Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016
PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA PANTAI TANJUNG PENDAM SEBAGAI DAYA TARIK WISATA Syntia Novianti 1, Oda I. B. Hariyanto 2
1
STP ARS Internasional Bandung,
[email protected] STP ARS Internasional Bandung,
[email protected]
2
ABSTRACT Belitung is tourism destination area which quite popular with all of it’s potention. Tanjung Pendam beach is the only beach located in Tanjung pandan city which have natural tourism potention that suitable to be develop as tourism region. Tanjung Pendam beach is located at 0 Km from Tanjungpandan beach with broad about 22 hectare. Be faced with this beach there is Calamoa Island, In the inside there are place for act of devotion for Society of Thionghoa. Beautiful scenery with spread out area of white sand which is located in around this beach became attractiveness itself and it’s located that strategic. The Method of this research is descriptive Method with Phenomenological Qualitative. In this research, author identified potentions tourism attraction that own by Tanjung Pendam, after analize those potentions through manual interview that asked directly to the research informan subject which is Official Government of Tourism and Creative conomic Regency of Belitung and UPTD Taman Hiburan. Until from the result get result of Research, that Tanjung Pendam beach have potention like tourism nature,culture,and made in. With the result that produce events concept attraction nature tourism,culture, and made in that supposed can be routinely be held in Tanjung Pendam beach area. This research also produce attraction development concept Tanjung Pendam beach for attractive the interest of the tourist to became attractive considered superior in Belitung. Keywords: Development, Tourism atractions, Considered Superior. ABSTRAK Belitung merupakan daerah tujuan wisata yang cukup popular dengan segala potensi yang dimilikinya, terkenal karena keindahan alam serta keanekaragaman budayanya. Pantai Tanjung Pendam merupakan satu-satunya pantai yang ada di Kota Tanjungpandan yang memiliki potensi wisata alam yang layak untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata. Pantai Tanjung Pendam berada di 0 km kota Tanjungpandan dengan luas sekitar 22 hektar. Berhadapan dengan pantai ini terdapat pulau kalamoa, didalamnya ada tempat peribadatan masyarakat Thionghoa. Pemandangan yang indah dengan hamparan pasir putih yang terdapat disekitar pantai ini menjadi daya tarik tersendiri serta letaknya yang strategis. Metode dari penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, penulis mengidentifikasi potensi-potensi atraksi wisata apa saja yang dimiliki oleh Pantai Tanjung Pendam, selanjutnya menganalisa potensipotensi tersebut melalui pedoman wawancara yang ditanyakan langsung kepada informan subjek penelitian yaitu pihak Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Belitung dan UPTD Taman Hiburan. Sehingga dari hasil tersebut didapatkan hasil penelitian, bahwa Pantai Tanjung Pendam memiliki potensi yaitu potensi wisata alam, budaya, dan buatan. Sehingga menghasilkan konsep event-event atraksi wisata alam, budaya, dan buatan yang harusnya bisa rutin diadakan di kawasan Pantai Tanjung Pendam. Penelitian ini juga menghasilkan konsep pengembangan atraksi Pantai Tanjung Pendam untuk menarik minat wisatawan agar menjadi daya tarik wisata unggulan di Belitung. Kata Kunci : Pengembangan, Atraksi Wisata Pantai, Wisata Unggulan. ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
49
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 PENDAHULUAN Perkembangan pembangunan pariwisata telah menunjukan peranannya yang cukup bermakna dalam pembangunan perekonomian berbagai bangsa di dunia. Menurut Sunaryo (2013) menyatakan bahwa “Pengembangan atraksi dan daya tarik wisata melahirkan motivasi dan keinginan bagi wisatawan untuk mengunjungi sebuah destinasi”. Pengembangan adalah suatu strategi yang dipergunakan untuk memajukan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu objek dan daya tarik wisata sehingga dapat dikunjungi wisatawan serta mampu memberikan manfaat. Kabupaten Belitung mempunyai potensi alam yang menjadi unggulan daya tarik wisatawan adalah pesona pantai dan pulaupulau kecil yang luar biasa. Pantainya sangat unik dan mempunyai rangkaian batu-batu besar yang jarang ditemui di pantai-pantai lain di wilayah Indonesia. Namun menurut pendapat pengunjung tempat-tempat wisata di Kabupaten Belitung saat ini belum begitu maksimal dikarenakan kurangnya atraksi disuatu objek wisata, demikian juga dengan sarana wisata di Kabupaten Belitung saat ini masih dirasa kurang. Salah satu daya tarik wisata pantai di Kabupaten Belitung adalah Pantai Tanjung Pendam. Tanjung Pendam adalah kawasan wisata pantai yang terletak di jantung kota Tanjungpandan yang luasnya sekitar 53 ha dengan keadaan pantai yang ditumbuhi cemara laut yang tertata rapi. Pantai ini ditetapkan sebagai salah satu tapak kawasan wisata di provinsi Bangka Belitung. Pantai Tanjung Pendam memiliki potensi atraksi sumber daya alam yang mendukung kegiatan wisata pantai, antara lain; pasir putih, pemandangan pulau kecil Calamoa yang berada di tengah-tengah pantai, ombak yang kecil, air jernih membiru, dan tempat terbaik untuk menyaksikan matahari tenggalam. Sedangkan potensi atraksi buatan atau minat khusus pemanfaatannya antara lain; memancing, berperahu, volley pantai, perahu boat, mencari kerang pada saat air surut, dan rekreasi pantai.
Kajian potensi atraksi pada sektor budaya yaitu; tarian kesenian daerah khas Belitung, pertunjukan musik tradisional, upacara adat suku laut, serta pertunjukan musik modern yang event nya harus sering diadakan di lokasi pantai ini agar setiap wisatawan yang datang ke Belitung bisa mengetahui tentang keunikan budaya khas Belitung. Tujuan Penelitian 1. Mengindentifikasi kondisi dan potensi wisata apa yang menunjang di pantai Tanjung Pendam. 2. Menganalisis event wisata apa saja yang dapat dikembangkan di pantai Tanjung Pendam. 3. Mengindentifikasi konsep Pengembangan Atraksi wisata pantai Tanjung Pendam sebagai daya tarik wisata unggulan di Belitung. KAJIAN LITERATUR Landasan Empiris Penelitian ini didukung oleh berbagai kajian landasan empiris yang berguna sebagai landasan untuk berpikir dan sekaligus untuk mengetahui dan mempelajari berbagai metode analisis yang digunakan dan dapat diterapkan oleh peneliti dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Ledy Fithriana (2007) dengan judul Penataan dan pengembangan kawasan wisata pantai Tanjung Pendam di Kabupaten Belitung. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukan bahwa Persamaan Penelitian Ledy Fithriana dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pengembangan objek pantai Tanjung Pendam di Belitung. Perbedaannya terletak pada Pembahasan yang ditekankan dengan permasalahan dan persoalan yang mengenai perencanaan dan perancangan kawasan wisata pantai Tanjung Pendam dan membahas permasalahan dari segi pembiayaan pembebasan lahan serta sistem investasi dalam penataan dan pengembangan pantai Tanjung Pendam. Penelitian yang dilakukan oleh Adam Muakhor (2008) dengan judul Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Randusanga Indah Kabupaten Brebes Sebagai Objek Wisata Unggulan. Kesimpulan hasil penelitian memiliki
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
50
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 Persamaan antara penelitian Adam Muakhor dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pengembangan objek wisata sebagai objek wisata unggulan disuatu daerah. Perbedaannya terletak pada fokus variabel penelitian, jika penelitian ini hanya berfokus pada pengembangan atraksi wisata saja yang harus lebih ditingkatkan karena dirasa kurang, tetapi penelitian adam muakhor ini membahas tentang pengembangan objek wisata pantai Radusanga Indah di kabupaten Brebes secara keseluruhan baik mengenai produk dan lembaga pengelolaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Fadillah (2012) dengan judul Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Tanjung Kelayang Belitung Berdasarkan Persepsi Wisataan. Persamaan antara penelitian Nur Fadillah dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang pengembangan atraksi wisata pantai yang berada di Kabupaten Belitung. Perbedaannya terletak pada objek wisatanya di Pantai Tanjung Kelayang dan penelitiannya pengembangan atraksi wisatanya tentang wisata bahari yang berada dibawah laut. Sedangkan penelitian ini berfokus pada pengembangan atraksi alam, budaya dan buatan yang akan dikembangkan, juga membahas tentang even-even wisata yang bisa rutin diadakan di Pantai Tanjung Pendam. Penelitian yang dilakukan oleh Riskika Amelia (2013) dengan judul Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Nongsa Sebagai Kawasan Bahari di Kota Batam. Persamaan penelitian Riskika Amelia dengan penelitian adalah sama membahas tentang pengembangan atraksi wisata pantai. Berdasarkan potensi fisik dan sosial serta persepsi wisatawan yang ada di pantai Nongsa, Pengembangan atraksi wisata di fokuskan pada atraksi air. Landasan Teoritis 1. Pengertian Pariwisata Undang-undang Nomor 10 tahun 2009, menyebutkan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata, dengan demikian pariwisata meliputi: a. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata. b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata seperti: kawasan wisata, Taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah, museum, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat atau yang bersifat alamiah: keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai. c. Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata yaitu: usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, konsultan pariwisata, informasi pariwisata). Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata. 2. Pengertian Wisatawan Menurut Sunaryo (2013) pengertian wisatawan adalah “Orang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan wisata, seperti untuk berekreasi (plesure), berbisnis (business) maupun untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus yang lain (special interest)”. 3. Kawasan Wisata a. Pengertian Kawasan Wisata Kawasan wisata merupakan suatu kawasan dengan luas dan batas wilayah tertentu yang bagian atau seluruhnya dibangun, diperuntukkan bagi pengembangan fasilitas wisata, baik fasilitas utama maupun fasilitas penunjang beserta sistem pengelolaannya untuk memenuhi kebutuhan wisata. Misalnya fasilitas akomadasi dan transportasi. b. Kawasan Wisata Bahari Menurut Muljadi (2014) menjelaskan bahwa “Wisata bahari adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang yang bersifat sementara untuk menikmati atau meyalurkan hobi yang berhubungan dengan kelautan. Misalnya, menyelam, berenang, berselancar, memancing, dan lain-lain”. c. Pengertian Pengembangan Menurut Sunaryo (2013) Kerangka pengembangan Destinasi Pariwisata harus mencakup komponen-komponen utama sebagai berikut :
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
51
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 1) Objek dan Daya Tarik (Atractions) yang mencakup: daya tarik yang berbasis utama pada kekayaan alam, budaya, maupun buatan/artificial, seperti event atau yang sering disebut sebagai minat khusus (special interest). 2) Aksesibilitas (Accessibility) yang mencakup dukungan sistem transportasi yang meliputi: rute atau jalur transportasi, fasilitas terminal, bandara, pelabuhan dan moda transportasi yang lain. 3) Amenitas (Amenities) yang mencakup fasilitas penunjang dan pendukung wisata yang meliputi: akomodasi, rumah makan (food and beverage), retail, toko cinderamata, fasilitas penukaran uang, biro perjalanan, pusat informasi wisata, dan fasilitas kenyamanan lainnya. 4) Fasilitas pendukung (Ancillary Services) yaitu ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan, seperti bank, telekomunikasi, pos, rumah sakit, dan sebagainya. 5) Kelembagaan (Institutions) yaitu terkait dengan keberadaan dan peran masingmasing unsur dalam mendukung terlaksananya kegiatan pariwisata termasuk masyarakat setempat sebagai tuan rumah. d. Pengertian Atraksi Wisata Atraksi-atraksi wisata dapat berupa pagelaran seni, budaya, sejarah, tradisi, kegiatan-kegiatan berpetualang, ziarah, taman rekreasi, dan lain sebagainya. Untuk dapat menarik wisatawan bahwa daerah tujuan wisata (DTW) selain harus memiliki obyek dan atraksi wisata harus mempunyai tiga (3) syarat untuk meningkatkan daya tariknya, yaitu: 1) Sesuatu yang dapat dilihat (something to see) 2) Sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do) 3) Sesuatu yang dapat dibeli (something to buy) Sesuatu yang dapat menarik wisatawan yang meliputi benda-benda yang tersedia di alam, hasil ciptaan manusia, dan tata cara hidup masyarakat. Menurut Yoeti (2009) Atraksi dapat di bedakan menjadi:
a) Site attraction (tempat yang menarik, tempat dengan iklim yang nyaman, pemandangan yang indah dan tempat bersejarah). b) Event attraction (tempat yang berkaitan dengan pariwisata, misalnya konferensi, pameran peristiwa olahraga, festival dan lain-lain). e. Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata Dalam undang-undang no. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa objek dan daya tarik wisata adalah suatu yang menjadi sasaran wisata terdiri atas: 1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna. 2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan komplek hiburan. f. Daya Tarik Wisata Unggulan Berdasarkan Peraturan Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.37/UM.001/MKP/07 tentang Kriteria dan Penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Menetapkan bahwa: Kriteria untuk penetapan destinasi pariwisata unggulan, sekurang-kurangnya meliputi: 1) Ketersediaan sumber daya dan daya tarik wisata; 2) Fasilitas pariwisata dan fasilitas umum; 3) Aksesebilitas; 4) Kesiapan dan Keterlibatan masyarakat; 5) Potensi pasar; dan Posisi strategis pariwisata dalam pembangunan daerah. METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, dan memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini, Penulis menggunakan Metode Penelitian Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Sedangkan Menurut Sugiyono (2015) menyimpulkan bahwa:
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
52
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 Metode penelitian kualitatif adalah “Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”. Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Istrumen dalam penelitian kualitatif dapat berupa test, pedoman wawancara dan pedoman observasi. Namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas dan pasti, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana Sugiyono (2015). Penguasaan wawasan terhadap lima informan subjek penelitian yaitu Kepala UPTD Taman Hiburan, Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kasi Pencitraan Bidang Pemasaran Pariwisata dan Staff Bidang Ekonomi Kreatif Kabupaten Belitung. Pihak yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori tentang Pengembangan atraksi wisata pantai sebagai daya tarik wisata unggulan. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Berikut ini akan diuraikan beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh Peneliti, yaitu: 1. Teknik pengumpulan data dengan observasi Teknik ini memungkinkan peneliti menarik inferensi (kesimpulan) mengenai makna dan sudut pandang narasumber, kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati. 2. Pengumpulan data dengan teknik wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan study pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Agar hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dalam penelitian memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan alat-alat sebagai berikut: a. Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data. b. Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan. c. Camera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan/sumber data. 3. Teknik Pengumpulan data dengan Dokumentasi Dokumentasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah mengabadikan hasil wawancara peneliti dengan narasumber, baik dalam bentuk catatan, gambar dan juga rekaman suara sebagai data primer. Sedangkan sebagai data sekunder peneliti menggunakan data kunjungan wisata tahun 2012-2016, dokumen dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Belitung dan event-event kalender wisata yang diterbitkan oleh Dinas Pariwisata dan UPTD Taman Hiburan. Sumber Data Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. 1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari narasumber. Data primer dalam penelitian ini berupa hasil wawancara peneliti tentang pengembangan atraksi wisata pantai Tanjung Pendam sebagai daya tarik wisata unggulan di Belitung. 2. Data Sekunder Data sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber lain selain dari narasumber. Data tersebut berupa dokumen-dokumen terkait dan notulensi peneliti. Untuk data sekunder dalam penelitian ini adalah data kunjungan wisata Tahun 2012-2016 di pantai Tanjung Pendam, dan kalender event wisata 2016 yang diperoleh dari
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
53
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 Dinas Pariwisata dan UPTD Taman Hiburan. Teknik Analisa Data Penelitian ini menggunakan Teknik Analisis Data seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2015) yang disebut sebagai model interaktif. Berikut ini adalah tahapan-tahapan teknik analisis data : 1. Tahap Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data yang dilakukan peneliti dimulai dengan mengumpulkan data primer melalui wawancara dengan narasumber yaitu Kepala UPTD Taman Hiburan pantai Tanjung Pendam, Kepala Bidang Pemasaran dan Pengembangan Destinasi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab. Belitung, Staff UPTD Taman Hiburan. Data juga diperoleh melalui hasil observasi dan dokumentasi sebagai pendukung dari data primer. 2. Tahap Reduksi Data Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus sejalan dengan penelitian berlangsung. Lazimnya dari hasil observasi peneliti akan diperoleh banyak data yang berupa catatan-catatan narasi di lapangan. 3. Sajian Data Langkah berikutnya setelah proses reduksi data berlangsung adalah penyajian data, yang dimaknai sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 4. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan Tahap akhir proses pengumpulan data adalah verifikasi dan penarikan kesimpulan, kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Kondisi Potensi Atraksi Wisata di Pantai Tanjung Pendam A. Kondisi potensi atraksi wisata alam kawasan wisata Pantai Tanjung Pendam adalah kawasan wisata yang mengandalkan
dan memanfaatkan pantai dan pemandangan alam laut dan potensi pendukungnya baik alami dan buatan. Wisata alam atau wisata pantai yang relatif banyak memiliki variasi kegiatan yang bisa dilakukan untuk kegiatan hiburan dan rekreasi. Pantai Tanjung Pendam yang berpasir putih bersih ini sangat landai dan ditumbuhi dengan hutan cemara yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai sarana rekreasi keluarga. Salah satu kekurangan Pantai Tanjung Pendam yaitu tidak bisa dijadikan lokasi untuk berenang, karena dulunya pantai ini pernah dijadikan tempat penambangan timah menggunakan kapal keruk. B. Kondisi potensi atraksi wisata budaya Potensi wisata Pantai Tanjung Pendam merupakan perpaduan antara obyek wisata alam dan obyek wisata budaya. Daya tarik utama dari obyek wisata ini dapat di identifikasikan dengan berbagai atraksi budaya khususnya budaya lokal dan pentas musik, dapat disajikan di areal panggung terbuka. Sarana dan prasarana yang diberikan oleh pemerintah untuk objek wisata Pantai Tanjung Pendam kondisinya bagus, jadi dapat digunakan untuk berbagai acara even terumata untuk atraksi-atraksi kesenian daerah yang digalangkan oleh pemerintah daerah dimana antusias masyarakat atau penonton setiap kali tampil itu lumayan bagus, dan diterima baik oleh masyarakat atau penonton yang berkunjung ke Objek wisata Pantai Tanjung Pendam. (Sugianto : 9 Juni 2016). C. Kondisi potensi atraksi wisata buatan atau minat khusus Taman bermain terletak di depan kawasan area pantai, merupakan tempat bermain dan bersantai para pengunjung terutama anak-anak. Taman yang lain terletak dalam kawasan yang digabungkan dengan beberapa gazebo (tempat berteduh). Di tempat ini anak-anak bisa bermain sepuasnya, karena suasananya teduh oleh banyaknya pohon dan disediakannya fasilitas bermain seperti ayunan dan papan luncur. Untuk Fasilitas rekreasi wisata buatan yang ada di Pantai Tanjung Pendam pada saat ini adalah : Fasilitas Jogging Track,
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
54
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 Wahana Permaianan anak-anak, Tempat memancing anak yang saat hari libur diadakan oleh pihak swasta, mobilmobilan goes, outbound dan sebagainya. View pulau calamoa yang nantinya berpotensi untuk dikembangkan sebagai atraksi wisata minat khusus adalah mengunjungi pulau tersebut dengan menggunakan perahu/boat. Pulau calamoa bisa untuk bisa dijangkau sekitar 15 menit dari dermaga Pantai Tanjung Pendam. 2. Event – Event Wisata yang ada di Pantai Tanjung Pendam Kegiatan event-event wisata yang diselenggarakan di pantai Tanjung Pendam pun sangat banyak, biasanya digelar festival budaya, festival layang-layang, hingga event olahraga pantai yang kerap kali menggunakan lokasi pantai Tanjung Pendam. A. Festival Tradisi Bahari Festival Tradisi Bahari adalah Kegiatan berbagai macam lomba bertemakan bahari/kelautan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai tradisi bahari serta melestarikan tradisi nenek moyang sekaligus memberikan hiburan yang bersifat kultural dan edukatif kepada masyarakat. B. Belitung Fair dan Pesona Bahari Pameran Belitung Fair dan Pesona Bahari yang rutin dilaksanakan pada bulan Agustus di Pantai Wisata Tanjung Pendam menampilkan berbagai macam Pameran Potensi alam Kabupaten Belitung. C. Belitung Beach dan Expo Event wisata yang pernah diadakan juga Belitung Beach dan Expo 2015 di kawasan Pantai Tanjung Pendam. Dimana pantai ini menjadi saksi untuk pertama kalinya diadakan karnaval dengan kostum unik dan menarik disebuah pantai, yang digelar pada tanggal 18 September 2015 . D. Sail Indonesia 2016 Kegiatan event Wisata Rally Oleh Yachter Mancanegara yang Flag Off dari Darwin (Australia) ada di Belitung, dengan menyinggahi destinasi wisata di Indonesia termasuk kabupaten Belitung. Pada penyelenggaraan tahun 2016 ini diadakan langsung pada bulan Oktober ini di Pantai Tanjung Pendam.
E. Upacara Muang Jong Untuk kegiatan event atraksi wisata budaya yang wajib diadakan di Pantai Tanjung Pendam adalah tradisi budaya upacara muang jong. Muang jong adalah upacara adat/ritual budaya masyarakat suku sawang/nelayan yang sudah dilaksanakan sejak jaman dahulu dengan cara membuang Jong ke tengah laut. Jong merupakan replika perahu yang dihias berisikan sesajen untuk memohon keselamatan dan keberkahan bagi para nelayan. 3. Pengembangan Atraksi Wisata di Pantai Tanjung Pendam Atraksi wisata menjadi salah satu unsur penting sebagai ajang promosi dari suatu obyek wisata agar dapat menarik wisatawan sebanyak-banyaknya. a. Pengembangan Atraksi wisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung untuk Pantai Tanjung Pendam. Menurut beberapa pendapat narasumber bahwa pengembangan atraksi wisata Pantai Tanjung Pendam perlu dilakukan untuk memajukan Objek wisata tersebut. Berkaitan dengan pengembangan Atraksi wisata apa saja yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata untuk Pantai Tanjung Pendam, jadi sesuai konsep mengenai permasalahan lahan, jadi akhirnya Dinas Pariwisata melakukan suatu rencana pembuatan masterplan dengan rencana detail utama pengembangan kawasan utama Pantai Tanjung Pendam agar lebih terkaji dan terlaksana sebagimana mestinya. (Susanto : 10 Juni 2016) b. Kerjasama dengan Pihak Swasta dalam Pengembangan Atraksi wisata Pantai Tanjung Pendam Kerjasama dengan pihak swasta sangat diperlukan dalam rangka mengembangkan objek wisata Pantai Tanjung Pendam agar penyelenggaraannya bisa rutin diadakan. Selama ini pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata berkerjasama dengan pihak swasta, dengan event organizer, pihak Tour & Travel,dan dengan dinasdinas terkait lainnya yang sering mengadakan pertunjukan-pertunjukan untuk kebutuhan pengunjung juga untuk kebutuhan pihak yang mengadakan event tersebut. (Sugianto : 9 Juni 2016).
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
55
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 c. Faktor – Faktor Pendorong dan Penghambat Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Tanjung Pendam Wisatawan yang datang ke suatu tempat wisata tentu saja tidak terlepas dari daya tarik yang diberikan oleh obyek wisata tersebut. Terdapat beberapa hal yang ditawarkan oleh obyek wisata kepada para wisatawan untuk menarik minat wisatawan datang ke tempat wisata tersebut, yaitu: 1) atraksi 2) transportasi 3) akomodasi 4) fasilitas penunjang 5) infrastruktur Atraksi menyebabkan wisatawan mengunjungi tempat tersebut, pelayanan transportasi mempermudah pergerakan wisata untuk datang ke tempat wisata tujuan, akomodasi dan fasilitas penunjang lainnya. 4. Pengembangan Atraksi Sebagai Daya Tarik Wisata Unggulan Pada pembahasan ini dideskripsikan hasil penelitian yang berkaitan dengan Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Tanjung Pendam Sebagai Daya Tarik Wisata Unggulan Di Belitung. Menurut Peraturan Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.37.UM.001/MKP07 tentang Kriteria dan Penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan bahwa “Dalam rangka mendorong akselerasi pengembangan destinasi pariwisata di daerah perlu ditetapkan suatu daerah menjadi destinasi pariwisata unggulan”. Dalam usaha mengembangkan atraksi wisata Pantai Tanjung Pendam agar menjadi daya tarik wisata unggulan yang ada di Belitung tentunya diperlukan kegiatan-kegiatan atau event-event yang dapat menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung adapun langkahlangkahnya antara lain : a. Mengoptimalkan potensi lokasi yang ada Secara aktual Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pendam sudah berkembang dan hal tersebut dapat dilihat sudah tersedianya berbagai macam fasilitas wisata. Kawasan yang bisa dioptimalkan potensinya ialah, adanya hutan cemara pantai yang tertata rapi, pantai yang cukup lebar dan landai, keberadaan pulau-pulau kecil disekitar
Kawasan Pantai Wisata Tanjung Pendam. Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pendam masih memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkannya berbagai aktivitas dan fasilitas yang ada. b. Mengoptimalkan Aktivitas dan Fasilitas Wisata Berdasarkan kondisi aktual dan potensi wisata yang dimilikinya, kawasan Wisata Pantai Tanjung Pendam dapat diarahkan dan dikembangkan sebagai wisata pantai atau wisata bahari baik yang bersifat aktif maupun pasif, baik yang alami maupun buatan atau perpaduan keduanya. Untuk wisata pantai, aktivitas-aktivitas wisata yang dapat dikembangkan adalah: 1) Wisata Alam Pemilihan aktivitas ini mengacu pada segmen pasar keluarga dimana banyak pengunjung keluarga dengan anakanak menghabiskan waktunya bersama. 2) Aktivitas Bermain Anak Aktivitas bermain ditujukan kepada anak-anak yang ingin melakukan aktivitas luar ruangan. Untuk aktivitas ini diperlukan sebuah arena playground dengan berbagai macam sarana permainan yang sifatnya mendidik. 3) Toptree atau Outbond Training Aktivitas outbond training merupakan aktivitas yang sedang menjadi trend masyarakat perkotaan, permainan ini memiliki tujuan untuk memunculkan keberanian dan keterampilan bagi mereka yang menggunakannya. Tujuan dari permainan ini adalah untuk menguji keberanian, kemandirian dan pengambilan keputusan. 4) Aktivitas Olahraga Selain sebagai tepat tujuan wisata salah satu fungsi tempat wisata adalah sebagai ruang publik dimana salahsatu aktivitas yang seharusnya disediakan adalah aktivitas olahraga. 5) Pertunjukan Seni dan Budaya Salah satu kebutuhan masyarakat kota dewasa ini adalah tersedia sebuah tempat yang dapat memberikan hiburan baik yang sifatnya seni maupun budaya.
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
56
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 Pertunjukan seni ini pun bermacammacam dari mulai pagelaran musik tradisional khas Belitung, musik modern, musik becampak, barongsai, sampai kesenian khas desa Balitung. Pertunjukan seni dan budaya khas Belitung yang mungkin bisa di adakan rutin di adakan di kawasan Pantai Tanjung Pendam seperti: Festival Belitung Cap Gomeh, Festival Ogoh-Ogoh/Seni dan Budaya, Pemilihan Bujang Dayang Belitung, Campak Darat/Berbalas Pantun. c. Penyediaan Sarana dan Prasarana yang baik Sarana dan prasarana yang seharusnya disediakan untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung antara lain : 1) Pintu gerbang beserta loket Kesan awal wisatawan terhadap sebuah objek dan daya wisata akan dimnulai pada saat mereka memasuki kawasan tersebut. Sehingga perlu adanya sebuah pintu gerbang yang memadai yang dapat mempresentasikan keberadaan Kawasan Wisata. Kondisi pintu gerbang atau loket pintu masuk Pantai Tanjung Pendam saat ini belum begitu baik, karena sistem yang digunakan masih manual dengan diberikan tiket langsung kepada pengunjung. 2) Tempat parkir Sebagai sebuah kawasan wisata yang juga menjadi ruang publik, keberadaan sebuah tempat parkir merupakan bagian yang penting untuk mengatur setiap kendaraan yang masuk dan keluar kawasan wisata. 3) Kios makanan dan minuman Keberadaan kios makanan dan minuman yang tersedia di sekitar area kawasan Pantai Tanjung Pendam juga sudah tersedia sebagai tempat kuliner. Fasilitas ini sangat diperlukan di suatu daerah kawasan wisata, karena dengan adanya kios makanan dan minuman para pengunjung tidak perlu repotrepot membawa bekal makan dan minuman dari rumah mereka, karena makanan dan minuman yang diinginkan tersedia di kios-kios yang ada di kawasan wisata.
4) Kios cinderamata Tersedianya kios cinderamata juga sangat diperlukan, ini memudahkan para pengunjung untuk memperoleh cinderamata khas daerah yang mereka kunjungi, adanya kios cinderamata juga dapat menambah citra yang lebih baik lagi dimata wisatawan. 5) Tourist Information Centre (TIC) Semua aktivitas yang terjadi di kawasan wisata perlu diatur dan diawasi, karenanya diperlukan kantor administrasi pengelola sebagai pelayanan terhadap pengunjung, kantor ini juga dapat berfungsi sebagai Tourist Information Centre (TIC) yang akan memberikan informasi yang berkaitan dengan daerah kawasan wisata. 6) Kamar mandi, wc atau toilet. Setiap aktivitas yang dikembangkan pada suatu daerah kawasan wisata, keberadaan kamar mandi/wc/toilet sangat dibutuhkan. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembangunann kamar mandi/wc/toilet ini adalah letaknya yang harus berada di daerah belakang dan saluran pembuangan yang terintegrasi dengan baik agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya. 7) Peralatan pemadam kebakaran Penyediaan peralatan ini berupa fire extinguisher yang diletakkan disetiap fasilitas utama dan keran-keran air dititik-titik tertentu untuk mengantisipasi terjadinya kebakarankebakaran baik yang disengaja maupun tidak. 8) Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) Sebagaian besar aktivitas-aktivitas yang berjalan pada suatu daerah kawasan wisata adalah aktivitas wisata yang bersifat aktif sehingga memungkinkan terjadinya kecelakaankecelakaan selama melakukan aktivitas wisata. 9) Penerangan Penerangan digunakan untuk menerangi sebagian atau seluruh kawasan. Terutama di sepanjang jalur sirkulasi pengunjung.
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
57
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 Untuk itu pengembangan potensi atraksi wisata sangat diperlukan dalam mendesain suatu kawasan menjadi unggulan wisata pantai serta rencana pengelolaannya dapat dilakukan secara bekelanjutan. Dibalik keindahan yang dipaparkan secara fisik pantai ini memang memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan, namun pengembangan dan pengelolaan kawasan pantai hiburan ini harus lebih optimal. PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengembangan atraksi wisata Pantai Tanjung Pendam sebagai daya tarik wisata unggulan di Belitung, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa potensi wisata Pantai Tanjung Pendam pada saat ini memiliki daya tarik wisata yang potensial untuk dikembangkan. Potensi wisata yang dimiliki berupa atraksi alam, satu-satunya pantai yang terletak di pusat kota Tanjungpandan namun sayangnya pantai ini tidak bisa dijadikan tempat untuk berenang. Potensi atraksi budaya, penampilan pentas seni dan kreatifitas budaya khas Belitung yang diadakan di pantai ini hanya saja kegiatan pengadaannya belum begitu maksimal. 2. Event-event atraksi yang ada di Pantai Tanjung Pendam pada saat ini sudah baik, contohnya pagelaran festival tradisi bahari dan berbagai jenis penampilan kesenian budaya khas Belitung itu sendiri. Didapat kesimpulan berdasarkan pengamatan dan wawancara langsung kepada pihak terkait bahwa pagelaran event atraksi yang diadakan sudah bekerjasama dengan pihak swasta, walaupun belum maksimal. Perlu diperhaikan agar setiap wisatawan yang berkunjung ke objek wisata ini bisa mendapatkan suatu yang harusnya mereka dapatkan seperti melakukan suatu kegiatan wisata, menyaksikan suatu pagelaran seni budaya dan berbagai macam kegiatan atraksi wisata yang menunjang lainnya. 3. Pengembangan atraksi wisata Pantai Tanjung Pendam sebagai daya tarik wisata unggulan yang bisa dilakukan oleh pihak Pemerintah Dinas Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Kabupaten Belitung khususnya UPTD Taman hiburan. Menjadi unggulan dalam hal ini karena objek wisata ini sangat berpotensi dan unggul dalam segi lokasi, dan keindahan alam yang dimilikinya. Pengembangan yang telah dilakukan dengan memperkuat faktor internal dan pemerintah yang yang selama ini mendominasi pengembangan atraksi maupun kawasan masih banyak yang harus dibenahi. Kawasan Pantai Tanjung Pendam juga akan dilakukan perluasan lahan, dan salah satu faktor permasalahan karena mengenai masalah dana. Karena itu atraksi wisata disuatu objek adalah salahsatu kunci dari berhasilnya suatu daya tarik yang dimiliki objek wisata. Saran Atas dasar hasil temuan yang telah diuraikan di atas, maka saran-saran yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Perlunya solusi yang mampu mengoptimalkan potensi wisata dan pemanfaatan kawasan sumberdaya yang dimiliki Pantai Tanjung Pendam. Hal ini menunjukan dibutuhkannya suatu pembaharuan terhadap pantai tersebut baik mengenai pengembangan atraksi wisata maupun pengembangan luas lahan kawasan wisata tersebut. Berdasarkan hal tersebut diharapkan dapat diketahui bentuk pemanfataan kawasan wisata tentu harus didukung oleh keberadaan fasilitas yang memadai sehingga kawasan atraksi wisata pantai, budaya, dan buatan dapat dilakukan secara optimal dan berkelanjutan. 2. Perlunya kerjasama yang baik antara pihak pemerintah maupun pengelola dengan pihak swasta. Dengan membuka wawasan sebagai awal dari sebuah pembaharuan agar event-event atraksi dan pagelaran seni budaya yang diadakan di Pantai Tanjung Pendam bisa rutin di selenggarakan. Untuk event kegiatan atraksi wisata yang ada di Pantai Tanjung Pendam harus lebih dibenahi potensinya, agar Kegiatan atraksi wisata lebih diperhatikan dan dibenahi keberadaannya. 3. Peran pemerintah dan swasta sangat diperlukan dalam pengembangan atraksi agar menjadi daya tarik wisata ungul, permasalahan biaya yang dihadapi oleh pihak UPTD Taman Hiburan, bisa diatasi dengan menjalin kerjasama dengan
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
58
Pariwisata, Vol. III No. 1 April 2016 stakeholder agar dapat menanggulangi untuk masalah dana dalam pembangunan wisata Pantai Tanjung Pendam. Pengembangan dalam hal ini yaitu melakukan penataan ulang dan mengembangkan jenis kegiatan atraksi wisata yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta. Juga dengan dibuatnya masterplan dalam mendesain program pengembangan kawasan lahan kedepannya. Event pagelaran atraksi wisata tersebut bisa rutin diadakan, agar setiap masyarakat dan wisatawan bisa mendapatkan sesuatu yang baru baik dalam segi pengetahuan, kreatifitas, maupun budaya khas yang ada di Kabupaten Belitung. REFERENSI A, Yoeti. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. Amelia, Riskika. (2013). Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Nongsa Sebagai Kawasan Bahari di Kota Batam. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Damardjati, (2007). Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Pradya Paramita. Fadillah, Nur. (2012). Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Tanjung Kelayang Belitung Berdasarkan Persepsi Wisatawan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Muljadi, (2014). Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Peraturan Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.37/UM.001/MKP/07 Tentang Kriteria dan Penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sunaryo, Bambang. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata. Yogyakarta: Gava Media. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun (2009) Tentang Kepariwisataan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun (1990) Tentang Kepariwisataan wires. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. BIODATA PENULIS Syntia Novianti, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pariwisata (SE.Par), Jurusan Manajemen Pariwisata STP ARS Internasional Bandung, lulus tahun 2016. Sebagai Project Director CV. Belitung Cantik Tour & Travel.
Fitriana, Ledy. (2007). Penataan dan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pendam di Kabupaten Belitung. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Ismayanti, (2010). Pengantar Pariwisata. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Muakhor, Adam. (2008). Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Randusanga Indah Kabupaten Brebes. Universitas Diponegoro. Semarang. ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
59