KONGRES ISEI XIX 2015
Peranan Teknologi untuk Akselerasi Sektor Industri Pertanian oleh:
Franky Oesman Widjaja Chairman dan CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Agribisnis dan Pangan Ketua Umum PISAgro (Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture) Ketua Umum Grow ASIA Surabaya, 9 Oktober 2015
DAFTAR ISI Proxy War Mengancam Kedaulantan Nasional
“Tiga Inisiatif”
PISAgro
Kelompok Kerja Kelapa sawit • Inovasi Pembiayaan (SMART) • Aplikasi SiPinter (smartfren)
Industri 4.0
Kesimpulan
PROXY WAR
Populasi Melonjak Lahan & Sumber Daya Menyusut ! 6,1 – 6,4 Persons
2,4 Persons
4,5 Persons
2050 1960
2012 0,22 ha/person
0,16 ha/person !
Setiap jengkal tanah Harus memproduksi lebih banyak pangan
Kita HARUS Memanfaatkan & Mengoptimalkan Kekayaan Alam Indonesia
Tiga Inisiatif Kolaborasi dalam Implementasi PPP (Public Private Partnership)
The Government of Indonesia *Nawa Cita
KADIN bid Agribisnis & Pangan Jakarta Food Security Summit
Partnership for Indonesia Sustainable Agriculture
World Economic Forum (WEF)
Program Nawacita (9 prioritas Presiden Jokowi) digagas untuk menunjukkan prioritas menuju Indonesia berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi serta berkepribadian dalam kebudayaan.
NVA (New VISION for Agriculture)
ENVIRONMENTAL SUSTAINABILITY (Pelestarian Lingkungan)
FOOD SECURITY (Ketahanan Pangan)
ECONOMIC OPPORTUNITY (Pertumbuhan Ekonomi)
PISAgro (Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture) 1.
2. 3. 4.
5. 6. 7.
Didirikan pada Juni 2011 (saat WEF on East Asia di Jakarta) oleh 7 perusahaan Merupakan wadah bagi Pemerintah, Petani dan Perusahaan Saat ini telah beranggotakan 23 perusahaan 11 kelompok kerja : Inovasi Keuangan - Kelapa Sawit – Beras – Jagung – Kedelai - Ternak sapi perah – Kopi – Kakao – Kentang – Karet – Hortikultura Memberi manfaat kepada 300.000 petani dan peternak (per Juni 2015) Peningkatan produksi dan penghasilan sebesar 15 – 80% Tujuan : memberi manfaat kepada 1,000,000 petani dalam 3-4 tahun ke depan
20%
20%
20%
Peningkatan produktivitas
Peningkatan pendapatan
Penurunan emisi gas rumah kaca
Anggota PERUSAHAAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
BASF Bank Mandiri Bayer Indonesia BT Cocoa Cargill Indonesia DuPont
7. Gunung Sewu Group 8. Indofood Sukses Makmur 9. Kirana Megatara 10. Louis Dreyfus Commodities Indonesia 11. McKinsey & Company Indonesia 12. Monsanto Indonesia 13. Nestlé Indonesia
ORGANISASI INTERNASIONAL DAN LSM: 19. Australian Government’s Department of Foreign Affairs & Trade (DFAT) 20. International Finance Corporation (IFC) 21. Mercy Corps 22. Sustainable Trade Initiative (IDH) 23. Swisscontact
14. Rabobank Indonesia 15. Sinar Mas 16. Syngenta Indonesia 17. Tiga Pilar Sejahtera 18. Unilever Indonesia
Kelompok Kerja Kelapa Sawit
Produktivitas Minyak Nabati Produktivitas rata2 5.0 sektor swasta
t/ha/y
Produktivitas rata2 3.0 sektor industri di Indonesia 2 2.0 Produktivitas rata petani swadaya
Palm Oil
Source : Oil World 2014
Canola
Sunflower
Soyabean
Others
Perbandingan Minyak Nabati Total Perkebunan Dunia (256,770,000 Juta Ha)
Pangsa Pasar Minyak Nabati Global (156,930,000 juta Ton)
Others 8%
Others 26%
Soyabean oil 27%
Soyabean 44% Palm oil + kernel oil 40%
Palm 6% Sunflower 10%
sumber : Oil World Statistic, 2014
Canola oil 16%
Canola 14%
Sunflower oil 9%
Fakta!
KEDELAI
0.45 MT Oil/Ha Memerlukan
445 juta Ha lahan CANOLA
9,6 Billion
200,25
0.69 MT Oil/Ha Memerlukan
290 Juta Ha Lahan
SAWIT 5 MT Oil/Ha Hanya Perlu
40 Juta Ha Lahan ! sumber : FAO 2014, Oil World Statistic 2014, UNDP, 2014, World Population Projected by 2050.
Skenario Cetak Biru Industri Kelapa Sawit Bagi Indonesia
1. Skenario Disain dan Pelaksanaan "Cetak Biru" 2015 F
2020 F
2025 F
Forecast (Optimalisasi)
Area Lahan Yield
(Jutaan) Ha Ton/Ha
10.0 3.0
11.5 3.5
12.5 4.0
15.0 5.0
Produksi Sawit
Ton/Ha
30
40
50
75
2. Kelapa Sawit sebagai Solusi Ketahanan Energi Kelapa Sawit
(Jutaan) Ton
2015 F
2020 F
2025 F
Forecast (Optimalisasi)
Produksi Sawit Konsumsi Pangan
30 5
40 7
50 10
75 13
Ekspor Sawit
20 5
20 20 13 20 (Ribuan) Barel / hari 250 400
Ketersediaan Biodiesel
100
22 40 800
Kelapa Sawit sebagai Solusi Ketahanan Pangan & Energi Nasional
Skema Pendanaan Pembangunan Kebun Perusahaan membeli hasil TBS milik petani dan memberikan teknik budidaya kelapa sawit
Perusahaan
Petani
Koperasi
Petani plasma melalui Koperasi membayar angsuran kredit pokok + bunga melalui hasil penjualan TBS
Koperasi melakukan pengikatan dan pencairan kredit pembangunan kebun kelapa sawit
Perusahaan membantu mencarikan pendanaan dan menjadi avalist
Bank Bank memberikan pendanaan kepada Koperasi dengan BUNGA MENARIK
Sawit Indonesia – Lahan s/d Produksi Yield CPO BUMN (750.075 Ha)
3-4 Ton/Ha./Tahun
6.85 % Lahan Pertanian Indonesia 189 Juta Ha.
Petani Independen
Lahan Sawit yang sudah ditanami ~ 10.95 Million Ha. ~ 5.8%
Petani
YieldCPO Yield CPO 2-3 Ton/Ha./Tahun
2.5 juta Ha
(4.55 million Ha)
41.55 %
Petani Plasma 2.0 juta Ha. Yield CPO
Swasta (5.65 million Ha)
51.60 %
Yield CPO 5-6 Ton/Ha./Tahun
Sumber : Ditjenbun-Kementan, 21 Nov 2014 & BPS 2014
5-6 Ton/Ha./ Tahun
Peremajaan Kebun Sawit Menggunakan Modul Inovasi Pembiayaan Peremajaan 2 Juta Ha
Melibatkan 1 Juta Petani Swadaya (x 2 juta Ha)
Peningkatan Produktivtas
3 Ton
to
6 Juta Ton / Tahun
Harga CPO
Peningkatan Pendapatan
6 Juta Ton x USD 600 = USD 3.6 Milyar / Tahun
Mencegah pembukaan lahan baru dan menghindari perambahan hutan sebesar 1 Juta Ha.
Kelompok Kerja Sawit
Program Inovasi Pembiayaan
Innovative Financing Program – Oil Palm Replanting for Independent Farmers
Peremajaan sawit petani swadaya
Sebelum Program
Setelah Program
Tidak ada sertifikat
LAHAN
• Sertifikat BPN • Dana disediakan
Suku bunga komersil
DANA
Subsidi s/d 7.5% / tahun
BIBIT
Legal dan Bersertifikat
ILLEGAL
/NON-Sertifikasi
RENDAH : +/-2 Ton CPO/Ha./Tahun
1 juta petani
YIELD (Hasil)
NON- GAP
PRAKTEK
TIDAK ADA
Pengganti Biaya Tanaman
2 ke 5 Ton/ha
TINGGI : 5-6 Ton CPO/Ha./Tahun Good Agriculture Practice (GAP)
Selama 4 Tahun
Menghindari pembukaan lahan hutan 1 juta Ha.
Aplikasi SiPinter dari smartfren
Aplikasi SiPinter dari smartfren • Indonesia kaya akan berbagai komoditas pertanian tersebar di seluruh penjuru negeri dan membutuhkan sistem pemantauan yang handal dari sisi aspek budidaya, prakiraan cuaca, pembibitan, pemupukan, antisipasi bencana, serangan hama, kalukulasi biaya, harga, hingga sampai ke pendistribusian.
• Smartfren bersama dengan Kementerian Pertanian, Kodam IV Diponegoro dan Naga Bedu (pembuat aplikasi), telah meluncurkan SiPinter, yaitu Sistem Pelaporan dan Informasi Teritorial yang merupakan bentuk dukungan TNI dalam mensukseskan program Swasembada Pangan yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi pada 2014. • Aplikasi SiPinter dijalankan oleh sekitar 10.000 anggota Babinsa pada Smartphone nya sehari-hari di seluruh wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, dan melaporkan semua informasi lapangan terkini tentang pertanian, seperti ketersediaan alat pertanian, bibit, pupuk, luas lahan siap tanam, lokasi secara real time dan akurat disertai gambar dan bahkan nantinya video, melalui layanan 4G LTE, sehingga keputusan yang tepat dapat segera diambil.
Hanya dapat dicapai dengan penerapan Teknologi
Teknologi Industri 4.0
“All & Always Connected”
Cloud
Big data analytics
IoT@Personal
Location-based
IoT@Home
IoT@Public All-IP NW(LTE)
IoT@Industry
[ Smart Farm ]
[ Smart Factory ] Remote - Management - Maintenance - Monitoring
Factory Automation Drone
Seed
Weather
Security & Safety
Irrigation
Industrial IoT
Intelligent Farming
Energy Saving
Asset Management
• Productivity Improvement • Cost Reduction • Quality Improvement Smart Factory Solution
Implementasi GAP (Good Agricultural Practices) Pentingnya R & D untuk mendapatkan bibit unggul, tahan cuaca dan hama, mempercepat pertumbuhan tanaman serta meningkatkan produktivitas. Dengan menggunakan teknologi,
• penggunaan pupuk dapat dilakukan dengan PRESISI dan hasil lebih OPTIMAL • Tidak hanya dapat MEMONITOR produktivitas setiap petak tanaman, juga memberikan ANALISA dari kondisi tanaman setiap saat untuk PENGAMBILAN KEPUTUSAN dengan LEBIH AKURAT dan CEPAT
Implementasi PAP (Precision Agricultural Practices) Manajemen biaya pupuk unggul melalui kontrol operasional dan R&D • Program Pupuk dikembangkan bersama CIRAD • Pemanfaatan pupuk secara akurat untuk mengoptimalkan manfaat terutama dengan kondisi iklim yang lebih stabil • Aplikasi dan dosis berdasarkan biaya analisis / manfaat menggunakan sampel daun ("tes darah"), menganalisis kondisi masing-masing perkebunan • Sinar Mas memanfaatkan panduan GPS untuk pemupukan melalui udara untuk mengcover luasnya perkebunan • Dengan pemupukan melalui udara yang canggih ini, pupuk yang diaplikasikan lebih efektif dibandingkan dengan aplikasi manual
CIRAD = Centre de cooperation Internationale en Recherche Agronomique pour le Développement (Pusat Riset Pertanian Perancis untuk Pembangunan Internasional)
Unrivalled Technology Platform Untuk memonitor kebun yang tersebar luas Sinar Mas Enhancing Operational Efficiency menerapkan teknologi •
Ruang Kontrol Utama dilengkapi aplikasi SAP, GIS dan Google Earth
•
Pencapaian blok-per-blok (30 Ha per blok) di perbaharui (updated) setiap harinya
•
Mengindikasi problema yang ditemukan sedini mungkin (misalnya : areal berproduktivitas rendah) dan meningkatkan kemampuan manajemen untuk membuat prioritas perubahan / perbaikan Output of Palm Products (‘000 MT) 2,911
2,953 2,768
3000
2,640 2,347
2500
2,273
2,073
1,967 1,890
2000
1,666 1,794 1,343
1500
1,433
1,201 1,039
1000 500
0
2014
2013
2012
2011
2010
PK
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
CPO
Note: 2010 and 2013 output declined due to unfavourable weather conditions and biological tree stress
Prioritas pada 10 Komoditas Strategis dan Unggulan Ekspor
4 Komoditas Pangan Strategis (kebutuhan pokok penduduk & dibutuhkan dalam jumlah besar) : Beras, Jagung, Kedelai dan Gula Tebu
6 Komoditas Pangan Andalan Ekspor: Kelapa Sawit, Teh, Kopi, Kakao, Udang dan Tuna
2 Komoditas Ternak Pendukung Perbaikan Gizi Masyarakat: Sapi dan Ayam
3 Komoditas Buah Lokal Terpopuler: Mangga, Pisang dan Jeruk
• Komoditas pangan strategis dan unggulan ekspor Indonesia PERLU menerapkan teknologi terbaru (seperti contoh kelapa sawit). • Hanya dengan penerapan teknologi terkini, Indonesia dapat MENINGKATKAN PRODUKTIVITASnya secara EKSPONENSIAL dan
MAMPU memenuhi kebutuhan pangan dan energi nasional, regional dan dunia.
KESIMPULAN • Semua pemangku kepentingan dan perusahaan yang bergerak di bidangnya masing-masing HARUS mengedepankan teknologi (ICT) dan R&D. • Pemerintah perlu membuat kebijakan / insentif fiskal untuk mendorong pelaku usaha menerapkan teknologi dan melakukan R&D.
• Yang tidak kita harapkan, setiap terjadi revolusi teknologi, perusahaanperusahaan yang tidak menerapkan ICT dan R&D dengan optimal,
AKAN TERTINGGAL – TIDAK DAPAT BERSAING dan MENJADI IRRELEVANT. Terima Kasih