10
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Darmaga Bogor. Penelitian dilaksanakan bulan Februari hingga Maret 2011.
Bahan dan Alat Bahan penelitian yang akan digunakan adalah tomat varietas Marta yang diperoleh dari CV Pacet Segar, Cianjur. Tomat yang dipergunakan adalah tomat pada fase mature green grade B dengan bobot antara 100-150 g. Bahan lain yang digunakan ialah aquades, NaOH, kantung plastik, plastik polyethylene, dan trayfoam. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah plastic sealer, penetrometer, timbangan, timbangan analitik, paku besar, cool storage, blender, buret, labu erlenmeyer, gelas ukur, gelas piala, pipet ukur, dan peralatan lain yang mendukung penelitian.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis rancangan, Rancangan Tersarang (nested) 2 faktor, yakni : 1. Suhu penyimpanan sebagai petak utama dan terdiri atas dua taraf yakni : 28ºC dan 12ºC 2. Pengemasan sebagai anak petak dan terdiri atas tiga taraf yakni : a. Kantung plastik berlubang. b. Trayfoam berpenutup plastik. c. Trayfoam terbuka.
Pengemasan dan ulangan tersarang dalam petak utama (suhu). Perlakuan diulang empat kali. Jumlah satuan percobaan 4 x 2 x 3 = 24 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas empat kemasan. Satu kemasan terdiri atas empat buah. Jumlah seluruh kemasan tomat adalah 192 kemasan. Penelitian
11
dilakukan selama 21 hari dan pengamatan dilakukan setiap 3 hari, sehingga jumlah hari pengamatan ada 7 kali pengamatan.
Model aditif linier : Yijk = µ + Mi+ Kk(Mi) + Pj + (M*P)ij + εijk Keterangan :
Yijk
: respon perlakuan suhu penyimpanan ke-i, jenis kemasan ke-j dan ulangan ke-k
µ
: rataan umum
Mi
: pengaruh utama penyimpanan suhu ke-i
Kk(Mi)
: pengaruh ulangan ke-k dalam penyimpanan suhu ke-i
Pj
: pengaruh utama pengemasan pada waktu ke-j
(M*P)ij
: pengaruh interaksi antara suhu penyimpanan dan pengemasan
εijk
: galat
percobaan
Analisis data Seluruh data yang diperoleh (kecuali data warna buah) dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA), kemudian jika didapatkan hasil yang berpengaruh nyata, dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf nyata 5 % untuk data faktor pengemasan (Lampiran 1-4). Penampakan warna buah disajikan pada Lampiran 5-6. Data warna buah yang merupakan data non parametrik diolah menggunakan uji non parametrik Kruskal-Wallis (Lampiran 7).
Pelaksanaan Tomat yang digunakan merupakan tomat yang diperoleh dari CV Pacet Segar dan berada dalam tingkat kematangan mature green. Tomat yang didapat telah terlebih dahulu melewati tahapan sortasi dan grading kemudian dimasukkan ke dalam kotak plastik. Setelah itu tomat dibawa
12
menuju Kampus IPB Darmaga menggunakan mobil berpendingin CV Pacet Segar yang bersuhu sekitar 7⁰C. Tomat kemudian dikemas tiap empat buah. Masing-masing perlakuan disimpan pada suhu yang berbeda yaitu 28ºC dan 12⁰ C. Tomat tersebut disimpan selama 21 hari. Masingmasing perlakuan dilakukan sebanyak empat kali ulangan.
Pengemasan Perlakuan pengemasan pada penelitian ini terdiri atas tiga macam model pengemasan, yaitu : 1. Kantung plastik berlubang. Kantung plastik yang dipergunakan berukuran 30 cm x 20 cm dan memiliki enam lubang pada masing-masing sisinya. 2. Trayfoam berpenutup plastik. Trayfoam yang dipergunakan merupakan trayfoam tipe TR-7 dengan ukuran 12.5 cm x 12.5 cm x 2 cm kemudian ditutup dengan wrapping plastic. 3. Trayfoam terbuka. Trayfoam yang dipergunakan merupakan trayfoam tipe TR-7 dengan ukuran 12.5 cm x 12.5 cm x 2 cm. Trayfoam dibiarkan terbuka tanpa penutup.
Pengamatan Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah susut bobot, warna kulit buah, kelunakan buah, padatan terlarut total, dan total asam tertitrasi. 1. Susut Bobot Susut bobot dihitung sebagai selisih antara bobot awal dengan bobot setelah
disimpan. Susut bobot dihitung dengan rumus: Susut bobot
Keterangan:
Ba Bb 100% Ba
Ba : Bobot awal buah Bb: Bobot buah setelah penyimpanan
13
2. Warna Kulit Buah Perubahan warna kulit buah diukur dengan menggunakan indeks skala warna 1-6 menurut Kader (1992) (Gambar 1). Skala warna 7 digunakan untuk buah yang sudah lewat masak (merah dan keriput).
Gambar 1. Perkembangan Warna Kulit Buah Tomat (keterangan gambar : 1 = mature green, 2= breaker, 3= turning, 4= pink, 5= light red, 6 = red). Sumber : Setijorini, 2000. 3. Kelunakan Buah Pengukuran kelunakan buah dilakukan menggunakan penetrometer dan dilakukan pada 3 tempat yang berbeda yaitu pangkal, tengah, dan ujung buah kemudian hasilnya dirata-ratakan dan dinyatakan dalam mm/102g/5 detik. Semakin tinggi nilai penetrasi yang ditunjukkan oleh penetrometer semakin lunak buah tersebut. 4. Padatan Terlarut Total (PTT) Padatan terlarut total diukur dengan hand refracrometer. Buah tomat dihancurkan dengan blender, kemudian cairan buah yang telah disaring diteteskan pada prisma refraktometer. Hasil pengukuran dapat terlihat pada skala yang tertera (⁰Brix). 5. Total asam tertitrasi Pengukuran kandungan total asam dilakukan dengan cara titrasi yaitu menghancurkan buah tomat dengan menggunakan blender. Diambil pasta tomat sebanyak 25 g, disaring, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan aquades hingga tanda tera lalu dikocok dan disaring. Hasil saringan dipipet sebanyak 25 ml dan ditetesi indikator
14
phenolphtalein kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0.1 N hingga berubah warna menjadi merah jambu. Kandungan total asam dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Total asam (mg/100 g bahan) Keterangan :
fp BE
ml NaOH x N NaOH x fp x BE x 100 Bobot contoh
: faktor pengenceran : bobot ekivalen asam sitrat yaitu 64