mengikuti kegiatan peningkatan standar Kompetensi Konsultan Pendamping tingkat dasar atau telah berpengalaman sebagai konsultan pendamping yang direkomendasi oleh Asosiasi Konsultan Pendamping KUMKM. Pendidikan minimal S1 Usia maksimal 55 tahun Peserta yang telah mengikuti kegiatan dengan tuntas, akan memperoleh Sertifikat Standar Kompetensi Konsultan Pendamping LPB/BDSP dari Kementrian Koperasi dan UKM. Usulan calon peserta dapat dikirimkan melalui email :
[email protected] . Pendaftaran akan ditutup pada 10 Februari 2013. Info lebih lanjut : hubungi Dinas Koperasi – UKM / Asosiasi LPB Setempat
Spirit GKN 2013
2013’
Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) telah dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2011 menandai peringatan GKN Pertama, kemudian ditindaklanjuti Peringatan GKN ke Dua pada tanggal 8 Maret 2012 yang dihadiri oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
GKN menunjukan komitmen pemerintah dalam menekan angka pengangguran dan kemiskinan. Ini juga sebagai upaya pemerintah untuk mencapai sasaran Kinerja Kabinet Indonesia Bersatu Kedua yang mentargetkan turunnya tingkat pengangguran dari 7 persen pada tahun 2011 menjadi 5–6 persen pada tahun 2014, kemudian pertumbuhan ekonomi dari 6,5 persen pada tahun 2011 menjadi 7,7 persen pada tahun 2014 dan kemiskinan turun dari 12,5 persen menjadi 8–10 persen pada tahun 2014.
GKN perlu diimplementasikan secara bertahap dengan sasaran akhir tumbuhnya wirausaha-wirausaha baru yang mampu menggerakan ekonomi masyarakat. Penumbuhan wirausaha baru perlu dilakukan melalui tahapan-tahapan, khususnya peningkatan motivasi, minat dan semangat berwirausaha serta cara berwirausaha. Untuk itu sebagai tindak lanjut Gerakan Kewirausahaan Nasional serta menumbuhkan semangat dan jiwa kewirausahaan di kalangan pemuda akan diselenggarakan Gerakan Kewirausahaan Nasional ke Tiga pada tanggal 18 Maret 2013.
Gerakan Kewirausahaan Nasional 2013 www.spiritgkn.com
Majalah UKM Indonesia Network | Januari - Februari 2013
Spirit GKN 2013
G
erakan Kewirausahaan Nasional (GKN) adalah salah
satu bentuk komitmen pemerintah dalam menekan angka pengangguran dan kemiskinan. Ini juga sebagai upaya pemerintah untuk mencapai sasaran Kinerja Kabinet Indonesia Bersatu Kedua yang mentargetkan turunnya tingkat pengangguran dari 7 persen pada tahun 2011 menjadi 5–6 persen pada tahun 2014. kemudian pertumbuhan ekonomi dari 6,5 persen pada tahun 2011 menjadi 7,7 persen pada tahun 2014 dan kemiskinan turun dari 12,5 persen menjadi 8–10 persen pada tahun 2014. GKN telah dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2011 menandai peringatan GKN Pertama. Kemudian ditindaklanjuti Peringatan GKN ke Dua pada tanggal 8 Maret 2012 yang dihadiri oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
Sebagai tindak lanjut Gerakan Kewirausahaan Nasional serta menumbuhkan semangat dan jiwa kewirausahaan di kalangan pemuda akan diselenggarakan Gerakan Kewirausahaan Nasional ke III pada tanggal 18 Maret 2013 di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Majalah UKM Indonesia Network | Januari - Februari 2013
Spirit GKN 2013
Peringatan tersebut dimaksudkan untuk menciptakan karakter-karakter wirausaha yang tangguh dan handal, memiliki daya kreativitas dan inovasi yang tinggi sehingga mampu bersaing ditengah globalisasi perekonomian. Hal ini dilakukan mengingat tingginya jumlah pengangguran dari kalangan tenaga terdidik yaitu lulusan SLTA dan perguruan tinggi serta kaum muda Indonesia yang masih kurang berminat untuk menjadi wirausaha. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, minat lulusan lembaga pendidikan untuk berwirausaha sangat rendah, yaitu bagi lulusan SLTA (22,63 persen) dan perguruan tinggi (6,14 persen). Sedangkan mereka yang berpendidikan SD dan SMP justru memiliki kemandirian untuk berusaha sendiri (32,46 persen). Terdapat kecenderungan para pemuda berpendidikan SLTA (61,87 persen) dan sarjana (83,20 persen) memilih menjadi pekerja atau karyawan dibanding menjadi wirausaha. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin rendah kemandirian dan motivasi untuk menjadi wirausaha.
Mendesaknya kebutuhan pengembangan kewirausahaan di Indonesia, telah mendorong pemerintah dan DPR mengesahkan UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dimana telah diamanatkan dalam pasal 19 huruf a bahwa pengembangan Sumber Daya Manusia dilakukan dengan cara memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan. Salah satu upaya ekstra yang sedang dilakukan secara intensif dan berkesinambungan adalah memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah serta pengembangan kewirausahaan, terutama bagi kalangan terdidik. Disamping itu pengembangan jiwa dan semangat kewirausahaan juga mutlak diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing bagi mereka yang sudah berusaha.
Indonesia saat ini telah memiliki 1,56 persen atau sekitar 3.707.205 wirausaha dari jumlah populasi penduduk Indonesia. Idealnya untuk mencapai kemajuan dan kesehjateraan suatu bangsa, dibutuhkan wirausahawan minimal sebanyak 2 persen dari populasi penduduk.
Majalah UKM Indonesia Network | Januari - Februari 2013
Spirit GKN 2013
Menyadari kondisi negara kita saat ini. Maka, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mengembangkan Program Penumbuhan dan Pengembangan Sarjana Wirausaha (PPSW) untuk menciptakan wirausaha baru dan lapangan pekerjaan dari kalangan sarjana bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan sektor-sektor usaha unggulan daerah dalam wadah koperasi. Program ini diperuntukkan bagi para lulusan perguruan tinggi/sarjana yang beberapa tahun belum mendapat pekerjaan atau masih menganggur. Para sarjana tersebut direkrut melalui proses seleksi untuk menjadi wirausaha, selanjutnya yang terseleksi diberi pelatihan kewirausahaan baik teknis maupun manajerial dan fasilitasi akses permodalan yang diperlukan untuk mengembangkan usahanya. Program ini juga menjadi substansi acara pada peringatan GKN ketiga yang akan di laksanakan di Gelora Bung Karno. Peringatan GKN kali ini menjadi ajang kompetisi bagi wirausaha pemula dalam menyiapkan proposal usaha terbaik. Proposal usaha terbaik akan diberikan bantuan permodalan langsung Rp25 juta. (sumber : spiritgkn.com)
Majalah UKM Indonesia Network | Januari - Februari 2013
Pemasaran
Trend Pemasaran
Bisnis Online Tahun 2013
J
ika
di tahun 2012 silam trend pemasaran bisnis online mulai
mewabah di kalangan masyarakat, maka di tahun 2013 ini diprediksikan trend tersebut akan semakin meningkat pesat
seiring dengan mudah dan murahnya akses internet dari berbagai tempat. Nah, untuk menghadapi gempuran persaingan di ranah online yang semakin ketat, berikut ini kami informasikan trend pemasaran bisnis online di tahun 2013 yang bisa coba Anda jalankan untuk memenangkan persaingan pasar. Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Pemasaran Mengganti website jadul dengan media promosi yang interaktif Jika dulunya situs blog atau website hanya digunakan para pengusaha sebagai ajang curhat atau berbagi cerita kepada para konsumennya guna mengambil simpati mereka dan membangun personal branding sang pengusaha. Maka sekarang ini tidak banyak orang yang memiliki waktu luang untuk membaca tentang betapa hebatnya Anda dan aktivitas apa saja yang Anda lakukan setiap harinya. Sekarang ini konsumen sudah cukup cerdas, sehingga mereka lebih tertarik untuk membaca informasi yang berguna dan sesuai dengan kebutuhan yang sedang mereka cari saat ini. Karena itu, ada baiknya bila Anda tidak hanya menjadikan website sebagai lapak online saja namun juga menjadikannya sebagai media promosi yang interaktif sehingga calon konsumen bisa mendapatkan informasi yang bermanfaat dari website Anda dan tertarik untuk memberikan respon positif pada barang dagangan Anda.
Pelajari perubahan trend pada strategi SEO Tak hanya trend permintaan pasar saja yang mengalami perubahan, teknik SEO dalam mengembangkan bisnis online ternyata juga mengalami beberapa perubahan sesuai dengan algoritma pencarian Google. Pastikan bila Anda memiliki bekal ilmu SEO, agar Anda bisa mengetahui teknik SEO yang masih berfungsi serta teknik apa saja yang sekarang ini sudah tidak efektif lagi untuk digunakan. Hal ini sangatlah penting, karena pada kenyataannya teknik SEO lama yang masih digunakan justru bisa mematikan visibilitas website Anda.
Mobile Friendly Seperti kita ketahui bersama, sekarang ini lebih dari 62% masyarakat Indonesia mulai mengakses internet via handphone (telepon genggam). Bahkan kebiasaan tersebut mampu menggantikan peran warnet (warung internet) yang sebelumnya menjadi tempat alternatif untuk bisa mengakses internet. Melihat perubahan tersebut, ada baiknya bila Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Pemasaran website yang Anda miliki juga mulai dikemas mobile friendly agar konsumen Anda tidak kesulitan untuk mengakses situs yang Anda miliki via mobile.
Kelola konsumen dengan bijak Meskipun
di
halaman
website
Anda
telah
tersuguh beragam jenis informasi, namun tidak sedikit
konsumen
yang
akhirnya
masih
membutuhkan pelayanan Anda seperti halnya para pembeli di toko offline. Karena itu, kelola konsumen dengan bijak baik melalui sistem online maupun offline. Dalam hal ini Anda bisa memanfaatkan chating online, kolom komentar, fasilitas
email,
maupun
sms
dan
telepon
marketing untuk mencarikan solusi bagi setiap permasalahan yang dihadapi konsumen. Semakin sering mereka terbantu oleh Anda, maka semakin besar pula loyalitas yang mereka berikan untuk bisnis Anda.
Sudah siap menyambut sukses besar Anda di tahun 2013? Mulailah dari hal-hal yang paling kecil, mulailah dari langkah-langkah yang paling mudah, dan optimalkan strategi pemasaran online Anda dari sekarang! Salam sukses (sumber : bisnisukm.com )
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Segenap Redaksi dan Keluarga Besar
Majalah UKM Indonesia Network Mengucapkan
Selamat Berbahagia atas pernikahan :
Ari Eko Prasethio, S.Kom (Admin & developer ukm-indonesia.net)
Menikah | Jumat, 4 Januari 2012
Baarakallahu laka wa Baarakallahu ‘alaikuma Wa jama’a bainakuma fii khaair..
Tips
10
Langkah mudah menulis proposal bisnis
Mengapa harus menulis proposal ?! Penting sebagai langkah awal menformulasikan gagasan bisnis dalam bentuk yang lebih jelas (tertulis), sehingga mudah dipahami, dan memungkinkan dikaji sebelum diemplementasikan. Penting untuk panduan dalam praktek bisnis dengan pendekatan yang terukur dari skala biaya, cakupan, dan target pasar. Penting untuk memudahkan langkah dalam mengenbangkan kerjasama atau mencari investator dan dukungan modal dari pihak ketiga atau lembaga dana komersial.
Perkenalkan diri Anda. Ceritakan siapa diri Anda, latar belakang Anda (pendidikan, pengalaman profesional, dan keberhasilan apa saja yang pernah anda capai), terutama jika Anda pernah menjalankan bisnis.
1 2
Jelaskan Produk Bisnis Anda. Paparkan secara sederhana apa produk atau jasa yang akan Anda kembangkan sebagai usaha. Apa saja keunikannnya, seperti apa keunggulannya, dan apakah itu memang diperlukan oleh pelanggan (pasar)? Gambarkan Siapa Target Pasar Anda. Paparkan mengapa Anda memilih/menyasar segmen pasar tersebut. Jika mungkin perkuat argumen Anda tentang pilihan pasar ini dengan cerita pengalaman dan data riset yang Anda miliki.
3 4
Jelaskan Nilai Jual & Keunggulan Produk Anda. Jelaskan mengapa Anda yakin orang akan membeli produk atau layanan yang Anda tawarkan. Apakah karena kualitasnya, manfaatnya, atau lebih murah dibandingkana produk pesaing, dll.
5 3
Jelaskan Berapa banyak produk Anda akan Terserap Pasar. Paparkan secara sederhana proyeksi omset penjualan dan pendapatan yang akan Anda peroleh dalam periode tertentu. Bagaiman Anda akan mengembangkan model penjualannya, dan sebagainya.
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Tips
6 7 8
Gambarkan Berapa Besar Kemampuan Produksi Anda atau seberapa banyak layanan yang mampu Anda siapkan untuk mendukung kebutuhan pelanggan dalam periode atau jangka waktu tertentu.
Paparkan berapa besar biaya produksi untuk menghasilkan setiap unit produk atau jasa yang akan Anda jual. Jangan lupa, masukkan pula beban biaya overhead dalam penghitungan satuan produk.
3
Jelaskan Berapa banyak produk Anda akan Terserap Pasar. Paparkan secara sederhana proyeksi omset penjualan dan pendapatan yang akan Anda peroleh dalam periode tertentu. Bagaiman Anda akan mengembangkan model penjualannya, dan sebagainya.
9 3
Rincikan seberapa besar modal awal (start up) yang Anda perlukan untuk memulai usaha Anda tersebut (produksi & pemasaran).
10 3
Jelaskan mengapa bisnis Anda layak & patut didukung. Jika mungkin, Anda bisa melengkapi dengan data riset atau sekurangnya analisa potensi pasar yang Anda buat. Paparan tentang analisa potensi pasar penting dilakukan untuk memperbesar peluang keberhasilan dan kelangsungan usaha yang akan Anda kembangkan.
Spirit of Global Entrepreneurship Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013
Agenda
Pesta Wirausaha adalah gelaran tahunan berkumpulnya para wirausahawan nasional yang diselenggarakan oleh Komunitas Bisnis Tangan Di Atas. Sejak tahun 2009, Pesta Wirausaha telah diselenggarakan secara berturut-turut seperti berikut:
Pesta Wirausaha 2009, Gedung BPPT, partisipan 1500 orang
Pesta Wirausaha 2010, Balai Kartini, partisipan 3000 orang
Pesta Wirausaha 2012, Gedung SMESCO, partisipan 4000 orang
Pesta Wirausaha 2013, JI Expo, target partisipan 19000 orang
Dengan mengambil tema “MENYONGSONG ERA INDONESIA EMAS”, gelaran Pesta Wirausaha 2013 kali ini akan diselenggarakan di JIEXPO Kemayoran Jakarta dari tanggal 8-10 Februari 2013. Direncanakan akan hadir 12 main speakers yang terdiri atas top entrepreneur Indonesia seperti Chairul Tanjung, Sandiaga Uno, Irwan Hidayat, dll. Akan ditambah pula tidak kurang dari 30 additional speakers yang terdiri atas rising local entrepreneur seperti Saptuari, Mas Mono, Roni Yuzirman, dll. Seluruh pembicara di atas akan berbagi success story kepada sekitar 4000 peserta seminar dan 15000 pengunjung expo.
Kontak | PW Center: Ruko Mahkota Ancol BLok B No.5 Pademangan Jakarta Utara Telp. 021 6470 0096 (hunting) CP: Rifa – 282 D6C A5 Web : http://pestawirausaha.com
Majalah UKM Indonesia Network | Januari – Februari 2013