BAB IV POKOK PERMASALAHAN
4.1
Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah BiNus Center Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan tenaga kerja yang menguasai komputer/teknologi informasi, maka pada tanggal 1 Juli 1991 Bina Nusantara Training & Recruitment Center (BNTRC) lahir dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer (STMIK) Bina Nusantara, sebuah lembaga pendidikan yang menghasilkan ribuan lulusan dengan kualitas terpercaya dan diandalkan di seluruh nusantara, yang sejak tanggal 8 Agustus 1996 telah menjadi Universitas Bina Nusantara. Mengemban misi untuk berpacu dengan kemajuan Teknologi Informasi yang pesat agar dapat menerapkan dan membaktikan ilmu pengetahuan tepat guna kepada seluruh masyarakat luas, BNTRC sejak tahun 2001 berganti nama menjadi BiNus Training melakukan berbagai program penelitian dan kemudian melaksanakan berbagai progam pelatihan mulai dari Micro Computer (PC) sampai dengan Midrange Computer. Setahun kemudian (2002), BiNus Training berganti nama lagi menjadi BiNus Center.
45
46
Pada tahun yang sama BiNus Center mulai mengembangkan usahanya dalam bentuk waralaba. Salah satu tujuan dari waralaba ini adalah mempercepat dan memperbesar pertumbuhan perusahaan baik dari segi market share maupun pendapatan (passive income) serta menjawab kebutuhan akan teknologi informasi di luar Jakarta. Atau dengan kata lain, dengan adanya waralaba maka semakin memperluas pasar BiNus Center. Tantangan demi tantangan yang muncul dalam dunia informatika kian memposisikan peran institusi pendidikan, baik formal maupun informal sebagai wadah dalam mencetak tenaga profesional yang handal. Semakin banyaknya kebutuhan dunia industri akan tenaga kerja profesional di bidang teknologi informasi yang siap terap dan bermutu, luasnya dunia informatika, serta beragamnya latar belakang kebutuhan pendidikan masyarakat memicu munculnya beragam institusi pendidikan, yang berusaha adaptif dan responsif terhadap kondisi tersebut. BiNus Center sebagai salah satu sosok lembaga pelatihan yang konsisten mengikuti perkembangan dunia informatika berupaya untuk menjawab kebutuhan dunia industri tersebut. Pertimbangan-pertimbangan matang untuk memberikan materi yang terbaik dan tepat guna serta dapat langsung diterapkan, digabung dengan metode pelatihan yang efektif dan pengajar-pengajar yang
47
berkualitas, akhirnya membawa BiNus Center menjadi suatu pusat pelatihan profesional yang berbeda. Banyaknya lulusan yang menjadikan keikutsertaan mereka dalam pelatihan di BiNus Center sebagai awal perjalanan sukses maupun sebagai pelengkap perintisan perjalanan karier dimanapun mereka berada, membuat BiNus Center semakin dikuatkan dalam tekad untuk menjadi tempat pelatihan yang terbaik, yang melengkapi setiap pesertanya meraih prestasi dan masa depan. Cita-cita ini juga ditujukan untuk membentuk masyarakat Indonesia yang smart & good, yang mampu beradaptasi dan bersaing di masa depan dalam melakukan karya mereka bagi bangsa Indonesia. BiNus Center yang mempunyai motto ”1st Choice Training Center” mempunyai cita-cita untuk mewujudkan cita-cita untuk ”Membangun Bangsa Melalui Pendidikan”.
4.1.2 Visi dan Misi BiNus Center mempuunyai visi yaitu unggul sebagai lembaga pendidikan yang diterima sebagai panutan yang siap berkompetisi dan beradaptasi terhadap perubahan global. Dalam rangka mencapai visi yang digariskan, BiNus Center senantiasa akan berupaya untuk melaksanakan misinya sebagai berikut:
48
a.
menyelenggarakan
program
pendidikan
berkelanjutan
(continuning education center) yang ditunjang oleh hal yang terkait dengan teknologi informasi, kemampuan berbahasa asing, komunikasi, kemampuan berinovasi dan berwirausaha serta berkarakter baik b.
menyediakan sarana dan lingkungan yang kondusif bagi pelaksanaan kegiatan pembelajaran sehingga dapat menghasilkan keluaran yang siap terap dan bermutu
c.
menjaga keterkaitan dan relevansi seluruh kegiatan pendidikan dengan kebutuhan industri lokal dan global
d.
melakukan kerjasama dengan berbagai perusahaan multinasional dan intenasional dalam pengkayaan kurikulum pembelajaraan agar materi yang diajarkan selalu muktakir dan tepat guna
e.
melakukan kerjasama dengan berbagai perusahaan multinasional dan intenasional dalam rangka pengakuan dan sertifkasi internasional
f.
melakukan kerjasama dengan dunia usaha dalam penyebaran lulusan sebagai tenaga kerja siap pakai
49
4.1.3 Struktur Organisasi Struktur organisasi BiNus Center adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1. Struktur Organisasi BiNus Center
4.1.4 Produk BiNus Center Produk-produk yang ditawarkan di BiNus Center terbagi atas 2 (dua) bagian besar yaitu : 1.
Produk di bidang teknologi informasi, mencakup : ─
Special Class, yaitu program pelatihan berbasiskan kompetensi yang dilakukan secara intensif dalam waktu 6 (enam)
bulan,
dimana
para
pesertanya
dibekali
keterampilan di bidang Teknologi Informasi supaya siap terap di dunia industri. Program ini terdiri dari 8 (delapan) jurusan yaitu :
50
1. Programmer 2. Computer Graphic Designer 3. 3D Movie Animator 4. 3D Character Animator 5. Network Adminstrator 6. Computerized Accounting 7. Web Designer 8. Secretary ─
Short Course adalah program pelatihan jangka menengah 1 sampai 2 bulan, yang terdiri dari beberapa jurusan yaitu : programming,
networking,
design,
accounting,
web/internet dan office ─
Workshop adalah program pelatihan berdurasi singkat yaitu 3 sampai 9 jam, dimana materi yang diajarkan merupakan pengenalan/dasar dari suatu program yang lebih tinggi. Workshop yang ditujukan untuk pemula ini disebut workshop for beginner. Kategori workshop lainnya adalah workshop for professional, dimana materi yang diajarkan merupakan materi tingkat lanjut sebagai update terhadap perkembangan yang ada.
2.
Produk Bahasa, terdiri dari : ─ Bahasa Inggris ─ Bahasa Mandarin ─ Bahasa Jepang ─ Bahasa Korea ─ Bahasa Perancis ─ Bahasa Jerman ─ TOEFL Preparation dan Test Semua produk bahasa ditawarkan dalam durasi 3 bulan per levelnya.
51
4.1.5 Waralaba BiNus Center Sampai Mei 2005, BiNus Center memiliki 11 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia dengan perincian sebagai berikut : ─
Tiga diantaranya adalah milik Bina Nusantara yang disebut FO – fully own yaitu:
─
1.
BiNus Center Syahdan – Jakarta Barat
2.
BiNus Center Grogol – Jakarta Barat
3.
BiNus Center Kedoya – Jakarta Barat
Delepan lainnya dimiliki dengan sistem waralaba, yaitu : 1.
BiNus Center Bintaro – Jakarta Selatan
2.
BiNus Center Kelapa Gading – Jakarta Utara
3.
BiNus Center Pondok Gede – Jakarta Timur
4.
BiNus Center Gajah Mada – Medan, Sumatera Utara
5.
BiNus Center Proklamasi – Padang, Sumatera Barat
6.
BiNus Center Teuku Umar – Denpasar, Bali
7.
BiNus Center Nagoya – Batam, Riau
8.
BiNus Center Depok – Jawa Barat
4.2 Model Waralaba BiNus Center 4.2.1 Model Waralaba Saat Ini Model waralaba BiNus Center yang ada saat ini hanya ada 1 (satu) macam yaitu investor (franchisee) membeli hak waralaba
52
kepada BiNus Center (franchisor) dengan membayar sejumlah franchise fee untuk masa guna selama 5 (lima) tahun dan royalty fee sebesar 20% dari penjualan setiap 3 (tiga) bulan. BiNus Center sebagai franchisor akan memberikan kepada franchisee beberapa hal untuk menunjang jalannya proses bisnis yaitu know-how berupa pelatihan/ magang, sistem informasi (www.binuscenter.com), dan konsultasi terhadap masalah/kendala yang dihadapi. Untuk sumber daya manusia menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari franchisee.
4.2.2 Tahapan Membuka Gerai Waralaba Sebelum menjadi pemilik waralaba BiNus Center, ada beberapa tahapan seleksi yang harus dilewati oleh calon investor. Tujuan dari seleksi ini adalah untuk memastikan bahwa semua ketentuan yang disyaratkan terpenuhi. Tahapan – tahapan untuk membuka gerai waralaba adalah sebagai berikut : 1. Calon investor mengirimkan data peminatan terhadap waralaba BiNus Center 2. Franchisor akan memberikan briefing dan penjelasan mengenai prospektus BiNus Center kepada calon investor 3. Calon investor mengirimkan formulir data diri/perusahaan dan proposal kepada franchisor.
53
4. Franchisor menilai proposal yang diajukan untuk menilai apakah calon investor tersebut sesuai dengan kriteria yang ada yaitu mempunyai komitmen untuk mengedepankan pendidikan dan untuk pembinaan nusantara daripada laba. 5. Franchisor melakukan survey lokasi untuk melihat apakah usulan lokasi yang diberikan strategis dan sesuai dengan kriteria yang diberikan yaitu di pusat keramaian atau komunitas pendidikan seperti sekolah, pendidikan tinggi dan universitas. 6. Setelah franchisor dan calon investor setuju dengan semua kondisi yang ada, maka dilanjutkan dengan penandatangan perjanjian. 7. Franchisor memberikan pelatihan yang disebut mangement training sebagai bekal untuk memulai bisnis waralaba ini. Dalam pelatihan tersebut akan diberikan informasi yang menjadi panduan dalam menjalankan gerai waralaba. Materi yang diberikan pada pelatihan tersebut mencakup : ─ Informasi tentang produk BiNus Center ─ Pengetahuan mengenai perpajakan ─ Infromasi mengenai anggaran tahunan ─ Informasi mengenai pemasaran ─ Infromasi mengenai proses operasional (seperti : penjadwalan, penggunaan sistem informasi)
54
─ Informasi mengenai struktur organisasi, job description dan perekrutan sumber daya manusia, baik staff maupun tenaga pengajar ─ Studi kasus mengenai keseluruhan materi yang telah disampaikan ─ Sharing pengalaman dari BiNus Center lainnya 8. Franchisee melakukan perekrutan staff sesuai kebutuhan 9. Franchisee memilih produk yang akan dijual 10. Franchisee melakukan perekrutan tenaga pengajar sesuai dengan kebutuhan produk yang akan dijual 11. Tenaga pengajar yang telah direkrut akan diberikan pelatihan dari franchisor sesuai dengan bidang keahlian yang akan diajarnya. Setelah selesai mengikuti pelatihan, mereka harus mengiktui tes untuk mendapatkan sertifikat BiNus CenterI (BiNus Certified Instructor) 12. Franchisee harus melakukan renovasi gedung sesuai standar yang telah ditetapakan BiNus Center 13. Setelah semua persiapan yang dibutuhkan selesai, dilakukan soft opening dan ini berarti gerai waralaba tersebut sudah mulai menjalankan bisnisnya.
55
Tahapan tersebut dapat digambarkan dalam bagan di bawah ini :
Cari lokasi lain
Lokasi tidak ok
Calon Investor menyatakan minat untuk menjalankan waralaba BC
BC memberikan executive briefing kepada calon investor
Calon investor menyerahkan kelengkapan data dan proposal ke BC
Training Instruktur + BCI
BC mengevaluasi data dari calon investor
BC mensurvei lokasi calon investor
Recruit Instruktur
Riset Market + penentuan produk
Lokasi ok
Tanda tangan perjanjian
Bayar franchise fee
Recruit staff
Management Trainee
Soft Opening
Renovasi Gedung
Gambar 4.2 Langkah-langkah Pembukaan Gerai Waralaba
4.3
Permasalahan yang Dihadapi Setelah lebih dari 3 (tiga) tahun menjalankan sistem waralaba, pertumbuhan
waralaba BiNus Center masih kurang maksimal.Hal ini terlihat dari jumlah gerai waralaba yang ada masih jauh dari target yaitu sebanyak 30 gerai sampai akhir tahun 2005.
Selain
itu
proses
persiapan
pembukaan
gerai
juga
mengalami
kendala/permasalahan baik dari sisi franchisor maupun franchisee sehingga berdampak pada pengelolaan gerai tersebut.
56
Beberapa masalah yang telah diidentifikasikan antara lain adalah : 1.
Kurangnya pemasaran untuk sistem waralaba BiNus Center itu sendiri Hal ini terbukti dari banyaknya pihak yang belum mengetahui bahwa BiNus Center menerapkan sistem waralaba untuk meningkatkan pertumbuhannya dan BiNus Center juga belum terdaftar pada Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) sebagai salah satu perusahaan yang menerapkan sistem waralaba.
2.
Model waralaba BiNus Center kurang fleksibel.
3.
Belum adanya urutan proses yang standard untuk proses pembukaan gerai dari awal sampai pada saat dijalankan. Beberapa hal yang penting yang menyangkut proses ini adalah : a.
Riset lokasi tidak dilakukan secara mendalam oleh franchisor.
b.
Seleksi calon investor. Bagaimana BiNus Center dapat menyeleksi investor yang benar - benar memiliki kemampuan dalam menjalankan usaha ini.
c.
Prospektus, Start Up Kit yang kurang memberikan gambaran detil mengenai bagaimana sistem waralaba BiNus Center.
d.
Pelatihan bagi investor, manajer cabang maupun bagi staf-staf yang menjalankan gerai belum memadai yang dapat dijadikan bekal untuk menjalankan gerai.
4.
Permasalahan yang ada di gerai waralaba : a.
Kebutuhan pasar kurang diteliti dengan lebih jelas terutama berhubungan dengan produk dan keinginan konsumen yang ada di wilayah tersebut.
57
b.
Dukungan dari franchisor dirasakan sangat kurang dan termasuk di dalamnya komunikasi dan respon yang lambat dari franchisor kepada franchisee.