BAB IV KONSEP
4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan ini adalah fasilitas umum untuk komersial. Untuk mendukung maupun mempromosikan kawasan yang baru ini dibutuhkan sarana transportasi untuk mencapai kawasan ini maupun sebagai alat transportasi unggulan untuk berpindah tempat. Stasiun Manggarai merupakan pintu gerbang ke ibu kota Jakarta dan salah satu pemicu pertumbuhan di kawasan yang baru sehingga dibutuhkan bentuk stasiun yang menarik untuk bisa menjadi ikon baru di kawasan ini maupun di Jakarta. Selain menjadi ikon, stasiun ini juga dijadikan sebagai jembatan untuk dua wilayah kawasan yang terhalangi oleh rel kereta api. Jembatan ini bisa digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat untuk menyebrang ke wilayah sebelahnya. Untuk menambah profit bagi stasiun dan juga untuk menghidupkan stasiun di malam hari, jembatan ini akan digunakan sebagai zona komersial stasiun yang dikelola oleh pihak swasta. Di dalam zona ini terdapat retail yang menjual barang-barang kebutuhan, minimarket, restoran, dan cafe. Oleh karena itu, zona ini merupakan sebuah ruang publik yang dapat dimasuki oleh pengunjung umum. Selain untuk pengunjung umum, zona ini juga dapat dimanfaatkan bagi penumpang kereta yang menunggu lama, maupun sebagai tempat yang bisa dituju ketika akan masuk dan keluar dari stasiun.
Gambar 38 : Sirkulasi Sumber: dokumentasi pribadi
69
4.2 Konsep Tapak 4.2.1 Pengelompokan Fungsi Tapak stasiun Manggarai yang sekarang ini terdiri dari bangunan stasiun, peron, depo stasiun, dan lain-lain, akan dipindahkan ke tempat lain sehingga tapak yang ada akan dianggap kosong.
Gambar 39 : Tapak Sumber : dokumentasi pribadi
Rel kereta api pada stasiun ini akan ditambah dari enam jalur menjadi 11 jalur di atas tanah untuk fungsi kereta komuter dan kereta bandara; delapan jalur melayang untuk fungsi kereta jarak jauh. Penempatan fungsi-fungsi ruangan untuk komuter, jarak jauh, dan bandara pada bangunan stasiun diletakan berdasarkan letak jalurnya masing-masing. Fungsi ruangan untuk komuter dan bandara diletakkan di atas jalur; fungsi ruangan untuk jarak jauh diletakkan di bawah jalur. Penempatan seperti ini dilakukan untuk memudahkan pergerakan penumpang.
Gambar 40 : Pembagian Zona Fungsi Sumber : dokumentasi pribadi
70
Massa bangunan stasiun yang baru berjumlah satu massa sebagai tindakan untuk mengefisienkan dan mengefektifkan program ruang. Selain itu, perancangan satu massa ini juga untuk memudahkan penumpang untuk berpindah tujuan kereta api dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Penempatan fungsi ruang publik (jembatan) pada stasiun yang baru ini diletakan di bagian Utara dari fungsi yang lain. Penempatan ini dilakukan untuk memisahkan antara fungsi transit stasiun yang dapat digunakan oleh penumpang kereta dan fungsi ruang publik yang dapat digunakan oleh pengunjung umum sehingga fungsi ruang publik masih bisa digunakan meskipun fungsi transit sudah tutup di malam hari.
Gambar 41 : Zoning Tapak Sumber : dokumentasi pribadi
4.2.2. Pencapaian Untuk mencapai bangunan stasiun ini dapat dilakukan dengan berbagai moda yaitu angkutan umum, pribadi dan kereta api. Angkutan umum dari utara dapat menggunakan taksi, mikrolet, bajaj, dan ojek. Oleh karena itu disediakan tempat pemberhentian yang teratapi untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang dan juga untuk mengurangi kemacetan bila berhenti langsung di pinggir jalan. Untuk taksi akan disediakan tempat parkir untuk menunggu penumpang di Utara dan Selatan dan pedestrian ke bangunan diberi atap untuk kenyamanan penumpang. Bagi penumpang yang menggunakan bus dan busway dari sebelah Barat tapak, disediakan jalur pedestrian yang teratapi dari jalan sampai ke bangunan.
71
Gambar 42 : Peletakan Drop Off Sumber : dokumentasi pribadi
Penggunaan kendaraan pribadi yang hanya mengantar sampai depan stasiun diberikan area drop off beratap yang dapat digunakan lima mobil pada drop off Utara dan 11 mobil pada drop off Selatan. Parkir kendaraan pribadi pada bagian Utara disediakan 20 parkir mobil dan 98 parkir motor. Jumlah yang sedikit pada daerah Utara ini karena keterbatasan lahan. Parkir kendaraan pribadi pada bagian Selatan disediakan 178 parkir mobil dengan 118 diatas tanah dan 60 di semi basement, 100 parkir motor di semi basement.
Gambar 43 : Peletakan Area Parkir Sumber : dokumentasi pribadi
Pencapaian menggunakan kereta api dapat dilakukan dengan berbagai kereta yaitu komuter, jarak jauh, dan bandara. Peron kereta untuk menaiki dan menuruni penumpang harus dapat membuat nyaman penumpang.
72
4.3 Konsep Bangunan 4.3.1. Bentuk Bangunan Stasiun Manggarai merupakan bangunan transportasi yang menaungi pergerakan manusia dan kereta api. Pada stasiun ini pergerakan dinamis yang terus mengalir merupakan pergerakan utama bangunan ini. Oleh karena itu konsep bentuk bangunan stasiun diambil dari analogi pergerakan tersebut. Pada bentuk geometris, bentuk melengkung merupakan analogi dari bergerak yang terus mengalir sehingga pada bangunan stasiun ini bentuk yang dominan adalah bentuk-bentuk yang melengkung.
Gambar 44, 45, 46, dan 47 : Preseden Bentuk
73
Peron stasiun Manggarai juga mengambil bentuk dinamis supaya bentuk bangunan masih dalam satu kesatuan dengan bentuk utama. Peron stasiun Manggarai yang baru berbentuk melengkung yang berulang-ulang.
Gambar 48 dan 49 : Preseden Bentuk
Gambar 50 dan 51: Preseden Bentuk
Selain bentuk dinamis, stasiun yang baru juga berbentuk modern dengan penggunaan material baja dan alumunium. Mengekspos struktur bangunan yang menggunakan baja seperti atap dan dinding. Bentuk yang modern ini akan menjadikan bangunan stasiun Manggarai yang baru menjadi ikon yang baru dikawasan Manggarai maupun Jakarta.
Gambar 52 dan 53 : Preseden Bentuk
74
4.3.2. Material Bangunan Untuk menjadikan stasiun Manggarai sebagai stasiun yang modern maka material yang digunakan adalah baja dan alumunium. Atap bangunan menggunakan material zincalume dan menggunakan solar tuff sebagai material skylight. Struktur atap ini menggunakan material pipa baja berbentuk truss yang dapat dijadikan elemen estetis.
Gambar 54, 55, 56, 57, dan 58 : Preseden Bentuk
75
Dinding bangunan stasiun yang baru menggunakan analogi dari anyaman bambu karena material anyaman bambu merupakan material yang sering digunakan di Indonesia khususnya pada rumah tradisional. Bentuk elaborasi material ini digunakan sebagai dinding bangunan supaya menjadi ciri khas bangunan Indonesia. Analogi anyaman ini menggunakan material yang modern yaitu alumunium. Selain alumunium, dinding bangunan juga menggunakan material kaca sebagai elemen transparan.
Gambar 59, 60, 61, dan 62 : Preseden Bentuk Sumber :
4.3.3. Pola Ruang Stasiun Manggarai memiliki berbagai fasilitas di antaranya fasilitas transit (kereta api), fasilitas komersial, fasilitas administrasi, dan fasilitas utilitas. Fasilitas transit dibagi menjadi tiga yaitu untuk penumpang komuter, penumpang jarak jauh, dan penumpang bandara. Hall utama merupakan pintu masuk kedalam fungsi stasiun ini. Hall dibagi menjadi dua yaitu hall Utara dan hall Selatan. Sehingga pola ruang pada stasiun Manggarai yang baru:
76
Diagram 5. Hubungan Antarruang secara Umum Sumber : dokumentasi pribadi
Diagram 6. Hubungan Antarruang Sumber : dokumentasi pribadi
77
4.4. Konsep Struktur 4.4.1. Sistem Struktur Sistem struktur bangunan menggunakan sistem portal. Sistem portal dibagi menjadi dua jenis berdasarkan material yang digunakan yaitu sistem rangka baja dan sistem portal beton bertulang. Untuk struktur bangunan yang terdapat rel kereta api di atasnya (pada kereta api jarak jauh) menggunakan sistem struktur portal beton bertulang. Sistem ini juga digunakan pada struktur lantai bangunan stasiun. Penggunaan sistem ini disebabkan beban yang berada di atasnya sangat berat sehingga akan menekan sistem strukturnya. Sistem struktur yang tahan terhadap gaya tekan yang besar adalah beton bertulang. Kolom ditempatkan berdasarkan grid-grid kolom. Untuk stasiun Manggarai yang baru jarak grid kolomnya berdasarkan panjang tangga dan ekskalator sehingga jarak antar grid berbeda-beda. Sistem struktur rangka baja digunakan pada atap bangunan stasiun, peron, dan dinding bangunan bagian Barat. Atap bangunan stasiun menggunakan sistem rangka karena ruang-ruang yang berada didalamnya harus bebas dari kolom agar tidak menghalangi pergerakan penumpang. Rangka yang digunakan adalah rangka ruang (space) yang diulang pada jarak tertentu. Rangka ruang digunakan pada atap stasiun karena jarak yang ditutupi cukup lebar. Sistem rangka pada peron digunakan pada atap peron. Penggunaan sistem ini disebabkan sifat rangka baja lebih ringan daripada sistem menggunakan beton. Struktur rangka pada dinding bagian Barat menggunakan rangka bidang yang diulang pada jarak tertentu. Pengulangan ini disamakan dengan pengulangan pada rangka atap. Sistem rangka ini digunakan karena dinding ini cukup tinggi dan akan memberikan kesan ringan pada bangunan.
4.4.2. Pengaruh Struktur Terhadap Arsitektur Sistem struktur yang digunakan pada bangunan stasiun adalah beton bertulang dan rangka baja. Kolom bangunan dari beton dibiarkan terekspos untuk memberikan kesan berbeda dari penggunaan struktur rangka baja yang dominan. Selain itu untuk memberikan kesan modern melalui penggunaan warna abu-abu. Sistem rangka baja pada atap dibiarkan terekspos untuk menjadi elemen estetis di dalam bangunan dan juga karena rangka atap berbahan baja cukup mahal sehingga
78
jika di tutup akan menjadi sia-sia. Struktur rangka baja yang diekspos juga membuat kesan bangunan menjadi modern.
4.4.3. Cara Membangun Stasiun ini dibangun melalui beberapa tahap yaitu tahap struktur, tahap utilitas, tahap finishing. Tahap pembangunan struktur dibagi menjadi pembangunan pondasi; pembangunan kolom,balok, dan pelat lantai; pembangunan rangka atap dan penutup atap. Pondasi yang digunakan adalah bored pile, sehingga cara membangunnya dengan menggali tanah dan di cor dengan beton bertulang. Setelah membuat pondasi, pembangunan selanjutnya adalah membangun kolom, balok, dan pelat lantai dengan cara dicor beton. Pembangunan rangka atap dari baja dilakukan setelah pengecoran kolom. Rangka dari baja ini dirakit di pabrik pembuat rangka baja tetapi dibagi menjadi beberapa bagian sebelum dibawa ke lapangan. Pembagian ini dilakukan karena rangka baja yang dirakit cukup panjang sehingga menyulitkan proses pemindahannya. Rangka baja ini disusun kembali dengan mengencangkan baut-baut penghubung. Setelah rangka ini selesai, selanjutnya di pasang penutup atap. Setelah struktur bangunan selesai dibangun, proses selanjutnya adalah merakit penutup peron dari rangka baja dengan mengencangkan baut-baut penghubung. Pemasangan utilitas pada bangunan stasiun ini dilakukan bersamaan dengan pemasangan elemen-elemen arsitektural.
4.5. Konsep Utilitas 4.5.1. Drainase Tapak Drainase pada bagian luar bangunan stasiun Manggarai dialirkan melalui selokan yang tertutup. Aliran ini mengalir sampai ke sungai disebelah barat stasiun. Selokan ini diletakan disamping jalur pedestrian dan memotong jalur kendaran. Untuk jalur kendaraan diberikan lubang dibagian pinggirnya supaya dapat masuk ke dalam selokan.
4.5.2. Penyaluran Air Hujan Atap bangunan stasiun sangat besar sehingga perlu diberi talang pada tiap meternya untuk membagi air hujan yang mengalir. Pembagian dengan talang ini untuk
79
mengurangi volume air hujan di talang akhir. Dari talang atap langsung masuk pada talang vertikal di samping kolom dan selanjutnya masuk ke dalam selokan tertutup.
4.5.3. Pengkondisian Udara Pengkondisian udara bangunan stasiun Manggarai yang baru hampir semua ruangannya menggunakan pengkondisian udara buatan. Pengkondisian udara buatan di dalam stasiun menggunakan sistem sentral. Udara yang dingin dan segar disalurkan Air Handling Unit melalui saluran AC diatas langit-langit sedangkan udara panas dihisap oleh exhaust fan dan dikeluarkan di atas bangunan.
4.5.4. Akustik Atap bangunan yang menggunakan zincalume menyebabkan suara yang sedikit bising sehingga perlu digunakan peredam suara dibawah penutup atap. Peredam suara ini menggunakan material terpal yang digantung pada struktur atap. Untuk ruangan yang membutuhkan kebisingan yang kecil digunakan acoustic tile pada langit-langit. Untuk ruang rapat di pasang dinding peredam disetiap dindingnya.
4.5.5. Elektrikal Elektrikal pada stasiun Manggarai digunakan untuk menjalankan kereta api listrik, untuk eskalator, lift, gerbang elektrik, transaksi tiket, mesin x-ray, lampu, audio, dan lain-lain. Jalur elektrikal untuk menjalankan fungsi tersebut di bagi menjadi dua yaitu melewati langit-langit dan melewati lantai. Untuk mengatur lampu, suhu, suara,dan lain-lain di daerah ruang publik, hall, dan concourse disediakan ruangan kontrol.
4.5.6. Plumbing Air pada stasiun ini berasal dari air tanah yang dibor. Air ini dipompa dan ditampung di reservoir air. Selanjutnya dipompa kembali ke roof tank untuk ditampung. Penyaluran ke ruangan yang membutuhkan air melalui pipa-pipa. Arah horisontal melalui pipa ducting dan arah vertikal menggunakan shaft. Air kotor dari masing-masing ruangan yang menggunakan air, disalurkan menggunakan pipa yang berbeda. Cara penyalurannya sama dengan cara penyaluran air bersih. Air kotor ini diolah dulu sebelum dibuang ke sungai.
80