BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Statistik Deskriptif Model-Model Konstruk Analisis statistik deskriptif dilakukan terhadap 7 variabel laten yang terdiri atas: subjective norm (SNORM), image (IM), result demontrability (RD), perceived risk (PRISK), perceived usefulness (PU), perceived ease of use (PEOU), dan intention to adopt (INTENT) Analisis deskriptif dilakukan bertujuan untuk melihat karakteristik atau profil jawaban responden berupa persepsi subjective norm (SNORM), image (IM), result demontrability (RD), perceived risk (PRISK), perceived usefulness (PU), perceived ease of use (PEOU), terhadap intention to adopt (INTENT) teknologi layanan SMS Banking.
5.1.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Laten Model Penerimaan Teknologi Rekapitulasi jawaban responden mengenai penerimaan teknologi SMS Banking dapat dilihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1 ini dapat dilihat bahwa nilai rata-rata untuk masing-masing variabel manifes lebih besar dari 3 sehingga bisa dikatakan memiliki nilai ratarata tinggi (Kasegrina, 2007). Rata-rata tertinggi terdapat pada variebel manifes PEOU 1 (5.78) yang memiliki arti penggunaan SMS Banking memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi perbankannya. Tabel 5.1 terdapat nilai standar deviasi untuk masing-masing variabel manifes. Nilai standar deviasi yang merupakan hasil dari penyebaran kuesioner didapatkan nilainya ≥ 0.7, dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap jawaban variabel model penelitian penerimaan teknologi (Kasegrina, 2007).
98
Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Variabel Laten Model Penerimaan Teknologi SMS Banking VARIABEL MANIFES SNORM1 (SUBJECIVE NORM)
SNORM2 SNORM3 IM1
(IMAGE)
IM2 IM3 RD1
(RESULT DEMONSTRABILITY)
RD2 RD3
STSS 48 14.46% 48 14.46% 34 10.24% 22 6.63% 45 13.55% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
FREKUENSI SKALA SIKAP STNDR MEAN TOTAL DEV STS TS N S SS SSS 22 22 30 91 85 34 332 4.46 1.911 6.63% 6.63% 9.04% 27.41% 25.60% 10.24% 100.00% 32 35 74 57 76 10 332 3.99 1.778 9.64% 10.54% 22.29% 17.17% 22.89% 3.01% 100.00% 24 12 78 108 76 0 332 4.30 1.552 7.23% 3.61% 23.49% 32.53% 22.89% 0.00% 100.00% 33 34 78 67 54 44 332 4.42 1.723 9.94% 10.24% 23.49% 20.18% 16.27% 13.25% 100% 12 46 66 98 31 34 332 4.17 1.753 3.61% 13.86% 19.88% 29.52% 9.34% 10.24% 100.00% 33 12 98 69 100 20 332 4.76 1.350 9.94% 3.61% 29.52% 20.78% 30.12% 6.02% 100% 10 12 81 78 119 32 332 5.14 1.178 3.01% 3.61% 24.40% 23.49% 35.84% 9.64% 100.00% 0 33 56 101 99 43 332 5.19 1.162 0.00% 9.94% 16.87% 30.42% 29.82% 12.95% 100.00% 0 10 90 123 99 10 332 5.03 0.901 0.00% 3.01% 27.11% 37.05% 29.82% 3.01% 100.00%
NOTE: STSS (sangat tidak setuju sekali), STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju), N (netral), S (setuju), SS (sangat setuju), SSS (sangat setuju sekali)
99
Tabel 5.1 Lanjutan Statistik Deskriptif Variabel Laten Model Penerimaan Teknologi SMS Banking VARIABEL MANIFES PRISK1 (PERCEIVED RISK)
PRISK2 PRISK3 PU1
(PERCEIVED USEFULNESS)
PU2 PU3
PEOU1 PEOU2 (PERCEIVED EASE OF USE)
PEOU3 PEOU4 PEOU5
STSS 11 3.31% 11 3.31% 21 6.33% 0 0.00% 10 3.01% 10 3.01%
STS 10 3.01% 32 9.64% 20 6.02% 10 3.01% 0 0.00% 12 3.61%
TS 32 9.64% 21 6.33% 23 6.93% 0 0.00% 12 3.61% 10 3.01%
0 0.00% 10 3.01% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
10 3.01% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 10 3.01%
10 3.01% 0 0.00% 12 3.61% 10 3.01% 0 0.00%
SKALA SIKAP N S 88 88 26.51% 26.51% 79 99 23.80% 29.82% 56 123 16.87% 37.05% 45 188 13.55% 56.63% 81 107 24.40% 32.23% 70 98 21.08% 29.52%
12 3.61% 24 7.23% 52 15.66% 42 12.65% 42 12.65%
78 23.49% 155 46.69% 111 33.43% 87 26.20% 124 37.35%
SS 82 24.70% 56 16.87% 79 23.80% 67 20.18% 110 33.13% 91 27.41%
SSS 21 6.33% 34 10.24% 10 3.01% 22 6.63% 12 3.61% 41 12.35%
123 99 37.05% 29.82% 132 11 39.76% 3.31% 124 33 37.35% 9.94% 160 33 48.19% 9.94% 134 22 40.36% 6.63%
FREKUENSI TOTAL 332 100.00% 332 100.00% 332 100.00% 332 100.00% 332 100.00% 332 100.00%
332 100.00% 332 100.00% 332 100.00% 332 100.00% 332 100.00%
MEAN
STNDR DEV
4.69
1.365
4.59
1.518
4.56
1.473
5.11
0.930
4.97
1.162
5.02
1.383
5.78
1.178
5.27
1.007
5.34
0.978
5.49
0.941
5.32
0.983
100
Tabel 5.1 Lanjutan Statistik Deskriptif Variabel Laten Model Penerimaan Teknologi SMS Banking SKALA SIKAP
VARIABEL MANIFES
INTENT1 (INTENTION)
INTENT2 INTENT3
FREKUENSI TOTAL
STSS
STS
TS
N
S
SS
SSS
11
10
34
31
135
100
11
332
3.31%
3.01%
10.24%
9.34%
40.66%
30.12%
3.31%
100.00%
0
31
34
12
100
134
21
332
0.00%
9.34%
10.24%
3.61%
30.12%
40.36%
6.33%
100.00%
0
33
33
66
80
99
21
332
0.00%
9.94%
9.94%
19.88%
24.10%
29.82%
6.33%
100.00%
MEAN
STNDR DEV
4.85
1.306
5.01
1.396
4.73
1.405
NOTE: STSS (sangat tidak setuju sekali), STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju), N (netral), S (setuju), SS (sangat setuju), SSS (sangat setuju sekali)
101
5.1.1.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Laten Subjective Norm
SNORM1: Teman, mendorong responden untuk menggunakan SMS Banking. Jawaban responden pada variabel SNORM 1 ini sebesar 27.41% setuju dan sebanyak 85 orang (25.6%) responden menjawab sangat setuju bahwa teman akan mempengaruhi rsponden agar menggunakan layanan SMS Banking. Sebanyak 14.46%, 6.63%, 6.63%, 9.04%, dan 10.24% menjawab sangat tidak setuju sekali, sangat tidak setuju, tidak setuju, dan netral serta sangat setuju sekali.
SNORM2: Kerabat/saudara serta rekan kerja akan mempengaruhi responden dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan SMS Banking. Responden menjawab 14.46 sangat tidak setuju sekali, 9.64% sangat tidak setuju, 10.54% tidak setuju, 22.29 % netral, 17.17% setuju, dan 22.89% sangat setuju serta sebesar 3.01% menjawab sangat setuju sekali.
SNORM3: Ketersediaan fasilitas penunjang teknologi SMS Banking (teknologi mobile phone). akan mempengaruhi responden dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan SMS Banking Variabel SNORM3 ini responden menjawab netral, setuju dan sangat setuju sebesar 23.49%, 32.53%,dan 22.89%. Dari jawaban responden dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi teknologi ponsel yakni SMS memiliki peranan yang cukup besar untuk mempengaruhi responden dalam mengambil keputusan untuk mengadopsi \dan menggunakan SMS Banking
5.1.1.2 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Laten Image Pertanyaan yang membangun variabel image adalah:
IM1: Menggunakan SMS Banking akan memberikan status lebih tinggi bagi penggunanya.
102
Dari tabel 5.1 dapat diketahui nilai yang paling banyak menjawab netral yakni sebesar 78 orang (23.49%) responden dan 67 orang (20.18%) responden yang menjawab setuju. Hal ini mengindikasikan SMS Banking tidak memberikan kontribusi yang sangat besar pada status penggunanya.
IM2: Pengguna SMS Banking akan lebih bergengsi dibandingkan orang lain yang belum menggunakan. Sebanyak 98 orang (29.52%) responden yang menjawab setuju bahwa penggunaan SMS Banking oleh responden akan lebih bergengsi dibandingkan dengan yang belum menggunakan layanan perbankan tersebut.
Pengguna SMS Banking akan lebih mengikuti trend dibandingkan orang lain yang belum menggunakan. Responden menjawab sangat setuju sekali (100 orang atau sebesar 30.12%) bahwa pengguna SMS Banking lebih mengikuti tren dibandingkan dengan yang belum menggunakannya. Sebanyak 69 orang (20.78%) responden berpendapat setuju dan sebanyak 98 orang (29.52%) responden bersikap netral terhadap pertanyaan variabel IM3 ini.
5.1.1.3 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Laten Result Demonstrability Pertanyaan yang membangun variabel result demonstrability adalah:
RD1: Responden merasa tidak mengalami kesulitan dalam memberikan petunjuk penggunaan SMS Banking untuk orang lain. Sebanyak 119 orang (35.84%) responden merasa sangat setuju, 23.47% (78 orang) setuju bahwa responden tidak akan mengalami kesulitan ketika menunjukkan atau memberi tahu orang lain dalam menggunakan SMS Banking. Gejala ini menunjukkan responden telah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai tata cara penggunaan SMS Banking sehingga tidak merasa kesulitan jika memberi informasi pada orang lain mengenai memberikan petunjuk.
103
RD2: Responden merasa mampu memberikan penjelasan kepada orang lain mengenai kelebihan dan kekurangan SMS Banking. Reponden merasa sangat setuju (99 orang responden atau sebanyak 29.82%) dan setuju (101 orang responden atau sebesar 30.42%) merasa mampu menceritakan serta memberikan penjelasan mengenai kelebihan SMS Banking kepada orang lain. Tidak terdapat responden yang menjawab sangat tidak setuju sekali dan sangat tidak setuju.
RD3: Responden merasa bahwa penggunaan SMS Banking memberikan hasil yang lebih baik. Dari 332 keseluruhan responden, sebanyak 123 orang (37.05%) menjawab setuju, 99 orang (29.82%) responden sangat setuju bahwa SMS Banking memberikan hasil lebih baik bagi responden dibanding menggunakan layanan lainnya.
5.1.1.4 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Laten Perceived Risk Pertanyaan yang membangun variabel perceived risk adalah:
PRISK1: Responden tidak merasa yakin akan aspek keamanan dari layanan SMS Banking. Dari Tabel 5.1 diketahui sebanyak 88 orang (26.51%) responden setuju dengan pernyataan variabel PRISK1 dan sebanyak 82 orang (24.7%) responden merasa sangat setuju bahwa layanan SMS Banking aspek keamanannya masih belum terjamin.
PRISK2 : Responden percaya Informasi transaksi menggunakan SMS Banking tidak akan mudah diketahui oleh orang lain Akibat merasa tidak percaya akan layanan SMS Banking, 29.82% responden setuju dengan informasi yang diberikan menggunakan ponsel akan mudah diketahu orang lain, namun sebanyak 79 orang (23.8%) responden pernyataan persepsi yang netral. Namun jika dilihat distribusi data yang didapat, lebih dari 55% responden menyatakan kesamaan
104
persepsi mengenai mudah bocornya informasi keuangan mereka jika menggunakan layanan SMS Banking.
PRISK3: Responden percaya bahwa informasi transaksi SMS Banking tidak mudah disalahgunakan oleh orang lain. Variabel PRISK3 ini mendukung dan menguatkan persepsi variabel PRISK2 yang merupakan indikator dari faktor kepercayaan (trust) responden, dimana sebanyak 123 orang (37.05%) responden setuju dan 79 orang (23.8%) sangat setuju apabila informasi yang digunakan melalui SMS Banking akan lebih mudah disalahgunakan. Hal ini bisa terjadi apabila responden yang menggunakan layanan ini lupa menghapus perintah SENT ITEM pada folder OUTBOX di ponselnya, apabila ada orang yang tidak bertanggung jawab mengetahui kode rahasia pengguna layanan tersebut, bisa terjadi penyalahgunaan informasi.
5.1.1.5 Analisis Statistik Deskriptif Variabel Laten Perceived Usefulness
PU1: SMS Banking membantu dalam menghemat waktu dalam mengatur keuangan penggunanya. Sebesar 56.63% (188 orang) responden menjawab setuju dan sebanyak 67 orang atau sebesar 20.18% menjawab sangat setuju dengan pernyataan pada variebel PU. Hal ini menunjukkan bahwa SMS Banking membantu responden menghemat penggunaan waktu dalam transaksi keuangan pada nasabah penggunanya. Hanya sebanyak 10 orang responden (3.01%) yang tidak setuju dengan pernyataan persepsi pada variabel PU1 ini.
PU2: SMS Banking memiliki kelebihan dalam mengatur finansial responden karena dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja dengan menggunakan ponsel. Reponden yang menjawab setuju dan sangat setuju dengan variabel ini sebesar 107 (32.23%) orang responden dan 110 orang (33.13%) responden. Banyaknya yang sertuju membuktikan bahwa layanan SMS Banking
105
memang lebih efisien baik dari segi waktu dan secara finansial dibandingkan menggunakan ATM ataupun langsung datang ke counter bank cabang maupun kantor pusat. Pada layanan SMS Banking ini nasabah memiliki keistimewaan dapat mengatur keuangannya 24 jam tsnps libur dengan hsnys menggunakan ponselnya.
PU3: SMS Banking merupakan salah satu cara telekomunikasi yang lebih mudah dan murah untuk mengatur keuangan anda.. Sejalan dengan pernyataan pada variabel PU1, variabel pada PU3 ini juga mengindikasikan gejala yang sama, yakni: 70 orang responden menjawab setuju, 91 (27.41%) orang responden menjawab sangat setuju, dan 98 (29.52%) orang menjawab setuju.
5.1.1.6 Analisis Statistik Deskriptif Variabel Laten Perceived Ease of Use
PEOU1: SMS Banking memberikan kemudahan melakukan transaksi perbankan. Dari analisis statistik deskriptif pada tabel 5.1, variabel ini memiliki nilai mean paling besar, hal ini juga dapat dilihat dengan besarnya responden yang menjawab setuju (78 orang atau sebesar 23.49%), sangat setuju (123 orang atau sebesar), dan sangat setuju sekali (99 orang tau sebesar 29.82%). Hanya sebanyak 32 orang responden yangtidak setujuu dengan pernyataan pada variabel PEOU1 ini.
PEOU2: SMS Banking sangat mudah digunakan.tanpa harus melakukan effort yang lebih. Akibat mudahnya penggunaan pada layanan SMS Banking ini sebanyak 155 orang (46.69%) menjawab setuju, 132 orang (39.76%) menjawab setuju sekali dan sebesar 3.33% (10 orang responden) menjawab sangat setuju sekali.
PEOU3: Responden percaya dengan menggunakan SMS Banking akan dapat melakukan transaksi apapun.
106
Transaksi keuangan yang ditawarkan layanan SMS Banking ini cukup lengkap, dari pembayaran berbagai macam tagihan, transfer dana, pengisian pulsa operator gsm dan cdma, dan fasilitas lainnya membuat responden sebanyak 124 orang (37.35%) menjawab sangat setuju, 111 orang responden (33.43%)menjawab setuju dengan variabel PEOU3.
PEOU4: Tidak banyak usaha yang dilakukan dalam menggunakan SMS Banking. Responden menyatakan netral (12.65%), setuju (37.35%), dan sangat setuju (40.36%) jika dalam penggunaan SMS Banking tidak perlu banyak usaha yang harus dilakukan responden / penggunan layanan. Hal ini mengindikasikan bahwa SMS merupakan teknologi yang biasa dipakai sehari-hari oleh responden, sehingga responden tidak perlu melakukan usaha apapun dalam menggunakan SMS Banking.
5.1.1.7 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Laten Intention to Adopt
INTENT1: Rencana responden mengadopsi SMS Banking dalam waktu 6 bulan kedepan. Variabel ini menyangkut niat responden untuk mengadopsi teknologi SMS Banking secara regular dalam waktu 6 bulan kedepan, dari hasil kuesioner yang didapat dalam penelitian ini, sebanyak 40.66% responden menjawab setuju dan sebanyak 30.12% sangat setuju. Variabel ini bisa saja untuk responden yang sudah menggunakan layanan SMS Banking maupun yang pengguna potensial layanan SMS Banking walauppun sebagian besar yang menjawab sangat setuju sekali dan sangat setuju adalah yang sudah menjadi pengguna SMS Banking baik secara aktif maupun pasif.
INTENT2: Rencana responden menggunakan layanan SMS Banking secara aktif dalam waktu 6 bulan kedepan. Variabel ini dapat menggambarkan trend penggunaan SMS Banking khususnya bagi pengguna potensial di masa 6 bulan kedepan. Sebagian
107
besar menjawab positif variabel ini, sebanyak 100 orang responden menjawab setuju (30.12%), 134 orang responden menjawab sangat setuju (40.36%), dan 21 orang menjawab sangat setuju sekali (6.33%).
INTENT3: Rencana responden menggunakan fasilitas finansial perbankan melalui new e-channel lainnya (Internet banking) dalam waktu 6 bulan kedepan.. Variabel INTENT3 ini mendukung pernyataan responden pada variebel sebelumnya (INTENT2), hal ini tampak pada nilai persentase antara kedua variabel ini hampir sama.
5.2 Analisis Model Konstruk variabel Laten Penelitian Pada tahap ini akan membahas mengenai enam model Konstruk variabel laten penelitian. Tahap awal adalah melihat karakteristik pengukuran validitas dan reliabilitas yang merupakan suau dasar kepengukuran. Analisis dan pembahasan model konstruk berdasarkan atas nilai-nilai yang dihasilkan pengukuran dari masing-masing variabel penelitian. Validitas konstruk bertujuan untuk menguji suatu variabel manifes dapat mengukur variabel laten yang dibentuknya. Hasil uji validitas konsruk akan diketahui variabel manifes yang signifikan membangun model konstruk yaitu dengan melihat koefisien pembentuk model, kontribusi pembentuk yang dihasilkan serta dengan melihat nilai t-value. Reliabilitas
atau
kehandalan
variabel
manifes
menunjukkan
konsistensi
pengukuran terhadap variabel latennya. Reliabilitas variabel manifes dapat dilihat pada nilai R2 (kuadrat korelasi berganda) yang dapat menjelaskan ukuran proporsi varian variabel manifes yang dijelaskan oleh variabel laten. 5.2.1 Analisis Model Konstruk variabel Laten Norma Subyektif Software LISREL 8.3 digunakan untuk mengolah data untuk mengetahui variabel manifes mana yang paling signifikan membangun variabel konstruk norma
108
subyektif. Hasil pengolahan analisis model konstruk variabel laten subjective norm dapat dilihat pada Tabel 5.2 dibawah ini: Tabel 5.2 Nilai Bobot Faktor Model Konstruk Norma Subyektif Variabel
Bobot Faktor
Error Variance
t-values
R2
SNORM1
0.95
0.09
23.36
0.91
SNORM2
0.92
0.18
21.41
0.82
SNORM3
0.98
0.03
24.79
0.97
Dapat diketahui dari tabel 5.2 variabel yang memiliki faktor bobot yang paling besar terhadap norna subyektif adalah SNORM3 dengan nilai bobot faktor sebesar 0.98 namun kedua variabel konstruk pembentuk subjective norm lainnya (SNORM1 dan SNORM2) memiliki nilai bobot faktor yang hampir sama besar dengan SNORM3. Keseluruhan variabel manifes ini memiliki nilai diatas cut-off value sebesar 0.4-0.5 (Hair, et. Al., 1998) yang artinya model pengukuran semua indikator memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. 5.2.2 Analisis Model Konstruk variabel Laten Image Pengolahan data dalam menganalisis model konstruk variabel laten image menggunakan LISREL 8.3 yang hasilnya digunakan agar peneliti mengetahui variabel manifes yang mana secara signifikan membangun variabel pencitraan. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini: Tabel 5.3 Nilai Bobot Faktor Model Konstruk Pencitraan Variabel
Bobot Faktor
Error Variance
t-values
R2
IM1
0.95
0.089
23.38
0.91
IM2
0.91
0.18
21.41
0.82
IM3
0.98
0.030
24.79
0.97
Pada Tabel 5.3 dapat dilihat memiliki nilai bobot faktor yang relatif besar (syarat cut off point diatas 0.5), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga variabel manives IM1, IM2, IM3 sebagai pembentuk variabel laten pencitraan (image) keseluruhan
109
indikator model kepengukurannya memiliki validitas dan kehandalan yang baik dan memadai. Variabel yang memiliki faktor bobot yang paling besar terhadap pencitraan (image) adalah IM3 dengan nilai bobot faktor sebesar 0.98. 5.2.3 Analisis Model Konstruk variabel Laten Result Demonstrability Pengujian validitas dan reliabilitas indikator pembentuk model konstruk result demonstrability menggunakan LISREL 8.3 digunakan mengetahui variabel manifes yang signifikan membangun variabel demonstabilitas hasil. Tabel 5.4 menunjukkan nilai bobot faktor untuk ketiga indikator pembentuk variabel laten memiliki nilai diatas cut off point (≥ 0.5), sehingga ketiga indikator tersebut signifikan membangun variabel laten demonstrabilitas hasil. Adapun hasil rekapitulasi pengolahan data tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.4 dibawah ini: Tabel 5.4 Nilai Bobot Faktor Model Konstruk Result Demonstrability Variabel
Bobot Faktor
Error Variance
t-values
R2
RD1
0.95
0.089
23.38
0.91
RD2
0.91
0.18
21.41
0.82
RD3
0.98
0.030
24.79
0.97
5.2.4 Analisis Model Konstruk variabel Laten Perceived Risk Agar mengetahui mengetahui variabel manifes yang signifikan membangun variabel resiko yang dirasakan maka diperlukan pengolahan data sehingga dapat diketahui indikator mana saja yang secara signifikan membangun model konstruk perceived risk. Adapun hasil pengolahan data yang menggunakan LISREL 8.3 dapat dilihat pada Tabel 5.5.
110
Tabel 5.5 Nilai Bobot Faktor Model Konstruk Resiko yang Dirasakan Variabel
Bobot Faktor
Error Variance
t-values
R2
PR1
0.95
0.089
23.38
0.91
PR2
0.91
0.18
21.41
0.82
PR3
0.98
0.030
24.79
0.97
5.2.5 Analisis Model Konstruk variabel Laten Perceived Usefulness Analisis model konstruk variabel laten perceived usefulness agar mengetahui variabel manifes yang signifikan membangun variabel perceived usefulness bisa dilihat nilai bobot faktor, bisa dilihat pada tabel 5.6 yang menunjukkan nilai bobot faktor ketiga indikator pembentuk variabel laten (PU1, PU2 dan PU3) memiliki nilai ≥ 0.5 yang menurut Hair (1998) mengindikasikan variabel manifes tersebut memiliki validitas dan reliabilitas baik sehingga ketiga indikator tersebut (PU1, PU2, PU3) signifikan membangun variabel laten kegunaan yang dirasakan. Adapun hasil rekapitulasi pengolahan data tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.6 dibawah ini: Tabel 5.6 Nilai Bobot Faktor Model Konstruk Perceived Usefulness Variabel
Bobot Faktor
Error Variance
t-values
R2
PU1
0.95
0.089
23.38
0.91
PU2
0.91
0.18
21.41
0.82
PU3
0.98
0.030
24.79
0.97
5.2.6 Analisis Model Konstruk variabel Laten Perceived Ease of Use Pengolahan data dalam menganalisis model konstruk variabel laten perceived ease of use menggunakan LISREL 8.3 yang hasilnya digunakan agar peneliti mengetahui variabel manifes yang mana secara signifikan membangun variabel perceived ease of use. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut ini:
111
Tabel 5.7 Nilai Bobot Faktor Model Konstruk Perceived Ease of Use Variabel
Bobot Faktor
Error Variance
t-values
R2
PEOU1
0.95
0.089
7.97
0.91
PEOU2
0.91
0.18
11.16
0.82
PEOU3
0.99
0.030
3.10
0.97
PEOU4
- 0.14
0.98
12.86
0.020
Pada Tabel 5.7 dapat dilihat memiliki nilai bobot faktor yang relatif besar (syarat cut off point diatas 0.5), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga variabel manives PEOU1, PEOU2, PEOU3 sebagai pembentuk variabel laten perceived ease of use, ketiga indikator model kepengukurannya tersebut memiliki validitas dan kehandalan yang baik dan memadai. Sedangkan untuk PEOU4 memiliki nilai bobot faktor kecil yang mengindikasikan variabel ini tidak signifikan membangun variabel perceived ease of use. 5.2.7 Analisis Model Konstruk variabel Laten Intention to Adopt SMS Banking Agar mengetahui mengetahui variabel manifes yang signifikan membangun intention to adopt yang dirasakan maka diperlukan pengolahan data sehingga dapat diketahui indikator mana saja yang secara signifikan membangun model konstruk intention. Adapun hasil pengolahan data yang menggunakan LISREL 8.3 dapat dilihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8 Nilai Bobot Faktor Model Konstruk Intention to Adopt Variabel
Bobot Faktor
Error Variance
t-values
R2
INTENT1
0.95
0.089
23.38
0.95
INTENT2
0.91
0.18
21.41
0.91
INTENT3
0.98
0.030
24.79
0.98
Tabel 5.8 menunjukkan nilai bobot faktor untuk ketiga indikator pembentuk variabel laten memiliki nilai diatas cut off point (≥ 0.5), sehingga ketiga indikator
112
tersebut (INTENT1, INTENT2, INTENT3) signifikan membangun variabel laten intention to adopt. 5.3 Evaluasi Hipotesis Penelitian Dari model struktural yang terbentuk, diperoleh koefisien hubungan antar variabel didalamnya. Koefisien tersebut terdiri atas koefisien hubungan antar variabel laten dan nilai kontribusi dari variabel-variabel manifes pembentuk variabel laten tersebut. Hubungan yang terjadi pada model struktural ini merupakan dasar evaluasi terhadap hipotesis penelitian. Tingkat signifikansi setiap hubungan antar variabel laten dilihat dati t-value harus lebuh besar dari 1.96 untuk hubungan positif, dan kuarang dari -1.96 untuk hubungan negatif (tingkat kepercayaan α = 0.05) 5.3.1 Pengujian Hipotesis 1 : Subjective norm memiliki dampak positif secara langsung pada percieved usefulness. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh subjective norm terhadap perceived usefulness. Prosedur pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
H0 : ρ1 = 0
Subjective norm secara tidak signifikan memiliki dampak positif pada kegunaan yang dirasakan
H1 : ρ1 ≠ 0
Subjective norm secara signifikan memiliki dampak positif pada kegunaan yang dirasakan
Tingkat signifikansi ; α = 0.05 diperoleh nilai tabel t adalah ±1.96
Kriteria penerimaan : H0 diterima jika : -1.96 < t-values < 1.96 H1 diterima jika : t-values > 1.96 atau t-values < 1.96
Diperoleh nilai t-values (8.70) > 1.96 maka H1 Diterima Disimpulkan bahwa subjective norm secara signifikan berdampak positif pada
perceived usefulness. (HIPOTESIS PENELITIAN DITERIMA)
113
5.3.2 Pengujian Hipotesis 2: Subjective norm memiliki dampak positif image. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh subjective norm terhadap image. Prosedur pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
H0 : ρ1 = 0
Subjective norm tidak signifikan mempengaruhi image
H1 : ρ1 ≠ 0
Subjective norm signifikan mempengaruhi image
Tingkat signifikansi ; α = 0.05 diperoleh nilai tabel t adalah ±1.96
Kriteria penerimaan : H0 diterima jika : -1.96 < t-values < 1.96 H1 diterima jika : t-values > 1.96 atau t-values < 1.96
Diperoleh nilai t-values (0) < 1.96 maka H0 Diterima Disimpulkan bahwa subjective norm TIDAK berdampak secara signifikan pada
image. (HIPOTESIS PENELITIAN DITOLAK) 5.3.3 Pengujian Hipotesis 3 : Image memiliki dampak positif terhadap percieved usefulness SMS Banking Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh image terhadap perceived usefulness. Prosedur pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
H0 : ρ1 = 0
Image secara tidak signifikan berdampak positif terhadap kegunaan yang dirasakan
H1 : ρ1 ≠ 0
Image secara signifikan berdampak positif terhadap kegunaan yang dirasakan
Tingkat signifikansi ; α = 0.05 diperoleh nilai tabel t adalah ±1.96
Kriteria penerimaan : H0 diterima jika : -1.96 < t-values < 1.96 H1 diterima jika : t-values > 1.96 atau t-values < 1.96
Diperoleh nilai t-values (0) < 1.96 maka H0 Diterima Disimpulkan bahwa image secara signifikan berdampak positif terhadap
perceived usefulness. (HIPOTESIS PENELITIAN DITOLAK)
114
5.3.4 Pengujian Hipotesis 4 : Result demonstrability memiliki dampak positif pada percieved usefulness SMS Banking Pengujian
hipotesis
dilakukan
untuk
mengetahui
pengaruh
result
demonstrability terhadap perceived usefulness. Prosedur pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
H0 : ρ1 = 0
Result demonstrability secara tidak signifikan berdampak positif terhadap percieved usefulness SMS Banking
H1 : ρ1 ≠ 0
Result demonstrability secara signifikan berdampak positif terhadap percieved usefulness SMS Banking
Tingkat signifikansi ; α = 0.05 diperoleh nilai tabel t adalah ±1.96
Kriteria penerimaan : H0 diterima jika : -1.96 < t-values < 1.96 H1 diterima jika : t-values > 1.96 atau t-values < 1.96
Diperoleh nilai t-values (3.45) > 1.96 maka H1 Diterima Disimpulkan bahwa result demonstrability secara signifikan berdampak positif
terhadap
percieved
usefulness
SMS
Banking.
(HIPOTESIS
PENELITIAN
DITERIMA) 5.3.5 Pengujian Hipotesis 5 : Percieved risk memiliki dampak negatif terhadap percieved usefulness SMS Banking Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh perceived risk terhadap perceived usefulness. Prosedur pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
H0 : ρ1 = 0
Percieved risk secara tidak signifikan memiliki dampak negatif terjadap percieved usefulness SMS Banking
H1 : ρ1 ≠ 0
Percieved risk secara signifikan memiliki dampak negatif terhadap percieved usefulness SMS Banking
115
Tingkat signifikansi ; α = 0.05 diperoleh nilai tabel t adalah ±1.96
Kriteria penerimaan : H0 diterima jika : -1.96 < t-values < 1.96 H1 diterima jika : t-values > 1.96 atau t-values < 1.96
Diperoleh nilai t-values (5.49) > 1.96 maka H1 Diterima Jadi disimpulkan bahwa percieved risk secara signifikan memiliki dampak
terhadap
percieved
usefulness
SMS
Banking.
(HIPOTESIS
PENELITIAN
DITERIMA) 5.3.6 Pengujian Hipotesis 6 : Percieved ease of use memiliki dampak positif terhadap percieved usefulness SMS Banking. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use terhadap perceived usefulness. Prosedur pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut: Kemudahan yang dirasakan (percieved ease of use) secara tidak
H0 : ρ1 = 0
signifikan memiliki dampak positif terhadap kegunaan yang dirasakan (percieved usefulness) SMS Banking. Kemudahan yang dirasakan (percieved ease of use) secara tidak
H1 : ρ1 ≠ 0
signifikan memiliki dampak positif terhadap kegunaan yang dirasakan (percieved usefulness) SMS Banking
Tingkat signifikansi ; α = 0.05 diperoleh nilai tabel t adalah ±1.96
Kriteria penerimaan : H0 diterima jika : -1.96 < t-values < 1.96 H1 diterima jika : t-values > 1.96 atau t-values < 1.96
Diperoleh nilai t-values (23.28) > 1.96 maka H1 Diterima Disimpulkan bahwa percieved ease of use secara signifikan memiliki dampak
positif terhadap percieved usefulness SMS Banking. (HIPOTESIS PENELITIAN DITERIMA)
116
5.3.7 Pengujian Hipotesis 7: Kegunaan yang dirasakan (percieved usefulness) memiliki dampak positif terhadap niat (intention) mengadopsi/ menggunakan SMS Banking. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh subjective norm terhadap pencitraan. Prosedur pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut: Kegunaan yang dirasakan (percieved usefulness) secara tidak
H0 : ρ1 = 0
signifikan memiliki dampak positif terhadap niat (intention) mengadopsi/menggunakan SMS Banking Kegunaan yang dirasakan (percieved usefulness) secara signifikan
H1 : ρ1 ≠ 0
memiliki
dampak
positif
terhadap
niat
(intention)
mengadopsi/menggunakan SMS Banking
Tingkat signifikansi ; α = 0.05 diperoleh nilai tabel t adalah ±1.96
Kriteria penerimaan : H0 diterima jika : -1.96 < t-values < 1.96 H1 diterima jika : t-values > 1.96 atau t-values < 1.96
Diperoleh nilai t-values (1.05) > 1.96 maka H0 Diterima Disimpulkan bahwa percieved usefulness TIDAK memiliki dampak secara
signifikan terhadap intention mengadopsi SMS Banking. (HIPOTESIS PENELITIAN DITOLAK) 5.3.8 Pengujian Hipotesis 8 : Percieved ease of use memiliki dampak posistif terhadap intention mengadopsi SMS Banking. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use terhadap intention. Prosedur pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
H0 : ρ1 = 0
Percieved ease of use secara tidak signifikan memiliki dampak positif terhadap intention mengadopsi SMS Banking.
H1 : ρ1 ≠ 0
Percieved ease of use secara signifikan memiliki dampak posistif
117
terhadap intention mengadopsi SMS Banking
Tingkat signifikansi ; α = 0.05 diperoleh nilai tabel t adalah ±1.96
Kriteria penerimaan : H0 diterima jika : -1.96 < t-values < 1.96 H1 diterima jika : t-values > 1.96 atau t-values < 1.96
Diperoleh nilai t-values (1.35) < 1.96 maka H0 Diterima Disimpulkan bahwa percieved ease of use TIDAK memiliki dampak secara
signifikan terhadap intention mengadopsi SMS Banking. (HIPOTESIS PENELITIAN DITOLAK) Tabel 5.9 berisikan evaluasi gabungan dari hipotesis penelirian penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model) teknologi SMS Banking. Tabel 5.9 Evaluasi Hipotesis Penelitian Hipotesis -1.96 < t-values < 1.96
Ho
Keterangan
1
8.70
Ditolak
Hipotesis Penelitian Diterima
2
0
Diterima
Hipotesis Penelitian Ditolak
3
0
Diterima
Hipotesis Penelitian Ditolak
4
3.45
Ditolak
Hipotesis Penelitian Diterima
5
5.49
Ditolak
Hipotesis Penelitian Diterima
6
23.28
Ditolak
Hipotesis Penelitian Diterima
7
1.05
Diterima
Hipotesis Penelitian Ditolak
8
1.35
Diterima
Hipotesis Penelitian Ditolak
118
Gambar 5.1 menunjukkan hasil dari evaluasi hipotesis penelitian penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model) teknologi SMS Banking.
Subjective Norm
H1 (DITERIMA)
(SNORM)
H2 (DITOLAK) Perceived Usefulness (PU)
H7 (DITOLAK)
Image (IM) H3 (DITOLAK) Result Demonstrability (RD)
Intention to Adopt of SMS Banking (INTENT)
H4 (DITERIMA)
H6 (DITERIMA)
Perceived Ease of Use (PRISK)
H8 (DITOLAK)
(PEOU)
Perceived Risk
Technology Acceptance Model
H5 (DITERIMA)
Gambar 5.1 Hasil Evaluasi Hipotesis Penerimaan Teknologi (TAM2) SMS Banking
119