BAB V ANALISA V.1 Tinjauan Kebijakan Pengembangan Pantai Matras Sebagai Atraksi Wisata Kabupaten Bangka V.1.1 Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan dan Pengembangan Pantai Matras. Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan data hasil temuan baik observasi maupun wawancara, maka dapat ditinjau bahwa pada tahun 2011
Pemerintah
Daerah
mempunyai
rencana
sebagai
Tahun
Kunjungan ke Pulau Bangka melalui “Sail 2011, Wakatobi-Belitong”, yang meliputi Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Tetapi pada tahun 2012 Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka sendiri belum memiliki pencanangan melalui program khusus seperti yang dilakukan pada tahun 2011, Namun tetap memiliki program kerja untuk tahun 2012 agar menarik kunjungan wisatawan yang datang berkunjung ke Pulau Bangka terutama ke Pantai Matras di Kabupaten Bangka. Disbudpar telah merancang beberapa kebijakan dan langkah sebagai berikut : A. Memberikan
informasi
yang
cukup
jelas
mengenai
kepariwisatan sebagai rencana pengembangan Pantai Matras. Hal ini dilakukan bagi pengunjung yang datang ke Pantai Matras sehingga pengunjung dapat mengetahui informasi-informasi apa saja yang terkait dengan Pantai Matras. Namun sampat saat ini Pemerintah Daerah belum merealisasikan pemberian informasi secara mendetail tentang Pantai Matras yang bisa didapatkan
pengunjung di Pantai Matras. Informasi yang terkait dengan Pantai Matras hanya bisa didapatkan melalui sarana informasi internet yaitu website,blog, dan facebook. Itupun merupakan gabungan dari informasi keseluruhan dari Kabupaten Bangka dan digabungkan dengan informasi obyek wisata lainnya di Kabupaten Bangka. Jadi tidak ada informasi yang disediakan secara khusus yang hanya membahas Pantai Matras secara keseluruhan.Hal ini perlu untuk ditanggapi dengan tindakan cepat jika Pemerintah Daerah ingin Pantai Matras berkembang dengan pesat dan menarik wisatawan lokal dan internasional untuk datang berkunjung. Hal pertama yang harus dilakukan ialah perlu adannya Papan informasi di Pantai Matras yang dapat menunjukkan informasi yang terkait dengan Pantai Matras seperti denah wisata, informasi kegiatan wisata, jam berkunjung, dll. Sehingga ketika pengunjung datang ke Pantai Matras , pengunjung tertarik untuk mencoba hal-hal yang ditaruh di papan informasi. Kedua ialah Pemerintah Daerah perlu mencoba untuk mengkhususkan pembuatan website secara khusus mengenai Pantai Matras sehingga calon wisatawan yang ingin berkunjung mendapatkan informasi secara mendetail mengenai Pantai Matras dan dapat merencanakan untuk berkunjung ke Pantai Matras.
GAMBAR V.1 BLOG DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANGKA
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, modifikasi tampilan oleh penulis, 2012
GAMBAR V.2 WEBSITE DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANGKA
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, modifikasi tampilan oleh penulis, 2012
B. Melakukan identifikasi dan inventarisasi potensi obyek wisata Pantai Matras. Pemerintah daerah melakukan identifikasi dan inventarisasi potensi Pantai Matras untuk mencari secara lebih detail mengenai potensi apa saja yang masih ada di Pantai Matras sehingga Pemerintah Daerah bisa membuat perencanaan untuk mendukung pariwisata di Pantai Matras. Hal ini sudah dilakukan oleh Pemerintah Daerah namun belum maksimal, sehingga data-data yang telah dikumpulkan sangat minim.Data-data tersebut masih sangat terbatas hanya seperti luas, panjang, lebar, deskripsi pantai secara umum, dll. Hal ini tentu
saja menjadi kendala bagi pihak yang ingin ikut ambil andil dalam pengembangan Pantai Matras, karena hal ini tentu amat sangat berguna bagi calon investor yang ingin mengembangkan Pantai Matras. Sebaiknya perlu ada tindakan lebih lanjut dari Pemerintah Daerah untuk melakukan identifikasi dan inventarisasi secara lebih serius dan mendetail, karena data-data inilah yang akan menunjang kehidupan Pantai Matras di masa mendatang. C. Menyusun visi, misi, dan strategi dalam pengembangan pariwisata. Langkah ini dilakukan oleh Pemerintah Daerah agar dalam pelaksanaan program kerja pariwisata, Pemerintah Daerah tetap mengacu pada visi, misi, dan strategi yang telah dibuat sehingga tujuan dari program kerja dapat tercapai.Walaupun belum terlalu terlihat misi yang dijalankan oleh Pemerintah Daerah namun terdapat beberapa hal yang sudah terealisasikan seperti pembuatan Blog dan facebook khusus tentang kepariwisataan di Kabupaten Bangka.
Blog
perkembangan
tersebut
sudah
teknologi
yang
mulai harus
terlihat
mengikuti
dilakukan
alam
kepariwisatwaan, namun masih sedikit calon wisatawan yang membuka akses untuk menengok tentang informasi apa saja yang mereka bisa dapatkan tentang kepariwisataan di Kabupaten Bangka. D. Mengkaji pengembangan yang strategis mengenai obyek-obyek wisata baik dari segi aspek penataan ruang, social ekonomi, maupun budaya.
Pengkajian
ini
dilakukan
agar
Pemerintah
Daerah
dapat
memberikan informasi yang jelas mengenai potensi pengembangan yang dapat dilakukan oleh pihak investor dari segi penataan ruang, social ekonomi dan budaya. E. Memberikan
rekomendasi
mengenai
usaha-usaha
pengembangan obyek wisata Pantai Matras. Informasi ini dapat ditemukan di Blog Kabupaten Pariwisata namun masih sangat terbatas hanya disebutkan apa saja sarana yang dapat dikembangkan oleh pihak investor di Pantai Matras, namun tidak dijelaskan strategi yang dilakukan oleh Kabupaten Bangka untuk beberapa tahun kedepan. F. Memberikan pemahaman yang baik terhadap pemerintah daerah sebagai pelaku industri pariwisata masyarakat dan tentu saja dalam manajemen pariwisata. Pemahaman ini perlu diresapi oleh Pemerintah Daerah bahwa Pemerintah Daerah merupakan Peran utama dalam pembangunan kepariwisataan yang ada di Pantai Matras.Sehingga setiap tindakan kecil
ataupun
besar
sangat
kepariwisataan di Pantai Matras.
mempengaruhi
perkembangan
V.2 Analisis Kondisi Produk Wisata Pantai Matras di Kabupaten Bangka Melalui hasil observasi, Pantai Matras memiliki beberapa atraksi wisata, fasilitas wisata dan aksesibilitas yang dibangun oleh Pemerintah Daerah. Penulis akan menganalisis dan memaparkan perbandingan kondisi yang dimiliki oleh Pantai Matras dengan teori dasar yang digunakan oleh penulis yaitu Middleton (2001). A. Atraksi Wisata Atraksi wisata merupakan bagian dari produk wisata yang tidak terpisahkan. Atraksi wisata merupakan salah satu hal mengapa suatu produk wisata ada, dengan atraksi wisata maka akan menarik dan membuat pengunjung datang melihat kegiatan dan hal apa saja yang dapat disajikan oleh produk wisata yang kita miliki. Medik dalam Halim (2002) mendukung pernyataan mengenai produk wisata. “Elements of tourist product which attract visitor and determine the choice to visit on place rather than place”. 1. Atraksi Wisata Alam Atraksi alam merupakan hal yang paling dominan dari suatu produk wisata yang menggunakan alam sebagai salah satu hal yang membuat wisatawan datang berkunjung. Alam merupakan bagian yang paling sederhana dari rangkaian produk wisata yang tersedia yang membuat wisatawan selalu datang berkunjung. Fenomena alam yang disajikan oleh alam semesta pun berbagai macam bentuknya sehingga masing-masing dari produk wisata ala mini memiliki atraksi alam yang berbeda. Hal ini pun diperkuat dengan
penjelasan dari Yulianingsih (2010) bahwa “Atraksi Alam yaitu berupa pemandangan alam seperti perbukitan, pegunungan, pantai” Dalam penilitian yang penulis lakukan atraksi alam yang ada yaitu berupa pantai. Pantai merupakan bagian dari alam yang terletak antara perbatasan laut dan daratan, dilengkapi dengan karakteristik pantai yang luar biasa membuat Pantai Matras menjadi atraksi alam yang tidak bisa dilupakan bagi siapapun yang pernah berkunjung ke sini. Pantai Matras selalu menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk datang dan melihat karena Pantai Matras memberikan pesona pemandangan laut yang lepas jauh, air laut yang jernih, butiran pasir yang halur dan putih. Saat penulis melakukan observasi dengan berkunjung ke pantai matras, hal yang dipaparkan diatas juga dialami oleh penulis. Pesona Pantai Matras yang luar biasa merupakan salah satu anugerah yang disediakan Tuhan untuk manusia. Pesisir pantai yang panjang membuat setiap pengunjung yang datang ke Pantai Matras selalu ingin kembali lagi untuk mengunjungi Pantai Matras.
GAMBAR V.4 ATRAKSI WISATA ALAM PANTAI MATRAS
Sumber : Pantai Matras, modifikasi tampilan oleh penulis, 2012
2. Atraksi Wisata Buatan / Binaan Manusia Atraksi wisata buatan atau binaan manusia merupakan salah satu atraksi wisata juga yang membuat wisatawan datang untuk berkunjung ke suatu daerah wisata. Hal ini tidak dipungkiri karena daya cipta yang dimiliki oleh suatu atraksi wisata buatan manusia
selalu membuat manusia lain tertarik untuk datang berkunjung dan menikmati hasil daya cipta tersebut. Seperti yang Inskeep (1991) sebutkan bahwa atraksi ini dibentuk secara buatan oleh manusia, masuk ke dalam point berikut : Theme Park, Amusement Parks & Circuses, Shopping, Special Events, Entertainment, Recreation & Sports.
Atraksi wisata buatan manusia yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah sebagai pengelola berupa Taman Bermain. Taman Bermain ini dibangun dan dikonsepkan ke anak-anak, karena pihak pengelola mengetahui bahwa wisatawan yang ratarata mengunjungi Pantai Matras merupakan pengunjung keluarga yang membawa anak-anak. Dibuatnya Taman Bermain dengan target anak-anak membuat Pantai Matras semakin bertambah daya tarik pengunjungnya, karena tentu saja bagi wisatawan keluarga yang datang mereka tidak hanya menikmati atraksi alam yang tersedia tetapi juga dapat menikmati atraksi wisata buatan yang ada. Pencampuran antara atraksi alam dan atraksi buatan membuat suatu daerah wisata semakin menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan karena kegiatan wisata yang ditawarkan pun semakin banyak. Hal ini pun dilihat oleh penulis sebagai salah satu usaha positif yang diberikan oleh pihak pemerintah yaitu pemerintah daerah sebagai salah satu upaya untuk membuat wisatawan yang berkunjung ke Pantai Matras. Namun pihak pengelola dapat menambahkan atraksi wisata buatan lainnya yang dapat menarik wisatawan untuk datang berkunjung ke Pantai Matras, seperti contohnya membangun tempat rekreasi yang lebih tertata rapih,
tempat olahraga yang bisa digunakan untuk pengunjung yang ingin datang berolah raga, membangun wisata olahraga air seperti jet-ski, mendayung, banana boat, motor boat, dan masih banyak lagi yang bisa dibangun dalam wisata olahraga air. Tidak bisa dilupakan bahwa olahraga air merupakan salah satu daya tarik yang diminati oleh wisatawan yang datang berkunjung ke Pantai. Pemerintah Daerah juga dapat membangun desa wisata yang bertema khusus, temanya bisa mengambil dari budaya lokal daerah Bangka yang memang sebagai budaya utama di Pantai Matras. Desa wisata dapat menjadi atraksi wisata yang menyenangka bagi wisatawan. Wisatawan dapat menjelajahi sejarah di masa lampau melalui penggambaran yang diberikan oleh pihak pengelola melalui Desa Wisata. Pemerintah Daerah perlu melihat potensi pengembangan Pantai Matras melalui atraksi wisata buatan yang mendukung Pantai Matras sebagai salah satu produk wisata di Kabupaten Bangka.
GAMBAR V.5 ATRAKSI WISATA BUATAN PANTAI MATRAS
Sumber : Pantai Matras, modifikasi tampilan oleh penulis, 2012
3. Atraksi Wisata Budaya Atraksi wisata budaya merupakan bagian tang tidak terpisahkan oleh produk wisata atau daerah wisata, karena suatu daerah wisata pasti ada dalam bagian kehidupan masyarakat yang hidup di sekitar daerah wisata tersebut. Sehingga daerah wisata menjadi bagian sejarah dalam kehidupan masyarakat sekitarnya. Dari mulai sejarah, cerita rakyat, kesenian, musik, tari merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat dan suatu daerah wisata. Seperti contohnya masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan dan masyarakat yang tinggal di daerah pantai masingmasing memilki budayanya masing-masing, salah satu faktor pembentukan budaya tersebut dipengaruhi oleh faktor alam yang
ada
disekitarnya.
Tari-tarian
masyarakat
yang
tinggal
di
pegunungan unsurnya berbeda dengan tari-tarian masyarakat yang ada di pesisir pantai karena masyarakat gunung lebih mengambil unsur alam yang hijau yaitu berupa pepohan sedangkan masyarakat yang ada di pesisi pantai mengambil unsur pantai yang kaya akan indahnya dan deru ombak laut yang kencang. Atraksi wisata budaya inilah yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk datang berkunjung. Pantai Matras juga melihat bahwa faktor atraksi budaya sangat penting dalam menarik wisatawan untuk datang berkunjung, karena itu pihak pengelola yaitu pemerintah daerah berusaha memberikan beberapa kegiatan atraksi budaya di Pantai Matras seperti penampilan tari-tarian yang diadakan dalam periode tertentu di Pantai Matras dengan menampilkan budaya lokal Bangka, hal ini juga dilengkapi dengan panggung pertunjukkan yang ada di Pantai Matras sehingga wisatawan semakin tertarik dan menunggu untuk melihat atraksi wisata budaya ini ditampilkan di Pantai Matras. Penulis meninjau bahwa Pemerintah Daerah sudah mulai tanggap apa yang dibutuhkan untuk menarik wisatawan datang ke Pantai Matras. Pemberdayaan masyarakat
sekitar
Pantai
Matras
dalam
hal
kebudayaan
merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memperdayakan masyarakat sekitar untuk lebih berfungsi dengan baik. Namun kondisi sebenarnya belum dapat direalisasikan secara optimal, penulis melihat sudah terdapat panggung yang mendukung atraksi wisata budaya namun tidak ada kegiatan budaya yang dilakukan
seperti pertunjukkan seni tari dan budaya, festival, maupun karnaval yang dilakukan di tempat. Tidak ada informasi khusus mengenai jadwal pertunjukkan budaya yang akan ditampilkan untuk 1 bulan atau 1 minggu, sehingga wisatawan yang datang tidak mengetahui atraksi budaya apa yang ditampilkan saat dia berkunjung, pukul berapa dan dimana. Ini perlu kembali ditinjau oleh pengelola juga ingin serius menampilkan atraksi wisata budaya sebagai bagian dari atraksi wisata di Pantai Matras. Penulis menyarankan agar pemerintah lebih dalam dalam menyajikan atraksi wisata budaya yang ada di Pantai Matras dengan memberikan informasi yang jelas mengenai jadwal pertunjukkan, jam pertunjukkan, dan lokasi pertunjukkan. Hal ini bisa dilakukan dengan menempatkan papan informasi di beberapa sudut di Pantai Matras untuk memberikan informasi secara menyeluruh kepada wisatawan mengenai kegiatan atraksi budaya. Informasi juga dapat diberikan dengan penempatan Information center untuk membantu wisatawan datang menanyakan informasi mengenai kegiatan budaya yang ada di Pantai Matras.
GAMBAR V.6 ATRAKSI WISATA BUDAYA PANTAI MATRAS
Sumber : Pantai Matras, modifikasi tampilan oleh penulis, 2012
4. Atraksi Wisata Sosial Atraksi wisata sosial hal terakhir yang menjadi salah satu bentuk atraksi wisata yang bisa dilakukan oleh suatu produk wisata. Atraksi wisata sosial meliputi bahasa, penduduk asli, dan juga kegiatan-kegiatan sosial. Sebuah daerah menjadi sangat khas salah satunya karena penduduk asli yang mendiami daerah tersebut, termasuk dengan bahasa. Hal ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang berkunjung ke suatu daerah wisata karena tertarik untuk mendalami perilaku penduduk asli dan bahasa daerah yang khas. Pantai Matras memiliki penduduk lokal yang sangat khas dengan bahasa daerah. Penduduk lokal yang mayoritasnya adalah melayu menggunakan bahasa melayu Bangka menjadi
bahasa sehari-hari. Potensi ini sebenarnya bisa digunakan sebagai salah satu daya tarik yang dapat dikemas dengan paket produk wisata. Banyak wisatawan terkadang ingin belajara bahasa lokal suatu daerah wisata karena dianggap unik dan begitu menarik untuk dipelajari. Pantai Matras dapat menyajikan atraksi sosial untuk mendukung jalanya kegiatan wisata. Penulis meninjau Pemerintah Daerah belum melihat potensi atraksi wisata sosial sebagai salah hal yang dapat mendukung kegiatan wisata di Pantai Matras.
Penulis
menyarankan
Pemerintah
Daerah
bisa
memperdayakan penduduk lokal sebagai bagian dari kegiatan sosial dengan mengarahkan ke dalam pengembangan wisata berupa bahasa daerah. Sehingga akhirnya dapat membuka kursus bahasa lokal di sekitar Pantai Matras dan wisatawan dapat belajar secara singkat mengenai bahasa lokal Bangka yang terdapat di Pantai Matras. Ini merupakan potensi luar biasa yang dapat dikembangkan oleh Pemerintah Daerah sehingga hal inilah yang menjadi salah satu faktor perkembangan daerah wisata menjadi pusat kegiatan sosial untuk wisatawan luar.
B. Fasilitas Wisata Fasilitas wisata merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi keputusan konsumen atau wisatawan yang ingin berkunjung ke suatu daerah wisata. Fasilitas wisata yang mendukung menjadi salah satu yang harus yang harus dipikirkan secara penting melihat permintaan wisatawan mengenai fasilitas wisata yang baik terus meningkat. 1. Akomodasi Pernyataan Yayuk (1992) mengenai akomodasi, “akomodasi adalah tempat menginap atau tinggal sementara bagi orang yang berpergian”. Akomodasi menjadi salah satu fasilitas wisata pertama yang turut mendukung daerah wisata menjadi tujuan wisata bagi para wisatawan. Tersedianya akomodasi yang baik dan menunjang menjadi salah satu faktor yang membuat wisatawan memutuskan untuk tinggal sementara di suatu daerah wisata. Akomodasi itu bisa berupa hotel, wisma, hostel, guest house, dll. Dari tipe-tipe akomodasi di atas pun masih dibagi menjadi beberapa tingkat hunian akomodasi lagi. Semakin tinggi dan mewahnya akomodasi yang disediakan oleh suatu daerah menjadi penenti juga apakah daerah wisata tersebut sudah berkembang dengan baik apa belumnya. Meninjau dari fasilitas umum akomodasi yang ada di Pantai Matras, penulis melihat tidak adanya akomodasi sama sekali bagi wisatawan yang datang berkunjung ke Pantai Matras. Hal ini menjadi kendala bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan Pantai Matras lebih
lama, belum adanya perencanaan serius mengenai akomodasi membuat pengunjung yang datang berpikir dua kali untuk mengunjungi Pantai Matras untuk waktu yang lama. Penulis menyarankan
bagi
Pemerintah
Daerah
untuk
membuat
perencanaan mengenai akomodasi di Pantai Matras. Karena hal ini menjadi salah satu hal yang dapat menarik wisatawan untuk tinggal lebih lama di Pantai Matras. Pemerintah Daerah bisa membangun hotel di sepanjang Pantai Matras, sehingga pengunjung yang datang menginap di hotel tersebut dapat menikmati Pantai dari jarak yang lebih dekat. Pemerintah Daerah pun bisa merangsang investor untuk membangun akomodasi yang layak sehingga menaikkan image daerah wisata Pantai Matras di luar Pulau Bangka.
2. Restoran Sherry (1993) “ Restaurant is a public establishment where food is prepared, served, and sold for consumption on the premises”. Restoran saat ini merupakan bagian dari masyarakat, mulai dari restoran cepat saji sampai dengan restoran mewah yang menyajikan makanan kelas bintang dunia. Suatu daerah wisata akan sangat baik jika didukung dengan restoran yang dapat memperlengkapi bagian dari fasilitas di daerah wisata. Tentu saja bagi wisatawan yang datang ke daerah wisata jika tidak ingin repot mereka tinggal langsung mengunjungi restoran untuk memenuhi kebutuhan jasmani mereka. Restoran menjadi salah
satu pendukung di fasilitas wisata karena hal ini menjadi fasilitas yang selalu dicari oleh wisatawan. Pantai Matras pun melihat faktor ini menjadi pendukung fasilitas wisata di Pantai Matras. Terdapat kedai makanan yang berada di kawasan Pantai Matras dibangun sederhana dari kayu dan beratapkan jerami yang menjual minuman-minuman dan makanan yang disajikan ke pengunjung yang datang. Namun fasilitas restoran di Pantai Matras masih sangat sederhana, dengan bangunan yang terbuat dari kayu dan jerami tidak menjamin kenyamanan dan kepuasan pengunjung yang datang untuk makan. Mereka tetap terkena angin, dan ketika hujan bahkan bisa terkenal hujan karena tidak ada pembatas yang cukup untuk melindungi pengunjung yang datang untuk makan. Penulis melihat Pemerintah Daerah perlu memperbaiki fasilitas restoran yang disediakan di Pantai Matras. Tidak bisa kita tapik bahwa kenyamanan restoran menjadi salah satu hal yang membuat wisatawan datang untuk mencicipi makanan yang disajikan di daerah wisata. Dengan memperbaiki fasilitas restoran pun akan membuat penduduk lokal juga datang dan menikmati makanan yang disajikan restoran di Pantai Matras. 3. Transportasi Transportasi merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Dengan adanya transportasi kita dapat berpindah dengan mudah dari suatu tempat ke tempat lain menggunakan transportasi. Menurut Nasution (1996) “Transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan”.
Transportasi meliputi taksi, bus, penyewaan sepeda, perahu, kapal, dan kendaraan lain yang berbeda jenis. Transportasi mendukung suatu produk pariwisata agar dapat berjalan dengan lancar, dengan adanya transportasi tentu saja membantu wisatawan dalam mengelilingi suatu daerah wisata. Dalam hal ini Pantai Matras belum memiliki fasilitas transportasi baik bus umum, taksi, atau penyewaan alat transportasi lainnya. Hanya ada penyewaan andong atau kuda bagi anak-anak yang ingin melihat sekitar Pantai Matras. Padahal Pantai Matras memiliki prospek yang sangat besar dalam hal transportasi. Penulis menyarankan bagi Pengelola yaitu Pemerintah Daerah untuk mengembangkan fasilitas transportasi seperti pengadaan shuttle bus dari pusat kota ke Pantai Matras, atapun dari gerbang masuk Pantai Matras ke daerah sekitar Pantai Matras. Ini akan sangat membantu bagi wisatawan yang ingin berkunjung namun tidak memiliki kendaraan pribadi, jadi mereka bisa mengambil alternatif lain menuju Pantai Matras menggunakan shuttle bus. Shuttle bus turut membantu menarik wisatawan untuk datang ke Pantai Matras, bahkan pemerintah daerah juga bisa merencanakan shuttle bus yang menjemput langsung ke hotel-hotel bagi wisatawan yang menginap di hotel tersebut, sehingga bisa diciptakan produk package dari tour berupa package akomodasi,tiket masuk, sampai dengan penjemputan menggunakan bus. Fasilitas transportasi lainnya yaitu taksi, Pemerintah Daerah bisa membangun pangkalan taksi yang berguna bagi wisatawan yang ingin pulang
dari Pantai Matras menuju kediaman mereka, ini sangat membantu bagi wisatawan yang datang sehingga mereka tidak perlu repot memikirkan bagaimana caranya mereka pulang ke kediaman mereka, mereka cukup menggunakan pelayanan taksi yang tersedia di Pantai Matras. Alternatif lainnya ialah penyewaan sepeda, motor boat, dan perahu. Dengan luas dan panjangnya Pantai Matras bukan hal yang tidak mungkin bahwa wisatawan ingin menjelajahi seluruh Pantai
Matras
dengan
adanya
penyewaan
sepeda
tentu
membangkitkan adrenalin mereka untuk menjelajahi Pantai Matras menggunakan sepeda. Lalu selain itu perahu dan motor boat bisa digunakan untuk menikmati laut yang ada Pantai Matras dengan menggunakan Motor Boat dan Perahu wisatawan dapat pergi ke tengah laut untuk menikmati biota laut yang ada. 4. Aktivitas Wisata Aktivitas wisata dibuat untuk menarik wisatawan yang datang melakukan berbagai aktivitas wisata yang menarik untuk dilakukan, wisatawan tidak hanya melulu disuguhi pemandangan alam atau buatan yang ada tetapi ada sesuatu yang dilakukan oleh wisatawan untuk membuat mereka aktif dalam berwisata. Kamus Bahasa
Indonesia
(2008)
menyebutkan
aktivitas
adalah
keaktifan, kegiatan, salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan. Aktivitas wisata yang beragam membuat wisatawan tertarik untuk datang lagi ke suatu daerah wisata dan merasakan pengalaman aktivitas wisata tersebut. Aktivitas wisata bisa berbagai macam
contohnya sekolah ski, sekolah berlayar, dan klub golf. Melalui observasi penulis melihat belum ada aktivitas wisata yang bisa dilakukan di Pantai Matras, Pemerintah Daerah belum mengkaji lebih lanjut mengenai pentingnya aktivitas wisata untuk menunjang daya tarik wisata. Padahal Pemerintah Daerah bisa membuat aktifitas wisata seperti sekolah berlayar, sekolah motor boat, dan aktivitas lainnya yang berhubungan dengan pantai. Ini akan sangat membantu daya tarik Pantai Matras sehingga timbul keingintahuan wisatawan untuk mencoba merasaka setiap aktivitas yang ada di Pantai Matras. Wisatawan pun akan datang kembali ke Pantai Matras karena rindu untuk melakukan aktivitas wisata lagi di Pantai Matras. 5. Fasilitas Lain Fasilitas lainnya bisa berupa pusat-pusat bahasa dan kursus keterampilan. Seperti yang dijabarkan mengenai atraksi wisata sosial bahwa kegiatan seperti mempelajasi bahasa lokal menjadi salah satu daya tarik suatu daerah wisata. Kita bisa mengambil contoh Negara Korea Selatan yang berhasil mengembangkan daya tarik wisata melalui atraksi wisata sosial dimana wisatawan yang datang ke Korea Selatan akan disuguhi beberapa fasilitas lainnya seperti kursus bahasa korea singkat, kursus membuat makananmakanan local korea, dan ternyata ini sangat berhasil, banyak sekali wisatawan yang datang untuk mengunjungi suatu daerah wisata sekaligus mengikuti kursus bahasa local maupun kursus memasak makanan lokal. Penulis melihat bahwa Pemerintah
Daerah Kabupaten Bangka belum melihat bahwa fasilitas seperti kursus bahasa dan kursus keterampilan belum menjadi hal yang penting untuk menarik wisatawan, padahal hal ini bisa membantu meningkatkan potensi yang dimiliki oleh Pantai Matras. Pemerintah Daerah bisa membangun fasilitas kursus bahasa melayu lokal Bangka bagi wisatawan internasional yang tertarik untuk mendalami melayu Bangka, atau bahkan bisa membangun kursus keterampilan memasak makanan lokal Bangka atau kursus keterampilan kerajinan daerah Bangka. Bukan tidak mungkin banyak wisawatan yang ingin melihat dan penasaran untuk mempelajari hal-hal tersebut. 6. Retail Outlet Retail Outlet merupakan bagian dari daerah wisata, retail outlet bisa berupa agen perjalanan, souvenir, produsen penyedia produkproduk wisata. Berman & Evans (2001) “ Retail consist of the business activities involved in selling goods and sevices to customer for their personal, family, or household use”. Retail Outlet sangat membantu wisatawan dalam melakukan kegiatan wisatanya di suatu daerah wisata. Contohnya agen perjalanan, dengan adanya agen perjalanan akan membantu wisatawan untuk merenakan rencana perjalanan mereka selanjutnya ke daerah wisata lainnya, termasuk membeli tiket perjalanan lain. ini akan sangat mempermudah wisatawan yang merencakan melakukan perjalanan wisata yang cukup panjang. Begitu juga dengan retail outlet lainnya seperti retail outlet souvenir akan membantu
wisatawan untuk melakukan transaksi wisata untuk membeli barang-barang yang berhubungan dengan kegiatan wisata. Retail Outlet yang dibangun di Pantai Matras masih sangat terbatas, retail outlet di Pantai Matras berupa warung dan toko. Terdapat warung dan toko di sekitar Pantai Matras, baik toko yang terbuat dari bahan bangunan beton dan semen maupun warungwarung yang terbuat dari kayu-kayu dan jerami. Beberapa toko yang terbuat dari beton dan semen terlihat sepi karena hanya beberapa toko yang buka. Begitu juga dengan warung-warung kecil yang sederhana terbuat dari kayu dan atap jerami hanya beberapa yang buka dan itupun hanya menjual beberapa souvenir bagi pengunjung yang datang ke Pantai Matras. Pemerintah perlu melihat retail outlet sebagai bagian dari kegiatan wisata, dengan adanya retail outlet semakin banyak transaksi wisata yang dilakukan oleh wisatawan yang datang ke Pantai Matras. Transaksi wisata yang dilakukan di Pantai Matras turut menjadi bagian dari faktor pendukung dalam pengembangan Pantai Matras dari segi keuangan. Pemerintah Daerah bisa membangun retail outlet yang lebih menarik di Pantai Matras dan mencari investor untuk mengisi retail outlet tersebut, dengan banyaknya transaksi wisata yang dilakukan pengunjung yang datang ke Pantai Matras akan membuat para investor berlomba-lomba untuk mengisi retail outlet yang ada di Pantai Matras.
GAMBAR V.7 RETAIL OUTLET DI PANTAI MATRAS
Sumber : Pantai Matras, modifikasi tampilan oleh penulis, 2012
7. Pelayanan-pelayanan Lain Pelayanan-pelayanan lainnya bisa seperti salon kecantikan, pelayanan informasi, dll. Pelayanan ini fungsinya untuk menambah dan mendukung dari fasilitas utama yang sudah ada. Betapa menyenangkannya bagi wisatawan yang datang ke daerah wisata ketika mereka bisa menikmati keindahan alam, lalu mendapatkan pelayanan jasa untuk jasmani mereka sepeti salon dan spa, ini merupakan salah satu alternatif yang mendukung wisatawan untuk menikmati produk wisata sambil menghilangkan lelah jasmani mereka. Pelayanan lainnya bisa berupa pelayanan informasi, pelayanan informasi merupakan salah satu hal penting yang mendukung produk wisata, dengan adanya pelayanan
informasi wisatawan merasa terbantu untuk penjelasan informasi terkait dengan daerah wisata. Penulis melihat belum ada sama sekali pelayanan yang dapat mendukung Pantai Matras untuk dikembangkan sebagai produk wisata, penulis menyarankan agar Pemerintah Daerah bisa membangun pelayanan informasi berupa pusat-pusat informasi di beberapa sudut di Pantai Matras yang berisikan informasi-informasi terkait dengan Pantai Matras. Terdapat staff yang bisa membantu wisatawan untuk mendapat informasi lebih lanjut mengenai Pantai Matras, atau staff tersebut bisa berkeliling Pantai Matras untuk membantu secara langsung wisatawan yang kesulitan mendapatkan informasi tentang Pantai Matras. Pemerintah Daerah juga bisa membangun pelayanan seperti salon dan spa bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman berbeda, sambil menikmati pemandangan pantai yang indah mereka juga bisa merawat tubuh mereka dengan pelayanan salon dan spa yang tersedia di Pantai Matras. 8. Fasilitas tambahan Di Pantai Matras juga terdapat beberapa fasilitas tambahan seperti gerbang utama, loket karcis, areal parkir, taman bermain, panggung pertunjukkan, pos penjaga, toilet umum dan musholla untuk beribadah. Gerbang utama berfungsi sebagai image dari sebuah produk wisata yang dilihat pertama kali oleh wisatawan, gerbang utama memperlihatkan image secara kesuluruhan dari sebuah produk wisata pertama kali. Gerbang utama dan loket karcis yang ada di
Pantai Matras sebenarnya dalam keadaan baik, hanya kurang terawat melihat dari gerbang utama dan loket karcis yang dibangun kurang menarik. Pihak pengelola yang melakukan retribusi masuk Pantai Matras dikelola oleh Persatuan Pemuda Matras Peduli (PPMP). Untuk biaya masuk setiap pengunjung yang masuk dikenakan Rp 3000,-untuk memasuki kawasan Pantai Matras, lalu untuk kendaraan akan dikenakan biaya Rp 5000,sampai dengan Rp 10.000,-. Penulis melihat perlu adanya pengembangan mengenai Gerbang utama Pantai Matras sehingga terlihat menarik dan menampilkan image Pantai Matras yang indah dan terawat. Dengan memperindah gerbang utama maka Pantai Matras terlihat lebih menarik untuk dikunjungi dan dijelajahi semua atraksi wisata yang ada di Pantai Matras. Selanjutnya adalah areal parker, areal parkir berguna untuk membantu wisatawan untuk menaruh kendaraan pribadi mereka di areal parkir yang tersedia sehingga penempatan kendaraan bisa lebih teratur dan rapih. Areal Parkir yang terdapat di Pantai Matras kurang memadai, sekalipun terdapat areal khusus untuk parkir tetapi para pengunjung lebih memilih untuk memarkir kendaraan mereka di sepanjang jalan di dalam kawasan Pantai Matras, sehingga akhirnya areal parkir yang tersedia tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Dan untuk keamanannya kurang terjamin karena tidak ada petugas keamanan yang khusus untuk memantau keamanan kendaraan yang diparkir. Kendaraan pribadi yang diparkir di sekitar Pantai Matras hanya diparkir dan diawasi
seadanya oleh wisatawan sendiri, tanpa adanya penjaga keamanan yang secara khusus dan terjadwal mengelilingi Pantai Matras untuk memeriksa keamanan kendaraan yang diparkir. Begitu juga dengan taman bermain, panggung pertunjukkan, pos penjaga, toilet umu, dan musholla untuk beribadah. Fasilitas ini dibangun cukup rapih oleh Pemerintah Daerah namun dalam perjalanannya, pengelola tidak mrawatnya sehingga bangunan-bangunan yang ada terlihat kusam dan tidak terawat, ini pun menjadi hal yang mengganggu pemandangan Pantai Matras sebagai daerah wisata. Pemerintah seharusnya lebih peduli dengan perawatan untuk setiap bangunan fasilitas yang ada seperti menambah jumlah sumber daya manusia untuk merawat bangunan fasilitas yang ada, menjadwalkan setiap yang bertugas untuk menjaga kebersihan dan kerapihan fasilitas yang ada. Tidak aka nada gunannya jika fasilitas yang ada dibangun tanpa adanya perawatan secara intensif.
GAMBAR V.8 PINTU GERBANG DI PANTAI MATRAS
Sumber : Pantai Matras, modifikasi tampilan oleh penulis, 2012
GAMBAR V.9 POS KEAMANAN DI PANTAI MATRAS
Sumber : Pantai Matras, modifikasi tampilan oleh penulis, 2012
GAMBAR V.10 MUSHOLLA DI PANTAI MATRAS
Sumber : Pantai Matras, modifikasi tampilan oleh penulis, 2012 GAMBAR V.11 TOILET DI PANTAI MATRAS
Sumber : Pantai Matras, modifikasi tampilan oleh penulis, 2012
C. Aksesibilitas Aksesibilitas merupakan elemen-elemen yang mempengaruhi biaya, kelancaran, dan kenyamanan terhadap seorang wisatawan yang akan menempuh suatu atraksi. Aksesibilitas membantu wisatawan untuk menikmati perjalanan wisata mereka dengan lebih tenang dan terjamin keamanan dan keselamatannya.
1. Infrastruktur Suwantoro (2004) menyebutkan infrastruktur adalah situasi yang mendukung sarana, prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik di atas permukaan tanah dan di bawah tanah. Infrastruktur membantu dalam lancarnya kegiatan perjalanan yang dilakukan wisatawan ke daerah tujuan wisata. salah satu infrastruktur yang mendukung ialah jalan raya menuju daerah wisata. dengan adanya jalan raya akan sangat membantu wisatawan untuk mencapai daerah wisata yang dituju. Melihat dari infrastruktur yang ada di Pantai Matras bahwa sudah terdapat jalan raya dari pusat kota menuju Pantai Matras, jalan raya sudah dibuat dari aspal yang halus sehingga wisatawan tidak menemukan kesulitan untuk mencapai Pantai Matras, hanya saja jalan raya untuk menuju Pantai Matras hanya terdapat satu jalan utama sehingga akses dari beberapa tempat harus menggunakan jalan raya tersebut. Penulis melihat Pemerintah Daerah sudah melakukan langkah yang baik dalam hal infrastruktur namun perlu kembali
dikembangkan untuk menambahkan alternative pilihan jalan sehingga tidak hanya satu jalan utama menuju tetapi terdapat beberapa alternatif jalan menuju Pantai Matras. GAMBAR V.12 JALAN RAYA MENUJU PANTAI MATRAS
Sumber : Pantai Matras, modifikasi tampilan oleh penulis, 2012
2. Jalan Bandara, Jalur Kereta Api, Pelabuhan Laut. Perjalanan dari Soekarno Hatta, Jakarta menggunakan pesawat memakan waktu sekitar 1 jam 10 menit, ketika kita sampai di Bandar Udara Dipati Amir, Pangkal Pinang menuju Sungailiat akan memakan waktu sekitar 1 jam. Dari Sungailiat menuju ke Pantai Matras memakan waktu sekitar 15-20 menit. Total waktu jika dari Bandar udara menuju Pantai Matras sekitar 1 jam 20 menit. Untuk pelabuhan terdapat pelabuhan
Pangkal Balam yang terdapat di Pangkal Pinang, Bangka. Waktu yang dihabiskan untuk menuju ke sungailiat ialah sekitar 1 jam 30 menit, total dari pelabuhan menuju Pantai Matras 1 jam 50 menit. Belum terdapat jalur kereta api di Bangka, jadi tidak terdapat akses dari stasiun kereta api menuju
Pantai
Matras.
Penulis
menyarankan
untuk
mengembangkan sarana akses dari Bandar udara dan pelabuhan agar tidak memakan waktu yang cukup lama untuk mencapai Pantai Matras. Alternatif jalur kereta api juga bisa digunakan sebagai daya tarik wisata. Pemerintah Daerah dapat membangun jalur kereta api langsung menuju Pantai Matras.
3. Ukuran, Kecepatan, Jangkauan dari Sarana Transportasi Umum. Jarak ukuran dari Pangkal Pinang menuju Pantai Matras sekitar 40 km dan dari kota Sungailiat sekitar 7 km. Kecepatan yang digunakan 1 jam dari kota Pangkal Pinang menuju Pantai Matras dan dari Kota Sungailiat sekitar 15-20 menit. Jangkauan dari sarana transportasi umum, tidak ada transportasi umum yang bisa membawa wisatawan menuju Pantai Matras dari pusat kota, wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa taksi menuju Pantai Matras. Pemerintah Daerah harus melihat sarana transportasi umum sebagai sesuatu yang penting, karena semakin banyak sarana transportasi umum yang bisa digunakan oleh wisatawan akan
semakin memperbanyak wisatawan untuk datang ke Pantai Matras. Pemerintah Daerah perlu mengadakan shuttle bus untuk penjemputan dari pusat kota atau bekerjasama dengan bagian transportasi daerah untuk menambahkan trayek atau jalur untuk kendaraan umum menuju Pantai Matras. 4. Faktor-faktor operasional seperti jalur/rute operasi, frekuensi pelayanan, dan harga yang dikenakan. Untuk jalur operasi melalui udara terdapat beberapa pesawat yang memiliki rute menuju Bandar Udara Dipati Amir, Bangka. tempat masih sangat terbatas hanya dari daerah di Indonesia. Jalur operasional melalui udara masih sangat terbatas yaitu dari Jakarta menuju Pangkal Pinang begitu juga sebaliknya. Frekuensi penerbangan minimal 2 kali dan maksimal 6 kali. Harga yang dikenakan pun beragam dari mulai Rp 329.500 – Rp 1.050.000,-. Berikut adalah detail dari jalur operasi melalui udara dengan frekuensi pelayanan dan harga yang dikenakan.
TABEL V.1 INFORMASI PENERBANGAN JAKARTA-PANGKAL PINANG
No 1
2
3
4
Nama Perusahaan Lion Air
Garuda Indonesia
Batavia Air
Sriwijaya Air
Dari Jakarta
Menuju Pangkal Pinang
Pangkal Pinang
Jakarta
Jakarta
Pangkal Pinang
Pangkal Pinang
Jakarta
Jakarta
Pangkal Pinang
Pangkal Pinang
Jakarta
Jakarta
Pangkal Pinang
Pangkal Pinang
Jakarta
Waktu
Promo
Harga Ekonomi
10:15 13:40 15:35
11:25 14:50 16:45
IDR 329,500 IDR 351,500
IDR 412,000 IDR 412,000 IDR 907,000
12:05 15:30 17:30
13:20 16:45 18:45
IDR 329,500 IDR 351,500
IDR 412,000 IDR 412,000 IDR 907,000
10:00 16:00
11:10 17:10
IDR 716,500 IDR 716,500
IDR 843,000 IDR 843,000
11:55 17:55
13:00 19:00
IDR 716,500 IDR 716,500
IDR 843,000 IDR 843,000
7:50 12:50
8:55 13:55
IDR 341,900 IDR 341,900
IDR 421,900 IDR 421,900
9:30 14:30
10:35 15:35
IDR 341,900 IDR 341,900
IDR 421,900 IDR 421,900
6:45 7:45 9:30 12:50 16:10 17:40
7:55 8:50 10:40 13:55 17:55 18:50
IDR 490,000 IDR 490,000 IDR 490,000 IDR 490,000 IDR 490,000 IDR 490,000
IDR 1,050,000 IDR 1,050,000 IDR 1,050,000 IDR 1,050,000 IDR 1,050,000 IDR 1,050,000
6:45 8:20 9:20 11:05 14:25 17:45
7:50 9:25 10:25 12:10 15:30 18:50
IDR 420,000 IDR 420,000 IDR 420,000 IDR 420,000 IDR 420,000 IDR 420,000
IDR 1,050,000 IDR 1,050,000 IDR 1,050,000 IDR 1,050,000 IDR 1,050,000 IDR 1,050,000
Sumber: http://www.utiket.com/id/, modifikasi tampilan oleh penulis, 2012
Meninjau kembali dari dasar teori mengenai produk wisata, dijabarkan dengan detail bahwa produk wisata terbentuk karena perpaduan beberapa komponen penting yang menunjang produk wisata. 3 komponen utama yaitu atraksi wisata, fasilitas, dan aksesibilitas. Dalam hal ini tentu saja terkait dengan kebijakan yang Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka lakukan mengenai Pantai Matras yang merupakan salah satu produk wisata yang harus dilengkapi
dengan
peraturan
yang
jelas
mengenai
aspek
pengembangan atraksi wisata, pengadaan fasilitas, serta aksesibilitas yang mendukung untuk mencapai lokasi Pantai Matras. Kebijakan Pemerintah Daerah mengenai atraksi wisata harusnya sesuai dengan konsep atraksi wisata yang dapat menarik perhatian calon wisatawan untuk datang berkunjung ke Pantai Matras sehingga kebijakan yang dibuat mengarah kepada aspek pengembangan Pantai Matras untuk menarik minat wisatawan. Selanjutnya ialah aspek fasilitas, dalam konsep fasilitas disebutkan bahwa fasilitas merupakan sarana untuk dapat membantu jalannya pelaksanaan fungsi yang menunjang kegiatan wisata, Kebijakan tentang fasilitas di Pantai Matras perlu dikaji lebih bijaksana agar Pantai Matras memiliki standarisasi pengadaan dan pengembangan
fasilitas
pantai.
Terakhir
ialah
aksesibilitas,
aksesibilitas turut ambil andil sebagai salah satu peranan yang penting dalam mendukung kegiatan pariwisata. Konsep aksesibilitas disebutkan untuk memberikan kemudahan pencapaian obyek dengan
ditandai
aksesibilitas
yang
baik
didukung
dengan
infrastruktur yang baik pula.Sehingga perlu adanya pembuatan sarana akses yang baik dan mendukung seperti pembuatan jalan yang lebih baik menuju Pantai Matras, lalu petunjuk arah lokasi pantai, pengaturan keamanan dan kenyaman bagi wisatawan yang datang berkunjung. Peraturan yang jelas akan mendukung pengelolaan yang baik sehingga Pantai Matras menjadi salah satu altenatif wisatawa bagi wisatawan yang datang ke Pulau Bangka.