BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUWU
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
Ukuran Buku
: 21 cm x 15 cm
Jumlah Halaman
: x + 88 Halaman
Naskah
: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu
Penyunting
: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu
Gambar Kulit
: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu
Diterbitkan Oleh
: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Luwu
Dicetak Oleh
:
Catatan: Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya.
SAMBUTAN BUPATI LUWU Perkembangan pembangunan yang semakin pesat, kompleks dan penuh dengan dinamika, adalah merupakan kosekuensi tuntutan ketersediaan data yang lengkap, faktual, terpercaya, dan tepat waktu. Pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggungjawab, adalah merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dijawab dan dijabarkan. Optimalisasi pemberdayaan
potensi
daerah,
efisiensi,
dan
efektifitas
serta
penganekaragaman pemanfaatan produksi, memerlukan perencanaan yang baik dan cermat. Sejalan dengan itu, mutlak diperlukan adanya informasi aktual dan akurat sebagai bahan kajian dalam merumuskan berbagai kebijakan pembangunan dan pengambilan keputusan. Dengan terbitnya publikasi “INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014” yang mencakup berbagai aspek informasi pembangunan
Kabupaten
Luwu,
diharapkan
dapat
membantu
dalam
memenuhi keperluan tersebut di atas. Saya anjurkan kepada semua pihak agar menjadikan publikasi ini sebagai sumber data yang resmi. Upaya BPS Kabupaten Luwu dan BAPPEDA Kabupaten Luwu dalam menyusun buku ini serta dukungan instansi, dinas, perusahaan baik pemerintah maupun swasta, dan semua pihak yang telah membantu adalah partisipasi positif dalam mewujudkan pembangunan di Kabupaten Luwu. Untuk itu diucapkan terima kasih dan diharapkan dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan datang. Belopa, Juli 2014 BUPATI LUWU,
Ir. H. ANDI MUDZAKKAR, M. H. INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
iii
SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN LUWU Publikasi “INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014” merupakan publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Luwu bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Luwu. Data yang disajikan dalam publikasi ini adalah angka Indeks Kemahalan Konstruksi keadaan tahun 2013. Penghitungan angka indeks ini berasal dari hasil survei serentak harga bahan bangunan dan diagram timbang di Kabupaten Luwu serta data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Luwu. Angka indeks ini digunakan sebagai salah satu
variable penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU). Disadari sepenuhnya bahwa publikasi ini masih
memerlukan
penyempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan pada penerbitan selanjutnya. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan publikasi ini. Semoga buku ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Belopa, Juli 2014 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN LUWU,
Drs. ANDI MUSAKKIR, M. M. NIP. 19581231 198303 1 204
iv
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
PENGANTAR KEPALA BPS KABUPATEN LUWU Publikasi “INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014” merupakan publikasi yang diterbitkan oleh BPS Kabupaten Luwu bekerja sama dengan BAPPEDA Kabupaten Luwu. Data yang disajikan dalam publikasi ini adalah angka indeks kemahalan konstruksi tahun 2013, dengan
menggunakan
Kota
Samarinda
sebagai
kota
acuan
seluruh
kabupaten/kota di Indonesia. Penghitungan angka indeks ini berasal dari hasil survei serentak harga bahan bangunan/konstruksi dan diagram timbang di Kabupaten Luwu serta data perkiraan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Luwu tahun 2013. Angka indeks ini dibutuhkan untuk melihat perkembangan IKK khususnya harga bahan bangunan/konstruksi menurut jenis bangunan/konstruksi. Kami sadari bahwa publikasi ini masih kurang sempurna, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Selanjutnya, tak lupa disampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya sumber data yang telah banyak membantu hingga terwujudnya publikasi ini.
Belopa, Juli 2014 KEPALA BPS KABUPATEN LUWU,
HASIMI, S. Sos. NIP. 19610224 198203 1 001
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN KATALOG PUBLIKASI ...................................................................................... ii SAMBUTAN BUPATI LUWU .............................................................................................. iii SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN LUWU ............................................................ iv PENGANTAR KEPALA BPS KABUPATEN LUWU ................................................................ v DAFTAR ISI .................................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................x BAB I
BAB II
BAB III
vi
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 1.1
Latar Belakang ................................................................................. 3
1.2
Tujuan dan Manfaat ................................................................5
1.3
Ruang Lingkup ................................................................................. 6
1.4
Sistematika Penulisan ................................................................ 7
METODOLOGI ..................................................................................... 9 2.1
Konsep dan Defenisi ................................................................ 11
2.2
Sumber Data dan Pengumpulan Data ................................................ 20
2.3
Metode Pengolahan Data ................................................................ 22
2.4
Metode Penghitungan ................................................................ 23
2.5
Metode Analisis ................................................................................ 29
TINJAUAN UMUM ................................................................................................ 31 3.1
Gambaran Umum Wilayah ................................................................ 33
3.2
Gambaran Umum Kependudukan ...................................................... 39
3.3
Gambaran Umum Perekonomian ....................................................... 42
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB IV
BAB V
ANALISIS IKK .................................................................................... 49 4.1
Diagram Timbang Umum Kabupaten Luwu ................................ 51
4.2
IKK Kabupaten Luwu Secara Umum ................................................... 54
4.3
Perbandingan IKK Kabupaten/Kota di Daerah Sekitar Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, dan Nasional ................................ 56
PENUTUP ............................................................................................ 65 5.1
Kesimpulan ....................................................................................... 67
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 69
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Jarak Dari Ibu Kota Kabupaten ke Ibu Kota Kecamatan di Kabupaten Luwu, 2013 ........................................................
37
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Luwu, 2009 – 2013 ...................................................................................
42
Struktur Ekonomi (Persentase Kontribusi PDRB ADH Berlaku per Sektor Ekonomi) Kabupaten Luwu, 2009 – 2013 (Persen) .
46
Tabel 4.
PDRB Perkapita Penduduk Kabupaten Luwu, 2009 – 2013 ......
47
Tabel 5.
Diagram Timbang Umum Berdasarkan Kelompok Jenis Bangunan di Kabupaten Luwu, 2010 – 2013 ..........................
51
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Luwu dan Kota Samarinda, 2010 – 2013 ...............................................
54
IKK Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Selatan dan Peringkatnya, 2012 – 2013 ...................................................
58
Tabel 2. Tabel 3.
Tabel 6. Tabel 7.
viii
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Peta Administratif Kabupaten Luwu ....................................
34
Gambar 2.
Persentase Ketinggian Daerah di Kabupaten Luwu, 2013 .....
38
Gambar 3.
Junlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Luwu, 2009 – 2013 .............................................................
40
Diagram Struktur Ekonomi Kabupaten Luwu, 2013 (Persen) ....................................................................
44
Peta IKK Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan, 2013 ..................................................................................
59
Perbandingan IKK Kabupaten/Kota di Daerah Sekitar Luwu, 2013 ..................................................................................
60
Peta IKK Provinsi di Indonesia, 2013 ....................................
63
Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7.
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
ix
x
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB I PENDAHULUAN
“Dalam formulasi DAU, salah satu variabel yang dibutuhkan adalah indeks kemahalan harga bangunan/konstruksi (IKK) kabupaten/kota yang merupakan pendekatan terhadap keadaan geografis suatu wilayah.”
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Otonomi
daerah
yang
dilaksanakan
sejak
1
Januari
2001
berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 dan direvisi melalui UU No. 32 tahun 2004 adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri
urusan
pemerintahan
dan
kepentingan
masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Daerah otonom diberikan wewenang untuk melakukan urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah tersebut, kepada daerah diberikan kewenangan untuk mendayagunakan potensi keuangan daerah sendiri dan perimbangan keuangan pusat dan daerah dan antar daerah yang berupa Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dalam formulasi DAU, salah satu
variabel
yang
dibutuhkan
adalah
indeks
kemahalan
harga
bangunan/konstruksi (IKK) kabupaten/kota yang merupakan pendekatan terhadap keadaan geografis suatu wilayah. IKK kabupaten/kota pertama kali dihitung oleh BPS pada tahun 2002 untuk keperluan penghitungan DAU tahun 2003.
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
3
PENDAHULUAN
BAB I
Sesuai UU Nomor 25 tahun 1999 yang direvisi melalui UU Nomor 33 tahun 2004 dan PP 55 tahun 2005, untuk membiayai kebutuhan daerah dalam
rangka
pelaksanaan
desentralisasi
tersebut,
pemerintah
akan
mengalokasikan DAU dan dinyatakan dalan UU tersebut bahwa formula DAU secara efektif dilaksanakan pada tahun anggaran 2008. Dengan demikian alokasi DAU murni telah diterapkan mulai tahun anggaran 2008. Dengan diterapkannya formula DAU murni, ada kemungkinan suatu daerah mendapat DAU lebih rendah atau tidak mendapatkan DAU. Dalam UU No. 25 tahun 1999 juga dinyatakan bahwa sekurang-kurangnya jumlah DAU adalah 25 persen dari total penerimaan dalam negeri netto pada APBN, untuk periode transisi dinyatakan 25,5 persen dan untuk tahun 2008 dinyatakan sekurangkurangnya 26 persen dari pendapatan dalam negeri netto. DAU merupakan dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemeratan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang merupakan instrumen transfer yang bertujuan untuk meminimumkan ketimpangan fiskal antar daerah, sekaligus memeratakan kemampuan antar daerah (equalization grant). Prinsip alokasi DAU meliputi: -
Pemerataan keuangan antar daerah;
-
Untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antar daerah;
-
Penerapan formula; dan
-
Mempertimbangkan kebutuhan potensi daerah.
4
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan utama penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) tahun 2013 adalah menyediakan data dasar dalam rangka kebijakan dana perimbangan tahun 2014 dan utamanya digunakan sebagai salah satu variable kebutuhan fiskal dalam penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk pengalokasian tahun 2014. Sedangkan tujuan dari penyusunan publikasi Indeks Kemahalan
Konstruksi Kabupaten Luwu 2014 ini adalah: i.
Memberikan gambaran komponen-komponen penyusun IKK Kabupaten Luwu tahun 2013;
ii.
Mengetahui berapa nilai IKK Kabupaten Luwu tahun 2013;
iii.
Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan daerah dan pembangunan daerah, sehingga perencanaan pembangunan Kabupaten Luwu kedepannya dapat lebih terarah dan tepat sasaran;
iv.
Merupakan salah satu ukuran yang dapat menjadi starting point bagi Pemerintah Kabupaten Luwu dalam perencanaan pembangunan sumber daya manusia Kabupaten Luwu pada tahun-tahun yang akan datang; dan
v.
Untuk membantu pengambil kebijakan, peneliti atau konsumen data lainnya dalam memahami keadaan masyarakat Kabupaten Luwu secara lebih spesifik. IKK Kabupaten Luwu tahun 2013 diharapkan dapat menjadi indikator
keterbandingan tingkat kemahalan konstruksi antar daerah. Dalam jangka panjang, IKK dapat dipakai sebagai bahan masukan dalam penyusunan INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
5
PENDAHULUAN
perencanaan
BAB I
dan
perumusan
kebijaksanaan
pembangunan
yang
berkesinambungan di Kabupaten Luwu. Salah satu contoh kegunaan IKK adalah
sebagai
rujukan
dalam
memperkirakan
besaran
nilai
proyek
pembangunan terutama yang berkaitan dengan pembangunan fisik, seperti tempat tinggal, sekolah, jalan, jembatan, dan lain sebagainya, agar penentuan besaran nilai proyek pembangunan fisik tersebut menjadi efisien dan tepat sasaran. 1.3 RUANG LINGKUP Secara
nasional,
IKK
tahun
2013
dihitung
mencakup
491
kabupaten/kota dan 33 provinsi. Data dasar yang digunakan dalam penghitungan
IKK
adalah
data
harga
perdangangan
besar
bahan
bangunan/konstruksi, data harga sewa alat berat yang diperoleh melalui survei yang dilakukan di seluruh kabupaten/kota, dan Diagram Timbang (DT) yang terdiri dari DT kelompok jenis bangunan (5 kelompok bangunan) dan DT umum masing-masing kabupaten/kota. Publikasi Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Luwu 2014 ini mencakup wilayah Kabupaten Luwu dengan cakupan tingkat keragaman yang bervariasi. Selain itu, untuk melihat keterbandingan dengan daerah lain, juga dilakukan analisis keterbandingan untuk melihat posisi Kabupaten Luwu di antara kabupaten/kota lainnya, baik dalam satu regional lokal daerah Luwu Raya, Provinsi Sulawesi Selatan, maupun skala nasional.
6
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Publikasi Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Luwu 2014 terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama dijelaskan tentang latar belakang penyusunan, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, dan sistematika penulisan. Pada bagian kedua diulas tentang metodologi yang mencakup konsep dan definisi, sumber data dan pengumpulan data, metode pengolahan data, metode penghitungan, dan metode analisis. Bagian tiga disajikan tinjauan umum Kabupaten Luwu berupa gambaran umum wilayah dan gambaran umum kependudukan. Pada bagian empat disajikan analisis data IKK Kabupaten Luwu berupa diagram timbang umum Kabupaten Luwu, IKK Kabupaten Luwu secara umum, dan perbandingan IKK kabupaten/kota di daerah Luwu Raya, Provinsi Sulawesi Selatan, dan nasional. Pada bagian lima disajikan kesimpulan dari ulasan-ulasan yang telah dibahas pada bagianbagian sebelumnya. Selanjutnya, bagian 6 yang merupakan bagian terakhir dilampirkan tabel-tabel pokok yang menyajikan data dasar, data pendukung, dan data hasil penghitungan IKK kabupaten/kota dan provinsi seluruh Indonesia, khususnya Kabupaten Luwu.
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
7
PENDAHULUAN
8
BAB I
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB II METODOLOGI
“Tingkat Kemahalan Kontruksi (TKK) merupakan cerminan dari suatu nilai bagunan/kontruksi, biaya yang dibutuhkan untuk membagun 1 (satu) unit bagunan per satuan ukuran luas di suatu kabupaten/kota atau provinsi. Sedangkan IKK adalah angka indeks yang mengambarkan perbandingan TKK suatu kabupaten/kota atau provinsi lain.”
BAB II
METODOLOGI
BAB II
METODOLOGI
2.1 KONSEP DAN DEFINISI Tingkat Kemahalan Kontruksi (TKK) merupakan cerminan dari suatu nilai bagunan/kontruksi, yaitu biaya yang dibutuhkan untuk membagun 1 (satu) unit bagunan per satuan ukuran luas di suatu kabupaten/kota atau provinsi. TKK diperoleh melalui pendekatan terhadap sejumlah bahan bangunan/kontruksi dan harga sewa alat berat yang mempunyai nilai atau andil cukup besar dalam bangunan tersebut. Indeks Kemahalan Kontruksi (IKK) adalah angka indeks yang mengambarkan perbandingan TKK suatu kabupaten/kota atau provinsi lain. IKK juga dapat menunjukkan perbandingan tingkat kemahalan harga dan bangunan suatu kabupaten/kota atau provinsi terhadap tingkat kemahalan harga bangunan rata-rata nasional. IKK dihitung menurut kelompok jenis bangunan (3 kelompok), mengacu pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KLUI). Sesuai dengan pergertiannya, IKK dapat dikategorikan sebagai indeks spasial, yaitu indeks yang mengambarkan perbandingan harga untuk wilayah yang berbeda pada periode waktu tertentu. Berbeda dengan pengertian indeks periodikal atau temporal yang selama ini sudah kita kenal, seperti Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) atau Indeks Harga Konsumen
(IHK),
kedua
indeks
harga
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
tersebut
menggambarkan
11
METODOLOGI
BAB II
perkembangan harga di suatu wilayah pada periode waktu tertentu terhadap harga periode tahun dasar. IKK terdiri dari IKK kabupaten/kota dan IKK propinsi. IKK kabupaten/kota adalah angka yang menunjukan perbandingan tingkat kemahalan
harga
bangunan
suatu
kabupaten/kota
terhadap
tingkat
kemahalan harga bangunan rata-rata nasional. Tingkat kemahalan harga bangunan
kabupaten/kota
merupakan
cerminan
dari
suatu
nilai
bangunan/biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan persatuan ukuran luas di suatu kabupaten/kota. Nilai bangunan/biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 unit bangunan persatuan ukuran luas tersebut di atas diperoleh melalui pendekatan terhadap sejumlah jenis bahan bangunan, termasuk sewa alat berat dan upah jasa, dengan kualitas/ volumenya. Pengertian IKK propinsi hampir sama dengan pengertian IKK kabupaten/kota
yaitu
angka
yang
menunjukan
perbandingan
tingkat
kemahalan harga bangunan/konstruksi suatu propinsi terhadap tingkat kemahalan harga bangunan/konstruksi rata-rata nasional. Harga jenis bahan bangunan yang dipakai untuk menghitung tingkat kemahalan harga bangunan/konstruksi propinsi adalah harga rata-rata seluruh kabupaten/kota propinsi masing-masing. IKK dihitung sejak tahun 2003 dengan rata-rata nasional sebagai acuan (sama dengan 100). Tahun 2005 sampai dengan 2009, IKK disajikan dengan memperhitungkan pula perkembangan harga periode tertentu terhadap harga periode dasar (Februari 2004, periode harga yang digunakan
12
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB II
METODOLOGI
dalam perhitungan IKK tahun 2004). IKK tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 menggunakan Kota Samarinda dan Provinsi Kalimantan Timur sebagai acuan. Berikut adalah istilah-istilah beserta pengertiannya yang sering digunakan dalam penghitungan IKK dan dalam penyusunan publikasi ini, yaitu: a.
Harga Perdagangan Besar (HPB) adalah harga transaksi yang terjadi antara pedagang besar pertama sebagai penjual dengan pedagang besar berikutnya sebagai pembeli secara party/grosir di pasar pertama atas suatu barang.
b.
HPB bahan bangunan/konstruksi adalah harga berbagai jenis bahan bangunan yang digunakan dalam kegiatan konstruksi dalam jumlah besar (party)
yang
merupakan
hasil
transaksi
antara
pedagang
besar/distributor/supplier bahan bangunan/konstruksi dengan pengguna bahan bangunan tersebut. c.
Pedagang Besar (PB) adalah pedagang/distibutor yang menjual bahan bangunan/konstruksi secara party/grosir atau dalam jumlah besar.
d.
Pedagang campuran adalah pedagang yang dapat menjual barang dagangannya dalam jumlah besar maupun eceran.
e.
Party/grosir atau jumlah besar yang dimaksud adalah bukan eceran. Batasan ini relatif mengingat sulit menentukan besarannya, baik kuantitas maupun nilai dari suatu komoditas. Hal ini sangat tergantung dari karakteristik komoditasnya sendiri.
f.
Kegiatan Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Hasil kegiatan antara lain seperti gedung, jalan jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
13
METODOLOGI
BAB II
sanitasi, landasan pesawat terbang, dermaga, bangunan pembangkit listrik, transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunikasi. Kegiatan konstruksi meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan, pembongkaran, dan perbaikan bangunan. Berdasarkan KBLI 2005 yang disusun Badan Pusat Statistik yang merupakan revisi KBLI 2000, secara umum jenis bangunan konstruksi dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu: i. Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal, mencakup rumah dan gedung yang digunakan untuk tempat tinggal oleh rumah tangga. Bangunan bukan tempat tinggal meliputi hotel, sekolah, rumah sakit, pusat pertokoan, perkantoran dan pusat perdagangan, industri atau pabrik, bangunan perdagangan, bangunan tempat pemeliharaan hewan, ternak dan unggas, banguan tempat ibadat, bangunan gedung kesenian dan olahraga serta bangunan bukan tempat tinggal lainnya. ii. Prasarana Pertanian meliputi pembuatan kolam pemeliharaan ikan, pintu pengendali air, bagan, percetakan tanah sawah, pembukaan hutan, irigasi, dan sejenisnya. iii. Jalan, Jembatan, dan Pelabuhan, mencakup pembuatan sarana jalan dan jembatan untuk angkutan jalan raya maupun kereta api, pelabuhan laut dan udara, dermaga, landasan pesawat terbang, tempat parkir, trotoar dan sejenisnya. iv. Bangunan & Instalasi Listrik, Gas, Air Minum dan Komunikasi Mencakup Bangunan Pengolahan Penyaluran dan Penampungan Air Bersih/Air Limbah/Drainase, Bangunan Pengolahan/Penyaluran dan Penampungan
Barang
Migas,
Bangunan
Elektrikal,
Konstruksi
Telekomunikasi Sarana Bantu Navigasi Laut dan Rambu Sungai, Konstruksi Telekomunikasi Navigasi Udara, Konstruksi Sinyal dan Telekomunikasi Kereta Api, Konstruksi Sentral Telekomunikasi,
14
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB II
METODOLOGI
Konstruksi
Elektrikal
dan
Telekomunikasi
Lainnya,
Pembuatan/Pengeboran Sumur Air tanah, Instalasi Listrik Bangunan Sipil, Instalasi Navigasi Laut dan Sungai, Instalasi Meteorologi dan Geofisika,
Instalasi
Navigasi
Udara,
Instalasi
Sinyal
dan
Telekomunikasi Kereta Api, Instalasi Sinyal dan Rambu-Rambu Jalan Raya, Instalasi Telekomunikasi. v. Bangunan Lainnya Mencakup Bangunan Terowongan, Bangunan Sipil Lainnya, Pemasangan Perancah, Pemasangan Bangunan Kostruksi Prefab dan Pemasangan Kerangka Baja, Pengerukan, Konstruksi Khusus Lainnya, Instalasi Jaringan Pipa, Instalasi Bangunan Sipil Lainnya, Dekorasi Eksterior, serta bangunan sipil lainnya termasuk peningkatan mutu tanah melalui pengeringan dan pengerukan. Berdasarkan asas keterbandingan penghitungan IKK, bahwa untuk setiap daerah harus mempunyai bobot nilai di setiap jenis bangunan sedangkan pada kenyataannnya tidak setiap kabupaten/kota memiliki kelima jenis bangunan tersebut, maka dalam penghitungan IKK jenis bangunan dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu: i. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, terdiri dari: - Kontruksi gedung tempat tinggal, meliputi rumah yang dibangun sendiri, real estate, rumah susun dan perumahan dinas. - Konstruksi gedung bukan tempat tinggal, meliputi konstruksi gedung perkantoran, industri, kesehatan, pendidikan, tempat hiburan,
tempat
ibadah,
terminal,
stasiun
dan
bangunan
monumental. ii. Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan dan pelabuhan terdiri dari:
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
15
METODOLOGI
BAB II
- Bangunan jalan, jembatan dan landasan meliputi pembangunan jalan,
jembatan,
landasan
pesawat
terbang,
pagar/tembok,
drainase jalan, marka jalan dan rambu-rambu lalu lintas. - Bangunan jalan dan jembatan kereta. - Bangunan dermaga meliputi pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan dermaga/pelabuhan, sarana pelabuhan dan penahan gelombang. iii. Bangunan lainnya terdiri dari: - Bangunan sipil, pembangunan lapangan olah raga, lapangan parkir dan sarana lingkungan pemukiman. - Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian meliputi Bangunan pengairan, diantaranya pembangunan waduk (reservoir), bendung, embung, jaringan irigasi, pintu air, sipon dan drainase irigasi, talang, check dam, tanggul pengendali banjir, tanggul laut, krib dan viaduk. Bangunan tempat proses hasil pertanian, diantaranya bangunan penggilingan dan bangunan pengeringan. - Bangunan elektrikal meliputi pembangkit tenaga listrik, transmisi dan transmisi tegangan tinggi. - Konstruksi telekomunikasi udara meliputi konstruksi bangunan telekomunikasi dan navigasi udara, bangunan pemancar/ penerima radar, dan bangunan antena. - Konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api, pembangunan konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api. - Konstruksi sentral telekomunikasi meliputi bangunan
sentral
telepon/telegraph, konstruksi bangunan menara pemancar dan bangunan stasiun kecil. - Instalasi air meliputi instalasi air bersih dan air limbah dan saluran drainase pada gedung.
16
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB II
METODOLOGI
- Instalasi listrik meliputi pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan lemah dan pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan kuat. - Instalasi gas meliputi pemasangan instalasi gas pada gedung tempat tinggal dan pemasangan instalasi gas pada gedung bukan tempat tinggal. - Instalasi listrik jalan. - Instalasi jaringan pipa jaringan pipa gas, jaringan air dan jaringan minyak. g.
Harga sewa alat berat konstruksi adalah harga yang terjadi ketika seseorang/organisasi/institusi menyewa alat-alat berat yang digunakan untuk kegiatan konstruksi dalam periode tertentu seperti dalam waktu jam, hari, minggu, atau bulan. Satuan/unit yang digunakan dalam harga sewa ini adalah satu unit/hari.
h.
Upah adalah uang dan sebagainya yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu. Dalam kegiatan konstruksi, upah jasa konstruksi meliputi upah mandor, kepala tukang, tukang, pembantu tukang. Satuan/unit yang digunakan dalam upah jasa ini adalah satu orang/hari.
i.
Tingkat Kemahalan Konstruksi (TKK) merupakan cerminan dari suatu nilai bangunan/konstruksi yang akan dibandingkan antar daerah, yaitu besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan ukuran luas di suatu kabupaten/kota atau provinsi yang diukur melalui sekelompok barang dan jasa yang digunakan.
j.
Paket komoditas adalah sejumlah barang terpilih yang digunakan sebagai komponen penghitungan IKK. Komoditas/jenis barang tersebut dipilih karena memenuhi asas representativeness dan comparibility yaitu andil yang cukup besar dan data harganya dapat dipantau dan
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
17
METODOLOGI
mempunyai
BAB II
tingkat
keterbandingan
antar
kabupaten/kota.
Paket
komoditas disebut juga sebagai kualitas nasional. k.
Kualitas provinsi adalah kualitas yang dominan disuatu provinsi tetapi tidak dominan bila ditinjau secara nasional. Kualitas provinsi digunakan sebagai dasar konversi kedalam kualitas nasional untuk kualitas nasional yang memang tidak terdapat di provinsi tersebut.
l.
Diagram Timbang atau bobot yang digunakan dalam penghitungan IKK terdiri dari diagram timbang IKK menurut kelompok jenis bangunan (3 kelompok) dan diagram timbang umum. Diagram timbang kelompok jenis bangunan adalah bobot setiap jenis barang dan jasa dalam memperoleh nilai TKK masin-masing kelompok jenis bangunan. Diagram timbang umum adalah bobot setiap jenis bangunan dalam memperoleh IKK umum setelah diperoleh IKK masing-masing kelompok jenis bangunan.
m. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka indeks yang menggambarkan perbandingan Tingkat Kemahalan Konstruksi suatu kabupaten/kota atau provinsi terhadap Tingkat Kemahalan Konstruksi rata-rata Nasional. n.
Inflator merupakan nilai yang digunakan sebagai penyesuaian IKK terhadap kenaikan bahan bangunan/konstruksi. Pada penghitungan IKK tahun 2005 sampai tahun 2009 inflator menggambarkan kenaikan IHPB bahan bangunan/konstruksi pada Februari 2004 sampai dilaksanakan survei serentak periode berjalan. Penghitungan IKK tahun 2010 tidak menggunakan inflator melainkan menggunakan Kota Samarinda sebagai kota acuan. Tahun 2011 kembali digunakan inflator yang mencerminkan kenaikan IHPB konstruksi selama periode 2010-2011, serta Kota Samarinda tetap sebagai kota acuan.
o.
Indeks
Harga
Perdagangan
Besar
(IHPB)
Bahan
Bangunan/Konstruksi merupakan salah satu indikator ekonomi yang
18
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB II
METODOLOGI
digunakan untuk keperluan perencanaan pembangunan yang dapat menggambarkan
perkembangan
bangunan/konstruksi
di
suatu
bangunan/konstruksi
semakin
statistik daerah.
harga
Manfaat
diperlukan
bahan
IHPB
bahan
di
dalam
terutama
penghitungan eskalasi nilai kontrak sesuai dengan Keppres No. 80 Tahun 2003 dan telah direkomendasikan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.06/2005 tanggal 9 Nopember 2005, serta didukung oleh Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 11/SE/M/2005 tanggal 16 Desember
2005.
Paket
komoditas
yang
akan
digunakan
dalam
penghitungan IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi terdiri dari 25 kelompok barang mencakup 54 jenis barang konstruksi terpilih. Jenis barang tersebut dipilih karena mempunyai nilai pemakaian yang cukup berarti (share yang besar terhadap pembangunan suatu bangunan/konstruksi) dan
data
harganya
Pengelompokan
dapat
dipantau
barang/komoditas
dan
secara jenis
berkesinambungan. bangunan
dilakukan
berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dan atas kebutuhan lainnya. Ada 2 (dua) macam diagram timbang yang digunakan dalam proses penghitungan IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi, yaitu: i.
Diagram timbang kelompok jenis bangunan. Diagram timbang kelompok jenis bangunan disusun berdasarkan besarnya volume masing-masing jenis bahan bangunan untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas.
ii. Diagram timbang umum. Diagram timbang umum disusun berdasarkan perkiraan persentase pengeluaran untuk pembangunan fisik yang dirinci menurut 5 (lima) kelompok jenis bangunan/konstruksi. Untuk melakukan penghitungan IHPB konstruksi diperlukan series data harga yang berkesinambungan. Lima puluh empat jenis barang akan INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
19
METODOLOGI
BAB II
dikumpulkan melalui survei di seluruh kabupaten/kota yang ada di Indonesia yang dilakukan setiap bulannya melalui Survei Harga Perdagangan
Besar
Bangunan/Konstruksi
(SHPB).
Dalam
digunakan
penghitungan
formula
Indeks
IHPB
Laspeyres
Bahan yang
dimodifikasi. IHPB konstruksi menurut kelompok bangunan dibagi dalam 5 jenis bangunan/konstruksi, yaitu: i.
Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal;
ii. Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian; iii. Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan; iv. Bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum dan komunikasi; dan v. Bangunan lainnya. IHPB konstruksi yang digunakan dalam penyesuaian IKK secara nasional adalah IHPB konstruksi Umum yang merupakan indeks tertimbang dari seluruh indeks kelompok bangunan di atas. 2.2 SUMBER DATA DAN PENGUMPULAN DATA Dalam menghitung IKK nasional, digunakan data harga rata-rata seluruh kabupaten/kota. Untuk penghitungan IKK provinsi, menggunakan data harga rata-rata seluruh kabupaten/kota di masing-masing provinsi. Harga bahan bangunan/konstruksi yang dikumpulkan meliputi barang-barang natural/hasil galian, barang-barang hasil industri pengolahan, jasa sewa alat berat, dan upah tenaga kerja. Selain data harga, data lain yang digunakan dalam penghitungan IKK adalah Diagram Timbang (DT) yang terdiri dari DT kelompok jenis bangunan (3 kelompok bangunan) dan DT umum masingmasing kabupaten/kota.
20
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB II
METODOLOGI
Secara nasional, pengumpulan data harga dilakukan secara bulanan menggunakan daftar HPB-K2 di 105 kabupaten/kota yang terkena sampel. Kabupaten Luwu tidak termasuk dalam kabupaten/kota yang terkena sampel survei HPB-K2. Data harga yang dikumpulkan terdiri 60 jenis barang yang mencakup sekitar 145 kualitas barang. Untuk keperluan penghitungan IKK tahun 2013, selain survei HPB-K2, dilakukan pula survei serentak khusus untuk barang-barang konstruksi yang menjadi paket komoditas IKK di seluruh kabupaten/kota. Pengumpulan data kuantitas atau volume barang-barang konstruksi dan sewa alat berat tersebut diperoleh melalui kegiatan yang disebut studi tingkat kemahalan konstruksi. Kegiatan studi ini dilakukan di 20 (dua puluh) kabupaten/kota terpilih yang menyebar di 10 (sepuluh) provinsi yang dilaksanakan pada bulan April 2003 dan April 2004. Kabupaten/Kota tersebut dipilih berdasarkan letak dan kondisi geografis serta struktur tanah yang berbeda sehingga data yang diperoleh dapat mewakili keseluruhan kondisi kabupaten/kota di Indonesia. Dalam menyusun diagram timbang kelompok jenis bangunan, selain data hasil studi, ditunjang pula dengan data tabel Input-Output dan data yang diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum. Dengan asumsi bahwa pengunaan (kuantitas/volume) barang untuk menbangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas di masing-masing kabupaten/kota adalah sama, maka diagram timbang kelompok jenis bangunan yang digunakan sama untuk seluruh kabupaten/kota. Data
lain
yang
dikumpulkan
adalah
perkiraan
persentase
pengeluaran kegiatan pembangunan fisik gedung/konstruksi setiap kelompok INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
21
METODOLOGI
BAB II
jenis bangunan terhadap total nilai pengeluaran kegiatan pembangunan tersebut. Data ini diperoleh dari setiap pemerintah kabupaten/kota. Data diagram timbang umum ini, dari tahun ke tahun selalu up-date berdasarkan perkembangan data penunjang. 2.3 METODE PENGOLAHAN DATA Setelah tahap pengumpulan data selesai, tahap berikutnya adalah pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer dan software yang meliputi tahapan: - pemeriksaan data; - editing dan coding (penyuntingan data dan pengkodean); - entry data (perekaman data); dan - validasi dan tabulasi data. Tingkat heterogenitas yang tinggi baik antar kabupaten maupun antar kecamatan membutuhkan proses pengolahan data yang cukup lama. Heterogenitas yang dimaksud adalah data variabel ekonomi menyebar dan berfluktuasi tidak sesuai dengan penyebaran wilayah administratif melainkan mengikuti jalur distribusinya. Oleh karena itu diperlukan adanya rekonsiliasi data untuk menjaga konsistensi dan agregasi data. Selain itu, dalam penghitungan IKK diperlukan data keterbandingan secara nasional terutama mengenai rata-rata Tingkat Kemahalan Konstruksi (TKK) tingkat nasional. Angka IKK Kabupaten Luwu diperoleh dengan membandingkan TKK Kabupaten Luwu dengan TKK secara nasional.
22
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB II
METODOLOGI
2.4 METODE PENGHITUNGAN IKK
dihitung
menurut
pengelompokan
jenis
bangunan
yang
mengacu pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonasia (KBLI) yang disesuikan agar memenuhi azas komparabilitas. Seperti halnya IKK tahun 2010, penghitungan IKK tahun 2012 juga mengunakan 3 (tiga) kelompok jenis bangunan, yaitu: a. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal; b. Jalan, jembatan, dan pelabuhan; dan c. Bangunan lainnya. IKK tahun 2003 dan IKK tahun 2004 disajikan menggunakan acuan rata-rata nasional sama dengan 100. IKK tahun 2005 disajikan menggunakan acuan rata-rata nasional dikalikan dengan perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) barang-barang konstruksi dari bulan Februari 2004 sampai dengan bulan Mei 2005 yang merupakan periode pencacahan serentak paket komoditi IKK dan sampai dengan tahun 2009 disajikan dengan rata-rata nasional mengunakan inflator sebagai acuan. Seperti halnya IKK tahun 2010, 2011, dan 2012, IKK tahun 2013 mengunakan Kota Samarinda sebagai kota acuan dan Provinsi Kalimantan Timur sebagai provinsi acuan. IKK tahun 2013 dihitung dengan mengunakan inflator 1,0357. Data
dasar
penghitungan
IKK
adalah
harga
bahan
bangunan/konstruksi dan sewa alat berat yang diperoleh dari survei secara serentak seluruh kualitas dari jenis barang yang memberikan andil besar dalam pembuatan suatu bangunan/konstruksi di seluruh kabupaten/kota. Dalam pemilihan paket komoditas IKK, perlu diperhatikan azas pemilihan paket komoditas sebagai berikut: INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
23
METODOLOGI
a.
BAB II
Comparability (keterbandingan). - Specific product description - Characteristic determining price
b.
Representativeness (mewakili). - Commonly used in the region
c.
Trade off comparability vs representativeneness. Berdasarkan azas tersebut dapat ditentukan paket komoditas yang
digunakan dalam penghitungan IKK 2013 sebanyak 22 yaitu terdiri dari 17 jenis barang, 4 sewa alat berat, dan upah. Jenis barang yang digunakan dalam penghitungan IKK meliputi pasir, batu, papan, balok, kayu lapis, cat tembok, cat kayu/besi, aspal, pipa PVC, kaca, batu bata, semen, batu split, keramik lantai, besi beton, seng plat, seng gelombang. Sewa alat berat meliputi sewa alat berat excavator, bulldozer, three wheel roller (mesin gilas), dan dump truck. Jenis barang, sewa alat berat, dan upah tersebut dipilih karena mempunyai nilai atau andil cukup besar dalam membangun setiap kelompok jenis bangunan serta harga barang-barang tersebut comparable atau mempunyai keterbandingan antar kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Setelah
menetapkan
paket
komoditas
IKK
2013,
kegiatan
selanjutnya adalah melakukan Kegiatan Survei Identifikasi Kualitas Barang (KIKB). Kegiatan ini dimaksudkan untuk validasi data harga dengan cara mengumpulkan data harga seluruh kualitas dari komoditas terpilih dan memastikan/mencocokkan bahwa jenis barang dan harga adalah untuk jenis barang dengan kualitas yang ditetapkan dalam paket komoditas IKK. KIKB juga digunakan sebagai dasar justifikasi untuk mendapatkan harga dengan
24
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB II
METODOLOGI
kualitas barang yang setara maupun kualitas provinsi jika kualitas yang tercakup dalam paket komoditas nasional tidak terdapat di provinsi tertentu. Setelah menentukan kualitas nasional, maka dilakukan kegiatan rekonsiliasi data untuk memastikan harga komoditi yang dikumpulkan pada saat survei sesuai kualitas/merk maupun satuannya. Rekonsiliasi dilaksanakan di seluruh provinsi dengan peserta kepala seksi statistik distribusi BPS kabupaten/kota. Peserta diharapkan memahami data lapangan sehingga segala permasalahan di lapangan bisa didiskusikan. IKK merupakan indeks spasial yang akan digunakan sebagai pendekatan terhadap tingkat kesulitan geografis antar daerah sehingga data harga harus mempunyai tingkat keterbandingan, yaitu mempunyai kualitas dan satuan yang standar untuk seluruh tempat/daerah. Untuk daerah yang tidak terdapat barang sesuai kualitas dalam paket komoditas IKK akan dilakukan estimasi harga untuk mendapatkan data harga jenis barang dengan mendapatkan harga pada kualitas provinsi selanjutnya disesuaikan harganya sehingga sesuai kualitas nasional. Diagram timbang atau bobot terdiri dari Diagram timbang kelompok jenis bangunan dan Diagram timbang umum. Diagram timbang kelompok jenis bangunan digunakan untuk menghitung TKK sedangkan Diagram timbang umum digunakan untuk menghitung IKK. a.
Diagram Timbang Kelompok Jenis Bangunan. Diagram Timbang kelompok jenis bangunan disusun berdasarkan besarnya andil atau nilai masing-masing jenis bahan bangunan untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas dan digunakan untuk menghitung tingkat kemahalan konstruksi. Diagram timbang
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
25
METODOLOGI
BAB II
kelompok jenis bangunan menggunakan data kuantitas atau volume barang-barang konstruksi termasuk sewa alat yang dibutuhkan atau digunakan untuk membangun 1 (satu) unit jenis bangunan. Jenis bangunan yang dimaksud terdiri dari 3 (tiga) kelompok jenis bangunan, yaitu: i. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal; ii. Bangunan jalan, jembatan, dan pelabuhan; dan iii. Bangunan lainnya. Data kuantitas atau volume barang-barang konstruksi dan sewa alat berat tersebut diperoleh melalui kegiatan yang disebut Studi Tingkat Kemahalan Konstruksi. Pada awal kegiatan studi ini dilakukan di 20 (dua puluh) kabupaten/kota terpilih yang menyebar di 10 (sepuluh) provinsi yang dilaksanakan pada bulan April 2003 dan April 2004. Kabupaten/kota tersebut dipilih berdasarkan letak dan kondisi geografis serta struktur tanah yang berbeda sehingga data yang diperoleh dapat mewakili keseluruhan kondisi kabupaten/kota di Indonesia. Guna penyempurnaan penimbang, kegiatan serupa juga dilakukan pada tahun 2009 di beberapa provinsi yang dianggap memiliki karakteristik bangunan mewakili seluruh wilayah Indonesia. Dalam menyusun diagram timbang kelompok jenis bangunan, selain data hasil studi, ditunjang pula dengan data tabel input-output dan data yang diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum. Sesuai dengan tujuan penyusunan IKK, maka penggunaan (kuantitas/volume) barang untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas di masing-masing kabupaten/kota adalah sama, atau diagram timbang kelompok jenis bangunan yang digunakanpun sama untuk seluruh kabupaten/kota.
26
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB II
b.
METODOLOGI
Diagram Timbang Umum. Diagram timbang umum disusun berdasarkan data realisasi APBD masing-masing Pemerintah Kabupaten/kota yang dikeluarkan untuk pembangunan fisik, seperti pembangunan gedung kantor, rumah dinas, jalan, jembatan, lapangan olah raga dalam beberapa tahun. Nilai pengeluaran tersebut kemudian dikelompokkan sesuai dengan kelompok jenis bangunannya, lalu dibuat perkiraan persentase total pengeluaran masing-masing kelompok jenis bangunan tersebut terhadap total seluruh pengeluaran. Data diagram timbang umum dari tahun ke tahun selalu di update berdasarkan perkembangan data penunjang. Seperti halnya diagram timbang kelompok jenis bangunan, IKK
kabupaten/kota dan IKK provinsi juga dihitung menurut kelompok jenis bangunan yang mengacu pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Pada tahun 2004 angka IKK rata-rata nasional sama dengan 100, untuk tahun 2005 angka IKK rata-rata nasional disesuaikan menjadi 125,10; kenaikan sebesar 25,10 persen ini dihitung berdasarkan perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) barang-barang konstruksi dari bulan Februari 2004 ke bulan Mei 2005. Kemudian untuk tahun 2006 angka IKK rata-rata nasional adalah 150,92 disesuaikan dengan kenaikan IHPB barangbarang konstruksi dari bulan Februari 2004 ke bulan Mei 2006. Untuk tahun 2007 IKK rata-rata nasional adalah 170,17 disesuaikan dengan kenaikan IHPB barang-barang konstruksi dari bulan Februari 2004 ke bulan April 2007. Selanjutnya melalui penyesuaian kenaikan IHPB konstruksi bulan Februari 2004 – Mei 2008 IKK rata-rata nasional tahun 2008 menjadi 204,79 dan 2009 menjadi 231,60 yang merupakan penyesuaian kenaikan IHPB konstruksi bulan Februari 2004 – Mei 2009. Periode penyesuaian ini mengikuti bulan INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
27
METODOLOGI
BAB II
dilaksanakannya survei harga secara serentak di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Penghitungan IKK dengan periode penyesuaian dilakukan sampai tahun 2009, sedangkan pada tahun 2010 menggunakan Kota Samarinda sebagai kota acuan. Kota Samarinda terpilih karena mempunyai nilai IKK yang mendekati 100 pada tahun 2010. Pada tahun 2013, Kota Samarinda tetap sebagai kota acuan dan inflator kembali digunakan sebagai periode penyesuaian kenaikan IHPB konstruksi tahun 2012 – 2013. Inflator pada tahun 2013 adalah sebesar 1,0846 sehingga IKK Kota Samarinda sebagai kota acuan di tahun 2013 menjadi 108,46. Dalam aplikasinya, penghitungan angka IKK dapat diformulasikan sebagai berikut: a.
Tingkat Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Kabupaten/Kota (TKKkab)j.
Dimana,
(TKKkab)j = ∑ଶଵ ୧ୀଵ P୧ ∗ Q ୧୨
i = Jenis barang/bahan bangunan dan sewa alat berat; j = kelompok jenis bangunan (j = 1, 2, 3); Pi = harga jenis barang/bahan bangunan i; dan Qij = kuantitas/volume bahan bangunan I kelompok jenis bangunan ke-j. b.
Tingkat Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Rata-Rata Nasional (TKKnj).
TKKnj = Dimana,
28
∑రవభ ౡస భ( ౡౘ )ౠ ସଽଵ
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB II
METODOLOGI
k = kabupaten/kota (1, 2, …, 491). c.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Kabupaten/Kota (IKKkab)j.
(IKKkab)j = d.
( ౡౘ )ౠ ౠ
x 100
Indeks Kemahalan Konstruksi Umum Kabupaten/Kota (IKKumum)k.
(IKKkab) = ∑ଷ୨ୀଵ(IKK ୩ୟୠ)୨∗ Q′୨ (IKKumum)k = Dimana,
(୍ ౡౘ )ౡ
(୍ ౡౘ )౩ౣ ౨ౚ
x 100 x I
Q’j = Diagram timbang IKK umum kabupaten/kota; dan I = Suatu konstanta yang menggambarkan perkembangan harga barangbarang yang digunakan di sektor konstruksi di Indonesia (IHPB sektor konstruksi) Juni 2012 s/d April 2013, yaitu sebesar 1,0846. 2.5 METODE ANALISIS Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan analisis kuantitatif yang digunakan untuk mempermudah analisis tabel-tabel dan grafik secara sederhana sehingga
didapatkan
penelitian.
Dalam
gambaran
publikasi
ini,
mengenai analisis
perkembangan tersebut
dari
obyek
digunakan
untuk
menginterpretasikan angka IKK Kabupaten Luwu, jika dibandingkan dengan angka IKK kabupaten/kota lain di Provinsi Sulawesi Selatan dan nasional. Beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam analisis IKK tahun 2013 adalah sebagai berikut:
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
29
METODOLOGI
BAB II
i. Pada tahun 2009 dan tahun-tahun sebelumnya, angka IKK disajikan menggunakan IKK rata-rata nasional sama dengan 100 yang kemudian dikalikan dengan suatu bilangan/inflator. IKK 2010, 2011, 2012, dan 2013 disajikan dengan model yang berbeda yaitu dengan menentukan salah satu ibu kota provinsi, dimana terdapat satu kabupaten/kota dalam provinsi tersebut yang memiliki IKK mendekati angka rata-rata sebagai kota acuan atau provinsi acuan. ii. Kota Balikpapan adalah salah satu kota di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki angka IKK sebesar 100,08 di tahun 2010 yaitu angka yang paling dekat dengan rata-rata IKK 491 Kabupaten/kota sama dengan 100, sehingga Kota Samarinda sebagai ibu kota provinsi akan diipilih sebagai kota acuan. Kota Samarinda sebagai kota acuan pada penghitungan IKK 2010 juga akan digunakan untuk penghitungan IKK tahun-tahun berikutnya. iii. Pertimbangan penggunaan salah satu ibu kota provinsi sebagai acuan dalam
menghitung
IKK
adalah
memberikan
fleksibilitas
dalam
penghitungan IKK apabila ada penambahan jumlah kabupaten/kota yang akan dihitung IKK-nya dan literatur tentang indeks spasial pada umumnya mengacu pada satu wilayah tertentu sebagai dasar. Perbedaan model penyajian IKK tahun 2009 ke bawah dengan IKK tahun 2010 ke atas menyebabkan angka-angka tersebut tidak dapat diperbandingkan secara langsung, melainkan dibutuhkan langkah-langkah khusus untuk membandingkannya sesuai dengan metodologi dan kaidah statistik yang berlaku.
30
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB III TINJAUAN UMUM
“Dilihat dari letak geografis, Kabupaten Luwu terbilang cukup strategis dikarenakan bersebelahan dengan Kota Palopo yang terletak di jalur Trans Sulawesi, yang menghubungkan daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.”
BAB III
TINJAUAN UMUM
BAB III
TINJAUAN UMUM
3.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH Awalnya, Kabupaten Luwu adalah sebuah kabupaten besar di Provinsi Sulawesi Selatan yang kemudian mekar menjadi empat wilayah strategis. Bermula dari pemekaran yang menjadikan Kabupaten Luwu Utara dengan ibu kota kabupatennya Kecamatan Massamba dan Kabupaten Luwu itu sendiri dengan ibu kota kecamatannya masih tetap di Palopo. Kemudian Kabupaten Luwu Utara memekarkan sebuah kabupaten baru yaitu Kabupaten Luwu Timur dengan ibu kota kabupatennya bertempat di Kecamatan Malili, dan di saat yang hampir bersamaan Kabupaten Luwu juga memekarkan Kota Palopo menjadi pemerintahan otonomi Kota Palopo. Pasca pemekaran Kabupaten Luwu dan Kota Palopo atas dasar Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2003, pusat pemerintahan dipindahkan dari Kota Palopo ke Kecamatan Belopa sejak tahun 2006, seiring ditetapkannya Kecamatan Belopa sebagai ibu kota Kabupaten Luwu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2005, dan diresmikan menjadi ibu kota sejak 13 Februari 2006. Periode 2004 – 2009, Kabupaten Luwu dipimpin oleh Bupati H. M. Basmin Mattayang. Kemudian dilakukan pemilihan kepala daerah langsung untuk pertama kalinya dan terpilih H. Andi Mudzakkar sebagai bupati terpilih periode 2009 – 2014. Pada periode berikutnya (2014 – 2019), H. Andi Mudzakkar terpilih kembali sebagai bupati melalui Pemilihan Kepala Daerah yang diselenggarakan di tahun 2014.
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
33
TINJAUAN UMUM
BAB III Gambar 1. Peta Administratif Kabupaten Luwu
Secara geografis, Kabupaten Luwu terletak pada koordinat antara 2°3’45” sampai 3°37’30” LS dan 119°15” sampai 121°43’11” BB, dengan batas administratif sebagai berikut:
34
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB III
-
TINJAUAN UMUM
Sebelah
utara
berbatasan
dengan
Kabupaten
Luwu
Utara
dan
Kabupaten Tana Toraja; -
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang dan Kabupaten Wajo;
-
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Enrekang; dan
-
Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone dan Provinsi Sulawesi Tenggara. Dilihat dari letak geografis, Kabupaten Luwu terbilang cukup
strategis dikarenakan bersebelahan dengan Kota Palopo yang terletak di jalur Trans Sulawesi, yang menghubungkan daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Pelabuhan Tanjung Ringit yang berada di Kota Palopo turut menjadikan Kabupaten Luwu sebagai salah satu dari kabupaten/kota lainnya di daerah Luwu Raya sebagai pintu gerbang utama Sulawesi Selatan bagian utara, dimana pelabuhan ini merupakan salah satu pintu penghubung untuk mendistribusikan hasil pertanian Kabupaten Luwu ke luar daerah. Wilayah Kabupaten Luwu bagian timur terbentang pantai yang panjangnya 100 km sarat dengan potensi usaha perikanan, dan sebelah barat terbentang pegunungan yang sangat berpotensi untuk agrowisata serta kandungan alamnya memiliki beberapa jenis bahan tambang. Luas wilayah Kabupaten Luwu sekitar 3.000,25 km2, dengan jarak tempuh dari Kota Makassar lebih dari 367 km dan terdiri dari 21 kecamatan pada tahun 2012, namun pada tahun 2013 bertambah secara administratif menjadi 22 kecamatan akibat dari pemekaran Kecamatan Bassesangtempe menjadi Kecamatan Bassesangtempe dan Kecamatan Bassesangtempe Utara INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
35
TINJAUAN UMUM
BAB III
pada bulan Agustus tahun 2012. Kabupaten Luwu dibagi habis menjadi 227 desa/kelurahan.
Kecamatan
Latimojong
adalah
kecamatan
terluas
di
Kabupaten Luwu, luas Kecamatan Latimojong tercatat sekitar 467,75 km2 atau sekitar 15,59 persen dari luas Kabupaten Luwu, menyusul kemudian Kecamatan Walenrang Utara dan Walenrang Barat dengan luas masingmasing sekitar 259,77 km2 dan 247,13 km2
atau 8,66 persen dan 8,24
persen. Sedangkan kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Belopa Utara dengan luas kurang lebih 34,73 km2 atau hanya sekitar 1,16 persen. Kecamatan Bassesangtempe dengan ibu kota kecamatannya adalah Lissaga merupakan kecamatan terjauh dari ibu kota Kabupaten Luwu dengan jarak sekitar 110 km, terjauh kedua adalah Kecamatan Walenrang Barat dengan jarak sekitar 89 km, dan ketiga adalah Kecamatan Walenrang Timur dengan jarak sekitar 88 km. Sementara itu, yang terdekat adalah Kecamatan Belopa Utara yang hanya sekitar 1 km, sedangkan kecamatan yang lain tercatat hanya sekitar 6 – 87 km.
36
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB III
TINJAUAN UMUM
(1)
(2)
LAROM PONG
(3) (4) (5) (6) (7) (8) ( 9) (10) (11) (12) (13) ( 14) (15) (16) (17) (18) (19)
Larompong
15
7 17 17
23
18
24
31
127
42
37
32
Bonepute
15
SULI
Suli
7
22
SULI BARAT
Lindajang
17
32 10
BELOPA
Tampumia Radda
17
32 10 20
KAM ANRE
Cilallang
23
38 16 26
6
BELOPA UTARA
Pammanu
18
33 17 27
1
BAJO
Bajo
24
39 17 27
7 13 8
BAJO BARAT
Bonelemo
31
46 24 34 14 20 15
BASSESANGTEMPE
Lissaga
LATIM OJONG
Kadundung
42
BASSESANGTEMPE UTARA
Pantilang
115 132 108 118 98 117 99 105 112
BUPON
Noling
44
59 37 47 30 24 31 33 40 97 47 85
PONRANG
Paddang Sappa
37
52 30 40 20 16 21 21 28 90 40 78 12
PONRANG SELATAN
Pattedong
32
47 25 45 25 21 26 26 33 95 45 83 17
BUA
Bua
58
73 51 61 41 35 42 42 49 69 61 57 33 21 26
WALENRANG
Batusitanduk
WALENRANG TIMUR
LAM ASI
91
10 10 16 17 17 24
120
35 #
58
59 52 47 73
91
6
WALENRANG BARAT
(21) (22) (23) (24) 97
98
106
104
106 120 112 113 121 119
37 30 25 51 84 98 90 89 99 97
7 14
110
25 98 30 20 25 41 74 88 80 79 89 87
7 13 20
1
129
31 117 24 16 21 35 68 82 74 73 89 81
7
8
111
15 111 26 99 31 21 26 42 75 89 81 80 90 88 7
7
117 20 124
#
33 21 26 42 81 95 87 86 96 94
27 112 40 28 33 49 88
73 47 40 45 61 84 98
12 73
26 59 73 65 64 74 72 33 47 39 38 48 46
14 6
Tabah
120 98 108 88
82 89 95 102 92 98 80 75 68 73 47 14
97
112 90 100 80
74 81 87 94 84
WALENRANG UTARA
Bosso
98
113 89
WALENRANG BARAT
Ilan Bat u
106
121 99 109 89
LAM ASI TIM UR
To'lemo
104
119
99 79 73 80 86 93 83 89 89 90 96 103 93 99 101
91
107
99 107
5 21 54 68 60 59 69 67 5
Lamasi
100
100 89
12 17 33 61 75 67 66 76 74
105
87 81 88 94
93 103 101
85 78 83 57 66 80 72 71 81 79
84 94 74 68 75 81 88 78 84 66 61 54 59 33
107
102 94
85 12 97 90 95 69 78 92 84 83 93 91
117 124
57 35 45 25 31 26 20 27 85
97
(20) 105
20 26 27 27 34 130 45 118 47 40 45 61 94 108 100 99 109 107
144 120 130 110 129
106
#
44
LAROMPONG SELATAN
127
22 32 32 38 33 39 46 144 57
115
WALENRANG UTARA
Capitals
WALENRANG TIMUR
KECAMATAN
PONRANG SELATAN
NAMA IBU KOTA
BASSESANGTEMPE UTARA
Regency
LAROMPONG SELAT AN
KECAMATAN
BASSESANGTEMPE
Tabel 1. Jarak Dari Ibu Kota Kabupaten ke Ibu Kota Kecamatan di Kabupaten Luwu, 2013
72 67 60 65 39 6 71 66 59 64 38
5 15 13
20 19 29 27 20
11 21 7
5 19 11
20 18
81 76 69 74 48 15 29 21 20
28
79 74 67 72 46 13 27 7 18 28
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu (Kabupaten Luwu Dalam Angka 2014)
Menurut ketinggian daerah, sebagian besar wilayah Kabupaten Luwu berada di ketinggian 100 m ke atas. Seperti terlihat pada Gambar 2 di bawah,
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
37
TINJAUAN UMUM
BAB III
luas wilayah yang berada di atas 100 m tercatat sekitar 63,99 persen, sisanya sekitar 36,01 persen wilayah berada pada ketinggian 0 – 100 m. Gambar 2. Persentase Ketinggian Daerah di Kabupaten Luwu, 2013
0 - 25 m 19 ,4 2 %
> 1.0 0 0 m 2 3 ,6 2 %
2 5 - 10 0 m 16 ,5 8 % 5 0 0 - 1.0 0 0 m 18 ,3 4 % 10 0 - 5 0 0 m 2 2 ,0 3 %
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu (Kabupaten Luwu Dalam Angka 2014)
Di Kabupaten Luwu tercatat 11 sungai yang cukup besar dan panjang, kesebelas sungai tersebut masing-masing adalah: i. Sungai Lamasi melintasi Kecamatan Walenrang Barat, Kecamatan Walenrang, dan Kecamatan Lamasi; ii. Sungai Makawa melintasi Kecamatan Lamasi Timur; iii. Sungai Bua melintasi Kecamatan Bua; iv. Sungai Pareman (Noling) melintasi Kecamatan Bupon, Kecamatan Ponrang, Kecamatan Ponrang Selatan, dan Kecamatan Kamanre;
38
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB III
TINJAUAN UMUM
v. Sungai Bajo melintasi Kecamatan Bajo Barat, Kecamatan Bajo, dan Kecamatan Belopa; vi. Sungai Suli melintasi Kecamatan Suli Barat dan Kecamatan Suli; vii. Sungai Larompong melintasi Kecamatan Larompong; viii. Sungai Tembo'e melintasi Kecamatan Larompong Selatan; ix. Sungai Rante Belu melintasi Kecamatan Larompong; x. Sungai Sampano melintasi Kecamatan Larompong Selatan; dan xi. Sungai Kandoa (Balambang) melintasi Kecamatan Bua. Dari kesebelas sungai tersebut, yang terpanjang adalah Sungai Pareman (Noling) dengan panjang tercatat sekitar 73 km. Sepuluh sungai lainnya panjangnya tercatat sekitar 12 – 69 km. 3.2 GAMBARAN UMUM KEPENDUDUKAN Jumlah penduduk Kabupaten Luwu tahun 2013 yang disajikan pada Gambar 3 di bawah ini merupakan angka hasil proyeksi Sensus Penduduk 2010 dan hasil olahan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2013. Jumlah penduduk Kabupaten Luwu tahun 2013 adalah sebesar 343.793 jiwa, terdiri dari 169.189 jiwa laki-laki dan 174.604 jiwa perempuan.
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
39
TINJAUAN UMUM
BAB III
Gambar 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Luwu, 2009 – 2013 400.000 350.000 300.000 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 0
2009
2010
2011
2012
2013
LAKI-LAKI
162.101
164.314
165.968
167.102
169.189
PEREMPUAN
166.079
168.168
169.860
171.507
174.604
TOTAL
328.180
332.482
335.828
338.609
343.793
PEREMPUAN
TOTAL
LAKI-LAKI
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu (Kabupaten Luwu Dalam Angka 2014)
Laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2012 – 2013 mengalami peningkatan sebesar 1,53 persen, dengan jumlah penduduk pada tahun sebelumnya sebesar 338.609 jiwa terdiri dari 167.102 jiwa laki-laki dan 171.507 jiwa penduduk perempuan. Jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Luwu. Tahun 2013, jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Bua yaitu sebesar 9,31 persen dan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Latimojong sekitar 1,64 persen penduduk. Sementara jika dilihat dari kepadatan penduduk per km2,
40
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB III
TINJAUAN UMUM
Kecamatan Lamasi merupakan daerah terpadat yaitu 498,84 penduduk per kilometer persegi (km2) dengan luas wilayah hanya 1,40 persen dari luas Kabupaten Luwu, sementara yang paling rendah kepadatannya terdapat di Kecamatan Latimojong yaitu hanya 12,03 penduduk per kilometer persegi (km2) dengan luas wilayah 15,60 persen dari luas Kabupaten Luwu. Rasio jenis kelamin Kabupaten Luwu di tahun 2013 berada di bawah angka 100, tercatat hanya sekitar 96,90. Ini berarti bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki. Atau dengan kata lain, dari 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 96 penduduk lakilaki. Kendati demikian jika dilihat dari kelompok umurnya penduduk umur 15 – 19 tahun memiliki rasio jenis kelamin tertinggi yaitu sebesar 105,99 yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk perempuan. Begitu pula jika diamati menurut kecamatan, di Kecamatan Suli Barat, Kecamatan
Bassesangtempe,
Kecamatan
Latimojong,
Kecamatan
Bassesangtempe Utara, dan Kecamatan Walenrang Barat keadaannya menjadi terbalik, dimana angka rasio jenis kelamin melebihi angka 100, yang berarti bahwa di kecamatan tersebut penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk perempuan. Jumlah rumah tangga keadaan akhir tahun 2013 tercatat sebanyak 75.079 rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga sekitar 4 – 5 orang. Jumlah rumah tangga ini terbanyak di Kecamatan Bua yaitu sekitar 7.015 rumah tangga dan terkecil di Kecamatan Latimojong dengan jumlah rumah tangga hanya tercatat 1.537 rumah tangga.
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
41
TINJAUAN UMUM
BAB III
3.3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB (Atas Dasar Harga Konstan) yang berhasil diperoleh pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya. Penggunaan angka atas dasar harga konstan ini dimaksudkan untuk menghindari pengaruh perubahan harga, perubahan yang diukur adalah perubahan produksi sehingga menggambarkan pertumbuhan riil ekonomi. Sejak tahun 1993, pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun regional provinsi dan kabupaten/kota dihitung dengan menggunakan harga konstan 1993 sebagai tahun dasar. Akan tetapi sejak sekitar
8
tahun
lalu,
pertumbuhan
ekonomi
dihitung dengan
menggunakan harga konstan tahun 2000. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan tahun dasar 1993 menjadi semakin tidak realistis,
karena
perubahan
struktur
ekonomi
yang
relatif
cepat
mengakibatkan pertumbuhan ekonomi berdasarkan tahun 1993 menjadi terlalu rendah. Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Luwu, 2009 – 2013 ADH Berlaku Tahun
PDRB (Juta Rupiah)
ADH Konstan 2000
Perkembangan Ekonomi (Persen)
PDRB (Juta Rupiah)
Pertumbuhan Ekonomi (Persen)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2009
3.195.646,47
18,52
1.581.663,42
6,82
2010
3.717.632,93
16,33
1.691.511,74
6,95
2011
4.351.150,40
17,04
1.817.943,58
7,47
2012*
5.030.495,95
15,61
1.954.090,35
7,49
2013**
5.784.726,16
14,99
2.106.123,83
7,78
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Catatan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
42
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB III
TINJAUAN UMUM
Pada tabel di atas dapat dilihat angka PDRB, Perkembangan Ekonomi, dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Luwu selama tahun 2009 – 2013.
Perkembangan
Ekonomi
menjelaskan
tentang
perkembangan
perekonomian suatu daerah yang terlihat melalui besaran PDRB ADH Berlaku pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya. Sedangkan Pertumbuhan Ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB ADH Konstan 2000 pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya, di mana penggunaan nilai harga atas dasar harga konstan ini dimaksudkan untuk menghindari pengaruh perubahan harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan pertumbuhan riil ekonomi. Perlu diketahui bahwa dalam penulisan
ini,
dimaksudkan
sebenarnya untuk
istilah
memudahkan
perkembangan dalam
dan
membedakan
pertumbuhan penafsiran
pertumbuhan ekonomi riil (ADH Konstan 2000) dengan pertumbuhan non-riil (ADH Berlaku). Pada tahun 2013, PDRB ADH Berlaku Kabupaten Luwu mencapai nilai 5,78 triliun rupiah. Dibandingkan tahun 2012, angka PDRB ini meningkat cukup signifikan yaitu sekitar 0,75 triliun rupiah atau naik sekitar 14,99 persen. Hal yang sama juga terjadi pada tahun 2012, 2011, 2010, dan 2009. Selama kurun waktu tersebut, PDRB ADH Berlaku Kabupaten Luwu secara terus-menerus mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2008 PDRB ADH Berlaku Kabupaten Luwu mencapai angka 2,69 triliun rupiah, di tahun 2009 kembali meningkat sekitar 18,52 persen menjadi 3,19 triliun rupiah, dan di tahun 2010 kembali meningkat sekitar 16,33 persen menjadi 3.71 triliun rupiah, begitu seterusnya hingga tahun 2013. Begitu juga atas dasar harga konstan tahun 2000, PDRB Kabupaten Luwu setiap tahunnya juga mengalami peningkatan secara terus menerus. INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
43
TINJAUAN UMUM
BAB III
Pada tahun 2013, PDRB ADH Konstan 2000 Kabupaten Luwu mencapai 2,10 triliun rupiah atau naik sekitar 0,15 triliun rupiah, bertumbuh sekitar 7,78 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan tahun 2012 mencapai 1,95 triliun rupiah atau naik sekitar 0,13 triliun rupiah, bertumbuh 7,49 persen dibandingkan tahun 2011 yang nilainya mencapai 1,81 triliun rupiah. Kenaikan juga terjadi pada tahun 2011, 2010, dan 2009. Gambar 4. Diagram Struktur Ekonomi Kabupaten Luwu, 2013* (Persen)
Sumber Catatan
: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu : * Angka Sangat Sementara
Pada tahun 2013, kontribusi Sektor Pertanian dalam pembentukan nilai total PDRB ADH Berlaku Kabupaten Luwu adalah sebesar 50,30 persen, atau separuhnya total PDRB ADH Berlaku Kabupaten Luwu berasal dari Sektor Pertanian. Besarnya kontribusi Sektor Pertanian erat kaitannya dengan peran
44
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB III
TINJAUAN UMUM
Sub-Sektor Perkebunan, Sub-Sektor Perikanan, dan Sub-Sektor Tanaman Bahan Makanan. Sektor lain yang cukup besar peranannya terhadap perekonomian Kabupaten Luwu pada tahun 2013 sesuai urutan dengan kontribusi terbesar setelah Sektor Pertanian adalah Sektor Jasa-Jasa sebesar 19,06 persen, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar 12,23 persen, Sektor Bangunan sebesar 7,22 persen, dan Sektor Industri Pengolahan sebesar 5,41 persen. Sedangkan sisa sektor lainnya seperti Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Listrik, Gas, dan Air bersih, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, dan Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, kontribusinya terhadap pembentukan total PDRB ADH Berlaku Kabupaten Luwu masih kecil yakni di bawah 3 persen.
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
45
TINJAUAN UMUM
BAB III
Tabel 3. Struktur Ekonomi (Persentase Kontribusi PDRB ADH Berlaku per Sektor Ekonomi) Kabupaten Luwu, 2009 – 2013 (Persen)
Sub-Sektor (1)
Struktur Ekonomi (Persen) 2009
2010*
2011
2012*
2013**
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Pertanian
51,27
49,76
49,44
49,71
50,30
2.
Pertambangan & Penggal.
0,85
0,76
0,79
0,80
0,82
3.
Industri Pengolahan
7,99
7,16
6,44
5,87
5,41
4.
Listrik, Gas, & Air Bersih
0,19
0,19
0,20
0,21
0,21
5.
Bangunan
7,57
7,08
7,28
7,22
7,22
6.
Perdag., Hotel, & Restoran
9,54
11,17
11,94
12,07
12,23
7.
Pengangkutan & Komuni.
1,73
1,77
1,93
2,02
2,08
8.
Keu., Pers., & Jasa Perus.
2,21
2,49
2,44
2,45
2,67
9.
Jasa-Jasa PDRB ADH Berlaku
Sumber Catatan
18,64
19,63
19,55
19,64
19,06
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
Dapat dilihat pada Tabel 5 di atas, struktur ekonomi Kabupaten Luwu pada kurun waktu tahun 2009 – 2013 tampaknya tidak mengalami pergeseran. Peranan sektor pertanian terhadap perekonomian daerah ini masih cukup besar yakni rata-rata sekitar 50 persen. Struktur perekonomian Kabupaten Luwu selama periode tahun 2009 – 2013 masih didominasi oleh Sektor Pertanian, yang berarti bahwa basis utama perekonomian Kabupaten Luwu adalah Sektor Pertanian, meskipun setiap tahunnya hingga tahun 2011, kontribusinya semakin menurun dan bergeser ke sektor lainnya seperti Sektor Jasa-Jasa, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor Bangunan, dan Sektor Industri Pengolahan, namun di tahun 2012 kontribusi Sektor Pertanian
46
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB III
TINJAUAN UMUM
ini meningkat sedikit menjadi sekitar 49,71 persen dan di tahun 2013 kembali meningkat menjadi 50,30 persen. Sementara
itu,
setiap
tahunnya
PDRB
Perkapita
Penduduk
Kabupaten Luwu terus mengalami pertumbuhan positif, seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 4. PDRB Perkapita Penduduk Kabupaten Luwu, 2009 – 2013
Tahun
PDRB Perkapita Penduduk Kab. Luwu (Rupiah)
PDRB Perkapita Penduduk Prov. Sul-Sel (Rupiah)
Peringkat se-Prov. Sul-Sel
(1)
(2)
(3)
(4)
2009
9.698.354,12
12.567.363,67
11
2010
11.181.456,22
14.665.034,90
11
2011
12.956.484,87
16.929.030,03
11
2012*
14.856.356,30
19.465.540,37
11
16.826.189,48
22.150.805,32
12
2013** Sumber Catatan
: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
Perlu diketahui bahwa nilai yang tertera pada tabel di atas adalah nilai setelah direvisi akibat dari perubahan jumlah penduduk yang diproyeksi ulang dari tahun berdasarkan angka jumlah penduduk hasil olah Sensus Penduduk 2010 (SP2010). Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa selama periode tahun 2009 – 2013, PDRB Perkapita Penduduk Kabupaten Luwu terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009, PDRB Perkapita Penduduk Kabupaten
Luwu
sebesar
Rp.
9.698.354,12
meningkat
menjadi
Rp.
11.181.456,22 di tahun 2010. Tahun 2011 juga meningkat menjadi Rp. 12.956.484,87. Tahun 2012 juga meningkat menjadi Rp. 14.856.356,30 dan
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
47
TINJAUAN UMUM
BAB III
di tahun 2013 menembus angka di atas 16 juta sebesar Rp. 16.826.189,48. Namun begitu, ternyata PDRB Perkapita Penduduk Kabupaten Luwu tahun 2013 berada di peringkat 12 dari 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan dan masih di bawah angka Provinsi Sulawesi Selatan yang mencapai Rp. 22.150.805,32.
48
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB IV ANALISIS IKK
“Tahun 2012, IKK Kabupaten Luwu mencapai 99,76 persen. Bila dibandingkan dengan Kota Samarinda yang mencapai 108,46 persen dapat diartikan bahwa tingkat kemahalan harga bahan bangunan di tahun 2012 lebih rendah 8,70 persen dibandingkan IKK Kota Samarinda. Hal ini juga menunjukkan bahwa nilai untuk pembangunan di Kabupaten Luwu masih lebih murah bila dibandingkan dengan Kota Samarinda.”
BAB IV
ANALISIS IKK
BAB IV
ANALISIS IKK
4.1 DIAGRAM TIMBANG UMUM KABUPATEN LUWU Diagram timbang umum IKK Kabupaten Luwu tahun 2013 disusun berdasarkan data realisasi APBD untuk pengeluaran belanja pembangunan dan rutin di tahun yang bersangkutan. Dari data APBD ini, dipilih pengeluaran yang digunakan untuk kegiatan konstruksi dan dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kelompok jenis bangunan, seperti yang tertera pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Diagram Timbang Umum Berdasarkan Kelompok Jenis Bangunan di Kabupaten Luwu, 2010 – 2013*
Kelompok Jenis Bangunan (1)
Diagram Timbang Umum (Persen) 2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal
30,38
55,27
49,02
48,57
Bangunan Pekerjaan Umum untuk Pertanian
36,28
18,67
17,71
16,97
Pekerjaan Umum untuk Jalan, Jembatan, dan Pelabuhan
33,20
25,54
31,24
32,18
Bangunan dan Instalasi Listrik, Gas, Air Minum, dan Komunikasi
0,09
0,16
0,97
0,55
Bangunan Lainnya
0,04
0,36
1,06
1,73
100,00
100,00
100,00
100,00
Total
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Catatan : * Berdasarkan Realisasi Nilai Penggunaan APBD Pemerintah Kabupaten Luwu
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
51
ANALISIS IKK
BAB IV
Di tahun 2010, bila dilihat dari masing-masing jenis bangunan, persentasenya bisa dikatakan berimbang pada 3
kelompok pertama
(bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal; bangunan pekerjaan umum untuk pertanian; dan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan) dengan porsi masing-masing sekitar 30-an persen. Namun pada tahun 2011, mulai terlihat perbedaan yang cukup signifikan pada 3 kelompok bangunan pertama tersebut, begitu juga di tahun 2012 dan 2013. Kelompok bangunan yang paling besar diagram timbangnya di tahun 2013 yaitu pada bangunan tempat tinggal dan bangunan bukan tempat tinggal. Pada tahun 2012, penyerapan APBD untuk bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal sekitar 49,02 persen, yang kemudian turun menjadi 48,57 persen pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa belanja modal pengadaan pembangunan gedung untuk sarana pemerintahan/perkantoran, perumahan, rumah sakit, tempat ibadah, dan lain sebagainya masih berlangsung hingga saat ini meskipun porsinya sedikit dikurangi untuk pembangunan di kelompok bangunan yang lain. Porsi kedua terbesar ada di kelompok pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan. Tahun 2012 sekitar 31,24 persen, namun di tahun 2013 persentasenya naik menjadi 32,18 persen. Dari sini terlihat bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu menggiatkan kembali pembangunan infrastruktur
jalan
dan
jembatan,
baik
perbaikan/rehabilitasi
maupun
pembangunan baru. Pembangunan di kelompok ini dirasakan perlu mengingat akses transportasi darat yang layak adalah salah satu penunjang kegiatan perekonomian masyarakat di pedesaan maupun di perkotaan.
52
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB IV
ANALISIS IKK
Porsi ketiga terbesar ada pada kelompok bangunan pekerjaan umum untuk pertanian. Pada tahun 2010 menyedot 36,28 persen realisasi APBD, sedangkan tahun 2011 mengambil porsi 18,67 persen APBD, di tahun 2012 porsinya kembali turun menjadi 17,71 persen, dan tahun 2013 kembali turun menjadi 16,97 persen. Tingginya alokasi belanja pembangunan untuk pertanian di tahun 2010 adalah berupa pengadaan konstruksi jaringan air untuk lahan sawah yang difokuskan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu, namun di tahun 2011 hingga 2013 porsinya menurun drastis dikarenakan tahapan intinya sudah dianggarkan dan dikerjakan pada tahun 2010, sedangkan di tahun-tahun berikutnya hanya melakukan tahap penyelesaiannya saja. Selain itu, porsi ini juga dialokasikan untuk pengadaan alat pengolahan pertanian dan peternakan. Sementara itu, kelompok atau jenis yang masih relatif sedikit diagram timbangannya yaitu untuk kelompok bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan kelompok bangunan lainnya. Kelompok bangunan lainnya terus meningkat dari tahun ke tahun yang artinya dapat dikatakan bahwa kelompok ini sudah menjadi perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu untuk meningkatkan pembangunannya dari tahun ke tahun. Untuk kelompok bangunan instalasi listrik, gas, dan air minum, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, diagram timbang kelompok ini terjadi kenaikan dari 0,09 persen di tahun 2010 menjadi 0,16 persen di tahun 2011, kembali meningkat menjadi 0,97 di tahun 2012, dan turun menjadi 0,55 persen di tahun 2013. Sedangkan
untuk
kelompok
jenis
bangunan
lainnya
menunjukkan
peningkatan juga dari 0,04 persen pada tahun 2010 menjadi 0,36 persen pada tahun 2011, kembali meningkat menjadi 1,06 di tahun 2012, dan menjadi 1,73 persen di tahun 2013.
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
53
ANALISIS IKK
BAB IV
4.2 IKK KABUPATEN LUWU SECARA UMUM Indeks Kemahalan
Konstruksi (IKK)
merupakan
indeks
yang
menggambarkan perbandingan TKK suatu kabupaten/kota atau provinsi terhadap daerah lainnya. Sesuai dengan pengertiannya, maka IKK dapat dikategorikan sebagai indeks spasial, yaitu indeks yang menggambarkan perbandingan harga untuk lokasi/wilayah yang berbeda pada periode waktu tertentu. Berbeda pengertian dengan indeks periodikal, seperti Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) atau Indeks Harga Konsumen (IHK), kedua indeks harga tersebut menggambarkan perkembangan harga di suatu lokasi/wilayah pada periode waktu tertentu terhadap harga tahun dasar. Dengan begitu, angka IKK tidak dapat membandingkan antara dua atau beberapa kurun waktu. Tabel 6. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Luwu dan Kota Samarinda, 2010 – 2013 IKK (Persen)
Kabupaten/Kota
(1)
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
Kota Samarinda
100,00
103,57
108,46
100,00
Kabupaten Luwu
87,74
89,89
99,76
101,37
Sumber: Badan Pusat Statistik
Pada tabel di atas dapat dilihat IKK Kabupaten Luwu dan IKK Kota Samarinda. Untuk tahun 2010 ke atas, Kota Samarinda dan Provinsi Kalimantan Timur digunakan sebagai acuan bagi kabupaten/kota dan provinsi di seluruh Indonesia, seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
54
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB IV
ANALISIS IKK
Di tahun 2010, IKK Kabupaten Luwu sekitar 87,74 persen, yang artinya tingkat kemahalan harga bahan bangunan di Kabupaten Luwu lebih rendah 12,26 persen dibandingkan Kota Samarinda. Hal ini menunjukkan bahwa nilai untuk pembangunan di Kabupaten Luwu masih lebih murah bila dibandingkan dengan di Kota Samarinda. Di tahun 2011, IKK Kabupaten Luwu mencapai 89,89 persen. Bila dibandingkan dengan Kota Samarinda yang mencapai 103,57 persen dapat diartikan bahwa tingkat kemahalan harga bahan bangunan di Kabupaten Luwu pada tahun 2011 lebih rendah 13,68 persen dibandingkan Kota Samarinda. Hal ini juga menunjukkan bahwa nilai untuk pembangunan di Kabupaten Luwu masih lebih murah bila dibandingkan dengan di Kota Samarinda. Di tahun 2012, IKK Kabupaten Luwu mencapai 99,76 persen. Bila dibandingkan dengan Kota Samarinda yang mencapai 108,46 persen dapat diartikan bahwa tingkat kemahalan harga bahan bangunan di tahun 2012 lebih rendah 8,70 persen dibandingkan Kota Samarinda. Hal ini juga menunjukkan bahwa nilai untuk pembangunan di Kabupaten Luwu masih lebih murah bila dibandingkan dengan Kota Samarinda. Di tahun 2013, IKK Kabupaten Luwu mencapai 101,37 persen. Bila dibandingkan dengan Kota Samarinda sebesar 100,00 persen dapat diartikan bahwa tingkat kemahalan harga bahan bangunan di Kabupaten Luwu tahun 2013 lebih tinggi 1,37 persen dibandingkan Kota Samarinda. Hal ini juga menunjukkan bahwa nilai untuk pembangunan di Kabupaten Luwu lebih mahal bila dibandingkan dengan Kota Samarinda.
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
55
ANALISIS IKK
BAB IV
Terdapat perbedaan penimbang yang digunakan untuk tahun 2013 ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebagaimana diketahui bahwa IKK telah dihitung sejak tahun 2003. Saat ini perkembangan teknik sipil sangat cepat ditambah lagi dengan pesatnya industry bahan bangunan. Sehingga, material yang digunakan untuk kegiatan konstruksi sudah banyak yang berubah atau muncul model baru seperti batako ringan, atap baja ringan, kusen aluminium, dan sebagainya. Peraturan pemerintah baik pusat mauoun daerah yang mempengaruhi kegiatan konstruksi juga banyak berubah. Halhal tersebut mengakibatkan Bill of Quantity (BoQ) tahun 2013 yang selama ini digunakan untuk menghitung IKK tidak lagi sesuai dengan kondisi di lapangan. Oleh karena itu, mulai tahun 2013, penghitungan IKK sudah menggunakan BoQ terbaru yang dikumpulkan pada tahun 2012. Tidak
seperti
tahun-tahun
sebelumnya,
IKK
tahun
2013
menggunakan data harga komoditi yang dikumpulkan dalam 2 periode pencacahan, yaitu periode akhir Januari dan periode akhir April, sehingga lebih tervalidasi dibandingkan hanya menggunakan satu kali pengambilan data lapangan. Dengan menggunakan BoQ tahun 2012, realisasi APBD pembentukan modal tetap tahun 2012, dan rata-rata harga komoditi Januari – April, diperoleh Indeks Kemahalan Konstruksi untuk tahun 2013 tersebut. Hal penting lainnya yang perlu menjadi perhatian adalah perubahan metodologi dalam penghitungan IKK menyebabkan seolah-olah angka IKK tahun 2010 ke atas lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun hal ini tidak menunjukkan bahwa IKK tahun 2010 ke atas lebih rendah. Pada tahun 2009 dan tahun-tahun sebelumnya, angka IKK disajikan menggunakan IKK rata-rata nasional sama dengan 100 yang kemudian dikalikan dengan suatu bilangan/inflator. IKK tahun 2010 ke atas disajikan
56
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB IV
ANALISIS IKK
dengan model yang berbeda yaitu dengan menentukan salah satu ibu kota provinsi, dimana terdapat satu kabupaten/kota dalam provinsi tersebut yang memiliki IKK mendekati angka rata-rata nasional sebagai kota acuan dan provinsi acuan. Kota Balikpapan adalah salah satu kota di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki angka IKK sebesar 100,08 yaitu angka yang paling dekat dengan rata-rata IKK 491 kabupaten/kota sama dengan 100, sehingga Kota Samarinda sebagai ibu kota provinsi akan diipilih sebagai kota acuan. Kota Samarinda yang digunakan sebagai kota acuan pada penghitungan IKK tahun 2010 tersebut juga digunakan untuk penghitungan IKK tahun-tahun berikutnya. 4.3 PERBANDINGAN IKK KABUPATEN/KOTA DI DAERAH SEKITAR LUWU, PROVINSI SULAWESI SELATAN, DAN NASIONAL IKK adalah angka indeks spasial yang artinya hanya diperbandingkan antar daerah, bukan antar waktu. Maka dari itu, IKK Kabupaten Luwu sangat tepat
jika
menganalisanya
dengan
cara
membandingkannya
dengan
kabupaten/kota tetangganya, se-Provinsi, maupun secara nasional. Berikut ditampilkan IKK kabupaten/kota se-Provinsi Sulawesi Selatan dan peringkatnya untuk tahun 2012 – 2013.
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
57
ANALISIS IKK
BAB IV
Tabel 7. IKK Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Selatan dan Peringkatnya, 2012 – 2013 2012 Kabupaten/Kota
(1)
Kepulauan Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkajene Kepulauan Barru Bone Soppeng Wajo Sidenreng Rappang Pinrang Enrekang Luwu Tana Toraja Toraja Utara Luwu Utara Luwu Timur Makassar Pare-Pare Palopo Provinsi Sulawesi Selatan
IKK (2)
2013
Peringkat Nasional Provinsi (3)
105,78 97,49 92,24 82,87 92,11 81,19 87,60 88,75 103,73 92,38 95,16 92,27 96,49 89,95 90,43 95,24 99,76 105,95 106,23 92,37 93,96 85,02 91,71 87,17
155 238 318 437 319 452 381 366 177 309 270 315 253 353 348 266 218 154 149 310 289 416 328 389
85,25
26
(4)
3 6 14 23 15 24 20 19 4 11 9 13 7 18 17 8 5 2 1 12 10 22 16 21
IKK (5)
Peringkat Nasional Provinsi (6)
94,18 102,64 90,47 81,24 95,84 91,76 86,06 91,68 96,75 99,20 98,43 94,33 91,21 81,33 80,97 98,31 101,37 102,29 103,65 96,04 100,37 91,87 93,60 81,52
313 178 373 461 282 354 426 355 269 229 242 310 361 460 462 247 199 183 161 278 211 353 323 457
85,89
30
(7)
13 2 19 23 11 16 20 17 9 6 7 12 18 22 24 8 4 3 1 10 5 15 14 21
Sumber: Badan Pusat Statistik
Pada tahun 2012, nilai IKK yang paling rendah (termurah) di Provinsi Sulawesi Selatan terdapat di Kabupaten Gowa (81,19) dan yang paling tinggi
58
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB IV
ANALISIS IKK
(termahal) terdapat di Kabupaten Kabupaten Toraja Utara (106,23). Di tahun 2013, nilai IKK yang paling rendah (termurah) di Provinsi Sulawesi Selatan berpindah ke Kabupaten Pinrang (80,97) dan yang paling tinggi (termahal) tetap berada di Kabupaten Toraja Utara (103,65). Terjadi pergeseran peringkat IKK pada tahun 2012 dan tahun 2013, seperti yang terlihat pada tabel di atas. Hal ini wajar terjadi akibat dari inflasi dan permintaan barang bangunan/konstruksi
di masing-masing
kabupaten/kota
berbeda.
Lima
kabupaten/kota dengan IKK tertinggi di tahun 2013 adalah Kabupaten Toraja Utara, diikuti Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Luwu, dan Kabupaten Luwu Timur. Gambar 5. Peta IKK Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan, 2013
Sumber: Badan Pusat Statistik
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
59
ANALISIS IKK
BAB IV
Jika dibandingkan kabupaten/kota di daerah Luwu Raya, IKK tertinggi ada di Kabupaten Luwu, diikuti Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Luwu Utara, dan Kota Palopo, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Gambar 6. Perbandingan IKK Kabupaten/Kota di Daerah Sekitar Luwu, 2013
Palopo
81,52
Luwu Timur
100,37
Luwu Utara
96,04
Luwu
101,37
0
20
40
60
80
100
120
Sumber: Badan Pusat Statistik
Secara proxy geografis, Kabupaten Luwu memiliki kondisi geografis yang berbatasan dengan Kota Palopo, dimana barang bangunan yang datang dari Kota Makassar masuk terlebih dahulu ke gudang di Kota Palopo. Dari situ baru didistribusikan ke toko-toko bahan bangunan di Kabupaten Luwu. Selain dari itu, terdapat beberapa bahan bangunan yang didatangkan langsung dari Kabupaten
Luwu
menyebabkan
Timur
biaya
dan
yang
Kabupaten
Luwu
diperlukan
untuk
Utara.
Hal ini yang
membangun
suatu
bangunan/konstruksi di Kabupaten Luwu relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota di sekitarnya.
60
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB IV
ANALISIS IKK
Paket Komoditas dapat dikategorikan menjadi barang alam/natural seperti pasir, batu, papan, balok, batu split, dan barang pabrikan seperti tripleks, cat, aspal, kaca, dan sebagainya. Dilihat dari rata-rata harga di Provinsi Sulawesi Selatan, harga barang natural di Kabupaten Luwu relatif lebih murah dibandingkan kabupaten/kota di sekitarnya dan rata-rata kabupaten/kota se-Provinsi Sulawesi Selatan. Lain halnya dengan barang pabrikan yang relatif lebih mahal. Selain itu, sewa alat dan upah jasa konstruksi di Kabupaten Luwu juga lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata provinsi. Dari paparan di atas mengenai perbandingan harga, sarana pengangkutan, dan kondisi geografisnya, maka didapatkan penjelasan sebagai berikut: i. Kabupaten
Luwu
mendapatkan
sebagian
besar
bahan
bangunan/konstruksi langsung dari Kota Palopo yang menjadi tempat pemberhentian
utama
(gudang)
dari
Kota
Makassar,
dengan
menggunakan akses jalan raya dan pelabuhan yang terdapat di Kota Palopo. ii. Kota
Palopo
menjadi
tempat
persinggahan
utama
barang
bangunan/konstruksi yang dikirim dari Kota Makassar, untuk seterusnya barang tersebut didistribusikan ke Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara, dan Kabupaten Luwu Timur. iii. Sebagian bahan bangunan yang ada di Kabupaten Luwu juga didatangkan langsung dari Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Luwu Utara. Berdasarkan kondisi arus barang bangunan/konstruksi dari keempat kabupaten/kota tersebut, dapat dikatakan bahwa hampir semua distributor di INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
61
ANALISIS IKK
BAB IV
Kabupaten Luwu mengambil bahan bangunan/konstruksi utamanya dari Kota Palopo, Kabupaten Luwu Utara, dan Kabupaten Luwu Timur. Sehingga, berdasarkan peringkat IKK, Kabupaten Luwu menempati urutan pertama dari empat kabupaten/kota yang ada di daerah sekitar Luwu. Untuk skala nasional, jika dibandingkan dengan 491 kabupaten/kota di Indonesia di tahun 2013, IKK Kabupaten Luwu menempati urutan 199. Nilai IKK terendah untuk adalah Kabupaten Lombok Utara dengan nilai 70,46 dan IKK tertinggi ada di Kabupaten Puncak dengan nilai 461,52. Kabupaten Jember tidak lagi menduduki peringkat terendah IKK. Besar upah di Kabupaten Jember ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan Kabupaten Lombok Utara, sehingga perbedaan upah menyebabkan pergeseran peringkat IKK. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bagian lampiran buku ini. Sementara itu, IKK Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013 menduduki peringkat 30 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia dengan nilai IKK sebesar 85,89. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, Provinsi Sulawesi Selatan berubah dari peringkat 26 ke peringkat 30 dengan nilai IKK tahun 2012 sebesar 86,51. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bagian lampiran buku ini. Berikut ditampilkan gambar peta tematik IKK tahun 2013 seluruh provinsi di Indonesia.
62
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB IV
ANALISIS IKK Gambar 7. Peta IKK Provinsi di Indonesia, 2013
Sumber: Badan Pusat Statistik
Pada
hakikatnya,
IKK
merupakan
pendekatan
untuk
menggambarkan tingkat kesulitan geografis melalui Tingkat Kemahalan Konstruksi (TKK) yang diwakilkan oleh harga barang-barang konstruksi, harga sewa alat berat, dan besarnya upah buruh konstruksi. IKK merupakan satu variable yang masuk dalam kelompok kebutuhan fiskal dan menjadi faktor penambah yang mempunyai bobot cukup besar dalam penghitungan DAU. Di satu
sisi,
tingginya
angka
IKK
mempunyai
keuntungan
bagi
suatu
kabupaten/kota dalam penentuan besarnya dana DAU yang akan diterima. Namun di sisi lain, tingginya angka IKK suatu kabupaten/kota mencerminkan bahwa daerah tersebut relatif lebih sulit dijangkau. Hal ini bisa disebabkan
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
63
ANALISIS IKK
BAB IV
oleh letak geografis atau bisa juga disebabkan oleh karena minimnya infrastruktur dan fasilitas transportasi yang kurang memadai hingga mengakibatkan harga barang-barang di daerah tersebut menjadi lebih mahal dibandingkan daerah lain, khususnya barang bangunan/konstruksi. Akhirnya, angka IKK bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi jika angka IKK tinggi akan menguntungkan dalam hal penerimaan DAU bagi kabupaten/kota. Di sisi lain, jika dari tahun ke tahun urutan/peringkat IKK tidak berubah bahkan cenderung naik dibandingkan kabupaten/kota lain tingkat
provinsi
maupun
tingkat
nasional,
menunjukkan
bahwa
kabupaten/kota tersebut tertinggal dibandingkan kabupaten/kota lain dalam hal pembangunan infrastruktur serta perbaikan sarana dan prasarana transportasi yang mengakibatkan TKK di daerah tersebut masih tetap tinggi.
64
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
BAB V PENUTUP
“Tahun 2012, Kabupaten Luwu menjadi wilayah dengan IKK termahal dari 4 kabupaten/kota di daerah Luwu Raya, urutan tertinggi ke-5 untuk 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan, dan urutan ke-218 termahal dari 491 kabupaten/kota di Indonesia.”
BAB V
PENUTUP
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penyusunan publikasi IKK ini adalah sebagai berikut: i.
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) merupakan salah satu variabel yang digunakan dalam penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU) sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 33 tahun 2004.
ii.
IKK pertama kali dihitung BPS pada tahun 2003 atas permintaan Departemen Keuangan untuk keperluan penghitungan DAU 2004 kemudian dilanjutkan sampai sekarang.
iii.
IKK digunakan sebagai proxy untuk mengukur tingkat kesulitan geografis suatu daerah, semakin sulit letak geografis suatu daerah maka semakin tinggi pula tingkat harga di daerah tersebut.
iv.
IKK merupakan spatial index, hanya digunakan untuk membandingkan antar wilayah, bukan perbandingan antar waktu.
v.
Setelah dilakukan penghitungan untuk tahun 2013 Kabupaten Luwu menjadi wilayah dengan IKK termahal dari 4 kabupaten/kota di daerah sekitar Luwu, urutan tertinggi ke-4 untuk 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan, dan urutan ke-199 termahal dari 491 kabupaten/kota di Indonesia.
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
67
PENUTUP
68
BAB V
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
LAMPIRAN
“Pada bagian lampiran ini terlampir 6 (enam) tabel pokok mengenai penghitungan dan analisis IKK Kabupaten Luwu.”
LAMPIRAN Tabel 1. Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Status Jalan Di Kabupaten Luwu (Km), 2012 – 2013 STATUS JALAN
KONDISI JALAN
Road State JALAN NEGARA
Road Condition (1)
State Road
JALAN PROPINSI JALAN KAB/ KOTA
Province Road
Regency Road
2012
2013
2012
2013
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
115,50
115,50
16,00
-
412,55
445,36
8,13
447,53
492,18
1.
Baik/ Good
2.
Sedang/ Fairly Good
-
-
16,00
3.
Rusak/ Damaged
-
-
-
0,86
509,34
548,27
4.
Rusak Berat
-
-
-
23,01
193,45
232,52
115,50
115,50
32,00
32,00
1.562,87
1.718,33
JUMLAH/ Total
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu (Kabupaten Luwu Dalam Angka 2014)
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
71
LAMPIRAN Tabel 2. IKK Seluruh Provinsi di Indonesia Beserta Peringkatnya, 2010 – 2013
KODE
PROVINSI
(1)
(2)
2010
2011
IKK
PERINGKAT
(3)
(4)
2012
IKK
PERINGKAT
(5)
(6)
2013
IKK
PERINGKAT
IKK
PERINGKAT
(7)
(8)
(9)
(10)
11
ACEH
92,45
13
92,56
15
91,23
20
91,61
22
12
SUMATERA UTARA
86,20
24
87,59
22
92,49
18
95,92
16
13
SUMATERA BARAT
85,24
27
83,84
29
88,16
23
88,72
26
14
RIAU
96,93
10
94,34
13
100,82
9
101,28
7
15
JAMBI
89,31
20
90,99
16
96,25
14
96,97
14
16
SUMATERA SELATAN
87,13
23
87,93
21
94,42
16
95,29
17
17
BENGKULU
87,83
21
89,52
20
87,47
24
94,98
18
18
LAMPUNG
83,93
30
86,74
24
89,85
22
89,79
23
19
KEP. BANGKA BELITUNG
95,33
12
100,90
7
104,30
8
99,59
12
21
KEPULAUAN RIAU
101,61
5
101,05
6
109,81
3
109,42
4
31
DKI JAKARTA
90,02
18
97,15
11
93,89
17
100,00
10
32
JAWA BARAT
85,04
28
85,62
25
83,11
28
89,10
25
33
JAWA TENGAH
83,44
32
83,79
30
79,54
31
85,38
31
34
DI YOGYAKARTA
83,67
31
79,48
33
75,79
33
86,52
28
35
JAWA TIMUR
83,36
33
81,72
32
81,14
30
85,94
29
36
BANTEN
84,00
29
83,14
31
87,28
25
89,25
24
51
BALI
85,53
26
84,82
27
91,15
21
93,02
20
52
NUSA TENGGARA BARAT
87,20
22
84,66
28
78,68
32
80,01
33
53
NUSA TENGGARA TIMUR
97,38
9
94,29
14
85,73
27
87,67
27
61
KALIMANTAN BARAT
96,61
11
98,63
9
108,26
6
107,38
5
62
KALIMANTAN TENGAH
100,83
6
100,79
8
106,03
7
100,29
9
63
KALIMANTAN SELATAN
90,46
17
89,83
19
97,72
12
97,88
13
64
KALIMANTAN TIMUR
100,00
7
103,57
5
108,46
5
100,00
11
71
SULAWESI UTARA
98,63
8
98,14
10
100,46
11
103,00
6
72
SULAWESI TENGAH
90,81
15
86,99
23
81,72
29
84,60
32
73
SULAWESI SELATAN
85,99
25
85,25
26
86,51
26
85,89
30
74
SULAWESI TENGGARA
92,17
14
96,98
12
96,74
13
96,42
15
75
GORONTALO
90,74
16
90,61
17
92,10
19
93,18
19
76
SULAWESI BARAT
89,90
19
90,06
18
95,53
15
91,96
21
81
MALUKU
110,00
4
106,61
4
100,52
10
101,02
8
82
MALUKU UTARA
110,43
3
111,42
3
108,58
4
115,12
3
91
PAPUA BARAT
142,98
2
148,13
2
149,15
2
121,01
2
94
PAPUA
210,10
1
212,05
1
242,63
1
188,70
1
Sumber: Badan Pusat Statistik
72
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
LAMPIRAN Tabel 3. IKK Seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia Beserta Peringkatnya, 2010 – 2013 KODE
PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
(1)
(2)
(3)
2010 IKK (4)
PERINGKAT
(5)
2011 IKK (6)
2012
PERINGKAT
(7)
IKK (8)
2013
PERINGKAT
(9)
IKK (8)
PERINGKAT
(9)
1101
ACEH
KAB SIMEULUE
116,28
48
118,86
47
112,60
105
107,42
130
1102
ACEH
KAB ACEH SINGKIL
100,65
122
100,63
135
95,20
267
103,76
159
1103
ACEH
KAB ACEH SELATAN
90,34
379
1104
ACEH
KAB ACEH TENGGARA
92,50
225
93,13
247
91,26
335
93,74
322
1105
ACEH
KAB ACEH TIMUR
95,86
174
95,89
198
99,55
219
101,41
197
1106
ACEH
KAB ACEH TENGAH
91,11
243
92,93
252
96,07
258
102,99
173
1107
ACEH
KAB ACEH BARAT
289
103,43
183
100,87
1108
ACEH
KAB ACEH BESAR
89,19
277
89,82
314
91,28
334
92,07
350
1109
ACEH
KAB PIDIE
87,96
304
89,54
319
96,51
251
92,74
340
1110
ACEH
KAB BIREUEN
93,43
208
97,64
168
98,39
234
102,63
179
1111
ACEH
KAB ACEH UTARA
98,39
148
102,45
115
106,21
150
107,88
1112
ACEH
KAB ACEH BARAT DAYA
95,23
189
94,82
213
92,92
302
99,81
219
1113
ACEH
KAB GAYO LUES
100,40
124
98,07
163
103,96
173
91,55
357
1114
ACEH
KAB ACEH TAMIANG
167
95,86
260
95,94
1115
ACEH
KAB NAGAN RAYA
89,88
268
92,04
267
105,63
158
124,26
65
1116
ACEH
KAB ACEH JAYA
93,05
216
96,92
178
92,78
305
97,49
260
1117
ACEH
KAB BENER MERIAH
98,51
145
98,38
159
92,73
306
99,16
230
1118
ACEH
KAB PIDIE JAYA
95,02
271
95,75
285
1171
ACEH
KOTA BANDA ACEH
1172
ACEH
KOTA SABANG
1173
ACEH
1174 1175 1201
90,66
89,47
93,70
88,72
257
276
203
291
91,52
90,84
97,74
92,88
274
253
89,43
359
204
127
279
86,66
354
89,38
322
102,79
192
99,11
101,23
117
99,12
154
103,48
180
97,59
258
KOTA KOTA LANGSA
95,42
184
97,86
164
96,33
256
90,56
372
ACEH
KOTA LHOKSEUMAWE
98,37
149
102,19
118
104,57
166
105,41
146
ACEH
KOTA SUBULUSSALAM
93,29
212
94,27
227
81,17
454
75,82
482
SUMATERA UTARA
KAB NIAS
98,90
142
96,05
195
89,95
351
86,27
422
1202
SUMATERA UTARA
KAB MANDAILING NATAL
86,58
355
88,76
337
98,51
231
98,14
248
1203
SUMATERA UTARA
KAB TAPANULI SELATAN
87,75
313
93,95
233
106,71
144
107,99
124
1204
SUMATERA UTARA
KAB TAPANULI TENGAH
85,05
407
88,39
341
97,36
241
91,96
351
1205
SUMATERA UTARA
KAB TAPANULI UTARA
85,79
375
88,29
343
103,58
178
94,90
298
1206
SUMATERA UTARA
KAB TOBA SAMOSIR
409
118,84
1207
SUMATERA UTARA
KAB LABUHAN BATU
86,87
345
92,88
254
95,86
261
89,46
392
1208
SUMATERA UTARA
KAB ASAHAN
83,84
444
87,31
369
107,92
135
98,95
236
1209
SUMATERA UTARA
KAB SIMALUNGUN
1210
SUMATERA UTARA
KAB DAIRI
85,62
380
87,28
370
91,11
337
75,91
481
1211
SUMATERA UTARA
KAB KARO
85,46
386
87,16
372
95,31
265
98,82
237
1212
SUMATERA UTARA
KAB DELI SERDANG
1213
SUMATERA UTARA
KAB LANGKAT
1214
SUMATERA UTARA
KAB NIAS SELATAN
1215
SUMATERA UTARA
KAB HUMBANG HASUNDUTAN
102,87
174
1216
SUMATERA UTARA
KAB PAKPAK BHARAT
87,94
305
89,82
313
101,42
204
111,83
101
1217
SUMATERA UTARA
KAB SAMOSIR
89,17
278
93,02
248
105,65
157
127,71
1218
SUMATERA UTARA
KAB SERDANG BEDAGAI
82,76
470
85,29
417
93,23
298
95,48
289
1219
SUMATERA UTARA
KAB BATU BARA
85,88
374
87,77
356
94,15
286
96,28
276
1220 1221 1222 1223
SUMATERA SUMATERA SUMATERA SUMATERA
KAB PADANG LAWAS UTARA
87,62
318
92,10
265
90,80
342
75,94
480
KAB PADANG LAWAS
87,81
309
93,18
246
83,96
428
77,18
476
KAB LABUHAN BATU UTARA
87,28
330
92,86
255
94,68
278
93,56
325
KAB LABUHAN BATU SELATAN
86,36
362
91,93
270
120,92
77
129,12
1224
SUMATERA UTARA
KAB NIAS UTARA
88,97
287
103,07
112
95,58
262
124,29
64
1225
SUMATERA UTARA
KAB NIAS BARAT
86,33
363
101,86
121
97,42
239
99,01
235
1271
SUMATERA UTARA
KOTA SIBOLGA
84,20
433
93,20
245
101,16
206
99,75
220
1272
SUMATERA UTARA
KOTA TANJUNGBALAI
83,46
456
87,99
350
108,10
134
94,89
300
1273
SUMATERA UTARA
KOTA PEMATANG SIANTAR
84,14
439
86,51
389
103,35
184
88,69
1274
SUMATERA UTARA
KOTA TEBING TINGGI
81,43
488
85,77
409
108,74
127
90,58
371
1275
SUMATERA UTARA
KOTA MEDAN
89,16
279
87,27
371
93,92
290
90,60
370
1276
SUMATERA UTARA
KOTA BINJAI
105,28
79
86,29
398
93,77
292
94,73
303
1277
SUMATERA UTARA
KOTA PADANGSIDIMPUAN
104,31
84
88,91
330
102,79
193
110,91
105
1278
SUMATERA UTARA
KOTA GUNUNG SITOLI
89,51
274
91,71
272
96,05
259
94,22
312
1301
SUMATERA BARAT
KAB KEPULAUAN MENTAWAI
111,73
57
112,88
60
176,09
27
187,76
1302
SUMATERA BARAT
KAB PESISIR SELATAN
92,00
231
91,10
284
94,74
274
95,23
293
1303
SUMATERA BARAT
KAB SOLOK
85,38
391
87,10
374
85,45
411
91,63
356
1304
SUMATERA BARAT
KAB SWL/SIJUNJUNG
87,47
323
85,82
408
96,54
249
101,39
198
1305
SUMATERA BARAT
KAB TANAH DATAR
84,68
421
86,23
400
88,11
373
95,16
295
1306
SUMATERA BARAT
KAB PADANG PARIAMAN
84,95
412
86,39
395
91,72
326
102,49
182
1307
SUMATERA BARAT
KAB AGAM
88,34
297
92,31
262
98,68
228
97,44
261
1308
SUMATERA BARAT
KAB LIMA PULUH KOTA
85,42
388
84,22
440
94,51
283
96,41
273
1309
SUMATERA BARAT
KAB PASAMAN
85,76
376
85,60
413
86,71
396
98,37
244
1310
SUMATERA BARAT
KAB SOLOK SELATAN
85,97
369
84,13
444
80,92
456
98,05
249
1311
SUMATERA BARAT
KAB DHARMASRAYA
86,82
348
83,51
456
86,78
394
94,00
1312
SUMATERA BARAT
KAB PASAMAN BARAT
90,63
260
90,02
307
92,99
301
95,18
294
1371
SUMATERA BARAT
KOTA PADANG
82,83
469
84,10
445
104,82
164
101,94
189
1372
SUMATERA BARAT
KOTA SOLOK
85,08
406
84,42
433
91,41
333
99,56
226
1373
SUMATERA BARAT
KOTA SAWAH LUNTO
85,47
385
83,86
451
80,56
460
93,49
328
UTARA UTARA UTARA UTARA
88,37
83,33
295
460
94,53
86,11
220
402
85,53
86,50
399
96,39
233
79
274
81,05
491
85,27
419
102,47
195
107,17
132
81,70
484
84,46
431
93,13
300
74,38
486
109,54
64
112,96
59
122,03
73
105,77
142
84,46
429
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
88,12
349
99,52
220
59
57
399
22
317
73
LAMPIRAN Lanjutan Tabel 3. KODE
PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
(1)
(2)
(3)
2010 IKK
PERINGKAT
2011 IKK
2012
PERINGKAT
IKK
2013
PERINGKAT
IKK
PERINGKAT
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(8)
(9)
1374
SUMATERA BARAT
KOTA PADANG PANJANG
86,02
368
84,75
428
87,05
391
98,32
245
1375
SUMATERA BARAT
KOTA BUKITTINGGI
86,93
341
88,83
335
94,71
276
100,28
213
1376
SUMATERA BARAT
1377
SUMATERA BARAT
KOTA PARIAMAN
83,21
466
82,90
468
89,82
354
95,70
286
1401
RIAU
KAB KUANTAN SINGINGI
95,39
185
96,25
190
94,52
282
94,48
306
1402
RIAU
KAB INDRAGIRI HULU
98,49
146
100,14
143
105,96
1403
RIAU
KAB INDRAGIRI HILIR
102,86
97
97,17
173
108,29
131
105,73
144
1404
RIAU
KAB PELALAWAN
93,26
213
93,70
235
95,18
268
100,56
206
1405
RIAU
KAB SIAK
102,12
102
100,22
110,33
116
114,84
86
1406
RIAU
KAB KAMPAR
94,94
193
94,30
226
95,34
264
99,16
231
1407
RIAU
KAB ROKAN HULU
95,61
179
94,78
216
102,04
199
98,82
238
1408
RIAU
KAB BENGKALIS
103,17
91
97,54
170
114,94
94
128,58
58
1409
RIAU
KAB ROKAN HILIR
102,87
96
101,42
124
121,75
74
117,79
82
1410
RIAU
KAB KEPULAUAN MERANTI
92,84
219
103,92
105
127,23
61
127,46
1471
RIAU
KOTA PEKANBARU
102,68
99
96,41
189
114,68
95
111,86
99
1473
RIAU
KOTA DUMAI
108,75
68
101,98
120
114,18
97
98,01
251
1501
JAMBI
KAB KERINCI
91,43
238
95,44
208
101,06
207
97,67
257
1502
JAMBI
KAB MERANGIN
91,71
233
99,05
155
93,35
296
89,66
388
1503
JAMBI
KAB SAROLANGUN
93,61
204
97,10
175
99,99
216
101,85
190
1504
JAMBI
KAB BATANG HARI
91,50
237
94,40
223
112,81
103
95,26
291
1505
JAMBI
KAB MUARO JAMBI
90,47
262
90,72
292
111,42
110
84,10
441
1506
JAMBI
KAB TANJUNG JABUNG TIMUR
95,88
173
98,18
161
119,75
79
103,43
1507
JAMBI
KAB TANJUNG JABUNG BARAT
96,07
170
95,54
207
120,67
78
120,86
73
1508
JAMBI
KAB TEBO
92,37
228
96,78
182
94,32
285
94,89
301
1509
JAMBI
KAB BUNGO
89,58
271
91,41
277
95,16
269
99,89
218
1571
JAMBI
KOTA JAMBI
87,75
310
90,83
141
99,12
232
KOTA PAYAKUMBUH
84,90
414
84,86
427
142
88,71
368
153
98,05
104,77
250
154
60
166
290
107,56
1572
JAMBI
KOTA SUNGAI PENUH
91,01
247
93,25
244
105,55
160
87,97
409
1601
SUMATERA SELATAN
KAB OGAN KOMERING ULU
84,88
418
88,79
336
91,80
324
91,18
362
1602
SUMATERA SELATAN
KAB OGAN KOMERING ILIR
90,49
261
96,72
184
92,26
316
93,12
335
1603
SUMATERA SELATAN
KAB MUARA ENIM
86,46
358
87,37
367
98,65
229
99,20
228
1604
SUMATERA SELATAN
KAB LAHAT
91,62
236
94,32
225
85,77
404
98,65
239
1605
SUMATERA SELATAN
KAB MUSI RAWAS
92,49
226
94,25
228
101,31
205
106,45
136
1606
SUMATERA SELATAN
KAB MUSI BANYUASIN
1607
SUMATERA SELATAN
KAB BANYU ASIN
1608
SUMATERA SELATAN
1609
94,32
199
99,17
152
144,95
35
106,36
100,58
123
100,59
136
127,91
57
111,91
98
KAB OKU SELATAN
85,32
395
86,48
390
90,67
344
87,95
410
140
SUMATERA SELATAN
KAB OKU TIMUR
87,65
315
86,56
387
87,48
383
90,46
374
1610
SUMATERA SELATAN
KAB OGAN ILIR
88,29
298
94,00
232
109,87
119
106,65
134
1611
SUMATERA SELATAN
KAB EMPAT LAWANG
86,78
350
88,65
340
85,16
414
101,19
201
1671
SUMATERA SELATAN
KOTA PALEMBANG
86,53
356
85,28
418
105,71
156
103,09
172
1672
SUMATERA SELATAN
KOTA PRABUMULIH
91,24
241
94,89
212
106,17
151
102,21
1673
SUMATERA SELATAN
KOTA PAGAR ALAM
92,88
218
91,33
279
104,36
167
109,69
115
1674
SUMATERA SELATAN
KOTA LUBUKLINGGAU
87,86
306
92,16
264
100,55
212
94,28
311
1701
BENGKULU
KAB BENGKULU SELATAN
90,68
256
97,85
165
92,32
314
94,44
307
1702
BENGKULU
KAB REJANG LEBONG
89,02
286
92,84
256
86,90
393
90,67
369
1703
BENGKULU
KAB BENGKULU UTARA
89,61
270
92,49
260
91,03
340
93,46
329
1704
BENGKULU
KAB KAUR
94,07
200
99,13
153
90,97
341
100,50
208
1705
BENGKULU
KAB SELUMA
89,47
275
92,95
250
96,48
254
101,78
1706
BENGKULU
KAB MUKOMUKO
91,70
234
93,61
237
97,42
240
110,67
106
1707
BENGKULU
KAB LEBONG
90,72
255
91,52
275
92,68
307
99,23
227
1708
BENGKULU
KAB KEPAHIANG
91,07
245
94,35
224
90,02
350
102,85
185
191
175
1709
BENGKULU
KAB BENGKULU TENGAH
88,46
294
90,94
285
96,53
250
104,49
156
1771
BENGKULU
KOTA BENGKULU
88,08
303
86,86
376
96,44
255
100,93
203
1801
LAMPUNG
KAB LAMPUNG BARAT
89,55
272
96,05
194
105,02
162
99,97
216
1802
LAMPUNG
KAB TANGGAMUS
87,63
317
93,59
239
97,27
242
100,43
209
1803
LAMPUNG
KAB LAMPUNG SELATAN
87,21
334
89,02
328
92,35
312
90,75
365
1804
LAMPUNG
KAB LAMPUNG TIMUR
87,54
320
90,12
303
92,82
304
93,04
337
1805
LAMPUNG
KAB LAMPUNG TENGAH
87,46
325
90,87
288
93,22
299
90,39
375
1806
LAMPUNG
KAB LAMPUNG UTARA
87,51
321
90,40
296
97,69
237
91,48
358
1807
LAMPUNG
KAB WAY KANAN
87,83
308
91,98
269
100,19
215
96,09
277
1808
LAMPUNG
KAB TULANG BAWANG
90,84
251
94,14
231
103,11
188
101,60
194
1809
LAMPUNG
KAB PESAWARAN
86,94
340
90,03
305
87,54
382
94,36
308
1810
LAMPUNG
KAB PRINGSEWU
85,38
390
91,75
271
92,33
313
85,94
427
1811
LAMPUNG
KAB MESUJI
85,04
409
94,43
222
111,53
108
120,84
1812
LAMPUNG
KAB TULANG BAWANG BARAT
87,47
324
90,88
287
105,58
159
106,43
138
1871
LAMPUNG
KOTA BANDAR LAMPUNG
92,55
223
90,02
306
96,18
257
97,00
268
1872
LAMPUNG
KOTA METRO
89,08
1901
KEP. BANGKA BELITUNG
KAB BANGKA
1902
KEP. BANGKA BELITUNG
KAB BELITUNG
1903
KEP. BANGKA BELITUNG
1904 1905
74
282
86,73
382
92,02
320
96,37
275
94,42
198
101,71
123
110,79
114
103,28
169
100,11
126
104,91
98
104,67
165
107,52
128
KAB BANGKA BARAT
99,65
131
106,58
90
111,65
107
112,75
96
KEP. BANGKA BELITUNG
KAB BANGKA TENGAH
97,34
155
105,32
97
117,15
87
105,07
150
KEP. BANGKA BELITUNG
KAB BANGKA SELATAN
101,20
118
108,60
77
111,47
109
108,30
121
74
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
LAMPIRAN Lanjutan Tabel 3. KODE
PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
(1)
(2)
(3)
2010 IKK (4)
2011
PERINGKAT
(5)
IKK (6)
2012
PERINGKAT
(7)
IKK (8)
2013
PERINGKAT
(9)
IKK (8)
PERINGKAT
(9)
1906
KEP. BANGKA BELITUNG
KAB BELITUNG TIMUR
101,79
107
109,67
71
122,12
72
103,63
1971
KEP. BANGKA BELITUNG
KOTA PANGKAL PINANG
162
92,60
221
100,57
137
108,13
133
104,07
158
2101
KEPULAUAN RIAU
KAB KARIMUN
102,76
98
2102
KEPULAUAN RIAU
KAB BINTAN
101,92
105
2103
KEPULAUAN RIAU
KAB NATUNA
110,98
60
99,55
149
101,57
203
95,79
283
99,87
147
103,18
187
102,63
116,38
52
138,09
43
131,85
2104
KEPULAUAN RIAU
KAB LINGGA
103,14
92
51
103,46
110
111,19
111
108,59
118
2105
KEPULAUAN RIAU
KAB KEP. ANAMBAS
110,74
61
112,03
62
157,87
29
143,36
2171
KEPULAUAN RIAU
KOTA BATAM
2172
KEPULAUAN RIAU
KOTA TANJUNG PINANG
41
101,86
106
104,22
102
121,03
76
110,32
110
100,83
120
100,55
138
104,34
169
100,30
212
3201
JAWA BARAT
KAB BOGOR
3202
JAWA BARAT
KAB SUKABUMI
86,79
349
89,81
315
86,72
395
87,93
411
3203
JAWA BARAT
KAB CIANJUR
87,20 83,58
335 453
94,52 84,38
221 436
103,75 78,02
176 476
106,13 74,44
485
3204
JAWA BARAT
KAB BANDUNG
82,75
471
81,87
477
97,22
243
109,75
113
3205
JAWA BARAT
KAB GARUT
84,05
440
84,28
439
81,31
448
82,74
448
3206
JAWA BARAT
KAB TASIKMALAYA
82,52
476
82,04
475
80,08
466
89,10
396
3207
JAWA BARAT
KAB CIAMIS
86,21
365
86,83
378
84,90
418
96,69
270
3208
JAWA BARAT
KAB KUNINGAN
87,64
316
89,41
321
77,69
477
90,36
378
3209
JAWA BARAT
KAB CIREBON
84,94
413
86,78
380
90,61
345
90,38
376
3210
JAWA BARAT
KAB MAJALENGKA
83,88
443
87,58
364
76,58
480
82,08
453
3211
JAWA BARAT
KAB SUMEDANG
83,48
455
84,15
443
90,46
347
85,07
437
3212
JAWA BARAT
KAB INDRAMAYU
89,08
281
90,34
297
71,07
490
97,09
266
3213
JAWA BARAT
KAB SUBANG
84,79
419
85,69
410
77,20
478
93,16
333
3214
JAWA BARAT
KAB PURWAKARTA
82,50
477
81,31
481
84,93
417
81,34
459
3215
JAWA BARAT
KAB KARAWANG
85,75
378
89,25
325
96,90
246
97,96
253
3216
JAWA BARAT
KAB BEKASI
88,28
299
95,75
203
94,62
280
106,48
135
3217
JAWA BARAT
KAB BANDUNG BARAT
83,59
452
85,26
420
89,95
352
88,12
405
3271
JAWA BARAT
KOTA BOGOR
85,97
370
89,05
326
101,95
200
91,24
360
3272
JAWA BARAT
KOTA SUKABUMI
88,27
300
88,24
346
88,31
371
83,97
442
3273
JAWA BARAT
KOTA BANDUNG
84,01
441
85,23
421
83,84
430
89,18
395
3274
JAWA BARAT
KOTA CIREBON
85,25
397
85,57
414
76,45
481
88,53
3275
JAWA BARAT
KOTA BEKASI
88,51
292
94,19
230
98,43
232
100,55
207
3276
JAWA BARAT
KOTA DEPOK
86,69
353
91,32
281
99,50
221
97,03
267
3277
JAWA BARAT
KOTA KOTA CIMAHI
87,12
337
90,08
304
82,14
444
86,27
3278
JAWA BARAT
KOTA KOTA TASIKMALAYA
83,81
447
83,67
454
75,95
482
85,40
434
3279
JAWA BARAT
KOTA BANJAR
84,89
417
85,11
423
88,48
369
85,47
431
3301
JAWA TENGAH
KAB CILACAP
84,50
427
84,39
435
88,02
375
89,43
393
3302
JAWA TENGAH
KAB BANYUMAS
83,82
446
83,95
449
79,19
470
83,01
447
3303
JAWA TENGAH
KAB PURBALINGGA
84,23
431
85,86
407
84,59
425
78,36
3304
JAWA TENGAH
KAB BANJARNEGARA
83,96
442
81,75
479
78,56
473
80,17
466
3305
JAWA TENGAH
KAB KEBUMEN
85,22
401
87,00
375
87,47
384
81,96
455
3306
JAWA TENGAH
KAB PURWOREJO
83,14
468
80,17
485
80,57
459
86,20
424
3307
JAWA TENGAH
KAB WONOSOBO
3308
JAWA TENGAH
KAB MAGELANG
85,21
402
86,72
383
75,18
485
79,49
468
3309
JAWA TENGAH
KAB BOYOLALI
84,65
425
84,40
434
79,15
471
88,51
401
3310
JAWA TENGAH
KAB KLATEN
85,36
392
87,34
368
78,27
475
83,73
443
3311
JAWA TENGAH
KAB SUKOHARJO
84,19
434
82,93
467
79,73
468
90,95
363
3312
JAWA TENGAH
KAB WONOGIRI
86,18
366
89,34
324
74,95
486
84,65
438
3313
JAWA TENGAH
KAB KARANGANYAR
84,66
423
86,34
397
81,12
455
73,42
3314
JAWA TENGAH
KAB SRAGEN
83,15
467
83,91
450
82,70
438
93,17
332
3315
JAWA TENGAH
KAB GROBOGAN
87,43
327
90,15
302
89,48
358
89,62
390
3316
JAWA TENGAH
KAB BLORA
89,07
284
92,02
268
84,67
424
85,35
435
3317
JAWA TENGAH
KAB REMBANG
86,85
347
89,94
308
86,62
397
97,32
264
3318
JAWA TENGAH
KAB PATI
85,96
371
89,53
320
91,88
322
93,93
318
3319
JAWA TENGAH
KAB KUDUS
86,75
351
89,56
318
88,07
374
89,00
397
3320
JAWA TENGAH
KAB JEPARA
85,92
373
89,36
323
96,57
247
99,58
224
3321
JAWA TENGAH
KAB DEMAK
85,25
398
87,60
363
87,43
385
88,80
398
3322
JAWA TENGAH
KAB SEMARANG
85,22
400
87,53
365
85,10
415
90,00
3323
JAWA TENGAH
KAB TEMANGGUNG
85,93
372
88,90
332
83,22
434
87,26
419
3324
JAWA TENGAH
KAB KENDAL
87,83
307
91,11
283
81,31
449
82,58
451
3325
JAWA TENGAH
KAB BATANG
86,43
359
89,83
311
81,21
451
71,72
490
3326
JAWA TENGAH
KAB PEKALONGAN
3327
JAWA TENGAH
KAB PEMALANG
86,41
360
90,68
293
84,23
426
86,19
425
3328
JAWA TENGAH
KAB TEGAL
85,41
389
87,82
355
74,29
487
78,23
475
3329
JAWA TENGAH
KAB BREBES
85,75
377
88,17
347
88,02
376
89,91
385
3371
JAWA TENGAH
KOTA MAGELANG
85,47
384
87,77
357
85,37
412
90,04
383
3372
JAWA TENGAH
KOTA SURAKARTA
84,69
420
86,42
392
84,73
421
89,73
386
3373
JAWA TENGAH
KOTA SALATIGA
85,69
379
88,74
338
82,13
446
92,08
349
3374
JAWA TENGAH
KOTA SEMARANG
81,24
490
81,21
482
83,15
435
88,04
406
3375
JAWA TENGAH
KOTA PEKALONGAN
85,04
408
86,80
379
87,76
380
85,46
432
3376
JAWA TENGAH
KOTA TEGAL
85,53
382
88,91
331
83,36
433
76,31
478
3401
DI YOGYAKARTA
KAB KULON PROGO
85,18
403
81,75
478
80,15
465
77,08
477
85,02
85,13
410
404
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
86,85
86,66
377
385
91,06
89,16
338
363
87,75
87,32
180
141
400
423
473
415
487
384
418
75
LAMPIRAN Lanjutan Tabel 3. KODE
PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
(1)
(2)
(3)
2010 IKK (4)
PERINGKAT
(5)
2011 IKK
2012
PERINGKAT
IKK
2013
PERINGKAT
IKK
PERINGKAT
(6)
(7)
(8)
(9)
(8)
(9)
3402
DI YOGYAKARTA
KAB BANTUL
85,28
396
82,61
469
83,88
429
83,33
444
3403
DI YOGYAKARTA
KAB GUNUNG KIDUL
89,07
283
85,01
425
90,32
349
90,22
382
3404
DI YOGYAKARTA
3471
DI YOGYAKARTA
KOTA YOGYAKARTA
84,50
428
80,75
484
83,59
432
83,19
445
3501
JAWA TIMUR
KAB PACITAN
86,69
352
87,89
352
75,43
484
75,24
483
3502
JAWA TIMUR
KAB PONOROGO
85,11
405
86,42
393
85,28
413
97,35
263
3503
JAWA TIMUR
KAB TRENGGALEK
87,37
328
88,36
342
82,17
443
94,13
315
3504
JAWA TIMUR
KAB TULUNGAGUNG
84,15
437
84,30
437
87,97
379
94,92
297
3505
JAWA TIMUR
KAB KAB. BLITAR
83,37
457
83,48
457
81,18
453
75,98
3506
JAWA TIMUR
KAB KAB. KEDIRI
83,83
445
85,06
424
90,74
343
92,77
339
3507
JAWA TIMUR
KAB KAB. MALANG
83,78
448
84,16
442
82,69
439
93,59
324
3508
JAWA TIMUR
KAB LUMAJANG
84,90
416
86,76
381
80,78
458
83,03
446
3509
JAWA TIMUR
KAB JEMBER
3510
JAWA TIMUR
KAB BANYUWANGI
84,15
438
86,04
404
73,20
489
73,20
488
3511
JAWA TIMUR
KAB BONDOWOSO
83,35
459
83,37
459
79,14
472
82,61
450
3512
JAWA TIMUR
KAB SITUBONDO
83,31
463
83,20
463
78,34
474
94,33
309
3513
JAWA TIMUR
KAB KAB. PROBOLINGGO
3514
JAWA TIMUR
KAB KAB. PASURUAN
82,68
472
82,59
470
81,51
447
78,26
474
3515
JAWA TIMUR
KAB SIDOARJO
85,35
393
89,02
327
86,48
400
88,00
407
3516
JAWA TIMUR
KAB KAB. MOJOKERTO
82,43
478
79,48
487
86,11
402
88,26
403
3517
JAWA TIMUR
KAB JOMBANG
82,30
480
79,35
488
86,61
398
98,42
243
3518
JAWA TIMUR
KAB NGANJUK
82,52
475
81,96
476
89,53
356
93,77
319
3519
JAWA TIMUR
KAB KAB. MADIUN
83,31
464
83,27
461
88,93
365
96,43
3520
JAWA TIMUR
KAB MAGETAN
84,66
424
85,29
416
81,30
450
100,40
210
3521
JAWA TIMUR
KAB NGAWI
83,74
450
84,30
438
87,38
386
98,65
240
3522
JAWA TIMUR
KAB BOJONEGORO
82,20
483
81,34
480
96,49
252
103,47
165
3523
JAWA TIMUR
KAB TUBAN
83,68
451
83,85
452
80,35
464
80,32
465
3524
JAWA TIMUR
KAB LAMONGAN
81,67
485
78,69
491
91,13
336
94,09
316
3525
JAWA TIMUR
KAB GRESIK
83,27
465
84,59
429
94,05
287
104,15
157
3526
JAWA TIMUR
KAB BANGKALAN
91,36
240
90,21
299
89,21
362
93,15
334
3527
JAWA TIMUR
KAB SAMPANG
92,30
230
93,01
249
87,98
378
92,82
338
3528
JAWA TIMUR
KAB PAMEKASAN
92,52
224
90,16
301
84,73
422
103,73
160
3529
JAWA TIMUR
KAB SUMENEP
93,85
201
92,62
257
91,80
325
95,78
284
3571
JAWA TIMUR
KOTA KOTA KEDIRI
83,49
454
84,10
446
93,96
288
99,57
225
3572
JAWA TIMUR
KOTA KOTA BLITAR
83,37
458
83,38
458
85,50
410
93,07
336
3573
JAWA TIMUR
KOTA KOTA MALANG
84,66
422
85,44
415
84,14
427
90,29
380
3574
JAWA TIMUR
KOTA KOTA PROBOLINGGO
81,50
487
78,94
490
80,45
462
85,43
433
3575
JAWA TIMUR
KOTA KOTA PASURUAN
82,63
473
82,31
473
77,13
479
81,49
3576
JAWA TIMUR
KOTA KOTA MOJOKERTO
81,65
486
79,05
489
92,90
303
94,49
305
3577
JAWA TIMUR
KOTA KOTA MADIUN
83,32
461
82,96
465
94,53
281
97,40
262
3578
JAWA TIMUR
KOTA SURABAYA
81,29
489
81,01
483
91,72
327
92,60
342
3579
JAWA TIMUR
KOTA BATU
3601
BANTEN
KAB PANDEGLANG
87,26
332
85,64
411
87,33
387
85,52
430
3602
BANTEN
KAB LEBAK
88,35
296
87,68
359
85,65
407
85,21
436
3603
BANTEN
KAB TANGERANG
86,37
361
86,22
401
93,44
294
93,76
320
3604
BANTEN
KAB SERANG
85,56
381
84,97
426
84,79
420
87,93
412
3671
BANTEN
KOTA KOTA TANGERANG
84,20
432
89,00
329
98,40
233
94,90
299
3672
BANTEN
KOTA CILEGON
84,18
435
84,49
430
93,53
293
95,26
292
3673
BANTEN
KOTA KOTA SERANG
84,90
415
84,45
432
92,25
317
90,38
377
317
103,50
KAB SLEMAN
85,24
83,32
82,55
82,29
399
462
474
481
83,04
82,95
82,25
80,09
464
466
474
486
79,71
70,58
75,78
88,00
469
491
483
377
78,95
74,97
85,93
95,08
469
479
484
428
272
458
296
3674
BANTEN
KOTA TANGERANG SELATAN
5101
BALI
KAB JEMBRANA
88,95
288
88,88
333
98,85
227
91,26
359
5102
BALI
KAB TABANAN
86,86
346
89,83
312
98,03
236
105,46
145
5103
BALI
KAB BADUNG
88,22
301
88,29
344
94,69
277
89,72
387
5104
BALI
KAB GIANYAR
85,53
383
86,07
403
97,05
244
72,91
5105
BALI
KAB KLUNGKUNG
88,49
293
88,26
345
94,47
284
82,40
452
5106
BALI
KAB BANGLI
86,51
357
87,73
358
93,42
295
88,31
402
5107
BALI
KAB KARANGASEM
87,07
338
87,67
360
94,92
272
87,66
5108
BALI
KAB BULELENG
90,73
254
91,37
278
113,52
100
101,96
188
5171
BALI
KOTA DENPASAR
85,44
387
86,00
406
98,62
230
99,60
222
5201
NUSA TENGGARA BARAT
KAB LOMBOK BARAT
87,29
329
86,37
396
85,55
408
78,49
471
5202
NUSA TENGGARA BARAT
KAB LOMBOK TENGAH
90,94
249
87,63
362
80,46
461
78,46
5203
NUSA TENGGARA BARAT
KAB LOMBOK TIMUR
89,15
280
87,47
366
73,92
488
94,78
302
5204
NUSA TENGGARA BARAT
KAB SUMBAWA
91,08
244
87,65
361
80,39
463
78,78
470
5205
NUSA TENGGARA BARAT
KAB DOMPU
90,18
264
89,70
316
82,29
442
85,63
429
5206
NUSA TENGGARA BARAT
KAB BIMA
88,80
289
89,92
309
84,88
419
87,99
408
5207
NUSA TENGGARA BARAT
KAB SUMBAWA BARAT
93,46
205
92,62
258
79,99
467
92,41
5208
NUSA TENGGARA BARAT
KAB LOMBOK UTARA
86,93
342
86,43
391
80,90
457
70,46
491
5271
NUSA TENGGARA BARAT
KOTA MATARAM
86,92
343
84,18
441
88,73
367
103,30
168
5272
NUSA TENGGARA BARAT
KOTA KOTA BIMA
87,75
312
88,85
334
89,70
355
82,01
454
5301
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB SUMBA BARAT
99,27
138
96,44
188
82,96
436
90,28
381
5302
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB SUMBA TIMUR
99,40
135
96,84
181
88,97
364
86,72
421
76
88,09
302
89,63
179
97,75
256
489
416
472
344
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
LAMPIRAN Lanjutan Tabel 3. KODE
PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
(1)
(2)
(3)
2010 IKK (4)
2011
PERINGKAT
(5)
IKK
2012
PERINGKAT
IKK
2013
PERINGKAT
IKK
PERINGKAT
(6)
(7)
(8)
(9)
(8)
(9)
5303
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB KUPANG
97,31
156
93,49
241
85,72
405
87,76
414
5304
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB TIMOR TENGAH SELATAN
96,99
161
94,58
219
93,80
291
89,32
394
5305
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB TIMOR TENGAH UTARA
97,09
160
93,46
242
89,24
361
88,24
404
5306
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB BELU
97,60
153
95,60
206
88,46
370
84,45
439
5307
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB ALOR
105,51
78
109,03
73
105,02
163
105,75
143
5308
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB LEMBATA
103,22
90
102,13
311
99,09
5309
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB FLORES TIMUR
102,31
100
100,78
133
91,59
330
107,46
129
5310
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB SIKKA
98,71
144
96,16
192
90,53
346
92,14
348
5311
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB ENDE
100,12
125
104,45
100
87,04
392
79,52
467
5312
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB NGADA
101,92
104
100,47
85,70
406
89,63
5313
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB MANGGARAI
101,57
111
100,29
141
103,78
175
113,55
92
5314
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB ROTE NDAO
98,02
150
95,76
202
115,35
92
91,89
352
5315
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB MANGGARAI BARAT
99,58
133
96,90
179
82,64
440
102,12
186
5316
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB SUMBA BARAT DAYA
5317
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB SUMBA TENGAH
102,88
95
102,27
116
82,14
445
92,56
343
5318
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB NAGEKEO
102,04
103
100,06
144
89,35
360
98,32
246
101,44
113
101,29
99,12
139
95,78
119
140
201
92,36
91,06
339
95,93
234
389
280
5319
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB MANGGARAI TIMUR
5320
NUSA TENGGARA TIMUR
KAB SABU RAIJUA
95,55
181
92,94
251
112,97
101
123,44
67
5371
NUSA TENGGARA TIMUR
KOTA KUPANG
96,01
172
90,49
294
104,35
168
109,77
112
6101
KALIMANTAN BARAT
KAB SAMBAS
101,24
116
107,02
88
105,48
161
92,69
341
6102
KALIMANTAN BARAT
KAB BENGKAYANG
99,74
130
102,77
114
104,18
170
103,14
171
6103
KALIMANTAN BARAT
KAB LANDAK
96,43
167
101,13
130
103,96
174
102,28
184
6104
KALIMANTAN BARAT
KAB PONTIANAK
96,52
166
101,18
128
104,11
171
97,23
265
6105
KALIMANTAN BARAT
KAB SANGGAU
99,40
136
101,74
122
6106
KALIMANTAN BARAT
KAB KETAPANG
95,24
188
96,67
185
141,89
38
172,63
29
6107
KALIMANTAN BARAT
KAB SINTANG
103,22
88
108,94
76
127,26
60
127,41
61
6108
KALIMANTAN BARAT
KAB KAPUAS HULU
109,27
65
115,49
55
128,86
53
129,71
54
6109
KALIMANTAN BARAT
KAB SEKADAU
101,65
109
107,80
81
110,47
115
103,32
167
6110
KALIMANTAN BARAT
KAB MELAWI
104,64
83
103,67
107
129,71
50
167,10
32
6111
KALIMANTAN BARAT
KAB KAYONG UTARA
102,91
190
108,30
122
95,14
192
98,40
127
158
91,54
116,96
331
88
82,70
115,84
449
84
6112
KALIMANTAN BARAT
KAB KUBU RAYA
95,33
187
95,92
197
129,46
51
131,55
6171
KALIMANTAN BARAT
KOTA PONTIANAK
95,59
180
97,64
169
118,36
84
114,87
85
6172
KALIMANTAN BARAT
KOTA SINGKAWANG
95,54
182
100,53
139
118,58
81
111,15
104
6201
KALIMANTAN TENGAH
KAB KOTAWARINGIN BARAT
115
103,04
6202
KALIMANTAN TENGAH
KAB KOTAWARINGIN TIMUR
99,86
129
101,01
131
115,16
93
114,59
87
6203
KALIMANTAN TENGAH
KAB KAPUAS
99,04
140
99,54
150
106,24
148
101,26
200
6204
KALIMANTAN TENGAH
KAB BARITO SELATAN
106,95
75
105,83
93
108,84
125
109,89
111
6205
KALIMANTAN TENGAH
KAB BARITO UTARA
99,03
141
112
102,58
6206
KALIMANTAN TENGAH
KAB SUKAMARA
109,03
66
111,15
65
142,07
37
134,51
48
6207
KALIMANTAN TENGAH
KAB LAMANDAU
107,80
72
104,06
103
109,13
124
107,95
126
6208
KALIMANTAN TENGAH
KAB SERUYAN
108,19
70
108,33
79
122,56
70
92,30
347
6209
KALIMANTAN TENGAH
KAB KATINGAN
98,46
147
101,17
129
108,82
126
108,32
120
6210
KALIMANTAN TENGAH
KAB PULANG PISAU
101,35
114
103,55
109
108,43
129
106,45
137
6211
KALIMANTAN TENGAH
KAB GUNUNG MAS
107,20
74
111,45
64
126,07
64
113,07
6212
KALIMANTAN TENGAH
KAB BARITO TIMUR
102,88
94
103,77
106
113,99
98
118,08
81
6213
KALIMANTAN TENGAH
KAB MURUNG RAYA
108,03
71
113,59
57
104,06
172
93,20
331
6271
KALIMANTAN TENGAH
KOTA PALANGKA RAYA
96,06
171
98,38
160
114,40
96
109,73
114
6301
KALIMANTAN SELATAN
KAB TANAH LAUT
215
96,56
248
95,60
6302
KALIMANTAN SELATAN
KAB KOTA BARU
97,23
159
97,16
174
102,37
196
105,28
148
6303
KALIMANTAN SELATAN
KAB BANJAR
89,89
267
88,72
339
91,88
323
90,72
366
6304
KALIMANTAN SELATAN
KAB BARITO KUALA
95,63
178
96,54
186
118,49
82
93,56
326
6305
KALIMANTAN SELATAN
KAB TAPIN
90,63
259
94,98
211
100,78
209
101,68
193
6306
KALIMANTAN SELATAN
KAB HULU SUNGAI SELATAN
91,90
232
95,73
204
105,97
152
98,01
6307
KALIMANTAN SELATAN
KAB HULU SUNGAI TENGAH
93,14
215
91,58
273
107,63
138
102,64
177
6308
KALIMANTAN SELATAN
KAB HULU SUNGAI UTARA
94,56
196
95,72
205
113,93
99
108,80
117
6309
KALIMANTAN SELATAN
KAB TABALONG
96,54
165
96,87
180
116,28
90
120,48
6310
KALIMANTAN SELATAN
KAB TANAH BUMBU
96,65
164
95,94
196
103,45
182
107,97
125
6311
KALIMANTAN SELATAN
KAB BALANGAN
95,65
177
95,82
200
106,99
143
108,25
123
6371
KALIMANTAN SELATAN
87,85
354
140
106,79
6372
KALIMANTAN SELATAN
KOTA BANJAR BARU
89,52
273
87,96
351
103,22
186
99,96
217
6401
KALIMANTAN TIMUR
KAB PASIR
101,60
110
106,90
89
110,07
117
93,76
321
6402
KALIMANTAN TIMUR
KAB KUTAI BARAT
103,22
89
110,03
69
123,65
68
114,30
88
6403
KALIMANTAN TIMUR
KAB KUTAI KARTANEGARA
100,81
121
105,48
96
128,00
56
137,60
6404
KALIMANTAN TIMUR
KAB KUTAI TIMUR
103,81
86
110,51
68
112,85
102
113,56
91
6405
KALIMANTAN TIMUR
KAB BERAU
102,96
93
109,78
70
127,48
59
104,79
153
6406
KALIMANTAN TIMUR
KAB MALINAU
108,39
69
109,03
74
138,41
42
120,23
6407
KALIMANTAN TIMUR
KAB BULONGAN
103,75
87
107,32
86
116,00
91
125,40
63
6408
KALIMANTAN TIMUR
KAB NUNUKAN
107,70
73
110,52
67
99,19
223
92,38
345
6409
KALIMANTAN TIMUR
KAB PENAJAM PASER UTARA
112,55
106
100,94
202
KOTA BANJARMASIN
101,32
92,33
87,28
101,50
229
331
112
101,38
94,81
107,47
113
125
83
124,52
110,87
107,62
65
101,59
52
195
181
93
288
252
75
133
47
76
6410
KALIMANTAN TIMUR
KAB TANA TIDUNG
104,68
82
110,81
66
126,25
62
189,75
20
6471
KALIMANTAN TIMUR
KOTA BALIKPAPAN
101,09
119
106,29
92
118,78
80
121,42
70
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
77
LAMPIRAN Lanjutan Tabel 3. KODE
PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
(1)
(2)
(3)
2010 IKK (4)
PERINGKAT
(5)
2011 IKK (6)
2012
PERINGKAT
(7)
IKK (8)
2013
PERINGKAT
(9)
IKK (8)
PERINGKAT
(9)
6472
KALIMANTAN TIMUR
KOTA SAMARINDA
100,00
127
103,57
108
108,46
128
100,00
215
6473
KALIMANTAN TIMUR
KOTA TARAKAN
104,79
81
109,37
72
118,23
85
111,85
100
6474
KALIMANTAN TIMUR
KOTA BONTANG
102,20
101
108,54
7101
SULAWESI UTARA
KAB BOLAANG MONGONDOW
93,71
202
96,18
191
103,48
181
105,13
149
7102
SULAWESI UTARA
KAB MINAHASA
94,72
194
93,54
240
102,28
197
100,13
214
7103
SULAWESI UTARA
KAB KEPULAUAN SANGIHE
128,32
42
128,44
42
135,06
45
129,46
7104
SULAWESI UTARA
KAB KEPULAUAN TALAUD
134,28
40
129,16
41
139,16
40
130,76
53
7105
SULAWESI UTARA
KAB MINAHASA SELATAN
95,21
190
98,91
156
100,39
213
104,71
155
7106
SULAWESI UTARA
KAB MINAHASA UTARA
91,66
235
7107
SULAWESI UTARA
KAB BOLAANG MONGONDOW UTARA
7108
SULAWESI UTARA
KAB KEP. SIAU TAGOLANDANG BIARO (SITARO)
7109
SULAWESI UTARA
7110 7111
78
107,88
136
112,98
94
56
96,08
193
93,35
297
93,46
330
96,74
163
97,74
166
97,02
245
103,54
164
128,90
41
125,64
43
121,35
75
112,67
97
KAB MINAHASA TENGGARA
99,40
137
98,11
162
106,43
146
111,36
103
SULAWESI UTARA SULAWESI UTARA
KAB BOLMONG SELATAN
94,56
195
100,05
145
112,61
104
102,11
187
KAB BOLMOMG TIMUR
93,39
209
95,33
209
108,31
130
110,37
7171
SULAWESI UTARA
KOTA MANADO
91,39
239
92,59
259
101,69
202
101,42
196
7172
SULAWESI UTARA
KOTA BITUNG
90,93
250
92,08
266
94,73
275
97,96
254
7173
SULAWESI UTARA
KOTA TOMOHON
93,24
367
7174
SULAWESI UTARA
KOTA KOTAMOBAGU
7201
SULAWESI TENGAH
KAB BANGGAI KEPULAUAN
7202
SULAWESI TENGAH
7203
108
214
93,34
243
102,20
198
90,71
95,68
176
98,87
157
107,76
137
102,83
101,67
108
94,76
217
99,96
217
95,47
290
KAB BANGGAI
92,43
227
94,81
214
87,14
390
94,69
304
SULAWESI TENGAH
KAB MOROWALI
97,56
154
96,77
183
91,90
321
97,78
255
7204
SULAWESI TENGAH
KAB POSO
94,45
197
91,46
276
91,65
329
90,87
364
7205
SULAWESI TENGAH
KAB DONGGALA
88,73
290
90,74
291
88,27
372
80,89
7206
SULAWESI TENGAH
KAB TOLI-TOLI
95,20
191
90,16
300
86,33
401
87,80
413
7207
SULAWESI TENGAH
KAB BUOL
97,66
152
92,39
261
87,25
388
89,55
391
7208
SULAWESI TENGAH
KAB PARIGI MOUTONG
90,38
263
85,18
422
84,72
423
96,60
271 151
176
463
7209
SULAWESI TENGAH
KAB TOJO UNA-UNA
93,36
210
94,62
218
95,53
263
104,95
7210
SULAWESI TENGAH
KAB SIGI
89,02
285
86,55
388
86,04
403
87,34
417
7271
SULAWESI TENGAH
KOTA PALU
86,91
344
82,44
471
82,45
441
87,20
420
7301
SULAWESI SELATAN
KAB SELAYAR
103,87
85
101,32
126
105,78
155
94,18
313
7302
SULAWESI SELATAN
KAB BULUKUMBA
87,48
322
87,87
353
97,49
238
102,64
178
7303
SULAWESI SELATAN
KAB BANTAENG
86,12
367
83,82
453
92,24
318
90,47
373
7304
SULAWESI SELATAN
KAB JENEPONTO
85,00
411
86,25
399
82,87
437
81,24
461
7305
SULAWESI SELATAN
KAB TAKALAR
85,35
394
83,35
460
92,11
319
95,84
282
7306
SULAWESI SELATAN
KAB GOWA
82,35
479
82,39
472
81,19
452
91,76
354
7307
SULAWESI SELATAN
KAB SINJAI
89,94
265
88,12
348
87,60
381
86,06
426
7308
SULAWESI SELATAN
KAB MAROS
448
88,75
7309
SULAWESI SELATAN
KAB PANGKAJENE KEPULAUAN
87,02
339
87,16
373
103,73
177
96,75
269
7310
SULAWESI SELATAN
KAB BARRU
84,16
436
83,67
455
92,38
309
99,20
229
7311
SULAWESI SELATAN
KAB BONE
87,54
319
86,56
386
95,16
270
98,43
242
7312
SULAWESI SELATAN
KAB SOPPENG
87,23
333
86,02
405
92,27
315
94,33
310
7313
SULAWESI SELATAN
KAB WAJO
87,45
326
91,29
282
96,49
253
91,21
361
7314
SULAWESI SELATAN
KAB SIDENRENG RAPPANG
87,13
336
86,39
394
89,95
353
81,33
460
7315
SULAWESI SELATAN
KAB PINRANG
84,58
426
84,02
447
90,43
348
80,97
462
7316
SULAWESI SELATAN
KAB ENREKANG
90,64
258
96,47
187
95,24
266
98,31
247
7317
199
83,76
449
83,96
366
91,68
355
SULAWESI SELATAN
KAB LUWU
87,74
314
89,89
310
99,76
218
101,37
7318
SULAWESI SELATAN
KAB TANA TORAJA
90,80
253
99,17
151
105,95
154
102,29
7319
SULAWESI SELATAN
KAB TORAJA UTARA
90,98
248
96,93
177
106,23
149
103,65
161
7322
SULAWESI SELATAN
KAB LUWU UTARA
93,44
207
93,75
234
92,37
310
96,04
278
7325
SULAWESI SELATAN
KAB LUWU TIMUR
97,26
157
93,62
236
93,96
289
100,37
211
7371
SULAWESI SELATAN
KOTA MAKASSAR
7372
SULAWESI SELATAN
KOTA PAREPARE
84,32
430
83,22
462
91,71
328
93,60
323
7373
SULAWESI SELATAN
KOTA PALOPO
89,85
269
90,34
298
87,17
389
81,52
457
7401
SULAWESI TENGGARA
KAB BUTON
97,26
158
104,03
104
110,82
113
123,29
7402
SULAWESI TENGGARA
KAB MUNA
96,15
169
105,66
94
109,77
120
105,35
147
7403
SULAWESI TENGGARA
KAB KONAWE
92,94
217
97,46
172
94,66
279
99,60
223
7404
SULAWESI TENGGARA
KAB KOLAKA
87,75
311
95,84
199
98,25
235
103,60
163
7405
SULAWESI TENGGARA
KAB KONAWE SELATAN
95,39
186
100,86
132
101,95
201
97,51
7406
SULAWESI TENGGARA
KAB BOMBANA
95,50
183
99,74
148
109,38
122
101,76
192
7407
SULAWESI TENGGARA
KAB WAKATOBI
99,87
128
107,40
84
116,32
89
111,54
102
7408
SULAWESI TENGGARA
KAB KOLAKA UTARA
92,57
222
103,20
111
107,63
139
119,50
7409
SULAWESI TENGGARA
KAB BUTON UTARA
99,61
132
107,38
85
108,21
132
113,60
90
7410
SULAWESI TENGGARA
KAB KONAWE UTARA
96,91
162
99,95
146
102,59
194
110,52
107
7471
SULAWESI TENGGARA
364
91,32
7472
SULAWESI TENGGARA
KOTA BAU-BAU
98,78
143
102,21
117
107,33
142
104,93
152
7501
GORONTALO
KAB BOALEMO
97,88
151
97,51
171
101,02
208
108,92
116
7502
GORONTALO
KAB GORONTALO
93,45
206
93,59
238
92,39
308
93,56
327
7503
GORONTALO
KAB POHUWATO
95,76
175
100,67
134
103,35
185
103,21
170
7504
GORONTALO
KAB BONE BOLANGO
89,93
266
85,63
412
94,88
273
95,91
281
7505
GORONTALO
KAB GORONTALO UTARA
93,32
211
96,96
176
102,81
191
106,38
139
7571
GORONTALO
KOTA GORONTALO
91,03
246
94,23
229
100,31
214
92,32
346
78
KOTA KENDARI
82,27
86,32
482
86,69
384
280
85,02
99,06
416
224
91,87
100,77
183
353
68
259
78
205
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
LAMPIRAN Lanjutan Tabel 3. KODE
PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
(1)
(2)
(3)
2010 IKK (4)
2011
PERINGKAT
(5)
IKK
2012
PERINGKAT
IKK
2013
PERINGKAT
IKK
PERINGKAT
(6)
(7)
(8)
(9)
(8)
(9)
7601
SULAWESI BARAT
KAB MAJENE
91,22
242
92,25
263
99,05
226
98,58
241
7602
SULAWESI BARAT
KAB POLEWALI MAMASA
90,81
252
90,45
295
89,53
357
81,81
456
7603
SULAWESI BARAT
KAB MAMASA
99,42
134
107,59
82
126,22
63
108,55
119
7604
SULAWESI BARAT
KAB MAMUJU
92,74
220
90,88
286
103,06
189
94,17
314
7605
SULAWESI BARAT
KAB MAMUJU UTARA
96,16
168
95,07
210
100,71
210
95,63
287
8101
MALUKU
KAB MALUKU TENGGARA BARAT
117,98
46
111,93
63
100,64
211
133,40
8102
MALUKU
KAB MALUKU TENGGARA
113,59
54
108,97
75
140,64
39
119,89
77
8103
MALUKU
KAB MALUKU TENGAH
106,86
76
106,52
91
109,26
123
107,32
131
8104
MALUKU
KAB BURU
110,38
62
107,94
80
83,72
431
80,89
464
8105
MALUKU
KAB KEPULAUAN ARU
114,99
50
116,31
53
106,31
147
121,09
71
8106
MALUKU
KAB SERAM BAGIAN BARAT
109,75
63
107,28
87
99,06
225
99,68
221
8107
MALUKU
KAB SERAM BAGIAN TIMUR
113,37
55
113,46
58
110,07
118
112,76
95
8108 8109
MALUKU MALUKU
KAB BURU SELATAN
113,64
53
116,54
51
106,70
145
138,17
KAB MALUKU BARAT DAYA
118,01
45
117,29
50
131,95
47
159,68
35
8171
MALUKU
KOTA AMBON
106,57
77
104,41
101
91,42
332
84,36
440
8172
MALUKU
KOTA KOTA TUAL
111,26
58
105,51
95
128,07
55
142,03
43
8201
MALUKU UTARA
KAB HALMAHERA BARAT
8202
MALUKU UTARA
KAB HALMAHERA TENGAH
117,08
47
119,17
46
135,27
44
138,28
44
8203
MALUKU UTARA
KAB KEPULAUAN SULA
114,20
52
118,34
48
127,65
58
146,45
39
8204
MALUKU UTARA
KAB HALSEL
114,69
51
117,83
49
99,41
222
90,69
368
8205
MALUKU UTARA
KAB HALUT
111,24
59
104,82
99
109,46
121
126,87
62
8206
MALUKU UTARA
KAB HALMAHERA TIMUR
120,36
44
121,99
44
122,20
71
120,93
8207
MALUKU UTARA
KAB PULAU MOROTAI
104,95
80
116,27
54
123,94
66
123,87
66
8271
MALUKU UTARA
KOTA TERNATE
108,94
67
112,44
61
117,35
86
133,88
49
8272
MALUKU UTARA
KOTA TIDORE KEPULAUAN
9101
PAPUA BARAT
KAB FAK-FAK
146,23
30
150,76
34
147,58
33
172,40
30
9102
PAPUA BARAT
KAB KAIMANA
144,64
32
144,81
37
149,66
31
147,79
38
9103
PAPUA BARAT
KAB TELUK WONDAMA
9104
PAPUA BARAT
KAB TELUK BINTUNI
147,14
29
160,12
28
192,59
25
143,74
40
9105
PAPUA BARAT
KAB MANOKWARI
138,24
36
153,33
32
129,15
52
117,42
83
9106
PAPUA BARAT
KAB SORONG SELATAN
145,58
31
153,91
31
148,89
32
129,61
55
9107
PAPUA BARAT
KAB SORONG
135,47
38
140,94
39
132,76
46
110,34
109
9108
PAPUA BARAT
KAB RAJA AMPAT
156,54
23
160,64
27
146,73
34
173,13
28
9109
PAPUA BARAT
KAB MAYBRAT
9110
PAPUA BARAT
KAB TAMBRAW
187,87
16
194,96
16
209,86
20
206,04
18
9171
PAPUA BARAT
KOTA SORONG
150,33
27
134,30
40
128,22
54
113,64
89
9401
PAPUA
KAB MERAUKE
9402
PAPUA
KAB JAYAWIJAYA
226,33
12
231,11
12
298,51
10
250,84
11
9403
PAPUA
KAB JAYAPURA
137,20
37
149,72
35
131,81
48
142,59
42
9404
PAPUA
KAB NABIRE
139,70
34
147,02
36
130,61
49
165,61
33
9408
PAPUA
KAB YAPEN WAROPEN
9409
PAPUA
KAB BIAK NUMFOR
151,54
26
161,03
26
143,16
36
152,03
37
9410
PAPUA
KAB PANIAI
242,10
10
236,98
11
215,22
16
214,57
17
9411
PAPUA
KAB PUNCAK JAYA
337,30
3
334,69
3
376,03
6
414,76
3
9412
PAPUA
KAB MIMIKA
170,69
22
184,23
19
193,51
24
189,46
21
9413
PAPUA
KAB BOVEN DIGOEL
175,81
18
181,17
22
181,35
26
178,14
26
9414
PAPUA
KAB MAPPI
210,17
13
217,01
13
211,75
19
216,66
16
9415
PAPUA
KAB ASMAT
205,24
15
214,32
14
238,83
12
222,93
14
9416
PAPUA
KAB YAHUKIMO
209,42
14
211,13
15
219,03
14
191,50
19
9417
PAPUA
KAB PEGUNUNGAN BINTANG
302,33
5
300,83
5
388,02
5
388,02
9418
PAPUA
KAB TOLIKARA
273,40
6
270,75
6
302,25
9
393,57
5
9419
PAPUA
KAB SARMI
170,85
21
186,65
18
215,27
15
244,70
12
9420
PAPUA
KAB KEEROM
148,20
28
166,45
24
164,97
28
180,39
25
9426
PAPUA
KAB WAROPEN
152,84
25
167,01
23
155,42
30
154,30
36
9427
PAPUA
KAB SUPIORI
154,17
24
165,20
25
193,55
23
182,57
24
113,16
115,79
144,37
120,38
175,69
139,27
56
49
33
43
19
35
119,95
115,09
155,00
156,46
181,55
142,81
45
56
30
29
21
38
118,47
123,64
138,46
197,27
260,24
123,73
83
69
41
22
11
67
121,72
137,90
118,18
177,68
251,20
160,51
50
45
69
72
46
80
27
10
34
7
9428
PAPUA
KAB MEMBERAMO RAYA
176,71
17
183,15
20
214,05
17
185,42
23
9429 9430 9431 9432 9433 9434
PAPUA PAPUA PAPUA PAPUA PAPUA PAPUA
KAB NDUGA
310,50
4
308,22
4
324,33
8
322,10
9
KAB LANNY JAYA
248,14
9
245,88
10
365,41
7
362,44
KAB MEMBERAMO TENGAH
254,42
7
258,63
7
402,61
3
402,61
4
KAB YALIMO
251,61
8
253,90
8
390,74
4
390,74
6
KAB PUNCAK
362,43
1
356,64
1
461,52
1
461,52
1
172,25
20
191,30
17
9435
PAPUA
KAB INTAN JAYA
134,62
39
349,02
2
433,03
2
438,02
2
9436
PAPUA
KAB DEIYAI
355,69
2
246,76
9
221,09
13
219,77
15
9471
PAPUA
KOTA JAYAPURA
240,94
11
153,08
33
197,71
21
170,07
31
KAB DOGIYAI
212,54
18
234,17
8
13
Sumber: Badan Pusat Statistik
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
79
LAMPIRAN Tabel 4. Harga Bahan Bangunan/Konstruksi, Sewa Alat Berat, dan Upah Jasa Konstruksi di Kabupaten Luwu, 2010 No.
Jenis Barang
Kualitas Barang
Satuan
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Pasir
2 3 4 5 6
Batu Pondasi Batubata Batako Semen Batu Split Semen Abu-abu
7
Pipa PVC
8
Seng Plat
9
Seng Gelombang
10
Paku
11
Besi Beton (Full)
12
Keramik Polos Kualitas 1 (KW 1) uk. ( 30 x 30 ) cm
13
Kayu Papan
14 15
Kayu Balok Kayu Lapis
16
Cat Tembok Putih a. isi 5 kg
b. isi 25 kg
17
Cat Kayu / Besi isi 1 kg
18
Kaca Polos Bening
19
Aspal
20
Aspal
21 22 23
Sewa Excavator Sewa Buldozer Sewa Three Wheel Roller
Pasir Pasang (Pasir Sungai) Kerikil Sungai Batu Kali Utuh Batubata Merah Manual (60 buah/m2) Campuran semen dan pasir 1:3 Ukuran 1 - 2 cm Tonasa 50 kg Tonasa 40 kg Bosowa 50 kg Bosowa 40 kg Maspion, kw D, Ф 4" panjang 4 m kw AW, Ф 4" panjang 4 m Wavin, kw D, Ф 4" panjang 4 m kw AW, Ф 4" panjang 4 m Vinilon, kw D, Ф 4" panjang 4 m kw AW, Ф 4" panjang 4 m Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm Ukuran ( 0,02 x 90 x 180 ) cm Ukuran ( 0,03 x 90 x 180 ) cm Ukuran ( 0,02 x 90 x 180 ) cm Paku Kayu 5 cm Paku Kayu 10 cm Paku Beton 5 cm Paku Beton 10 cm Lainnya Ukuran Ф 6 mm Panjang 12 m Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m Ukuran Ф 10 mm Panjang 12 m Ukuran Ф 12 mm Panjang 12 m Ukuran Ф 14 mm Panjang 12 m Mulia KIA Asiatile Diamond Accura Impresso Asahi Classic Kamper ( 2 cm x 20 cm x 4 m ) Meranti ( 2 cm x 20 cm x 4 m ) Meranti ( 5 cm x 10 cm x 4 m ) Ukuran ( 0,3 x 122 x 244 ) cm Ukuran ( 0,4 x 122 x 244 ) cm Ukuran ( 0,6 x 122 x 244 ) cm Metrolite Belmas Avitex Aries Metrolite Avitex Aries Glotex Avian Altex Emco Brilo Dulux Yoko Mulia tebal 3 mm Mulia tebal 5 mm Asahi tebal 3 mm Asahi tebal 5 mm Curah Grade 60/70 Drum Grade 60/70 Curah Grade 60/70 Drum Grade 60/70 100-120 HP 95-120 HP 8 - 10 ton
Lokal (155 kg) Lokal Impor (155 kg) Impor
Harga per Satuan Daerah Asal Barang (Rp)
Keterangan
(6)
(7)
Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Palopo Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Luwu Timur Luwu Timur Luwu Timur Makassar Makassar Makassar
230.000/truk 360.000/truk 330.000/truk 500/biji 3.500/biji 600.000/truk
m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m3 m3 m3 lembar lembar lembar
76.667 120.000 110.000 50.000 350.000 200.000 53.000 42.000 52.000 44.000 85.000 185.000 80.000 165.000 82.000 170.000 40.000 65.000 7.500 10.833 35.700 50.850 37.000 14.000 14.000 20.000 40.000 100.000 27.000 42.000 62.000 88.500 119.000 33.000 34.000 33.000 33.000 35.000 34.000 33.000 33.000 1.500.000 2.000.000 2.000.000 39.000 57.000 78.000
kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng m2 m2 m2 m2 ton drum ton drum unit/jam unit/jam unit/hari
70.000 50.000 70.000 30.000 345.000 354.000 115.000 40.000 38.000 37.500 50.000 79.000 80.000 29.000 60.000 88.000 60.000 85.000 8.500.000 1.317.500 8.000.000 1.240.000 375.000 325.000 400.000
Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Luwu Luwu Luwu
m3 m3 m3 100 buah 100 buah m3 zak zak zak zak batang batang batang batang batang batang m m kaki kaki lembar lembar lembar kg kg 100 buah 100 buah kg/100 buah batang batang batang batang batang
(5)
Seng plat rool panjang sda (90x180x0,2) = 45.000/lembar (90x180x0,3) = 65.000/lembar Gelombang besar Gelombang besar Gelombang kecil
200/biji 400/biji 1000/biji
(152x122) (100x200) (152x122) (100x200)
= = = =
110.000 165.000 110.000 165.000
Harga SK Harga SK Harga SK Harga SK Harga SK (Rp.1.200/M2)
Sumber: Badan Pusat Statistik (Survei Serentak Harga dalam Rangka Penghitungan IKK)
80
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
LAMPIRAN Tabel 5. Harga Bahan Bangunan/Konstruksi, Sewa Alat Berat, dan Upah Jasa Konstruksi di Kabupaten Luwu, 2011 No.
Jenis Barang
Kualitas Barang
Satuan
Harga per Satuan (Rp)
Daerah Asal Barang
Keterangan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pasir
2
Batu Pondasi
3
Batubata
4 5
Batako Batu Split
6
Semen Abu-abu isi 50 kg
7
Pipa PVC
8
Seng Plat
9
Seng Gelombang
10
Paku
11
Besi Beton (Full)
12
Keramik Putih Polos Kualitas 1 (KW 1) uk. ( 30 x 30 ) cm
13 14 15
Kayu Papan Kayu Balok Kayu Lapis
16
Cat Tembok, a. Isi 5 kg
17
Cat Kayu / Besi isi 1 kg
18
Kaca Polos Bening
19
Aspal
20
Aspal
21 22 23 24
Sewa Excavator Sewa Buldozer Sewa Dump Truck Upah Jasa Konstruksi
b. isi 25 kg
Pasir Beton / Cor Pasir Pasang Pasir Urug Batu Belah Batu Gunung Batu Kali Batubata Merah Biasa ( 60 buah/m2) Batubata Merah Biasa ( 60 buah/m2) Biasa Ukuran 1 - 2 cm Ukuran 2 - 3 cm Bosowa Tiga Roda Tonasa Putih Tiga Roda Winlon, kw AW, Ф 4" panjang 4 m Winlon, kw D, Ф 4" panjang 4 m Parilon. kw D, Ф 4" panjang 4 m Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm Ukuran ( 0,02 x 90 x 180 ) cm Ukuran ( 0,03 x 90 x 180 ) cm Paku Kayu 5 cm Paku Kayu 10 cm Paku Beton 5 cm Paku Beton 10 cm Ukuran Ф 6 mm Panjang 12 m Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m Ukuran Ф 6 mm Panjang 12 m Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m Kawat Accura Arwana Asiatile Impresso KIA Mulia Potenza Betao Betao Ukuran ( 0,3 x 122 x 244 ) cm Ukuran ( 0,4 x 122 x 244 ) cm Ukuran ( 0,5 x 122 x 244 ) cm Ukuran ( 0,6 x 122 x 244 ) cm Belmas Matex Metrolite Avitex Metrolite Vinilex Altex Avian Glotex Polibes Mulia tebal 3 mm Mulia tebal 5 mm Curah Grade 60/70 Lokal Drum Grade 60/70 (155 kg) Lokal Curah Grade 60/70 Lokal Drum Grade 60/70 (155 kg) Lokal 100-120 HP 95-120 HP 8 - 10 ton Pembantu Tukang Tukang Batu Tukang Cat Tukang Kayu
3
m 3 m m3 3 m 3 m 3 m 100 buah 100 buah 100 buah 3 m m3 zak zak zak zak batang batang batang m m kaki lembar lembar kg kg kg kg batang batang kg kg Kg 2 m m2 m2 2 m 2 m m2 m2 3 m 3 m lembar lembar lembar lembar kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng kaleng m2 m2 ton drum ton drum unit/jam unit/jam unit/jam o-h o-h o-h o-h
75.000 75.000 75.000 80.000 80.000 80.000 40.000 55.000 450.000 175.000 175.000 43.500 44.000 53.000 95.000 165.000 83.500 50.000 42.500 50.000 4.150 31.200 34.500 15.000 15.000 20.000 30.000 33.000 38.500 8.500 8.500 15.000 33.000 33.000 43.000 47.000 48.000 42.000 33.000 2.250.000 2.250.000 39.000 55.000 68.000 110.000 38.000 65.000 70.000 65.000 345.000 390.000 33.000 37.000 35.000 35.000 65.500 84.500 8.100.000 1.240.000 8.100.000 1.240.000 350.000 325.000 170.000 45.000 60.000 60.000 75.000
Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Sidrap Palopo Luwu Luwu Pangkep Makassar Pangkep Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu
40 Kg
dos dos
Sumber: Badan Pusat Statistik (Survei Serentak Harga dalam Rangka Penghitungan IKK)
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
81
LAMPIRAN Tabel 6. Harga Bahan Bangunan/Konstruksi, Sewa Alat Berat, dan Upah Jasa Konstruksi di Kabupaten Luwu, 2012 No.
Jenis Barang
Kualitas Barang
Satuan
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Pasir (tanpa ongkos angkut)
2
Batu Pondasi (tanpa ongkos angkut) Batubata Batu Split (tanpa ongkos angkut) Semen Abu-abu a. berat isi 40 kg
3 4 5
b. berat isi 50 kg
6
Pipa PVC
7
Seng Plat
8
Seng Gelombang
9
Paku
10
Besi Beton (Full)
11
Keramik Polos Kualitas 1 (KW 1) uk. ( 40 x 40 ) cm
12
Kayu Papan
13
Kayu Balok
14
Kayu Lapis
82
Pasir Pasang Pasir Beton / Cor Pasir Urug (Timbunan Sirtu) Kerikil Batu Kali Utuh Batu Kali Belah 2 Batubata Merah Manual (60 buah/m ) Ukuran 1 - 2 cm Ukuran 2 - 3 cm Tiga Roda Holcim Tonasa Gresik Bosowa Tiga Roda Holcim Tonasa Gresik Bosowa Wavin, kw D, Ф 4" panjang 4 m kw AW, Ф 4" panjang 4 m Maspion, kw D, Ф 4" panjang 4 m kw AW, Ф 4" panjang 4 m Vinilon, kw D, Ф 4" panjang 4 m kw AW, Ф 4" panjang 4 m Winlon, kw D, Ф 4" panjang 4 m kw AW, Ф 4" panjang 4 m Lainnya kw AW Langgeng 4" pjng 4 m Lainnya kw D Langgeng 4" pjng 4 m Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm Ukuran ( 0,02 x 90 x 180 ) cm Ukuran ( 0,03 x 90 x 180 ) cm Ukuran (0,2 x 90 x 180 ) cm Sakura Multiroof Paku Kayu 5 cm Paku Kayu 10 cm Paku Beton Hitam 5 cm Paku Beton Hitam 10 cm Ukuran Ф 10 mm Panjang 12 m Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m Uk.Ф 12 mm Panjang 12 m Uk.Ф 14 mm Panjang 12 m Mulia Arwana Asiatile KIA Accura Diamond Impresso Masterina Asahi CLASSIC Kamper ( 2 cm x 20 cm x 4 m ) Meranti ( 2 cm x 20 cm x 4 m ) Kruing (2 cm x 20 cm x 4 m) NATO Kamper ( 5 cm x 10 cm x 4 m ) Meranti ( 5 cm x 10 cm x 4 m ) Kruing (5 cm x 10 cm x 4 m) NATO Meranti ( 0,4 x 122 x 244 ) cm Meranti ( 0,5 x 122 x 244 ) cm Campuran ( 0,4 x 122 x 244 ) cm Campuran ( 0,5 x 122 x 244 ) cm Campuran (0.3x122x244)
Harga Daerah Asal per Satuan Barang (Rp) (5)
3
m 3 m 3 m 3 m 3 m 3 m 100 buah 3 m 3 m 40 kg 40 kg 40 kg 40 kg 40 kg 50 kg 50 kg 50 kg 50 kg 50 kg batang batang batang batang batang batang batang batang batang batang m m kaki kaki lembar lembar lembar lembar kg kg 100 buah 100 buah batang batang batang/kg *) batang/kg *) 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m 3 m 3 m 3 m 3 m 3 m 3 m 3 m 3 m lembar lembar lembar lembar lembar
83.334 85.000 40.000 120.000 116.667 125.000 60.000 250.000 250.000 51.000 49.000 48.000 49.000 47.000 62.000 60.500 57.000 59.000 56.000 90.000 190.000 100.000 195.000 87.000 185.000 87.000 185.000 150.000 90.000 53.000 79.500 9.600 13.000 36.000 51.000 36.300 32.000 15.000 15.000 25.000 48.000 68.000 46.000 100.000 133.000 44.000 45.000 45.000 45.000 46.000 44.000 46.000 42.000 43.000 43.000 2.200.000 2.702.500 5.517.700 2.800.000 2.000.000 2.553.000 5.255.500 2.800.000 80.000 120.000 59.000 75.000 40.000
(6)
Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Palopo Palopo Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Luwu Timur Luwu Timur Luwu Timur Luwu Timur Luwu Timur Luwu Timur Luwu Timur Luwu Timur Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar
Keterangan (7)
Rp. 250.000/truck Rp. 255.000/truck Rp. 120.000/truck Rp. 360.000/truck Rp. 350.000/truck Rp. 375.000/truck 600/biji 3 1 truck/colt = 3 m
Seng plat rol panjang Seng plat rol panjang Rp. 480.000/50M Rp. 650.000/50M 6.000/kaki (OB) 8.000/kaki (OB) 6.050/kaki (OK)
Kelas III Kelas II Kelas I Kelas II Kelas III Kelas II Kelas I Kelas II
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
LAMPIRAN Lanjutan Tabel 6. No.
Jenis Barang
Kualitas Barang
Satuan
(1)
(2)
(3)
(4)
15
Cat Tembok Putih a. berat isi 5 kg
b. berat isi 25 kg
16
Cat Kayu / Besi berat isi 1 kg
17
Kaca Polos Bening
18
Aspal
19
Sewa Excavator
20
Sewa Buldozer
21 22 23
Sewa Three Wheel Roller Sewa Dump Truck Upah Jasa Konstruksi
24
Sewa Excavator
25
Sewa Buldozer
26 27
Sewa Three Wheel Roller Sewa Dump Truck
28
Upah Jasa Konstruksi
Catylac Vinilex Metrolite Maritex Avian Matex Dulux Belmas Aries Avitex Kimex Catylac Metrolite Vinilex Maritex Matex Avian Aries Dulux Avitex Vinotex Altex Avian Glotex Altex Emco Kuda Terbang Brilo Dulux Yoko Djarum Suzuka Mulia tebal 3 mm Mulia tebal 5 mm Asahi tebal 3 mm Asahi tebal 5 mm Curah Grade 60/70 Impor Drum Grade 60/70 (155 kg) Impor 100-120 HP kurang dari 100 HP 95-120 HP kurang dari 95 HP 8 - 10 ton 8 - 10 ton Mandor Kepala Tukang Tukang Batu Tukang Kayu Tukang Cat Tukang Listrik Pembantu Tukang 100-120 HP kurang dari 100 HP 95-120 HP kurang dari 95 HP 8 - 10 ton 8 - 10 ton kurang dari 8 ton Mandor Kepala Tukang Tukang Batu Tukang Kayu Tukang Cat Tukang Listrik Pembantu Tukang
5 kg 5 kg 5 kg 5 kg 5 kg 5 kg 5 kg 5 kg 5 kg 5 kg 5 kg 25 kg 25 kg 25 kg 25 kg 25 kg 25 kg 25 kg 25 kg 25 kg 25 kg 25 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 2 m 2 m 2 m 2 m ton drum unit/jam unit/jam unit/jam unit/jam unit/jam unit/hari o-h o-h o-h o-h o-h o-h o-h unit/jam unit/jam unit/jam unit/jam unit/jam unit/hari unit/hari o-h o-h o-h o-h o-h o-h o-h
Harga Daerah Asal per Satuan Barang (Rp) (5)
100.000 85.000 85.000 65.000 262.500 75.000 235.000 65.000 31.000 80.000 65.000 340.000 395.000 380.000 200.000 330.000 350.000 120.000 1.175.000 370.000 200.000 310.000 50.000 49.000 38.000 47.000 85.000 45.000 60.000 30.000 32.000 67.000 83.000 95.000 83.000 95.000 15.570.500 2.864.250 484.880 455.184 419.920 322.480 444.666 388.600 80.000 83.000 70.000 70.000 70.000 70.000 55.000 500.000 400.000 450.000 400.000 500.000 400.000 350.000 90.000 90.000 80.000 80.000 80.000 80.000 60.000
(6)
Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar
Keterangan (7)
(Rp. 42.000/liter) x 0,8 x 5 kg Rp. 60.000/4 kg Rp. 117.500/2,5 liter
Rp. 870.000/20 liter
Rp. 48.000/0.9 liter Rp. 47.000/0.9 liter
Rp. 8.500/0,1 kg Makassar Rp. 40.000/0,9 liter Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Makassar Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu Luwu
(152 x 122) = 135.000 (100 x 200) = 190.000 Harga SK Harga SK Harga SK Harga SK Harga SK Harga SK Harga SK Harga SK Harga SK Harga SK Harga SK Harga SK Harga SK Harga SK Harga SK Harga Pasar Harga Pasar Harga Pasar Harga Pasar Rp. 1.500/M2, Harga Pasar Harga Pasar Harga Pasar Harga Pasar Harga Pasar Harga Pasar Harga Pasar Harga Pasar Harga Pasar Harga Pasar
Sumber: Badan Pusat Statistik (Survei Serentak Harga dalam Rangka Penghitungan IKK)
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
83
LAMPIRAN Tabel 7. Harga Bahan Bangunan/Konstruksi, Sewa Alat Berat, dan Upah Jasa Konstruksi di Kabupaten Luwu, 2013 BAHAN BANGUNAN/KOSNTRUKSI No
Jenis Barang
(1) (2) 1 Tanah Urug
2 Pasir 3 Batu Pondasi
4 Batu Bata
5 Batu Split
Kode
Kualitas Barang
(3) 154000100101 Biasa
(4)
(5) 3
m
3
154000100202 Liat/Lempung
m
154000100000 Lainnya………………………..(Tuliskan di kolom 9)
m
153100100101 Pasir Pasang
m
7 Paku
8 Batu Alam
10
Semen Portland
Besi Beton (Full) SNI 07-2052-2002
13
14
Seng Plat
Pipa PVC
300.000/Truk
100.000
90.000
100.000
Luwu
250.000-300.000/Truk
3
125.000
130.000
135.000
Luwu
375.000-400.000/Truk
3
135.000
135.000
135.000
Luwu
400.000/Truk
3
135.000
0
0
Luwu
3
0
0
0
3
750
600
800
3
0
0
0
3
0
0
0
3
250.000
250.000
250.000
Palopo
3
250.000
0
280.000
Palopo
3
0
0
0
151300300000 Lainnya …….………………..… (Tuliskan di kolom 9)
m
373500100201 Batu bata tanah liat (bata merah)
m
373500100302 Batu bata tanah liat (bata muka)
m
373500100000 Lainnya …….………………..… (Tuliskan di kolom 9)
m
153201000001 Ukuran 1 - 2 cm
m
153201000002 Ukuran 2 - 3 cm
m
153201000003 Ukuran 3 - 4 cm
m
3
0
m
0
1 Truk = 3 M
Luwu
lembar
37.800
39.000
39.000
Makassar
415450100202 Ukuran ( 0,03 x 90 x 180 ) cm
lembar
51.000
51.000
51.000
Makassar
415450100000 Lainnya …….………………..… (Tuliskan di kolom 9)
lembar
0
0
0
20.000
20.000
20.000
429440199901 Paku Kayu 2"- 6"
kg
2
650-800/Biji
750.000/Truk
0
415450100201 Ukuran ( 0,02 x 90 x 180 ) cm
6.300-6.500/Kaki 8.500/Kaki Gelombang besar
Makassar
paku 5"
429440100302 Paku Beton
kg
27.000
27.000
27.000
Makassar
Paku beto hitam
429440100503 Paku Seng
kg
35.000
35.000
35.000
Makassar
Payung besar
429440199904 Paku Triplek
kg
25.000
27.000
27.000
Makassar
0
0
0
429440100000 Lainnya …….………………..… (Tuliskan di kolom 9)
kg
163900899901 Batu alam keras
m
163900899902 Batu alam lunak
m
2
0
0
0
2
0
0
0
2
0
m
0
0
374400100201 Semen Portland type I (SNI. 15-2049-2004)
zak=….kg
0
0
0
374400100202 Semen Portland type II (SNI. 15-2049-2004)
zak=….kg
0
0
0
374400100203 Semen Portland type III (SNI. 15-2049-2004)
zak=….kg
0
0
0
374400100204 Semen Portland type IV (SNI. 15-2049-2004)
zak=….kg
0
0
0
374400100205 Semen Portland type V(SNI. 15-2049-2004)
zak=….kg
0
0
0
374400199906 Super Masonary Cement(SMC) (SNI 15-3500-2004)
zak=….kg
0
0
0
374400199907 Portland Composite Cement(PCC) (SNI 15-7064-2004)
zak=….kg
0
0
374400200108 Portland Pozzoland Cement (PPC) (SNI 15-0302-2004)
zak=….kg
0
0
0
374400100000 Lainnya ……. Tonasa ....… (SNI 15-7064-2004)
zak= 50 kg
61.000
62.000
61.000
374400100000 Lainnya …….Bosowa ....… (SNI 15-7064-2004)
zak= 40 kg
50.000
50.000
0
50.000
Makassar
per zak 50 kg
Makassar
per zak 40 kg
412420100301 Besi beton polos (BJTP 24) ukuran d=6mm , p=12m
batang
36.000
35.000
35.000
Makassar
412420100302 Besi beton polos (BJTP 24) ukuran d=8mm , p=12m
batang
47.000
48.000
47.000
Makassar
batang
77.000
75.000
75.000
Makassar
412420100504 Besi beton ulir (BJTS 32) ukuran d=10mm , p= 12m
batang
0
0
0
412420100505 Besi beton ulir (BJTS 32) ukuran d=16mm , p=12m
batang
0
0
0
batang
0
0
0
412420100507 Besi beton ulir (BJTS 40) ukuran d=16mm , p=12m
batang
0
0
0
412510100108 Besi beton canal (shape)
batang
0
0
0
412510100000 Lainnya … d=12 mm, p=12m… (Tuliskan di kolom 9)
batang
93.000
90.000
91.000
412510100000 Lainnya … d=9 mm, p=12m… (Tuliskan di kolom 9)
batang
387030100101 Ukuran 55 x 55 x 60 cm
buah
0
0
0
387030100102 Ukuran 60 x 60 x 60 cm
buah
350.000
330.000
330.000
buah
62.000
0
65.000
0
62.000
Makassar Makassar Makassar
0
387030100000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
buah
0
0
0
372100100201 Kloset duduk
buah
2.500.000
2.500.000
2.700.000
Makassar
Tabung
372100100202 Kloset jongkok
buah
270.000
255.000
250.000
Makassar
Toho
372100100000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
buah
0
0
0
415450100101 Seng plat BJLS 20 L=45
m
25.000
25.000
25.000
Makassar
415450100102 Seng plat BJLS 20 L=60
m
28.000
27.000
28.000
Makassar
415450100103 Seng plat BJLS 25 L=45
m
0
0
0
415450100104 Seng plat BJLS 25 L=60
m
0
0
0
415450100105 Seng plat BJLS 30 L=45
m
0
0
0
415450100106 Seng plat BJLS 30 L=60
m
0
0
415450100000 Lainnya …….………………..… (Tuliskan di kolom 9)
m
0
0
0 0
363200700001 AW Ф 1/2" panjang 4 m
batang
20.000
22.000
22.000
363200700002 AW Ф 3/4" panjang 4 m
batang
29.000
29.000
30.000
Vinlon
363200700003 AW Ф 1" panjang 4 m
batang
32.000
32.000
35.000
Vinlon
363200700004 AW Ф 2" panjang 4 m
batang
70.000
69.000
70.000
Vinlon
363200700005 AW Ф 3" panjang 4 m
batang
127.000
127.000
130.000
Vinlon
363200700006 AW Ф 4" panjang 4 m
batang
200.000
195.000
195.000
Vinlon
363200700007 D Ф 2 1/2" panjang 4 m
batang
48.000
50.000
48.500
Jaya
363200700008 D Ф 3" panjang 4 m
batang
75.000
71.500
72.000
Jaya
363200700009 D Ф 4" panjang 4 m
batang
97.000
97.000
97.000
Jaya
363200700010 C Ф 5/8" panjang 4 m
batang
9.000
8.500
9.000
363200700011 C Ф 2" panjang 4 m
batang
0
0
0
363200700012 C Ф 3" panjang 4 m
batang
363200700013 C Ф 4" panjang 4 m
84
Luwu
m
387030100000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9) Kloset
0 100.000
m
412420100506 Besi beton ulir (BJTS 40) ukuran d=10mm , p=12m
12
150.000/Truk
0 100.000
m
412420100303 Besi beton polos (BJTP 24) ukuran d=10mm , p=12m
11 Bak Mandi Fiber
Luwu
0
151300300003 Batu Gunung
50.000
Keterangan (10) 180.000/Truk
100.000
151300300002 Batu Kali Belah
50.000
(9) Luwu
3
151300300001 Batu Kali Utuh
50.000
Kabupaten Asal Barang
3
m
163900800000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9) 9
Harga Per Satuan/Unit (Rp) Responden Responden Responden I II III (6) (7) (8) 60.000 60.000 60.000
3
153100100202 Pasir Beton / Cor
153201000000 Lainnya …….………………..… (Tuliskan di kolom 9) 6 Seng Gelombang
Satuan/ Unit
batang
0 0
0
Makassar
Vinlon
0
0
0
363200700000 Lainnya kw AW ….....……..… (Tuliskan di kolom 9)
batang
0
0
0
363200700000 Lainnya kw D ….....………..… (Tuliskan di kolom 9)
batang
0
0
0
363200700000 Lainnya kw C ….....………..… (Tuliskan di kolom 9)
batang
0
0
0
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
LAMPIRAN Lanjutan Tabel 7. No (1) 15
Jenis Barang (2) Kayu Balok
Kode
Kualitas Barang
(3) 031200302701 Kayu kelas I
(4)
7.000.000
7.000.000
7.000.000
Luwu Timur
3
4.000.000
4.000.000
4.000.000
Luwu
031200308304 Kayu kelas IV
m3
0
0
0
031200302205 Kayu kelas V
m3
0
0
031200300000 Lainnya …….………………..… (Tuliskan di kolom 9)
m3
0
0
0
031200302706 Kayu kelas I
m3
10.000.000
9.500.000
9.750.000
Luwu Timur
031200303407 Kayu kelas II
m3
7.000.000
7.000.000
7.000.000
Luwu Timur
031200305508 Kayu kelas III
m
3
4.000.000
4.000.000
4.000.000
Luwu
031200308309 Kayu kelas IV
m3
0
0
0
031200302210 Kayu kelas V
m3
0
0
0
031200305503 Kayu kelas III
m
031200300000 Lainnya …….………………..… (Tuliskan di kolom 9) 031200300000 Lainnya …….………………..… (Tuliskan di kolom 9) 17 Kayu Lapis/Triplek
18 Cat Emulsi
19 Cat Minyak
Tegel/Keramik
21
22
Genteng/Atap
Kaca
Aspal
0
0
(10)
0
0
0
47.000
50.000
47.000
Makassar
314100100302 Triplek 4mm
lembar
65.000
65.000
60.000
Makassar
314100100303 Triplek 6mm
lembar
75.000
75.000
75.000
Makassar
314100100304 Triplek/ Plywood 9mm
lembar
110.000
115.000
120.000
Makassar
314100100305 Triplek/ Plywood 12mm
lembar
150.000
150.000
150.000
Makassar
314100100300 Lainnya ……jati.………………..… (Tuliskan di kolom 9)
lembar
125.000
120.000
125.000
314100100300 Lainnya ……milamin…………..… (Tuliskan di kolom 9)
lembar
80.000
80.000
82.000
Makassar
351100301401 Cat Tembok eksterior
25 kg
480.000
485.000
480.000
Makassar
Makassar Catylac
351100301402 Cat Tembok Interior
25 kg
400.000
420.000
400.000
Makassar
Catylac
351100301403 Cat Atap
25 kg
750.000
750.000
750.000
Makassar
Nodrop (20 kg)
351100301400 Lainnya …….………………..… (Tuliskan di kolom 9)
25 kg
0
0
0
351100201001 Cat Besi/Kayu
kg
48.000
50.000
50.000
Makassar
Avian= 0,9L
351100200102 Cat Meni Besi/Kayu
kg
20.000
20.000
19.000
Makassar
Djarum
351100200000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
kg
0
0
0
351100200000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
kg
0
0
0
373700100101 Tegel plint pc abu-abu uk. 10x40 cm
m2
0
0
0
373700100102 Tegel keramik uk. 30x30 cm
m2
45.000
45.000
45.000
Makassar
Mulia
373700100103 Tegel keramik uk. 33x33 cm
m2
0
0
0
373700100104 Tegel keramik uk. 40x40cm
m2
65.000
65.000
65.000
Makassar
Milan
373700100105 Tegel keramik uk. 20x20 cm
m2
42.000
45.000
42.000
Makassar
Mulia
373700100106 Tegel keramik uk. 10x20 cm
m2
0
0
0
373700100107 Tegel keramik uk. 20x25 cm
m2
373700100108 Tegel keramik uk. 60x60 cm
m2
0
0
0
373700100109 Tegel keramik uk. 30x30 cm warna/motif
m2
65.000
60.000
63.000
Makassar
Platinum
373700100110 Tegel keramik uk. 20x20 cm warna/motif
m2
62.000
60.000
62.000
Makassar
Platinum
373700100111 Tegel keramik uk. 40x40 cm warna/motif
m2
70.000
70.000
70.000
Makassar
Platinum
373700100100 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
m2
0
0
0
buah
0
0
0 Makassar
Multiroof
373500100101 Genteng tanah liat tradisional
0
0
0
373500100102 Genteng tanah liat keramik
buah
0
0
0
375700100003 Atap metal
buah
68.000
68.000
70.000
375700100304 Atap asbes
buah
0
0
0
375700100005 Atap beton
buah
0
0
0
375700100000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
buah
0
0
0
371120100501 Kaca polos bening 3 mm
m2
89.000
89.000
89.000
Makassar
152mm x 122mm = 165.000
371120100502 Kaca polos bening 5 mm
m2
97.000
97.000
97.000
Makassar
152mm x 122mm = 180.000
371120100503 Kaca polos bening 8 mm
m2
150.000
150.000
150.000
Makassar
152mm x 122mm = 280.000
371120200403 Kaca one way
m2
0
0
0
Makassar
371120200404 Kaca riben
m
2
90.000
90.000
90.000
Makassar
m
2
153300100001 Curah Grade 60/70 Lokal 153300100003 Curah Grade 60/70 Impor 153300100004 Drum Grade 60/70 (155 kg) Impor 153300100000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
Gypsum
0
m3 lembar
153300100002 Drum Grade 60/70 (155 kg) Lokal
24
m3
Keterangan
0
314100100301 Triplek 3mm
371120100000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9) 23
(5) m3
Harga Per Satuan/Unit (Rp) Kabupaten Responden Responden Responden Asal Barang I II III (6) (7) (8) (9) 10.000.000 9.500.000 9.750.000 Luwu Timur
m3
031200303402 Kayu kelas II
16 Kayu Papan
Satuan/ Unit
0
ton
0
0 0
0
drum
0
0
0
ton
0
0
0
drum
0
0
0
drum/ton*
0
0
375300000101 Gypsum plafon 9 mm
m2
60.000
60.000
375300000102 Gypsum partisi 9mm
m2
0
0
0 58.000
Makassar
elephant
0
375300000203 Gypsum list polos 220 cm X 11cm X 3cm
Batang
0
0
0
375300000204 Gypsum list motif 220 cm X 11cm X 3cm
Batang
0
0
0
375300000000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
Batang
0
0
0
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
ukuran 3" (Perlembar)
0
85
LAMPIRAN Lanjutan Tabel 7. No
Jenis Barang
(1) 25
(2) Kabel
Kode
Kualitas Barang
Satuan/ Unit
Harga Per Satuan/Unit (Rp) Responden Responden Responden I II III (6) (7) (8) 2.500 2.500 2.800
(3) (4) 463400200501 Kabel NYA ukuran 1 x 1,5 mm 2
(5) m
463400200502 Kabel NYA ukuran 1 x 2,5 mm 2
m
4.000
4.000
2
463400200403 Kabel NYM ukuran 3 x 2,5 mm
(10) 250000/100m
4.000
Makassar
400000/100m
m
10.000
10.000
10.000
Makassar
500000/50m
m
16.000
16.000
16.000
Makassar
800000/50m
463400200705 Kabel NYY ukuran 3 x 2,5 mm 2
m
12.000
12.000
12.000
Makassar
600000/50m
m
18.000
18.000
18.000
Makassar
2
463400200000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
m
0
0
0
800.000
900.000
1.000.000
26 Bahan bangunan siap 316000202901 Daun pintu pasang dari kayu kelas 316000200902 Daun Jendela II 316000103503 Kusen pintu
buah buah
500.000
500.000
buah
500.000
500.000
316000100904 Kusen jendela
buah
300.000
300.000
400.000
316000100000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
buah
0
0
0
432200100201 Pompa Shallow Pump
buah
0
0
0
29 Batako
30
Aluminium
31 Tangki Air Fiber
32 Lampu
33 MCB (SPLN 108-1993)
86
900000/50m
Luwu
Lembar tunggal
500.000
Luwu
Lembar tunggal
500.000
Luwu
Lubang tunggal
Luwu
Lubang tunggal
432200100202 Pompa Semi Jet Pump
buah
500.000
500.000
480.000
Makassar
SHIMIZU
432200102103 Pompa Jet Pump
buah
870.000
850.000
900.000
Makassar
SHIMIZU
432200101804 Submersible Pump
buah
0
0
0
432200100000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9) 28 Rangka Atap Baja
Keterangan
(9) Makassar
463400200404 Kabel NYM ukuran 3 x 4 mm 2 463400200706 Kabel NYY ukuran 3 x 4 mm
27 Mesin Pompa Air
Kabupaten Asal Barang
buah
0
0
0
412510100101 Profil Canal "C" tipe C71.075
batang
130.000
128.000
130.000
412510100102 Profil Canal "C" tipe C81.075
batang
0
0
0
412510100103 Profil Canal "C" tipe C81.095
batang
0
0
0
412510199904 Profil "Omega" / reng tipe AA
batang
0
0
0
412510199905 Profil "Omega" / reng tipe A
batang
0
0
0
412510199906 Profil "Omega" / reng tipe AB
batang
0
0
412510100000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
batang
Makassar
0
0
0
0
375400200201 Batako berlubang (hollow block)
m3
8.000
7.500
8.000
Luwu
4;1
375400200102 Batako tidak berlubang (solid block) ukuran 20x10x40
m3
15.000
15.000
15.000
Luwu
4;1
375400200000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
m3
0
0
0
415320200301 Profil kusen aluminium 3 inchi
m
0
0
0
m
0
0
0
415320200302 Profil kusen aluminium 4 inchi 415340000203 Aluminium lembaran 0,5 mm panjang 2 m, lebar 1 m
lembar
0
0
0
415340000204 Aluminium lembaran 1 mm panjang 2 m, lebar 1 m
lembar
0
0
0
415320200000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
m
0
0
0
369500000101 Ukuran 450 liter
buah
550.000
550.000
550.000
Makassar
369500000102 Ukuran 550 liter
buah
800.000
800.000
800.000
Makassar
Penguin TB55
369500000103 Ukuran 1000 liter
buah
1.500.000
1.550.000
1.550.000
Makassar
Penguin TB110
Penguin TB32
369500000104 Ukuran 2000 liter
buah
2.600.000
2.550.000
2.600.000
Makassar
Penguin TB200
Makassar
PHILIPS
369500000000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
buah
0
0
0
465100200101 Lampu pijar 25 W
buah
8.000
8.000
7.000
465100200102 Lampu pijar 40 W
buah
9.000
9.000
9.000
Makassar
PHILIPS
465100200103 Lampu TL 18 W
buah
40.000
35.000
30.000
Makassar
PHILIPS
465100400104 Lampu TL 20 W
buah
42.000
40.000
40.000
Makassar
PHILIPS
465100400105 Lampu TL 25 W
buah
45.000
42.000
42.000
Makassar
PHILIPS
465100400106 Lampu TL 40 W
buah
50.000
50.000
50.000
Makassar
PHILIPS
465100400000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
buah
0
0
0
462120500101 1 phasa
buah
30.000
40.000
40.000
Makassar
BROCO
462120500102 2 phasa
buah
55.000
55.000
60.000
Makassar
BROCO
462120500103 3 phasa
buah
0
0
0
462120500000 Lainnya .................................(Tuliskan di kolom 9)
buah
0
0
0
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
LAMPIRAN Lanjutan Tabel 7. SEWA ALAT BERAT Harga per satuan/unit (Rp.) No Jenis Barang
(1)
(2)
1
Sewa Excavator/ wheeled Loader
2
Sewa Buldozer/ Tracked Tractor
3
Sewa Skid Steer Loader
4
Sewa Tandem Vibrating Roller
5
6
Sewa Compact Track Loader
Sewa Dump Truck
Kode
Kualitas Barang
(3)
(4)
Satuan/ Unit
Dinas PU
Kontraktor I
Kontraktor II
(5)
(6)
(7)
(8)
Keterangan
(9)
444260000101
100-120 HP
unit/jam
484.880
700.000
700.000
444260000102
kurang dari 100 HP
unit/jam
455.184
600.000
600.000
444260000100
Lainnya …….……… (tuliskan di kolom 9)
unit/jam
0
0
0
444210000101
95-120 HP
unit/jam
419.920
500.000
500.000
444210000102
kurang dari 95 HP
unit/jam
322.480
444210000100
Lainnya …….……… (tuliskan di kolom 9)
unit/jam
0
0
0
444250000001
70-120 HP
unit/jam
0
500.000
500.000
444250000002
Kurang dari 70 HP
unit/jam
0
0
0
444250000000
Lainnya …….……… (tuliskan di kolom 9)
unit/jam
0
0
0
444240000101
8 - 10 ton
unit/jam
444.666
500.000
500.000
444240000102
kurang dari 8 ton
unit/jam
0
0
0
444240000100
Lainnya …….……… (tuliskan di kolom 9)
unit/jam
0
0
0
444210000201
70-120 HP
unit/jam
0
0
0
444210000202
Kurang dari 70 HP
unit/jam
0
0
0
444210000200
Lainnya …….……… (tuliskan di kolom 9)
unit/jam
0
0
0
444280100001
8 - 10 ton
unit/hari
0
2.500.000
2.500.000
1 hari = 7 jam
444280100002
kurang dari 8 ton
unit/hari
1.200.000
1.500.000
1.500.000
1 hari = 7 jam
444280100000
Lainnya …….……… (tuliskan di kolom 9)
unit/hari
0
0
0
1 hari = 7 jam
80.000
85.000
85.000
450.000
400.000
1.344/M
2
JASA KONSTRUKSI
1
2
3
4
5
6
7
8
Mandor
Kepala Tukang
Tukang Kayu
Tukang Batu
Tukang Cat
Tukang Listrik
Pembantu Tukang
Lainnya ….… (tuliskan)
600000100001
Upah
600000100002
Tunjangan lainnya
O-H
0
0
0
600000100003
Jumlah
O-H
O-H
80.000
85.000
85.000
600000200001
Upah
O-H
83.000
80.000
80.000
600000200002
Tunjangan lainnya
O-H
0
0
600000200003
Jumlah
O-H
83.000
80.000
80.000
600000300001
Upah
O-H
70.000
70.000
70.000
600000300002
Tunjangan lainnya
O-H
0
0
0
600000300003
Jumlah
O-H
70.000
70.000
70.000
600000400001
Upah
O-H
70.000
60.000
60.000
600000400002
Tunjangan lainnya
O-H
0
0
0
600000400003
Jumlah
O-H
70.000
60.000
60.000
600000500001
Upah
O-H
70.000
60.000
60.000
600000500002
Tunjangan lainnya
O-H
0
0
600000500003
Jumlah
O-H
70.000
60.000
60.000
600000600001
Upah
O-H
70.000
70.000
70.000
600000600002
Tunjangan lainnya
O-H
0
0
0
600000600003
Jumlah
O-H
70.000
70.000
70.000
600000700001
Upah
O-H
55.000
50.000
50.000
600000700002
Tunjangan lainnya
O-H
0
0
0
600000700003
Jumlah
O-H
55.000
50.000
50.000
600000800001
Upah
O-H
0
0
0
600000800002
Tunjangan lainnya
O-H
0
0
0
600000800003
Jumlah
O-H
0
0
0
0
0
Sumber: Badan Pusat Statistik (Survei Serentak Harga dalam Rangka Penghitungan IKK)
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
87
LAMPIRAN
88
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN LUWU 2014
.