22
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
4.1
ALUR PROSES
Proses pengolahan air umpan boiler pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Maluku Utara 2x7 MW yang diproses dalam unit Water Treatment Plant (WTP) dapat dikelompokkan dalam urutan proses, mulai dari Water Pretreatment Plant, Desalination Plant dan Demineralization Plant dimana dari masing-masing proses memiliki tahapan dan melibatkan beberapa komponen yang berbeda. Water Treatment Plant (WTP) yang digunakan di PLTU Maluku Utara 2x7 MW menggunakan sistem Reserve Osmosis (RO) pada proses desalinasi dengan pertimbangan bahwa sistem Reserve Osmosis (RO) cocok diterapkan di unit dengan kebutuhan air umpan boiler tidak terlalu besar dan biaya konstruksi yang dibutuhkan tidak terlalu mahal. Pada Kerja Praktik, praktikan diberi tugas untuk mempelajari permasalahan yang terjadi pada proses Water Pretreatment Plant, dimana pada proses ini komponen Multimedia Filter (MMF) sering tersumbat saat beroperasi sehingga selisih tekan antara input dan output (∆p) melebihi nilai yang diperbolehkan yang mengakibatkan terjadi penurunan laju aliran air produk Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) dari target yang diharapkan sehingga suplai fresh water berkurang. Untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam proses analisis, praktikan diberi kesempatan untuk meninjau langsung lokasi proyek yang sedang dikerjakan oleh PT. Rekadaya Elektrika yaitu di PLTU Maluku Utara 2x7 MW yang berada di kota Tidore Maluku Utara. Praktikan mendapatkan informasi mengenai alur proses dan sistem operasi Water Treatment Plant (WTP) secara langsung di lokasi unit beroperasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Dalam proses kerja praktik, praktikan membuat diagram alir yang menunjukan alir proses dalam kerja praktik. Adapun alur proses kerja praktik yang dilakukan oleh praktikan dapat ditampilkan dalam bentuk diagram alir berikut ini:
Mulai
Perumusan Masalah
Data Primer dan Data Sekunder
Identifikasi Data
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Kerja Praktik (Sumber: Pengolahan Penulis, 2016)
Penjelasan diagram alir diatas adalah sebagai berikut: 4.1.1
Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam kerja praktik di PT. Rekadaya Elektrika didasarkan pada kejadian real di salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh PT. Rekadaya Elektrika
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
tepatnya di PLTU Maluku Utara 2x7 MW, dimana permasalahan turunnya laju aliran air produk Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) pada saat unit beroperasi merupakan masalah yang sangat menarik untuk diketahui penyebabnya dan bagaimana mendapatkan solusi yang tepat untuk mengatasinya. 4.1.2
Data Primer
Pengumpulan data primer didapatkan dari pengamatan langsung pada instalasi pengolahan air umpan boiler atau Water Treatment plant (WTP) di PLTU Maluku Utara 2x7 MW dengan tujuan untuk mendapatkan data sebenarnya. Data yang diambil meliputi: i. Kondisi Sea Water Intake Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tempat pengambilan air baku serta kondisi operasi bar screen (penyaring). Alasan ini diperlukan untuk mengetahuai kondisi air baku yang akan masuk ke Multimedia Filter (MMF) ii. Nilai Inlet Pressure dan Outlet Pressure pada Multimedia Filter (MMF) Nilai tekanan air laut yang masuk (inlet pressure) ke Multimedia Filter (MMF) dan tekanan air laut yang keluar (outlet pressure) dari Multimedia Filter (MMF) dibutuhkan untuk mengetahui nilai selisih tekanan yang terjadi. Hal ini dibutuhkan guna mengetahui kondisi kinerja Multimedia Filter (MMF) saat beroperasi. iii. Nilai Tekanan Sebelum dan Sesudah Membran (Cartridge) Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) Nilai selisih tekanan air laut sebelum masuk membran (catridge) dan setelah keluar dari membran (cartridge) Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) dibutuhkan untuk mengetahui kondisi membrane (cartridge) apakah masih bekerja secara optimal atau sudah tidak optimal. Kondisi Multimedia Filter (MMF) dan membran (cantridge) Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) sangat berpengaruh pada nilai laju aliran air produksi SWRO (Permeate Flow) sehingga data pada bagian tersebut sangat penting untuk dipelajari.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
4.1.3
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari sumber-sember yang berkaitan dengan system pengolahan air umpan boiler yang meliputi: i. Kualitas air baku ii. Proses Flow Diagram (PFD) Water Treatment Plant (WTP) iii. System pengolahan yang digunakan iv. Jurnal/penelitian yang berkaitan dengan system 4.1.4
Identifikasi Data
Identifikasi data hasil pengujian karakteristik air laut dan juga kondisi dari beberapa komponen pada sistem pengolahan air umpan boiler PLTU Maluku Utara 2x7 MW digunakan untuk memperkirakan pengaruh kondisi air laut terhadap kurang optimalnya kinerja system dan timbulnya kerusakan, serta untuk menyusun operasi pengolahan air umpan boiler yang sesuai. Dari data primer dan sekunder didapatkan beberapa informasi yang meliputi: i. Kualitas Air Baku Kualitas air baku adalah hasil pengujian air yang menunjukan nilai kualitas air seperti kecerahan, bau, nilai padatan tersuspensi total (TSS), nilai zat padat terlarut (TDS), pH dan lain-lain. Dari data yang diperoleh praktikan pada saat uji sampel air baku (air laut) tahun 2015, menunjukan kualitas air baku sangatlah bagus. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasi uji padatan tersuspensi total (TSS) yang nilainya 4 dari baku mutu 80 dan nilai zat padat terlarut (TDS) adalah 37.000 dari baku mutu yang tidak disebutkan. Sehingga dengan melihat data tersebut awlanya PT. Rekadaya Elektrika merasa tidak perlu menambahkan clarifier (bak sedimentasi) dalam proses pretreatment. Laporan hasil pengujian air baku pada tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 4.1. Metode pengujian didasarkan pada parameter sampel uji dan baku mutu merupakan nilai standar yang diperbolehkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Gambar 4.2 Laporan Hasil Pengujian Air Laut (Sumber: Dokumen PT. Rekadaya Elektrika, 2015)
ii. Proses Flow Diagram (PFD) Water Treatment Plant (WTP) Proses flow diagram water treatment plant adalah gambaran secara umum mengenai proses pengolahan air baku sebelum masuk ke boiler. Dari Proses flow diagram di peroleh informasi bahwa air laut yang akan diproses (treatment) diambil dari intake
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
dengan menggunakan pompa RO transfer pump yang dialirkan ke sand filter atau sering disebut Multimedia filter (MMF). Sebelum masuk ke sand filter, air laut terlebih dahulu di injeksi dengan larutan kimia seperti zat desinfektan (gas klorin, sodium hipoklorit), zat koagulan dan zat flokulan. Setelah melewati sand filter air laut masuk ke unit Sea Water Reserve Ormosis (SWRO) untuk mengalami pemfilteran lanjutan hasilnya berupa air mentah yang ditampung di Raw Water Storage Tank. Air yang yang terdapat di Raw Water Storage Tank dapat digunakan untuk keperluan domestik setelah melewati proses ultraviolet (UV) dan ditampung di potable water tank. Untuk dapat digunakan sebagai air umpan boiler, air di Raw Water Storage Tank masih harus diproses di Brackish Water Reserve Osmosis (BWRO). Air dari proses BWRO ditampung di Break Water Tank sebelum masuk unit deminerarisasi untuk proses penghilangan kadar mineral yang terkandung dalam air.
Gambar 4.3 Proses Flow Diagram (Sumber: Dokumen PT. Rekadaya Elektrika, 2008)
Dalam proses flow diagram tidak menunjukan adanya proses pengendapan (sedimentasi) dengan bak pengendapan (clarifier), hal ini didasarkan pada data uji kualitas air baku yang menunjukan karakteristik air baku (air laut) yang sangat baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
iii. Sistem Pengolahan Air Umpan Boiler System pengolahan air umpan boiler adalah teknologi yang digunakan dalam proses desalinasi yaitu proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi padatan terlarut dari air hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan sebagai air bersih. PLTU Maluku Utara 2X7 MW menggunakan system desalinasi osmosis balik yaitu proses desalinasi dengan menggunakan membran Reverse Osmosis (RO). Data yang diperoleh praktikan, dalam unit Wate Treatment Plant (WTP) terdapat dua proses RO yaitu pada system SWRO dengan kapasitas produksi 7 m3/jam dan BWRO dengan kapasitas produksi 3 m3/jam.
4.2
PEMBAHASAN
Secara garis besar sistem Water Treatment Plant (WTP) yang berjalan dalam proses pengolahan air laut yang digunakan untuk air umpan boiler PLTU Maluku Utara 2x7 MW dapat digambarkan dalam diagram alir berikut:
Sea Water Intake
Demineralization Unit
Demin Water Tank
Water Pretreatment Unit
SWRO Unit
BWRO Unit
Raw Water Storage Tank
Deaerator
Gambar 4.4 Diagram Alir Proses Pengolahan Air Umpan Boiler (Sumber: Pengolahan Penulis, 2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Boiler
29
4.2.1
Sea Water Intake
Sea water Intake merupakan tempat pengambilan air laut yang dilengkapi dengan bar screen (penyaring) yang bertujuan untuk menyaring benda-benda terapung (sampah) agar tidak masuk ruang intake karena bisa mengganggu kinerja pompa. Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan terhadap kondisi Sea Water Intake PLTU Maluku Utara 2x7 MW, kanal intake atau tempat masuknya air laut ke system penuh dengan sampah. Hal ini menjadikan air laut yang akan masuk ke system menjadi terhambat dikarenakan terhalang oleh sampah yang tersaring pada bar screen (penyaring). Akibatnya terjadi beda elevasi antara air laut yang ada di kanal dengan air laut setelah bar screen (penyaring). Dampak dari beda elevasi air laut ini mengakibatkan terjadinya aliran jatuh sehingga pasir dan lumpur yang ada di area Sea water Intake akan terangkat sedangkan pada saat yang sama RO pump mengambil air laut untuk dialirkan ke Multimedia Filter (MMF).
Gambar 4.5 Kondisi Kanal Intake PLTU Maluku Utara 2x7 MW
Gambar 4.5 menunjukan kondisi kanal intake pada saat praktikan melakukan pengamatan di lokasi proyek PLTU Maluku Utara 2x7 MW. Dari gambar terlihat jelas sampah yang tersaring pada jaring tambahan sebelum melewati bar screen (penyaring).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Gambar 4.6 Sampah Kanal Intake PLTU Maluku Utara 2x7 MW
Sampah yang lolos dari jaring yang ada dikanal intake akan tersaring di bar screen (penyaring). Ketika bar screen (penyaring) kondisinya penuh dengan sampah maka akan menghalangi aliran air laut yang mengakibatkan terjadi beda elevasi sehingga menjadikan aliran jatuh ke area Sea Water Intake.
Gambar 4.7 Kondisi bar screen Intake PLTU Maluku Utara 2x7 MW
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Gambar 4.8 Sampah yang tersaring bar screen Intake PLTU Maluku Utara 2x7 MW
Gambar 4.9 Aliran jatuh setelah bar screen Intake PLTU Maluku Utara 2x7 MW
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Aliran jatuh pada saat melewati bar screen (penyaring) mengakibatkan terjadinya pengadukan pasir serta lumpur yang ada di dasar area Sea Water Intake. Pasir dan lumpur yang timbul akan ikut tershisap oleh RO pump dan masuk ke system Multimedia Filter (MMF) sehingga akan mempengaruhi kinerja dari Multimedia Filter (MMF).
Gambar 4.10 Reserve Osmosis (RO) Pump PLTU Maluku Utara 2x7 MW
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Sebelum air laut dialirkan masuk ke Multimedia Filter (MMF) dengan RO pump, terlebih dahulu air laut yang ada di sea water intake mengalami proses klorinasi yang bertujuan membunuh bakteri yang mungkin ada baik di reservoir maupun pada jaringan pipa.
Gambar 4.11 Chlorination Tank PLTU Maluku Utara 2x7 MW
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
4.2.2
Water Pretreatment Unit
Proses yang terjadi pada sistem water pretreatment unit sebenarnya meliputi beberapa tahapan yang dimulai dari proses pengambilan air baku di area intake, klorinasi, koagulasi dan flokulasi serta filtrasi (penyaringan). Akan tetapi dalam system Water Treatment Palnt (WTP) PLTU Maluku Utara 2x7 MW istilah water pretreatment unit di fokuskan pada proses filtrasi (penyaringan) di unit Multimedia Filter (MMF).
Gambar 4.12 Multimedia Filter (MMF)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Multimedia Filter (MMF) merupakan komponen pada Water Treatment Plant (WTP) yang berfungsi menyaring air yang berasal dari sea water intake untuk mengurangi padatan tersuspensi yang terkandung dalam air laut, menghilangkan zat-zat organic, penyerap bau yang berasal dari senyawa phenol, pengikat gas Chlor dan H2S. Media penyaringan yang digunakan dalam Multimedia Filter (MMF) adalah pasir silica dan karbon aktif yang mempunyai daya saring 20-30 μ. Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan oleh praktikan pada saat unit beroperasi, pada pressure indicator (PI) aliran masuk ke Multimedia Filter (MMF) dan pada pressure indicator (PI) aliran keluar Multimedia Filter (MMF) menunjukkan nilai selisih tekan yang melebihi batas yang diperbolehkan. Batas selisish tekan yang diperbolehkan yaitu nilainya harus kurang dari 1 bar sementara data dari pengamatan di lapangan menunjukan selisih tekan yang terjadi yaitu melebiha 1 bar. Hal ini menunjukan kinerja Multimedia Filter (MMF) terganggu yaitu mengalami penyumbatan.
Gambar 4.13 Pressure Inlet Multimedia Filter (MMF)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Gambar 4.14 Pressure Outlet Multimedia Filter (MMF)
Penyumbatan pada Multimedia Filter (MMF) diakibatkan karena air umpan yang masuk ke Multimedia Filter (MMF) mengandung butitan pasir dan lumpur halus yang terbawa dari Sea Water Intake oleh RO pump akibat terjadinya adukan oleh adanya aliran jatuh pada bar screen (penyaring). Menurut buku panduan operasi system Water Treatment Plant (WTP) PLTU Maluku Utara 2x7 MW ketika selisih tekan pada Multimedia Filter (MMF) tinggi maka perlu dilakukan proses backwash yaitu proses pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang terakumulasi di atas media dengan metode aliran terbalik (dari bawah ke atas/kebalikan system running). Air hasil backwash langsung di buang melalui drain. Backwash biasanya di lakukan setiap 1-2 hari selama 30-60 menit (tergantung influent dan tingkat kekotoran media) bila tekanan air yang keluar lebih rendah dari tekanan air yang masuk filter. Proses backwash dilakukan secara manual sehingga operator harus sering melakukan pengecekan. Ketika proses backwash yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
dilakukan tidak memberi efek yang optimal bisa dipastikan Multimedia Filter (MMF) perlu untuk diganti.
4.2.3
Sea Water Reserve Osmosis (SWRO)
Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) merupakan peralatan di unit Water Treatment Plant (WTP) yang berfungsi menghasilkan air baku melalui proses desalinasi. Proses desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi kepadatan terlarut dari air hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan sebagai air bersih. Proses desalinasi melibatkan tiga aliran cairan, yaitu air umpan berupa air laut yang telah mengalami proses pretreatment di Multimedia Filter (MMF), produk bersalinitas rendah dan konsentrat bersalinitas tinggi. Proses pemisahan air tawar dari air asin pada system SWRO yaitu dengan cara pemberian tekanan dan penggunaan membran (cartridge) Reverse Osmosis (RO).
Gambar 4.15 Sea Water Reserve Osmosis (SWRO)
Air yang mengandung larutan garam (air asin) dipisahkan dari garam terlarutnya dengan mengalirkannya melalui membran semipermeable. Air yang mengalir melalui membran semipermeable atau yang disebut permeate dapat mengalir melalui membran akibat adanya perbedaan tekanan yang diciptakan antara air asin (umpan) bertekanan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
dan produk yang memiliki tekanan dekat dengan tekanan atmosfer. Sisa umpan selanjutnya akan terus mengalir melalui sisi reaktor bertekanan sebagai brine. Desalinasi air laut pada system SWRO PLTU Maluku Utara 2x7 MW memiliki tekanan operasi pada sisi tekan sebelum masuk membran (cartridge) sebesar 2 - 3 bar dan tekanan saat keluar dari membrane (cartridge) sebesar 1,8 - 2,8 bar dengan beda tekanan yang diperbolehkan ≤ 0,2 bar. Sedangkan tekana setelah HP pump sebesar 37 – 45 bar dengan tekanan aliran kosentrat sebesar < 45 bar.
Gambar 4.16 Pressure Before Cartridge
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Gambar 4.16 Pressure After Cartridge
Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) PLTU Maluku Utara 2x7 MW dirancang untuk mengolah air laut dengan Total Dissolved Solid (TDS) sebesar 30.000 ppm. Dengan jumlah air umpan yang masuk sebesar 20 m3/jam, diharapkan system SWRO mampu memproduksi aliran permeate (permeate flow) 23 – 25 % dari air umpan yaitu sebesar 7 m3/jam. Untuk menghindari kerusakan pada membran (cartridge), maka ditambahkan Antiscalant pada air umpan yang akan masuk membran (cartridge) untuk menetralkan klorin bebas yang menyebabkan kerusakan pada membran (cartridge).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Gambar 4.18 Chemical Injection
Pada saat praktikan melakukan pengambilan data untuk mengetahui kondisi membrane (cartridge) SWRO, selisih tekan antara tekanan sebelum masuk membran (cartridge) dan setelah keluar membran (cartridge) menunjukan nilai selisih tekan yang masih diperbolehkan yaitu 0,1 bar dengan tekanan setalah HP pump sebasar 44 bar dan tekanan konsentrat sebesar 43 bar. Namun nilai aliran permeate (permeate flow) tidak mencapai target yang diharapkan. Berdasarkan desain, SWRO diharapkan mampu menghasilkan aliran permeate sebesar 6 – 7 m3/jam akan tetapi kenyataanya aliran permeate yang dihasilkan sebesar 4 – 5 m3/jam. Hal ini diakibatkan oleh aliran suplai air baku yang keluar dari Multimedia Filter (MMF) tidak memenuhi target yang diharapkan sehingga berimbas pada menurunya aliran permeate (permeate flow) yang di produksi oleh SWRO. Selain adanya indikasi pengotaoran atau tersumbatnya Multimedia Filter (MMF), penurunan laju aliran permeate (permeate flow) dapat juga diakibatkan oleh bermasalahnya membran (cartridge) SWRO. Hal itu dapat diketahui dari tingginya selisih tekan pada tekanan sebelum masuk membrane (cartridge) dan setelah keluar membran (cartridge) yang melebihi angka ≤ 0,2 bar. Kondisi ini menunjukka bahwa membrane (cartridge) SWRO dalam keadaan kotor sedangkan jika niali permeate conduction lebih dari 670 μs/cm, menunjukan kondisi membran (cartridge) sudah tidak layak pakai dan perlu untuk diganti.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
4.2.4
Raw Water Storage Tank
Raw water storage tank merupaka tangki penyimpanan air mentah hasil dari proses Sea Water Reserve Osmosis (SWRO). Air yang keluar dari SWRO merupakan air bersih yang sudah tidak mengandung kadar garam. Air di dalam raw water storage tank dapat digunakan untuk keperluan domestic dan juga sudah layak minum setelah melewati proses ultraviolet (UV) akan tetapi hal itu tidak applicable (tidak diterapkan) di unit operasi.
Gambar 4.19 Raw Water Storage Tank
Kapasitas tangki penyimpana ini adalah 150 m3 terdiri atas 2 unit tangki yang terbuat dari material carbon steel.
4.2.5
Brackish Water Reserve Osmosis (BWRO)
Brackish Water Reserve Osmosis (BWRO) merupakan proses desalinasi lanjutan setelah proses desalinasi di unit Sea Water Reserve Osmosis (SWRO). Hanya saja system BWRO dirancang untuk mengolah air payau dengan Total Dissolved Solid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
(TDS) yang lebih rendah, sekitar 200 - 2000 ppm. Dengan jumlah air umpan yang masuk sebesar 5 m3/jam, diharapkan system BWRO mampu memproduksi aliran permeate (permeate flow) 50 – 75 % dari air umpan yaitu sebesar 3 m3/jam.
Gambar 4.20 Brackish Water Reserve Osmosis (BWRO)
Sistem BWRO PLTU Maluku Utara 2x7 MW memiliki tekanan operasi pada sisi tekan sebelum masuk membran (cartridge) sebesar 2 - 4 bar dan tekanan saat keluar dari membran (cartridge) sebesar 2 - 4 bar dengan beda tekanan yang diperbolehkan ≤ 0,5 bar. Sedangkan tekana setelah HP pump sebesar < 20 bar dengan tekanan aliran kosentrat sebesar < 20 bar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh praktikan, kenerja unit ini berjalan optimal walaupun tekanan yang diberikan pada aliran sebelum masuk membran (cartridge) sebesar hanya sebesar 1,75 bar dibawah nilai yang diharapkan yaitu sebesar 2 - 4 bar dan tekanan saat keluar dari membran (cartridge) hanya sebesar 1,45 bar dari nilai yang diharapkan sebesar 2 - 4 bar. Sedangkan tekana setelah HP pump sebesar 17,5 bar dengan tekanan aliran kosentrat sebesar 15.5 bar. Walaupun tekanan pada membran (cartridge) dibawah nilai yang diharapkan, aliran produk permeate masih dapat tercapai sebesar 3 – 3,8 m3/jam.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
4.2.6
Demineralization Unit
Demineralization Unit adalah peralatan yang menghasilkan air murni dari air asalnya. Proses yang terjadi adalah menghilangkan kadar mineral yang terkandung di dalam air tersebut. Proses ini menggunakan sebuah demineralizer yang berfungsi menghilangkan semua mineral yang terkandung dalam air dengan cara menukar kation dan anion dengan padatan penukar ion (resin). Demineralizer adalah suatu proses pemurnian ulang air untuk menyerap kandungan mineral yang masih ada pada air distillate dengan cara mengecilkan conductivity yang terkandung didalamnya. Unit utama pada proses demineralisasi pada sistem pengolahan air umpan boiler PLTU Maluku Utara 2x7 MW adalah Mixed Bed. Mixed Bed berfungsi sebagai tempat proses pertukaran kation dan anion dengan padatan penukar ion (resin). Mixed Bed ini dioperasikan untuk menghasilkan air umpan boiler yang mempunyai kandungan Ion (mineral) rendah dengan konduktifitas sebasar 0,5 μs/cm.
Gambar 4.21 Mixed Bad
Air umpan yang telah mengalami proses distillasi tahap dua di unit BWRO ditampung terlebih dahulu di Break Tank sebelum dialirkan masuk kedalam tengki Mixed Bed untuk proses demineralisasi. Kemudian sesudah ditampung di Break Tank, air distillate dialirkan ke dalam Mixed Bed Polisher dengan pompa Feed Water Pump. Di dalam Mixed Bed terdapat Resin Anion dan Kation yang mana fungsinya untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
menyerap kandungan mineral pada air distillate tersebut. Resin Anion (+) sifatnya dapat mengikat kandungan mineral yang bersifat (-), sedangakan Resin Kation (-) sifatnya dapat mengikat kandungan mineral yang bersifat (+). Resin-resin tersebut berbentuk butiran-butiran kecil yang jumlahnya jutaan. Hasil dari proses demineralisasi akan menghasilkan air murni dengan besar conductivity < 10 μs/cm yang kemudian air tersebut akan dimasukkan dan ditampung di Demin Water Tank.
Gambar 4.22 Break Tank
Resin yang terdapat di dalam Mixed Bed jika dioperasikan terus menerus maka akan menyebabkan kedua resin ini jenuh karena sering menyerap kandungan mineral yang ditandai dengan tingginya conductivity air murni. Akan tetapi kedua resin tersebut bisa dikembalikan lagi fungsinya dengan proses yang disebut Regenerasi. Proses regenerasi terdiri dari beberapa tahapan yang dimana tahapan-tahapan tersebut bertujuan untuk mengembalikan fungsi dari resin anion dan kation. Untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
mengembalikan fungsi dari resin anion maka resin tersebut diinjeksikan dengan chemical NaOH dengan konsentrasi di jaga 6%, sedangkan resin kation diinjeksikan dengan chemical HCl dengan konsentrasi di jaga 4%.
4.2.7
Demin Water Tank
Demin water tank merupakan tempat penampungan air bebas mineral hasil proses demineralisasi. Air demin merupakan produk akhir dari proses pengolahan air umpan boiler yang disimpat didalam tangki yang terbuat dari bahan non logam.
Gambar 4.23 Demin Water Tank
Kapasitas tangki penyimpana ini adalah 20 m3 terdiri atas 2 unit tangki yang terbuat dari material HDPE.
http://digilib.mercubuana.ac.id/