BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Keadaan Umum Daerah Penelitian Home industry Miko Pangan Utama merupakan perusahaan yang
memproduksi olahan-olahan jamur yang terletak di Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Kelurahan Cicadas merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung, memiliki luas wilayah 55 hektar. Jarak antara kelurahan ke kantor kecamatan sekitar satu kilometer, sedangkan jarak menuju kantor Kota Bandung kurang lebih tiga kilometer. Secara geografis wilayah Kelurahan Cicadas berbatasan dengan beberapa wilayah, yaitu :
Utara
: Kelurahan Cihaurgeulis Kecamatan Cibeunying Kaler.
Selatan
: Kelurahan Kebon Waru Kecamatan Batununggal.
Barat
: Kelurahan Sukamaju Kecamatan Cibeunying Kidul.
Timur
: Kelurahan Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul.
Letak perusahaan yang berada di wilayah Kota Bandung memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Sebagai sebuah kota, Bandung memiliki potensi pasar, sarana dan prasarana, serta infrastruktur yang cukup baik yang dapat menunjang keberlangsungan perusahaan.
58
59
4.2
Keadaan Umum Home Industry Miko Pangan Utama
4.2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Home industry Miko Pangan Utama telah memulai kegiatan usahanya sejak 4 Desember 2010. Nama Miko Pangan Utama sendiri berasal dari miko yang merupakan bahasa biologi untuk jamur, sedangkan maksud dari “pangan utama” adalah sang pemilik berkeinginan agar jamur menjadi salah satu sumber pangan olahan alternatif yang utama di Indonesia. Usaha pengolahan jamur di home industry Miko Pangan Utama berawal dari kegiatan sang pemilik, Bapak Ahmad Efendi, yang memperkenalkan pestisida organik untuk jamur tiram kepada petani jamur tiram di Parongpong, Lembang, Kabupaten Bandung pada tahun 2007. Pestisida organik untuk jamur tiram tersebut adalah hasil penelitian Bapak Ahmad Efendi ketika menjadi mahasiswa. Kegiatan memperkenalkan pestisida jamur tiram tersebut menginspirasi Bapak Ahmad Efendi untuk mengolah jamur tiram segar yang mudah busuk menjadi produk yang lebih awet dengan harga jual yang lebih tinggi. Produk pertama pada awal usaha home industry Miko Pangan Utama adalah nugget jamur. Selama perjalanan mengolah jamur tiram menjadi nugget tersebut tidak terlepas dari kendala, terutama dalam hal resep pembuatannya. Pada awal usaha, Bapak Ahmad Efendi kesulitan meramu resep nugget jamur yang tepat dalam hal komposisi, tekstur, keawetan, dan kerenyahan. Untuk mengetahui resep pembuatan nugget jamur yang tepat, Bapak Ahmad Efendi mencari informasi dari internet. Berbagai resep yang ditemukan dari internet, ternyata belum mampu memenuhi harapan. Resep nugget jamur yang tepat akhirnya ditemukan setelah
60
bertemu dan berkonsultasi dengan Ibu Yuyun Anwar, seorang konsultan UMKM di Surabaya pada September 2011. Resep tersebut merupakan resep nugget jamur yang digunakan home industry Miko Pangan Utama hingga saat ini, dengan melakukan sedikit modifikasi. Modal awal home industry Miko Pangan Utama berasal dari modal sendiri sang pemilik dan uang dari para konsumen yang memesan produknya. Modal sendiri sang pemilik berupa peralatan-peralatan yang digunakan seperti saat ini, kecuali food processor, freezer, sealer, wadah plastik, dan loyang. Pada awal usaha, home industry Miko Pangan Utama melakukan kegiatan produksinya hanya berdasarkan pesanan sehingga terlebih dahulu menerima uang dari para konsumennya. Uang tersebut yang digunakan sebagai modal untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan. Selain modal sendiri, Bapak Ahmad Efendi juga mendapatkan bantuan permodalan berupa kredit dari Bank Mandiri sebesar Rp 15.000.000,00 dengan bunga 6 persen per tahun selama tiga tahun. Bantuan permodalan tersebut didapat setelah Bapak Ahmad Efendi mengikutsertakan nugget jamur dalam kompetisi “Wirausaha Muda Mandiri” dan berhasil masuk ke 62 besar kontestan yang lolos. 4.2.2 Visi dan Misi Home industry Miko Pangan Utama memiliki visi menjadi perusahaan inspirator pengolahan pangan di Indonesia. Visi tersebut berdasarkan pemikiran sang pemilik bahwa Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan berbagai jenis hasil pertanian primer. Hasil-hasil pertanian primer sifat fisiknya mudah busuk dan harga jualnya fluktuatif. Oleh karena itu, dengan mengolah hasil
61
pertanian primer menjadi produk yang tahan lama dan mempunyai harga jual lebih tinggi akan menjadi sumber pendapatan yang lebih tinggi bagi negara. Adapun misi home industry Miko Pangan Utama adalah memberdayakan petani dan produk pertanian dalam agroindustri. 4.2.3 Deskripsi Produk Sejak pertama kali memulai usaha hingga saat ini, produk dari home industry Miko Pangan Utama melakukan pengembangan variasi produk. Pengembangan variasi produk tersebut dilakukan karena permintaan pasar yang menginginkan jenis-jenis produk yang baru. Saat ini jenis produk olahan jamur tiram yang dihasilkan home industry Miko Pangan Utama adalah nugget jamur, nugget jamur vegetarian, dan sosis jamur. Dari ketiga jenis produk tersebut, yang menjadi produk utama home industry Miko Pangan Utama adalah nugget jamur. Nugget jamur memiliki merek dagang Fanjai Nugget, nugget jamur vegetarian memiliki merek dagang Fanjai Vegan, sedangkan sosis jamur tiram memiliki merek dagang Fanjai Sausage. Setiap produk tersebut memiliki variasi rasa. Variasi rasa nugget jamur adalah rasa ayam, ayam saus padang, brokoli keju, dan wortel keju. Variasi rasa nugget jamur vegetarian adalah rasa ayam dan brokoli. Sedangkan variasi rasa sosis jamur tiram adalah rasa ayam dan sapi. Untuk membedakan jenis nugget jamur yang satu dengan yang lainnya, bentuk dan kemasan masing-masing produk nugget jamur dibedakan. Bentuk dan kemasan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.
62
Pada awalnya nugget jamur memiliki ragam ukuran kemasan, yaitu ukuran kemasan 250 gram dan 500 gram. Dari kedua ukuran kemasan tersebut, para konsumen
mayoritas
memilih
ukuran
kemasan
250
gram.
Setelah
mempertimbangkan keadaan tersebut, Bapak Ahmad Efendi memutuskan hanya memproduksi nugget jamur dengan ukuran kemasan 250 gram. Harga nugget jamur bagi konsumen akhir ditetapkan sama untuk semua rasa, yaitu Rp 15.000,00 dengan ukuran kemasan 250 gram.
4.3
Aspek Pasar dan Pemasaran
4.3.1 Potensi Pasar Potensi pasar nugget jamur dari home industry Miko Pangan Utama tergolong tinggi. Hal tersebut terbukti dari permintaan nugget jamur oleh para reseller lebih besar dibandingkan penawaran dari home industry Miko Pangan Utama. Setiap minggu permintaan nugget jamur rata-rata berjumlah 800 kemasan, sedangkan home industry Miko Pangan Utama baru mampu memproduksi ratarata berjumlah 400 kemasan setiap minggu. Hal tersebut berarti home industry Miko Pangan Utama sejauh ini baru mampu memenuhi sekitar 50 persen dari total permintaan yang ada. Di sini terlihat adanya gap yang besar antara permintaan dan penawaran. Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran nugget jamur tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Dengan demikian, pasar dapat menyerap seluruh produk perusahaan.
63
4.3.2 Wilayah Pemasaran dan Saluran Pemasaran Hingga saat ini wilayah pemasaran nugget jamur dari home industry Miko Pangan Utama sudah cukup luas, yang secara garis besar dapat dibagi menjadi wilayah lokal dan luar. Wilayah lokal yaitu Bandung dan sekitarnya, sedangkan wilayah luar yaitu Bogor, Jakarta, Tarakan, dan Makassar. Dalam memasarkan produknya ke semua wilayah tersebut, perusahaan dibantu oleh beberapa reseller dan hanya sebagian kecil yang langsung ke tangan konsumen akhir. Jika ada konsumen yang berasal dari selain wilayah tersebut, maka produk akan didistribusikan melalui jasa pengiriman barang. Reseller menerima harga produk Rp 10.900,00 per bungkus. Harga tersebut lebih rendah dari harga yang diterima konsumen akhir seharga Rp 15.000,00. Syarat awal untuk menjadi reseller nugget jamur dari home industry Miko Pangan Utama adalah melakukan pembelian nugget jamur sebanyak 55 buah yang total harganya sebesar Rp 600.000,00. Setelah syarat awal dilakukan, pada pembelian berikutnya reseller dapat membeli produk sesuai jumlah yang dibutuhkannya. Terdapat dua mekanisme pengiriman produk bagi reseller, yaitu melalui jasa pengiriman barang dan bertemu langsung. Mekanisme pengiriman produk melalui jasa pengiriman barang biasanya dilakukan oleh reseller yang tempat tinggalnya jauh dari perusahaan. Dalam mekanisme tersebut, reseller melakukan transfer pembayaran penuh ke rekening perusahaan terlebih dahulu untuk produk yang dipesannya, baru setelah itu mendapatkan kiriman barangnya dengan biaya pengiriman ditanggung oleh reseller. Sementara mekanisme dengan bertemu langsung biasanya dilakukan oleh reseller yang tempat tinggalnya dekat dengan
64
perusahaan. Dalam mekanisme tersebut, reseller mendapatkan produk terlebih dahulu dengan cara bertemu langsung dengan pemilik perusahaan dan melakukan pembayaran atas produk yang dipesannya setelah produk tersebut habis terjual. Terdapat dua saluran pemasaran yang terdapat dalam alur pemasaran produk home industry Miko Pangan Utama. Saluran pemasaran tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
1
Reseller
2
Konsumen akhir
Konsumen akhir
Home industry Miko Pangan Utama
Gambar 2. Saluran Pemasaran Nugget Jamur di Home Industry Miko Pangan Utama Dari kedua saluran pemasaran tersebut yang memberikan kontribusi penjualan terbesar adalah saluran pemasaran pertama. Saluran pemasaran pertama memberikan kontribusi penjualan sebesar 70 persen, sedangkan saluran pemasaran kedua memberikan kontribusi penjualan sebesar 30 persen. 4.3.3 Strategi Pemasaran 1) Segmentasi dan Target Pasar Nugget jamur merupakan produk yang cocok untuk dinikmati oleh berbagai kalangan usia, karena nugget jamur merupakan makanan yang bergizi tinggi yang mengandung hampir semua zat-zat yang dibutuhkan tubuh sehingga aman dan bermanfaat untuk semua usia. Oleh karena itu, segmentasi pasar home industry Miko Pangan Utama bagi produknya tersebut berdasarkan kalangan usia, yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa. Dari
65
berbagai segmen pasar tersebut, yang menjadi target pasar home industry Miko Pangan Utama adalah anak-anak, karena dibanding kalangan usia lainnya anak-anak adalah yang paling banyak menyukai makanan olahan seperti nugget. 2) Posisi Pasar Penentuan
posisi
pasar
penting
untuk
membangun
dan
mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang dihasilkan ke dalam benak konsumen sehingga dapat mendorong keinginan konsumen untuk membeli produk tersebut. Posisi pasar nugget jamur dari home industry Miko Pangan Utama ini sebenarnya adalah makanan olahan inovatif yang memberdayakan produk pertanian Indonesia, tetapi menurut pengamatan sang pemilik, yang ada dibenak konsumen adalah nugget jamur sebagai alternatif makanan sehat. Walaupun posisi pasar tidak sesuai, tetapi hal tersebut menjadi keuntungan bagi home industry Miko Pangan Utama. Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya makanan sehat, maka semakin tinggi pula permintaan terhadap makanan sehat. Hal tersebut menjadi peluang pasar yang potensial bagi nugget jamur yang dihasilkan home industry Miko Pangan Utama. 3) Media Pemasaran Pada awal berdirinya usaha, home industry Miko Pangan Utama mengandalkan pemasaran produk dari mulut ke mulut (mouth to mouth) dan dari waktu ke waktu media pemasaran yang digunakan semakin beragam. Hingga saat ini perusahaan sudah menggunakan media pemasaran yang
66
cukup beragam, yaitu brosur, website resmi perusahaan, dan situs jejaring sosial. Website resmi home industry Miko Pangan Utama adalah www.fanjaimushroom.com. Melalui website resmi tersebut konsumen dapat mengakses informasi secara langsung mengenai produk-produk dari home industry Miko Pangan Utama. Situs jejaring sosial yang digunakan sebagai media pemasaran perusahaan adalah facebook dan twitter. Facebook home industry Miko Pangan
Utama
adalah
FanjaiGroups,
sedangkan
twitternya
adalah
@Fanjaigroups. Penggunaan situs jejaring sosial sebagai media pemasaran dapat menguntungkan perusahaan, karena melalui situs jejaring sosial para konsumen dapat berhubungan secara lebih dekat dengan perusahaan. Melalui media ini perusahaan dapat menjaring lebih banyak konsumen dibandingkan dengan pemasaran dari mulut ke mulut, serta berinteraksi lebih aktif dengan para konsumen sehingga dapat mengetahui keinginan konsumen untuk kemudian menjawabnya dengan menghasilkan produk yang sesuai. Selain media pemasaran yang telah dijelaskan sebelumnya, home industry Miko Pangan Utama terkadang juga mengikuti pameran-pameran yang dapat dijadikan sebagai tempat promosinya. Pameran-pameran yang pernah diikutinya adalah Agribusiness International Expo 2012, Cooperative Fair pada tahun 2011, pameran di Bank Indonesia pada tahun 2012, dan berbagai pameran berskala kampus. Dalam pameran-pameran tersebut, perusahaan senantiasa membagikan brosur kepada para pengunjung.
67
4.3.4 Persaingan Nugget jamur yang diproduksi home industry Miko Pangan Utama, merupakan jenis makanan olahan yang terbilang baru dan belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Hal tersebut karena masih belum banyaknya perusahaan yang memproduksi nugget jamur. Oleh karena itu tingkat persaingan untuk nugget jamur masih belum ketat. Pesaing terdekat yang sama-sama menghasilkan nugget jamur adalah CV. Jayagiri dan PT. Elmediqofood Sukses Abadi. CV. Jayagiri berlokasi di Kabupaten Bandung Barat. CV. Jayagiri memproduksi berbagai olahan jamur tiram, dan salah satunya adalah nugget jamur. PT. Elmediqofood Sukses Abadi berlokasi di Kota Bandung bagian utara. PT. Elmediqofood Sukses Abadi memproduksi nugget jamur, nugget brokoli, dan nugget wortel. Selain dari produk yang sama, persaingan juga muncul dari produk substitusi. Produk substitusi nugget jamur adalah nugget berbahan baku dagingdagingan. Nugget berbahan baku daging-dagingan sudah lebih dikenal masyarakat dan saat ini sudah beredar banyak di pasaran. Walaupun begitu, nugget jamur masih mampu bersaing karena memiliki keunggulan sebagai makanan sehat. 4.3.5 Hasil Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran Berdasarkan analisis terhadap aspek-aspek pasar dan pemasaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama layak untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan besarnya potensi pasar untuk nugget jamur diilihat dari sisi permintaan dan penawaran. Jumlah permintaan yang tidak diimbangi oleh jumlah penawaran menciptakan potensi pasar yang besar bagi home industry Miko Pangan Utama. Dari segi wilayah
68
pemasaran dan saluran pemasaran, reseller nugget jamur tersebut tersebar ke beberapa kota di berbagai pulau sehingga dapat dikenal konsumen yang bukan hanya berasal wilayah lokal saja. Segi strategi pemasaran dilihat dari segmentasi dan target pasar, posisi pasar, dan media pemasaran. Segmentasi dan target pasar bagi nugget jamur menguntungkan karena nugget adalah makanan yang cocok dikonsumsi dari usia anak-anak hingga dewasa. Posisi pasar yang ada di benak konsumen adalah nugget jamur sebagai alternatif makanan sehat, posisi pasar tersebut menguntungkan seiring semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya makanan sehat. Media pemasaran yang beragam yang digunakan home industry Miko Pangan Utama dapat mempermudah nugget jamur dikenal oleh masyarakat. Dari segi persaingan, nugget jamur yang diproduksi home industry Miko Pangan Utama mampu bersaing baik dengan produk sejenis maupun produk substitusinya.
4.4
Aspek Teknis dan Teknologi
4.4.1 Lokasi Usaha Lokasi produksi home industry Miko Pangan Utama terletak di Jl. Asep Berlian no. 13, Kelurahan Cicadas, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena merupakan tempat tinggal sang pemilik. Beberapa pertimbangan lain yang diperhitungkan dalam pemilihan lokasi produksi adalah sebagai berikut :
69
1) Ketersediaan bahan baku dan bahan penunjang Lokasi home industry Miko Pangan Utama dekat dengan beberapa pasar tradisional. Pasar Jembar dan pasar Cicadas masih berada di wilayah kelurahan Cicadas, sehingga bisa diakses dalam waktu singkat. Adapun pasar yang biasa menjadi langganan perusahaan ini dalam memenuhi kebutuhan bahan-bahan untuk membuat nugget jamur adalah pasar Kosambi. Pasar Kosambi tidak berlokasi di wilayah kelurahan Cicadas, walaupun begitu letaknya cukup dekat dengan perusahaan karena dapat ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit. Pasar tersebut menyediakan berbagai bahan baku dan bahan penunjang yang dibutuhkan home industry Miko Pangan Utama untuk memproduksi nugget jamur. Sang pemilik usaha biasanya hanya membeli bahan-bahan penunjang dari pasar Kosambi, karena bahan baku, yaitu jamur tiram putih didapat dari petani pemasok. Pasar Kosambi dipilih sebagai tempat membeli bahan-bahan penunjang karena harga-harga barangnya lebih murah dibanding pasar-pasar terdekat. Walaupun begitu, pasar-pasar terdekat seperti pasar Jembar dan pasar Cicadas dapat dijadikan alternatif tempat membeli bahan-bahan tersebut. Kadang-kadang sang pemilik usaha membeli bahan-bahan tersebut dari pasar terdekat jika sedang membutuhkan tambahan bahan-bahan dalam jumlah sedikit. 2) Tenaga listrik dan air Lokasi produksi home industry Miko Pangan Utama berada di perkotaan sehingga relatif tidak ada masalah dalam memenuhi kebutuhan listrik untuk peralatan-peralatan yang menggunakan listrik seperti food
70
processor, sealer, dan mesin pendingin (freezer). Sementara itu, ketersediaan air di daerah produksi cukup melimpah, karena perusahaan tidak pernah mengalami
kekurangan
air
selama
produksi.
Saat
ini
perusahaan
menggunakan air yang berasal dari air tanah untuk keperluan usahanya, seperti untuk mencuci bahan-bahan untuk membuat nugget dan membuat es batu sebagai bahan penunjang lain yang digunakan. Selain bersih, air yang digunakan pun tidak berbau dan tidak mengandung bahan kimia atau logam sehingga perusahaan tidak perlu melakukan proses penyaringan air untuk menghilangkan kandungan bahan kimia dan logam. 3) Suplai tenaga kerja Perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja, karena kelurahan Cicadas merupakan daerah yang padat penduduknya. Berdasarkan potensi sumber daya manusia di lingkungan sekitar perusahaan tersebut, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, perusahaan memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan. Masyarakat yang berasal dari lingkungan sekitar perusahaan tersebut ditempatkan di bagian produksi. 4.4.2 Input Produksi 1) Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama adalah jamur tiram putih. Jamur tiram putih dibeli dari seorang petani jamur tiram putih di Parongpong, Lembang, Kabupaten Bandung. Petani tersebut bernama Bapak Nur Mustaqiem.
71
Terdapat kesepakatan antara perusahaan dengan petani pemasok jamur tiram putih tersebut, yakni mengenai harga yang diterima perusahaan. Sejak awal bermitra hingga sekarang, harga jamur tiram putih yang ditetapkan sebesar Rp 8.000,00 per kilogram. Harga tersebut menguntungkan bagi petani tersebut, karena jika petani tersebut menjualnya ke bandar hanya akan mendapatkan harga antara Rp 5.000,00 per kilogram hingga Rp 6.000,00 per kilogram saja. Kontinuitas jamur tiram putih yang dipasok oleh petani tersebut terbilang baik, karena perusahaan selalu mendapat pasokan sesuai kebutuhan. Dalam menerima pasokan jamur tiram putih perusahaan menetapkan standar kualitas, yakni jamur tiram putih harus bersih dan tidak busuk. Perusahaan melakukan pembelian jamur tiram putih sehari sebelum jamur tersebut diolah, dengan jumlah pembelian sebanyak 10 kilogram per hari. Jamur tiram putih sebanyak 10 kilogram tersebut habis digunakan setiap harinya dalam sekali proses produksi. 2) Bahan Penunjang Bahan penunjang yang digunakan dalam pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama antara lain fillet ayam, tepung terigu, tepung roti, brokoli, wortel, keju, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, garam, merica, penyedap rasa, es batu, dan minyak goreng. Selain fillet ayam, tepung roti, dan es batu, semua bahan penunjang tersebut dibeli dari Pasar Kosambi dan dibeli setiap hari produksi. Fillet ayam diperoleh dari perusahaan daging ayam yang berlokasi di daerah Pasteur, Kota Bandung. Home industry Miko Pangan Utama membeli
72
dua jenis fillet, yaitu daging ayam bagian dada dan paha yang harganya berbeda satu sama lain. Perusahaan melakukan pembelian kedua jenis fillet ayam setiap hari produksi dengan perbandingan yang sama satu sama lain. Jumlah pembelian untuk kedua jenis fillet ayam tersebut sebanyak 3-4 kilogram per hari. Fillet ayam sebanyak itu habis digunakan setiap harinya dalam sekali proses produksi. Tepung roti dibeli dari perusahaan yang berlokasi di Bekasi dengan waktu pembelian satu bulan sekali dengan jumlah pembelian sebanyak 40 kilogram per bulan. Sementara es batu dibuat sendiri dari air tanah yang dimasak terlebih dahulu. Rincian jumlah, harga, dan biaya bahan penunjang dalam sekali produksi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Biaya Bahan Penunjang dalam Sekali Produksi No. 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Bahan Penunjang Fillet ayam (dada) Fillet ayam (paha) Tepung terigu Tepung roti Brokoli Wortel Keju
Jumlah 1,5 - 2 kg 1,5 - 2 kg 3 kg 2,5 kg 2 kg 2 kg 90 gram
8 9 10 11 12 13 14 15
Bawang merah Bawang putih Cabe rawit Garam Merica Penyedap rasa Es batu Minyak goreng
0,25 kg 0,25 kg 1 ons 2 blok 0,5 ons 3 bungkus 5 kg 3 liter
Harga Satuan (Rp) 25.000,00/kg 20.000,00/kg 7.000,00/kg 15.000,00/kg 20.000,00/kg 6.000,00/kg 14.000,00/180 gram 12.000,00/kg 14.000,00/kg 2000,00/ons 500,00/blok 11.000,00/ons 1.000,00/3 bungkus 300,00/kg 24.000,00/2 liter
Biaya (Rp) 37.500,00 - 50.000,00 30.000,00 - 40.000,00 21.000,00 37.500,00 40.000,00 12.000,00 7.000,00 3.000,00 3.500,00 2.000,00 1.000,00 5.500,00 1.000,00 1.500,00 36.000,00
Sumber: Home Industry Miko Pangan Utama (2012)
3) Bahan Pengemas dan Bahan Bakar Bahan pengemas yang digunakan dalam memproduksi nugget jamur adalah plastik vakum dan stiker. Plastik vakum dibeli di toko plastik yang
73
berlokasi di Jalan Gardujati, Kota Bandung. Sementara stiker dibeli di toko yang berlokasi di Jalan Buah Batu, Kota Bandung. Bahan bakar yang digunakan dalam memproduksi nugget jamur adalah gas. Gas tersebut dibeli dari warung atau toko terdekat, dengan cara menukarkan tabung gas yang kosong dengan tabung yang berisi. Rincian jumlah, harga, serta biaya bahan pengemas dan bahan bakar dalam sekali produksi dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Biaya Bahan Pengemas dan Bahan Bakar dalam Sekali Produksi No. 1 2 3
Jenis Bahan Pengemas dan Bahan Bakar Plastik vakum Stiker Gas
Jumlah 80 buah 80 buah 1 kg
Harga Satuan (Rp) 375,00/buah 1.200,00/buah 14.000/3 kg
Biaya (Rp) 30.000,00 96.000,00 4.667,00
Sumber: Home Industry Miko Pangan Utama (2012)
4) Peralatan Peralatan yang digunakan dalam pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama antara lain pisau, talenan, timbangan elektrik, wadah plastik, masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu, sendok makan, panci pengukus, food processor, loyang, wajan, spatula, serok, kompor gas, tampah, freezer (10 kg), freezer (20 kg), sealer, dan box pendingin. Selain peralatan elektronik seperti food processor, freezer, dan sealer, semua peralatan tersebut dibeli dari Pasar Kosambi. Sementara peralatan elektronik dibeli dari pusat penjualan peralatan elektronik di Kota Bandung. 4.4.3 Tata Letak (Layout) Tata letak perusahaan disesuaikan dengan sifat proses produksi yang direncanakan untuk proyek yang dijalankan. Home industry Miko Pangan Utama memiliki ruang produksi seluas 18 m2. Luas ruang produksi tersebut masih dapat menunjang kelancaran para karyawan untuk melakukan aktivitasnya. Di ruangan
74
produksi ini terdapat semua peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi nugget jamur. Untuk lebih lengkapnya, tata letak perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 4. 4.4.4 Proses Produksi Home industry Miko Pangan Utama melakukan satu kali proses produksi pada setiap hari produksi. Volume produksi nugget jamur setiap satu kali produksi adalah sebanyak 20 kilogram. Dalam seminggu, perusahaan memproduksi nugget jamur selama lima hari dengan rasa nugget jamur yang berbeda antara hari yang satu dengan hari yang lain. Dua hari digunakan untuk memproduksi nugget jamur rasa ayam, dua hari digunakan untuk memproduksi nugget jamur rasa ayam saus padang dan wortel keju, dan satu hari digunakan untuk memproduksi nugget jamur rasa ayam saus padang dan brokoli keju. Perbedaan dalam memproduksi nugget jamur setiap harinya berpengaruh terhadap jumlah penggunaan fillet ayam sebagai bahan penunjang. Hari ketika memproduksi nugget jamur rasa ayam, perusahaan menggunakan fillet ayam sebanyak 4 kilogram per hari. Sementara untuk hari lainnya, perusahaan hanya menggunakan fillet ayam sebanyak 3 kilogram. Dalam memproduksi nugget jamur, perusahaan menggunakan peralatan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dari sejumlah peralatan yang digunakan dalam proses produksi, sebagian besar masih merupakan peralatan sederhana. Hanya peralatan elektronik seperti food processor, freezer, dan sealer yang termasuk peralatan modern. Proses produksi nugget jamur dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan baku yang ditetapkan. Setiap karyawan memakai masker dan sarung tangan
75
plastik selama melakukan proses produksi. Pada proses produksi nugget jamur diperlukan beberapa persiapan, mulai dari persiapan awal sampai nugget jamur siap untuk dipasarkan. Proses produksi yang dilakukan home industry Miko Pangan Utama dapat dilihat pada Gambar 3. Persiapan Bahan
Pencampuran
Pencetakan
Penggorengan
Pendinginan
Quality Control
Pengemasan
Quality Control
Pembekuan Gambar 3. Proses Produksi Nugget jamur di Home Industry Miko Pangan Utama Berikut adalah penjelasan beberapa tahapan dalam memproduksi nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama : 1) Persiapan Bahan Semua bahan ditimbang terlebih dahulu, lalu dicuci (untuk bahan-bahan segar). Jamur tiram, brokoli*, dan wortel** masing-masing dipotong dan direbus di panci pengukus selama sekitar dua puluh menit. Bawang putih dan *
Digunakan khusus untuk nugget jamur rasa brokoli keju Digunakan khusus untuk nugget jamur rasa wortel keju
**
76
bawang merah dikupas kulit luarnya, sementara keju (khusus untuk rasa brokoli keju dan wortel keju) dipotong kecil-kecil. 2) Penggilingan Jamur tiram, brokoli*, wortel**, keju, dan cabe rawit *** yang telah disiapkan sebelumnya masing-masing digiling menggunakan food processor. Fiillet ayam, es batu, tepung terigu, bawang merah, bawang putih, garam, merica, dan penyedap rasa dicampur lalu digiling hingga menjadi adonan halus di tempat penggilingan di pasar. 3) Pencampuran Jamur tiram, brokoli*, wortel**, keju, dan cabe rawit *** yang telah digiling lalu dicampur dengan adonan halus hasil penggilingan di pasar. Semua bahan tersebut diaduk menggunakan pengaduk kayu hingga menjadi adonan yang rata. 4) Pencetakan Adonan yang telah tercampur rata lalu dimasukkan ke dalam wadah plastik. Adonan lalu dibentuk menjadi bentuk tertentu sesuai rasanya menggunakan tangan dibantu dengan menggunakan sendok makan. Adonan yang telah dicetak lalu dilumuri tepung terigu dan tepung terigu cair. Setelah itu, adonan ditaburi tepung roti sehingga menjadi nugget mentah. 5) Penggorengan Nugget mentah digoreng setengah matang menggunakan minyak goreng di dalam wajan selama sekitar tiga menit. Penggorengan setengah matang
***
Digunakan khusus untuk nugget jamur rasa ayam saus padang
77
tersebut dimaksudkan agar tepung roti menempel dan membuat nugget lebih tahan lama. 6) Pendinginan Nugget setengah matang yang masih panas lalu ditiriskan dan ditaruh di atas tampah hingga dingin dan uap panasnya telah keluar. Proses pendinginan ini dilakukan selama sekitar 30 menit. Pendinginan dilakukan agar uap panas keluar, sehingga ketika selanjutnya dikemas tidak terdapat kandungan air yang dapat mempercepat kerusakan produk. Pada saat tahap pendinginan dilakukan pula quality control. Aspek –aspek yang dikontrol adalah warna, bentuk, rasa, tekstur, dan kerenyahan. 7) Pengemasan Nugget setengah matang yang telah didinginkan lalu dikemas ke dalam plastik vakum. Setiap plastik vakum diisi oleh nugget sebanyak 250 gram. Plastik vakum yang telah diisi nugget lalu direkatkan menggunakan sealer. Pada saat tahap pengemasan dilakukan pula quality control. Aspek –aspek yang dikontrol adalah kerapihan hasil sealing (perekatan plastik) dan penempelan stiker. 8) Pembekuan Nugget yang telah dikemas lalu dimasukkan ke dalam freezer. Proses pembekuan dipasarkan.
ini
dimaksudkan
untuk
mengawetkan
produk
sebelum
78
4.4.5 Hasil Analisis Aspek Teknis dan Teknologi Berdasarkan hasil analisis lokasi usaha, input produksi, tata letak, dan pengolahan, dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama layak untuk dijalankan. Dalam hal lokasi, input produksi, tata letak tempat produksi, maupun proses produksi tidak mengalami kendala yang berarti. Lokasi usaha yang strategis, kemudahan memperoleh input produksi, dan proses produksi yang sudah dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan baku yang ditetapkan mengisyaratkan bahwa tidak ada hambatan yang berarti bagi perusahaan dari aspek teknis dan teknologi.
4.5
Aspek Manajemen
4.5.1 Manajemen Organisasi Peran yang terdapat di home industry Miko Pangan Utama adalah pemilik sekaligus manajer, wakil manajer, serta karyawan. Peran-peran tersebut diisi oleh sejumlah orang yang dapat dilihat pada Gambar 4.
Pemilik dan Manajer Ahmad Efendi, S.Si.
Karyawan - Alis - Meni - Eulis
Wakil Manajer Muhammad Rizal Anshori, S.Si.
Gambar 4. Peran-Peran di Home Industry Miko Pangan Utama
79
Perusahaan dipimpin oleh seorang pemilik yang sekaligus berperan sebagai manajer, serta dibantu oleh wakil manajer. Latar belakang pendidikan manajer dan wakil manajer tersebut adalah sarjana. Tugas sang pemilik adalah membeli dan memastikan ketersediaan bahan-bahan yang dibutuhkan, mengontrol kinerja perusahaan, serta memasarkan produk. Sementara tugas wakil manajer hanya dalam memasarkan produk. Karyawan dalam perusahaan ini bertugas pada bagian produksi. Semua karyawan bekerja bersama di tempat yang sama dalam melakukan proses produksi. Proses produksi dilakukan oleh karyawan berdasarkan tahapan-tahapan baku yang telah ditetapkan oleh pemilik usaha. 4.5.2 Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam merekrut tenaga kerja, home industry Miko Pangan Utama cenderung memberdayakan masyarakat sekitar lokasi perusahaan untuk bekerja pada bagian produksi. Oleh karena itu, perusahaan tidak menetapkan kualifikasi pendidikan tertentu untuk tenaga kerjanya. Perusahaan memiliki tiga orang karyawan wanita yang bekerja di bagian produksi. Semua karyawan tersebut merupakan masyarakat sekitar lokasi perusahaan. Latar belakang pendidikan semua karyawan tersebut adalah SMP. Mereka semua adalah ibu-ibu rumah tangga yang sudah terbiasa bekerja di dapur, sehingga dapat menjadi tenaga kerja yang terampil membuat nugget jamur setelah terlebih dahulu diberikan pelatihan pembuatan nugget jamur oleh sang pemilik. Karyawan bekerja dari hari Senin hingga Sabtu, dengan alokasi lima hari untuk memproduksi nugget jamur dan satu hari untuk memproduksi sosis jamur.
80
Waktu kerja para karyawan adalah selama tujuh jam per hari. Pada pukul 08.00 hingga pukul 14.00 karyawan menyelesaikan proses produksi hingga tahap pendinginan. Setelah itu, karyawan bekerja kembali pada pukul 15.30 hingga pukul 16.30 untuk melakukan proses pengemasan dan pembekuan produk. Nilai upah yang ditetapkan perusahaan bagi karyawannya sebesar Rp 20.000,00 per orang per hari. 4.5.3 Hasil Analisis Aspek Manajemen Berdasarkan hasil analisis lokasi manajemen organisasi dan sumber daya manusia, dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama layak untuk dijalankan. Dalam perusahaan sudah terdapat pembagian tugas yang jelas antara peran-peran yang terlibat. Setiap peran yang terlibat dapat bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing.
4.6
Aspek Hukum Jika usaha rumahan (home industry) yang bergerak di bidang pangan telah
cukup berkembang, maka sangat perlu mengurus izin edar sebagai jaminan bahwa usaha pangan rumahan yang dijalankan memenuhi standar keamanan makanan. Karena usaha ini dimulai dari rumah maka yang perlu dilakukan adalah mendaftarkan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) ke Dinas Kesehatan di masing masing wilayah (kota atau provinsi). Adapun izin lain yang perlu diurus adalah sertifikat halal dari MUI sebagai jaminan bahwa produk yang diedarkan tersebut halal. Untuk memperoleh sertifikat halal dari MUI, pemilik usaha dapat datang langsung ke kantor MUI di kota yang bersangkutan.
81
Usaha pembuatan nugget jamur yang dijalankan home industry Miko Pangan Utama telah memperoleh izin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan nomor 2043273012038. Selain itu, perusahaan juga tinggal menunggu penyerahan sertifikat halal dari MUI provinsi Jawa Barat. Berdasarkan aspek hukum, usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama ini layak untuk dijalankan. Tidak ada masalah dari aspek hukum yang dapat menghambat jalannya kegiatan usaha ini. Perusahaan telah memperoleh izin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota Bandung dan tinggal menunggu penyerahan sertifikat halal dari MUI provinsi Jawa Barat. Dengan terpenuhinya persyaratan legalitas dari aspek hukum, dapat mempermudah hubungan ke luar perusahaan, memiliki kekuatan hukum, dan diakui serta terikat dengan hukum yang berlaku.
4.7
Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Usaha pembuatan nugget jamur yang dijalankan home industry Miko
Pangan Utama telah membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar. Perusahaan memiliki tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar sebanyak tiga orang. Selain itu, usaha ini juga memberikan pengaruh bagi pendapatan negara atau pemerintah daerah berupa pajak dari keuntungan perusahaan. Keberadaan perusahaan tidak memberikan dampak buruk bagi kondisi lingkungan di sekitar tempat usaha. Kegiatan usaha pembuatan nugget jamur yang dilakukan perusahaan tidak menghasilkan limbah yang dapat berdampak buruk bagi keseimbangan lingkungan. Limbah yang dihasilkan usaha pembuatan nugget
82
jamur yang dilakukan perusahaan hanya berupa sisa-sisa potongan beberapa bahan baku dan bahan penunjang seperti potongan jamur, brokoli, wortel, bawang merah, dan bawang putih. Limbah tersebut tergolong tidak berbahaya karena merupakan bahan-bahan organik yang mudah terurai. Selain itu, limbah tersebut ditanggulangi dengan cara dimasukkan ke tempat sampah untuk kemudian diambil oleh petugas kebersihan setempat. Berdasarkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama ini layak untuk dijalankan. Perusahaan masih berskala home industry dan kegiatan usaha yang terbilang sama dengan aktivitas dapur rumah tangga pada umumnya, sehingga tidak menimbulkan limbah yang dapat merusak dan mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar. Selain itu, kegiatan usaha yang dilakukan juga dapat menambah kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar.
4.8
Aspek Finansial Penelitian ini menganalisis kelayakan finansial untuk mengetahui
kelayakan usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama. Hasil kelayakan usaha tersebut akan dilihat dari kriteria-kriteria kelayakan finansial yang meliputi Net Present Value (NPV), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Periode. 4.8.1 Asumsi – Asumsi Aspek Finansial Untuk melakukan perhitungan analisis finansial, digunakan beberapa asumsi sebagai berikut :
83
1. Umur usaha home industry Miko Pangan Utama diperoleh berdasarkan umur ekonomis dari barang-barang investasi yang memiliki umur ekonomis terlama. Barang-barang tersebut adalah bangunan, timbangan elektrik, freezer, dan sepeda motor. Ketiga barang tersebut memiliki umur ekonomis selama 10 tahun. 2. Barang-barang investasi yang digunakan adalah semua barang investasi yang digunakan pada saat ini. 3. Barang-barang investasi telah dimiliki sebelum tahun pertama perusahaan mulai berproduksi. 4. Perusahaan beroperasi 12 bulan dalam satu tahun. 5. Jumlah produksi diasumsikan tetap selama umur usaha. 6. Penentuan harga yang digunakan dalam perhitungan adalah harga yang berlaku pada saat penelitian dilakukan dan diasumsikan tetap selama umur usaha. 7. Penyusutan barang investasi menggunakan metode garis lurus. Perhitungan beban penyusutan dilakukan untuk perhitungan laba rugi yang akan menghasilkan besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar oleh pemilik usaha setiap tahunnya. 8. Perhitungan besarnya pajak penghasilan berdasarkan Pasal 21 Undang-undang PPh tahun 2009 tentang Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak Pribadi. 9. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam analisis adalah tingkat suku bunga yang disesuaikan dengan skim kredit/pembiayaan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bagi Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2012, yaitu sebesar 14 persen. Tingkat suku bunga diasumsikan tetap selama masa umur usaha.
84
4.8.2 Arus masuk 1) Penerimaan Penjualan Penerimaan penjualan diperoleh dari perkiraan jumlah produksi yang dikalikan dengan harga jual produknya. Jumlah produksi didasarkan pada jumlah produksi rata-rata. Jumlah produk yang dihasilkan dalam satu kali proses produksi tidak selalu sama, namun rata-rata jumlah produksi per bulannya mencapai 1.600 bungkus. Home industry Miko Pangan Utama beroperasi 12 bulan dalam setahun. Sehingga diperoleh jumlah produksi per tahun sebanyak 19.200 bungkus. Jumlah tersebut diasumsikan tetap selama umur usaha. Harga jual produk terdiri dari dua kategori harga, yaitu Rp 10.900 per bungkus untuk saluran distribusi pertama dan Rp 15.000 untuk saluran distribusi kedua. Besarnya persentase jumlah produk yang dijual pada kedua saluran distribusi tersebut adalah 70 persen untuk saluran distribusi pertama dan 30 persen untuk saluran distribusi kedua. Berikut ini merupakan jumlah produksi dan nilai penjualan yang disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah Produksi dan Nilai Penjualan Tahun
Saluran Jumlah Harga Nilai Penjualan Distribusi (kemasan) (Rp) (Rp) 1-10 1 13.440 10.900,00 146.496.000,00 2 5.760 15.000,00 86.400.000,00 Sumber: Home Industry Miko Pangan Utama (2012)
Berdasarkan
hasil
perhitungan penerimaan
Total Nilai Penjualan (Rp) 232.896.000,00
penjualan,
jumlah
penerimaan yang berasal dari penjualan produk selama umur usaha adalah Rp 2.328.960.000,00. Nilai penjualan diperoleh dari jumlah produk yang terjual dikalikan dengan harga jual selama umur usaha. Jumlah produk yang terjual
85
sama dengan jumlah produk yang diproduksi oleh perusahaan, karena permintaan terhadap produk selalu melebihi produksinya. 4.8.3 Arus Keluar Sejumlah dana dikeluarkan untuk membiayai berbagai macam kegiatan perusahaan. Pengeluaran tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa biaya, yaitu biaya investasi, biaya reinvestasi, biaya operasional, dan pajak penghasilan. 1) Biaya Investasi Kebutuhan investasi home industry Miko Pangan Utama disesuaikan dengan kebutuhan produksi secara teknis yang meliputi peralatan untuk menghasilkan produk dan kendaraan. Total biaya investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp 57.303.325,00. Biaya investasi terbesar adalah biaya bangunan, yaitu sebesar Rp 40.000.000,00. Beberapa peralatan investasi memiliki umur ekonomis yang kurang dari umur proyek, oleh karena itu memerlukan investasi ulang atau reinvestasi. Rincian biaya investasi dapat dilihat pada Lampiran 5. 2) Biaya Reinvestasi Biaya reinvestasi dikeluarkan untuk mengganti peralatan investasi yang telah habis masa ekonomisnya sebelum usaha berakhir. Biaya reinvestasi yang dikeluarkan berbeda-beda setiap tahunnya. Jumlah tersebut tergantung dari banyaknya peralatan yang perlu diperbaharui. Peralatan seperti pengaduk kayu, masker, dan sarung tangan plastik merupakan peralatan yang tidak tahan lama dan harus diperbaharui setiap tahun. Besarnya biaya reinvestasi setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 12.
86
Tabel 12. Biaya Reinvestasi Tahun kePeralatan yang Diganti 2 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu 3 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu, wadah plastik 4 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu 5 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu, wadah plastik 6 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu, pisau, talenan, sendok makan, food processor, loyang, wajan, spatula, serok, tampah, kompor gas, sealer, box pendingin 7 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu, wadah plastik 8 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu 9 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu, wadah plastik 10 masker, sarung tangan plastik, pengaduk kayu
Nilai Reinvestasi (Rp) 7.575,00 67.575,00 7.575,00 67.575,00
2.943.325,00
67.575,00 7.575,00 67.575,00 7.575,00
Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa pada tahun kedua dari umur usaha sudah mulai dikeluarkan biaya reinvestasi untuk mengganti peralatan tersebut. Biaya reinvestasi terbesar dikeluarkan pada tahun ke 6 umur usaha, yaitu sebesar Rp 2.943.325,00. Besarnya biaya reinvestasi pada tahun tersebut karena adanya biaya reinvestasi untuk food processor sebesar Rp 1.200.000. Investasi lain pengaduk kayu, masker, sarung tangan plastik, pisau, talenan, sendok makan, loyang, wajan, spatula, serok, tampah, kompor gas, sealer, dan box pendingin.
87
3) Biaya Operasional Selain biaya investasi dan reinvestasi, biaya lain yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha adalah biaya operasional. Karena sifatnya yang operasional, maka biaya ini selalu dikeluarkan setiap tahunnya selama umur proyek. Biaya operasional ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya tetap pada home industry Miko Pangan Utama meliputi pemeliharaan, listrik, komunikasi, transportasi, gaji karyawan dan penyusutan peralatan. Komponen biaya tetap penyusutan terdapat dalam perhitungan laba/rugi perusahaan. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang besarnya dapat berubah-ubah tergantung dari perubahan jumlah produksi yang dihasilkan. Yang termasuk biaya variabel tersebut adalah jamur tiram, fillet ayam, tepung terigu, tepung roti, brokoli, wortel, keju, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, garam, merica, penyedap rasa, es batu, minyak goreng, gas, plastik vakum, dan stiker. Rincian biaya tetap per tahun dan biaya variabel per tahun dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7. Pada perhitungan arus kas perusahaan maupun laba/rugi perusahaan, komponen biaya tetap per tahun terbesar adalah biaya yang dikeluarkan untuk gaji karyawan yaitu sebesar Rp 14.400.000,00. Biaya penyusutan peralatan hanya ada dalam perhitungan laba/rugi, karena pada perhitungan tersebut tidak dikeluarkan biaya investasi sehingga komponen arus keluar untuk peralatan hanya dihitung berdasarkan penyusutannya. Total biaya tetap dalam
88
perhitungan laba/rugi usaha adalah sebesar Rp 24.504.725,00. Sedangkan total biaya tetap dalam perhitungan arus kas usaha adalah sebesar Rp 18.200.000,00. Besarnya biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan selama umur usaha adalah tetap. Hal ini dikarenakan jumlah produk yang dikeluarkan
juga
tetap
sehingga
kebutuhan
bahan
baku
untuk
memproduksinya juga tetap atau sama besarnya selama umur usaha. Total biaya variabel yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp 102.952.000,00 per tahun. 4) Kredit Kredit dari Bank Mandiri sebesar Rp 15.000.000,00 digunakan untuk biaya investasi. Kredit tersebut merupakan kewajiban pembayaran bagi pengusaha setiap bulannya selama jangka waktu kredit. Jangka waktu kredit telah disebutkan sebelumnya, yaitu selama tiga tahun. Sistem kredit yang akan digunakan yaitu dengan sistem bunga bunga efektif dengan suku bunga 6 persen. Besar cicilan pokok dengan plafon pembiayaan Rp 15.000.000,00 yaitu sebesar Rp 5.000.000,00 pertahun atau Rp 416.667,00 per bulan. Besar angsuran bunga setiap bulannya berbeda karena sistem bunga yang dipakai adalah sistem bunga menurun (efektif). Perhitungan angsuran kredit setiap bulannya bisa di Lampiran 8. 4.8.4 Pajak Penghasilan Pajak penghasilan merupakan komponen pengeluaran yang harus dikeluarkan atas laba yang diperoleh setiap tahunnya. Pajak ini merupakan pajak
89
penghasilan yang diserahkan kepada pemerintah. Perhitungan pajak penghasilan berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang PPh tahun 2009 tentang Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak Pribadi, dimana tarif pajak yang berlaku adalah tarif pajak progresif. Pada dasarnya home industry Miko Pangan Utama tidak membayarkan pajak kepada pemerintah karena pemilik belum memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP). Namun, sebagai biaya imbangan dari laba yang dihasilkan, maka dalam perhitungan analisis kelayakan finansial perlu dihitung besarnya jumlah pajak penghasilan yang seharusnya dikeluarkan oleh perusahaan. Berdasarkan perhitungan laba/rugi perusahaan pada Lampiran 9, perusahaan mulai mengeluarkan pajak pada tahun pertama usaha karena pada tahun tersebut perusahaan sudah mendapatkan laba. Besarnya pajak penghasilan yang harus dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Pajak Penghasilan Home Industry Miko Pangan Utama Tahun keLaba Sebelum Pajak Nilai Pajak (Rp) (Rp) 1 99.676.775,00 9.951.517 2 99.976.775,00 9.996.517 3 100.276.775,00 10.041.442 4 105.439.275,00 10.815.892,00 5 105.439.275,00 10.815.892,00 6 105.439.275,00 10.815.892,00 7 105.439.275,00 10.815.892,00 8 105.439.275,00 10.815.892,00 9 105.439.275,00 10.815.892,00 10 105.439.275,00 10.815.892,00
Nilai pajak penghasilan yang seharusnya dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar 15 persen dari laba bersih sebelum pajak yang diperoleh setiap tahunnya. Persentase pajak penghasilan tersebut berdasarkan tarif pajak progresif,
90
dimana untuk laba bersih yang masih di atas Rp 50.000.000 setiap tahunnya, besarnya tarif pajak adalah 15 persen. Perhitungan pajak penghasilan yang dikeluarkan perusahaan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9.Besarnya pajak penghasilan yang harus dikeluarkan perusahaan pada tahun keempat sampai tahun kesepuluh usaha adalah sama, karena nilai laba bersih sebelum pajak yang diperoleh pada tahun-tahun tersebut juga sama. Sementara pajak penghasilan yang harus dikeluarkan perusahaan pada tahun pertama sampai tahun ketiga lebih kecil dibanding tahun-tahun setelahnya, karena laba bersih sebelum pajak yang diperoleh pada tahun-tahun tersebut lebih kecil yang diakibatkan adanya komponen pengeluaran lain berupa angsuran pokok dan angsuran bunga. 4.8.5 Analisis Laba Rugi Dalam analisis laba rugi usaha, pendapatan diperoleh dari penerimaan, sedangkan komponen biaya disusun oleh biaya tetap, biaya variabel. Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai penerimaan sebelum pajak (EBT). Sebagai langkah akhir, dilakukan pengurangan terhadap EBT dengan pajak penghasilan untuk setiap EBT yang bernilai positif atau memperoleh keuntungan. Dengan demikian didapatkan nilai penerimaan setelah pajak atau laba/rugi bersih usaha. Biaya tetap pada komponen biaya operasional ditambahkan dengan komponen biaya penyusutan dari barang-barang investasi per tahunnya. Rincian biaya penyusutan dapat dilihat pada Lampiran 10. Besarnya laba (setelah pajak) yang diterima perusahaan setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 14.
91
Tabel 14. Laba (Setelah Pajak) Home Industry Miko Pangan Utama Tahun ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Laba Setelah Pajak (Rp) 89.725.258,00 89.980.258,00 90.235.333,00 94.623.383,00 94.623.383,00 94.623.383,00 94.623.383,00 94.623.383,00 94.623.383,00 94.623.383,00
Profit on Sales (%) 38,52 38,63 38,74 40,63 40,63 40,63 40,63 40,63 40,63 40,63
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap laba/rugi usaha diperoleh hasil bahwa perusahaan memperoleh EBT mulai dari tahun pertama usaha hingga akhir umur usaha. Besarnya laba (setelah pajak) yang diterima perusahaan pada tahun ke empat sampai tahun ke sepuluh usaha adalah sama, yaitu sebesar Rp 94.623.383,00. Sementara besarnya laba (setelah pajak) tahun pertama sampai ke tiga lebih kecil dibanding tahun-tahun setelahnya karena adanya komponen pengeluaran lain berupa angsuran pokok dan angsuran bunga. Laba (setelah pajak) terkecil diperoleh pada tahun pertama, yaitu sebesar 89.725.258,00 dengan profit on sales sebesar 38,52 persen. Laba (setelah pajak) menjadi yang terkecil karena pada tahun tersebut jumlah angsuran pokok dan angsuran bunganya yang terbesar. Jumlah keseluruhan laba (setelah pajak) yang diperoleh selama umur usaha adalah sebesar Rp 932.304.530,00.
92
4.8.6 Hasil Analisis Aspek Finansial Analisis kelayakan finansial dihitung berdasarkan nilai manfaat bersih (net benefit) yang didiskontokan dengan tingkat discount factor (DF) sebesar 14 persen. Tingkat DF ini didasarkan pada tingkat suku bunga yang disesuaikan dengan skim kredit/pembiayaan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bagi Kredit Usaha Rakyat (KUR). Arus kas dapat dilihat pada Lampiran 11. Nilai net benefit yang diperoleh tersebut dijadikan dasar perhitungan kelayakan finansial berdasarkan kriteria investasi, yaitu: Net Present Value (NPV), Net Benefit/Cost (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Periode. Hasil analisis aspek finansial dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil Analisis Aspek Finansial No Kriteria 1 NPV 3 Net B/C 2 IRR 4 Payback Period
Nilai Rp 511.339.275.70 9,92 185,55% 0,61 Tahun
Berdasarkan hasil dari perhitungan kriteria investasi tersebut, didapatkan nilai NPV>0 yaitu sebesar Rp 511.339.275.70. Nilai tersebut merupakan selisih dari manfaat bersih yang telah didiskontokan dengan biaya yang telah didiskontokan selama umur usaha. Dengan demikian, usaha ini layak untuk dijalankan karena menghasilkan nilai NPV yang positif atau lebih besar dari nol. Perhitungan NPV bisa dilihat di Lampiran 12. Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 12 diperoleh nilai Net B/C yang diperoleh sebesar 9,92 yang berarti nilai Net B/C>1. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dari setiap biaya yang dikeluarkan akan diperoleh keuntungan 9,92 kali
93
lipat. Nilai Net B/C yang lebih besar dari 1 tersebut menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan pada home industry Miko Pangan Utama adalah layak. Usaha pada home industry Miko Pangan Utama juga dapat dikatakan layak berdasarkan hasil perhitungan kriteria investasi lainnya yaitu IRR. IRR diperoleh dengan menaikkan nilai DF sampai diperoleh nilai NPV sama dengan nol. Berdasarkan Lampiran 12 pada DF 185 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp 169.803,62. Dikarenakan nilai NPV masih positif, maka DF dinaikkan kembali menjadi 195 persen. Perhitungan NPV dengan DF 186 persen, menghasilkan nilai NPV sebesar minus Rp 140.615,66. Munculnya nilai NPV positif dan negatif tersebut mengharuskan dibuat interpolasi antara DF dengan NPV positif dan NPV negatif agar tercapai nilai NPV sama dengan nol. Berdasarkan hasil perhitungan interpolasi, diperoleh nilai IRR sebesar 185,55 persen. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat suku bunga yang dijadikan acuan tingkat DF yaitu 14 persen. Nilai yang dihasilkan oleh kriteria Payback Periode adalah 0,61 tahun. Nilai tersebut berarti bahwa jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan sejumlah nilai investasi yang telah dikeluarkan adalah selama 0,61 tahun atau 7 bulan 10 hari. Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi tersebut lebih pendek daripada lama atau umur usaha sehingga dapat dikatakan usaha ini layak untuk dijalankan.
94
4.8.7 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat sensitivitas dari usaha pembuatan nugget jamur di home industry Miko Pangan Utama dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada. Perubahan biasanya terjadi pada faktor-faktor produksi seperti kenaikan biaya dan penurunan penjualan. Guna mengetahui tingkat sensitivitas usaha dalam menghadapi perubahan faktor-faktor produksi, maka dibuat analisis sensitivitas dengan dua skenario, yaitu : 1. Jika biaya naik 10 persen, sedangkan keadaan penjualan tetap. Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya 10 persen dengan penjualan
tetap ditampilkan pada Tabel 16, sedangkan perhitungan untuk
sensitivitas ini selengkapnya dimuat pada Lampiran 13. Tabel 16. Analisis Sensitivitas dengan Biaya Naik 10 Persen No Kriteria Nilai 1 NPV Rp 448.144.991,40 2 Net B/C 8,82 3 IRR 164,52% 4 Payback Period 0,69 Tahun
Analisis sensitivitas menunjukan dengan kenaikan biaya sebesar 10 persen, nilai NPV turun dari semula Rp 511.339.275.70 menjadi Rp 448.144.991,40. Nilai Net B/C turun dari 9,92 menjadi 8,82. Nilai IRR turun dari semula 185,55 persen menjadi 164,52 persen dan nilai Payback Period bertambah dari semula 0,61 tahun atau 7 bulan 10 hari menjadi 0,69 tahun atau 8 bulan 9 hari. Meskipun semua kriteria mengalami perubahan, tetapi usaha ini masih layak untuk diusahakan dan menguntungkan, sehingga dapat
95
disimpulkan bahwa usaha nugget jamur ini tidak sensitif terhadap kenaikan biaya sebesar 10 persen. 2. Jika biaya tetap, sedangkan keadaan penjualan turun 10 Persen. Hasil analisis sensitivitas akibat penurunan penjualan 10 persen dengan biaya tetap ditampilkan pada Tabel 17, sedangkan perhitungan untuk sensitivitas ini selengkapnya dimuat pada Lampiran 14. Tabel 17. Analisis Sensitivitas dengan Penjualan Turun 10 Persen No Kriteria Nilai 1 NPV Rp 389.858.028,80 2 Net B/C 7,80 3 IRR 145,15% 4 Payback Period 0,78 Tahun
Analisis sensitivitas menunjukan dengan penurunan penjualan sebesar 10 persen, nilai NPV turun dari semula Rp 511.339.275.70 menjadi Rp 389.858.028,80. Nilai Net B/C turun dari 9,92 menjadi 7,80. Nilai IRR turun dari semula 185,55 persen menjadi 145,15 persen dan nilai Payback Period bertambah dari semula 0,61 tahun atau 7 bulan 10 hari menjadi 0,78 tahun atau 9 bulan 11 hari. Meskipun pada skenario kedua semua kriteria mengalami perubahan yang lebih signifikan dari skenario pertama, tetapi usaha ini masih layak untuk diusahakan dan menguntungkan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa usaha nugget jamur ini tidak sensitif terhadap penurunan penjualan 10 persen.
96
4.9
Analisis Nilai Tambah Analisis nilai tambah merupakan metode perkiraan sejauh mana bahan
baku yang mendapat perlakuan mengalami perubahan nilai. Melalui analisis nilai tambah maka dapat teranalisa faktor mana dari proses produksi yang menghasilkan atau menaikkan nilai tambah dan sebaliknya, dimana dalam penelitian ini menggunakan metode Hayami dalam menganalisisnya. Analisis nilai tambah digunakan pada setiap jenis nugget jamur yang diproduksi home industry Miko Pangan Utama, yaitu nugget jamur rasa ayam, rasa ayam saus padang, rasa brokoli keju, dan rasa wortel keju. 1)
Nugget Jamur Rasa Ayam Struktur biaya produksi nugget jamur rasa ayam pada home industry Miko
Pangan Utama terdiri atas biaya variabel (bahan baku, bahan penunjang, bahan pengemas, dan bahan bakar) dan biaya non-variabel (biaya tetap, penyusutan barang-barang investasi, angsuran pokok, angsuran bunga, dan pajak). Bahan penunjang yang digunakan dalam setiap jenis nugget jamur berbeda-beda. Bahan penunjang yang digunakan dalam nugget jamur rasa ayam adalah fillet ayam, tepung terigu, tepung roti, bawang merah, bawang putih, garam, merica, penyedap rasa, es batu, dan minyak goreng. Rincian biaya variabel nugget jamur rasa ayam per hari dapat dilihat pada Lampiran 15. Rincian biaya non-variabel per hari dapat dilihat pada Lampiran 16. Hasil analisis nilai tambah nugget jamur rasa ayam dapat dapat dilihat pada Tabel 18.
97
Tabel 18. Analisis Nilai Tambah Nugget Jamur Rasa Ayam No. Variabel Output, Input, dan Harga 1. Output yang dihasilkan (kg/hari) 2. Bahan baku yang digunakan (kg/hari) 3. Tenaga Kerja (jam/hari) 4. Faktor konversi (1/2) 5. Koefisien tenaga kerja (3/2) 6. Harga output (Rp/kg) 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/ jam) Pendapatan dan Keuntungan 8. Harga bahan baku (Rp/kg bahan baku) 9. Sumbangan input lain (Rp/kg output) 10. Nilai output (4 x 6) (Rp) 11. a. Nilai tambah (10 – 9 – 8) (Rp) b. Rasio nilai tambah ((11a/10) x 100%) 12. a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp) b. Bagian tenaga kerja ((12a/11a) x 100%) 13. a. Keuntungan (11a – 12a) (Rp) b. Tingkat keuntungan ((13a/11a) x 100%) Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi 14. Marjin (10 – 8) (Rp) a. Pendapatan tenaga kerja ((12a/14) x 100%) b. Sumbangan input lain ((9/14) x 100 %) c. Keuntungan perusahaan ((13a/14) x 100%)
Nilai 20 10 21 2 2,1 48.520,00 2.857,00 8.000,00 24.892,10 97.040,00 64.057,90 66,01% 6.000,00 9,37% 58.057,90 90,63% 89.040,00 6,74% 28,06% 65,2%
Analisis nilai tambah nugget jamur rasa ayam yang dilakukan pada penelitian ini dimulai dari pengadaan bahan-bahan sampai dengan produk dapat dipasarkan. Dasar perhitungan ke semua biaya produksi pada analisis nilai tambah adalah biaya produksi per hari. Setiap minggunya, perusahaan memproduksi nugget jamur rasa ayam selama dua hari. Produksi nugget jamur rasa ayam dilakukan secara tunggal, yaitu hanya memproduksi nugget jamur rasa ayam dalam dua hari tersebut. Berdasarkan Tabel 18 terlihat bahwa berat nugget jamur rasa ayam yang dihasilkan per hari adalah 20 kilogram. Bahan baku yang masuk dalam
98
perhitungan nilai tambah adalah jamur tiram putih dan setiap hari pembuatan nugget jamur rasa ayam menghabiskan 10 kilogram jamur tiram putih. Perbandingan antara bobot berat nugget jamur rasa ayam dengan jumlah bahan baku dalam satu hari menghasilkan faktor konversi sebesar 2, yang menandakan bahwa setiap kilogram jamur tiram putih yang diolah menghasilkan 2 kilogram nugget jamur rasa ayam. Dalam satu hari seluruh tenaga kerja membuat nugget jamur rasa ayam selama 21 jam, yang jika dibagi dengan jumlah bahan baku yang digunakan maka diperoleh hasil perhitungan koefisien tenaga kerja sebesar 2,1. Koefisien tenaga kerja yang sebesar 2,1 ini berarti waktu yang dibutuhkan tenaga kerja untuk mengolah tiap kilogram jamur tiram putih agar menjadi nugget jamur rasa ayam adalah 2,1 jam. Harga bahan baku berupa jamur tiram putih adalah Rp 8.000 per kilogram, sedangkan untuk sumbangan input lainnya adalah Rp 24.892,10 per kilogram output atau nugget jamur rasa ayam yang dihasilkan. Harga nugget jamur memiliki perbedaan antara harga yang ditetapkan kepada reseller dan konsumen akhir, sehingga harga output (nugget jamur) pada analisis nilai tambah dihitung berdasarkan harga jual rata-rata dari kedua golongan konsumen tersebut. Selengkapnya perhitungan harga output dapat dilihat pada Lampiran 17. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa harga output adalah sebesar Rp 48.250,00 per kilogram. Harga output tersebut besarnya sama untuk setiap jenis nugget jamur, karena penetapan harga untuk semua produk nugget jamur adalah sama.
99
Nilai output nugget jamur rasa ayam yang diperoleh dari perkalian antara faktor konversi dengan harga output adalah sebesar Rp 97.040,00 yang berarti bahwa nilai nugget jamur rasa ayam yang dihasilkan dari tiap kilogram jamur tiram putih adalah sebesar Rp 97.040,00. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan jamur tiram putih menjadi nugget jamur rasa ayam adalah sebesar Rp 64.057,90 per kilogram jamur tiram putih, dengan rasio sebesar 66,01 persen. Rasio nilai tambah terhadap nilai output yang sebesar 66,01 persen, menunjukkan bahwa setiap Rp 100,00 nilai output nugget jamur rasa ayam, akan diperoleh nilai tambah sebesar Rp 66,01. Nilai tambah tersebut merupakan nilai tambah kotor karena belum memperhitungkan imbalan tenaga kerja. Imbalan tenaga kerja yang merupakan perkalian dari koefisien tenaga kerja dengan upah rata-rata tenaga kerja per jam adalah sebesar Rp 6.000,00 dengan bagian tenaga kerja sebesar 9,37 persen. Hal ini berarti 9,37 persen dari nilai tambah merupakan imbalan yang diterima oleh tenaga kerja. Perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 58.057,90 per kilogram jamur tiram putih. Tingkat keuntungan yang diperoleh yaitu 90,63 persen yang berarti bahwa 90,63 persen dari nilai tambah merupakan keuntungan. Keuntungan tersebut merupakan keuntungan bersih karena sudah memperhitungkan imbalan tenaga kerja. Marjin usaha adalah sebesar Rp 89.040,00. Nilai tersebut diperoleh dari selisih nilai output dengan harga input bahan baku. Marjin ini kemudian didistribusikan menjadi pendapatan tenaga kerja, sumbangan input lain serta keuntungan perusahaan. Marjin yang didistribusikan sebagai pendapatan tenaga
100
kerja sebesar 6,74 persen. Marjin bagi sumbangan input lain sebesar 28,06 persen dan marjin bagi keuntungan perusahaan sebesar 65,2 persen. Adapun perhitungan beberapa faktor pada analisis nilai tambah ini dapat dilihat pada Lampiran 17. 2)
Nugget Jamur Rasa Ayam Saus Padang Struktur biaya produksi nugget jamur rasa ayam saus padang pada home
industry Miko Pangan Utama terdiri atas biaya variabel (bahan baku, bahan penunjang, bahan pengemas, dan bahan bakar) dan biaya non-variabel (biaya tetap, penyusutan barang-barang investasi, angsuran pokok, angsuran bunga, dan pajak). Bahan penunjang yang digunakan dalam nugget jamur rasa ayam saus padang adalah fillet ayam, tepung terigu, tepung roti, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, garam, merica, penyedap rasa, es batu, dan minyak goreng. Hasil analisis nilai tambah nugget jamur rasa ayam saus padang dapat dapat dilihat pada Tabel 19. Rincian biaya variabel nugget jamur rasa ayam saus padang dapat dilihat pada Lampiran 18. Analisis nilai tambah nugget jamur rasa ayam saus padang yang dilakukan pada penelitian ini dimulai dari pengadaan bahan-bahan sampai dengan produk dapat dipasarkan. Dasar perhitungan ke semua biaya produksi pada analisis nilai tambah adalah biaya produksi per hari. Setiap minggunya, perusahaan memproduksi nugget jamur rasa ayam saus padang selama tiga hari. Produksi nugget jamur rasa ayam saus padang dilakukan secara bersamaan, yaitu memproduksi nugget jamur rasa ayam saus padang bersama nugget jamur rasa wortel keju selama dua hari dan bersama brokoli keju selama satu hari.
101
Tabel 19. Analisis Nilai Tambah Nugget Jamur Rasa Ayam Saus Padang No. Variabel Nilai Output, Input, dan Harga 1. Output yang dihasilkan (kg/hari) 10 2. Bahan baku yang digunakan (kg/hari) 5 3. Tenaga Kerja (jam /hari) 10,5 4. Faktor konversi (1/2) 2 5. Koefisien tenaga kerja (3/2) 2,1 6. Harga output (Rp/kg) 48.520,00 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/ jam) 2.857,00 Pendapatan dan Keuntungan 8. Harga bahan baku (Rp/kg bahan baku) 8.000,00 9. Sumbangan input lain (Rp/kg output) 23.857,10 10. Nilai output (4 x 6) (Rp) 97.040,00 11. a. Nilai tambah (10 – 9 – 8) (Rp) 65.182,90 b. Rasio nilai tambah ((11a/10) x 100%) 67,17% 12. a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp) 6.000,00 b. Bagian tenaga kerja ((12a/11a) x 100%) 9,2% 13. a. Keuntungan (11a – 12a) (Rp) 59.182,90 b. Tingkat keuntungan ((13a/11a) x 100%) 90,8% Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi 14. Marjin (10 – 8) (Rp) 89.040,00 a. Pendapatan tenaga kerja ((12a/14) x 100%) 6,74% b. Sumbangan input lain ((9/14) x 100 %) 26,79% c. Keuntungan perusahaan ((13a/14) x 100%) 66,47%
Berdasarkan Tabel 19 terlihat bahwa bobot berat nugget jamur rasa ayam saus padang yang dihasilkan per hari adalah 10 kilogram. Bahan baku yang masuk dalam perhitungan nilai tambah adalah jamur tiram putih dan setiap hari pembuatan nugget jamur rasa ayam saus padang menghabiskan 5 kilogram jamur tiram putih. Perbandingan antara bobot berat nugget jamur rasa ayam saus padang dengan jumlah bahan baku dalam satu hari menghasilkan faktor konversi sebesar 2, yang menandakan bahwa setiap kilogram jamur tiram putih yang diolah menghasilkan 2 kilogram nugget jamur rasa ayam saus padang.
102
Dalam satu hari seluruh tenaga kerja membuat nugget jamur rasa ayam saus padang selama 10,5 jam, yang jika dibagi dengan jumlah bahan baku yang digunakan maka diperoleh hasil perhitungan koefisien tenaga kerja sebesar 2,1. Koefisien tenaga kerja yang sebesar 2,1 ini berarti waktu yang dibutuhkan tenaga kerja untuk mengolah tiap kilogram jamur tiram putih agar menjadi nugget jamur rasa ayam saus padang adalah 2,1 jam. Harga bahan baku berupa jamur tiram putih adalah Rp 8.000 per kilogram, sedangkan untuk sumbangan input lainnya adalah Rp 23.857,10 per kilogram output atau nugget jamur rasa ayam saus padang yang dihasilkan. Nilai output nugget jamur rasa ayam saus padang yang diperoleh dari perkalian antara faktor konversi dengan harga output adalah sebesar Rp 97.040,00 yang berarti bahwa nilai nugget jamur rasa ayam saus padang yang dihasilkan dari tiap kilogram jamur tiram putih adalah sebesar Rp 97.040,00. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan jamur tiram putih menjadi nugget jamur rasa ayam saus padang adalah sebesar Rp 65.182,90 per kilogram jamur tiram putih, dengan rasio sebesar 67,17 persen. Rasio nilai tambah terhadap nilai output yang sebesar 67,17 persen, menunjukkan bahwa setiap Rp 100,00 nilai output nugget jamur rasa ayam saus padang, akan diperoleh nilai tambah sebesar Rp 67,17. Imbalan tenaga kerja yang merupakan perkalian dari koefisien tenaga kerja dengan upah rata-rata tenaga kerja per jam adalah sebesar Rp 6.000,00 dengan bagian tenaga kerja sebesar 9,2 persen. Hal ini berarti 9,2 persen dari nilai tambah merupakan imbalan yang diterima oleh tenaga kerja.
103
Perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 59.182,90 per kilogram jamur tiram putih. Tingkat keuntungan yang diperoleh yaitu 90,8 persen yang berarti bahwa 90,8 persen dari nilai tambah merupakan keuntungan. Marjin usaha adalah sebesar Rp 89.040,00. Nilai tersebut diperoleh dari selisih nilai output dengan harga input bahan baku. Marjin ini kemudian didistribusikan menjadi pendapatan tenaga kerja, sumbangan input lain serta keuntungan perusahaan. Marjin yang didistribusikan sebagai pendapatan tenaga kerja sebesar 6,74 persen. Marjin bagi sumbangan input lain sebesar 26,79 persen dan marjin bagi keuntungan perusahaan sebesar 66,47 persen. Adapun perhitungan beberapa faktor pada analisis nilai tambah ini dapat dilihat pada Lampiran 19. 3)
Nugget Jamur Rasa Wortel Keju Struktur biaya produksi nugget jamur rasa ayam wortel keju pada home
industry Miko Pangan Utama terdiri atas biaya variabel (bahan baku, bahan penunjang, bahan pengemas, dan bahan bakar) dan biaya non-variabel (biaya tetap, penyusutan barang-barang investasi, angsuran pokok, angsuran bunga, dan pajak). Bahan penunjang yang digunakan dalam nugget jamur rasa wortel keju adalah fillet ayam, tepung terigu, tepung roti, wortel, keju, bawang merah, bawang putih, garam, merica, penyedap rasa, es batu, dan minyak goreng. Hasil analisis nilai tambah nugget jamur rasa wortel keju dapat dapat dilihat pada Tabel 20. Rincian biaya variabel nugget jamur rasa wortel keju dapat dilihat pada Lampiran 20.
104
Tabel 20. Analisis Nilai Tambah Nugget Jamur Rasa Wortel Keju No. Variabel Nilai Output, Input, dan Harga 1. Output yang dihasilkan (kg/hari) 10 2. Bahan baku yang digunakan (kg/hari) 5 3. Tenaga Kerja (jam/hari) 10,5 4. Faktor konversi (1/2) 2 5. Koefisien tenaga kerja (3/2) 2,1 6. Harga output (Rp/kg) 48.520,00 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/ jam) 2.857,00 Pendapatan dan Keuntungan 8. Harga bahan baku (Rp/kg bahan baku) 8.000,00 9. Sumbangan input lain (Rp/kg output) 25.557,10 10. Nilai output (4 x 6) (Rp) 97.040,00 11. a. Nilai tambah (10 – 9 – 8) (Rp) 63.482,90 b. Rasio nilai tambah ((11a/10) x 100%) 65,42% 12. a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp) 6.000,00 b. Bagian tenaga kerja ((12a/11a) x 100%) 9,45% 13. a. Keuntungan (11a – 12a) (Rp) 57.482,90 b. Tingkat keuntungan ((13a/11a) x 100%) 90,55% Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi 14. Marjin (10 – 8) (Rp) 89.040,00 a. Pendapatan tenaga kerja ((12a/14) x 100%) 6,74% b. Sumbangan input lain ((9/14) x 100 %) 28,7% c. Keuntungan perusahaan ((13a/14) x 100%) 64,56%
Analisis nilai tambah nugget jamur rasa wortel keju yang dilakukan pada penelitian ini dimulai dari pengadaan bahan-bahan sampai dengan produk dapat dipasarkan. Dasar perhitungan ke semua biaya produksi pada analisis nilai tambah adalah biaya produksi per hari. Setiap minggunya, perusahaan memproduksi nugget jamur rasa wortel keju selama dua hari. Produksi nugget jamur rasa wortel keju dilakukan secara bersamaan dengan nugget jamur rasa ayam saus padang. Berdasarkan Tabel 20 terlihat bahwa bobot berat nugget jamur rasa wortel keju yang dihasilkan per hari adalah 10 kilogram. Bahan baku yang masuk dalam perhitungan nilai tambah adalah jamur tiram putih dan setiap hari pembuatan
105
nugget jamur rasa wortel keju menghabiskan 5 kilogram jamur tiram putih. Perbandingan antara bobot berat nugget jamur rasa wortel keju dengan jumlah bahan baku dalam satu hari menghasilkan faktor konversi sebesar 2, yang menandakan bahwa setiap kilogram jamur tiram putih yang diolah menghasilkan 2 kilogram nugget jamur rasa wortel keju. Dalam satu hari seluruh tenaga kerja membuat nugget jamur rasa wortel keju selama 10,5 jam, yang jika dibagi dengan jumlah bahan baku yang digunakan maka diperoleh hasil perhitungan koefisien tenaga kerja sebesar 2,1. Koefisien tenaga kerja yang sebesar 2,1 ini berarti waktu yang dibutuhkan tenaga kerja untuk mengolah tiap kilogram jamur tiram putih agar menjadi nugget jamur rasa wortel keju adalah 2,1 jam. Harga bahan baku berupa jamur tiram putih adalah Rp 8.000 per kilogram, sedangkan untuk sumbangan input lainnya adalah Rp 25.557,10 per kilogram output atau nugget jamur rasa wortel keju yang dihasilkan. Nilai output nugget jamur rasa wortel keju yang diperoleh dari perkalian antara faktor konversi dengan harga output adalah sebesar Rp 97.040,00 yang berarti bahwa nilai nugget jamur rasa wortel keju yang dihasilkan dari tiap kilogram jamur tiram putih adalah sebesar Rp 97.040,00. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan jamur tiram putih menjadi nugget jamur rasa wortel keju adalah sebesar Rp 63.482,90 per kilogram jamur tiram putih, dengan rasio sebesar 65,42 persen. Rasio nilai tambah terhadap nilai output yang sebesar 65,42 persen, menunjukkan bahwa setiap Rp 100,00 nilai output nugget jamur rasa wortel keju, akan diperoleh nilai tambah sebesar Rp 65,42.
106
Imbalan tenaga kerja yang merupakan perkalian dari koefisien tenaga kerja dengan upah rata-rata tenaga kerja per jam adalah sebesar Rp 6.000,00 dengan bagian tenaga kerja sebesar 9,45 persen. Hal ini berarti 9,45 persen dari nilai tambah merupakan imbalan yang diterima oleh tenaga kerja. Perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 57.482,90 per kilogram jamur tiram putih. Tingkat keuntungan yang diperoleh yaitu 90,55 persen yang berarti bahwa 90,55 persen dari nilai tambah merupakan keuntungan. Marjin usaha adalah sebesar Rp 89.040,00. Nilai tersebut diperoleh dari selisih nilai output dengan harga input bahan baku. Marjin ini kemudian didistribusikan menjadi pendapatan tenaga kerja, sumbangan input lain serta keuntungan perusahaan. Marjin yang didistribusikan sebagai pendapatan tenaga kerja sebesar 6,74 persen. Marjin bagi sumbangan input lain sebesar 28,7 persen dan marjin bagi keuntungan perusahaan sebesar 64,56 persen. Adapun perhitungan beberapa faktor pada analisis nilai tambah ini dapat dilihat pada Lampiran 21. 4)
Nugget jamur Rasa Brokoli Keju Struktur biaya produksi nugget jamur rasa ayam brokoli keju pada home
industry Miko Pangan Utama terdiri atas biaya variabel (bahan baku, bahan penunjang, bahan pengemas, dan bahan bakar) dan biaya non-variabel (biaya tetap, penyusutan barang-barang investasi, angsuran pokok, angsuran bunga, dan pajak). Bahan penunjang yang digunakan dalam nugget jamur rasa brokoli keju adalah fillet ayam, tepung terigu, tepung roti, brokoli, keju, bawang merah, bawang putih, garam, merica, penyedap rasa, es batu, dan minyak goreng.
107
Analisis nilai tambah nugget jamur rasa brokoli keju yang dilakukan pada penelitian ini dimulai dari pengadaan bahan-bahan sampai dengan produk dapat dipasarkan. Dasar perhitungan ke semua biaya produksi pada analisis nilai tambah adalah biaya produksi per hari. Setiap minggunya, perusahaan memproduksi nugget jamur rasa brokoli keju selama satu hari. Produksi nugget jamur rasa brokoli keju dilakukan secara bersamaan dengan nugget jamur rasa ayam saus padang. Hasil analisis nilai tambah nugget jamur rasa brokoli keju dapat dapat dilihat pada Tabel 21. Rincian biaya variabel nugget jamur rasa brokoli keju dapat dilihat pada Lampiran 22. Tabel 21. Analisis Nilai Tambah Nugget Jamur Rasa Brokoli Keju No. Variabel Nilai Output, Input, dan Harga 1. Output yang dihasilkan (kg/hari) 10 2. Bahan baku yang digunakan (kg/hari) 5 3. Tenaga Kerja (jam /hari) 10,5 4. Faktor konversi (1/2) 2 5. Koefisien tenaga kerja (3/2) 2,1 6. Harga output (Rp/kg) 48.520,00 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/ jam) 2.857,00 Pendapatan dan Keuntungan 8. Harga bahan baku (Rp/kg bahan baku) 8.000,00 9. Sumbangan input lain (Rp/kg output) 28.357,10 10. Nilai output (4 x 6) (Rp) 97.040,00 11. a. Nilai tambah (10 – 9 – 8) (Rp) 60.682,90 b. Rasio nilai tambah ((11a/10) x 100%) 62,53% 12. a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp) 6.000,00 b. Bagian tenaga kerja ((12a/11a) x 100%) 9,89% 13. a. Keuntungan (11a – 12a) (Rp) 54.682,90 b. Tingkat keuntungan ((13a/11a) x 100%) 90,11% Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi 14. Marjin (10 – 8) (Rp) 89.040,00 a. Pendapatan tenaga kerja ((12a/14) x 100%) 6,74% b. Sumbangan input lain ((9/14) x 100 %) 31,85% c. Keuntungan perusahaan ((13a/14) x 100%) 61,41%
108
Berdasarkan Tabel 21 terlihat bahwa bobot berat nugget jamur rasa brokoli keju yang dihasilkan per hari adalah 10 kilogram. Bahan baku yang masuk dalam perhitungan nilai tambah adalah jamur tiram putih dan setiap hari pembuatan nugget jamur rasa brokoli keju menghabiskan 5 kilogram jamur tiram putih. Perbandingan antara bobot berat nugget jamur rasa brokoli keju dengan jumlah bahan baku dalam satu hari menghasilkan faktor konversi sebesar 2, yang menandakan bahwa setiap kilogram jamur tiram putih yang diolah menghasilkan 2 kilogram nugget jamur rasa brokoli keju. Dalam satu hari seluruh tenaga kerja membuat nugget jamur rasa brokoli keju selama 10,5 jam, yang jika dibagi dengan jumlah bahan baku yang digunakan maka diperoleh hasil perhitungan koefisien tenaga kerja sebesar 2,1. Koefisien tenaga kerja yang sebesar 2,1 ini berarti waktu yang dibutuhkan tenaga kerja untuk mengolah tiap kilogram jamur tiram putih agar menjadi nugget jamur rasa brokoli keju adalah 2,1 jam. Harga bahan baku berupa jamur tiram putih adalah Rp 8.000 per kilogram, sedangkan untuk sumbangan input lainnya adalah Rp 28.357,10 per kilogram output atau nugget jamur rasa brokoli keju yang dihasilkan. Nilai output nugget jamur rasa brokoli keju yang diperoleh dari perkalian antara faktor konversi dengan harga output adalah sebesar Rp 97.040,00 yang berarti bahwa nilai nugget jamur rasa brokoli keju yang dihasilkan dari tiap kilogram jamur tiram putih adalah sebesar Rp 97.040,00. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan jamur tiram putih menjadi nugget jamur rasa brokoli keju adalah sebesar Rp 60.682,90 per kilogram jamur tiram putih, dengan rasio
109
sebesar 62,53 persen. Rasio nilai tambah terhadap nilai output yang sebesar 62,53 persen, menunjukkan bahwa setiap Rp 100,00 nilai output nugget jamur rasa brokoli keju, akan diperoleh nilai tambah sebesar Rp 62,53. Imbalan tenaga kerja yang merupakan perkalian dari koefisien tenaga kerja dengan upah rata-rata tenaga kerja per jam adalah sebesar Rp 6.000,00 dengan bagian tenaga kerja sebesar 9,89 persen. Hal ini berarti 9,89 persen dari nilai tambah merupakan imbalan yang diterima oleh tenaga kerja. Perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 54.682,90 per kilogram jamur tiram putih. Tingkat keuntungan yang diperoleh yaitu 90,11 persen yang berarti bahwa 90,11 persen dari nilai tambah merupakan keuntungan. Marjin usaha adalah sebesar Rp 89.040,00. Nilai tersebut diperoleh dari selisih nilai output dengan harga input bahan baku. Marjin ini kemudian didistribusikan menjadi pendapatan tenaga kerja, sumbangan input lain serta keuntungan perusahaan. Marjin yang didistribusikan sebagai pendapatan tenaga kerja sebesar 6,74 persen. Marjin bagi sumbangan input lain sebesar 31,85 persen dan marjin bagi keuntungan perusahaan sebesar 61,41 persen. Adapun perhitungan beberapa faktor pada analisis nilai tambah ini dapat dilihat pada Lampiran 23. 5)
Perbandingan Hasil Analisis Nilai Tambah Analisis nilai tambah terhadap keempat jenis nugget jamur menunjukkan
adanya perbedaan pada komponen analisis nilai tambah di antara produk-produk tersebut. Perbedaan nilai tambah dari keempat jenis nugget jamur selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 22.
110
Tabel 22. Perbandingan Hasil Analisis Nilai Tambah No Keterangan Nugget Jamur Rasa Ayam Harga bahan baku (Rp) Sumbangan input lain (Rp) Nilai output (Rp) a. Nilai tambah (Rp) b. Rasio nilai tambah (%) a. Imbalan tenaga kerja (Rp) b. Bagian tenaga kerja (%) a. Keuntungan (Rp) b. Tingkat keuntungan (%)
8.000,00 24.892,10 97.040,00 64.057,90 66,01 6.000,00 9,37 58.057,90 90,63
Nugget Jamur Rasa Ayam Saus Padang 8.000,00 23.857,10 97.040,00 65.182,90 67,17 6.000,00 9,2 59.182,90 90,8
No
Keterangan
1. 2. 3. 4.
Harga bahan baku (Rp) Sumbangan input lain (Rp) Nilai output (Rp) a. Nilai tambah (Rp) b. Rasio nilai tambah (%) a. Imbalan tenaga kerja (Rp) b. Bagian tenaga kerja (%) a. Keuntungan (Rp) b. Tingkat keuntungan (%)
Nugget Jamur Rasa Wortel Keju 8.000,00 25.557,10 97.040,00 63.482,90 65,42 6.000,00 9,45 57.482,90 90,55
Nugget Jamur Rasa Brokoli Keju 8.000,00 28.357,10 97.040,00 60.682,90 62,53 6.000,00 9,89 54.682,90 90,11
1. 2. 3. 4. 5. 6.
5. 6.
Berdasarkan Tabel 22, dapat dilihat bahwa setiap jenis nugget jamur memiliki nilai tambah yang berbeda-beda. Nilai tambah terkecil terdapat pada nugget jamur rasa brokoli keju dengan nilai tambah sebesar Rp 60.682,90 dan rasio nilai tambah sebesar 62,53 persen. Sedangkan nilai tambah terbesar terdapat pada nugget jamur rasa ayam saus padang dengan nilai tambah sebesar Rp 65.182,90 dan rasio nilai tambah sebesar 67,17 persen. Perbedaan nilai tambah tersebut disebabkan oleh sumbangan input lain yang berbeda antara masingmasing jenis nugget jamur. Semakin besar sumbangan input lain yang diperlukan, maka semakin kecil nilai tambah yang diperoleh, begitu pula sebaliknya.
111
Semakin besar nilai tambah, maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh. Nilai tambah terbesar terdapat pada nugget jamur rasa ayam saus padang. Oleh karena itu, keuntungan yang diperoleh dari memproduksi nugget jamur rasa ayam saus padang merupakan yang terbesar dengan keuntungan sebesar Rp 59.182,90 dan rasio keuntungan sebesar 90,8 persen. Berdasarkan analisis nilai tambah dari keempat jenis nugget jamur dapat dihitung rata-rata nilai tambah, rasio nilai tambah, imbalan tenaga kerja, bagian tenaga kerja, keuntungan, dan tingkat keuntungan. Analisis nilai tambah rata-rata selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Analisis Nilai Tambah Rata-Rata No Keterangan 1. a. Nilai tambah (Rp) b. Rasio nilai tambah (%) 2. a. Imbalan tenaga kerja (Rp) b. Bagian tenaga kerja (%) 3. a. Keuntungan (Rp) b. Tingkat keuntungan (%)
Jumlah 63.351,65 65,28 6.000,00 9,48 57.351,65 90,52
Rata-rata nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp 63.351,65, dengan ratarata rasio nilai tambah sebesar 65,28 persen. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 100,00 nilai output nugget jamur, akan diperoleh nilai tambah sebesar Rp 65,28. Rata-rata imbalan tenaga kerja sebesar Rp 6.000,00, dengan rata-rata bagian tenaga kerja sebesar 9,48 persen. Hal ini berarti 9,48 persen dari nilai tambah merupakan imbalan yang diterima oleh tenaga kerja. Rata-rata keuntungan sebesar Rp 57.351,65 per kilogram jamur tiram putih. Tingkat keuntungan yang diperoleh yaitu 90,52 persen yang berarti bahwa 90,52 persen dari nilai tambah merupakan keuntungan.