BAB IV METODE PENELITIAN 4.1
Penentuan Daerah Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di desa Banjar, Kecamatan Banjar Kabupaten
Buleleng dengan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan salah satu sentra produksi anggur di Kabupaten Buleleng. Penentuan daerah penelitian ini ditentukan secara sengaja atau purposive karena desa Banjar merupakan penghasil komoditas anggur terbesar di Kecamatan Banjar. Pertimbangan lainnya adalah petani anggur di daerah tersebut sering menghadapi permasalahan dalam hal pemasaran hasil panennya dan belum pernah dilakukan penelitian tentang struktur, perilaku dan kinerja pasar pada pemasaran anggur di desa Banjar, Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Waktu penelitian untuk memperoleh data dan informasi tentang segala aspek yang diperlukan dalam penelitian adalah selama dua bulan yaitu mulai bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2011. 4.2
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani anggur di Desa Banjar,
Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng yang berjumlah 140 orang. Penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan daftar pertanyaan sebagai alat pengumpul data . Metode penelitian survey adalah penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi (Singarimbun, 1989). Sedangkan menurut Nazir (1988) penelitian yang menggunakan metode survey 43
44
yaitu suatu cara penelitian untuk memperoleh fakta dan keterangan tentang sesuatu yang ingin diteliti, baik dengan sensus maupun sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah sampel petani anggur dan sampel lembaga pemasaran anggur . Metode pengambilan sampel petani anggur diambil secara acak sederhana (simple random sampling). Sampel petani anggur adalah sebanyak 58 orang, yang pengambilan sampelnya dihitung dengan menggunakan rumus:
n
N Nd 2 1
Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = α = 10% = peluang keslahan Hasil perhitungan n = 58,33~ 58 (dibulatkan) Dalam penelitian ini juga diambil sampel lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran komoditas anggur ditentukan dengan menggunakan metode snowball sampling (sampel bola salju), yang mana penetuan sampel lembaga pemasaran yang berdasarkan informasi dari petani anggur, yaitu kepada siapa mereka menjual hasil produknya dan terus pada tingkat selanjutnya dimana produk tersebut dipasarkan sampai kejenuhan sampel atau sampel sulit dicapai. Model ini digunakan karena target populasi lembaga pemasaran tidak diketahui dengan jelas dan sulit didekati/dideteksi.
45
4.3
Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data
4.3.1
Jenis data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka, antara lain tentang luas areal tanaman anggur, jumlah petani anggur, jumlah tenaga kerja yang digunakan, jumlah sarana produksi, harga sarana produksi, harga produksi. Data Kualitatif yaitu data yang tidak berupa angka-angka, tetapi berupa informasi atau keterangan verbal yang berhubungan dengan masalah diteliti. 4.3.2
Sumber data Sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang
diperoleh atau dikumpulkan langsung dari sumber pertama, yaitu langsung dari petani anggur dan lembaga pemasaran yang terpilih sebagai sampel berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah : 1. Luas areal tanaman anggur pada saat dilakukan penelitian. 2. Produksi anggur yang dihasilakan petani. 3. Biaya-biaya yang dikeluarkan petani untuk memproduksi anggur. 4. Harga jual anggur. Sedangkan data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti bukan dari hasil pengumpulan data dan pengolahan sendiri melainkan dilakukan oleh orang lain atau oleh lembaga tertentu. Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah : 1. Jumlah petani anggur di Desa Banjar Kecamatan Banjar.
46
2. Data penunjang lain yang bersumber dari dokumen-dokumen yang ada pada BPS Kabupaten Buleleng, Bappeda Kabupaten Buleleng, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng,
Departemen Pertanian melalui website:
www://http.deptan.go.id, dan instansi lain yang terkait dengan penelitian ini. 4.3.3
Metode pengumpulan data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode, antara
lain: 1. Wawancara langsung, yaitu metode pengumpulan data dengan cara menyebarkan atau menyodorkan kuesioner terstruktur kepada responden. 2. Studi pustaka, yaitu membaca pustaka-psutaka, dokumen-dokumen atau arsiparsip yang berkaitan dengan agribisnis anggur yang tersedia di perpustakaan , internet ataupun instansi pemerintah. 3. Observasi lapangan, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan tujuan menguji atau melengkapi data yang dikumpulkan dengan kuesioner. 4. Dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meneliti dokumen-dokumen yang ada atau catatan yang dimiliki oleh petani anggur. 4.4
Jenis dan Definisi Operasional Variabel Jenis variabel atau indikator yang diamati dalam penelitian ini meliputi aspek
kondisi usahatani komoditas anggur, saluran pemasaran komoditas anggur, efisiensi
47
pemasaran komoditas anggur di Desa Banjar Kecamatan Banjar dilihat dari struktur pasar, perilaku pasar, dan kinerja pasar.
4.4.1 Pengukuran variabel penelitian Untuk aspek
saluran pemasaran komoditas anggur maka variabel yang
diamati sebagai berikut. 1. Karakteristik pedagang perantara atau lembaga pemasaran di Desa Banjar Kecamatan Banjar. 2. Saluran pemasaran komoditas anggur : jalur pemasaran anggur petani, jalur pemasaran anggur pedagang perantara/lembaga pemasaran, dan lain-lain. 3. Fungsi-fungsi lembaga pemasaran : fungsi pertukaran (pembelian dan penjualan), fungsi fisik (kegunaan tempat, waktu dan bentuk), fungsi penunjang (kegiatan penanganan resiko dan pembiayaan). Untuk aspek struktur pasar (market structure) komoditas anggur di Desa Banjar Kecamatan Banjar, maka variabel yang akan diamati sebagai berikut. 1. Pengetahuan informasi pasar : bagi petani pengetahuan tentang informasi pasar dapat diketahui dari ( teman, pasar desa, lembaga pemasaran, dan lain-lain); Sedangkan bagi lembaga pemasaran informasi pasar dapat diketahui dari (harga pasar, permintaan pasar, penawaran pasar, lembaga pemasaran, dan lain-lain). 2. Jumlah penjual dan pembeli : jumlah lembaga pemasaran pada masing-masing tingkatan pasar komoditas anggur. 3. Konsentrasi pasar : volume beli, volume yang ditransaksikan, dan lain-lain.
48
4. Hambatan keluar masuk pasar : hambatan yang dihadapi oleh petani dan hambatan yang yang dihadapi oleh lembaga pemasaran, dan lain-lain. Untuk aspek perilaku pasar (market conduct) komoditas anggur di Desa Banjar Kecamatan Banjar, maka variabel yang diamati sebagai berikut. 1. Penentuan harga : proses penentuan harga
yang dilakukan oleh petani dan
lembaga pemasaran, dan lain-lain. 2. Kerjasama antara pedagang : praktek kerjasama antar pedagang. Untuk aspek kinerja pasar (Market Performance) komoditas anggur di Desa Banjar Kecamatan Banjar, maka variabel yang diamati sebagai berikut. 1. Margin pemasaran : harga di tingkat konsumen, harga di tingkat produsen, jumlah biaya fungsi pemasaran, keuntungan pemasaran, dan lain-lain. 2. Share harga yang diterima petani : harga di tingkat petani, harga di tingkat lembaga pemasaran, dan lain-lain. 3. Share
biaya dan keuntungan lembaga pemasaran : biaya yang dikeluarkan
lembaga pemasaran dan keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran. 4.
Tingkat pengembalian modal.
4.4.2 Definisi operasional variabel 1.
Petani produsen adalah petani yang berusahatani anggur di wilayah tersebut.
2.
Pemasaran anggur adalah sebagai kinerja aktivitas bisnis yang terlibat dalam aliran produk/komoditas anggur dan jasa dari titik usaha tani sampai di tangan konsumen yang tepat pada tempat dan waktu serta harga dengan promosi dan komonikasi yang tepat pula, dengan satuan rp/kg.
49
3.
Struktur pasar adalah karakteristik atau kekhasan dari suatu pasar, karakteristik yang menetukan hubungan antara penjual yang satu dengan penjual yang lainnya, hubungan penjual dan pembeli dan hubungan antara penjual dengan para penjual potensial yang masuk dalam saluran pemasaran anggur.
4.
Perilaku pasar adalah tingkah laku yang dilakukan oleh pembeli maupun penjual untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan cara kolusi, predatori dan strategi.
5.
Kinerja pasar adalah hasil akhir ekonomis dari struktur dan perilaku pasar.
6.
Margin pemasaran adalah perbedaan
harga yang diterima petani produsen
dengan harga pada lembaga pemasaran, seta perbedaan harga pada masingmasing lembaga pemasaran yang terlibat (rp/kg). 7.
Harga ditingkat petani produsen adalah harga jual rata-rata seluruh kualitas anggur dalam bentuk segar di tingkat produsen kepada lembaga pemasaran berikutnya (rp/kg). Sedangkan harga ditingkat lembaga pemasaran adalah harga jual anggur pada lembaga pemasaran yang satu dengan lembaga pemasaran yang lain sampai pada tingkat akhir (pabrik) dalam rp/kg.
8.
Biaya produksi adalah besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani produsen selama berproduksi sampai anggur siap dipasarkan, sedangkan biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran sampai anggur terjual pada lembaga pemasaran dilevel yang lebih tinggi atau pabrik (rp/kg).
9.
Share harga petani adalah harga yang diterima petani anggur dari harga yang dibayarkan konsumen terakhir yang dinyatakan dalam prosentase.
50
10. Keuntungan pemasaran adalah keuntungan yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran sebagai balas jasa dalam memasarkan anggur (rp/kg), sedangkan share keuntungan adalah bagian keuntungan yang diperoleh masingmasing prilaku lembaga pemasaran yang dinyatakan dalam prosentase. 11. Tingkat pengembalian modal dapat ditunjukan oleh perbandingan prosentase keuntungan bersih dibagi denga total biaya pemasaran dalam persen (%). 12. Saluran pemasaran adalah saluran yang digunakan untuk memasarkan komoditas anggur dari produsen kepada konsumen. Panjang pendeknya saluran pemasaran ditentukan oleh banyak sedikitnya lembaga pemasaran yang terkait. 13. Lembaga pemasaran adalah lembaga-lembaga baik kolektif maupun individu yang melakukan proses pemindahan komoditas anggur dari tangan produsen sampai pada tangan konsumen dengan melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran. 14. Pendidikan petani adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh petani responden. 15. Pengalaman petani adalah lamanya petani dalam berusahatani anggur yang dihitung dengan satuan tahun. 16. Usia petani adalah umur petani yang berusahatani anggur pada saat penelitian ini dilakukan yang dihitung dalah satuan tahun. 17. Pendapatan total petani adalah pendapatan yang diterima oleh petani anggur yang tidak hanya dari usahatani angur, melainkan dari usaha atau pekerjaan lainnya dalam keluarga yang dihitung dalam satuan rp/thn.
51
4.5
Metode Analisis Data Penelitian ini difokuskan untuk melihat struktur pasar, perilaku pasar dan
kinerja pasar pemasaran anggur yang ada di wilayah Desa Banjar. 4.5.1
Analisis strukur pasar dengan beberapa pendekatannya
4.5.1.1 Pangsa pasar / market share Analisis ini bertujuan untuk mengetahui derajat konsentrasi pembeli dari suatu wilayah pasar sehingga bisa diketahui secara umum gambaran imbangan kekuatan posisi rebut tawar petani (produsen) terhadap pembeli. Untuk mengetahui market share dari lembaga pemasaran pada suatu wilayah pasar dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Market Share dari Lembaga dalam Suatu Wilayah Pasar No. 1 2 3 4 5 6
Lembaga pemasaran 1 2 3 4 .... n Total
Kapasitas produksi yang dapat diserap pada suatu wilayah a b c d .... m a+b+c+d+...+m = x
Market share a/x b/x c/x d/x .... m/x 1
Kriteria pangsa pasar: 1. Monopsoni murni, bila suatu perusahaan memiliki 100% dari pangsa pasar 2. Perusahaan dominan, bila memeiliki 50 – 100% dari pangsa pasar dan tanpa pesaing yang kuat 3. Oligopoli ketat, bila penggabung 4 perusahaan terkemuka memiliki 60 - 100% dari pangsa pasar. 4. Oligopoli longgar, bila penggabungan kurang dari pangsa pasar.
4 perusahaan terkemuka memiliki 40% atau
52
5. Persaingan monopolistkc, bila banyak pesaing yang efektif tidak satupun yang memiliki lebih dari 10% pangsa pasar. 6. Persaingan murni, lebih dari 50 pesaing, tapi tidak satupun yang memilki pangsa pasar berarti (Kirana, 1993 dalam Bambang 2007)
4.5.1.2 Indeks Herfindahl Alat analisis ini bertujuan untuk mengetahui derajat konsentrasi pembeli dari suatu wilayah pasar, sehingga bisa diketahui secara umum gambaran keseimbangan kekuatan posisi tawar petani (produsen) terhadap pembeli. Rumus dari indeks Herfindahl adalah : IH = (S1)2 + (S2)2 + ...+ (Sn)2 Keterangan : IH : Indeks Herfindahl n : Jumlah Pedagang yang ada pada suatu wilayah produk SI : Pangsa Pasar pembelian komoditas dari pedagang ke-I (I = 1,2,3, .......n) Kriteria: Nilai H berada pada kisaran 0-1 IH = 1; maka pangsa pasar mengarang monosopnitik. IH = 0; maka pasar mengarah pada persaingan sempurna.
4.5.1.3 CR4 (Concentrasion ratio for biggest four) CR4 adalah penjumlahan pangsa pembelian empat pembeli terbesar dari satu wilayah, dimana rumusnya sebagai berikut:
Keterangan : MS1 = pangsa pembelian pembeli terbesar ke-1 MS2 = pangsa pembelian pembeli terbesar ke-2 MS3 = pangsa pembelian pembeli terbesar ke-3 MS4 = pangsa pembelian pembeli terbesar ke-4 MSi = seluruh pangsa pembelian yang ada Kriterianya adalah : 1. CR4 ≥ 0,4: maka menunjukkan bahwa pasar tersebut bersifat oligopolistik 2. 95% = pasar monopsoni 3. 80% = pasar oligopsoni
53
Konsentrasi rasio adalah perbandingan antara jumlah barang yang dibeli oleh pedagang tertentu dengan jumlah barang yang dijual oleh semua pedagang, kemudian dikalikan dengan 100%. 4.5.1.4 Derajat diferensiasi produk Analisis diferensiasi produk dalam penelitian ini akan dibahas dengan menggunakan analisis deskrptif. Diferensiasi produk dapat menjadi halangan bagi perusahaan lain untuk memasuki pasar. Persaingan akan berjalan sempurna apabila pembeli dapat membandingkan barang yang satu dengan yang lainnya. 4.5.1.5 Hambatan masuk pasar Dalam penelitian ini hambatan masuk pasar akan dibahas secara deskriptif dari data primer. Segala sesuatu yang merintangi pesaing pesaing baru untuk masuk pasar akan memperbesar kekuatan perusahaan-perusahaan yang ada. Jika rintangan itu tidak ada, maka pesaing baru akan bebas masuk pasar, sehingga monosopni murni hanya memiliki kekuatan yang kecil. Bentuk persaingan berdasarkan hambatan untuk masuk pasar dibagi dalam beberapa katagori, antara lain: 1. Persaingan Sempurna, terjadi jika pesaing mudah untuk masuk pasar atau bebas untuk masuk pasar. 2. Monopsoni, terjadi jika pesaing/pendatang baru tetutup untuk masuk pasar 3. Oligopsoni, terjadi jika pesaing /pendatang baru sulit untuk masuk pasar.
54
4.5.2 Analisis perilaku pasar Analisis perilaku pasar merupakan implikasi umum (perilaku berdasarkan teori), oleh sebab itu untuk membuktikan karakteristik pasar terkait dengan prilaku pasar perlu adanya data-data primer akurat yang terkait dengan penelitian ini. Pembahasan dalam penelitian ini cenderung merupakan analisis deskriptif kualitatif berkenaan dengan pasar yang menjadi obyek penelitian. Perilaku pasar adalah pola tingkah laku produsen oleh lembaga-lembaga pemasaran lain dalam kaitannya dengan struktur pasar. Perilaku pasar dapat berupa praktek-praktek penentuan harga komoditas, praktek persaingan bukan harga, advertensi dan perubahan pangsa pasar (Purcell, 1979 dikutip Bambang, 2006). Dilain pihak perilaku pasar dapat dilihat juga dari : 1. Adanya tindakan praktek-praktek kolusi diantara produsen dalam hal menetukan harga. 2. Perilaku strategis yang dilakukan oleh produsen dalam menghadapi kompetitor yang ada ataupun kompetitor yang baru muncul dipasar. 3. Ada tidaknya peranan advertensi dan lembaga-lembaga riset dan pengembangan. Pemasaran dapat dikatan efisien bila tidak terdapat kolusi diantara pedagang, harga terbentuk berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran.
Sedangkan tingkah
laku/pola perusahaan di pasar terbagi dalam beberapa hal yang dikenal dengan “Marketting Practice” antara lain: 1. Prinsip/metode yang dulakukan perusahaan dalam menetukan harga dan tingkat output.
55
2. Kebijaksanaan perusahaan dalam menetukan harga 3. Promosi penjualan dari perusahaan atau sekelompok perusahaan. 4. Alat koordinasi dan saling penyesuaian dari harga produk dan promosi penjualan diantara persaingan penjual. 5. Ada tidaknya taktik khusus (predatory). Marketing practice (tingkah laku pasar) merupakan cerminan dari tingkah laku pasar yang menunjukkan tingkat efisiensi ekonomi dipasar. Adapun kriteria yang dipakai untuk mengukur tingkat efisiensi ekonomi adalah sebagai berikut : 1. Banyaknya perusahaan dipasar menunjukkan kriteria yang kompetitif. 2. Perusahaan menjual harga lebih rendah dari pesaingnya. 3. Perusahaan menawarkan perbaikan produk untuk menambah minat pembeli. 4. Klaim produk secara benar, contoh : dinegara berkembang klaim produk tidak benar, spesifikasi produk terkadang tidak sama dengan produk yang dihasilkan. 5. Perusahaan menekankan peningkatan kualitas dan jasa. 6. Tidak ada kerjasama hukum antar perusahaan. 7. Ada perbedaan produk secara jelas. 4.5.3 Analisis kinerja pasar (market performance) Analisis kinerja pasar dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa pendekatan, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penambilan pasar dari sistem pemasaran anggur di desa Banjar. Alat analisis yang digunakan sebagai pendekatan antara lain:
56
4.5.3.1 Analisis kinerja pasar dengan pendekatan margin pemasaran Margin pemasaran anggur adalah perbedaan harga yang diterima oleh petani penghasil anggur dengan harga ynag dibayarkan oleh konsumen akhir anggur (pabrikan), sehingga secara sistematis, margin dapat ditulis sebagai berikut: MP = Pr – Pf atau MP = B + K Keterangan : MP = Pr (Price retail) = Pf (Price farmer) = B = K =
margin pemasaran harga ditingkat konsumen akhir / pabrikan harga ditingkat petani produsen anggur biaya pemasaran keuntungan pemasaran
4.5.3.2 Analisis kinerja pasar dengan pendekatan share harga yang diterima petani Kalau dilihat dari sudut usahataninya, maka sesungguhnya share harga di tingkat petani adalah biaya yang dikeluarkan dalam produksi anggur ditambah dengan keuntungan yang diterima dari usahataninya. Dengan demikian, keuntungan ynag diperoleh dari petani dapat diartikan sebagai pendapatan petani bagi keluarganya, yang apabila petani memilih saluran pemasaran anggur yang berbeda, maka besarnya share harga yang diterima petani akan berbeda pula.
Keterangan: SPf (Share price farmer) = share harga di tingkat petani Pf (Price farmer) = harga ditingkat petani Pr (Price retail) = harga ditingkat konsumen akhir (pabrikan)
57
4.5.3.3 Analisis kinerja pasar dengan pendekatan share biaya pemasaran dan share keuntungan antara lembaga pemasaran Menurut Alhusniduki dalam Bambang (1991), bahwasanya share biaya dan keuntungan dapat pula digunakan untuk menganalisis kinerja pasar dengan satuan prosentase, dimana formulanya adalah sebagai berikut:
dan
Keterangan : SBi Ski Bi Ki Pr Pf
= = = = = =
Share biaya pemasaran pemasara ke-i Share keuntungan lembaga pemasaran ke-i biaya pemasaran lembaga pemasaran ke-i keuntungan lembaga pemasaran ke-i harga anggur di tingkat konsumen akhir / pabrikan (rp/kg) harga anggur di tingkat produsen (rp/kg)
Ada dua pendapat para ahli yang berbeda tentang margin pemasaran, yang menyatakan bahwasanya : 1. Semakin tinggi marjin pemasaran, maka semakin kecil bagian yang diterima petani, yang berarti kinerja pasar masih belum efisien. 2. Tingginya margin pemasaran (biaya pemasaran + keuntungan) belum tentu mencerminkan rendahnya efisiensi pemasaran. Hal ini tergantung dari peningkatan kualitas produk (jasa pemasaran) yang ditawarkan lembaga pemasaran terhadap konsumen akhir.
58
4.5.3.4
Analisis kinerja pasar dengan pendekatan tingkat pengembalian modal (Return of capital/ROC) Pengukuran pengembalian atas modal yang digunakan, dilakukan untuk
mengetahui seberapa efektif perusahaan / lembaga pemasaran menggunakan sumber daya yang ada, hal ini terkait dengan perencanaan strategi pemasaran yang efektif dengan kecendrungan meningkatkan margin laba atau penjualan. Tingkat pengembalian modal ditunjukkan dengan prosentase keuntungan bersih dengan biaya total pemasaran (Tibayan dan Romero, 1983 dikutip Priyanto, 2005). Pengembalian atas modal adalah modal yang digunakan untuk memperoleh laba bersih, yang dinyatakan dengan formula sebagai berikut :
Keterangan : ROC ( Return on capital) = tingkat pengembalian modal