BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang bergerak di bidang konveksi memiliki kegiatan untuk
mengolah bakan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan produksi yang sesuai dengan spesifikasi produk dan menjaga kelancaran proses produksi. Kegiatan produksi tidak hanya berorientasi terhadap bagaimana produk dapat dihasilkan, tetapi hal yang penting yang harus diperhatikan adalah bagaimana menjaga persediaan bahan baku. Persediaan merupakan hal yang penting karena kegiatan utama perusahaan khususnya manufaktur adalah memproduksi barang jadi atau siap pakai. Sebagai produsen, perusahaan harus mempunyai kemampuan yang baik dalam mengelola ketersediaan bahan baku. Bahan baku yang digunakan dalam produksi memerlukan besar kecilnya perancanaan persediaan dan pengendalian mutu yang baik agar bahan baku tersebut tidak terbuang menurut Blocher (2007:12). Kegiatan pengendalian bahan baku dapat digunakan untuk meminimumkan biaya langsung, seperti biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Perhitungan persediaan yang optimal dapat mengefisienkan biaya pemesanan, penyimpanan dan biaya lainnya dalam persediaan. Selain dapat mengefisiensikan biaya, dengan perhitungan jumlah persediaan yang optimal dapat menunjang kelancaran proses produksi sekaligus memenuhi setiap permintaan konsumen dan investasi modal kerja yang tertanam dalam persediaan tidak berlebihan. Biaya-biaya tersebut memiliki hubungan dengan biaya total persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya penyimpanan akan bertambah apabila kuantitas persediaan bertambah. Selain itu, apabila frekuensi pemesanan bertambah dengan kuantitas yang sama maka akan menimbulkan peningkatan biaya pemesanan. Oleh karena itu, agar biaya-biaya tersebut dapat di minimumkan perlu diatur jumlah pemesanan dan pengelolaan persediaan yang baik menurut Husnanto (2013:1).
1
2
CV Bandung Mulia Konveksi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang konveksi, dimana perusahaan ini menghasilkan produk T-Shirt. CV Bandung Mulia Konveksi memproduksi berbagai jenis pakaian seperti T-Shirt, sweater, jumper dan jimper. Bahan baku yang digunakan adalah jenis kain cotton carded, yang memiliki spesifikasi ketebalan antara 20s, 24s, dan 30s. Perusahaan mempunyai spesialisasi produk di bidang pembuatan T-shirt (kaos). T-Shirt yang menjadi utama yaitu T-Shirt dengan spesifikasi potongan bagian kerah dengan jenis O-neck. Perusahaan mempunyai beberapa mitra usaha diantaranya adalah Lasting, Poicens, Bastard dan Rava. Dengan adanya mitra usaha tersebut, dituntut untuk tetap produktif dalam produksinya. Selama ini CV Bandung Mulia Konveksi menggunakan Economic Order Quantity (EOQ) untuk menentukan jumlah persediaan bulan selanjutnya dengan begitu adanya gambaran tentang keadaan permintaan atau kebetuhan di masa depan, maka perusahaan dapat menyusun rencana-rencana kegiatan yang harus dilakukan dengan lebih baik. Berikut data yang di dapat dari CV Bandung Mulia Konveksi.
Tabel 1.1 Data Bahan Baku Tahun 2014 (kg) Bulan
Jumlah
Jumlah
Selisih
Permintaan Pemesanan Januari
450
Februari
500
Maret
500
April
600
Mei
560
Juni
540
Juli
600
Agustus
700
1.323
127
1.323
377
1.323
373
(Bersambung)
3
(Sambungan)
September
500
Oktober
450
November
700
Desember
625
1.323
473
1.323
-452
Catatan:(-) Kekurangan Barang Kebutuhan bahan baku CV Bandung Mulia Konveksi selama satu tahun yaitu 6725kg.
Sumber : CV Bandung Mulia Konveksi Dari data diatas dapat dilihat bahwa terjadi kelebihan dan kekurangan dalam mempersiapkan persediaan bahan baku, terlihat pada periode Januari-Maret kelebihan barang sebesar 127kg lalu pada periode
bulan April-Juni yaitu
kelebihan bahan baku 377kg lalu kelebihan bahan baku paling parah terjadi pada periode
bulan
Juli-September
sebesar
846kg
ini
mengakibatkan
biaya
penyimpanan meningkat. Lalu kekurangan bahan baku terjadi pada periode bulan Oktober-Desember yaitu 452kg ini mengakibatkan perusahaan tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen dan mengakibatkan kehilangan konsumen. Terdapat kelemahan dari kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan, hal tersebut terlihat pada bagaimana cara perusahaan meramalkan dengan menggunakan metode EOQ tingkat penjualan yang akan terjadi pada periode selanjutnya, dimana tingkat penjualan tahun berjalan belum tentu sama dengan periode sebelumnya. Maka dari itu, metode ini dinilai kurang tepat karena perusahaan mengalami tingkat penjualan yang bervariasi sehingga pada bulanbulan tertentu penjualan mengalami kenaikan dan penurunan. Perusahaan harus cermat dalam menghitung persediaan bahan baku, karena resiko yang dapat timbul dari persediaan yaitu kekurangan bahan baku maupun terlalu banyaknya pembelian bahan baku yang dapat menyebabkan persediaan bahan baku menumpuk digudang, dan hal ini bisa menyebabkan membengkaknya biaya penyimpanan. Maka dari itu, dibutuhkan suatu cara maupun metode dalam
4
merancang perencanaan produksi dan pengendalian persediaan bahan baku agar tidak terjadi kekurangan maupun kelebihan bahan baku yang disimpan. Maka dari itu penulis menyediakan data informasi penjualan pada tahun 2012, 2013, dan 2014 dengan mengetahui data penjualan pada tahun sebelumnya akan relevan untuk melakukan perencanaan produksi pada periode selanjutnya:
Tabel 1.2 Penjualan T-Shirt CV Bandung Mulia Konveksi Tahun 2012 (pcs) Bulan
T-Shirt O-Neck 20s
Januari
1950
Februari
2050
Maret
2100
April
2040
Mei
2120
Juni
2150
Juli
2100
Agustus
2240
September
2200
Oktober
2200
November
2250
Desember
2300
Jumlah
25700
Sumber : Laporan Penjualan CV Bandung Mulia Konveksi Tahun 2012 Laporan penjualan T-Shirt pada CV Bandung Mulia Konveksi pada tahun 2012 dengan total penjualan sebesar 25.700 potong baju dengan tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 2.300 potong baju dan terendah terjadi pada bulan
5
Januari sebesar 1.950 potong baju.
Tabel 1.3 Penjualan T-Shirt CV Bandung Mulia Konveksi Tahun 2013 (pcs) Bulan
T-Shirt O-Neck 20s
Januari
2000
Februari
2000
Maret
2400
April
2500
Mei
2440
Juni
2500
Juli
2370
Agustus
2400
September
2540
Oktober
2500
November
2350
Desember
2500
Jumlah
28500
Sumber : Laporan Penjualan CV Bandung Mulia Konveksi Tahun 2013 Laporan penjualan T-Shirt pada CV Bandung Mulia Konveksi pada tahun 2013 dengan total penjualan sebesar 28.500 potong baju dengan tertinggi terjadi pada bulan September sebesar 2.540 potong baju dan terendah terjadi pada bulan Januari dan Februari sebesar 2.000 potong baju.
6
Tabel 1.4 Penjualan T-Shirt CV Bandung Mulia Konveksi Tahun 2014 (pcs) Bulan
T-Shirt O-Neck 20s
Januari
2050
Februari
2300
Maret
2250
April
2700
Mei
2550
Juni
2455
Juli
2700
Agustus
3150
September
2250
Oktober
2025
November
3150
Desember
2820
Jumlah
30400
Sumber : Laporan Penjualan CV Bandung Mulia Konveksi Tahun 2014 Laporan penjualan T-Shirt pada CV Bandung Mulia Konveksi pada tahun 2014 dengan total penjualan sebesar 30.400 potong baju dengan tertinggi terjadi pada bulan Agustus dan November sebesar 3.150 potong baju dan terendah terjadi pada bulan Oktober sebesar 2.025 potong baju. CV Bandung Mulia Konveksi menetapkan persediaan bahan baku dengan metode EOQ, namun hal ini menimbulkan terjadinya selisih cukup besar dalam jumlah pemesanan yang mengakibatkan biaya penyimpanan meningkat
serta
terjadi pula selisih kekurangan bahan baku yang besar sehingga perusahaan tidak mampu memenuhi pesanan konsumen.
7
Beberapa metode dapat digunakan dalam meminimumkan biaya persediaan dan menentukan jumlah pesanan yang ekonomis. Secara umum ada 4 pendekatan metode yang dapat digunakan, pendekatan dengan model Materials Requirements Planning (MRP), Just In Time (JIT), dan model ABC Analysis method. Pendekatan dengan metode JIT merupakan suatu sistem yang berusaha meniadakan pemborosan dalam bidang produksi dan penyimpanan. Ide dasar metode JIT yaitu berproduksi jika ada permintaan atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta maupun barang yang diproduksi sendiri, dimana semua parameter dianggap telah diketahui secara pasti. Maka dari itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode JIT. Penulis berasumsi bahwa dengan menggunakan metode JIT jumlah pemesanan bahan baku yang ekonomis dapat dicapai dan dapat menekan biaya dari persediaan sehingga biaya yang dikeluarkan lebih efisien. Dengan tujuan agar kegiatan proses produksi tetap terjaga dan biaya dari persediaan dapat ditekan. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kegiatan produksi pada CV Bandung Mulia Konveksi dengan tujuan untuk menentukan jumlah pemesanan ekonomis dan efisiensi biaya persediaan. Maka penulis mengambil judul “Analisis Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Just In Time untuk Mengendalikan Jumlah Persediaan pada CV Bandung Mulia Konveksi”.
1.2
Identifikasi Masalah Pendekatan dengan metode JIT merupakan suatu sistem yang berusaha
meniadakan pemborosan dalam bidang produksi dan penyimpanan. Ide dasar metode JIT yaitu berproduksi jika ada permintaan atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta maupun barang yang diproduksi sendiri, dimana semua parameter dianggap telah diketahui secara pasti. 1. Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan CV Bandung Mulia Konveksi. 2. Bagaimana pengendalian persediaan dengan menggunakan metode JIT pada CV Bandung Mulia Konveksi.
8
3. Sejauh mana perbandingan efisiensi biaya persediaan antara metode JIT dengan yang dilakukan oleh CV Bandung Mulia Konveksi.
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan mengkaji : 1. Pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan oleh CV Bandung Mulia Konveksi. 2. Pengendalian persediaan dengan menggunakan metode JIT pada CV Bandung Mulia Konveksi. 3. Perbandingan efisiensi biaya persediaan antara metode JIT dengan yang dilakukan CV Bandung Mulia Konveksi.
1.4
Kegunaan Penelitian Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang baik dan
bermanfaat. Dan hasil penelitian ini diharapkan berguna baik secara akademis maupun praktis. 1.4.1 Kegunaan Teoritis 1.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi penulis yang telah didapatkan selama dibangku kuliah.
2.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar studi perbandingan dan referensi bagi penelitian yang sejenis.
1.4.2 Kegunaan Praktis 1.4.2.1 Kegunaan bagi Perusahaan Dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, akan diperoleh manfaat untuk membantu perusahaan dalam pengeluaran biaya persediaan yang lebih efisien, dengan menggunakan metode JIT, metode tersebut akan didapatkan jumlah pemesanan yang lebih ekonomis. perusahaan menjalin hubungan yang positif antara mahasiswa dengan perusahaan.
9
1.4.2.2 Kegunaan bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi untuk pihakpihak yang tertarik dalam manajemen operasi khusus nya dalam pengendalian persediaan, dan dapat menjadikan bahan pertimbangan terhadap penelitian selanjutnya. 1.4.2.3 Kegunaan bagi Penulis Manfaat yang penulis dapatkan dari hasil penelitian ini yaitu mengetahui kegiatan produksi yang dilakukan oleh CV Bandung Mulia Konveksi dalam bidang konveksi pembuatan T-Shirt, bagaimana cara memilih bahan baku, bagaimana cara melakukan pemesanan bahan baku kepada supplier dan mendapatkan pengetahuan mengenai proses produksi dari mulai pengadaan bahan baku sampai dengan output yang dihasilkan dari proses produksi di CV Bandung Mulia Konveksi serta dapat menemukan fakta-fakta lapangan yang selama ini tidak diketahui oleh peneliti.
1.5
Metode Penelitian 1.5.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu : 1.
Data Primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung pada berupa
data-data mentah yang harus diolah dan ada hubunganya dengan pengendalian persediaan bahan baku dengan metode JIT untuk menentukan jumlah pemesanan ekonomis guna efisiensi biaya persediaan pada CV Bandung Mulia Konveksi. Ada pun cara pengumpulan data ini adalah sebagai berikut : a) Wawancara Penulis
mengadakan
wawancara
langsung
dengan
karyawan CV Bandung Mulia Konveksi yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Sehingga data yang didapat di instansi tersebut berupa data: sejarah perusahaan
10
beserta struktur organisasinya, dan pembagian tugas masingmasing, dan lain-lain, serta membahas judul proposal pengendalian persediaan bahan baku dengan metode JIT untuk
menentukan
jumlah pemesanan ekonomis guna efisiensi biaya persediaan pada CV Bandung Mulia Konveksi. b) Observasi Pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung dan penelitian terhadap objek yang diteliti dengan melihat, mendengar langsung dari kenyataan pada instansi tersebut yang ada hubungannya dengan pengendalian persediaan bahan baku dengan metode JIT untuk menentukan jumlah pemesanan ekonomis guna
efisiensi biaya persediaan pada CV Bandung Mulia
Konveksi sehingga dapat diobservasi secara langsung. 2. Data Sekunder Data sekunder berupa data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi atau data yang sudah dikumpulkan oleh pihak atau instansi lain. Adapun metode pengumpulan data sekunder yang dilakukan penulis adalah berupa studi kepustakaan yang dipelajari buku-buku literature, artikel serta catatan kuliah untuk mendapatkan teori yang diperlukan.
1.6
Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penyusunan proposal ini diperlukan data yang relevan dengan obyek
yang diteliti. Dalam rangka pengumpulan data tersebut maka penulis dalam hal ini mengadakan penelitian pada CV Bandung Mulia Konveksi.
11
Tabel 1.5 Waktu Penelitian Bulan Kegiatan
Juli
1 Prediksi Data Pemilihan Judul dan Pengumpulan Data
2
3
Agustus
4
Proposal acc dan melanjutkan Bab 1
√ √
Melanjutkan Bab 2 dan mencari teori
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
√ √
Bimbingan dan revisi Bab 2
2
November
√
Pengajuan Proposal Revisi Bab 1 melanjutkan Bab 2
1
Sept
√
√ √ √ √ √
minimal 3 dan menyimpulkan nya Bab 3 metode dan Objek penelitian
√ √
Revisi Bab 3
√
Melanjutkan Bab 4 mengolah data
√ √
Revisi Bab 4 melanjutkan bab 5 Bab 5 kesimpulan Sidang
√ √ √