BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 5.1. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah
Di
sisi
penerimaan
daerah,
dengan
berbagai
upaya
untuk
peningkatan pendapatan asli daerah terus dilanjutkan, PAD diharapkan meningkat sebesar 0,5% PDRB setiap tahunnya selama periode 2005-2009. Kinerja Pajak Daerah dan Restribusi tahun anggaran 2001-2004 terus mengalami pertumbuhan, sebagaimana tabel sebagai berikut: TABEL. 6 PERKEMBANGAN PAJAK DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2001 S/D 2004 (Jutaan Rupiah) Uraian
2001
2002
2003
2004
Total Pajak
11.837
16.819
22.142
23.346
TABEL. 7 PERKEMBANGAN RETRIBUSI DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2001 S/D 2004 (Jutaan Rupiah) Uraian
2001
2002
2003
2004
Total Retribusi Daerah
20.546
16.710
21.039
24.859
Sedangkan sumber pendanaan dari Dana Perimbangan untuk Kota Samarinda selalu mengalami kenaikan, namun tidak demikian dengan Penerimaan Daerah
Lainnya. Adapun data Dana Perimbangan dan
Penerimaan Daerah Lainnya Kota Samirinda tahun 2001-2004 adalah sebagai berikut : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Samarinda 2005-2010
76
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
TABEL. 8 PERKEMBANGAN DANA PERIMBANGAN KOTA SAMARINDA TAHUN 2001 S/D 2004 (Jutaan Rupiah) Uraian
2001
2002
2003
2004
Total Dana Perimbangan
442.204
447.463
546.524
550.373
TABEL. 9 SUMBER PENERIMAAN DAERAH LAINNYA KOTA SAMARINDA TAHUN 2001 S/D 2004 (Jutaan Rupiah) Uraian
2001
2002
2003
2004
Total Penerimaan Daerah Lainnya
460
11.661
15.381
8.791
Dari sumber pendapatan diatas nampak bahwa pembangunan Kota Samarinda masih banyak tergantung pada Dana perimbangan yang memberikan kontribusi sekitar 90% dari strtuktur pendapatan daerah Kota Samarinda. Hal inimengindikasikan bahwa Kota samrinda belum cukup memiliki kemandirian didalam membiayai pembangunannya, dimana untuk mencapai kemandirian struktur pendapatan Kota Samrinda harus didukung oleh minimal 20% dari PAD.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Samarinda 2005-2010
77
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Struktur Pendapatan Daerah Kota Samarinda (2001-2004) 100% 90% 80%
kontribusi
70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 2001
2002
2003
2004
tahun Total Pajak
Total Retribusi Daerah
Total Dana Perimbangan
Total Penerimaan Daerah Lainnya
TABEL .10 KONTRIBUSI MASING-MASING SUMBER PENDAPATAN DAERAH KOTA SAMARINDA 2001-2004 Uraian
2001
2002
2003
2004
Total Pajak
2,49%
3,41%
3,66%
3,84%
Total Retribusi Daerah
4,33%
3,39%
3,48%
4,09%
Total Dana Perimbangan
93,09%
90,83%
90,32%
90,62%
Total Penerimaan Daerah Lainnya
0,10%
2,37%
2,54%
1,45%
Total
100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
Sumber: data diolah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Samarinda 2005-2010
78
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Pertumbuhan Kontribusi Pendapatan Daerah Kota Samarinda (2001-2004)
pertumbuhan
100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% 2001
2002
2003
2004
tahun Total Pajak Total Retribusi Daerah Total Dana Perimbangan Total Penerimaan Daerah Lainnya
Dengan demikian pengelolaan anggaran pendapatan daerah harus diperhatikan upaya untuk peningkatan pendapatan pajak dan retribusi daerah tanpa harus menambah beban bagi masyarakat. Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih sangat rendah kontribusinya untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada publik. Oleh sebab itu arah pengelolaan Pendapatan daerah kota Samarinda tahun 2005 - 2010 yaitu mobilisasi sumber-sumber PAD lebih difokuskan pada upaya untuk peningkatan retribusi dan pajak daerah yang proporsional dengan memperhatikan pada aspek keadilan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Samarinda 2005-2010
79
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
5.2 Arah Pengelolaan Belanja Daerah Belanja daerah diarahkan pada peningkatan proporsi belanja untuk memihak
kepentingan
publik,
disamping
tetap
menjaga
eksistensi
penyelenggaraan Pemerintahan. Dalam penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi, efektivitas dan penghematan sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan programprogram strategis daerah. Di sisi belanja daerah, terjadi peningkatan alokasi anggaran untuk sektor
pendidikan,
kesehatan,
meningkatkan
akses
penduduk
untuk
mendapatkan perumahan yang layak, meningkatkan ketahanan pangan serta meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur di perdesaan dan daerah terpencil. Di samping itu, terjadi penurunan subsidi secara bertahap terutama subsidi yang tidak terarah pada masyarakat miskin (untargeted subsidy), dan pengendalian peningkatan anggaran untuk belanja pegawai.
5.3 Kebijakan Umum Anggaran 5.3.1. Pendapatan Daerah Formulasi
kebijakan
dalam
mendukung
pengelolaan
anggaran
pendapatan daerah akan lebih difokuskan pada upaya untuk mobilisasi pendapatan asli daerah dan penerimaan daerah lainnya. Pertumbuhan komponen Pajak Daerah, Retribusi Daerah akan menjadi faktor yang penting dalam
mendorong
kemampuan
pertumbuhan
peranan
perusahaan
PAD
serta
daerah
mendorong
untuk
dapat
peningkatan memberikan
kontribusinya kepada Pendapatan Asli Daerah. Sedangkan untuk Dana Perimbangan, komponen Bagi Hasil Pajak serta komponen Bagi Hasil Bukan Pajak dan Bantuan Keuangan Provinsi adalah 2 unsur yang cukup penting
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Samarinda 2005-2010
80
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
dalam mendorong pertumbuhan Dana Perimbangan yang akan diperoleh nantinya. Ditinjau dari komposisi Pendapatan Daerah, trend kenaikkan peranan PAD dan trend penurunan dari peranan Dana Perimbangan sampai dengan 2010 diperkirakan akan terus berlangsung meskipun dalam kaitan tersebut diperkirakan dominasi peranan Dana Perimbangan dalam membentuk total perolehan Pendapatan Daerah akan tetap diatas peranan PAD. Terdapat beberapa hal yang cukup penting terkait dengan prospek keuangan daerah kedepan yang antara lain adalah : 1. Bahwa peranan sektor Pajak Daerah dan Retribusi dalam memberikan sumbangan ke PAD, kedepan tampaknya akan semakin penting. Untuk itu, upaya untuk terus melakukan ekstensifikasi melalui perluasan basis pajak tanpa harus menambah beban kepada masyarakat maupun intensifikasi melalui upaya yang terus menerus dalam melakukan perbaikan kedalam dan senantiasa meningkatkan kesadaran wajib pajak dan retribusi dalam memenuhi kewajibannya adalah hal yang mutlak untuk tetap dilanjutkan secara konsisten termasuk dalam upaya untuk terus meningkatkan efisiensi, di tubuh penyelenggara pemerintahan daerah kota Samarinda. Upaya ekstensifikasi pajak sebagaimana yang telah disampaikan, tampaknya tidak cukup hanya mengandalkan kondisi sarana prasarana kota yang ada seperti saat ini. Untuk itu kedepan, prioritas pembangunan kota harus benar-benar fokus pada sektor-sektor yang mampu menarik investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi kota dalam upaya meningkatkan daya beli masyarakat yang dalarn hal ini tentunya harus dilakukan dengan tanpa mengesampingkan konsistensi dalam menekan ketimpangan pendapatan masyarakat sebagai bentuk upaya untuk
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Samarinda 2005-2010
81
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
menekan angka kemiskinan, serta tetap memperhatikan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan masyarakat yang ada di kota Samarinda. Perlunya penetapan formulasi kebijakan diatas, dimaksudkan agar peningkatan pendapatan daerah pada tahun 2005-2010 diupayakan untuk tetap menjaga penciptaan iklim yang kondusif bagi pengembangan dunia usaha, sehingga keberadaannya diharapkan dapat mewujudkan stabilitas fiskal daerah khususnya dalam memberikan ketersediaan melalui perluasan basis pajak tanpa harus menambah beban kepada masyarakat maupun intensifikasi melalui upaya yang terus menerus dalarn melakukan perbaikan kedalam dan senantiasa meningkatkan kesadaran wajib pajak dan retribusi dalarn memenuhi kewajibannya adalah hal yang mutlak untuk tetap dilanjutkan secara konsisten termasuk dalarn upaya untuk terus meningkatkan efisiensi, di tubuh penyelenggara pemerintahan daerah kota Samarinda. 2. Upaya ekstensifikasi pajak sebagaimana yang telah disampaikan, tampaknya tidak cukup hanya mengandalkan kondisi saranaprasarana kota yang ada seperti saat ini. Untuk itu kedepan, prioritas pembangunan kota harus benar-benar fokus pada sektor-sektor yang mampu menarik investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi kota dalarn upaya meningkatkan daya beli masyarakat yang dalam hal ini tentunya harus dilakukan dengan tanpa mengesampingkan konsistensi dalarn menekan ketimpangan pendapatan masyarakat sebagai bentuk upaya untuk menekan angka kemiskinan, serta tetap memperhatikan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan masyarakat yang ada di kota Samarinda. Perlunya penetapan formulasi kebijakan diatas, dimaksudkan agar peningkatan pendapatan daerah pada tahun 2005-2010 diupayakan untuk tetap menjaga penciptaan iklim yang kondusif bagi pengembangan dunia Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Samarinda 2005-2010
82
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
usaha, sehingga keberadaannya diharapkan dapat mewujudkan stabilitas fiskal daerah khususnya dalam memberikan ketersediaan sumber pembiayaan dalam menjaga kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Secara teoritis, pendapatan daerah akan sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonornian daerah yang akan terjadi sampai dengan tahun 2010, atau dengan kata lain, bahwa suatu pendapatan daerah termasuk Pendapatan Asli Daerah harus benar-benar mampu merespon perkembangan ekonomi yang diperkirakan akan terjadi. Dengan menggunakan pendekatan analisis pertumbuhan elastisitas dalam menghitung proyeksi PAD, serta dengan meletakkan beberapa asumsi, seperti: a. Pertumbuhan ekonomi kota Samarinda. b. Tingkat inflasi. c. ICOR tahunan selama periode proyeksi. d. Kebutuhan investasi selama periode proyeksi. e. Tax Ratio (PAD terhadap PDRB) selama periode proyeksi. f.
Komponen Dana Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan Propinsi pada Dana Perimbangan.
g. Komponen DAU, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak pada Dana Perimbangan, serta Lain-lain Pendapatan yang Sah.
5.3.2. Belanja Daerah Kebijakan belanja daerah pada periode 5 (lima) tahun kedepan (2005-2010) akan melanjutkan efisiensi dan efektifitas pengeluaran untuk belanja aparatur, sehingga trend kedepan komposisinya untuk pelayanan publik semakin bertambah besar. Selain itu untuk belanja pelayanan publik yang bernilai ekonomis akan lebih didorong kepada pengeluaran yang bersifat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Samarinda 2005-2010
83
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
cost recovery dan menjadi faktor pendorong keterlibatan sektor swasta dan masyarakat untuk melakukan investasi, sehingga nantinya belanja pelayanan publik yang bernilai ekonomis tidak lagi membebani belanja daerah, tetapi sebaliknya akan menjadikan sebagai pendapatan daerah. Perhitungan secara teoris dengan asumsi dasar yang kuat tentang kedua kebijakan diatas yang berkaitan dengan proyeksi pendapatan daerah dan proyeksi belanja daerah akan sangat strategis di dalam penyusunan Rencana Pernbangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2005 - 2010. Guna mewujudkan Kota Samarinda yang mandiri, sebagai antisipasi kemungkinan terus menurunnya dana perimbangan yang diterima dari pemerintah pusat, perlu diusahakan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dengan tetap mengusahakan semaksimal mungkin berbagai kebijakan yang akan dilakukan tidak membebani masyarakat.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Samarinda 2005-2010
84