BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
5.1. Analisa Jenis Simulasi Metode simulasi sederhana yang akan kami pergunakan dalam penjadwalan propylene unit ROPP, berdasarkan teori simulasi yang telah dibahas dalam Bab 2. Landasan Teori yaitu klasifikasi model simulasi. Maka simulasi sederhana pengkapalan propylene termasuk dalam kategori sebagai berikut: a. Merupakan model simulasi statis karena tidak dipengaruhi oleh perubahan waktu dalam hal ini leadtime tidak berubah. Ini ditunjukkan dari waktu lifting dan waktu perjalanan kapal dari RU VI Balongan ke tempat tujuan konsumen. b. Merupakan model simulasi stokastik mengandung beberapa input yang bersifat random yaitu ditunjukkan dengan penentuan waktu lifting, karena pada saat tertentu ditentukan secara random dengan mempertimbangkan jumlah safety stock tangki dalam hal ini biasa kita sebut ullage. c. Model simulasi kontinyu karena perubahan variabel sistem berlangsung secara berkelanjutan seiring dengan perubahan waktu, yaitu pada simulasi tersebut perubahan waktu berbanding lurus dengan jumlah produksi (dengan bergulirnya waktu maka stok produksi bertambah, karena produksi yang kontinyu).
62
5.2. Schedulling Pengkapalan dengan Metode Simulasi Sederhana (Usulan Perbaikan Data Real Produksi Januari-Mei 2013) Seperti disebutkan pada Bab 4 Bagian 4.3.4.3. Data Real Produksi Bulan Januari – Mei 2013, bahwa pada Bulan Januari, Februari, April dan Mei terjadi over ullage atau kekurangan stok. Hal ini bukan merupakan kondisi ideal karena akan mempengaruhi operasional pompa seperti dikatakan pada Bagian 4.3.3. Data Level tangki yang menyebutkan bahwa level tangki minimum adalah 2.000 ton atau ullage maksimum adalah 8.000 ton. Hal ini disebabkan karena tidak ada keseimbangan antara jumlah produksi dan jumlah lifting/penjadwalannya. Oleh karena itu, pada Bab V ini akan kami buat usulan perbaikan kondisi tersebut sehingga stok atau ullage berada pada batasannya dengan cara melakukan penjadwalan ulang dengan jumlah produksi yang sama dan jumlah lifting yang sama menggunakan metode simulasi sederhana. Apabila keadaan tersebut dibiarkan secara berkelanjutan akan mengakibatkan pompa yang dipergunakan mudah kavitasi dan mengurangi usia pompa tersebut, dan ini menyebabkan kerugian pada perusahaan karena harus melakukan penggantian pompa yang memerlukan biaya tidak sedikit. Dengan penjadwalan ulang yang dilakukan dengan simulasi sederhana ini, diharapkan dapat memberikan usulan terbaik dalam penjadwalan propylene Bulan Januari – Mei 2013 pada konsisi ideal dan menghasilkan jadwal lifting yang optimal untuk mengantisipasi kekurangan stok yang terjadi sebelum dilakukan re-schedule. Berikut merupakan usulan perbaikan penjadwalan lifting Bulan Januari – Mei 2013 dengan metode simulasi sederhana.
63
Tabel 5.1. Usulan Perbaikan Data Real Produksi Januari – Mei 2013
64
Lanjutan Tabel 5.1. Usulan Perbaikan Data Real Produksi Januari – Mei 2013
65
Gambar 5.1. Grafik Usulan Perbaikan Data Real Produksi Januari - Mei 2013 (TON)
Dari grafik di atas terlihat bahwa dengan melakukan penjadwalan ulang menggunakan metoda simulasi sederhana tersebut diperoleh data bahwa ullage berada pada nilai batasannya. Dari Bulan Januari - Mei 2013 tidak terjadi over ullage, ini menunjukkan bahwa penjadwalan ulang sangat diperlukan untuk memperbaiki keadaan real sebelumnya.
66
5.3. Schedulling Pengkapalan dengan Metode Simulasi Sederhana Selanjutnya pada Bagian 5.3. ini kami membuat scheduling pengkapalan Bulan Juni – Desember 2013. Dari data-data yang telah diolah di BAB IV, berujung dengan dihasilkannya data-data input yang dibutuhkan dalam jadwal pengkapalan propylene. Data-data inilah yang akan menjadi acuan dalam pembuatan schedulling pengkapalan dengan metode simulasi sederhana sebagai berikut: Simulasi 1 : Stok propylene tanggal 1 Juni 2013 sebanyak 3.202 Ton, dengan produksi real propylene sebanyak 719 Ton per hari yang diasumsikan stabil setiap harinya. Kemudian lifting dilakukan pada tanggal 3 Juni 2013 adalah pada saat stok tangki propylene diatas batas minimum sebesar 2.000 ton yaitu pada saat stock pada level 4.640 ton dan leadtime yang dipergunakan adalah selama 4 (empat) hari sudah terpenuhi dari bulan sebelumnya. Lifting dilakukan untuk PT Candra Asri Petrochemical Cilegon, Banten dengan menggunakan satu kapal. Tabel 5.2. Simulasi 1 Pengkapalan Propylene Bulan Juni – Desember 2013
67
Lanjutan Tabel 5.2. Simulasi 1 Pengkapalan Propylene Bulan Juni – Desember 2013
68
Lanjutan Tabel 5.2. Simulasi 1 Pengkapalan Propylene Bulan Juni – Desember 2013
69
Dari Simulasi di atas, pada tanggal 15 Juni 2013 terjadi kelebihan stok hingga mencapai angka diatas 8.000 ton. Pada kenyataannya hal ini tidak boleh terjadi, karena dengan stok yang berlebih dapat menyebabkan tangki tidak dapat menampung lagi sehingga harus dibuang dengan cara dibakar pada flare yang menimbulkan kerugian bagi PT Pertamina. Selain itu, pada simulasi tersebut ditunjukkan bahwa permintaan dari konsumen yaitu PT CAP sebesar 16.000 ton/bulan tidak dapat terpenuhi. Maka harus dilakukan re-schedulling.
Simulasi 2 : Stock propylene tanggal 1 Juni 2013 sebanyak 3.202 Ton, produksi real 719 Ton per hari dan diasumsikan stabil setiap harinya, lifting dilakukan pada tanggal 3 Juni yaitu pada saat stock propylene diatas batas minimum 2.000 ton yaitu pada saat stock pada level 4.640 ton dan leadtime selama 4 hari sudah terpenuhi dari bulan sebelumnya. Lifting dilakukan untuk PT CAP dengan menggunakan dua kapal guna memenuhi permintaan sebesar 16.000 ton/bulan dengan tetap memperhatikan leadtime. Tabel 5.3. Simulasi 2 Pengkapalan Propylene Bulan Juni – Desember 2013
70
Lanjutan Tabel 5.3. Simulasi 2 Pengkapalan Propylene Bulan Juni – Desember 2013
71
Lanjutan Tabel 5.3. Simulasi 2 Pengkapalan Propylene Bulan Juni – Desember 2013
72
Dari simulasi diatas terlihat adanya perbaikan dari simulasi 1, yaitu permintaan propylene PT CAP sebesar 16.000 ton/bulan dapat terpenuhi. Namun masih terjadi kelebihan stock pada tanggal 30 Juni dimana stock melebihi batas maksimum 8.000 ton dan ini terjadi secara berkelanjutan hingga bulan Desember 2013. Dengan kelebihan tersebut dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan karena propylene yang berlebih tersebut harus dibakar dalam flare untuk mengembalikan stok pada batas normalnya. Sehingga dengan keadaan tersebut dibutuhkan re-scheduling dengan simulasi selanjutnya. Simulasi 3 : Stock propylene tanggal 1 Juni 2013 sebanyak 3.202 Ton, Produksi real 719 Ton per hari dan diasumsikan stabil setiap harinya, lifting dilakukan pada tanggal 3 Juni yaitu pada saat stok propylene diatas batas minimum 2.000 ton yaitu pada saat stok pada level 4.640 ton dan leadtime selama 4 hari sudah terpenuhi dari bulan sebelumnya. Lifting dilakukan untuk PT CAP dengan menggunakan dua kapal guna memenuhi permintaan sebesar 16.000 ton/bulan dengan tetap memperhatikan leadtime. Namun dikarenakan pada simulasi sebelumnya masih terdapat kelebihan stok maka untuk menghindari kerugian perusahaan, kami memberikan usulan untuk dilakukan ekspor pada saat stock berlebih mengingat bahwa permintaan dalam negeri akan propylene masih sedikit. Tabel 5.4. Simulasi 3 Pengkapalan Propylene Bulan Juni – Desember 2013
73
Lanjutan Tabel 5.4. Simulasi 3 Pengkapalan Propylene Bulan Juni – Desember 2013
74
Lanjutan Tabel 5.4. Simulasi 3 Pengkapalan Propylene Bulan Juni – Desember 2013
75
Dari Simulasi 3 diatas, dapat terlihat bahwa setelah dilakukan ekspor tidak ditemukan lagi adanya kelebihan stok. Stok selama Tahun 2013 dipastikan aman berdasarkan usulan simulasi yang kami lakukan.
5.4. Analisa Permintaan Produk Permintaan Propylene untuk PT. Chandra Asri Petrochemical sangat tinggi, untuk permintaan propylene itu sendiri PT. Chandra Asri Petrochemical (PT CAP) tersebut membutuhkan 16.000 ton/bulan pada tahun 2013. Akan tetapi, dengan permintaan yang tinggi tersebut PT Pertamina (Persero) – Refinery Unit VI Balongan dapat memenuhi karena adanya unit ROPP. Namun terdapat masalah yaitu, PT Pertamina RU VI Balongan masih memiliki produksi propylene berlebih karena permintaan konsumen tetap (PT CAP) setiap bulannya, untuk mengimbangi produksi propylene yang terus continue PT Pertamina (Persero) harus melakukan ekspor produk. Ekspor produk ini hanya dilakukan jika ketika permintaan utama dari PT. Chandra Asri Petrochemical telah terpenuhi, karena menimbulkan terjadi overstock jika dibiarkan, dimana produk propylene harus di buang melalui flare. Jika hal tersebut (overstock) terjadi maka secara teknis berarti PT. Pertamina telah mengalami kerugian, karena unit juga terus berproduuksi. Padahal untuk memproduksi propylene tersebut tentunya membutuhkan material dan proses yang memakan biaya tidak sedikit.
5.5. Analisa Persediaan Dalam metode Fixed Order Quantity diasumsikan bahwa baik permintaan maupun waktu pesan sampai tiba (Lead Time) penerimaan bahan baku adalah
76
konstan atau tetap. Namun kenyataannya, permintaan dan waktu pesan sampai tiba penerimaan bahan baku tersebut adalah berubah-ubah. Untuk mengatasi resiko yang muncul akibat perubahan adalah dengan cara menyimpan persediaan dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah pemakaian yang disebut Safety Stock. Safety Stock adalah jumlah inventory yang diadakan untuk mengatasi permintaan yang tidak konstan. Safety Stock juga digunakan sebagai cadangan jika terjadi peningkatan permintaan barang yang tidak diinginkan, keterlambatan supplier mengirimkan barang yang dipesan perusahaan dan ketidaktersediaan barang yang dipesan pada supplier. Terjadinya kekurangan persediaan barang atau stock out dapat disebabkan karena penggunaan persediaan yang lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan persediaan barang yang dipesan. Dengan diadakan safety stock ini dapat menghindari kerugian karena timbulnya stock out, sebaliknya hal ini akan menambah besarnya biaya penyimpanan, jadi dalam menyediakan safety stock harus diusahakan agar biaya tetap serendah mungkin. Pada simulasi pendistribusian sederhana ini, ullage adalah komponen yang mengontrol stock atau persediaan propylene, sehingga tidak akan terjadi kelebihan dan kekurangan stock saat harus melakukan pengkapalan. Sehingga perusahaan dapat mengontrol kapan harus melakukan pengkapalan, kapan harus melanjutkan produksi dahulu tanpa melakukan pengkapalan, kemudian perusahaan juga dapat mengetahui kapan seharusnya dilakukan ekspor. Berikut di bawah ini merupakan grafik safety stock (ullage) yang diambil dari Simulasi 1 sampai dengan Simulasi 3, pada bagian 5.3.
77
-
Simulasi 1: Gambar 5.2. Grafik Pedistribusian Propylene Bulan Januari – Desember 2013 Berdasarkan Simulasi 1 (TON)
-
Simulasi 2: Gambar 5.2. Grafik Pedistribusian Propylene Bulan Januari – Desember 2013 Berdasarkan Simulasi 2 (TON)
78
-
Simulasi 3 : Gambar 5.3. Grafik Pendistribusian Propylene Bulan Januari – Desember 2013 Berdasarkan Simulasi 3 (TON)
Pada grafik diatas, terlihat bahwa pada simulasi 1 menunjukkan ullage yang tidak terkendali. Kemudian dilakukan reschedule dengan melakukan Simulasi 2, terlihat adanya perubahan menuju perbaikan, akan tetapi masih ditemukan hasil ullage yang belum sepenuhnya terkendali yang ditunjukkan dengan masih banyaknya data di bawah batas ullage. Dan pada simulasi ke-3 dihasilkan nilai ullage yang terkendali, ini ditunjukkan pada grafik bahwa stock propylene berada pada titik stabil (nilai ullage masih dalam batas yang telah ditetapkan).
79