BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Theresiana Weleri Kota Kendal Jawa Tengah. SMA Theresiana Weleri merupakan sekolah yang dibawah naungan yayasan bernardus yang Terakreditasi A. SMA Theresiana Weleri terdiri dari 2 kelas X yaitu kelas A dan B, 2 kelas XI yaitu IPA dan IPS, 2 kelas IPS IPA dan IPS, Lab komputer, Lab fisika dan biologi, aula, lapangan sepak bola dan basket, asrama , tempat ibadah, serta bangunan perpus yang masih dalam tahap pembangunan. SMA Theresiana Weleri sering berprestasi dalam bidan olah raga, kepramukaan, sains matematika baik tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi bahkan regional juga.
4.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Perijinan Sebelum peneliti melakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu meminta surat ijin penelitian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling, setelah surat dikonfirmasi oleh pihak sekolah pada tanggal 16 oktober 2013 kemudian peneliti melakukan uji coba instrumen penelitian kepada siswa kelas XI dan setelah uji coba instrumen selesai pada tanggal 05 mei 2014 peneliti mengambil data untuk penelitian kelas X SMA Theresiana Weleri sampai selesai.
31
4.2.2 Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilaksanakan tanggal 05 mei 2014 pada hari senin jam 08.00 dan pengumpulan data dilaksanakan kepada semua siswa kelas X SMA Theresiana Weleri dalam waktu satu hari. Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara meminjam jam pelajaran BK yang sebelumnya meminta ijin dulu dengan guru BK yang mengampu di kelas X siswa SMA Theresiana Weleri kab Kendal. Peneliti masuk di setiap kelas dengan memberikan salam kepada siswa terlebih dahulu, dilanjutkan dengan perkenalan diri bahwa penulis adalah mahasiswa bimbingan dan konseling yang sedang melakukan penelitian dan ingin mengambil data kepada siswa SMA Theresiana Weleri khususnya di kelas X. Selanjutnya peneliti membagikan skala kepercayaan diri dan perilaku bullying kepada masing-masing siswa. Sebelum siswa mulai mengisi skala kepercayaan diri dan perilaku bullying siswa tersebut, peneliti menerangkan terlebih dahulu kepada siswa bagaimana cara mengisi skala kepercayaan diri dan perilaku bullying siswa, pertama siswa diminta untuk mengisi lembar soal dengan nama dan kelas, dilanjutkan dengan membacakan cara pengisian serta mencontohkan satu pernyataan agar siswa memahami cara pengisian tiap-tiap skala secara benar. siswa diminta mengisi secara jujur dan apa adanya. Waktu yang diberikan 30 menit, cukup untuk pengisian skala kepercayaan diri dan perilaku bullying siswa. Setelah pengumpulan data selesai penulis mengucapkan terimakasih kepada siswa yang
32
telah bersedia mengisi skala kepercayaan diri dan perilaku bullying siswa. Peneliti mengecek kelengkapan skala dan jumlah siswa tiap kelas.
4.3 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif ini untuk menganalisis perbedaan kepercayaan diri siswa kelas X yang mengalami dan tidak mengalami perilaku bullying di SMA Theresiana Weleri kab Kendal. Adapun data subjek penelitian siwa yang mengalami dan tidak mengalami Bullying tabelnya sebagai berikut : Tabel 4.1 Perbedaan aspek pada siswa yang mengalami dan tidak mengalami Bullying
Siswa yang mengalami Bullying Siswa yang tidak mengalami Bullying Jumlah Total
Skor
Cinta Diri
Jumlah
Mean &(SD)
28 Siswa 11 Siswa 39
90,1
Skor terendah 69
Skor tertinggi 109
119,5
99
156
209,6
168
265
Pemahaman Diri
Tujuan Hidup
Berfikir positif
yang jelas STT
STR
M
STT
STR
M
STT
STR
M
STT
STR
M
38
22
29
35
20
27,8
35
24
29,7
36
22
28,4
40
22
30,3
40
22
30,1
40
25
31,8
40
25
30,3
Mengalami bullying Tidak mengalami bullying
33
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, bahwa mean &(SD) siswa yang mengalami bullying = 90,1 skor terendah = 69 skor tertinggi = 109 sedangkan pada siswa yang tidak mengalami bullying mean & (SD) = 119,5 skor terendah = 99 skor tertinggi = 156. Perbedaan dari segi aspek kepercayaan diri berdasarkan Tabel 4.1 bahwa selisih skor tertinggi(STT) pada aspek cinta diri siswa yang mengalami dan tidak mengalami bullying = 2, selisih skor mean = 1,3. Aspek pemahaman diri siswa yang mengalami dan tidak mengalami bullying selisih skor tertinggi(STT) = 5, selisih skor terendah (STR) = 2, selisih skor mean = 2,3. Aspek Tujuan hidup yang jelas siswa yang mengalami dan tidak mengalami bullying selisih skor tertinggi(STT) = 5, selisih skor terendah(STR) = 1, selisih skor mean = 2,1. Aspek Berfikir positif siswa yang mengalami dan tidak mengalami bullying selisih skor tertinggi(STT) = 4, selisih skor terendah(STR) = 3, selisih skor mean = 1,9. Persamaan dari keempat aspek kepercayaan diri siswa yang mengalami dan tidak mengalami bullying terdapat pada aspek cinta diri dalam skor terendah(STR) =22.
4.3.1 Kepercayaan Diri siswa kelas X yang mengalami perilaku Bullying SMA Theresiana Weleri Jumlah item sebanyak 39 yang terdiri dari 19 item favourable dan 20 unfavorable, sedangkan banyaknya pilihan jawaban 4. Semakin tinggi skor berarti cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi sedangkan semakin rendah skor berarti cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah. Untuk mengukur tinggi rendahnya masing-masing variabel digunakan interval dengan ukuran sebagai berikut:
34
=
Pada item kepercayaan diri, skor tertinggi adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Untuk mengukur tinggi rendahnya variabel kepercayaan diri dibagi dalam lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Jumlah item 39 sehingga skor maksimal diperoleh adalah 39 x 4 = 156, dan skor minimal 39 x 1 = 39 sehingga diperoleh interval sebagai berikut : (156–39) : 5 = 23,4 (dibulatkan 23) Tabel 4.2 Kategori Variabel Kepercayaan Diri Siswa kelas X yang Mengalami Perilaku Bullying Skor 39-62 63-86 87-110 111-134 135-158
Kriteria Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Total
Frekuensi 0 11 17 0 0 28
Prosentase 0% 39,3% 60,7% 0% 0% 100%
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, bahwa siswa yang mengalami perilaku bullying mempunyai kriteria kepercayaan diri yang sangat rendah sebesar 0% , rendah 39,3% dan kriteria kepercayaan diri yang sedang 60,7%, kriteria kepercayaan diri yang tinggi sebesar 0% dan kriteria kepercayaan diri yang sangat tinggi 0%. Berdasarkan tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa pada umumnya siswa yang mengalami bullying memiliki kepercayaan diri yang sedang.
35
4.3.2 Kepercayaan Diri
siswa kelas X yang tidak mengalami perilaku
Bullying SMA Theresiana Weleri Tabel 4.3 Kategori variabel kepercayaan diri siswa yang tidak mengalami perilaku Bullying Skor 39-62 63-86 87-110 111-134 135-158
Kriteria Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Jumlah
Frekuensi 0 0 6 4 1 11
Prosentase 0 0 54.5 36,4 9,1 100%
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, bahwa siswa yang mengalami perilaku bullying mempunyai kriteria kepercayaan diri yang sangat rendah sebesar 0% , rendah 0% dan kriteria kepercayaan diri yang sedang 54,5%, kriteria kepercayaan diri yang tinggi sebesar 36,4% dan kriteria kepercayaan diri yang sangat tinggi 9,1%. Berdasarkan tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa pada umumnya siswa yang tidak mengalami bullying memiliki kepercayaan diri yang sedang.
4.4 Analisis Data Hasil Penelitian Pengolahan data digunakan teknik uji mann-Whitney Test dengan bantuan program SPSS for window release 16.00 untuk mengetahui perbedaan kepercayaan diri siswa yang mengalami dan tidak mengalami perilaku bullying di SMA Theresiana Weleri. Dari hasil perhitungan atau pengolahan secara statistik diperoleh hasil sebagai berikut :
36
Tabel 4.4 Mean Perbedaan Kepercayaan Diri Siswa yang Mengalami dan tidak Mengalami Bullying Mann-Whitney Test Ranks Pengalamanbullying kepercayaandiri
N
Mean Rank
Sum of Ranks
mengalami bullying
28
15.02
420.50
tidak mengalami bullying
11
32.68
359.50
Total
39
Pada tabel 4.4 diperoleh hasil mean rank kepercayaan diri siswa yang mengalami bullying = 15,02 dan mean rank siswa yang tidak mengalami bullying = 32,68 dengan selisih mean rank 17,66. mean rank siswa yang tidak mengalami bullying lebih tinggi daripada siswa yang mengalami bullying Tabel 4.5 Statistik Perbedaan Kepercayaan Diri Siswa yang Mengalami dan tidak Mengalami Bullying Test Statisticsb Kepercayaandiri Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
14.500 420.500 -4.359 .000 a
.000
Pada tabel 4.5 diperoleh hasil uji Z = -4,359 dan nilai Asymp.Sig.2-tailed adalah 0,000 < 0,05 sehingga dapat dinyatakan ada perbedaan yang signifikan
37
kepercayaan diri siswa yang mengalami dan tidak mengalami bullying di SMA Theresiana Weleri.
4.5 Uji Hipotesis Hasil uji hipotesis kepercayaan diri antara siswa yang tidak mengalami perilaku bullying dengan yang mengalami perilaku bullying menggunakan uji mann-Whitney Test menunjukkan indeks nilai p (sig.n) = 0,000 < 0,050 menunjukkan ada perbedaan yang signifikan kepercayaan diri siswa yang mengalami dan tidak mengalami bullying. Dengan demikian hipotesis yang diajukan penulis yang menyatakan bahwa “Ada perbedaan yang signifikan antara kepercayaan diri siswa yang mengalami dan tidak mengalami perilaku bullying siswa kelas X SMA Theresiana Weleri diterima.
4.6 Pembahasan Hasil penelitian tentang perbedaan kepercayaan diri siswa kelas X yang mengalami perilaku bullying dan yang tidak mengalami perilaku bullying dalam keempat aspek kepercayaan diri yaitu cinta diri, pemahaman diri, tujuan hidup yang jelas, berfikir positif bahwa terdapat perbedaan dan persamaan dalam empat aspek tersebut. Persamaan dari siswa yang mengalami perilaku bullying dan tidak mengalami perilaku bullying hanya pada skor terendah(STR) dalam aspek cinta diri = 22, dan untuk perbedaannya dari empat aspek tersebut bahwa skor tertinggi(STT), skor terendah(STR) dan mean(SD) siswa yang tidak mengalami
38
perilaku bullying lebih tinggi dari siswa yang mengalami perilaku bullying. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hampir semua aspek dalam kepercayaan diri mengenai cinta diri, pemahaman diri, tujuan hidup yang jelas, berfikir positif siswa yang mengalami dan tidak mengalami perilaku bullying yaitu berbeda. Perbedaan yang mencolok terdapat pada skor tertinggi(STT) pada aspek Tujuan hidup yang jelas yaitu selisih skor = 5 . Dengan menggunakan uji mann-Whitney Test menunjukkan indeks nilai p (sig.n) = 0,000 < 0,050 menunjukkan ada perbedaan yang signifikans antara dua variabel tersebut. Dengan demikian Ho = ditolak, Hi = diterima yang berarti ada perbedaan kepercayaan diri siswa kelas X yang mengalami dan tidak mengalami perilaku bullying di SMA Theresiana Weleri. Mean untuk kepercayaan diri siswa yang mengalami perilaku bullying 15,02 dan Mean untuk kepercayaan diri siswa yang tidak mengalami perilaku bullying 32,68. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa yang mengalami perilaku bullying menunjukan kepercayaan diri rendah sedangkan siswa yang tidak mengalami perilaku bullying menunjukkan kepercayaan diri tinggi. Hasil penelitian mendukung penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Tunjung (2009) pada siswa kelas X SMK Bhakti Nusantara Mranggen. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Tunjung (2009) tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku bullying dengan kepercayaan diri siswa kelas X di SMK Bhakti Nusantara Mranggen. Percaya diri adalah sesuatu yang harus mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita kerjakan (De Angelis, 2003), kepercayaan terhadap kemampuan seseorang lebih condong kedalam suatu perbuatan yang
39
didasari oleh kemampuannya, hal itu bisa terwujud apabila didorong dengan situasi yang mendukung dalamm kegiatan yang dilakukannya, baik itu dari faktor diri sendiri ataupun datang dari faktor lingkungan yang ditempatinya. Kegiatan belajar mengajar yang setiap hari terjadi di SMA Theresiana Weleri seolah-olah menutupi adanya perilaku bullying didalamnya yang dilakukan oleh para siswa. Siswa yang mengalami perilaku bullying cenderung merasa ketakutan waktu berada disekolah dan mereka takut untuk melapor kepada guru karena diancam oleh pelaku perilaku bullying bahkan korban bullying takut kalau masalahnya sampai membawa-bawa orang tua sehingga para korban perilaku bullying pasif didalam kelas dan sering menyendiri karena rasa percaya diri mereka down. Korban bullying adalah korban dari kekerasan yang menjadi sasaran penganiayaan dan penindasan. Korban bullying bukanlah sekedar pelaku pasif dari situasi bullying, siswa turut berperan serta memelihara dan melestarikan situasi bullying dengan bersikap diam. Sikap diam sang korban ini tentunya beralasan. Alasan yang utama, korban berfikir bila melaporkan kegiatan korban bullying yang menimpanya tidak akan menyelesaikan masalah. Jika korbann melaporkan kepada guru, guru akan memanggil dan menegur pelaku bullying, berikutnya pelaku bullying akan kembali menghadang korban dan memberi siksaan yang lebih keras. Akibatnya korban bullying memilih untuk diam, sehingga siswa tidak memiliki rasa percaya diri (Sejiwa, 2008)
40