BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Karakteristik Subjek Penelitian Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi dan frekuensi berdasarkan nilai mean dan persentase penelitian untuk dapat memberikan informasi yang lengkap tentang karateristik subyek penelitian. Di bawah ini akan dipaparkan Tabel karakteristik sampel berdasarkan nilai mean dan persentase sampel.
Tabel 5.1 Karakteristik Sampel Karakteristik Sampel
Kelompok Kontrol N
%
Kelompok Perlakuan
Rerata
SB
N
36,65
7.158
17
%
Umur (tahun)
17
25 – 34
5
14,7
3
8,8
35 – 45
12
35,3
14
41,2
Laki-laki
5
29
8
47
Perempuan
12
71
9
53
Disabilitas Kanan
12
71
10
59
Disabilitas Kiri
5
29
7
41
Rerata
SB
39,29
5,785
Tabel 5.1 menunjukkan nilai rerata dan persentase sampel berdasarkan karakteristik sampel. Dilihat dari umur diperoleh nilai 36,65 ± 7,158 tahun untuk kelompok kontrol dan diperoleh nilai 39,29 ± 5,785 tahun untuk kelompok perlakuan. Sindroma miofasial otot trapezius descendens paling banyak terjadi pada kelompok usia 35 – 45 tahun. Data ini menunjukkan
86
87
bahwa rerata sampel tergolong kedalam usia dewasa baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Jenis kelamin pada kelompok kontrol diperoleh sampel laki-laki sebanyak 5 orang (29 %) dan sampel perempuan sebanyak 12 orang (71%). Sedangkan pada kelompok perlakuan diperoleh sampel laki-laki sebanyak 8 orang (47%) dan sampel perempuan sebanyak 9 orang (53%). Disabilitas leher pada kelompok kontrol diperoleh data bahwa disabilitas bagian kanan sebanyak 12 orang (71%) dan disabilitas bagian kiri sebanyak 5 orang (29%). Pada kelompok perlakuan diperoleh data bahwa disabilitas bagian kanan sebanyak 10 orang (59%) dan disabilitas bagian kiri sebanyak 7 orang (41%).
Tabel 5.2 Rerata nilai disabilitas leher pre test, post test dan Level Disabilitas Rerata Disabilitas Leher dan Simpang Baku Kelompok Sampel Pre test (%) Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan
40,24 ± 8,265 44,94 ± 8,227
Level NDI
Moderate Moderate
Post test (%)
Level NDI
14,82 ± 5,126
Mild
9,76 ± 2,658
Mild
Tabel 5.2 menunjukkan nilai rerata sampel berdasarkan nilai disabilitas leher dengan NDI pre test, post test dan selisih. Pada kelompok kontrol, dilihat dari disabilitas leher dengan NDI diperoleh rerata pre test sebesar 40,24 ± 8,265 dan rerata post test sebesar 14,82 ± 5,126 dengan selisih rerata sebesar 25,41 ± 5,980.
88
Kelompok perlakuan, dilihat dari disabilitas leher dengan NDI diperoleh rerata pre test sebesar 44,94 ± 8,227 dan rerata post test sebesar 9,76 ± 2,658 dengan selisih rerata sebesar 34,94 ± 6,923. Hasil rerata disabilitas leher menunjukkan bahwa pada pre-test kelompok kontrol 40,24% yang berarti termasuk dalam katagori moderat disability dan pada kelompok perlakuan 44,94% yang berarti termasuk moderat disability. Hasil rerata disabilitas leher menunjukkan bahwa pada pro-test kelompok kontrol 14,82% yang berarti termasuk dalam katagori mild disability dan pada kelompok perlakuan 9,36% yang berarti termasuk mild disability.
5.2 Uji Normalitas Data Uji normalitas distribusi data dan homogenitas varian digunakan untuk menentukan pilihan penggunaan uji statistic dalam pengujian hipotesis. Uji normalitas data dan homogenitas varian yang digunakan adalah Shapiro-wilk test untuk uji normalitas distribusi data dan Levene’s test untuk uji homogenitas varian.
Tabel 5.3 Uji normalitas distribusi data dengan Shapiro-Wilk test Kelompok Data Sebelum Sesudah
Kelompok Kontrol
Rerata SB
p-value
40,24±8,265 14,82±5,126
0,143 0,200
Kelompok Perlakuan Statistik SB P 44,94±8,227 9,76±2,658
0,200 0,001
89
Tabel 5.3 menunjukkan hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk test dan uji homogenitas varian dengan Levene’s test. Dilihat dari disabilitas leher dengan NDI diperoleh hasil uji Shapiro-Wilk pada kelompok kontrol sebelum intervensi yaitu nilai p > 0,05 dan pada kelompok perlakuan sebelum intervensi yaitu nilai p > 0,05. Tabel ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Kemudian, hasil uji Shapiro-Wilk pada kelompok kontrol sesudah intervensi yaitu nilai p > 0,05 dan pada kelompok perlakuan sesudah intervensi yaitu nilai p < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal.
5.3 Uji Homogennitas Tabel 5.4 Uji homogenitas dengan Levene’s test Kelompok Data
Disabilitas Sebelum
Kelompok Kontrol
Kelompok Perlakuan
Rerata
SB
Rerata
SB
40,24
±8,265
44,94
±8,227
P
0,949
Berdasarkan uji homogenitas dengan Levene’s test diperoleh data homogen untuk disabilitas leher dengan NDI sebelum intervensi yaitu nilai p > 0,05 yang berarti data bersifat homogen. Melihat keseluruhan hasil uji persyaratan analisis di atas, peneliti dapat mengambil keputusan untuk menggunakan uji statistik parametrik (uji paired sample t) pada kelompok kontrol dan menggunakan uji statistic non parametrik (uji Wilcoxon signed ranks) dan uji statistik non parametrik (uji
90
Mann-Whitney U) untuk membuktikan efektifitas antara kedua kelompok sampel, sebagai pilihan pengujian statistik.
5.4 Uji Beda Rerata disabilitas leher dengan NDI sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan Uji beda rerata disabilitas leher dengan NDI yang bermakna sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, maka digunakan uji paired sample t pada masing-masing kelompok sampel. Adapun hasil uji paired sample t pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan akan dijabarkan dibawah ini.
Tabel 5.5 Uji beda rerata disabilitas leher dengan NDI sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol dan perlakuan Kelompok Data
Sebelum
Sesudah
P
Rerata
SB
Rerata
SB
Kelompok Kontrol:
40,24
±8,265
14,82
±5,126
0,000
Kelompok Perlakuan
44,94
±8,265
9,76
±2,658
0,000
Tabel 5.5 menunjukkan hasil pengujian hipotesis menggunakan uji paired sample t untuk kelompok kontrol. Dilihat dari disabilitas leher dengan NDI diperoleh nilai p < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan rerata nilai disabilitas leher dengan NDI yang bermakna sebelum dan sesudah intervensi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kombinasi intervensi Ultrasound dan Stretching Metode Janda signifikan dalam menurunkan disabilitas leher pada
91
sindroma miofasial otot trapezius descendens. Dari hasil
rerata tabel
kelompok kontrol menunjukkan penurunan disabilitas leher sebesar 63,17 % Tabel 5.5 menunjukkan hasil pengujian hipotesis menggunakan uji wilcoxon signed ranks untuk kelompok perlakuan. Dilihat dari disabilitas leher dengan NDI diperoleh nilai p < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan rerata nilai disabilitas leher dengan NDI yang bermakna sebelum dan sesudah intervensi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penambahan Myofascial Release Technique pada intervensi kombinasi Ultrasound dan Stretching Metode Janda signfikan dalam menurunkan disabilitas leher pada sindroma miofasial otot Trapezius Descendens. Dari hasil
rerata tabel kelompok
perlakuan menunjukkan penurunan disabilitas leher sebesar 78,28 % .