BAB IV KONSEP
4. 1
IDE AWAL Kampung kota merupakan sebuah fenomena yang cukup unik, di samping memiliki
karakteristik kampung, namun memiliki karakteristik perkotaan. Kampung memiliki sifat rasa kekeluargaan yang tinggi, ritme hidup rendah, masyarakat lebih homogen dan memiliki areal lahan yang luas. Sedangkan karakteristik perkotaan bersifat individualistis, ritme hidup yang tinggi, lebih heterogen, dan lahan yang terbatas. Kedua unsur tersebut berpadu menjadi kampung kota yang saling bertolak belakang namun dapat saling berdampingan. Pada rumah susun sendiri fenomena tersebut diterjemahkan pada teritorialitas di dalam kawasan sehingga menciptakan ruang – ruang untuk bersosialisasi sekaligus untuk menjaga privasi. Kepemilikan lahan yang dimiliki oleh pemerintah dan sebagian oleh para pemilik tanah digunakan secara bersama sama untuk penyediaan rumah susun dengan kebijakan Social Landlords dimana para pemilik tanah bersedia untuk bersama sama dengan pemerintah membangun sebuah perumahan dengan sistem saham.
4. 2
KONSEP TAPAK
4. 2. 1 Pengelompokan Fungsi Terdapat 8 buah blok pada kawasan ini, yaitu 2 buah blok berupa rusun milik, dan 6 buah blok berupa rusun sewa. Rusun milik dialokasikan untuk merumahkan kembali para penghuni sebelumnya yang memiliki tanah di dalam kawasan, sedangkan rusun sewa selain untuk merumahkan kembali penghuni sebelumnya yang menyewa kepada pemilik tanah, juga diperuntukan bagi penghuni baru dari luar kawasan. Selain fungsi hunian, didalam kawasan sendiri terdapat fungsi komersial. Fungsi komersial berupa 2 buah bangunan yang difungsikan sebagai pujasera, minimart dan 2 blok lantai bawah rusun sewa sebagai tempat usaha yang dapat disewa baik oleh penghuni ataupun luar. Pemberian fungsi komersial pujasera sebagai relokasi dari fungsi komersial informal yang berada disepanjang jalan Linggawastu yang tidak teratur. Pujasera juga difungsikan sebagai faktor penarik ke dalam kawasan fungsi hunian terbagi menjadi 2 buah kelompok berdasarkan jenis kepemilikan rusun sewa dan milik yang disatukan oleh fungsi komersial. 46
Jl. Cihampelas
Cluster 1
ko mer sial Cluster 2
Jl. LInggawastu
Area komersial
Fungsi utilitas dalam kawasan berupa tempat pembuangan sampah (TPS) kawasan dan rumah pompa.
4. 2. 2 Pencapaian Pencapaian ke dalam kawasan dapat dicapai melalui Jl.Cihampelas dan Jl. Linggawastu serta jalan jalan lingkungan yang terhubung dengan perkampungan taman sari di sekitar kawasan. Pada jalan Linggawastu berupa jalan buntu yang tidak diberi putaran untuk meminimalkan arus kendaraan bermotor di dalam lingkungan, dan jalan tersebut difungsikan juga sebagai tempat parkir bagi penghuni. Jalan Cihampelas secara sengaja tidak disambungkan dengan jalan Linggawastu untuk mencegah terbentuknya jalan alternatif umum dari jalan Cihampelas menuju Jalan Wastukencana. Pencapaian kedalam kawasan sendiri ditandai dengan sebuah gerbang berupa gapura sebagai identitas kawasan sekaligus sebagai pembatas teritorialitas kawasan terhadap lingkungan sekitarnya.
47
4. 2. 3 Sirkulasi Luar Bangunan Sirkulasi di dalam kawasan terbagi menjadi 2 antara sirkulasi untuk kendaraan bermotor dan untuk pejalan kaki. Pada sirkulasi bagi kendaraan bermotor hanya terbatas pada jalan akses menuju kawasan, sedangkan di dalam kawasan sendiri lebih diutamakan sirkulasi bagi pejalan kaki dan sepeda. Hal tersebut merupakan bagian terjemahan dan sirkulasi pada perkampungan yang lebih didominasi oleh sirkulasi bagi pejalan kaki. Sirkulasi di dalam kawasan sendiri bersifat permeabel di mana antar jalan di dalam kawasan dapat saling menembus (terjemahan dari jalan gang di kampung) dan di bagian kawasan yang berbatasan dengan perkampungan jalan tersebut saling berhubungan.
Jalur pejalan kaki
Gang antar bangunan
4. 2. 4 Penataan Massa Penataan massa bangunan berorientasi pada perbedaan kontur di dalam kawasan, dengan titik tertinggi yang berbatasan dengan perkampungan tamansari dan titik terendah pada jalan Wastukencana. Perbedaan antara titik tertinggi dan terendah sebesar 5m.
48
4. 2. 5 Pembentukan Ruang Luar Ruang luar antar bangunan yang terbentuk selain menjadi jalan sirkulasi antara bangunan juga menjadi ruang – ruang untuk berinteraksi. Pada setiap kelompok blok juga disediakan ruang – ruang bersama untuk bersosialisasi berupa lapangan voli dan taman relaksasi pada lingkaran merah di gambar di bawah ini.
Area bersama
4. 3
Konsep Bangunan Setiap blok pada rusun memiliki 5 lantai dengan hierarki vertikal. Pada lantai dasar
berupa ruang komunal pada blok tersebut yang sekaligus menjadi area semi publik di dalam kawasan. Pada lantai dasar juga terdapat sirkulasi terusan dari sirkulasi di dalam kawasan yang bersifat permeabel. Terdapat ruang komunal sekunder di dalam blok pada lantai 2 dan 3. Pada lantai 2 berupa mushola dan ruang komunal, sedangkan pada lantai 3 berupa taman dan ruang komunal.
Ruang komunal bangunan lantai 3
Ruang komunal bangunan lantai dasar
49
Selubung bangunan rusun berupa finishing cat dengan warna yang berbeda pada fasade setiap bangunan sebagai identitas pada setiap blok rusun. Penggunaan cat juga untuk efisiensi biaya pembangunan. Untuk menimbulkan kesan rapi pada fasade blok maka digunakan jalusi besi yang sekaligus sebagai kamuflase pada ruang jemur agar tidak terlihat kumuh. Penggunaan tangga melayang pada setiap blok dapat menjadi aksen pada bangunan. Pada setiap blok bangunan menggunakan atap kupu – kupu untuk memberikan skylight dan agar tidak berkesan membosankan pada penampilan tampak bangunan.
Perspektif bangunan blok
Tampak depan bangunan
Tampak samping bangunan
50
4. 4
Konsep struktur Struktur prefabrikasi dipilih dalam metode konstruksi rumah susun Linggawastu
mengingat kecepatan pembangunan menjadi pertimbangan penting dalam perancangan, karena saat ini area perkampungan pangumbahan cukup padat. Sebagai bagian dari program peremajaan kawasan tamansari, maka persentase penggunaan lahan harus secepatnya dikurangi dengan cara membuat rumah susun. Karena, semakin cepat pemindahan masyarakat akan semakin cepat proses peremajaan dapat dimulai.
4. 5
Konsep Utilitas
4. 5. 1 Air bersih Pada desain rumah susun ini menggunakan sumber air dari PDAM. Air dari PDAM di simpan pada gorund tank sebagai cadangan air, kemudian dipompa ke atas bangunan (roof tank), dan didistribusikan ke setiap unit dalam blok bangunan melalui sistem gravitasi.
`
Rencana utilitas air bersih pada rumah susun
PDAM
Reservoir bawah
Mesin pompa
Reservoir atas
Unit hunian
Skema Rencana utilitas air bersih pada rumah susun
4. 5. 2 Air kotor Sungai Cikapundung merupakan salah satu jalur utama pembuangan kota. Oleh sebab itu rumah susun yang akan di desain secara prinsipiil memanfaatkan kedekatan lokasi, tetapi dengan terlebih dahulu melakukan pengolahan terhadap air buangan tersebut agar tidak mencemari sungai Cikapundung. 51
Sumber air limbah rumah tangga berasal dari kamar mandi, tempat cuci, dapur dan toilet / kakus. Air limbah rumah tangga jika dilihat dari sumbernya dibagi menjadi dua, yaitu: Air limbah rumah tangga yang berasal dari toilet / kakus (black water) Air limbah rumah tangga non kakus / mandi dan cuci (grey water) Riol lingkungan Air hujan
Sungai Cikapundung
Cadangan hydrant
Sumur resapan
Tanah Skema Rencana pembuangan grey water pada kawasan rusun
Air cuci
Sumur raesapan
Riol lingkungan
Riol kota
Saluran pembuangan kota Bandung: Sungai Cikapundung
Skema 3. 3 Rrencana pembuangan grey water pada kawasan rumah susun
Rencana pembuangan black water pada kawasan rumah susun
52
Air tinja
Septic tank
Sumur resapn
Diendapkan
Skema 3. 4 Rencana pembuangan black water pada kawasan rumah susun
4. 5. 3 Sampah Dalam kawasan rusun disediakan tempat pembuangan sampah sementara agar tidak merusak kebersihan lingkungan jalan Cihampelas dan citra kawasan kampung Pangumbahan. Sampah per unit hunian
Shaft sampah
Bak sampah bangunan
TPS lingkungan
TPA kota Bandung
Skema 3. 4 Rencana pembungan sampah kawasan rumah susun
53