BAB V PENUTUP 5.1.
Kesimpulan Tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
menguji
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kinerja auditor bank seperti, persepsi kegunaan komputer, kegelisahan terhadap komputer, kualitas sistem informasi, pelatihan komputer, keahlian dibidang komputer, tekanan kerja, motivasi kerja, serta kepuasan penggunaan sistem informasi terhadap kinerja auditor bank. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi kegunaan SI tidak signifikan berpengaruh positif terhadap keberhasilan kinerja Auditor Bank di Indonesia. Hasil ini berbeda dengan penelitian Davis (1989, p. 320), yang menyatakan bahwa pengguna akan percaya bahwa dengan menggunakan sistem informasi, kinerja mereka akan meningkat. Hal ini menunjukan persepsi dari auditor terhadap kebergunaan sebuah sistem dalam melaksanakan tugasnya tidak terlalu besar, sehingga masih ada auditor yang menyelesaikan tugasnya dengan cara manual. Kepercayaan auditor terhadap kebergunaan sebuah sistem tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerjanya, terdapat beberapa faktor lain yang memiliki pengaruh, seperti kemampuan analisis seorang auditor menggunakan skill- nya, pengalaman dalam memeriksa laporan keuangan, serta pemahaman laporan keuangan yang baik yang dimiliki oleh auditor.
72
2. Kegelisahan terhadap komputer berpengaruh negatif terhadap kinerja Auditor Bank di Indonesia. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan kegelisahan terhadap komputer menunjukan suatu tipe stress tertentu yang berasosiasi dengan ketidakpercayaan mengenai komputer, masalah-masalah yang berkaitan dengan komputer, dan penolakan terhadap mesin (Compeau dan Higgins, 1995). Auditor tidak merasa gelisah ketika menggunakan komputer yang ada dikantor, karena mereka sudah menempuh pelatihan sebelum aktif menjadi seorang karyawan. Dengan demikian, kinerja auditor dapat meningkat karena sudah beradaptasi dengan penggunaan komputer di lingkungan kerjanya. 3. Kualitas sistem informasi tidak signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja Auditor Bank di Indonesia. Berbeda dengan penelitian sebelumnya dilakukan oleh Alumtairi dan Subramanian (2005), penelitian tentang kualitas sistem informasi dengan hasilnya yaitu, kualitas sistem informasi memiliki dampak signifikan terhadap keberhasilan sistem informasi pada skala individu, sehingga kinerja inidividu akan meningkat. Perspektif tentang kualitas diantara masing-masing auditor berbeda-beda. Bagi auditor
yang
keberterimaannya
terhadap
teknologi
rendah
akan
mengatakan kualitas sistem yang biasa-biasa saja dikatakan baik. Sedangkan bagi auditor yang memahami sistem dan keberterimaannya terhadap teknologinya cepat dan baik, maka akan mengatakan bahwa kualitas sistem yang ada merupakan sistem yang biasa saja, bahkan mungkin akan mengatakan sistem yang diterapkan diperusahaannya buruk.
73
Hal ini yang menyebabkan kualitas sistem menurut auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. 4. Pelatihan komputer berpengaruh positif terhadap keberhasilan kinerja Auditor Bank di Indonesia. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya oleh Compeau dan Higgins (1995) yang menunjukan bahwa pendekatan perilaku untuk pelatihan komputer dapat meningkatkan persepsi keahlian terhadap komputer dan kinerja. Untuk menghasilkan auditor yang baik dan professional dalam bekerja, maka perusahaan diharapkan dapat memberikan pelatihan kepada karyawannya. Dengan pelatihan
komputer
yang
cukup,
maka
seorang
auditor
dapat
menyelesaikan tugas-tugasnya dengan cermat dan cepat, sehingga kinerjanya dapat meningkat seiring dengan banyaknya pelatihan-pelatihan yang mereka peroleh. 5. Keahlian dibidang komputer berpengaruh positif terhadap kinerja Auditor Bank di Indonesia. Sesuai dengan penelitian Compeau dan Higgins (1995) yang melakukan penelitian pada manager dan profesional di Canada dan menemukan adanya dorongan penggunaan komputer di kelompok kerja yang berpengaruh positif terhadap keahlian dibidang komputer seseorang yang memiliki dampak positif terhadap kinerja individu. Seseorang akan merasa senang melakukan apa yang menjadi keahliannya, seperti seorang auditor yang juga memiliki keahlian dalam bidang komputer, maka akan meningkatkan semangat dan motivasinya terhadap penggunaan komputer. Dengan demikian, penggunaan komputer oleh seorang auditor ini akan menjadi sarana dia bekerja, akan menjadi sumber utama kemampuannya
74
dalam menyelesaikan tugasnya, sehingga terjadi peningkatan kinerja yang dimiliki oleh auditor. 6. Tekanan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja Auditor Bank di Indonesia. Tekanan kerja dalam hal ini merupakan (reward and punishment) tekanan kerja yang bersifat meningkatkan kinerja karyawan,
khususnya bagi auditor. Tekanan ini memberikan dorongan bagi siapapun yang berada di dalam lingkungan kerja dengan kebijakan hadiah dan hukuman yang berbeda-beda di setiap lingkungan kerja. Didukung oleh penelitian Karasek (1998), berada di pekerjaan yang aktif dapat meningkatkan produktivitas saat ini, akan tetapi berada di pekerjaan dengan tuntutan yang tinggi dan tanggungjawab yang besar akan mengakibatkan biaya kesehatan dan produktivitas yang besar dimasa yang akan datang. Dengan adanya tekanan ini, terbukti bahwa kinerja karyawan akan meningkat yang juga timbul karena adanya motivasi untuk menghindari hukuman atau mengejar reward dalam bekerja. 7. Terdapat pengaruh positif motivasi kerja terhadap keberhasilan kinerja Auditor Bank di Indonesia. Motivasi kerja memiliki pengaruh yang cukup besar dalam meningkatkan kinerja auditor. Motivasi kerja merupakan keadaan yang timbul dari dalam diri seorang auditor untuk melaksanakan pekerjaan yang baik dengan hasil yang diharapkannya juga baik. Keadaan ini yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk meningkatkan kinerjanya. Tanpa adanya motivasi, sebaik apapun sistem yang ada untuk mendukung kinerjanya tidak akan dapat membantu meningkatkan kinerja karyawan tersebut.
75
8. Terdapat pengaruh positif kepuasan penggunaan SI terhadap kinerja Auditor Bank di Indonesia. Penelitian ini diperkuat oleh argumen dari penelitian yang dilakukan Vroom (1960) dan Strauss (1968), mereka menyatakan adanya signifikansi hubungan antara kepuasan dengan kinerja. Berdasarkan penelitian yang mereka lakukan, produktivitas dapat ditingkatkan dengan peningkatan kepuasan. Seddon (1997) menyatakan bahwa dampak dari penggunaan sistem informasi yang berupa meningkatnya kinerja individu, akan mempengaruhi tingkat kepuasan pemakai. Dengan adanya kemampuan dan baiknya sistem di sebuah perusahaan
akan
membuat
karyawan
merasa
puas
dan
senang
menggunakan sistem yang ada. Kepuasan ini juga akan meningkatkan semagat dan motivasi untuk bekerja menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kepuasan ini akan menggerakan kinerja kearah yang lebih baik dari sebelumnya. 5.2.
Implikasi praktis 1. Bagi organisasi/entitas sebaiknya melakukan pemenuhan variabel yang dalam penelitian ini yang terbukti signifikan mempengaruhi kinerja Auditor Bank di Indonesia. Hal tersebut akan mempengaruhi kinerja
Auditor
Bank
di
Indonesia
yang
tentu
saja
akan
menguntungkan berbagai pihak. 2. Bagi auditor hendaknya menyikapi positif setiap sistem baru, tuntutan kerja diberikan, dan kondisi lingkungan tempat bekerja demi
76
meningkatkan profesionalitas. Hal yang demikian diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kinerja sebagai auditor. 5.3.
Keterbatasan penelitian 1. Penelitian menggunakan metode kuesioner sehingga kesimpulan yang dikemukakan berdasarkan pada hasil data yang terkumpul melalui penggunaan kuesioner. 2. Adanya bias karena proses pengisian kuesioner dilakukan secara sendiri oleh auditor yang tidak didampingi secara langsung oleh peneliti maupun asisten, sehingga pertanyaan yang membingungkan tidak dapat ditanyakan langsung pada peneliti. 3. Adanya variabel yang tidak dapat secara langsung mempengaruhi kinerja auditor bank yang diteliti, sehingga terjadi tidak signifikannya variabel tersebut dengan hasil penelitian sebelumnya. 4. Ada variabel yang seharusnya berkaitan dan dimasukan ke dalam penelitian ini untuk dapat memberikan hasil yang signifikan.
5.4.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan peneliti bagi:
1. Auditor Auditor disarakan perlu memahami perkembangan teknologi informasi dan memadukannya dengan kemampuan audit yang dimilikinya. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan hasil auditnya. Bank Indonesia sering melakukan pendidikan yang diselenggarakan 77
untuk pemeriksa yang berada di dalam Bank Indonesia sendiri maupun pemeriksa-pemeriksa yang bekerja pada akuntan publik yang bertugas memeriksa bank di Indonesia. 2. Dunia Pendidikan Penelitian ini dapat menjadi bahan pengembangan di bidang akuntansi dan audit serta menambah referensi mengenai pengetahuan pengauditan berbasis komputer. Selain itu, diduga masih terdapat variabel lain yang mempengaruhi kinerja auditor yang belum dimasukkan dalam penelitian ini seperti: insentif, kemampuan sistem, besarnya minat auditor terhadap sistem, kepercayaan terhadap keamanan sistem, dan faktor lainya. Menambahkan variabel intention dan attitude yang seharusnya menjadi penghubung antara persepsi kebergunaan sistem informasi dengan kinerja auditor. Selain itu, variabel kepuasan penggunaan sistem seharusnya menjadi penghubung antara kualitas sistem dengan kinerja auditor.
3. Bidang Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Dalam tugas utama mengembangkan sistem yang membantu mempermudah kinerja audior, SIA perlu memperhatikan aspek penerimaan pengguna dalam penggunaan sistem. Hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan auditor dalam penggunaan sistem agar tidak ada lagi sikap acuh yang menyatakan bahwa sistem yang baru tidak lebih baik dari sistem yang lama. Dengan demikian, auditor diharapkan dapat bersama-sama meningkatkan kinerjanya dengan
78
kemampuannya menggunakan sistem, karena penggunaan sistem mampu meringankan kerja auditor yang dapat dikatakan pekerjaan yang rinci dalam memeriksa laporan keuangan.
79