BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA ( KKM ) A. Pelaksanaan Kuliah Kerja Media Selama melakukan kegiatan Kuliah Kerja Media ( KKM ) penulis ditempatkan dibawah Sub Bagian Hukum dan Humas, dan dikerucutkan lagi pada bagian informasi publik dalam pelaksanaannya Humas dimasukkan ke dalam divisi komunikasi yang didalamnya berperan sebagai fasilitator komunikasi dalam informasi pelayanan kesehatan yang ada di RSUD Dr. Moewardi. Disini penulis lebih difokuskan pada pelayanan informasi publik. Melalui bimbingan yang baik dari Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas dan rekan-rekan karyawan pada bagian informasi, penulis dapat mengetahui dan mempraktikkan langsung aktivitas pelayanan informasi publik yang meliputi peran, tugas, dan fungsi yang sekaligus ikut mendukung penuh terciptanya pelayanan yang baik kepada publik yang bertujuan untuk menarik kepercayaan atas publik melalui komunikasi yang baik sehingga dapat meningkatkan citra RSUD Dr. Moewardi. B. Bidang-Bidang yang Dipelajari dan Dikerjakan Selama Kuliah Kerja Media Dalam karya tugas akhir ini, penulis menjadikan informasi sebagai subyek dari pelaksanaan pemberian informasi publik, sebagaimana peran penulis sebagai fasilitator komunikasi antara instansi atau lembaga dengan publik yang menginginkan informasi publik khususnya mengenai pelayanan kesehatan yang ada di RSUD Dr. Moewardi. Bagian informasi RSUD Dr
Moewardi dibagi menjadi dua tempat yaitu di Gedung Wijaya Kusuma dan IGD ( Instalasi Gawat Darurat ). Sebagai fasilitator komunikasi yang baik, petugas bagian informasi mempunyai tugas dalam pekerjaannya. Dalam kegiatan ini penulis sebagai petugas informasi sebagai fasilitator komunikasi RSUD Dr Moewardi mendapatkan tugas sebagai berikut : 1. Menyiapkan bahan kelengkapan informasi Penulis sebagai petugas informasi mempersiapkan materi seperti leaflet dan brosur informasi yang dibutuhkan pelanggan. Leaflet dan brosur yang disediakan di pusat informasi pun beragam, leaflet berisi tentang tarif biaya rawat inap, fasilitas yang ditawarkan rumah sakit, dan berbagai informasi kesehatan. 2. Memberikan pelayanan informasi kepada publik internal maupun eksternal secara baik, jelas, sopan, dan akurat Dalam melaksanakan tugas sebagai petugas informasi, penulis harus mempunyai etiket atau tata cara dalam menjalankan pekerjaannya. Etiket atau tata cara ini perlu dikuasai agar pelayanan publik dapat berjalan lancar. Ada beberapa etiket atau tata cara pelayanan yang dapat diberikan oleh pegawai humas, khususnya petugas informasi dalam rangka memberikan pelayanan kepada publik : a. Mengucapkan salam saat bertemu dengan pelanggan. Seperti contohnya, selamat pagi, selamat siang, selamat sore, dan selamat malam.
b. Setelah mengucapkan salam, kemudian memperkenalkan diri dan mempersilakan pelanggan untuk duduk. c. Dalam mengucapkan salam dan mempersilakan duduk, petugas informasi harus selalu bersikap ramah dan senyum. d. Bertanya tentang keperluan pelanggan dengan sopan dan ramah. e. Mengucapkan tolong atau maaf untuk menyuruh pelanggan mengisi formulir atau melengkapi berkas pendaftaran atau pemeriksaan. f. Ucapkan terima kasih apabila pelanggan memberikan kritik dan saran atau hendak pamit setelah menyelesaikan masalah atau keperluannya. 3. Memberikan informasi sesuai kebutuhan pelanggan Sebagai petugas informasi, penulis harus dapat mengarahkan pelanggan ketika mengalami kesulitan, tugas-tugas yang dilakukan penulis antara lain: a. Mengarahkan publik internal dan eksternal yang ingin mengetahui daftar rawat inap maupun rawat jalan di RSUD Dr Moewardi Surakarta. Rawat inap meliputi Paviliun Cendana, Mawar, Anggrek, Melati, Aster, dan Roey. Pelanggan tidak hanya bertatap muka langsung dengan petugas. Pelanggan juga bisa menghubungi nomor telepon rumah sakit yaitu (0271) 634634 dengan nomor ekstensi 123 untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
b. Menjawab segala pertanyaan yang berhubungan dengan RSUD Dr Moewardi Surakarta, antara lain: 1) Letak poliklinik Pengunjung yang menanyakan letak poliklinik adalah pasien yang melakukan rawat jalan di RSUD Dr Moewardi, biasanya yang bertanya adalah pasien baru yang pertama kali berobat di RSUD Dr Moewardi baik itu rujukan dari rumah sakit lain yang bertipe di bawah tipe RSUD Dr Moewardi ataupun pasien dengan keinginan sendiri untuk langsung berobat di RSUD Dr Moewardi. 2) Pendaftaran pasien Pendaftaran untuk berobat diawali dengan mengambil nomor antrian yang dilayani oleh seorang Greetting Woman. Setelah mengambil nomor antrian, bagi pasien baru, harus mengisi blangko pendaftaran di bagian verifikasi berkas, setelah itu dilakukan skrining oleh petugas skrining untuk mengarahkan ke poliklinik yang dikehendaki pasien, kemudian setelah mendapat blangko skrining, pasien menunggu nomor antrian dipanggil di loket untuk mendaftar. Apabila pasien menggunakan kartu BPJS kesehatan, maka di loket tersebut diberikan jaminan untuk berobat, apabila merupakan pasien umum, maka hanya mendapat antrian diperiksa saja. Sedangkan untuk pasien lama atau pasien yang sering melakukan rawat jalan di RSUD Dr Moewardi, tinggal menunjukkan surat dalam perawatan atau surat
izin pulang setelah rawat inap kemudian langsung menuju panggilan dari loket pendaftaran untuk mendaftar. 3) Tarif rawat jalan maupun rawat inap Apabila ada pengunjung yang menanyakan tarif untuk rawat jalan, dapat langsung dijelaskan bahwa untuk pendaftaran di Poliklinik Gedung Wijaya Kusuma adalah Rp 30.000,00 tersebut belum termasuk obat dan tindakan yang dilakukan dalam pengobatan. Dan apabila pasien mempunyai kartu BPJS dapat digunakan tetapi harus sesuai dengan prosedur yang ada. Akan tetapi saat berobat di poliklinik Gedung Wijaya Kusuma, pasien tidak dapat memilih dokter yang dikehendaki dan seluruh penanganan dilakukan oleh dokter residen dengan pengawasan dari dokter spesialis yang sedang berjaga pada saat itu. Sedangkan untuk melakukan rawat jalan di Paviliun Cendana, pasien harus membayar biaya pendaftaran untuk konsultasi dengan dokter sebesar Rp 80.000,00 tersebut belum termasuk obat dan tindakan yang dilakukan dalam pengobatan. Pada saat berobat di Paviliun Cendana, pasien tidak dapat menggunakan layanan BPJS kesehatan walaupun memiliki kartu tersebut dikarenakan saat berobat di Paviliun Cendana, pasien dapat memilih dokter yang diinginkan dan semua dokter yang ada di Paviliun Cendana adalah dokter Spesialis. Untuk tarif rawat inap bisa dijelaskan dengan menunjukkan leaflet yang ada yaitu tarif kamar mulai dari kamar kelas III sampai
dengan kelas VVIP, namun untuk biaya seluruh pengobatan, belum bisa dijelaskan di awal karena belum mengetahui tindakan apa saja yang dilakukan, hanya ada sedikit data tarif pengobatan yang ada di komputer bagian informasi. 4) Ruang rawat inap pasien apabila ingin menjenguk Memberikan informasi kepada pengunjung yang bertanya tentang pasien yang dirawat di rumah sakit. Untuk mencari pasien yang dirawat, penulis membutuhkan nama dan alamat yang benar sesuai dengan KTP pasien untuk dicarikan di data komputer kemudian memberitahu kembali kepada pengunjung serta mengarahkan letak ruang rawat inap pasien dan memberitahu jam kunjung eumah sakit. Jika pengunjung merasa kesulitan dalam mengingat nama ruang rawat inap pasien, maka penulis menulis di kertas nama ruang rawat inap pasien dan diberikan kepada pengunjung kemudian diarahkan pengunjung harus lewat mana untuk menuju ruang rawat inap tersebut. Untuk menanyakan hal tersebut, pengunjung tidak harus langsung menuju ke rumah sakit melainkan dapat melalui telepon ke nomor (0271) 634634 dengan ekstensi 123 atau 172. 5) Ruang melakukan Medical Check Up Ruang medical check up ini merupakan ruangan untuk melakukan test kesehatan bagi pengunjung sebagai persyaratan untuk
melamar kerja maupun sebagai syarat untuk mendaftar ke perguruan tinggi. 4. Menjelaskan kepada publik mengenai prosedur penggunaan layanan BPJS kesehatan untuk berobat di RSUD Dr Moewardi Sekarang ini pemerintah bekerja sama dengan kantor BPJS kesehatan telah menyediakan kartu berobat untuk pasien. Kartu BPJS kesehatan sekarang lebih dikenal dengan nama Kartu Indonesia Sehat ( KIS ). Kartu Indonesia Sehat dibagi menjadi dua yaitu KIS PBI dan Non PBI. Perbedaan dari keduanya terletak pada iuran setiap bulan dan bantuan dari pemerintah. KIS atau BPJS PBI adalah Kartu Indonesia Sehat bantuan dari pemerintah sehingga masyarakat yang memiliki kartu tersebut tidak perlu membayar iuran setiap bulan. Sedangkan bagi pemilik KIS atau BPJS Non PBI harus membayar iuran setiap bulan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan menggunakan kartu tersebut. Dalam hal ini penulis sebagai fasilitator komunikasi bertugas menjelaskan prosedur penggunaan layanan BPJS dengan pertanyaan dari pasien maupun keluarga pasien sebagai berikut: a. Cara membuat kartu BPJS kesehatan Sebelum
mendaftar
BPJS
kesehatan,
masyarakat
harus
mengetahui untuk pekerja Non PBI wajib membayar premi setiap bulannya dan untuk peserta kurang mampu atau PBI dibiayai oleh pemerintah dengan sesuai prosedur atau aturan main. Untuk PNS,
POLRI, dan TNI langsung dipotong sesuai gaji perbulan karena ASKES melebur menjadi BPJS namun untuk masyarakat yang telah memiliki kartu ASKES masih bisa digunakan untuk berobat atau masyarakat bisa mengganti kartu ASKES dengan kartu BPJS di kantor BPJS kesehatan terdekat. Sering juga masyarakat bertanya: A: Bagaimana jika KTP saya Yogjakarta namun tinggal di Jakarta apakah bisa mendaftar BPJS di Jakarta? Pertanyaan tersebut coba dijawab oleh penulis: B: untuk mendaftar di kota lain tentu saja bisa karena memang BPJS ini luas jangkauannya nasional jadi bisa daftar dimana saja juga bisa digunakan dimana saja asal masih dalam satu negara Indonesia. b. Syarat untuk membuat kartu BPJS : 1) Fotocopy KTP ( Kartu Tanda Penduduk ) 2) Fotocopy KK ( Kartu Keluarga ) 3) Pas foto 3x4 2 lembar 4) Fotocopy buku tabungan terbaru c. Iuran per bulan dan cara mendaftar bagi anggota BPJS: 1) Kelas I Rp 80.000,00 per bulan 2) Kelas II Rp 51.000,00 per bulan
3) Kelas III Rp 30.000,00 per bulan. Masyarakat dapat memilih untuk iuran uang premi setiap bulan dan dibayarkan pada tanggal 10 setiap bulannya. Dan jika masyarakat miskin atau PBI golongan rawat inap adalah kelas III dan untuk golongan masyarakat tidak mampu dan tidak bekerja dibiayai oleh pemerintah dengan mendaftar sebagai PBI ( Penerima Bantuan Iuran ). Cara mendaftar BPJS kesehatan dibagi menjadi dua, yaitu secara online dan offline, berikut adalah tatacara mendaftar BPJS kesehatan: 1. Secara online a. Siapkan berkas-berkas yang diperlukan yakni KTP, KK, alamat email dan nomor telepon yang bisa dihubungi untuk konfirmasi pendaftaran. b. Buka halaman web bpjs-kesehatan.go.id dari browser anda, bisa melalui PC maupun smartphone yang anda miliki. c. Isi data yang telah disediakan yakni identitas yang mencakup data diri serta pilihan kelas yang ditawarkan, alamat lengkap, fasilitas kesehatan yang mencakup Faskes tingkat I serta Faskes Gigi dengan pilihan instansi yang anda pilih sebagai tempat rujukan. d. Pilih biaya iuran perbulan. e. Simpan data serta tunggu email notifikasi nomor registrasi di email anda. Kemudian print lembar Virtual Accountnya.
f. Lakukan pembayaran di bank yang telah ditunjuk seperti BRI, BNI, serta Bank Mandiri. g. Setelah menyerahkan uang serta nomor virtual kepada teller bank nanti akan mendapatkan bukti pembayaran. h. Setelah itu kartu BPJS anda sudah aktif, silakan cek email anda akan ada balasan dai BPJS berupa E-ID Card BPJS yang diprint sendiri serta valid, atau i. Print kartu BPJS di kantor cabang BPJS kesehatan terdekat. Ingat, tidak perlu mengambil nomor antrian lagi pada saat ke kantor BPJS, langsung saja menuju bagian Print Kartu BPJS kesehatan, cukup memberikan semua data sebelumnya, formulir isiannya, Virtual Account, serta bukti pembayaran. 2. Secara offline a. Siapkan berkas yang dibutuhkan yakni fotokopi KK, KTP, pas foto 3x4 2 lembar, serta formulir yang diisi di tempat pendaftaran. Formulir yang diisi memiliki format yang sama dengan formulir pendaftaran online. b. Datang ke kantor BPJS terdekat dan ambil nomor kode pendaftaran. Antisipasi antrian banyak dengan mendatangi kantor BPJS sepagi mungkin.
c. Setelah mendapat nomor kode pembayaran, setorlah sejumlah uang ke bank yang telah ditunjuk seperti BRI, BNI, serta Mandiri. d. Bawa bukti setoran ke kantor BPJS terdekat dan anda akan mendapatkan kartu anggota BPJS kesehatan. 3. Penting dalam cara mendaftar BPJS a) Mendaftar sebaiknya awal bulan agar tidak rugi. b) Faskes keterangan (IGD) maksudnya hanya menangani keadaan darurat, tidak melayani pengobatan. c) Faskes keterangan (JST) maksudnya bekas kerja sama dengan Jamsostek, bisa menangani layanan BPJS secara keseluruhan. d) Untuk pendaftaran BPJS online, kartu E-ID visa diprint sendiri dan valid. e) Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 setiap bulannya, jika terlambat akan dikenai denda sebesar 2%. f) Tidak ada perbedaan dalam pelayanan medis kelas I, II, dan III. Jenis obat, kualitas obat, penanganan medis, semuanya sama rata. Yang berbeda hanya pelayanan non-medisnya seperti ruang rawat inap. Kelas I dirawat di ruang inap kelas I, kelas II di ruang inap kelas II, dan kelas III di ruang inap kelas III. g) Biaya naik kelas rawat inap, misal terdaftar kelas I (13juta) menghendaki naik kelas VIP (16juta), maka total biaya = harga VIP
(16juta) dikurangi tarif INA-CBGs (5juta) (bukan harga VIP dikurangi harga kelas I ). d. Prosedur berobat menggunakan layanan BPJS Untuk berobat menggunakan layanan BPJS terdapat prosedurnnya yaitu berobat secara bertingkat, yaitu: 1. Pertama Pasien harus menjalani pemeriksaan di pengobatan tipe C yaitu pada dokter keluarga yang tertera di Faskes kartu BPJS atau di puskesmas sekitar tempat tinggal. 2. Kedua Apabila pengobatan pada tipe C tidak ada perubahan maka pasien akan dirujuk ke rumah sakit tipe B, yaitu bisa rumah sakit swasta ataupun rumah sakit daerah sekitar tempat tinggal. Pada rumah sakit tipe B biasanya dokter dapat menangani hanya alat yang dibutuhkan tidak tersedia sehingga pasien harus dirujuk ke rumah sakit tipe A. 3. Ketiga Rumah sakit tipe B tidak dapat menangani pasien maka pasien dirujuk untuk menjalani pengobatan di rumah sakit tipe tertinggi yaitu tipe A yang terdapat di Surakarta yaitu RSUD Dr Moewardi. Di rumah sakit tipe A ini pasien bisa menggunakan layanan BPJSnya untuk
berobat dan mendapat penanganan yang lebih profesional dari ahlinya serta dengan alat yang lengkap dan memadai. Adapun berkas yang harus dibawa saat berobat menggunakan layanan BPJS di rumah sakit tipe A khususnya di RSUD Dr Moewardi antara lain: 1. Kartu BPJS asli 2. KTP ( Kartu Tanda Penduduk ) pasien 3. Rujukan dari rumah sakit tipe B fotokopi rangkap 2 4. SEP ( Surat Elegibilitas Pasien ) dari BPJS fotokopi rangkap 2 5. Surat rujukan dari BPJS fotokopi rangkap 2 Memberikan informasi kepada pelanggan RSUD Dr Moewardi memiliki tujuan agar terpenuhinya segala yang dibutuhkan oleh para pelanggan untuk semua informasi pelayanan yang ada di rumah sakit dapat diberikan melalui petugas informasi yang ada, sehingga terjalin informasi yang baik dan memudahkan pelanggan dalam mendapatkan pelayanan rumah sakit. e. Prosedur penyampaian komunikasi terhadap pelanggan Dalam penyampaian komunikasi terhadap pelanggan, petugas informasi harus menjalankan prosedur yang telah ditetapkan, yaitu:
1. Pelanggan datang untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan tentang pelayanan rumah sakit. 2. Petugas akan memberikan informasi yang dibutuhkan dengan sebaikbaiknya. 3. Melakukan suatu resume yang dapat menjadi acuan agar segala kebutuhan pelanggan dapat berjalan lancar. f. Alur komunikasi yang dilakukan oleh pelanggan dengan petugas informasi adalah sebagai berikut: Penulis sebagai petugas informasi dalam melayani pelanggan yang ingin mendapatkan informasi publik memiliki alur komunikasi yang harus dilakukan oleh pelanggan dan petugas informasi antara lain: a. Pelanggan yang datang ke RSUD Dr Moewardi bertanya kepada petugas informasi yang jaga di bagian informasi. Baik di Gedung Wijaya Kusuma maupun IGD (Instalasi Gawat Darurat). b. Petugas informasi menerima pertanyaan pelanggan dengan etika, prosedur, dan indikator kualitas yang ditentukan. c. Mencari data di komputer, beberapa data seperti data pasien rawat jalan, pasien rawat inap, tarif pemeriksaan, prosedur penggunaan BPJS dan lain sebagainya terdapat di komputer dimana petugas informasi bertugas. Ketika pelanggan bertanya kepada petugas informasi, petugas hanya perlu mengoperasikan komputer dengan aplikasi yang
telah disediakan, dengan cara mengisi informasi apa yang dibutuhkan oleh pelanggan. d. Kembali kepada pelanggan, setelah petugas informasi memperoleh data yang dibutuhkan pelanggan, petugas informasi kemudian menyampaikannya kepada pelanggan sesuai dengan etika seorang petugas informasi. e. Resume petugas informasi, setiap kali petugas-petugas informasi melakukan resume dengan menulis daftar apa saja yang ditanyakan oleh
pelanggan,
kendala,
dan
frekuensi
pertanyaan.
Petugas
menulisnya di sebuah buku khusus informasi yang telah disediakan di setiap bagian informasi. 5. Menyampaikan pengumuman yang bersifat insidentil dari berbagai unit pelayanan Penulis sebagai petugas informasi memiliki tugas menyampaikan pengumuman kepada pelanggan maupun publik internal instansi melalui pengeras suara. Materi pesan diperoleh dari publik internal maupun publik eksternal rumah sakit. a. Materi yang berasal dari publik internal instansi antara lain: 1) Menyampaikan
pengumuman
larangan
merokok
bagi
seluruh
pengunjung dan civitas hospitalia RSUD Dr Moewardi setiap satu jam sekali.
2) Menyampaikan kabar berita duka apabila dari lingkup keluarga RSUD Dr Moewardi ada yang meninggal dunia. 3) Menyampaikan undangan acara yang diadakan internal RSUD Dr Moewardi. Acara bisa berupa undangan pengajian maupun undangan pertemuan. 4) Mengumumkan pemberitahuan batas jam kunjung kepada pengunjung RSUD Dr Moewardi setiap pukul 12.00 siang dan pukul 19.00 malam 5) Menyampaikan berita panggilan pasien. Petugas rumah sakit yang bertugas di poliklinik maupun rawat inap dengan keperluan memanggil pasien agar segera menuju ke tempat yang dikehendaki petugas rumah sakit yang bersangkutan. Sedangkan materi informasi yang berasal dari pelanggan rumah sakit
dapat berupa pelanggan memberikan materi kepada petugas
informasi tentang kehilangan barang atau pelanggan yang menemukan barang untuk kemudian disiarkan melalui pengeras suara. Penggunaan audio sentral ini digunakan dengan tujuan sebagai pemberian informasi kepada karyawan pasien, dan pengunjung rumah sakit dapat terlaksana secara cepat, akurat, terkoordinasi, dan dapat dipertanggungjawabkan.
b. Alur penggunaan media audio sentral adalah sebagai berikut: 1) Materi informasi diperoleh dari publik internal maupun publik eksternal rumah sakit. Publik internal bisa berasalh dari pegawai bidang-bidang tertentu, pegawai yang berkepentingan. Sedangkan publik eksternal berasal dari pelanggan rumah sakit. 2) Petugas yang menerima materi informasi segera menghubungi Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas, atau dapat dilakukan dengan cara menelepon dengan telepon yang telah disediakan di bagian informasi dengan ekstensi 151. Hal ini dilakukan guna mendapatkan izin maupun dengan sepengetahuan kepala bagian. 3) Setelah petugas menghubungi Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas, petugas kemudian menyampaikan materi yang akan disampaikan. 4) Setelah materi informasi siap disampaikan, petugas informasi kemudian mengoperasikan alat audio yang sudah disiapkan di bagian informasi. Audio ini tersambung dengan seluruh pengeras suara yang ada di RSUD Dr Moewardi. 6. Membuat laporan pelayanan informasi sebagai bahan evaluasi Penulis sebagai petugas informasi melakukan resume yang dapat dijadikan acuan agar segala kebutuhan pelanggan dapat berjalan dengan lancar. Resume ini terdiri atas apa saja yang ditanyakan oleh pelanggan, kendala, dan frekuensi pertanyaan. Penulis menuliskannya disebuah buku yang telah disediakan di setiap bagian informasi.
Dalam menjalankan tugas sebagai petugas informasi yang berperan sebagai fasilitator komunikasi, penulis juga harus memenuhi indikator kualitas, yaitu beberapa hal yang harus dipenuhi penulis sebagai petugas informasi ketika sedang bertugas antara lain: a. Petugas informasi bertugas dengan mengenakan seragam yang telah ditentukan setiap harinya. b. Petugas informasi sudah berada di tempat sebelum jam kerja poliklinik ( pukul 07.00 ) c. Petugas
informasi
mengucapkan
salam,
menyebut
nama,
dan
menawarkan bantuan dengan penuh perhatian, senyum, dan antusias. d. Petugas informasi segera menghampiri dan menawarkan bantuan apabila ada pengunjung yang tampak bingung dan ragu-ragu. e. Petugas informasi memberikan layanan informasi dan penjelasan dengan ramah sehingga pelanggan merasa dihargai dan puas dengan pelayanan yang diberikan. f. Petugas informasi selalu memperbarui semua informasi tarif layanan, jadwal dokter, jadwal kegiatan rumah sakit, informasi rawat inap, dll. g. Petugas informasi menerima tamu dan surat yang datang di luar jam kerja. h. Petugas informasi mengucapkan terimakasih setelah memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Dengan adanya prosedur, tata cara, tujuan dan indikator kualitas diharapkan dapat terciptanya komunikasi dengan baik antara informan dengan pelanggan RSUD Dr Moewardi sehingga rumah sakit memperolah citra yang baik dari masyarakat. 7. Sistem kerja Program kerja divisi humas RSUD Dr Moewardi telah dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang telah ditetapkan, seperti halnya waktu kerja di RSUD Dr Moewardi Surakarta. Waktu kerja di RSUD Dr Moewardi Surakarta menyesuaikan jadwal yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit yaitu enam hari kerja kecuali hari libur nasional. Untuk waktu kerja petugas informasi dibagi menjadi dua shift yaitu: pukul 07.00 WIB hingga 14.00 untuk shift pagi dan pukul 14.00 WIB hingga 21.00 untuk shift siang. Waktu kerja tersebut berlaku untuk dua tempat yaitu di IGD ( Instalasi Gawat Darurat ) dan Gedung Wijaya Kusuma.