perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV KONSEP KREATIF PERANCANGAN
A. Ide Dasar Perancangan Perancangan adalah proses menetapkan sasaran, strategi, dan prioritas tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan. Seni komik sudah berkembang sejak lama baik di Indonesia maupun di luar negeri. Komik-komik yang terkenal biasanya bergenre action, kartun, manga, fantasi, dan dongeng. Komik-komik tersebut dibalut dalam cerita yang bersifat fiktif. Namun saat ini, di Indonesia sudah banyak komik yang mengangkat tematema kehidupan sosial sehari-hari berdasarkan apa sering kita lihat secara langsung pada masyarakat kita. Hal itu karena para komikus sudah mulai sadar bahwa Indonesia memiliki berbagai kebudayaan lokal yang menarik yang sering diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu hasil budaya yang sangat berkaitan erat dengan kelangsungan hidup masyarakat adalah pasar tradisional. Walaupun pasar tradisional ada di berbagai tempat di dunia, tapi sistem dan aktivitas pasar tradisional sangat dipengaruhi oleh kultur lokal. Seperti halnya pasar tradisional di Kota Solo yang keberadaannya sangat dipengaruhi oleh tradisi-tradisi lokal yang masih sangat kental dibandingkan di kota-kota lain. Namun belum banyak media yang ringan seperti buku komik atau buku cerita bergambar yang bertemakan pasar tradisional. Kebanyakan tema-tema tentang pasar tradisional dibuat dalam bentuk commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
buku yang serius dan membahas tentang kaitannya dengan sistem ekonomi, sehingga kurang menarik terutama bagi remaja. Berangkat dari hal itulah, muncul pemikiran untuk membuat media yang kreatif, menarik, dan menghibur yang mengenalkan tentang kehidupan dan sejarah pasar tradisional di Solo, yaitu dalam bentuk buku komik yang berjudul “Duet di Pasar Solo”.
B. Konsep Kreatif Buku komik Duet di Pasar Solo ini menceritakan tentang dua mahasiswi baru bernama Nidul dan Etta, yang disingkat menjadi ‘DUET’, yang berasal dari luar kota Solo. Mereka merasa bosan di akhir pekan dan tidak punya banyak uang. Akhirnya memutuskan untuk berkeliling ke beberapa pasar tradisional yang terkenal di Solo. Mereka berdua sangat menikmati berjalan-jalan di seputar pasar tradisional. Mereka membuktikan bahwa ada banyak hal yang bisa kita lakukan di pasar tradisional seperti berbelanja barang-barang unik yang murah, mencoba makanan lokal di sekitar pasar, dan melihat pertunjukan seni di dalam pasar. Di sela-sela cerita tersebut, disisipkan tentang penjelasan tentang pasar, sejarah, dan tradisi-tradisi lokal di dalamnya. Di dalam buku komik ini, pasar tradisional yang akan diceritakan secara spesifik adalah Pasar Gede, Pasar Legi, Pasar Klewer, Pasar Kembang, dan Pasar Triwindu, yang merupakan pasar yang terkenal di Kota Solo. commit to user
77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pesan yang ingin disampaikan dalam komik ini adalah “Walaupun jaman sudah memasuki era globalisasi dan segala hal sudah di modernisasi, jangan ragu untuk menikmati hasil budaya sendiri yang tidak kalah menarik.”
C. Format Komik Buku komik Duet di Pasar Solo menggunakan format ukuran 17,5 x 25 cm dalam bentuk portrait. Buku komik ini dicetak di atas kertas book paper. Buku komik ini memiliki 75 halaman, 58 halaman black and white, dan 17 halaman full color. Penggunaan full color adalah untuk merangsang imajinasi pembaca untuk lebih menggambarkan suasana dalam komik tersebut. Penggunaan black and white untuk menyeimbangkan mata pembaca agar tidak pusing melihat gambar-gambar yang warna-warni. Selain itu juga untuk menghemat biaya produksi buku komik ini.
D. Tema dan Sinopsis
1. Tema Tema dari buku komik Duet di Pasar Solo ini adalah pasar tradisional Solo. Jadi buku komik ini berisi tentang segala sesuatu tentang pasar tradisional di Solo yang dibawakan dalam cerita.
commit to user
78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Sinopsis Pada suatu akhir pekan, Nidul dan Etta (DUET) yang merupakan mahasiswa baru di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, merasa jenuh berada di kamar kos. Mereka ingin pergi jalan-jalan namun sedang tidak punya banyak uang. Nidul yang berasal dari Jogja, dan Etta yang berasal dari Jakarta, akhirnya memutuskan untuk berkeliling pasar tradisional di Solo. Sebelum masuk pada bab pasar-pasar di Solo, diceritakan gambaran secara umum mengenai pasar di Kota Solo dan sejarah keberadaannya. Bahwa pasar tradisional di Solo merupakan salah satu elemen simbol kehidupan masyarakat ideal (Catur Gatra) selain keraton, alun-alun, dan masjid. Diceritakan pula bahwa saat ini ada 43 pasar yang tersebar di Kota Solo yang terdiri dari pasar umum dan pasar khusus. Diceritakan pula tentang segala sesuatu yang ada di sekitar pasar tradisional, seperti toko kelontong, becak, berbagai macam kendaraan, dan pedagang kaki lima. DUET sampai di Pasar Gede yang terkenal akan bangunannya, dan merupakan pasar tertua di Solo. Komoditas di Pasar Gede sangat lengkap, mulai dari kebutuhan pangan sehari-hari, gerabah, ikan dan akuarium, buah-buahan lengkap, dan jajanan pasar. Nidul mencoba menawar di salah satu kios buah sampai pura-pura pergi agar dipanggil lagi oleh penjualnya, tapi akhirnya dia tidak dipanggil. Setelah melihat-lihat isi pasar, DUET menikmati kuliner di Pasar Gede yaitu Es Dawet Telasih, lenjongan, dan jajanan pasar. Setelah itu, mereka melanjutkan ke Pasar Legi. Pasar Legi memang bukanlah tempat yang cocok untuk anak muda untuk sekedar jalan-jalan. Pasar commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Legi merupakan pusat sumber hasil pertanian dan perkebunan di Kota Solo. Tibatiba DUET dihampiri oleh seorang pria yang mengatakan bahwa aktivitas Pasar Legi ini berlangsung selama 24 jam. Dia menjelaskan pula bahwa banyak orang dari derah utara Solo yang sering berbelanja di Pasar Legi, sehingga banyak bisbis yang trayeknya sampai ke Pasar Legi. Saat menikmati Es Cincau, DUET melihat ada nenek tua yang sedang menggendong barang belanjaan. Nenek itu adalah salah satu dari para kuli perempuan pengangkut barang di Pasar Legi. Kemudian mereka menuju ke Pasar Klewer yang terletak di dekat Keraton Kasunanan. Pasar ini khusus menjual pakaian dan kain, terutama yang bermotif batik. Diceritakan bahwa sejarah Pasar Klewer dahulunya adalah tempat parkir kereta kuda para bangsawan yang berkunjung ke Keraton Kasunanan. Setelah otoritas keraton mulai melemah, tempat tersebut dijadikan tempat perdagangan tanpa bangunan. Para pedagangnya membawa barang dagangannya dengan disampirkan dipundak sehingga terlihat menjuntai-juntai atau kleweran. Dari sinilah nama Klewer lahir. DUET masuk ke dalam pasar yang sangat ramai dan sesak. Di sini, Etta mencoba menawar sebuah baju namun harga penawarannya tidak diterima oleh penjualnya sehingga dia pura-pura pergi dan akhirnya dipanggil oleh penjualnya, tapi bukan karena penawarannya diterima, melainkan karena plastik yang dibawa Etta tertinggal di kios tersebut. DUET juga menikmati kuliner Tengkleng Pasar Klewer yang sangat terkenal, dan es puter. Setelah itu, mereka menuju ke Pasar Kembang, pasar yang khusus menjual berbagai macam bunga untuk sesajen, hiasan, dan hadiah. Para penjual bunga kebanyakan berjualan di emperan pasar. Sedangkan di dalam bangunan pasar commit to user
80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
malah berisi komoditas bahan pangan sehari-hari layaknya pasar pada umumnya. Di sini, Nidul secara impulsif menawar harga sebuah bunga yang akhirnya disetujui oleh penjualnya. Namun tiba-tiba Nidul kehilangan minatnya dan pergi begitu saja yang membuat si penjual kesal. Lalu tiba-tiba ada seorang kakek yang menceritakan tentang sejarah kelam masa lalu tentang pembantaian massal di tempat yang sekarang dijadikan Pasar Kembang tersebut. DUET pun melihat tugu peringatan peristiwa pembantaian tersebut. Kemudian mereka menuju ke Pasar Triwindu atau Windujenar yang terletak di jalan koridor Ngarsopuro. Koridor Ngarsopuro terkenal dengan penampakannya yang klasik dan artistik. DUET menikmati berfoto-foto di sekitar Ngarsopuro sebelum masuk ke Pasar Triwindu. Pasar Triwindu merupakan pasar khusus yang menjual barang-barang seni dan barang antik. Di dalam pasar, mereka berdua melihat-lihat barang-barang yang unik dan antik. Sampai sekarang, para pedagang di Pasar Triwindu masih mau melayani sistem barter, yaitu menukar barang dengan barang, bukan dengan uang. Di sini, Nidul melihat kesalahpahaman dalam tawar-menawar antara seorang turis mancanegara yang tidak bisa berbahasa Indonesia dengan penjual yang tidak bisa berbahasa Inggris. Hari sudah sore ketika DUET mengetahui bahwa setiap hari Sabtu malam, di sepanjang koridor Ngarsopuro ada pasar seni tiban yang biasa disebut Night Market Ngarsopuro. Mereka ingin melihatnya, sehingga mereka menunggu datangnya malam sambil menikmati jajanan gerobak di dekat situ. Night Market Ngarsopuro merupakan wadah bagi para penggerak Usaha Kecil Menengah di Solo untuk menjajakan produknya. Jalan-jalan si DUET ini ditutup dengan commit to user
81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melihat pertunjukan musik di Night Market tersebut. Setelah itu mereka pulang kembali ke kos dengan perasaan puas.
E. Visualisasi Komik 1. Karakter Proses penciptaan karakter untuk buku komik Duet di Pasar Solo ini didapatkan melalui berbagai pengamatan dan pertimbangan. Terdapat dua karakter yaitu Nidul dan Etta, dan keduanya merupakan karakter utama. Untuk menyatukan kedua karakter ini, maka penulis membentuk koalisi yang diberi nama DUET, yang merupakan singkatan nama dari Nidul dan Etta.
Gambar 4.1 : Karakter Nidul
Karakter Nidul digambarkan sebagai mahasiswi Jurusan Sastra Daerah yang berasal dari Jogja. Dia berbadan gemuk dan memiliki kecenderungan commit to user
82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap makanan. Nidul memiliki sifat yang cuek namun lugu khas orang Jawa. Ia juga cenderung agak udik dan lambat dalam berpikir.
Gambar 4.2 : Karakter Etta
Karakter Etta digambarkan sebagai mahasiswi Jurusan Ekonomi yang berasal dari Jakarta. Dia mengenakan kacamata. Etta cenderung lebih cerdas dan modern dibandingkan Nidul.
2. Desain Properti Desain properti pada buku komik DUET di Pasar Solo ini dibagi menjadi dua, yaitu desain properti untuk bagian cerita yang berlatar pada masa sekarang, dan beberapa bagian kecil yang berlatar pada jaman dahulu. Pada latar masa sekarang, desain propertinya adalah sebagai berikut: commit to user
83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Kostum yang digunakan adalah kostum khas sehari-hari dari para karakter. Selebihnya kostum pada orang-orang umumnya adalah pakaian sehari-hari yang disesuaikan dengan latar belakang orang tersebut. b. Arsitektur, bangunan yang ditampilkan kebanyakan bangunan beberapa pasar di Solo. Gambar arsitektur pada buku komik ini mengambil model dari bangunan sebenarnya di pasar Solo. c. Suasana pasar digambarkan dengan mengambil secara garis besar model dari suasana pasar yang sebenarnya. d. Alat transportasi utama pada tokoh sentral komik adalah motor. Namun ada pula penampakan berbagai kendaraan di sekitar Pasar Solo. Sedangkan pada latar masa lalu, desain propertinya adalah kostum yang digunakan oleh orang-orang pada umumnya adalah pakaian khas suku Jawa seperti kebaya, kain jarit, dan blangkon. Tidak banyak arsitektur dan alat transportasi yang digambarkan pada bagian ini.
3. Gaya Gambar Gaya gambar yang digunakan dalam komik DUET di Pasar Solo ini adalah kartun perpaduan antara gaya Amerika dan gaya manga Jepang. Karakter manusianya digambar dengan garis-garis yang sederhana, namun dengan postur tubuh yang semi realis. Untuk latar belakang atau background pada buku komik ini digambar dengan cukup detail dengan garis-garis sederhana. Gaya gambar ini banyak terinspirasi dari gaya gambar komikus-komikus di Indonesia seperti Sheila Rooswitha dan Epiet.
commit to user
84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Teknik Gambar Teknik gambar dalam pembuatan buku komik DUET di Pasar Solo ini outline hitam tebal-tipis dengan ukuran 5-8 point. Teknik pewarnaan didominasi dengan pengguanaan warna flat dengan efek bayangan dan hightlight. Untuk beberapa motif baju seperti batik digambar secara manual bersama dengan pewarnaan. Transisi yang digunakan dalam komik ini adalah Aksi ke aksi, subjek ke subjek., lokasi ke lokasi, aspek ke aspek, dan non sequitor. Sudut pandang yang digunakan dalam komik ini adalah close shot, bust shot, medium close shot, medium shot, medium long shot, long shot, dan distant long shot. Penggunaan beberapa jenis sudut pandang ini bertujuan agar gambar komik tidak monoton.
5. Layout Panel-panel yang digunakan dalam buku komik DUET di Pasar Solo adalah panel terbuka dan panel tertutup. Penggunaan dua macam panel ini secara beriringan dimaksudkan agar gambar tampak lebih bervariasi dan tidak kaku. Tipografi utama yang digunakan pada buku komik ini ada dua macam, yaitu untuk judul divisi dan teks pada komik. Selain itu ada pula tipografi lain yang digunakan sebagai teks tambahan.
commit to user
85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Judul Divisi Untuk judul divisi dalam buku komik, digunakan font Olivier karena berbentuk dinamis memiliki kesan etnis dan tradisional. ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghIjklmnopqrstuvwxyz 1234567890 b. Teks Komik Untuk teks pada komik digunakan font Maritime Tropical Double yang memiliki bentuk seperti tulisan tangan sehingga terkesan lebih santai. ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghIjklmnopqrstuvwxyz 1234567890 c. Lainnya -
Komika Hand
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghIjklmnopqrstuvwxyz 1234567890 -
Rumpletitskin
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghIjklmnopqrstuvwxyz 1234567890 commit to user
86
perpustakaan.uns.ac.id
-
digilib.uns.ac.id
Blessed Day
6. Proses Pengerjaan Proses pengerjaan buku komik DUET di Pasar Solo ini melalu tahap-tahap sebagai berikut: a. Pembuatan Storyboard Storyboard merupakan rancangan kasar untuk menggambarkan urutan adegan dan tata letak panel. Storyboard ini dijadikan acuan dalam menggambar komik dan pemberian teks. Peran storyboard sangat penting untuk mempermudah pengerjaan komik pada tahap selanjutnya. b. Pembuatan Sket Rapi pada Kertas Sket pensil dikembangkan dari storyboard. Pada tahap ini sudah mulai nampak bentuk komiknya. Kemudian sket yang sudah rapi dipindai (scan) ke dalam format digital di komputer. c. Inking Digital Inking adalah proses menghaluskan dan merapikan garis-garis dari gambar sket dengan media yang memiliki kepekatan lebih dari pensil. Pada proses inking ini, penulis langsung menggunakan metode digital yaitu dengan brush tool pada software Adobe Photoshop.
commit to user
87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Coloring Setelah garis-garisnya tergambar dengan rapi, gambar diberi warna flat pada setiap objek. Setelah itu diberi efek bayangan dan highlight untuk memberi kesan ruang pada gambar. Proses ini dilakukan pada software yang sama, yakni Adobe Photoshop. e. Lettering/ Pemberian Teks Setelah proses ilustrasi selesai, baru komik ini diberi teks yang mengacu pada storyboard. Teks komik ini berupa teks narasi yang diletakkan dalam garis kotak, dan teks dialog yang diletakkan dalam balon kata. Proses ini juga dilakukan pada software Adobe Photoshop. f. Penataan Tata Letak Buku Setelah semua halaman komik selesai dibuat, halaman-halaman komik tersebut ditata secara berurutan dan diberi nomor halaman pada software Adobe Indesign.
F. Sampul Sampul atau cover adalah bagian yang penting dalam buku komik. Sampul buku sebaiknya harus dapat merepresentasikan isi dalam buku komik tersebut. Selain itu, sampul juga harus dibuat semenarik mungkin agar konsumen berminat untuk membeli buku komik ini. Adapun unsur-unsur penting yang ada pada sampul buku komik DUET di Pasar Solo adalah:
commit to user
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Judul Artwork judul pada sampul adalah seperti berikut:
Artwork judul pada sampul buku komik DUET di Pasar Solo ini juga berfungsi sebagai logo buku komik. Logogram pada logo ini mengambil bentuk dasar dari bentuk atap khas di pasar-pasar tradisional di Solo. Tipografi utama pada
logo
ini
menggunakan
font
Olivier
yang
tampak
meliuk-liuk
menggambarkan kedinamisan dan etnik. Ada pula bentuk balon kata dengan tulisan ‘komik’ untuk memperjelas bahwa ini merupakan logo dari sebuah buku komik. Tulisan ‘komik’ menggunakan font Hug Me Tight. Warna yang digunakan untuk logo ini adalah kuning dan abu-abu. Warna kuning melambangkan matahari pagi. Sebagaimana yang ada pada Konsep Catur Gatra Tunggal bahwa pasar tradisional adalah lambang perekonomian dan penghidupan. Untuk mencapai perekonomian dan penghidupan hendaknya dilakukan di pagi hari pada saat matahari baru terbit. Abu-abu gelap melambangkan kehangatan sosial yang dapat kita temui di pasar tradisional. Logo atau tanda gambar (picture mark) merupakan identitas yang dipergunakan untuk menggambarkan citra dan karakter suatu lembaga atau commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan maupun organisasi (Adi Kusrianto, 2007 : 3). Judul komik “DUET di Pasar Solo” juga digunakan sebagai logo untuk media promosi komik. Dan berikut adalah Graphic Standar Manual (GSM) dari logo ini: a. Configuration
b. Grid
c. Color
commit to user
90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Clear Space
e. Scale
2. Ilustrasi Ilustrasi utama pada buku komik DUET di Pasar Solo ini adalah tokoh sentral pada cerita komik, yaitu Nidul dan Etta atau disebut geng Duet, dengan ekspresi tersenyum ceria. Ilustrasi lainnya adalah gambaran suasana berbagai pasar tradisional di Solo dengan angle dari atas. commit to user
91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada sampul belakang, ilustrasinya adalah gambar tokoh sentral berada di Pasar Gede. Ilustrasi ini diambil dari salah satu bagian dari isi komik. Ilustrasi Pasar Gede digunakan karena Pasar Gede merupakan ikon yang mewakili pasarpasar tradisional lainnya di Solo. 3. Warna Warna yang dominan pada sampul buku komik DUET di Pasar Solo adalah kuning, yang senada dengan logo dasarnya. Hal ini dimaksudkan agar sampul memiliki identitas yang sama dengan logo. 4. Tipografi Tipografi yang digunakan pada elemen sampul selain logo adalah menggunakan font Aquilia. Elemen-elemen tersebut adalah nama penyusun buku komik, sinopsis (di sampul belakang), dan judul buku (di sampul samping).
G. Media Promosi dan Penempatannya Proses pemilihan media sangat penting karena dengan melalui media suatu pesan atau informasi dibuat dan disampaikan kepada masyarakat. Dalam hal ini pemilihan media harus dapat mudah diterima dan dipahamai oleh target yang dituju yaitu remaja usia 18-24 tahun. Unsur relevansi dan efektif harus dijadikan bahan pertimbangan yang matang untuk memilih media dan penempatannya. Media yang digunakan dalam promosi buku komik DUET di Pasar Solo ini adalah media cetak dan media online. Media tersebut antara lain adalah :
commit to user
92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Target Karya a. Buku Komik DUET di Pasar Solo Target karya disini adalah tujuan atau hasil akhir dari perancangan “Perancangan Buku Komik Pasar Tradisional Surakarta DUET di Pasar Solo” berupa buku komik DUET di Pasar Solo. Buku ini terdiri dari 75 halaman, 58 halaman hitam putih, dan 17 halaman berwarna. Buku Komik DUET di Pasar Solo ini nantinya akan didistribusikan secara online dengan sistem pre-order dan dijual di toko-toko buku. Buku komik ini juga akan dijual pada acara peluncuran buku komik ini. Pada penjualan online dan pada acara peluncuran, akan ada 2 macam pembelian. Yaitu pembelian buku komik saja dan pembelian dengan bonus t-shirt DUET di Pasar Solo, dengan harga yang berbeda.
2. Media Promosi a. Poster Badan poster promosi buku komik DUET di Pasar Solo berisi pesan singkat untuk memberi informasi tentang buku komik tersebut. Poster ini disertai ilustrasi mock-up buku komik DUET di Pasar Solo. Poster juga disertai dengan ilustasi yang senada dengan sampul buku komik sehingga mudah untuk dikenali. Poster ini akan ditempelkan di tempat-tempat yang strategis dan dekat dengan target market seperti di dekat toko-toko buku. Pada toko buku, poster ini akan ditempelkan pada papan informasi buku. commit to user
93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. X-Banner Badan X-banner hampir sama dengan poster dan, namun dengan ukuran fisik yang jauh lebih besar. X-banner ini akan diletakkan di dekat display buku komik DUET di Pasar Solo di toko buku. X-banner juga akan diletakkan di tempat acara peluncuran buku komik ini.
3. Material Promosi a. T-shirt T-shirt merupakan media yang sangat fungsional dan sangat digemari oleh target audiens. Ketika t-shirt dipakai, maka secara tidak langsung akan mempromosikan buku komik DUET di Pasar Solo kepada khalayak. Komposisi karya pada T-shirt ini adalah judul dari buku komik DUET di Pasar Solo disertai ilustrasi tokoh DUET yang terlihat tersenyum ceria. T-shirt akan dijadikan bonus untuk penjualan khusus buku komik DUET di Pasar Solo bersama dengan tote bag. Penjualan khusus tersebut merupakan paket yang berisi buku komik, t-shirt, dan tote bag dengan stok terbatas. Penjualan khusus ini dilakukan melalui online dan pada saat acara peluncuran buku komik.
b. Tote Bag Tote Bag merupakan media yang fungsional yang juga digemari oleh target audiens. Ketika tote bag dipakai, maka secara tidak langsung akan commit to user
94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempromosikan buku komik DUET di Pasar Solo kepada khalayak. Komposisi karya pada tote bag ini adalah logo DUET di Pasar Solo yang sedikir dimodifikasi dan dibuat seamless pattern atau pattern yang berulang. Tote bag akan dijadikan bonus untuk penjualan khusus buku komik DUET di Pasar Solo bersama dengan t-shirt. Penjualan khusus tersebut merupakan paket yang berisi buku komik, t-shirt, dan tote bag dengan stok terbatas. Penjualan khusus ini dilakukan melalui online dan pada saat acara peluncuran buku komik.
4. Merchandise a. Stiker Stiker dapat menjadi merchandise sekaligus media promosi. Ketika stiker ditempelkan ke suatu media, orang akan melihat dan menerima pesan yang disampaikan. Komposisi karya pada stiker DUET di Pasar Solo ini adalah judul buku komik ini disertai ilustrasi tokoh DUET yang tersenyum ceria. Stiker ini akan dijadikan bonus pada setiap pembelian buku komik DUET di Pasar Solo.
b. Pembatas Buku Pembatas buku digunakan sebagai penanda halaman pada buku. Komposisi karya pada pembatas buku komik DUET di Pasar Solo ini adalah ilustrasi yang senada dengan sampul buku komik dan pesan singkat tentang buku komik ini. commit to user
95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pembatas buku ini akan dijadikan bonus pada setiap pembelian buku komik DUET di Pasar Solo.
c. Peta Pasar Tradisional di Surakarta Peta ini digunakan sebagai panduan lokasi pasar tradisional di Kota Surakarta. Peta ini berisi peta Kota Solo dan ada tanda pada setiap lokasi pasar. Pasar yang istimewa dan dapat dijadikan destinasi wisata diberi tanda dengan warna khusus. Peta ini akan dijadikan bonus pada setiap pembelian buku komik DUET di Pasar Solo.
d. Pin Pin merupakan media yang fungsional, yaitu sebagai merchandise dan juga sebagai media promosi saat dikenakan di baju, tas, topi, dan sebagainya. Komposisi karya pada pin DUET di Pasar Solo ini senada dengan sampul buku komik. Pin ini akan diberikan sebagai merchandise pada saat peluncuran buku komik.
e. Gantungan Kunci Gantungan kunci juga merupakan media yang sederhana namun fungsional. Selain sebagai merchandise, gantungan kunci juga dapat dijadikan sebagai media promosi saat dikenakan pada tas, kunci, dan sebagainya. commit to user
96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Komposisi karya pada gantungan kunci DUET di Pasar Solo ini senada dengan sampul buku komik. Gantungan kunci ini akan diberikan sebagai merchandise pada saat peluncuran buku komik.
H. Estimasi Biaya Setiap perancangan tidak bisa lepas dari penghitungan dana. Penghitungan dana untuk perancangan hendaknya diperlukan ketelitian agar perencanaan ini tepat sasaran. Perancangan buku komik DUET di Pasar Solo ini nantinya akan bekerja sama dengan pihak penerbit buku untuk penyelenggaran acara peluncuran buku dan promosi. Berikut ini adalah prediksi biaya yang akan dikeluarkan untuk menunjang promosi buku komik DUET di Pasar Solo: 1. Kalkulasi Biaya Cetak a. Spesifikasi Pekerjaan 1) Jenis Pekerjaan
: Buku Komik “DUET di Pasar Solo”
2) Ukuran
: 17,5 x 25 cm
3) Halaman Isi
: 75, 17 dicetak full color, 58 dicetak hitam-putih
4) Halaman Sampul
: 2, dicetak full color
5) Kertas Isi
: Book Paper 90 gsm
6) Kertas Sampul
: Art Carton 210 gsm
7) Cetakan Isi
: Full Color dan Hitam-putih
8) Cetakan Sampul
: Full Color + laminasi glossy
9) Finishing
: jilid binding commit to user : 3000 buku
10) Oplah Cetak
97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Perhitungan Biaya Cetak dan Pasca Cetak No. Keterangan 1.
Biaya (Rupiah)
Kertas a. Isi b. Sampul
2.
10.500.000 871.000
CTP (Computer to Plate) a. Isi b. Sampul
3.000.000 80.000
3.
Cetak Isi
26.000.000
4.
Cetak Sampul
200.000
5.
Laminasi Sampul
324.000
6.
Biaya Potong
7.
Jilid binding
3.000.000
8.
Biaya Desain Layout
7.000.000
Total Biaya Cetak
51.005.000
30.000
c. Harga Pokok Produksi Dari hasil penjumlahan rincian biaya di atas, harga pokok produksi buku komik DUET di Pasar Solo adalah Rp 51.005.000,- : 3000 eksemplar = Rp 17.002,-. Apabila ditambahkan dengan biaya distribusi, royalti penyusun buku komik, laba penerbit, dan pemberian bounus merchandise dan lain-lain oleh commit Rp to user penerbit, harga di pasaran bisa mencapai 60.000,- per buku komik.
98
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Aktivasi (Peluncuran Buku Komik) Aktivasi buku komik DUET di Pasar Solo dilakukan di tiga kota di Indonesia, dengan rincian biaya rata-rata dari masing-masing kota sebagai berikut: 1.
Biaya sewa tempat
1.500.000
2.
Setting tempat
2.500.000
Total
3.500.000
Total biaya di 3 kota
10.500.000
3. Material Promosi No. Jenis Media
Ukuran/Tipe
Produksi
Biaya
1.
Poster
A3
1 rim
450.000
2.
X-Banner
60 x 180 cm
2 buah
130.000
3.
Stiker 1
6 x 8 cm
1500 buah
600.000
4.
Stiker 2
8 x 5 cm
1500 buah
600.000
5.
Pembatas Buku
5 x 8 cm
3000 buah
325.000
6.
Peta Pasar Solo
17 x 25 cm
3000 buah
720.000
7.
T-shirt
8.
Pin
9. 10.
100 buah
4.000.000
Diameter 4,4 cm
100 buah
500.000
Gantungan Kunci
Diameter 4,4 cm
100 buah
750.000
Tote Bag
25 x 35 cm
100 buah
3.500.000
Total Sumber : www.amanioffset.com
11.575.000 commit to user
99