47 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Pada penelitian ini, perusahaan yang menyediakan data tentang topik yang kami teliti ini ada 3 perusahaan, yaitu BLU (Badan Layanan Umum), DISHUB DKI (Dinas Perhubungan), dan Dinas PU (Pekerjaan Umum). Pada tiap perusahaan tersebut memiliki tugasnya masing-masing, dilihat pertama dari DISHUB DKI (Dinas Perhubungan khusus DKI), lembaga ini hanya menangani sarana dan prasarana Transjakarta Busway. PU (Dinas Pekerjaan Umum), lembaga ini dipusatkan hanya pada bagian jalur busway dan segala kelengkapan tentang jalurnya baik tentang dampak awal sampai dampak akhir pengoperasian Busway. BLU (Badan Layanan Umum), menangani dalam hal pengoperasian Transjakarta Busway. 4.1.1 Profile Perusahaan 4.1.1.1 Profil Transjakarta Busway BLU Transjakarta Busway semula merupakan lembaga non struktural Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta yaitu Badan Pengelola Transjakarta Busway yang dibentuk berdasarkan SK Gubernur No. 110 Tahun 2003. Oleh karena adanya perubahan mekanisme keuangan, maka diubah menjadi lembaga struktural dan menjadi unit pelaksana teknis Dinas Perhubungan Pemprov DKI Jakarta yang menerapkan PPK BLUD sesuai dengan SK Gubernur No. 48/2006. Transjakarta memulai operasinya pada 15 Januari 2001 dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, namun terjangkau bagi warga
48 Jakarta. Untuk mencapai hal tersebut, bus Transjakarta diberikan lajur khusus di jalanjalan yang menjadi bagian dari rutenya dan lajur tersebut tidak boleh dilewati kendaraan lainnya (termasuk bus umum selain Transjakarta). Agar terjangkau oleh masyarakat , maka harga tiket disubsidi oleh pemerintah daerah. Pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) merupakan salah satu strategi dari Pola Transportasi Makro (PTM) untuk meningkatkan pelayanan dan penyediaan jasa transportasi yang aman, terpadu, tertib, lancar, nyaman, ekonomis, efisien, efektif, dan terjangkau oleh masyarakat. BRT yang difasilitasi dengan jalur, armada bus dan infrastruktur yang dibangun khusus, sistem tiket elektronik yang saat ini dioperasikan di koridor 1-3 serta keramahan petugas adalah layanan yang diberikan kepada masyarakat untuk dapat menggunakan angkutan umum yang lebih baik. Kini masyarakat mempunyai alternatif angkutan umum yang memberikan kemudahan menjangkau seluruh wilayah Jakarta dengan pelayanan yang berbeda dibandingkan dengan angkutan umum lainnya. Kami juga menghimbau kepada masyarakat khususnya yang menggunakan kendaraan pribadi agar menggunakan busway, sehingga dapat ikut membantu mengurangi kemacetan di kota Jakarta. 4.1.1.2 Profil DISHUB DKI DISHUB DKI ini merupakan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta yang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang perhubungan darat, laut dan udara, Dishub dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dishub dikoordiansikan oleh Asisten Pembangunan. Dinas Perhubungan Prov. DKI Jakarta mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan,
49 pembangunan, pengelolaan, pengendalian dan pengkoordinasian kegiatan di bidang perhubungan darat, laut dan udara. 4.1.1.3 Profile Dinas Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum (DPU) provinsi Jakarta terletak di jalan Taman Jati Baru 1, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dinas Pekerjaan Umum berada dibawah kewenangan pemerintahan daerah yaitu gubernur. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan proyek-proyek pembangunan yang ada Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan dan peraturan prasarana dan sarana bidang
pekerjaan
umum
yang
meliputi
jalan,
tata
air
beserta
bangunan
perlengkapannya dan teknik lingkungan serta kelengkapan prasarana kota. 4.1.2 Visi dan Misi 4.1.2.1 Visi Transjakarta Busway •
Busway sebagai angkutan umum yang mampu memberikan pelayanan publik yang cepat, aman, nyaman, manusiawi, efisien, berbudaya, dan bertaraf internasional.
4.1.2.2 Misi Transjakarta Busway •
Meningkatkan kualitas hidup pengguna jasa layanan sistem Transjakarta dan masyarakat DKI Jakarta pada umumnya
•
Menyediakan
layanan
transportasi
publik
yang
aman,
nyaman
dan
terjangkau di DKI Jakarta •
Mengoptimalisasikan layanan transportasi publik yang efisien dari sisi budaya dan investasi, sehingga dapat berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan dalam jangka panjang
50 •
Mengefisienkan waktu dari pengguna jasa layanan dan masyarakat pada umumnya, dengan berkurangnya waktu tempuh perjalanan
•
Mengurangi pencemaran udara dan menjaga kesehatan lingkungan di DKI Jakarta, memberikan kualitas pelayanan yang baik, dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan pengguna jasa layanan
•
Mengusahakan tarif yang terjangkau bagi pengguna jasa layanan
•
Meningkatkan pengguna sistem Transjakarta Busway seluas-luasnya bagi masyarakat
•
Menjadikan
BLU
Transjakarta
Busway
sebagai
pengelola
sistem
Transjakarata Busway yang profesional, kompeten dan mandiri dari segi ekonomi •
Mendorong penciptaan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi masyarakat melalui berbagai instansi dan perusahaan yang terkait dengan sistem Transjakarta Busway
•
Mendorong perubahan budaya transportasi di masyarakat yang menghargai kualitas hidup efisiensi waktu dan kesetaraan
4.1.2.3 Visi Dinas Perhubungan (DISHUB) •
Terciptanya sistem transportasi yang terintegrasi dan berkualitas yang sejajar dengan kota besar negara maju.
4.1.2.4 Misi Dinas Perhubungan (DISHUB)
1. Mewujudkan transportasi darat yang aman, tertib, terintegrasi, terjangkau, 2. berdaya saing dan diterima oleh masyarakat,
51 3. Mewujudkan transportasi laut dengan standar internasional dengan memanfaatkan keunggulan teknologi serta untuk pengembangan wilayah, 4. Mewujudkan transportasi udara dengan standar internasional serta untuk pengembangan wilayah.
4.1.2.5 Visi Dinas Pekerjaan Umum "JAKARTA YANG NYAMAN DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA" Penjelasan makna atas pernyataan visi dimaksud adalah: 1. Jakarta yang nyaman, bermakna terciptanya rasa aman, tertib, tentram dan damai. 2. Jakarta yang sejahtera, bermakna terwujudnya derajat kehidupan penduduk Jakarta yang sehat, layak dan manusiawi
4.1.2.6 Misi Dinas Pekerjaan Umum Dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka formulasi misi yang digagaskan adalah: 1. Membangun tata Pemerintahan yang baik dengan menerapkan kaidah-kaidah "Good Governance". 2. Melayani masyarakat dengan prinsip pelayanan prima 3. Memberdayakan masyarakat dengan prinsip pemberian otoritas pada masyarakat untuk mengenali permasalahan yang dihadapi dan mengupayakan pemecahan yang terbaik pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian pembangunan. 4. Membangun sarana dan prasarana kota yang menjamin kenyamanan, dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
52 5. Menciptakan lingkungan kehidupan kota yang dinamis dalam mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan.
4.1.3 Struktur Organisasi 4.1.3.1 Struktur Organisasi BLU Struktur
organisasi
BLU
Transjakarta
Busway
berdasarkan
NO.48/2006, yaitu :
Sumber : Data dari Perusahaan (2010) Gambar 4.1 Struktur Organisasi Transjakarta Busway Kepala BLU Transjakarta Busway : Ir. D. A. Rini, Msc
Tata Usaha dan Keuangan
:Ir. Anthon R Paruda, MT
Manajer Sarana dan Prasarana
: Ir. Taufik Adiwiyanto, Msc
Manajer Operasional
: Andara Y Agussalam, Mba
PERGUB
53 Manajer Pengendalian
: Rene Nunumete, SH, MS
4.1.3.2 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Srtuktur organisasi Dinas Perhubungan, yaitu:
Sumber : Data dari Perusahaan (2010) Gambar 4.2 Struktur Organisasi DISHUB
Kepala Dinas
: Ir. UDAR PRISTONO, MT
Wakil Kepala Dinas
: Ir. RIZA HASHIM, MT
Kepala Bidang MRLL
: M. AKBAR, M.Sc
Kepala Bidang Angkutan Darat
: SYAFRIN LIPUTO, ATD, MT
Kepala Bidang Transportasi Laut dan Udara
: Drs. TURIPNO, MM
Kepala Bidang Pengendalian Operasional
: Drs. ARIFIN HAMONANGAN, MM
54 4.1.3.3 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Struktur organisasi PU, yaitu:
Sumber : Data dari Perusahaan (2010) Gambar 4.3 Struktur Organisasi PU Kepala Dinas
: Ir. Eriy Basworo. Msc
Wakil kepala dinas
: I Putu Nourah Indiana
Bidang jalan
: Dr. Ir. H. Mohamad Taufik, Msi
Bidang Jembatan
: Ir. H. Noovizal, M.M
Bidang Pengelola dan Sumber Daya Air
: Ir. H. Fahrul Rozi
Bidang Pemeliharaan dan Sumber Daya Air
:Ir. Tarjuki
Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
:Ir. H. Asnik Hasan, Mt
Bidang Bina Prasarana dan Sarana Jaringan Utilitas : Ir. H. Tri Joko M.M
55 4.1.4
Sistem Transjakarta Busway
4.1.4.1 Latar Belakang Didirikannya Transjakarta •
Jumlah kendaraan di DKI Jakarta 6.3 juta (rata-rata meningkat 11% per tahun)
•
Penambahan kendaraan sebanyak 296 unit kendaraan roda empat per hari
•
Setiap hari 600.000 kendaraan meningkat dari Botabek (Bogor, Tangerang, Bekasi) masuk ke Jakarta (mengangkut 1.2 juta orang)
•
Rasio kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum 92:8
•
Dari 17 juta perjalanan per hari, 47% ditempuh dengan kendaraan pribadi, sedangkan 53% dengan kendaraan umum
•
Kondisi angkutan umum sangat memprihatinkan dan setiap tahun jumlahnya berkurang
4.1.4.2 Tujuan Pembangunan Sistem Busway •
Meningkatkan jumlah perjalanan penumpang dengan menggunakan suatu sistem transportasi yang aman, nyaman dan handal
•
Menciptakan sistem transportasi dengan jalur yang terpisah dari lalu lintas umum untuk kemudahan akesibilitas
•
Menciptakan sistem transportasi dengan pelayanan yang terjadwal dengan baik
•
Meningkatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan penumpang bus umum
•
Meningkatkan pelayanan angkutan umum yang terintegrasi
•
Menciptakan sistem transportasi yang dapat meningkatkan efisiensi operator bus
56 •
Menerapkan sistem pengumpulan pendapatan tiket yang efektif
4.1.4.3 Standar Pelayanan Publik yang diharapkan dari Sistem Busway • Aksesibilitas • Keamanan dan keselamatan • Ruang tunggu yang aman • Waktu tunggu yang minimum • Kualitas pelayanan yang tinggi • Tersedianya informasi yang dapat diandalkan
4.1.5 Desain Bus Transjakarta Bus-bus Transjakarta dibangun dengan menggunakan bahan-bahan pilihan. Untuk interior langit-langit bus, menggunakan bahan yang tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak akan menjalar. Untuk kerangkanya, menggunkan Galvanil, suatu jenis logam campuran seng dan besi yang kokoh dan tahan karat. Bus Transjakarta memiliki pintu yang terletak lebih tinggi dibanding bus lain sehingga hanya dapat dinaiki dari halte khusus busway. Pintu tersebut terletak di bagian tengah kanan dan kiri. Pintu ini menggunakan sistem lipat otomatis yang dapat dikendalikan dari konsol yang ada di panel pengemudi. Setiap bus Transjakarta Busway diberikan pengeras suara yang memberitahukan halte yang akan segera dilalui kepada para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indosesia dan bahasa inggris. Setiap bus juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio panggil yang memungkinkan pengemudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi terkini mengenai kemacetan, kecelakaan, dan lain-lain.
57
sumber :google.com Gambar 4.4 Bus Single Transjakarta
sumber : google.com Gambar 4.5 Bus Gandeng Transjakarta
58
Sumber : google.com Gambar 4.6 Keadaan dalam Bus Transjakarta Koridor IX akan mulai di operasikan pada tanggal 31 desember 2010, maka kami asumsikan pendapatan koridor IX pada koridor I, karena kurang lebih halte pada koridor I dan koridor IX sama. Dilihat dari segi tingkat pengunjung yang hampir sama karena melewati pusat-pusat kota (mall, rumah sakit, universitas, sekolah, dll). Berikut ini adalah pendapatan koridor I yang disajikan dalam bentuk tabel: Table 4.1 Pendapatan Koridor I
Sumber : Data dari Perusahaan (2010)
59 4.2 Analisis Studi Kelayakan Bisnis 4.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran a. Proyeksi Pasar Proyeksi penjualan Transjakarta koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) pada tahun pertama adalah sebesar ±10.692.108 atau ± 891.009 per bulan dan di tahun selanjutnya diharapkan penjualan meningkat terus menerus seperti koridor-koridor lain yang sudah berjalan. Hal ini mempertimbangkan beberapa penilaian diantaranya yaitu koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) banyak di lalui oleh pusat-pusat kota di Jakarta seperti mall, rumah sakit, universitas, dan lain-lain. Oleh karena itu pembangunan koridor IX diyakini sangat bermanfaat untuk masyarakat sekitar dan pengunjung lainnya. Pemerintah melakukan pembangunan Transjakarta koridor IX (Pinang RantiPluit) agar para masyarakat setempat menggunakan jasa transportasi yang dibangun oleh pemerintah. Pemerintah membangun koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) untuk kepentingan masyarakat, agar masyarakat mudah, nyaman menggunakan jasa transportasi, menghindari kemacetan, dan dengan tarif yang sangat murah. b. Strategi Bauran Pemasaran Dalam aspek pasar dan pemasaran ini, perusahaan harus dapat memenuhi bauran pemasaran yang terdiri dari 4 komponen, yaitu : 1. Produk Transjakarta ini merupakan produk jasa yang di beli sebelum dirasakan hasilnya. Jasa transportasi ini merupakan transportasi yang dibangun untuk mengurangi
60 kemacetan yang terjadi di ibu kota, dan akan menjadi transportasi yang aman, dan murah untuk di pakai bagi semua masyarakat umumnya. 2. Harga Harga yang sekarang di terapkan pada tiket masuk Transjakarta Busway harga yang masih di subsidi oleh pemerintah, yaitu Rp 2.000,00 untuk jam 05.00AM - 07.00AM dan RP 3.500,00 untuk jam 07.01AM - 22.00PM. Bila harga tidak lagi bersubsidi, maka harga normal yang akan diterapkan pada sekali masuk busway Transjakarta adalah Rp 8.900,00 Dengan menetapkan tarif Rp 3.500,00 akan menarik masyarakat untuk menggunkan jasa transportasi Transjakarta, karena harga yang ditawarkan lebih murah dibandingkan dengan jasa transportasi lainnya. Dengan menetapkan harga di bawah harga rata-rata, pemerintah mengharapkan agar masyarakat menggunakan jasa Transjakarta yang telah disediakan. 3. Distribusi
PEMDA DKI
BLU
Pemakai Jasa TransJakarta (User) koridor IX (pinang ranti‐pluit)
Sumber : Data dari perusahaan (2010) Gambar 4.7 Saluran Distribusi Transjakarta Pemda DKI memiliki tugas membangun prasarana (halte dan jalur/ lajur busway) dan menyediakan sarananya (busnya) yang di rancang untuk kemudian BLU yang mengelolah Transjakarta tersebut dan menawarkan jasa transportasi kepada masyarakat sekitar yang ingin menuju daerah yang dilewati di sekitar Pinang Ranti-Pluit. Dimana
61 fungsinya adalah untuk mempermudah penggunaan transportasi kepada masyarakat (user) dan user bisa menikmati sarana pelayanan (transportasi) yang diberikan pemerintah berupa Transjakarta. 4. Promosi Badan Layanan Umum Transjakrta Busway melakukan promosi yang dilakukan berupa himbauan yang terdapat di belakang kaca bus Transjakarta atau di beberapa spanduk-spanduk yang ada di setiap halte. seperti contoh tulisan “malu dong menyerobot jalur busway” c. Strategi Pemasaran Strategi yang digunakan Transjakarta koridor IX untuk memasarkan jasa transportasi, yaitu dengan cara: 1. Segmentasi Pasar Membagi pasar menjadi beberapa kelompok, sesuai dengan karakteristik masingmasing konsumen yaitu demografik dan geografik , yaitu dengan cara: •
Geografik Membagi
daerah
pemasaran
menjadi
beberapa
wilayah,
yaitu
berdasarkan
jangkauan wilayah kecamatan, dan kelurahan (Pinang Ranti–Pluit). •
Demografik Daerah
pemasaran
berdasarkan
tingkat
pemakaian
jasa
transportasi
yang
menggunakan jasa transportasi semua lapisan masyarakat, baik masyarakat menengah kebawah-masyarakat menengah keatas dapat menggunakan jasa
62 transportasi Transjakarta, kemudian semua umur, semua jenis kelamin baik wanita atau pria dapat menggunakan jasa transportasi Transjakarta. 2. Targeting Dalam 1-2 tahun mendatang Transjakarta koridor IX (pinang ranti –pluit) dari segi kualitatif, yaitu ingin meningkatkan dari jumlah penumpang, jumlah armada bus yang ada, dan presentase kendaraan pribadi yang beralih ke untuk menggunakan Transjakarta Busway. 3. Positioning Dengan memposisikan jasa transportasi kepada masyarakat sehingga menimbulkan penilaian tersendiri
dari masyarakat kepada busway Transjakarta. Dalam hal ini
Busway Transjakarta ingin memposisikan diri sebagai alat transportasi yang dinilai : 1. Aman, prioritas utama TransJakarta dalam memberikan pelayanan adalah keamanan penumpang untuk itu di dalam setiap bus yang beroperasi, dijaga oleh satuan pengamanan tugas (satgas). 2. Murah, dengan
bus Tranjakarta, pengguna dapat mengelilingi semua koridor
yang rutenya telah menjangkau wilayah Jakarta dengan hanya membayar 1x tiket perjalanan. 3. Nyaman, Transjakarta dilengkapi dengan alat pendingin serta pengeras suara yang memberitahukan halte yang akan segera dilalui kepada para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu bahasa indonesia dam bahasa inggris.
63 4. Cepat, Transjakarta merupakan angkutan umum yang memliki jalur khusus sehingga memungkinkan waktu tempuh yang relatif lebih cepat dan terhindar dari kemacetan. 4.2.2 Aspek Teknis dan Operasi a. Lokasi dan Luas wilayah Lokasi rencana pembangunan koridor IX terletak dari arah awal Pinang Ranti sampai Pluit. Batas wilayah melewati beberapa Kecamatan dan beberapa Kelurahan, yaitu: Tabel 4.2 Kecamatan Dan Kelurahan yang Dilalui Koridor IX
64
Sumber : Data dari Perusahaan (2010) b. Kesampaian Daerah Penghubung Pembangunan koridor IX memiliki panjang 29,9 km. Untuk mencapai halte terakhir yaitu Pluit di lewati 29 buah halte yang akan menjadi penghubung antara Pinang Ranti–Pluit.
Jarak dari tiap-tiap halte rata-rata 1,3 km/halte yang di lewati
koridor IX terdiri dari :
65 Tabel 4.3 Halte di koridor IX No.
Halte
1.
Pluit
2.
Penjaringan
3.
Jembatan Tiga
4.
Jembatan Dua
5.
Jembatan Besi
6.
Stasiun Latumenten
7.
Grogol 2
8.
S. Parman Central Park
9.
S. Parman Harapan Kita
10.
Slipi Kemanggisan
11
Slipi Petamburan
12.
Senayan JCC
13.
Komdak Semanggi
14.
Gatot soebroto Lipi
15.
Gatot soebroto Jamsostek
16.
Kuningan Barat
17.
Tegal Parang
18.
Pancoran Barat
19.
Pancoran Tugu
20.
Tebet BKPM
21.
Stasiun Cawang
22.
Cawang ciliwung
66 23.
Cawang BNN
24.
Cawang UKI
25.
Sutoyo BKN
26.
Cililitan
27.
Pasar Keramat Jati
28.
Taman Mini Garuda
29.
Pinang Ranti
Sumber : Data dari Perusahaan (2010)
C. Jam kerja efektif pertahun koridor IX Setiap satu armada Busway umumnya dioperasikan oleh satu team yang masing–masing bekerja 1 shift secara bergantian. Shift I dimulai dari jam 05.00 13.00, dan shift II dari jam 13.00 - 22.00 atau masing-masing bekerja selama kurang lebih 8-9 jam/hari. Team shift I berkewajiban mengambil armada bus dari pool dan demikian sebaliknya team shift II berkewajiban mengembalikan armada bus ke pool. Sebagai tambahan lain, bagi pengemudi wanita hanya akan mendapatkan tugas pada shift I. Tabel 4.4 Jam Kerja Efektif
67
Sumber: Data Perusahaan (2010)
D. Fasilitas – Fasilitas Pada Busway koridor IX terdapat beberapa sarana dan prasarana pendukung atau fasilitas pelengkap yang terdapat di 29 buah tempat pemberhentian koridor IX sebagai berikut: • Kipas angin • Gade (pintu pemutar pada saat memasuki ruang tunggu Transjakarta) • Sistem loketing • Kursi tunggu • Layar tv dibeberapa pemberhentian • SPBG dan instansinya
68 • Bengkel bus • Toilet pada halte transfer • Rambu- rambu (rambu lalu lintas, rambu OHS, rambu besar, rambu kecil) • Marka jalan (marka merah, marka putih, tulisan busway) Data teknis : Table 4.5 Rincian Mengenai Transjakarta Koridor IX
Sumber: Data dari Perusahaan (2010)
69 E. Umur Transjakarta Berdasarkan umur ekonomis Transjakarta dan koridor Busway, yaitu diperkirakan kira-kira 5 (lima) tahun yang diperoleh dari Dinas Perhubungan.
F. Layout koridor IX Pada pembangunan koridor IX tersebut, dapat kami sertakan gambar layout jalan yang dilaluin koridor IX serta halte pemberhentian, dari pemberhentian halte pertama sampai halte ke 29. Pada layout tersebut juga disertakan beberapa data teknis yang merupakan fasilitas penunjang di setiap halte yang dilalui, baik dari pagar pembatas jalan sampai rambu lalu lintas yang merupakan pelengkap dari setiap jalur yang dilalui koridor IX.
Sumber: Data dari perusahaan (2010) Gambar 4.8 Lay Out koridor IX (Pinang Ranti – Pluit)
70 4.2.3 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia a. Bagan Organisasi Bagan organisasi yang berkenaan di koridor IX (Pinang Ranti–Pluit) :
Operasional Tiket
Sumber: Data dari perusahaan (2010) Gambar 4.9 Bagan Organisasi Operasional Tiket 9
Penanggung jawab:
•
Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap kegiatan penjualan tiket di berbagai koridor
9
Assisten Pengawas:
•
Membantu pengawas dalam melakukan tugasnya dan melakukan absensi petugas tiket
9
Supervisor:
71 • Memeriksa laporan penjualan tiket busway • Menghitung fisik uang dan mengumpulkan uang hasil penjualan tiket 9
Kasir: • Memeriksa kesesuaian jumlah uang hasil penjualan dengan jumlah tiket electronik yang terjual • Melakukan penjualan tiket busway di loket
9
Barrier: • Memeriksa tiket busway di pintu masuk • Bertanggung jawab atas kotak barrier
Pengendalian
Sumber: Data dari Perusahaan (2010) Gambar 4.10 Bagan Organisasi Bagian Pengendalian
72 9
Koordinator koridor: •
Memonitor dan mengecek berita acara, pencatat kilometer (Km), dari petugas lapangan dan ke bagian operasional
•
Memonitor dan mencatat setiap laporan yang masuk dan membuat laporan
•
Memonitor keluar dan masuk bus berdasarkan rencana operasi yang telah ditetapkan
•
Memonitor dan mengawasi situasi koridornya
•
Memberikan petunjuk dan arahan kepada pengendali tengah dan pencatat kilometer berdasarkan kebutuhan pelayanan
• 9
Melakukan koordinasi dengan instansi terkait bila diperlukan
Pengendali tengah: •
Mengendalikan situasi khususnya jalur tengah apabila ada kejadian dan melaporkan ke posko
•
Melakukan pengawasan dan pengendalian atas jumlah bus di koridor berdasarkan gelombang masuk dan kembali ke pool di malam sesuai dengan rencana operasi
• 9
Melaporkan kejadian-kejadian menonjol di koridor kepada kepala koridor
Pencatat kilometer (Km):
o
Melakukan tugas pencatatan kilometer
73 o
Mengendalikan headway pemberangkatan bus sesuai dengan rencana operasi
o
Melaksanakan kebijakan pemulangan bus
o
Mengawasi pelaksanaan tugas petugas pengamanan di bus saat berangkat dari halte
9
Koordinator lapangan : •
Memberikan petunjuk dan pengarahan kepada jajaran dibawahnya, berkaitan dengan tugas dan aktifitas keseharian
•
Melakukan penilaian kinerja seluruh anggota, serta mengembangkan program peningkatan kinerja secara umum maupun bila ada anggota secara spesifik perlu ditingkatkan
•
Melakukan inspeksi langsung secara rutin untuk memastikan bahwa tugas-tugas yang telah dilakukan sesuai dengan penugasannya
•
Memberikan petunjuk dan arahan tentang sistem penjagaan patroli di halte dan jalur bus
9
Supervisior+admin: •
Mengkoordinir satuan anggota pengamanan dalam melaksanakan tugasnya
•
Bertanggung jawab penuh terhadap hasil pelaksanaan tugas pengamanan dan pengawasan dari seluruh tugas keamanan dalam lingkup servicenya
74 •
Melakukan investigasi terhadap kejadian yang serius dan melakukan pendataan dengan lengkap dan baik, serta melakukan tindakan cepat terhadap situasi darurat yang tejadi
•
Memelihara dan meningkatkan hubungan baik dengan aparat kepolisisan terkait
•
Melaporkan aktivitas harian petugas pengamanan Busway dan daftar kehadiran petugas
Sarana dan Prasarana 9
Cleaning service • Menjaga kebersihan halte • Merawat peralatan dan perlengkapan di halte
9
SPV • Bertanggung jawab atas pekerjaan petugas cleaning service • Melakukan absensi petugas cleaning service b. Sistem Kerja Sistem kerja yang disepakati antara perusahaan dan pekerja yaitu:
Pada DISHUB, lembaga tersebut hanya berwenang pada saat pra saranannya. DISHUB yang merencanakan pembangunan proyek busway koridor IX.
75
Pada PU, lembaga tersebut berwenang dalam melaksanakan, pembangunan, pemeliharaan, pengamanan, dan pengaturan bangunan fisik yang meliputi bangunan jalan dan jembatan yang merupakan salah satu dari sarana pelengkap untuk Transjakarta Busway koridor IX.
Pada BLU, lembaga ini yang menjalankan rencana yang telah disusun oleh DISHUB
dan
lembaga
inilah
yang
berwenang
mengatur
jalananya
pengoperasian Transjakarta Busway koridor IX setelah dioperasikan. Sistem kerja yang diterapkan dan disepakati beberapa staff dalam pengoperasian koridor IX: •
Staff pelayanan (operasional tiket) antara lain kasir, barrier, kolektor, Supervisior, assisten pengawas, pengawas, dan penanggung jawab.
•
Staff pengendalian antara lain satgas, patroli, PAM shelter, pengendalian tengah, koordinator, dan sopir.
•
Staff fungsional (sarana dan prasarana) antara lain cleaning cervice dan supervsior cleaning service. Pembagian sistem kerja ini, di sesuaikan dengan peraturan dan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh gubernur. Gaji dan upah ditetapkan sesuai dengan tingkat keterampilan dan kemampuan serta disesuaikan dengan tarif UMP (upah minimum provinsi) yang berlaku sekarang kurang lebih Rp 1.100.000,00
76 c. Jumlah Tenaga Kerja Berikut ini adalah kriteria atau persyaratan untuk karyawan yang akan dicari atau diterima untuk bekerja di Transjakarta khususnya pada kordor IX (Pinang Ranti – Pluit) : 1. Staff operasional 2. Tenaga kerja kasar Tenaga operasional diatasi oleh pekerja yang usianya maksimal dibatasi oleh perusahaan yaitu maksimal 28 tahun dan berlatar pendidikan minimal SMA (Sekolah Menengah Atas). Hubungan kerja yang baik akan sangat penting untuk mencapainya suatu keberhasilan. Dalam pelaksanaan pembangunan koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) harus memiliki tenaga kerja yang ahli dan harus memiliki keterampilan. Jumlah tenaga kerja yang digunakan di dasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
Operasional tiket
77
Pengendalian
Sarana dan Prasarana Cleaning service
: 37 orang
SPV
: 1 orang
kontrak
d. Hubungan Tenaga Kerja Untuk mengatur hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan dibuat kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau SPI (Sertifikat Pekerja Indonesia). Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan
dengan
pengusaha,
atau
beberapa
pengusaha
atau
perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua
78 belah pihak. DASAR: UU NO. 21 TAHUN 1954, PP No.49 / 1954 dan Permenaker No.1/Men/1985 Hal-hal yang terdapat dalam Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) adalah sebagai berikut: 1.
Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawannya
2.
Pembayaran gaji
3.
Jam kerja dan lembur
4.
Transport dan makan
5.
Kesehatan dan keselamatan kerja Transjakarta hanya memberikan Jasmsostek khusus untuk karyawan tetap,
dimana Jasostek digunakan untuk mengalihkan tanggung jawab perusahaan atas kewajiban memberikan perlindungan bagi tenaga kerja baik dalam masalah, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua serta jaminan pemeliharaan kesehatan. Proram Jamsostek diselenggarakan berdasarkan undang-undang No.3 Tahun 2003 yang pelaksanaannya diatur oleh PP No. 14 Tahun 1993, Kepres No.22 tahun 1993 dan peraturan Mentri 05 /Men/1993. 4.2.4
Aspek Keuangan
A. Modal tetap Modal tetap adalah segala bentuk barang atau benda yang tidak ikut digunakan secara langsung sebagai bahan atau material dalam proses produksi, tapi hanya digunakan sebagai pendukung dalam proses produksi tersebut atau bisa disebut aset atau kekayaan.
79 Modal tetap terdiri dari : Biaya pembangunan koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) yang dibangun pada tahun 2008 yang sebesar Rp. 135.681.492.000,00 dan biaya pembelian bus yang terdiri dari 2 jenis bus yaitu bus single dan bus gandeng.
Tabel 4.6 Biaya Bus No.
Uraian
Jumlah Bus
Harga Satuan (Rp)
Total (Rp)
1.
Single
69 Unit
1.537.246.000
106.069.974.000
2.
Gandeng
10 Unit
3.792.000.000
30.792.000.000 Total 136.861.974.000
Sumber : Data dari Perusahaan (2010) B. Metode Penilaian Investasi Penilaian Investasi dilakukan dengan metode Payback Period, Net Present
Value, Internal Rate of Return, Profitability Index. Berikut ini adalah perincian perhitungan penilaian investasi :
1. Payback Period Merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengambilan investasi suatu proyek atau usaha. Kas bersih yang diperoleh setiap tahun adalah sebagai dasar perhitungan.
80
Maka jangka waktu (periode) pengambilan investasi suatu proyek ini 4 tahun 4 bulan.
2. Net Present Value Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 5% , diambil dari table present
value interest factor for one dollar annuity (PVIFA) pada 0,329 tahun ke 5(lima)
81
Pada hasil NPV ini, proyek dinyatakan layak karena total pendapatan yang di hitung berdasarkan suku bunga yang didapat lebih besar dari jumlah investasinya.
3. Internal Rate Return IRR merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern, Diskon faktor yang digunakan adalah 3% dan 4%. Dengan uraian sebagai berikut:
82 Tabel 4.7 Perhitungan IRR
Sumber: Hasil olahan data (2010)
IRR yang dihasilkan sebesar 36,04% sehingga rencana proyek transjakarta koriodor IX ini layak untuk dijalankan, karena IRR yang dihasilkan lebih besar dari tingkat bunga sebesar 18%.
4. Profitability Index Merupakan rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.
83
Syarat : PI > 1 , maka proyek dikatakan menguntungkandan layak PI < 1 , maka proyek dikatakan tidak menguntungkan dan tidak layak
dibulatkan menjadi 102,18 kali PI yang diperoleh dari perhitungan ini adalah 102,18 kali, dapat disimpulkan bahwa rencana keuangan atas proyek Transjakarta koridor IX layak. Penetapan tarif Transjakarta sebesar Rp 3.500,00 merupakan tarif yang bersubsidi dari pemerintah. Sekarang ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempertimbangkan rencana menaikkan
tarif
bus
Transjakarta.
Kenaikan
tarif
diperlukan
untuk
mengatasi
membengkaknya subsidi setelah Badan Arbitrase Nasional Indonesia menolak biaya operasional yang diajukan Pemprov. Keputusan menaikkan tarif bus Transjakarta atau menambah subsidinya akan disesuaikan dengan kondisi perekonomian Jakarta beberapa bulan ke depan. 4.2.5 Aspek Hukum a.
Jenis badan hukum usaha
84 Pada DISHUB DKI, ini merupakan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta yang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang perhubungan darat, laut dan udara, Dishub dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dishub dikoordiansikan oleh Asisten Pembangunan. Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan, pembangunan, pengelolaan, pengendalian dan pengkoordinasian kegiatan di bidang perhubungan darat, laut dan udara. Transjakarta
merupakan
sarana
yang
diberikan
pemerintah
untuk
mempermudah masyarakat dalam menggunakan alat transportasi. Transjakarta merupakan
milik
pemerintah
dikarenakan
pemerintah
tidak
diperbolehkan
menghasilkan keuntungan yang diperoleh untuk pemerintah itu sendiri, maka Transjakarta melakukan pelelangan untuk setiap koridor (koridor 1-15). Hasil pemenang lelang untuk koridor IX adalah oleh PT. Bianglala Metropolitan. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah bukti bahwa Perusahaan/Badan Usaha telah melakukan Wajib Daftar Perusahaan berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang “WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN”. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) wajib dimilki oleh perusahaan/badan usaha Penanaman Modal Asing (PT-PMA), PT Non PMA, CV, Koperasi, Firma atau perusahaan perorangan
yang
dikeluarkan
oleh
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Kota/Kabupaten. Table 4.8 Tanda Daftar Perusahaan PT. BIANGLALA METROPOLITAN Nama Pendaftaran Dasar Hukum
Tanda Daftar Perusahaan UNDANG_UNDANG NOMOR 3 Thn 1982
85 Tentang Wajib Daftar Perusahaan Nama Perusahaan
PT. BIANGLALA METROPOLITAN
Nomor Tanda Daftar Perusahaan
09.03.1.71.18349
Penanggung Jawab
Tasmiyati Mujiono
Alamat
Jl. Raya Cilandak KKO No. 112 RT 009/08 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Kegiatan Usaha Pokok
Persewaan Alat Transportasi Darat
Masa Berlaku
5 Tahun (07 Desember 2009 - 18 Oktober 2014)
Persyaratan Perusahaan
Tata
Cara
Penggunaan
Pendaftaran
Perusahaan a. Perusahaan Berbentuk PT : 1.
Asli
dan
copy
Akta
Pendirian
Perusahaan serta Data Akta Pendirian Perseroan
yang
telah
diketahui
oleh
Departemen Kehakiman. 2. Asli dan copy Keputusan Perubahan Pendirian
Perseroan
(apabila
ada).
3. Asli dan copy Keputusan Pengesahan sebagai Badan Hukum. 4. Copy Kartu Tanda Penduduk atau
86 Paspor Direktur Utama atau penanggung jawab. 5. Copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang
dipersamakan
dengan
itu
yang
diterbitkan oleh Instansi yang berwenang. Tanda Daftar Perusahaan Hilang
kewajiban
untuk
mengajukan
permohonan dibedakan antara TDP yang hilang dan TDP yang hilang dan TDP yang rusak,yaitu untuk penggantiaan TDP yang hilang,perusahaan
yang
bersangkutan
secara tertulis mengajukan kepada Kepala KPP Tingkat II dengan melampirkan Surat Keterangan
Hilang
dari
kepolisian
selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari terhitung mulai tanggal kehilangan Sumber : Hasil Pengolahan Data (2010)
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), merupakan identitas WP (Wajib Pajak) dalam sistem administrasi perpajakan yang dipergunakan dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan WP. NPWP terdiri dari 15 (lima belas) digit dimana 9 (sembilan) digit pertama menunjukkan kode spesifik WP, 3 (tiga) digit berikutnya menunjukkan kode KPP (Kantor Pelayanan Pajak), sementara 3 (tiga) digit terakhir adalah kode cabang WP. Operator bus untuk transjakarta koridor IX yang menang dalam lelang PT.Bianglala Metropolitan mempunyai NPWP 01.345.184.4-017.000
87 a. Dokument–dokumen yang diperlukan dalam melihat kelayakan pengoperasian suatu usaha. 1. Surat Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Perhubungan. No: 520/2010 tentang penetapan hak proporsi bus bagi operator kemitraan pada koridor 9 dan 10. Ditetapkan Gubernur Fauzibowo pada tanggal 12 oktober 2010 2. Surat Gubernur provinsi daerah khusus ibukota Jakarta tentang Prosedur Penetapan Operator Bus Transjakarta Busway. No 173 tahun 2010 , ditetapkan Gubernur Sutiyoso pada tanggal 6 oktober 2010. yang isinya mengenai ketentuan umum, operasional busway, jumlah bus dalam koridor Busway, operator kemitraan, pengadaan jasa operator bus, kontrak kerja sama, perizinan, ketentuan peralihan, sampai ketentuan penutup. 3. Surat Gubernur propinsi daerah khusus ibukota Jakarta, tentang Pola Transporasi Makro. No 103 tahun 2007, ditetapkan Gubernur Sutiyoso pada tangggal 26 juli 2007. 4. Surat Gubernur propinsi daerah khusus ibukota Jakarta, tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Badan Layanan Umum Transjakarta Busway. No 48 tahun 2006, ditetapkan Gubernur Sutiyoso pada tanggal 4 mei 2006. 5. Surat gubernur propinsi daerah khusus ibukota Jakarta, tentang Penetapan Laju Khusus Busway Pada Ruas-ruas Jalan tertentu. No 1418 tahun 2008, ditetapkan Gubernur Sutiyoso pada tanggal 13 oktober 2008. 6. Surat Gubernur propinsi daerah khusus ibukota Jakarta, tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Operator Bus Busway di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. No 123 tahun 2006, ditetapkan Gubernur Sutiyoso pada tanggal 7 desember 2006
88 7. Surat Gubernur Provinsi daerah khusus ibukota Jakarta, tentang Prosedur Penetapan Operator Bus Transjakarta Busway. Nomor 173 tahun 2010 ditetapkan oleh Fauzi Bowo pada tanggal 6 Oktober 2010 8. Surat mengenai AMDAL : KOMISI PENILAI AMDAL PROPINSI DKI JAKARTA, perihal rekomendasi Andal,RKL/RPL kegiatan pembangunan busway koridor IX (Dinas Pekerjaan Umum) no 32/Amdal/-1.774.151 tanggal penetapan 3 desember 2007 Munculnya
jasa
Busway
memang
jelas
sudah
banyak,
tetapi
dalam
pengoperasiannya muncul 1 permasalah, yakni mengurangi jalur jalan raya yang sudah ada. Padahal tanpa dikurangi sejalurpun kemacetan sudah sering terjadi di semua jalur jalan raya yang ada di Jakarta dan muncul persepsi monopoli pada penggunaan jalur busway tersebut, karena dalam kenyataanya jalur tersebut hanya boleh digunakan dan dimanfaatkan oleh Transjakrta saja tidak untuk bus–bus lain. Monopoli di perkuat dengan di pasangnya pembatas jalan yang memisahkan antara jalur umum dengan jalur khusus Transjakarta. Pada hakikatnya jalur Busway melanggar UU anti monopoli, sebab tanpa izin para pembayar pajak kendaran bermotor, Pemprov Jakarta telah mengambil bahkan memonopoli yang dimana jalur tersebut pembangunan dan perawatannya di biayai oleh pajak kendaraan bermotor. 4.2.6
Aspek Ekonomi dan Sosial
Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu proyek tersebut :
a.
Sisi Budaya
89 Dengan adanya Transjakarta koridor IX, maka masyarakat disekitar Pinang RantiPluit akan terbiasa menggunakan jasa angkutan umum (Transjakarta) ini karena penggunaan yang mudah ,terhindar dari macet, aman, nyaman, dan cukup murah tarifnya.
b. Sudut Ekonomi
Dengan adanya koridor IX ini, maka akan memberikan beberapa kesempatan bagi para investor untuk membuka usaha di sekitar 29 halte yang dilewati koridor IX ini. Dengan demikian akan membuat beberapa lapangan pekerjaan yang lebih banyak lagi bagi para penduduk sekitar.
c. Segi Sosial
Dengan dibangunnya koridor IX, pihaknya mengharapakan akan memperlancar kemacetan yang sudah merupakan kebiasaan di sekitar daerah Pluit.
Sisi rencana pembangunan nasional Table 4.9 Rencana Pembangunan Nasional Jenis Kegiatan
Keterangan • Tenaga kerja terdidik
Penyerapan tenaga kerja
• Tenaga kerja terampil • Tenaga kerja kasar/ buruh Namun keterlibatan penduduk setempat hanya
sedikit,
karena
sebagian
besar
90 penduduk setempat merupakan masyarakat perkotaan
yang
tidak
terbiasa
dengan
pekerjaan kasar. Infrastruktur
•
Penanaman
kembali
vegetasi/
penghijauan di sekitar kodidor IX •
Pemindahan fasilitas utilitas umum yang terkena proyek pembanguan koridor IX
•
Pembangunan
saluran
drainase
yang lebih memadai di kiri dan kanan jalan •
Perbaikan pada banguan–bangunan sekitar
proyek
yang
mengalami
retakan akibat proyek koridor IX Industry
yang
meningkatkan
kegiatan
ekonomi
•
Mengundang para investor untuk membuka usaha atau melakukan di versifikasi usaha.
Sumber : Data dari perusahaan (2010) 4.2.7 Aspek Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) Kegiatan sosialisasi AMDAL, survai, dan pengukuran trase (rencana jalan) jalan telah menimbulkan presepsi positif dari masyarakat dalam wilayah studi. Terlihat baik dari hasil tanggapan masyarakat pada saat sosialisasi AMDAL maupun dari hasil survey
91 lapangan yang menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat/responden dalam wilayah studi menunjukan tanggapan positif berupa persetujuan terhadap rencana pembangunan busway koridor IX (Pinang Ranti–Pluit). Faktor yang mendorong munculnya persepsi positif karena adanya harapan akan adanya fasilitas angkutan umum yang memadai, serta meningkatkan aksesibilitas transportasi terutama antar Pinang Ranti–Pluit. Namun diperikirakan dapat juga menimbulkan dampak penting berupa timbulnya persepsi masyarakat yang negatif/keresahan sosial terhadap rencana pembangunan busway koridor IX. Persepsi negative ini diindikasikan muncul dengan adanya kekhawatiran akan macetnya jalan-jalan di wilayah studi yang memang merupakan jalan–jalan arteri utama. Pada aspek ini akan diuraikan tentang dampakdampak yang ditimbulkan dari awal perencanaan pembanguan koridor IX sampai selesainya pembanguan dan dimulainya pengoperasian koridor IX(Pinang Ranti–Pluit) Komponen penting yang terkena dampak penting Kegiatan pembangunan Busway koridor IX menimbulkan dampak positif dan dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak yang telah di telah akan di konsentrasikan ke dalam dampak penting yang dikaitkan dengan sebab dan akibat dampak, serta luas dan pola penyebaran dampak. Dampak yang terjadi dengan adanya kegiatan pembangunan busway koridor IX
akan mengakibatkan perubahan terhadap rona
lingkungan awal, sebagai berikut: 9
Tahap persiapan Komponen lingkungan yang terkena dampak: 1.
Lingkungan Fisik-kimia
92 a.
Iklim, meliputi curah hujan, temperatur udara, penyinaran matahari, arah dan kecepatan mata angin, kelembaban udara.
b.
Kualitas udara dan kebisingan, meliputi kualitas udara, kebisingan.
c.
Fisiografi, meliputi morfologi lahan, geologi, topogfafi
d.
Kualitas air meliputi, kualitas air saluran Dainase
2.
Komponen Biologi
o 3.
Biota darat : flora dan fauna
Lingkungan Sosial Ekonomi Budaya, meliputi kependudukan, ekonomi, pendidikan, kesehatan, agama, budaya, dan persepsi masyarakat
4.
Komponen Lingkungan Binaan, meliputi kondisi lingkungan perkotaan, rencana tata ruang kota, dan manajemen pemanfaatan kawasan.
A. Dampak komponen kegiatan pembangunan Busway koridor IX •
Dampak penting Busway Koridor IX 9 Tahap Pra Konstruksi
1. Persepsi Masyarakat Faktor yang mendorong munculnya persepsi positif dari pihak yang pro adalah harapan akan adanya fasilitas angkutan umum yang memadai, serta meningkatnya aksesibilitas transportasi terutama antara Pinang Ranti-Pluit. Adapun dampak yang terjadi tergolong negatif dari presepsi pihak yang kontra dengan kategori penting. Dampak telah terkelola dengan baik terutama untuk
93 persepsi positif masyarakat. Namun untuk persepsi negatif sampai saat ini belum tertangani.
2. Dampak kegiatan pelebaran jalan Pengadaan
dan
pembebasan
lahan
untuk
pembangunan
koridor
IX
menimbulkan dampak kekhawatiran terganggunya vegetasi dan utilitas. a. Tergantungnya vegetasi dan utilitas Rencana kegiatan pembangunan Busway koridor IX dengan rincian panjang 29,9 km dan lebar rata-rata 3,44m, akan dilakukan pelebaran jalan di lokasi–lokasi halte. Kegitan tersebut dikhawatirkan akan menganggu vegetasi dan utilitas yang ada di daerah tersebut. Terganggunya vegetasi akan menyebabkan kegersangan pada jalan, sedangkan utilitas menyebabkan terganggunya kinerja pelayanan sarana dan prasarana umum. Dampak yang terjadi tergolong kecil. Dampak terkelola dengan baik, karena tidak akan terlalu meresahkan masyarakat atau sampai memprotes. 9 Tahap kontruksi 1. Dampak kegiatan mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja a.
Peluang kerja dan berusaha Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak positif dan negatif pada
aspek sosial ekonomi budaya, yaitu hilangnya lapangan kerja serta peningkatan / penurunan pendapatan penduduk. Tenaga kerja yang akan teserap selama masa konstruksi terdiri dari tenaga kerja terdidik, tenaga terampil, dan tenaga kerja kasar. Tenaga kerja terdidik meliputi manajer proyek, dan tenga ahli di bidang konstruksi jalan, drainase,
94 tanah dan material, ahli konstruksi, ahli pengukuran, pengawas lapangan, konsultan pengawas, dan administrasi proyek. Tenaga terampil meliputi operator, surveyor, kepala tukang dan tukang, dan tenaga kasar. Keterlibatan penduduk sekitar dalam proyek kegiatan sebagian tenaga lokal hanya sedikit, disebabkan karena sebagian besar penduduk wilayah studi merupakan masyarakat perkotaan yang tidak terbiasa bekerja kasar. Dampak yang terjadi tergolong kecil . Dampak terkelola dengan baik karena kegiatan ini tidak melibatkan warga sekitar dan warga sekitar juga tidak mempermasalahkan ketidak terlibatan dalam kontruksi busway.
2. a.
Dampak mobilisasi / demoblisasi alat berat dan material Gangguan lalu lintas Selama masa konstuksi, akan dimobilisasi peralatan berat untuk kegiatan
pekerjaan tanah (seperti: excavator, buldozer, grader, whell loader, vibrating roller, water tank dan dump truck). Mobilitas kendaraan pengangkutan bahan material dan alat berat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan konstruksi diperkirakan akan berlangsung menerus, namun kegiatan puncaknya selama ±3 bulan pada saat pekerjaan pemasangan beton pratekan dan pembuatan halte. Dampak dari kegiatan tersebut dan alat berat akan mempengaruhi lalu lintas, terutama pada jalan-jalan yang mempunyai daya dukung jalan yang kecil seperti jalan pluit permai, pluit putra, pluit putri. Dampak yang terjadi tergolong besar . Dampak ini sudah terkelola cukup baik.
3. Dampak kegiatan mobilisasi dan demobilisasi material Kegiatan mobilisasi dan demoblisasi material pada pembangunan Busway koridor IX diperkirakan menimbulkan dampak pada aspek fisik kimia, sosial budaya.
95 Kesehatan masyarakat, serta sarana dan prasarana yaitu berupa penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan, timbulnya keresahan masyarakat, penurunan kesehatan masyarakat dan peningkatan kepadatan lalu lintas. a) Penurunan kualitas udara Kegiatan konstruksi jalan diperlukan suplai material. Kegiatan mobilisasi dan demoblisasi material tersebut akan berlangsung ±3 bulan, kegiatan ini berdampak pada peningkatan pencemaran gas buang kendaraaan dan debu sebagi akibat dari lalu lintas kendaraan pengangkutan material, peningkatan volume transportasi dari sarana jalan yang ada serta adanya kemacetan lalu lintas. Material yang berterbangan tertiup angin saat penimbunan. Dampak lanjutan dari pencemaran gas buang dan debu adalah penurunan kesehatan masyarakat, teutama masyarakat yang tinggal di sepanjang rencana Busway koridor IX dan jalur pengangkutan material. Adanya kegiatan transportasi kendaraan pengangkutan material bangunan selama pelaksanaan konstruksi secara langsung akan menyebabkan peningkatan pembuangan gas buang yang berasal dari pembakaran bahan bakar sejumlah kendaraan yang beroperasi baik di tapak kegiatan maupun di sepanjang jalur jalan yang dilaluinya. Dampak yang terjadi tergolong sedang. Dampak sudah terkelola dengan baik. b) Peningkatan kebisingan Kegiatan pengangkutan dan penimbunan material, dengan total kebutuhan volume material berdampak pada peningkatan kebisingan sebagai akibat dari lalu lintas kendaraan pengangkut material, peningkatan volume transportasi pada sarana jalan yang ada serta adanya kemacetan lalu lintas, meskipun tingkat kebisingan di wilayah survey saat ini sudah cukup tinggi, namun kegiatan pengangkutan mateial dapat menyebabkan penduduk yang tinggal disepanjang rencana busway koridor IX serta jalur
96 pengangkutan material merasa kurang nyaman akibat kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan pengangkutan material. Dampak kebisingan akibat peningkatan transportasi akan dirasakan oleh penduduk yang tinggal di sepanjangn jalur jalan yang dilalui kendaraan pengangkutan bahan bangunan, serta tenaga kerja konstruksi, karena kegiatan
tersebut akan
dilakukan dimalam hari. Peningkatan intensitas kebisingan disebabkan oleh gerakan dari beberapa bagian kendaraan seperti as roda, dan lain–lainnya disamping gas buang dari proses pembakaran bahan bakar sehingga berasnya peningkatan intensitas kebisingan ajab semakin tergantung dari jenis kendaraan, kecepatan, berat, dan kondisi lingkungan di sepanjang jalan yang dilalui kendaraan tersebut. Dampak yang terjadi tergolong kecil . Dampak sudah terkelola dengan baik. c) Gangguan lalu lintas Volume lalu lintas di ruas-ruas jalan yang merupakan jalur pengangkutan material akan meningkat dengan adanya lalu lintas kendaraan pengangkutan material. Untuk ruas–ruas jalan primer sekitar Busway koridor IX peningkatan volume lalu lintas ini tidak signifikan, tetapi untuk ruas jalan sekunder dan jalan lingkungan, peningkatan volume lalu lintas tersebut sangat signifikan. Hal tersebut sangat berpengaruh pada tingkat layanan di jalan sekunder dan lingkungan. Dampak yang terjadi tergolong besar . Dampak sudah terkelola dengan baik.
4. Dampak kegitan pembenahan dan penyiapan lahan Kegiatan pembenahan dan penyiapan lahan ini terdiri dari perataan lahan dan penebangan pohon/pembersihan tanaman. Hal ini berdampak pada komponen lingkungan berupa penurunan kualitas udara, berkurangnya penghijauan, estetika lingkungan, serta terganggunya fasilitas dan utilitas umum. a. Penurunan kualitas udara.
97 Pada aspek fisik kimia kegiatan pembenaan dan pembersihan lahan berupa penebangan dan pembersihannya, serta perataan lahan berdampak pada penurunan kualitas
udara
akibat
pencemaran
debu
teutama
apabila
kegiatan
tersebut
dilaksanakan pada musin kemarau. Dengan adanya pencemaran debu selama kegiatan pembersihan lahan dengan intensitas cukup tinggi, dan menimbulkan penurunan kualitas udara. Dampak yang terjadi tergolong besar . Dampak sudah terkelola dengan baik. b. Gangguan terhadap vegetasi Selama ini lahan penghijauan di tangani oleh dinas pertamanan DKI Jakarta, biasanya terdiri dari tanaman peneduh dan tanaman hias. Pekerjaan pembenaan serta pembersian lahan dan pembangunan halte (29 lokasi) akan membongkar semua tanaman yang ada diatasnya. Maka akan mengakibatkan hilangnya vegetasi yang terdapat di atasnya, baik yang mempunyai nilai ekologis, maupun nilai estetika. Dampak ini bersifat sementara, sebab Dinas Pertamanan DKI akan menata ulang vegetasi/penghijauan di sekitar koridor IX. Selain itu kegiatan konstruksi juga menyebabkan sebaran debu ke lingkungan yang akan menutupi vegetasi di sekitar Busway koridor IX. Dampak terutama dapat terjadi pada musin kemarau/kering. Penutupan daun oleh debu akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan vegetasi karena terhambat proses photosintesis. Dampak yang terjadi tergolong kecil. Dampak sudah terkelola dengan baik. c. Estetika dan sanitasi lingkungan / limbah padat Kegiatan pembersihan lahan berupa penebangan pohon dan pembersihannya, serta penataan lahan telah berdampak pada peningkatan jumlah buangan yang disebabkan oleh bekas tanaman/ pohon yang dibersihkan ataupun material bekas. Dampak yang terjadi tergolong besar. Dampak sudah terkelola dengan baik. d. Gangguan fasilitas dan utilitas umum
98 Kegiatan pembersihan lahan dan pembenaan akan memindahkan dan merusak fungsi sarana utilitas-utilitas. Fasilitas penghijauan yang akan terganggu akan berakibat kepada estetika dan kenyamanan sekitarnya, sedangkan pemindahan sarana PLN dan TELKOM akan mempengaruhi pasokan lisrtik dan mengganggu telekomunikasi. Tetapi gangguan terhadap fasilitas / kerusakan tersebut tidak akan memicu terjadinya konflik dengan masyarakat. Dampak yang terjadi tergolong sedang. Dampak sudah terkelola dengan baik.
5. Dampak pekerjaan badan jalan dan lapisan perkerasan (pasangan beton praktekan) a.
Penurunan kualitas udara Kegiatan perkerasan jalan dan pekerjaan lapis perkerasan menggunakan
material beton. Dari aspek fisik kimia, kegiatan tersebut berdampak pada penurunan kualitas udara akibat pencemaran debu, terutama apabila kegiatan tersebut dilaksanankan pada saat kemarau. Dampak yang terjadi tergolong sedang. Dampak telah terkelola dengan baik, namum
adanya
kemacetan
yang
ditimbulkan
adanya
busway
diperkirakan
menimbulkan gas buangan sehingga akan menambah polusi udara kota secara kumulaif. b.
Air larian Perkerasan dan levelling akan menambah kecepatan air larian, terutama pada
musim hujan. Untuk mengatasi hal tersebut, bersamaan dengan levelling, maka akan dibangun saluran drainase yang memadai di kiri dan kanan jalan. Adapun genangan berpotensi timbul di jalan latumenten karena berdekatan dengan kali grogol. Dan pada daerah pluit karena adanya pompa swadaya warga akan memperkecil potensi untuk
99 banjir. Jika peningkatan jalan busway yang diikuti oleh levelling dikerjakan tidak semestinya, akan membuat potensi besar banjir di daerah tesebut. Dampak yang terjadi tergolong sedang. Dampak telah terkelola dengan baik. 6. Dampak pembanguan halte Kegiatan pembangunan diperkirakan berdampak pada penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan dan terjadinya retakan bangunan sekitar. a.
Penurunan kualitas udara Berdampak pada penurunan kualitas udara akibat pencemaran debu,
terutama apabila kegiatan tersebut dilaksanakan pada musim kemarau. Dampak yang terjadi tergolong besar. Dampak telah terkelola dengan baik. b.
Peningkatan kebisingan Dampak kebisingan akan semakin menambah tingkat kebisingan yang ada
sehingga mengganggu kenyamanan sekitar. Dampak yang terjadi tergolong besar. Dampak telah terkelola dengan baik.
c.
Getaran Berdampak terjadinya getaran yang disebabkan oleh tiang pancang yang
menimbulkan retakan pada bangunan disekitar lokasi rencana koridor busway IX. Getaran tersebut akan dirasakan cukup kuat, sehingga dapat mengakibatkan retakan bangunan di sekitarnya. Dampak yang terjadi tergolong sedang. Dampak sudah terkelola dengan baik.
9
Tahap Operasional
1. Dampak kegiatan pengoperasian buswaay koridor IX Kegiatan pengoperasian akan berdampak pada aspek fisik kimia, sosial ekonomi dan budaya, serta sarana dan prasarana dilihat dari penurunan kualitas udara
100 (karena
kemacetan),
perubahan
tata
guna
lahan,
pengingkatan
kegiatan
peekonomian, dan perubahan eksessibilitas (lalu lintas). a.
Penurunan kualitas udara
Beroperasinya busway koridor IX, dampak kualitas udara pada jalur koridor IX akan mengalami penurunan, dan hal tersebut disebabkan kemacetan akibat berkurangnya ruas jalan. Dampak yang terjadi tergolong besar . Dampak sudah terkelola cukup baik. b.
Perubahan penggunaan lahan
Pengoperasian koridor IX diperkirakan tidak akan merubah penggunaan lahan, karena secara umum daerah tersebut sudah tertata rapi secara perkotaan. Dampak yang timbul justru dampak positif terhadap struktur wilayah, jaringan transportasi yang akan teratasi menjadi lancar, serta tingkat perkembangan wilayah. Maka akan terjadi perkembangan perekonomian maupun penduduk pada daerah tersebut. Dampak yang terjadi tergolong sedang. Dampak sudah terkelola tergolong dampak positif tidak penting. Dampak sudah terkelola dengan baik. c.
Peningkatan kegiatan perekonomian Dampak ini disebabkan oleh beberapa hal : 9
kebijakan PEMDA Provinsi DKI Jakarta dengan menerapkan Pola Transportasi Makro didasari ancaman terhambatnya jalur transportasi pada masa yang akan datang.
9
Daerah yang mulanya merupakan daerah macet, akan berubah menjadi daerah yang mudah dicapai. Kemudahan tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi warga, biaya transportasi yang semakin murah akan membuat daerah sepanjang koridor IX menarik investor untuk membuka usaha atau melakukan diversifikasi usaha.
101 Dampak yang terjadi tergolong besar. Dampak sudah terkelola tergolong dampak positif penting. Dampak sudah terkelola dengan baik d.
Lalu lintas
Kegiatan operasional Busway koridor IX akan menambah kemacetan, terutama pada jalan Raya Pondok Gede, keluar masuk jalan tol khusus pada jam sibuk. Awalnya kegiatan operasional busway akan menimbulkan gangguan lalu lintas, namun dengan perubahan persepsi masyarakat tentang manfaat dari busway, maka diharapkan akan mengurangi tingkat kemacetan akibat berpindahnya masyarakat dari mobil pribadi atau angkutan umum regular ke busway. Dampak yang terjadi tergolong besar. Dampak sudah terkelola tergolong dampak negatif penting. Dampak sudah terkelola dengan baik
e.
Kesehatan masyarakat
Dampak yang terjadi karena akumulasi dari pencemaran gas buang sehingga menyebabkan gangguan kesehatan bagi penduduk sekitar dan pengguna jalan khusus angkutan umum non taxi dan sepeda motor. Gangguan kesehatan seperti gangguan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), tingkat depresi, dan akumulasi polutan pencemaran seperti tumbal dalam tubuh manusia yang terkena dampak. Dampak yang terjadi tergolong sedang. Dampak sudah terkelola tergolong dampak negatif penting. Dampak sudah terkelola dengan baik f.
Kecelakaan lalu lintas
Dari analogi terhadap operasional busway koridor I sampai VII, tingkat kecelakaan lalu lintas banyak disebabkan adanya konflik penyebrangan atau kendaraan regular yang masuk ke jalur busway. Dan pada koridor IX terdapat beberapa jalan yang merupakan jalan daerah konsentrasi masyarakat baik pejalan kaki, maupun pengguna kendaraan yang akan bersinggungan langsung dengan busway koridor IX.
102 Dampak yang terjadi tergolong besar. Dampak sudah terkelola tergolong dampak negatif penting. Dampak sudah terkelola dengan baik g.
Persepsi masyarakat
Dengan pengoperasian busway koridor IX disertai fasilitas nyaman, aman, dan cepat maka akan merubah persepsi masyarakat. Pada tahap konstruksi persepsi negatif lebih besar ketimbang persepsi positif, karena kemacetan dan adanya pemberitaan media massa, tapi diharapkan persepsi positi akan meningkat dengan penerapan Pola Transportasi Makro dalam hal ini busway koridor IX akan bejalan dengan baik. Dampak yang terjadi tergolong besar. Dampak sudah terkelola tergolong dampak positif penting. Dampak sudah terkelola dengan baik h.
Fasilitas angkutan umum
Penerapan PTM khususnya busway koridor IX akan bersinggungan dengan 164 angkutan umum(dari total 640 angkutan umum). Dengan hadirnya busway koridor IX akan mempengaruhi pendapatan para supir angkutan terutama bus kecil (mikrolet). Dampak yang terjadi tergolong besar. Dampak sudah terkelola dengan baik.
2. Dampak Kegiatan Pemeliharaan Busway Koridor IX a.
Gangguan lalulintas
Dampak pada sarana
dan prasarana yaitu berupa gangguan lalu lintas khususnya
pada ruas jalan yang diperbaiki. Gangguan tersebut akan terjadi pada saat adanya pemeliharaan jalan dan tempat dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Kegiatan tersebut akan menimbulkan antrian dan menggangu kelancaran lalu lintas terutama pada saat kegiatan tersebut dilakukan pada saat jam sibuk. Dampak yang terjadi tergolong besar. Dampak sudah terkelola tergolong dampak negatif penting. Dampak sudah terkelola dengan baik.
103 Table 4.10 Dampak Penting Macam dampak
Hasil Pengelolahan Dampak Gangguan Dampak
Tahap pra kontruksi
Golongan Dampak
Kategori
LAYAK / Tidak Layak
Pengelolaan
Kecil (pihak yang pro)
1.Persepsi Masyarakat
Baik
Positif
LAYAK
2.Dampak
a.Tergantungn ya vegetasi dan utilitas.
kegiatan pelebaran
Besar (pihak yang kontra)
Negative Penting
Belum tertangani
LAYAK
__ LAYAK
Baik Kecil
jalan Tahap
kontruksi
1.Dampak
a. Peluang kerja dan berusaha.
kegiatan
Kecil
Baik
__
LAYAK
mobilisasi dan
demobilisasi
tenaga kerja
2.Dampak mobilisasi
/
demoblisasi alat berat dan
a. Gangguan lalu lintas.
__ Besar
Cukup baik
LAYAK
104 material
3.Dampak
kegiatan mobilisasi dan demobilisasi material
pembenahan dan penyiapan lahan
5.Dampak pekerjaan
dan
a. Penurunan kualitas udara. b. Gangguan terhadap vegetasi.
__
lapisan
__
Kecil
__
__
d. Gangguan fasilitas dan utilitas umum.
Sedang
a. Penurunan kualitas udara. b. Peningkatan
LAYAK
Baik
Baik
__
Sedang
__
LAYAK
Baik
LAYAK Baik
LAYAK
Baik
LAYAK
Baik
Sedang
LAYAK
__
LAYAK
Baik
LAYAK
Baik
LAYAK
6.Dampak
Baik
b. Air larian.
praktekan)
pembangunan
Besar
Besar
a. Penurunan kualitas udara.
beton
Besar
jalan
(pasangan
__
c. Estetika dan sanitasi lingkungan / limbah padat.
perkerasan
halte
Kecil
kegitan
b. Peningkatan kebisingan.
__
Sedang
c. Gangguan lalu lintas.
4.Dampak
badan
a. Penurunan kualitas udara
Besar
Baik
Besar
__
LAYAK Baik
__
105 kebisingan.
Sedang
c. Getaran.
Baik
__
LAYAK
LAYAK
Tahap
Operasional
1.Dampak kegiatan pengoperasian buswaay koridor IX
a. Penurunan kualitas udara.
b.Perubahan penggunaan lahan. c.Peningkatan kegiatan perekonomian d. Lalu lintas.
__
Besar
Sedang
Positif Tidak Penting
Positif penting
Besar
Negative penting
Besar
e.Kesehatan masyarakat. f.Kecelakaan lalu lintas. g.Persepsi masyarakat h.Fasilitas angkutan umum 2.Dampak Kegiatan Pemeliharaan Busway Koridor IX
a.Gangguan lalu lintas
Negative penting
LAYAK
Baik
LAYAK
Baik
LAYAK
Baik
LAYAK
Baik
LAYAK
Sedang
Negative penting
Besar
Positif penting
Besar
Baik
LAYAK
Baik
LAYAK
___
Besar
Besar
Cukup baik
Baik
LAYAK
Negative penting
Baik
LAYAK
106 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2010)
Table 4.11 Hasil aspek–aspek Studi Kelayakan Bisnis ASPEK Pasar
HASIL &
LAYAK
Pemasaran
LAYAK
TIDAK LAYAK
Memiliki bauran
Tidak memiliki
pemasaran jasa yang
kelengkapan
jelas.
tentang data baurang pemasaran jasa.
Teknis & Operasi
Manajemen Sumber Daya
dan
LAYAK
LAYAK
Tata letak, lay out
Tata letak, lay out
dan jam kerja efektif
dan jam kerja
yang masih
efektif yang tidak
memenuhi
memenuhi
persyaratan.
persyaratan.
Terdapat bagan
Tidak adanya
organisasi pada
bagan organisasi
koridor IX (Pinang
dan jumlah
Ranti –Pluit) dan
tenaga kerja yang
jumlah tenaga kerja
digunakan tidak
yang bekerja pada
sesuai.
koridor IX sesuai dengan kapasitas pekerjaan.
107 Keuangan
LAYAK
PP < 5 tahun, NPV
PP > 5 tahun,
positif, IRR > 18%,
NPV negatif,
PI >1 kali
IRR< 18%, PI <1 kali
Hukum
LAYAK
Terdapat NPWP, TDP,
Tidak
Izin Trayek, surat
terdaftarnya
penetapan operator
NPWP, TDP, izin
busway, surat khusus
Trayek, dan surat
penetapan lajur
izin lain-lain
busway. Ekonomi & sosial
LAYAK
adanya perubahan
Tidak adanya
transportasi di
perubahan
Jakarta dan adanya
transportasi di
peluang kesempatan
Jakarta dan, tidak
kerja pada
adanya peluang
masyarakat
kesempatan kerja pada masyarakat.
AMDAL
LAYAK
Adanya pemantauan
Tidak adanya
dan pengelolahan
pemantauan dan
terhadap dampak
pengelolahan
yang timbul.
terhadap dampak yang timbul.
sumber: hasil olah data (2010)