BAB IV PEMBAHASAN
IV.1
Analisis Kegiatan Perusahaan Serta Perubahan Peraturan yang Terjadi Pada
Perusahaan PT PP (Persero) Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi yang telah mendaftarkan diri sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 01.001.613.7-051.000 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pasar Rebo. Karena telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka PT PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan kewajiban yang harus dijalankan di bidang perpajakannya. Kegiatan usaha yang dilakukan PT PP (Persero) Tbk saat ini meliputi jasa konstruksi dalam dan luar negeri,property dan investasi dibidang infrastruktur. Dengan adanya perubahan atas Peraturan Pemerintah No.40 tahun 2009 yang merupakan aturan penjelas dari Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2008, dimana perubahan tersebut harus memenuhi 2 syarat,yaitu berdasarkan kontrak pekerjaan yang ditandatangani sebelum tanggal 1 Agustus 2008 dan pembayaran atas jasa konstruksi yang paling lama dilakukan pada tanggal 31 Desember 2008. Dengan ini penulis mengacu pada laporan keuangan perusahaan berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi pada PT PP (Persero) Tbk.
IV.2
Penerapan dan Ketentuan yang Berlaku
Dengan adanya perubahan peraturan pemerintah atas usaha jasa konstruksi yang dimana dalam perkembangan penerapan peraturan yang baru atas jasa konstruksi ini telah mengalami perubahan tarif dan sifat terhadap kontrak pekerjaan dan pembayaran atas jasa konstruksi. Ketentuan Yang Berlaku Dengan adanya Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2008 ini dapat diartikan sebagai pengembalian diberlakukannya Pajak Penghasilan Final secara menyeluruh atas pengganti dari Peraturan Pemerintah No.140 tahun 2000. Dalam Peraturan Pemerintah No.140 tahun 2000 ini mengatur pajak penghasilan dari usaha jasa konstruksi yang dilakukan oleh pengusaha yang memiliki sertifikat sebagai pengusaha konstruksi yang dimana tujuan penerbitan peraturan ini adalah untuk meningkatkan efektivitas pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi sesuai dengan prinsip-prinsip yang dianut. Dalam Peraturan Pemerintah No.140 tahun 2000 penerapan dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh perusahaan sebagai pengguna jasa pemotong Pajak Penghasilan (PPh) adalah sebagai berikut: No.
Kualifikasi Usaha
Sifat
1.
Kecil, serta nilai
Tidak
Jasa
pengadaan sampai
Final
konstruksi : 4%
1 Milyar
Tarif
Jasa
perencanaan Dipotong sesuai tarif x penghasilan bruto pada
pelaksanaan saat pembayaran uang
konstruksi: 2% Jasa
Mekanisme Pelunasan
pengawasan
konstruksi: 4%
muka dan termin
No.
Kualifikasi Usaha
2.
Non kecil (besar, Tidak
Tarif
menengah
digunakan 15%
tidak
Sifat
atau final/sesuai
Tarif
Mekanisme Pelunasan yang Dipotong
punya dengan
kualifikasi
berdasarkan
ketentuan pasal 23 UU PPh
pada
saat
ketentuan
pembayaran uang muka
umum PPh
dan
termin
(tarif
x
DPP) Sumber : Peraturan Pemerintah No.140 tahun 2000
Sedangkan untuk Peraturan Pemerintah No.140 tahun 2000 yang mana penerapan dan ketentuannya harus dipenuhi oleh perusahaan yang bukan sebagai pengguna jasa pemotong Pajak Penghasilan (PPh) adalah sebagai berikut. No. Kualifikasi Usaha
Sifat
Tarif
Mekanisme Pelunasan
1.
Kecil, serta nilai
Tidak
Jasa perencanaan Setor sendiri sesuai
pengadaan sampai
Final
konstruksi: 4%
1 Milyar
tarif x penghasilan
Jasa pelaksanaan bruto pada saat konstruksi: 2%
pembayaran uang
Jasa pengawasan muka dan uang termin konstruksi: 4% 2.
Non kecil (besar, Tidak
Setor
menengah
PPh Pasal 25
tidak kualifikasi
atau final/sesuai
sendiri
sesuai
punya ketentuan umum PPh
Sumber : Peraturan Pemerintah No.140 tahun 2000
Penggunaan PP No.140 tahun 2000 ini dalam
pelaksanaan kewajiban perpajakan
sehubungan dengan penghasilan dari usaha jasa konstruksi berlangsung sampai dengan
diterbitkannya PP No.51 Tahun 2008 yang mempunyai ketentuan pajak penghasilan untuk pengguna usaha jasa konstruksi yang adalah pemotong PPh sebagai berikut:
Mekanisme No. 1.
2.
3.
Jasa Konstruksi
Kualifikasi Usaha
Perencanaan/
Tidak
pengawasan konstruksi
kualifikasi usaha
Perencanaan/
Kualifikasi
pengawasan konstruksi
menengah, besar
Pelaksanaan konstruksi
Tidak
Sifat
memiliki Final
Tarif 6%
Pelunasan Dipotong pengguna
kecil, Final
4%
jasa sebesar: tarif x jumlah
memiliki Final
4%
pembayaran (tidak
kualifikasi 4.
Pelaksanaan konstruksi
Kualifikasi kecil
Final
3%
termasuk
5.
Pelaksaan konstruksi
Kualifikasi
Final
2%
PPN)
menengah&besar Sumber : Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2008
Sedangkan untuk ketentuan pajak penghasilan untuk pengguna usaha jasa konstruksi yang bukan pemotong PPh sebagai berikut:
Mekanisme No. 1.
2.
3.
Jasa Konstruksi
Kualifikasi Usaha
Perencanaan/
Tidak
pengawasan konstruksi
kualifikasi usaha
Perencanaan/
Kualifikasi
pengawasan konstruksi
menengah, besar
Pelaksanaan konstruksi
Tidak
Sifat
memiliki Final
Tarif 6%
Pelunasan Disetor sendiri
kecil, Final
4%
oleh
Wajib Pajak sebesar:
memiliki Final
4%
tarif x jumlah penerimaan
kualifikasi 4.
Pelaksanaan konstruksi
Kualifikasi kecil
Final
3%
(tidak
5.
Pelaksaan konstruksi
Kualifikasi
Final
2%
termasuk
menengah&besar
PPN)
Sumber : Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2008
Perbandingan ketentuan perpajakan yang terdapat dalam PP No.140 tahun 2000 dengan PP No.51 tahun 2008 untuk perusahaan usaha jasa konstruksi dengan kualifikasi usaha kecil serta nilai perbandingan sampai 1 Milyar tidak memiliki perbedaan yang mendalam. Berikut akan dilampirkan ringkasan sifat dan tarif atas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam bentuk tabel sebagai berikut: PP No 140 Tahun 2000 No. 1.
Jenis Jasa Jasa
PP No 51 Tahun 2008
Sifat
Tarif
Sifat
Tarif
Tidak Final
4%
Final
6%
Pelaksanaan
Tidak Final
2%
Final
4%
Pengawasan
Tidak Final
4%
Final
6%
Perencanaan
Konstruksi 2.
Jasa Konstruksi
3.
Jasa Konstruksi
Adapun perbandingan perpajakan yang terdapat dalam PP No.140 tahun 2000 dengan PP No.51 tahun 2008 untuk perusahaan usaha jasa konstruksi dengan kualifikasi non kecil (besar, menengah atau tidak punya kualifikasi). Berikut tabel perincian perpajakan atas jasa konstruksi pada PP No 140 Tahun 2000:
No.
Jenis Jasa Konstruksi
Kualifikasi Usaha
Sifat
Tarif
1.
Perencanaan/Pengawasan Tidak Konstruksi
2.
3.
4.
memiliki Tidak final (sesuai 15%
kualifikasi
dengan PPh 23)
Perencanaan/Pengawasan Kualifikasi
Tidak final (sesuai 15%
Konstruksi
menengah & besar
dengan PPh 23)
Pelaksanaan Konstruksi
Tidak
Pelaksanaan Konstruksi
memiliki Tidak final (sesuai 15%
kualifikasi
dengan PPh 23)
Kualifikasi
Tidak final (sesuai 15%
menengah & besar
dengan PPh 23)
Sumber : Peraturan Pemerintah No 140 Tahun 2000
Berikut tabel perincian perpajakan atas jasa konstruksi pada PP No 51 Tahun 2008: No. 1.
Jenis Jasa Konstruksi
Kualifikasi Usaha
Perencanaan/Pengawasan Tidak memiliki kualifikasi
Sifat
Tarif
Final
6%
Konstruksi 2.
DPP
Jumlah
Perencanaan/Pengawasan Kualifikasi menengah &
Final
4%
pembayaran (tidak
Konstruksi
besar
3.
Pelaksanaan Konstruksi
Tidak memiliki kualifikasi
Final
4%
termasuk
4.
Pelaksanaan Konstruksi
Kualifikasi menengah &
Final
3%
PPN)
besar Sumber : Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2008
IV.3
Contoh Perbedaan Perhitungan Peraturan yang Lama dengan Peraturan Baru Berikut penulis akan melampirkan contoh kasus yang menunjukkan perbedaan yang
terjadi akibat diterapkannya Peraturan Pemerintah yang terbaru. PT PP (Persero) Tbk adalah perusahaan konstruksi yang telah memiliki izin sebagai perusahaan konstruksi yang memiliki kualifikasi usaha besar. Pada tanggal 2 Maret 2008
menandatangani kontrak dengan Universitas Kepri yang merupakan pemotong pajak dengan data-data sebagai berikut : •
Jasa perencanaan konstruksi Rp 1.206.268.747 dengan termin Maret 40%, Oktober 60%
•
Jasa pelaksanaaan konstruksi Rp 3.015.671.868 dengan termin Maret 40%, Oktober 60%
•
Jasa pengawasan konstruksi Rp 1.809.403.121 dengan termin Maret 40%, Oktober 60% Berdasarkan data tersebut diatas, perhitungan PPh yang harus dibuat untuk transaksi
adalah sebagai berikut : Karena pada kontrak dibuat belum terbit PP No.51 Tahun 2008, maka, ketentuan yang digunakan adalah PP.No140 Tahun 2000. Perhitungan pajak yang harus dipotong oleh Universitas Kepri pada saat pembayaran termin bulan Maret dan bulan Oktober adalah : Jenis Jasa
Sifat
Tarif
Maret
Pajak Perencanaan Konstruksi
Tidak Final
4%
Rp 19.300.300
Pelaksanaan Konstruksi
Tidak Final
2%
Rp 24.125.375
Pengawasan Konstruksi
Tidak Final
4%
Rp 28.950.450
Jumlah
Rp 72.376.125
Atas transaksi diatas, PT PP (Persero)Tbk telah memotong pajak yang terutang untuk bulan Maret dan Oktober 2008 sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam PP No.140 tahun 2000. PT PP (Persero)Tbk juga sudah menyampaikan SPT masa PPh Pasal 23 untuk bulan Januari dan Mei 2008 sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Koreksi untuk menyesuaikan dengan ketentuan PP No.51 Tahun 2008
Sesuai dengan ketentuan yang terdapat di dalam Pasal 10, PP No.51 Tahun 2008, untuk kontrak yag ditandatangani sejak 1 Januari 2008, ketentuan yang dipakai adalah PP No.51 Tahun 2008. Oleh karena itu, untuk pembayaran termin pada bulan Oktober 2008, pajak yang harus dipotong oleh PT PP (Persero)Tbk : Jenis Jasa
Sifat Pajak
Tarif
Perencanaan Konstruksi
Final
6%
Rp 43.425.675
Pelaksanaan Konstruksi
Final
4%
Rp 72.376.125
Pengawasan Konstruksi
Final
6%
Rp 65.138.513
Jumlah
Oktober
Rp 180.940.313
Berdasarkan ketentuan yang terdapat di dalam PP No 51 Tahun 2008, PPh yang seharusnya dipotong oleh PT PP (Persero)Tbk untuk bulan Maret Tahun 2008 adalah : Jenis Jasa
Sifat Pajak
Tarif
Maret
Perencanaan Konstruksi
Final
6%
Rp 28.950.450
Pelaksanaan Konstruksi
Final
4%
Rp 48.250.750
Pengawasan Konstruksi
Final
6%
Rp 43.425.675
Jumlah
Rp 120.626.875
Bila dibandingkan, PPh jasa konstruksi yang dipotong berdasarkan PP No.140 Tahun 2000 dengan PP No.51 Tahun 2008 untuk bulan Januari dan Mei 2008 diperoleh hasil sebagai berikut : Jenis Jasa
Perencanaan Konstruksi
Maret PP 140
PP 51
Beda
Rp 19.300.300
Rp 28.950.450
Rp 9.650.150
Pelaksanaan Konstruksi
Rp 24.125.375
Rp 48.250.750
Rp 24.125.375
Pengawasan Konstruksi
Rp 28.950.450
Rp 43.425.675
Rp 14.475.225
Jumlah
Rp 72.376.125
Rp 120.626.875
Rp 48.250.750
Pada tahun berjalan 2008 total penjualan PT PP (Persero)Tbk melalui jasa konstruksi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan adalah Rp 72.376.125 berdasarkan PP No 140 tahun 2000. Sementara penulis dengan total penjualan yang sama melakukan perubahan peraturan dari PP No.140 tahun 2000 ke PP No.51 tahun 2008. Dari hasil perubahan tersebut dapat dilihat bahwa total PPh pada PP No.51 tahun 2008 mengalami perubahan yang signifikan menjadi Rp 120.626.875 sehingga menimbulkan selisih sebesar Rp 48.250.750. Perbedaan peraturan antara yang lama dengan yang baru terletak pada sifatnya yang berubah dari non final, sedangkan perubahan tarif pada kedua peraturan tersebut pada akhirnya menghasilkan nilai yang berbeda. Dengan adanya perbedaan tersebut, tindakan yang harus dilakukan oleh PT PP (Persero)Tbk maupun Universitas Kepri untuk membangun untuk masa pajak bulan Maret dan Oktober tahun 2008 adalah :
PT PP (Persero)Tbk
U.Kepri
Pembetulan SPT Masa PPh 23
Ya
Tidak
Penyampaian SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2)
Ya
Ya
PBK setoran PPh 23, Menjadi setoran Ph Pasal 4 ayat (2)
Ya
Tidak
Pembayaran kekurangan pajak yang bersifat final
IV.4
Tidak
Ya
Penerapan Peraturan Pemerintah Pada tahun 2007, 2008, 2009 Dalam penerapan peraturan pada tahun 2007 serta 2008 masih mengikuti peraturan
tarif yang berdasarkan pasal 23 sebesar 2%.Namun, pada tahun 2009 penerapan peraturan pada perusahaan ini telah menggunakan ketentuan dan tafif yang berdasarkan pasal 4 ayat 2 sebesar 3% final. Dasar yang digunakan untuk menghitung besarnya pajak penghasilan tetap berdasarkan atau bersumber dari laporan keuangan perusahaan (laporan laba rugi / profit and loss statement). Berikut perhitungan atas hasil penjualan jasa konstruksi beserta perhitungan berdasarkan laporan laba rugi keuangan perusahaan. Rincian hasil penjualan atas jasa konstruksi Tahun 2007, 2008, 2009 a.
Untuk hasil penjualan atas jasa konstruksi tahun 2007 Tabel IV.1 PT Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk Penjualan Tahun 2007 Uraian
Nominal ( Rp)
Hasil Penjualan : Jasa Konstruksi
3,134,824,267,538
Properti
10,287,602,346
Developer
73,009,153,504
EPC Jumlah Hasil Penjualan
0 3,218,121,023,388
Sumber: Laba Rugi PT Pembangunan Perumahan Tahun 2007
Berdasarkan tabel IV.1, dapat dilihat besarnya penjualan pada tahun 2007 sebesar Rp.3,218,121,023,388. b.
Untuk hasil penjualan atas jasa konstruksi tahun 2008 Tabel IV.2 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Penjualan 2008 Uraian
Nominal (Rp)
Hasil Penjualan : Jasa Konstruksi
3,825,752,126,641
Properti
11,393,402,529
Developer (Realty)
96,523,353,898
EPC
0
Jumlah Hasil Penjualam
3,933,668,883,068
Sumber: Laba Rugi PT Pembangunan Perumahan Tahun 2008
Berdasarkan tabel IV.2, dapat dilihat besarnya penjualan pada tahun 2008 sebesar Rp.3,933,668,883,068.
c.
Untuk hasil penjualan atas jasa konstruksi tahun 2009 Tabel IV.3 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Penjualan 2009
Uraian
Nominal (Rp)
Hasil Penjualan : Jasa Konstruksi
4,140,174,023,327
Properti
13,368,947,934
Developer (Realty)
49,769,750,729
EPC
0
Jumlah Hasil Penjualam
4,203,312,721,990
Sumber: Laba Rugi PT Pembangunan Perumahan Tahun 2009
Berdasarkan tabel IV.3, dapat dilihat besarnya penjualan pada tahun 2009 sebesar Rp.4,203,312,721,990. Berdasarkan penjabaran-penjabaran diatas, dapat disimpulkan penjualan yang dilakukan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk mengalami peningkatan dari penjualan pada tahun 2007 sebesar Rp.3,218,121,023,388, tahun 2008 sebesar Rp.3,933,668,883,068 serta pada tahun 2009 sebesar Rp.4,203,312,721,990. Berikut akan dilampirkan rincian laba rugi perusahaan pada tahun 2007, 2008 dan 2009.
a.
Laporan laba rugi perusahaan pada tahun 2007 Tabel IV.4 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Perhitungan Laba Rugi Yang Berakhir 31 Desember 2007 Uraian
Nominal ( Rp)
Hasil Penjualan : Jasa Konstruksi
3,134,824,267,538
Properti
10,287,602,346
Developer
73,009,153,504
EPC Jumlah Hasil Penjualan
0 3,218,121,023,388
Biaya Langsung : Jasa Konstruksi
2,930,062,567,137
Properti Developer (Realty)
8,509,925,546 38,146,656,947
EPC Jumlah Biaya Langsung Laba Kotor Usaha Laba Joint Operation Laba Kotor Usaha Setelah Laba – Joint Operation
0 2,976,719,149,630 241,401,873,758 29,586,251,362 270,988,125,120
Biaya Usaha : Biaya Pegawai
56,841,235,657
Biaya Umum
15,734,813,858
Biaya Penyusutan
1,051,291,354
Biaya Pemasaran
2,153,362,160
Jumlah Biaya Usaha Laba (Rugi) Usaha
75,780,703,029 195,207,422,091
Pendapatan (Biaya) Lain-Lain Pendapatan Lain-Lain
2,810,082,310
Biaya Lain-Lain
(16,039,618,380)
Jumlah Pendapatan (Biaya) Lain-Lain
(13,229,536,070)
Laba Bersih Sebelum Bunga & PPh
181,977,886,021
Beban Bunga
(50,607,870,056)
Laba Bersih Sebelum PPh
131,370,015,065
PPh
(38,382,131,333)
Laba Bersih Setelah Pajak
92,987,883,732
Sumber: Laporan Laba Rugi Konsolidasi PT Pembangunan Perumahan Tahun 2007
Berdasarkan tabel IV.4, dapat dilihat besarnya laba bersih setelah pajak pada tahun 2007 sebesar Rp. 92,987,883,732.
b.
Laporan laba rugi perusahaan pada tahun 2008 Tabel IV.5 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Perhitungan Laba Rugi Yang Berakhir 31 Desember 2008 Uraian
Nominal ( Rp)
Hasil Penjualan : Jasa Konstruksi
3,825,752,126,641
Properti
11,393,402,529
Developer
96,523,353,898
EPC Jumlah Hasil Penjualan
0 3,933,668,883,068
Biaya Langsung : Jasa Konstruksi Properti Developer (Realty) EPC Jumlah Biaya Langsung Laba Kotor Usaha
3,560,283,665,773 8,749,120,616 79,276,202,848 0 3,648,308,989,237 285,359,893,831
Laba Joint Operation
66,594,142,641
Laba Kotor Usaha Setelah Laba – Joint Operation
351,95,036,472
Biaya Usaha : Biaya Pegawai
63,523,463,453
Biaya Umum
16,951,061,315
Biaya Penyusutan
1,070,622,448
Biaya Pemasaran
2,547,646,282
Jumlah Biaya Usaha Laba (Rugi) Usaha
84,092,793,498 267,861,242,974
Pendapatan (Biaya) Lain-Lain Pendapatan Lain-Lain
6,422,754,215
Biaya Lain-Lain
(25,790,885,750)
Jumlah Pendapatan (Biaya) Lain-Lain
(19,368,131,535)
Laba Bersih Sebelum Bunga & PPh
248,493,111,439
Beban Bunga
(69,738,654,195)
Laba Bersih Sebelum PPh
178,754,457,244
PPh
(57,145,013,728)
Laba Bersih Setelah Pajak
121,609,443,516
Sumber: Laporan Laba Rugi Konsolidasi PT Pembangunan Perumahan Tahun 2008
Berdasarkan tabel IV.5, dapat dilihat besarnya laba bersih setelah pajak pada tahun 2008 sebesar Rp.121,609,443,516.
c.
Laporan laba rugi perusahaan pada tahun 2009 Tabel IV.6 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Perhitungan Laba Rugi Yang Berakhir 31 Desember 2009 Uraian
Nominal (Rp)
Hasil Penjualan : Jasa Konstruksi
4,140,174,023,327
Properti
13,368,947,934
Developer (Realty)
49,769,750,729
EPC
0
Jumlah Hasil Penjualan
4,203,312,721,990
Biaya Langsung : Jasa Konstruksi Properti Developer (Realty)
3,813,532,129,405 9,826,660,691 37,414,441,616
EPC Jumlah Biaya Langsung
0 3,860,773,231,712
Laba Kotor Usaha
342,539,490,278
Laba Joint Operation
124,109,521,974
Laba Kotor Usaha Setelah Laba – Joint Operation
466,649,012,252
Biaya Usaha : Biaya Pegawai
71,817,381,748
Biaya Umum
22,426,462,545
Biaya Penyusutan
1,092,932,851
Biaya Pemasaran
3,413,556,284
Jumlah Biaya Usaha Laba (Rugi) Usaha
98,750,333,428 367,898,678,824
Pendapatan (Biaya) Lain-Lain Pendapatan Lain-Lain
14,212,087,062
Biaya Lain-Lain
(35,210,841,672)
Jumlah Pendapatan (Biaya) Lain-Lain
(20,998,754,610)
Laba Bersih Sebelu Bunga & PPh
346,899,924,214
Beban Bunga
(76,519,478,178)
Laba Bersih Sebelum PPh
270,380,446,036
PPh Laba Bersih Setelah Pajak
(107,120,230,798) 163,260,215,238
Sumber: Laporan Laba Rugi Konsolidasi PT Pembangunan Perumahan Tahun 2009
Berdasarkan tabel IV.6, dapat dilihat besarnya laba bersih setelah pajak pada tahun 2009 sebesar Rp.163,260,215,238 Berdasarkan penjabaran-penjabaran diatas,dapat disimpulakan laba bersih setelah pajak pada PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebesar Rp. 92,987,883,732., tahun 2008 sebesar Rp Rp.121,609,443,516serta pada tahun 2009 sebesar Rp.163,260,215,238.
IV.5
Tujuan dan Pengaruh Dalam Laporan Keuangan Tujuan dari penerapan peraturan pemerintah ini untuk menghindari adanya perbedaan
perhitungan pajak penghasilan antara perhitungan perusahaan dengan perhitungan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Serta untuk meningkatkan efektifitas pengenaan Pajak Penghasilan atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi sesuai dengan prinsip-prinsip yang dianut dalam Undang-Undang pajak penghasilan, yang dipandang perlu untuk mengatur kembali pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi dan juga dapat mengurangi resiko terjadinya kecurangan dalam perhitungan perpajakannya. Dengan adanya pengaruh perubahan atas tarif dan sifat dari masing-masing peraturan yang berlaku pada setiap tahunnya, maka wajib pajak harus melakukan review dan perhitungan atas koreksi terhadap pajak-pajak yang sudah disetor dan dilaporkan untuk periode 1 Januari 2008 yang berdasarkan PP No.51 tahun 2008. Pengaruh dari perubahan peratuan pemerintah terhadap laporan keuangan terjadi pada tahun 2009, hal ini dikarenakan pasal 4 ayat 2 (final) merupakan pasal yang dikenakan pada
bidang jasa konstruksi sehingga dikenakan perhitungan 3%. Sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 perusahaan masih menggunakan pasal 23 yang dikenakan tarif 2%. Sehingga total pajak yang harus dibayar lebih rendah dibandingkan tahun 2009.