4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1
Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui
adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain yang tepat antara fungsi, aktifitas yang diwadahi, serta sesuai dengan konteksnya. Hasil rancangan ini membuat sebuah karya arsitektural disebut hasil rancangan yang berhasil. Demikian halnya dalam membangun sebuah galeri gerabah – restoran, sebuah bangunan mixed – use antara galeri gerabah dan juga restoran yang harus saling berintegrasi dan melengkapi. Fokus utama pada bangunan ini adalah galeri gerabah yang didukung dengan adanya restoran yang bertindak sebagai tempat istirahat dan juga sebagai ruang promosi sebagian kecil gerabah yang terdapat di galeri. Selain itu, terdapat juga workshop yang terdapat pada restoran yang ikut mempromosikan pembuatan gerabah. Galeri yang menjadi fokus utama dari bangunan mixed – use ini didasari karena pentingnya sistem arsitektural yang standart pada galeri dan juga fungsi utamanya sebagai bangunan komersial, yaitu meningkatakan penjualan gerabah. Restoran, menjadi bagian penting dalam perancangan ini karena jumlahnya yang minim di Kasongan, yang dapat memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Tidak melupakan fokus utamanya, yaitu gerabah, pada restoran terdapat area pameran dan juga workshop untuk media promosi. Galeri dan restoran ini dapat menciptakan fungsi – fungsi ruang yang saling melengkapi yang diwujudkan dalam karya arsitekur.
70
Gambar 4.1 Pendekatan Fungsi
4.2
Konsep Ruang
4.2.1
Konsep Ruang Dalam
4.2.1.1 Kebutuhan Ruang a.
Dalam galeri gerabah – restoran dibutuhkan ruang – ruang yang harus mampu mengakomodasi kegiatan antara pengunjung dan juga pengelola. Adapun ruang – ruang yang harus terdapat di dalam galeri – restoran berikut persyaratan dan sifat – sifatnya seperti ada pada tabel – tabel berikut ini adalah : Ruang Kegiatan Utama Tabel 4. 1 Kebutuhan Ruang Kegiatan Utama
No.
Ruang Kegiatan
Persyaratan
Sifat
1.
Entrance
Mudah dicapai, terbuka
Publik
2.
Lobby
Mudah dicapai, terbuka, komunikatif
Publik
3.
Galeri
Terbuka, fleksibel, komunikatif
Publik
4.
Pengelola
Tertutup, tenang
Private
5.
Restoran
Terbuka, fleksibel, nyaman
Publik
6.
Dapur
Bersih, fleksibel
Private
Mudah dicapai, tenang
71
7. Workshop b. Ruang Kegiatan Pengelola
Semi Private
Tabel 4. 2 Kebutuhan Ruang Kegiatan Pengelola
No.
Ruang Kegiatan
1.
Ruang Pimpinan
2.
Ruang Administrasi
3.
Ruang Rapat
4.
Ruang Karyawan
5.
Toilet c.
Persyaratan
Sifat
Aksesibilitas yang baik dengan ruangan lain
Private
Fleksibel
Semi Private
Tenang
Private
Tenang, aksesibilitas yang baik dengan ruangan lain
Private
Mudah dicapai, bersih
Semi Private
Ruang Kegiatan Penunjang Tabel 4. 3 Kebutuhan Ruang Kegiatan Penunjang
No.
Ruang Kegiatan
Persyaratan
Sifat
Aman, tersembunyi, terawat
Private
1.
Gudang
2.
Tempat Ibadah
Mudah dicapai, tenang
Publik
3.
Toilet
Mudah dicapai, bersih
Publik
72
4.2.1.2 Luas Ruang a.
Ruang Kegiatan Galeri Tabel 4. 4 Ruang Kegiatan Galeri
Kapasitas (orang)
Standar (m2/orang)
Unit
Total
Lobby Utama
10
5
1
50 m2
R. Pameran
300
3
1
900 m2
R. Pimpinan
1
15
1
15 m2
R. Administrasi
1
9
1
9 m2
R. Kurator
2
4
1
8 m2
R. Karyawan
7
6
1
42 m2
Toilet Karyawan
10
2
1
20 m2
R. Rapat
8
3
1
24 m2
R. Penyimpanan
-
-
1
100 m2
10
6
1
60 m2
Ruang Kegiatan
Workshop
Sirkulasi 20%
245,6 m2
TOTAL
1473,6 m2
73
b.
Ruang Kegiatan Restoran Tabel 4. 5 Ruang Kegiatan Restoran
Kapasitas (orang)
Standar (m2/orang)
Unit
Total
Lobby
5
5
1
25 m2
R. Makan Indoor
80
2
1
160 m2
R. Makan Semi Outdoor
70
2
1
140 m2
Dapur
6
4
1
24 m2
R. Penyimpanan
-
-
1
30 m2
R.Karyawan
12
6
1
72 m2
Toilet Karyawan
12
2
1
24 m2
Ruang Pameran Tambahan
-
4
20
80 m2
Ruang Kegiatan
c.
Sirkulasi 20%
111 m2
TOTAL
666 m2
Ruang Kegiatan Penunjang Tabel 4. 6 Ruang Kegiatan Penunjang
Kapasitas
Standar (m2/orang)
Unit
Total
-
-
1
200 m2
Tempat Ibadah
12
1
2
24 m2
Toilet
6
4
2
48 m2
Tempat Sampah
-
-
-
4 m2
Ruang Kegiatan Gudang
Sirkulasi 20%
55,2 m2
TOTAL
331,2 m2
TOTAL KESELURUHAN
2470,8 m2
74
4.2.1.3 Pengelompokan Ruang Bangunan mixed – use ini memiliki dua fungsi yang berbeda, yaitu sebagai galeri gerabah dan restoran. Keduanya mengakomodasi kegiatan yang berbeda. Berikut ini merupakan pengelompokan ruang yang dapat dikelompokkan : a. Area Publik, mencakup area komersial yang menjadi fungsi dari bangunan seperti galeri gerabah dan restoran. Adapun ruangan lain yang terdapat dalam area publik, termasuk ruang penunjang fungsi, seperti lobby, toilet, dan musholla. b. Area Semi – Publik adalah area tempat terjadinya interaksi antara pengunjung dan karyawan, seperti ruang administrasi dan workshop. c. Area Privat, mencakup ruang – ruang yang hanya boleh dimasuki oleh karyawan.
Gambar 4.2 Pengelompokan Ruang Galeri Gerabah – Restoran
4.2.1.4 Sirkulasi Ruang Dalam Sirkulasi yang terdapat pada bangunan adalah sirkulasi vertikal dan horizontal, yang dibagi dalam fungsi ruangannya masing – masing. Penataan sirkulasi ini berdasarkan : a. Pengunjung, pengalaman ruang yang menarik dan kemudahan menjangkau ruangan yang ditujukan untuk pengunjung b. Sistem sirkulasi yang dijangkau dengan hierarki ruangannya masing – masing c. Ruang transisi yang mampu mengikat kedua fungsi ruangan utama dalam satu bangunan mixed – use
75
d. Sistem sirkulasi yang berfungsi sebagai penunjuk dan kemudahan dalam mengarahkan ke ruangan yang dituju Pada galeri gerabah – restoran, pola sirkulasi dibedakan menjadi dua, yaitu: sirkulasi karyawan dan sirkulasi pengunjung.
Gambar 4.3 Sirkulasi dari dalam ke Luar Bangunan
Sirkulasi merupakan sistem yang penting dalam sebuah bangunan komersial untuk dapat mengarahkan pengunjung pada tujuannya masing – masing. Sistem sirkulasi harusnya dapat bersifat efektif, antara sirkulasi horizontal maupun sirkulasi vertikal. Karena itu terdapat pemisahan antara pola sirkulasi pengunjung dan karyawan. Sirkulasi horizontal pengunjung dimulai dari bagian selatan, sedangkan karyawan dimulai dari bagian utara. Sirkulasi vertikal pengunjung dan karyawan menggunakan tangga dengan letak yang berbeda.
76
a. Pola Sirkulasi Pengunjung
Gambar 4.4 Pola Sirkulasi Pengunjung
b. Pola Sirkulasi Direktur
Gambar 4.5 Pola Sirkulasi Direktur
77
c.
Pola Sirkulasi Karyawan Galeri Gerabah
Gambar 4.6 Pola Sirkulasi Karyawan Galeri Gerabah Sumber: Analisa Penulis
d.
Pola Sirkulasi Karyawan Restoran
Gambar 4.7 Pola Sirkulasi Karyawan Restoran
78
e.
Pola Sirkulasi Gerabah
Gambar 4.8 Pola Sirkulasi Gerabah
f.
Pola Sirkulasi Bahan Makanan
Gambar 4.9 Pola Sirkulasi Bahan Makanan
4.2.1.5 Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang terdapat pada galeri gerabah – restoran terbagi atas dua sistem pencahayaan, yaitu : a. Pencahayaan alami Pencahayaan alami pada bangunan berasal dari penggunaan material pada fasad bangunan. Penggunaan fasad yang transparan mampu memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan. Untuk menghindari penyinaran secara langsung, terdapat vegetasi dan tritisan yang mampu memantulkan cahaya matahari langsung. Konsep pencahayaan alami ini mampu menghemat penggunaan pencahayaan buatan pada siang hari.
79
Gambar 4.10 Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan Tropis Sumber: Krisnany, Medy, 2012
b. Pencahayaan buatan Pencahayaan buatan dominan digunakan pada malam hari, untuk membantu kegiatan pada galeri gerabah – restoran tetap beraktifitas. Terdapat tiga jenis pencahayaan yang terdapat pada galeri - restoran ini, yaitu : general lighting (pada lobby, galeri, restoran, dan ruangan –ruangan yang privat), spot lighting (pada beberapa area gerabah tertentu yang ingin ditonjolkan), dan decorative lighting (pada entrance dan restoran untuk memberi kesan hangat). 4.2.1.6 Sistem Penghawaan Penghawaan pada bangunan didominasi dengan penghawaan buatan yang menggunakan jenis ac split, yaitu pada ruangan galeri dan indoor restaurant untuk memberikan kenyamanan pada pengunjung dan karyawan. Penggunaan penghawaan buatan juga sekaligus menjaga gerabah agar tetap pada suhu ruangan menghindari rusaknya struktur dan teksturnya. Sedangkan pada semi outdoor restaurant menggunakan penghawaan alami yang berasal dari luar bangunan, yang melewati pohon – pohon rindang sehingga udara panas dapat disaring sebelum masuk ke dalam area semi outdoor restaurant.
80
4.2.1.7 Sistem Display Gerabah Gerabah memiliki ukuran yang berbeda – beda, mulai dari ukuran yang kecil, sedang, dan besar. Terdapat pula gerabah dengan tekstur dan pola yang sama, tetapi dengan ukuran yang berbeda – beda.
Gambar 4.11 Satu Set Gerabah
Pada galeri gerabah – restoran, perletakan gerabah disusun dengan rapi dan menggolongkan perletakannya sesuai dengan ukuran gerabahnya. Untuk gerabah dengan ukuran kecil dapat diletakkan pada rak built in sehingga gerabah dapat tersusun dengan rapi dan dilengkapi dengan pencahayaan spot lighting, pada gerabah dengan ukuran sedang diletakkan pada base yang movable sehingga dapat dipindahkan kemana saja, sedangkan pada gerabah besar diletakkan sesuai kebutuhan dan disusun dengan rapi.
Gambar 4.12 Perletakan Gerabah Sumber: Guerra, Fernando, 2010
81
4.2.2
Konsep Ruang Luar
4.2.2.1 Sirkulasi Ruang Luar Pencapaian site harus ditentukan dengan arah jalur yang berada di sekitar site, serta jalur lalu lintas yang ada di sekitar site. Beberapa cara untuk mencapai bangunan, yaitu : a. Langsung Suatu pencapaian yang mengarah langsung ke jalur masuk melalui sebuah jalan yang merupakan sumbu lurus.
Gambar 4.13 Pencapaian Langsung ke Site Bangunan Sumber: Ching, Francis D. K, 2000
b.
Berputar Suatu pencapaian yang memperpanjang urutan pencapaian bangunan dan mempertegas bentuk tiga dimensi bangunan.
Gambar 4.14 Pencapaian Berputar ke Site Bangunan Sumber: Ching, Francis D. K, 2000
Pada konsep sirkulasi galeri gerabah – restoran, pola sirkulasi dibedakan atas dua, yaitu : a. Pola sirkulasi pengunjung yang langsung mengarahkan pada bangunan agar memudahkan pencapaian ke dalam site. Penggunaan kendaraan dan pejalan kaki diarahkan langsung sisi selatan.
82
b. Pola sirkulasi karyawan yang berputar dan terkesan tersembunyi untuk membedakan antara sirkulasi pengunjung dan karyawan. Sirkulasi ini meliputi ruang parkir untuk karyawan dan untuk drop off barang (galeri dan restoran).
Gambar 4.15 Pencapaian pada Bangunan
4.2.2.2 Landscape/Vegetasi Vegetasi pada site dibutuhkan untuk menyaring udara yang masuk ke dalam bangunan, meredam suara dari luar bangunan, mereduksi panas matahari yang berlebih, dan memberikan penghawaan alami ke dalam bangunan.
Gambar 4.16 Fungsi Vegetasi pada Site
83
Pada site yang merupakan lahan kosong, banyak terdapat rumput liar dan pohon – pohon peneduh yang cukup rindang untuk memberikan penghawaan pada bangunan. Hanya saja pohon – pohon rindang ini tidak tertata dengan rapi, sehingga butuh penataan lebih lanjut. 4.2.2.3 Konsep Tata Parkir Penataan tempat parkir disesuaikan dengan pembagian jenis kendaraan dan dibagi menurut standar ukurannya masing – masing. Berikut adalah beberapa pola parkir yang ada, yaitu :
Gambar 4.17 Tata Parkir Sumber: Neufert, Ernst, 2000
Area parkir merupakan area vital yang harus dimiliki oleh sebuah galeri untuk menunjang sirkulasi pengunjung dan harus dimiliki oleh sebuah galeri yang berada dalam kawasan wisata. Standartnya, sebuah galeri harus memiliki area parkir untuk bis, mobil, dan juga motor. Kebutuhan area parkir terlebih dahulu dihitung dari perkiraan pengunjung yang mengunjungi Kasongan setiap harinya. Menurut data dari UPT Kasongan (2014) terdapat 400 pengunjung setiap harinya. Area Parkir galeri gerabah – restoran diharapkan mampu mewadahi 75% dari jumlah pengunjung yang datang yaitu 300 pengunjung. Dari angka tersebut, diasumsikan kendaraan berjenis bis akan membawa 40 penumpang, mobil akan membawa 6 orang penumpang, dan motor akan membawa 2 orang penumpang. Dari asumsi tersebut, diperhitungkan bahwa setiap pengunjung menggunakan kendaraan karena tidak adanya kendaraan umum yang melewati Kasongan. Pengguna bis menempati 20% x 300 = 60 orang (60 x 1 bis /
84
40 orang = 1.5 bis ~ dibulatkan menjadi 2 bis), mobil menempati 30% x 300 = 90 orang (90 x 1 mobil / 6 orang = 15 mobil), dan motor menempati 50% x 300 = 150 orang (150 x 1 motor / 2 orang = 75 motor) Tabel 4. 7 Jenis Kendaraan dan Standar Luas Parkir
Jenis Kendaraan
Satuan Ruang Parkir (m2)
1. Bis/ Truk
3,40 x 12,50
2. Mobil a. Mobil Penumpang Golongan I
2,30 x 5,00
b. Mobil Penumpang Golongan II
2,50 x 5,00
c. Mobil Penumpang Golongan III
3,00 x 5,00
3. Motor
0,75 x 2,00 Sumber: http://bstp.hubdat.dephub.go.id
Kebutuhan luas area parkir berdasarkan luas per kendaraannya (jumlah kendaraan x dimensi kendaraan x ruang manufer kendaraan) adalah sebagai berikut : 1.
Bis
= 2 bis x 3,4 x 12,50
= 85 m2
2.
Mobil
= 15 mobil x 2,5 x 5 x 2,75
= 515,625 m2
3.
Motor
= 75 motor x 0,75 x 2,00 x 1
= 112,5 m2 = 713,125 m2 ~ 720 m2
Dari hasil analisis di atas, dapat dihasilkan tata parkir yang mengakomodasi area parkir pengunjung (sebanyak 2 bis, 16 mobil, dan 76 motor), area parkir karyawan (sebanyak 4 mobil dan 20 motor), loading dock gerabah (sebanyak 2 truk), dan juga loading dock restoran (lihat Gambar 4. 18).
85
Gambar 4.18 Tata Parkir Galeri Gerabah – Restoran
4.3
Konsep Bentuk Bentuk dari bangunan galeri gerabah – restoran ini mengikuti bentuk dari
site yang ada, yaitu memiliki seperti bentuk trapesium yang memanjang dari selatan ke utara. Pada gambar 4. 19 dapat dilihat bahwa semakin utara, site semakin melebar ke arah kiri.
Gambar 4.19 Bentuk Site dan Maksimal Ukuran Bangunan
86
4.3.1
Bentuk Bangunan/ Konfigurasi Fungsi dari galeri dan restoran ini harus diwujudkan dalam fisik bangunan
dan memiliki ciri khas tertentu. Fisik bangunan ini dibentuk dari kulit bangunan dan program ruang yang harus dipenuhi oleh bangunan mixed – use ini, antara galeri dan juga restoran. Hal ini dapat tercapai dengan cara, yaitu : a. Massa bangunan terpisah Dimana satu bangunan, mengakomodasi satu fungsi bangunannya, yaitu memiliki bangunan galeri dan bangunan restoran secara terpisah. - Massa bangunan linier yang disatukan dengan garis sirkulasi linier
Gambar 4.20 Pendekatan Massa Bangunan Terpisah yang Digabungkan Linier
-
Massa bangunan acak disatukan dengan sirkulasi antar bangunan
Gambar 4.21 Pendekatan Massa Bangunan Terpisah Acak
b. Massa bangunan terpadu Dimana kedua fungsi bangunan, yaitu galeri dan restoran dibuat dalam satu bangunan mixed – use yang dapat mengakomodasi setiap program ruangnya menurut zonasi ataupun per lantainya, sehingga setiap fungsinya terpisah tetapi berintegrasi dengan baik.
87
Gambar 4.22 Massa Bangunan Terpadu
Galeri gerabah – restoran merupakan bangunan dengan dua tingkat, yaitu di lantai pertama terdapat galeri gerabah, sedangkan pada lantai kedua terdapat restoran (restoran indoor dan restoran semi outdoor). Galeri diletakkan pada lantai pertama karena galeri ini merupakan tujuan utama dari bangunan galeri gerabah – restoran. Pada lantai kedua terdapat restoran yang menunjang fungsi tambahan dari galeri. Restoran ini juga diletakkan pada lantai kedua untuk mendapatkan view sungai Bedog ataupun lalu lintas jalanan Kasongan.
Gambar 4.23 Massa Bangunan Galeri Gerabah - Restoran
Konsep pendekatan tata massa bangunan pada galeri gerabah – restoran yaitu membagi ruang antara ruang untuk parkir, ruang untuk galeri, dan juga ruang untuk restoran.
88
Gambar 4.24 Pendekatan Tata Massa Bangunan
Dengan dua massa berbentuk balok yang mengikuti bentuk site yang membujur utara – selatan, terdapat dua area parkir masing – masing untuk pengunjung (pada bagian selatan) dan karyawan (pada bagian utara). Untuk membedakan hierarki massa bangunan dan mendapatkan kesan dinamis, di salah satu massanya ditinggikan dari massa yang lainnya.
Gambar 4.25 Massa Bangunan yang Ditinggikan
4.3.2
Orientasi Bangunan Orientasi bangunan sangat menentukan tampilan bangunan terhadap
lingkungan yang ada di sekitarnya. Penentuan orientasi yang tepat sangat dibutuhkan untuk menentukan letak ruang – ruang, seperti yang membutuhkan penghawaan maksimal pada orientasi utara – selatan dan juga ruangan yang membutuhkan pencahayaan alami pada orientasi barat – timur. Contohnya pada ruangan galeri, tidak diperbolehkan mendapat sinar matahari langsung untuk menghindari kerusakan koleksi dan posisi ruang makan pada restoran yang
89
membutuhkan view yang bagus, sehingga dapat diletakkan menghadap jalan raya ataupun sungai Bedog. Bangunan galeri gerabah – restoran membujur dari utara – selatan mengikuti bentuk site. Bagian selatan merupakan area publik yang menerima para pengunjung, sedangkan area selatan merupakan area privat yang menerima karyawan galeri dan restoran.
Gambar 4.26 Bangunan Membujur Utara – Selatan
4.3.3
Fasad Bangunan Fasad memiliki peran penting untuk mencapai sebuah first impression
yang memunculkan ketertarikan pengunjung. Fungsi bangunan yang menjadi bangunan komersial sebagai galeri gerabah dan restoran harus memberikan kesan keterbukaan pada pengunjung yang dapat diekspresikan dengan transparansi pada fasad sehingga memberikan kesan ringan dan terbuka. 4.3.3.1 Material Bangunan Pemakaian material fasad juga merupakan reaksi dari kondisi site yang membujur utara – selatan. Pada bagian selatan menggunakan menggunakan fasad kaca karena berhadapan langsung dengan sirkulasi jalan raya dan pengunjung sehingga memberikan efek terbuka.
90
Gambar 4.27 Penggunaan Kaca Jendela Lipat Sumber: Gindeya, Raed and Jose María Sáez, 2008
Pada bagian barat, merupakan semi outdoor restaurant letak matahari terbenam sehingga suhunya tidak terlalu tinggi dan dapat diredam dengan pohon – pohon rindang yang sudah ada di area site. Menggunakan material kayu ekspose memberikan efek sederhana dan hangat untuk makan bersama di restoran. 4.3.3.2 Warna dan Tekstur Warna dan tekstur dari fasad bangunan menekankan citra dari material bangunan yang digunakan. Interior yang modern tapi terkesan sederhana untuk menekankan citra galeri yang dapat dimasukin oleh semua kalangan, bukan kalangan golongan atas saja dan interior restoran yang menekankan citra sederhana dan hangat. Beberapa penjelasan mengenai pemilihan warna, yaitu : a. Warna putih, memberikan kesan ringan, cerah, dan bersih. Warna ini memberikan efek kenyamanan secara psikologis. Selain itu, warna bangunan yang memiliki warna putih tidak menyerap cahaya dan panas matahari b. Warna coklat atau orange, memberikan kesan hangat, nyaman, alami, akrab, ketenangan, dan memberikan semangat. c. Warna transparan dari material kaca, memberikan kesan luas, terbuka, dan memasukkan pencahayaan serta penghawaan alami ke dalam bangunan. d. Vegetasi, memberikan warna yang menyegarkan penglihatan, memberikan penghawaan ke dalam bangunan, dan menyaring udara kotor yang masuk ke bangunan.
91
e. Tekstur halus, digunakan untuk mengurangi penyerapan panas dari luar. 4.4 4.4.1
Konsep Teknologi Sistem Struktur Bangunan galeri gerabah – restoran merupakan bangunan dengan dua
lantai yang tidak
memiliki sistem struktur yang kompleks dan tidak
membutuhkan struktur yang khusus. Bangunan menggunakan atap miring, sesuai dengan konteksnya berada pada kawasan tropis.
Gambar 4.28 Penggunaan Atap Miring pada Bangunan Sumber:Krisnany, Medy, 2012
4.4.2
Sistem Transportasi dalam Bangunan Sistem transportasi vertikal pada bangunan menggunakan tangga. Terdapat
dua jenis tangga pada bangunan ini, yaitu tangga yang mengakomodasi pengunjung dan tangga yang mengakomodasi karyawan. Tangga yang mengakomodasi pengunjung terletak pada area lobby yang mengantarkan pengunjung ke restoran. Sedangkan tangga yang mengakomodasi karyawan letaknya tersembunyi dari publik yang mengantarkan ke area BOH di lantai kedua. Selain itu, perbedaan ketinggian lantai ini juga digunakan untuk variasi perletakan gerabah sesuai dengan ukurannya pada galeri utama, agar penataannya lebih rapi dan memberikan pengalaman ruang yang berbeda.
92
Gambar 4.29 Contoh Perbedaan Ketinggian Lantai pada Interior Sumber: Williams, Adrien, 2013
4.4.3
Sistem Utilitas
4.4.3.1 Jaringan Air Kotor Jenis jaringan air kotor yang digunakan yaitu jenis one pipe system, dimana semua sistem pembuangan dialirkan melalui satu pipa (air tinja, air sabun, atau air kotor lainnya).
Gambar 4.30 Analisis Jaringan Air Kotor
4.4.3.2 Jaringan Air Bersih Dalam jaringan air bersih ini, air ditampung terlebuh dahulu di tangki bawah (ground tank), kemudian air dipompakan ke tangki atas. Tangki biasanya diletakkan di posisi tertinggi dari bangunan. Selanjutnya dari sini air
93
didistribusikan dengan sistem distribusi loop. Pada sistem ini, pipa distribusi saling berhubungan satu dengan yang lain, sehingga tidak ada titik mati (dead end) pada pipa dan air akan mengalir ke suatu titik yang dapat melalui beberapa arah.
Gambar 4.31 Analisis Jaringan Air Bersih
4.4.3.3 Jaringan Listrik Suplai listrik utama berasal dari PLN yang dialirkan melalui gardu trafo kemudian ke main panel dan didistribusikan ke setiap ruang. Selain itu, terdapat genset sebagai suplai listrik cadangan apabila aliran listrik PLN padam.
Gambar 4.32 Analisis Jaringan Listrik
94