BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan infoman baik kepala sekolah maupun guru-guru, dapat diketahui tentang (1) perencanaan Boarding School dalam pendidikan karakter (2) pengelolaan Boarding School dalam pendidikan karakter (3) evaluasi boarding school dalam Pendidikan Karakter di SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo Kabupaten Bone Bolango. Adapun hasil wawancara terkait dengan temuan terhadap pendidikan karakter dalam pengelolaan Boarding School dapat diuraikan berikut ini. Temuan ini terkait dengan aspek-aspek sebagai berikut.
A. Perencanaan Pendidikan Karakter Dalam Boarding School a. Perencanaan program Perencanaan program merupakan langka awal untuk menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan selanjutnya, tersusun secara sistematis dan mempunyai tujuan dan hasil yang baik. Konsep yang dikembangkan dalam pengelolaan penanaman karakter pada perencanaan ini pada dasarnya sama dengan pengelolaan suatu program atau kegiatan pada umumnya, yaitu didasarkan atas keterkaitan antara unsur-unsur yang direncanakan. Perencanaan program pendidikan karakter di boarding school dilaksanakan di SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo 49
Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa : Perencanaan program dilaksanakan mulai dari tahun 2010, dengan menetapkan program yang dipadukan yaitu, akademik, keagamaan dan keterampilan. Sudah ada ketentuan yang diberlakukan maka menerapkan pendidikan karakter melalui perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP. Tidak ada pemisahan antara program utama dan program khusus boarding school, akan tetapi semua sudah di atur dari kegiatan yang sudah disebutkan tadi pembinaan karakter yang di laksanakan yaitu kedisiplinan, tanggung jawab, kemandirian, serta kejujuran. (1.1/W/YE/9.5.2012) Berdasarkan observasi peneliti awal dengan Kepala sekolah SMA Wira Bhakti bahwa: Memang perencanaan program semenjak tahun 2010 mulai dilaksanakan. Namun dalam pembentukan karakter peserta didik, di laksanakan mulai sekolah ini dibangun dengan menerapkan karakter disiplin, dan kepemimpinan. (1.1/O/YE/15.3.2012) Setelah dikonfirmasikan dengan salah seorang informan diperoleh penjelasan bahwa: Perencanaan program pendidikan karakter di boarding school semenjak tahun 2010 mulai di laksanakan. Namun pembentukan karakter peserta didik, kami melaksanakannya mulai sekolah ini dibangun. Program akademik, keagamaan, keterampilan merupakan program yang kami laksanakan di boarding maupun di sekolah. dalam program kami membentuk karakter dari segi disiplin, tanggung jawab, mandiri, serta jujur. (1.1/W/LI/9.5.2012) Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan informan lainnya diperoleh informasi sebagai berikut : Awalnya perencaan program pendidikan karakter dengan menetapkan program terpadu 1) akademik, 2) keagamaan, dan 3) keterampilan. Pada tahun 2010 mulai di laksanakan. Kami tidak memilah-milah antara program utama, tetapi pembinaan karakter itu sudah laksanakan melalui program tadi akademik, keagamaan dan keterampilan. (1.1/W/LB/11.05.2012) Informasi didukung kembali salah seorang informan menjelaskan bahwa : Perencanaan program pendidikan karakter disekolah sudah ditetapkan dalam program terpadu yaitu akademik, keagamaan dan keterampilan. pada tahun 2010 sudah mulai menerapkan pendidikan karakter. Namun pendidikan karakter pada peserta didik sudah mulai di terapkan semenjak sekolah ini dibangun dengan karakter disiplin, tanggung jawab, kemandirin, serta kejujuran. Tidak ada pemisahan antara program pendidikan karakter boarding 49
school dengan program sekolah, akan tetapi semuanya sudah di atur dari tiga program tersebut dalam pembinaan karakter peserta didik. (1.1/W/FK/11.05.2012)
Berdasarkan
beberapa
informasi
dari
informan
menjelaskan
bahwa
perencanaan program pendidikan karakter melalui boarding school di SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo sebagai salah satu lembaga penyelenggara di Propinsi Gorontalo, mengembangkan sistem pendidikan karakter yang memadukan unsurunsur agama, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan. Perencanaan program harus dilaksanakan sebaik mungkin dalam mengatur tujuan dan sasaran program yang dilaksanakan di boarding school dengan perencanaan yang terusun secara sistematis maka akan berdampak hasil yang baik terhadap program pembinaan karakter peserta didik boarding school. a. Keterlibatan dalam perencanaan program Boarding School Dalam merencanakan program tentunya harus melibatkan pihak-pihak yang terkait dalam menyusun program yang ada di boarding school. Keterlibatan pihakpihak warga sekolah dalam memberikan dukungan terhadap program sangat membantu demi terlaksananya kegiatan dan tujuan bersama.
Keterlibatan
perencanaan program pendidikan karakter di boarding school yang dilaksanakan di SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa Keterlibatan warga sekolah yang ikut merecanakan program sangat membantu dalam mengikuti program dengan memberikan beberapa masukan demi terlaksanaanya program yang sudah direncanakan. Yang ikut dalam
49
merencanakan program kepala sekolah, dan seluruh guru-guru serta wakilwakil kepala sekolah, pelatih, dan kepala asrama. (1.2/W/YE/9.5.2012) Setelah dikonfirmasikan dengan salah seorang informan diperoleh penjelasan bahwa: Yang terlibat dalam merencanakan program yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, pelatih, dan kepala asrama. Dalam perencanaan program keterlibatan warga sekolah sangat mendukung dengan adanya program pendidikan karakter. Guru harus mampu menampakan karakter yang baik terhadap peserta didik. (1.2/W/LI/9.5.2012) Selanjutnya dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan diproleh penjelasan bahwa: Warga sekolah yang ikut dalam merencanakan program kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, pelatih, dan kepala asrama. Keterlibatan warga sekolah dalam merencakan program tentunya sangat penting untuk mendukung program sekolah dalam hal ini program pendidikan karakter dengan memberikan sumbangsi pikiran. Demi terlaksananya pogram ini. (1.2/W/LB/11.05.2012) Informasi didukung kembali salah seorang informan menjelaskan bahwa : Keterlibatan guru sebagai warga sekolah sangat mendukung adanya sumbangsi saran ataupun dukungan program dan tentunya untuk ikut melaksanakan program ini. Yang ikut merencanakan program ini kepala sekolah, waksek, guru-guru, pelatih, dan kepala asrama, serta tentunya pihakpihak yang terkait dalam membantu penyususnan program pendidikan karakter. (1.2/W/FK/11.05.2012)
Berdasarkan informasi dari informan bahwa keterlibatan seluruh element sekolah sangat membantu adanya penyusunan program pendidikan karakter yang dilaksanakan di boarding school, dengan adanya dukungan ataupun saran dari pihak yang terkait maka proses dalam merencanakan program pendidikan karakter sangat penting untuk di laksanakan.
49
b. Ketercapaian hasil program Ketercapaian hasil program merupakan implementasi program yang melihat adanya program yang dijalankan oleh sekolah, karena dalam mencapai suatu program yang dijalankan oleh sekolah harus nampak program yang dijalankan oleh sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter di sekolah berasrama (boarding school). Ketercapaian hasil program pendidikan karakter pada sekolah berasrama (boarding school) yang dilaksanakan di SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa Sebagai kepala sekolah melihat hasil program yang disusun oleh sekolah sudah tercapai dengan melihat implementasinya ke peserta didik. Dengan program pendidikan karakter yang dipadukan dalam pembinaan karakter peserta didik. Melihat hasil dari program maka di melaksanakan evaluasi setiap ahir dari mengikuti kegiatan. (1.3/W/YE/9.5.2012) Setelah dikonfirmasikan dengan salah seorang informan diperoleh penjelasan bahwa: Ketercapian hasil program sekolah yang disusun, sudah dicapai dengan hasil yang bisa nampak pada perilaku peserta didik dengan adanya penilain pada saat masuk dengan karakter peserta didik yang berbeda-beda, namun setelah dengan hasil program sekolah yang disusun dan dilaksanakan dengan baik maka karakter itu terbentuk dengan yang diharapkan sekolah. Dan untuk mengetahui hasil tersebut maka di laksanakan evaluasi selesai mengikuti kegiatan. (1.3/W/LI/9.5.2012) Selanjutnya dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan diproleh penjelasan bahwa: Ketercapian program yang sudah direncanakan awal sudah terlaksana dengan baik dimana melihat beberapa perubahan prilaku peserta didik dengan adanya program prencanaan yang dilaksankan melaui keterpaduan program yang ada di sekolah sesuai ketentuan dan rancangan awal program. Untuk mengetahui keberhasilan dari program maka di laksanakan evaluasi setip ahir mengikuti kegiatan. (1.3/W/LB/11.05.2012)
49
Dari beberap Informasi diatas maka didukung kembali oleh salah seorang informan menjelaskan bahwa : Ketercapian hasil program dilihat dari penilaian peserta didik dengan diadakan evaluasi maka ketercapian program bisa nampak. dari beberapa program yang sudah dijalankan maka akan nampak keberhasilan program. Dan itu sudah terlaksana dengan baik dengan perubahan perilaku peserta didik. (1.3/W/FK/11.05.2012)
Berdasarkan keseluruhan informasi diatas tersebut bahwa upaya untuk mewujudkan pendidikan karakter yang dilaksanakan di Boarding School tidak akan tercapai secara optimal bila tidak didukung satu perencanaan yang di dukung oleh sekolah. Akan tetapi pihak sekolah merupakan satu-satunya pihak yang berhak untuk menciptakan karakter yang baik terhadap peserta didik. Maka tentunya pembentukan karakter di boarding school lebih di atur dan di manaj sebaik mungkin sehingga dapat tercapai suatu keberhasilan dan tujuan dari pendidikan karakter yang ada di boarding school.
B. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Boarding School a. Kegiatan Akademik Kemandirian dalam pelaksanaan kegiatan adalah bahwa sekolah diharapkan secara bertahap mampu melaksanakan program dan kegiatannya. Dalam hal ini boarding school mampu melaksanakan pendidikan karaketer pada peserta didik. Bentuk pelaksanaan dilihat dari keterpaduan unsur-unsur pendidikan yang sudah direncanakan dalam program awal. Pelaksanaan program pendidikan karakter di boarding school dilaksanakan di SMA Wira Bhakti Gorontalo.
49
Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa : pelaksanaan kegiatan akademik yang kami laksanakan itu diimplementasikan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan Pelaksanaan kegiatannya menyangkut kegiatan didalam kelas (intrakurikuler) dan ada yang di luar kelas (ekstrakurikuler) Jadi sepeti itu pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan dilihat dari segi akademik. Karakter yang diharapkan dalam pembinaan pembelajaran ini disiplin, tanggung jawab dan kejujuran bagaimana peserta didik melaksanakan pembelajaran. Tentunya setiap melaksanakan kegiatan akademik sudah harus melaksanakan sesuai jadwal. (2.1/W/YE/9.5.2012) Selanjutnya dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan diperoleh informasi sebagai berikut : pelaksanaan kegiatannya akademik yang di laksanakan disesuaikan dengan jadwal yang ditentukan, kegiatan pembelajaran berada diluar pembelajaran maka dilaksanakan di luar, misalnya pembelajaran mengenai bimbingan mata pelajaran, maka dilaksanakan dan mengikuti sesuai kepentingan. Didalam kegiatan akademik ini tentunya kami mengharapkan ada karakter-karakter peserta didik yang tampak dalam pembelajaran, bagaimana peserta didik disiplin, jujur dan tanggung jawabnya terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan bagaimana peserta didik bersikap. (2.1/W/LI/9.5.2012) Dikonfirmasikan kembali dengan informan diperoleh informasi sebagai berikut : Pelaksanaan kegiatan akademik yang dilaksanakan. Yaitu kegiatannya menyangkut didalam pembelajaran dan diluar pembelajaran. Maka disesuaikan dengan waktu yang sudah di tentukan seperti jam pembelajarn mulai dari jam 07 pagi sampai jam 03 sore. harapan kami karakter-karakter disiplinn, kejujurannya dan tanggung jawabnya di dalam kelas pada saat peserta didik melaksanakan pembelajaran. pelaksanaan dilaksanakan sesuai jadwal yang kami susun.(2.1/W/LB/11.05.2012) Hal ini sesuai observasi dengan kepala sekolah SMA Wira Bhakti Gorontalo bahwa ia mengatakan : Arah pembentukan pendidikan karakter sebenarnya berada pada tiga karakter yaitu disiplin, tanggung jawab, dan kejujuran. Maka itulah karakter yang di terapkan pada diri peserta didik disekolah ini. (2.1/O/YE/15.3.2012) Informasi senada diperoleh dari seorang informan lainnya adalah sebagai berikut : Pelaksanaan kegiatan akademik yang di laksanakan mengikuti program yang sudah ditentukan. Mulai dari kegiatan akademik, Pelaksanaannya sudah
49
ditetapkan sesuai awal dari perencanaan program sampai pada tahap pelaksanaannya. Dalam bidang akademik pelaksanaanya nampak pada pembelajran dikelas maupun diluar kelas. Karakter yang di harapkan sebagai seorang guru tidak lain disiplin, tanggung jawab dan kejujurannya sebagai calon penerus pemimpin bangsa. pelaksanaanya sesuai jadwal. (2.1/W/FK/11.05.2012) Berdasarkan uraian diatas bahwa proses pelaksanaan pendidikan karakter di boarding school sudah dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang sudah ditetapkan. Dengan mengacu pada jadwal yang menjadi kesepakatan dari awal perencanaan program yang ditentukan dengan ketiga program tersebut yaitu akademik, dalam Pembinaan pendidikan karakter peserta didik akademik juga sangat penting untuk dilakukan. Sebab pembinaan pendidikan karakter peserta didik di dalam pembelajaan akan memberikan sikap dan prilaku yang baik terhadap kegiatan pemebelajaran dikelas. b. Kegiatan keagamaan Keagamaan merupakan salah satu kegiatan pembentukan karakter yang akan mengarahkan mereka ke hal-hal yang lebih baik, dengan mengembangkan karakter religiusnya maka akan menghasilkan peserta didik yang memiliki ahlak mulia, melaksanakan ajaran agam islam dan menghindarkan mereka ke hal-hal yang akan mendapatkan dosa. Pelaksanaan program pendidikan karakter di boarding school dilaksanakan di SMA Wira Bhakti Gorontalo. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa : Pelaksanaan kegiatan keagamaan sudah sesuai jadwal yang di tentukan dengan pusat pelaksanaannya di Mesjid Sekolah. Pelaksanaan disini secara terus menerus dilaksanakan mulai setelah sholat magrib dan dilanjutkan ba’da 49
isya. Kegiatan keagamaan yang di laksanakan ada beberapa kegiatan mulai dari kegiatan seperti kajian-kajian keislaman, muhadhoro, hafalan Al-Qur’an, Tahfidz Qur’an dan Ta’lim Al- Lughotul Al Arabia. Dengan harapan nilainilai karakter yang nampak pada peserta didik nilai religius, disiplin, tanggung jawab serta kejujuran akan diterapakan. Yang melakukan pembinaan keagamaan ini para Ust. Yang sudah dipertanggung jawabkan dalam membina kegiatan ini. (2.2/W/YE/9.5.2012) Informasi senada yang dikonfirmasikan dengan salah seorang informan bahwa: Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan sudah harus komitmen dengan waktu yang sudah dijadwalkan. Mulai dari kegiatan-kegiatan seperti kajian-kajian keislaman, muhadhoro, hafalan Al-Qur’an, Tahfidz Qur’an dan Ta’lim AlLughotul Al Arabia. Semua dilaksanakan setiap minggu mengikuti jadwal yang sudah ditentukan yang dilaksanakan di Mesjid. Dalam pembinaan keagamaan ini tentunya karakter yang diharapkan nilai religiusnya, disiplinnya, tanggung jawabnya dan kejujuran didalam peserta didik melaksanakan ibadah. Guru yang sudah dipertanggung jawabkan dalam pembinaan kegiatan adalah ust-ust yang dipercayakan oleh sekolah. (2.2/W/LI/9.5.2012) Hasil wawancara diatas sesuai dengan dokumentasi Kurikulum pelaksanaan program SMA Wira Bhakti Gorontalo bahwa: pelaksanaan kegiatan yang wajib diikuti oleh warga sekolah Melaksanakan kegiatan keagamaan baik berupa kajian agama, program baca Alquran dan Hafidz Alquran setiap setelah Shalat Magrib.(2.2/D/K SMA WB/2011)
Dikonfirmasikan kembali dengan informan lainnya bahwa : Kegiatan keagamaan dilaksanakan sesuai jadwal, setiap setelah sholat magrib dan sesudah sholat isya. Banyak kegiatan keagamaan yang dilaksanakan untuk mengembangkan karakter peserta didik yang Berahlakul kharimah, hal itu sesuai visi sekolah kami. Yang mengembangkan ahlaq peserta didik. Kegiatan Keagamaan yang dilaksanakan mulai dari kegiatan-kegiatan seperti kajian-kajian keislaman, muhadhoro, hafalan Al-Qur’an, Tahfidz Qur’an dan Ta’lim Al- Lughotul Al Arabia. Dengan harapan karakter yang akan terbentuk adalah nilai religiusnya, disiplin, tanggung jawab dan kejujuran dalam melaksanakan ibadah tentunya bisa dia terapkan dalam kehidupannya seharihari. Dan yang melakukan pembinaan kegiatan ini adalah para Ust yang sudah dipercayakan oleh sekolah. (2.2/W/LB/11.05.2012)
49
Hasil wawancara diatas hal ini sesuai dokumentasi Kurikulum pelaksanaan program SMA Wira Bhakti Gorontalo bahwa : Visi sma terpadu wira bhakti gorontalo : Berahlakul kharimah, Unggul prestasi dan Berwawasan kebangsaan . Misi sma terpadu wira bhakti gorontalo : 1) Membentuk generasi muslim 2) Unggul prestasi akademik, 3) Hasilkan lulusan kreatif berpikir dan mandiri 4) Hasilkan lulusan kreatif berpikir dan mandiri, 4) Disiplin, Loyal dan CintaTanah Air, 5) Ciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. (2.2/ D/K SMA WB/2011)
Informasi didukung oleh salah seorang informan bahwa : Pelaksanaan keagamaan sudah dilaksanakan hal ini sudah sesuai jadwal yang ditentukan dari awal perencanaan program. Pelakasanaan sudah harus komitmen dengan waktu, peserta didik harus ditutut melaksanakan kegiatannya karena kegiatan keagamaan ini wajib untuk diikuti oleh peserta didik, mulai dari kegiatan-kegiatan seperti kajian-kajian keislaman, muhadhorah, hafalan Al-Qur’an, Tahfidz Qur’an serta Ta’lim Al- Lughotul Al Arabia. Kegiatan ini dilaksanakan di mesjid sekolah, yang di bina oleh UstUst yang sudah dipercayakan dalam kegiatan keagamaan. Karakter yang diharapkan disini agar bagaiman nilai religius, disiplinnya, tanggung jawab serta kejujuran dalam melaksanakan ibadah. (2.2/W/FK/11.05.2012) Dari beberapa pendapat diatas bahwa Pelaksanaan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan sudah sesuai penetapan waktu yang dia tetapkan. Kegiatan keagamaan ini merupakan salah satu pembentukan karakter peserta didik yang akan mengarahkan mereka agar bisa jadi anak didik yang dibangakan oleh oran tuannya. Sekaligus untuk mengembangkan nilai-nilai spritualnya. Dilihat dari pelaksanaanya Mulai dari kegiatan-kegiatan seperti kajian-kajian keislaman, muhadhorah, hafalan Al-Qur’an, Tahfidz Qur’an serta Ta’lim Al- Lughotul Al Arabia. Pembentukan karakter mulai dari Ahlaqnya, disiplinnya kejujuranya, tangung jawabnya serta kejujuran peserta didik dalam melaksanakan ibdah.
49
Jadi ini selain membentuk generasi muslim yang bisa mengamlkan ajaran agama islam hal ini sesuai dengan visi misi sekolah bahwa menjadikan generasi muslim yang senantiasa taat kepada ajaran Agama Islam dengan melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Akhlak yang mulia juga tercermin pada ketaatan dan kepatuhan kepada orang tua, guru dan orang-orang yang disekitarnya. Maka dari itu diperlukan kegiatan keagamaan yang baik dalam melakukan pembinaan karakter peserta didik ini. a. Kegiatan keterampilan Selain pembentukan karakter peserta didik melalui kegiatan keagamaan, keterampilan juga merupakan pembinaan karakter yang akan mengarahkan mereka agar pendidikan karakter semakin baik. Pelaksanaan program pendidikan karakter di boarding school dilaksanakan di SMA Wira Bhakti Gorontalo. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa : Kegiatan keterampilan yang dilaksanakan dalam pembinaan karakter peserta didik melalui kegiatan Pembudidayaan Tanaman melalui Kultur Jaringan ketrampilan bahasa, dan ketrampilan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Tentunya setiap melaksanakan kegiatanya harus sesuai jadwal. Kami mengharapkan nilai-nilai yang diperoleh peserta didik adalah, disiplin, tanggung jawab, kerja keras serta kejujuran dalam melaksanakan kegiatan ini. mengikuti kegiatan yang sudah direncanakan awal yaitu ketrampilan yang meliputi kegiatan (2.3/W/YE/9.5.2012) Informasi senada yang dikonfirmasikan dengan salah seorang informan bahwa : Proses pelaksanaan kegiatan keterampilan yang direncanakan dalam program awal sudah dilaksanakan yaitu, dengan sesuai jadwal. keterampilan Pembudidayaan Tanaman melalui Kultur Jaringan ketrampilan bahasa, dan ketrampilan Teknologi Informasi dan Komunikasi. ini merupakan salah satu pembentukan pendidikan karakter dimana kami mengajarkan agar peserta
49
didik bisa memahami keadaan lingkungan yang ada. Dengan nilai-nilia karakter yang diharapkan disiplin, tanggung jawab, kerja keras serta kejujuran. Dan kegiatan keterampilan ini wajib untuk dilaksanakan. (2.3/W/LI/9.5.2012) Berdasarkan hasil wawancara diatas, hal ini tercantum pada Peraturan kehidupan Siswa (Perdupsis) adalah sebagai berikut. Pasal 22 tentang pendidikan ketarmpilan bahwa : Setiap taruna/i diwajibkan untuk mengikuti salah satu program pendidikan keterampilan yang diselenggarakan oleh sekolah. (2.3/D/PKS/2011-2012) Selanjutnya dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan bahwa : Program yang sudah direncanakan awal yaitu salah satunya keterampilan. Hal ini sudah dilaksanakan dengan mengikuti jadwal yang sudah ditentukan Pembudidayaan tanaman melalui kultur Jaringan ketrampilan bahasa, dan ketrampilan teknologi informasi dan komunikasi. Dimana keterampilan merupakan salah satu pembinaan karakter peserta didik dengan mengharapkan ada nilai-nilai karakter yang bisa mreka pelajari. Nilai kejujuran, disiplin, tanggung jawab, serta kerja kerasnya.(2.3/W/LB/11.05.2012) Informasi ini didukung kembali dengan salah seorang informan bahwa : Keterampilan merupakan salah satu pembinaan karakter bukannya hanya melalui pengetahuan namun keterampilan juga untuk mengembangkan pendidikan karakter anak tersebut dilihat dari nilai-nilai karakter. Dengan melalui kegiatan pembudidayaan tanaman melalui kultur Jaringan ketrampilan bahasa, dan ketrampilan teknologi informasi dan komunikasi. kegiatan ini sudah dilaksanakan dengan mengikuti jadwal yang sudah ditentukan. Dengan harapan karakter-karakter yang baik yang akan diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Misalnya kedisiplinan, tanggung jawab, kejujuran serta kerja keras dalam melaksanakan kegiatan ini (2.3/W/FK/11.05.2012)
Berdasarkan uraian diatas bahwa pelaksanaan pendididkan karakter sudah dilaksanakan dengan mengkuti program yang sudah direncanakan awal. Yakni dari akademik, keagamaan dan keterampilan. Proses pelaksanaannya dengan melihat kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti jadwal yang ditetapkan.
49
Dari informasi diatas bahwa penerapan pendidikan karakter dalam kegiatan keterampilan merupakan pembentukan karakter, karena peserta didik akan terlatih dengan kerja kerasnya, disiplinnya, bagaimana mereka menghargai lingkungan, mampu berbahasa yang baik dengan bahasa orang lain.
C. Evaluasi Pendidikan Karakter Di Boarding School a. Evaluasi Akademik Evaluasi pendidikan karakter, bukan hanya sekedar evaluasi terhadap hasil proses pembelajaran, tetapi evaluasi terhadap keseluruhan aspek garapan pengelolaan sekolah dimulai input, proses, output, dan outcome, yang harus dilakukan maksimalnya satu kali dalam satu semester pelajaran, dan dilakukan secara terbuka. Karena tujuan evaluasi dalam pengelolaan pendidikan karakter yang pada hakekatnya bukan mencari kesalahan pihak tertertuntu tetapi untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang kemudian ditindaklanjuti dengan proses perbaikan. Evaluasi program pendidikan karakter di boarding school dilaksanakan di SMA Wira Bhakti Gorontalo. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa : Program kegiatan akademik yang dievaluasi yaitu : jika pembelajaran di dalam kelas maka bentuk evaluasinya pada ujian semester dan ujian mid semester. Jika di luar kelas maka evaluasinya yaitu melihat kegiatan misalnya dalam ekstrakurikuler beladiri, sepak bola, bulutangkis dll. Evaluasi setiap ahir dari mengikuti kegiatan dalam bentuk apel. Harapan kami dalam mengevaluasi kegiatan ini karakter yang sudah dibentuk dilingkungan sekolah akan diimlementai pada kehidupan sehari-hari oleh peserta didik. Yang ikut mengevaluasi pembelajarannya dikelas adalah guru-guru dan diluar pembelajaran kelas yaitu pembina TNI POLRI yang dipertanggung jawabkan 49
dalam mengevaluasi pembelajaran ekstrakurikuler mapun kepemimpinan peserta didik. (3.1/W/YE/12.5.2012) Hasil wawancara diatas didukung dengan dokumentasi Peraturan Kehidupan Siswa ( perdupsis bahwa : Pasal 27 tentang evaluasi hasil belajar, pembinaan serta latihan bahwa terdapat pada point satu bahwa evaluasi hasil belajar dan latihan dilakukan sebagai penilaian untuk mengetahui tingkat kemampuan akademik, keterampilan, agama dan kasamapatan yang akan dicatatat dalam buku laporan pendidikan raport. (3.1/D/PKS/2011-2012) Setelah dikonfirmasikan dengan salah seorang informan diperoleh informasi sebagai berikut : Program kegiatan akademik yang dievaluasi menyakut kedua kegiatan yaitu : intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Didalam mengevaluasi intrakurikuler jelas pada ujian-ujian yang diselenggrakan setiap proses pembelajaran yaitu ujian semester ujian lisan ujian ahir semester dll. Didalam mengevaluasi kegiatan akademik ada dua bentuk evaluasinya, didalam pembelajaran evaluasi ektrakurikuler dilaksanakan setiap ahir dari mengikuti kegiatan misalnya beladiri, pencak silat karate dan wushu ini bentunya ketika sesudah melaksanakan kegiatan maka langsung diadakan evaluasi. Diadakannya evalusi ini untuk melihat pada diri peserta didik sudah memiliki karakter disiplin, mandiri, tanggung jawab, serta kejujuran. Yang dipercayakan dalam mengevaluasi dalam kegiatan intrakurikuler tentunya guru-guru. Dan yang mengevaluasi dalam bidang ekstrakurikuler yaitu dari TNI POLRI yang sudah dipertanggung jawabkan dalam hal ini. (3.1/W/LI/12.5.2012) Dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan bahwa ia mengatakan. Kegiatan akademik yang dievaluasi tentunya program yang sudah dilaksanakan dalam akademik, yaitu intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan akademik yang dievaluasi tidak lain penilaian untuk ditindaklanjuti. Bentuk evaluasi ini ada dalam bentuk ujian, mid semester dan ujian harian. Serta evalusi dalam bentuk apel. Maka yang melaksanakan evaluasi ini tentunya guru-guru dan pihak dari TNI POLRI yang sudah dipercayakan dalam kegiatan di sekolah. Dengan harapan ada nilai-nilai karakter yang sudah terbentuk dalam diri peserta didik. (3.1/W/LB/12.05.2012)
49
Informasi diatas diperjelas oleh seorang informan bahwa ia mengatakan sebagai berikut : Program akademik yang dievaluasi melalui kegiatan pembelajaran didalam kelas dan pembelajaran diluar kelas. Evaluasi akademik dilaksanakan setiap ujian semester dan mid semeter dan diluar pembelajaran evaluasi dilaksanakan dalam bentuk apel setiap ahir dari mengikuti kegiatan. Dalam mengevaluasi ini tenntunya kami mengharpkan karakter-karakter yang sudah dibentuk akan nampak pada diri peserta didik untuk diimplementasikan pada kehidupan setiap hari. Dan yang melaksanakan evaluasi ini tentunya kami guru-guru dan TNI POLRI yang diberikan tanggung jawab dalam hal kegiatan kepemimpinan dan ektrakurikulernya. (3.1/W/FK/12.05.2012)
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut bahwa sekolah harus mampu melaksanakan semua kegiatan yang sudah diprogramkan mulai dari tahap perencanaan program, pelaksanaan program, sampai pada tahap evaluasi. Hasil evaluasi sekolah akan mampu melihat evaluasi diri untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan mengenai sumber daya sekolah, personil sekolah, kinerja dalam mengembangkan dan mencapai target kurikulum. a. Evaluasi Keagamaan Evaluasi kegiatan keagamaan pendidikan karakter di boarding school dilaksanakan di SMA Wira Bhakti Gorontalo. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa. Bentuk evaluasi kegiatan kegamaan yang dilaksanakan adalah melihat nilainilia karakter yang sudah dia terapkan dalam kegiatannya sehari-hari. Karena dalam kegiatan ini harapan kami bagaimana peserta didik sudah menerapkan nilai religiusnya, bagaimana dia disiplin bagaimana kejujurannya dalam melaksanakan ibadah. (3.2/W/YE/12.5.2012) Setelah dikonfirmasikan dengan salah seorang informan diperoleh informasi sebagai berikut : 49
Bentuk evaluasi kegiatan keagamaan yang dilaksanakan yaitu melihat ketercapaian kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam keagamaan dan harapan nilai-nilai karakter pada peserta didik sudah diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari dan akan nampak dan tertanam dalam diri peserta didik. Sebab tujuan kami adalah mengharapkan apakah dalam diri peserta didik tersebut sudah memiliki karakter disiplin, serta kejujurannya, religiusnya. (3.2/W LI/12.5.2012) Selanjutnya dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan bahwa ia mengatakan : Bentuk evaluasi yang dilaksanakan dalam kegiatan keagamaan tentunya kami melihat ketercapaian kegiatan yang sudah dia laksanakan, dan harapan bahwa dalam diri peserta didik tersebut sudah menanamkan karakter disiplin, kejujurannya, serta religiusnya dalam kehidupan sehari-hari. (3.2/W/LB/12.05.2012) Informasi diperjelas oleh seorang informan bahwa ia mengatakan sebagai berikut : Bentuk yang dilakukan dalam mengevaluasi keagamaan yaitu melihat dari segi kegiatannya. Dalam mengevaluasi kegiatan keagamaan ini di harapkan karakter-karakter yang baik akan mucul dalam diri pserta didik. Sebab salah satu pembinaan karakter yang baik itu melalui kegiatan kegamaan. Jadi kami mengupayakan peserta didik harus memilki karakter Disiplin, jujur, religius serta tanggung jawabnya dalam melaksanakan ibadah. (3.2/W/FK/12.05.2012) Dari hasil pendapat diatas bahwa pelaksanaan pendidikan karakter melalui keagamaan sangat baik dalam menerapkan karakter peserta didik tersebut, karena melalui keagamaan nilai spritualnya akan diolah mulai dari kejujurannya serta tanggung jawabnya serta disiplin terhadap melaksanakan ibadah. b. Evaluasi Keterampilan Evaluasi kegiatan keterampilan pendidikan karakter di boarding school dilaksanakan di SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo.
49
Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa : Keterampilan peserta didik yang dievaluasi dalam pendidikan karakter yaitu melihat kegiatan yang yang sudah diikuti oleh peserta didik misalnya kegiatan Pembudidayaan Tanaman melalui Kultur Jaringan dan ketrampilan bahasa. dan ketrampilan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Tetapi ada evaluasi yang dilaksanakan setiap ahir mengikuti kegiatan dan ada juga setiap minggu karena mengecek kembali ketercapain peserta didik terhadap kegiatankegiatan ini didalam mengevaluasi kegiatan tersebut. Dengan harapan karakter-karakter akan Nampak dalam evaluasi ini. (3.3/W/ YE/12.5.2012) Setelah dikonfirmasikan dengan salah seorang informan diperoleh informasi sebagai berikut. Dalam mengevaluasi kegiatan keterampilan ada bentuk evaluasi yang dilaksanakan selesai mengikuti kegiatan dan setiap minggu sekali. Dengan harapan peserta didik agar lebih mengikuti kegiatan dengan baik. Semua berhak untuk ikut mengevaluasi, karena ini menyangkut karakter peserta didik. Tentunya warga sekolah yang memiliki kaitan dalam kegiatan keterampilan yakni guru-guru yang melaksanakannya. (3.3/W/LI/12.5.2012) Selanjutnya dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan bahwa : Setiap ahir mengikuti kegiatan haruslah dievaluasi, karena dari evaluasi kami bisa mengetahui karakter peserta didik yang diterapkan oleh sekolah. Bentuk evaluasinya ada yang dilaksanakan pada setiap minggu, karena mengecek kembali apakah kegiatan ini sudah mereka laksanakan. Ya harapan kami tentunya pada pencapian kegiatan yang dia sudah diikuti dan ini dia akan aplikasikan pada kehidupannya sehari-hari. Seluruh warga sekolah berhak mengevaluasi karakter peserta didik.(3.3/W/LB/12.5.2012) Informasi diperjelas oleh seorang informan bahwa ia mengatakan sebagai berikut : Dalam mengevaluasi kegiatan keterampilan ada beberapa bentuk evaluasi yang kami laksanakan disekolah yaitu: ada evaluasi harian dan ada evaluasi mingguan. Dimana kami tidak menunggu evaluasi jangka panjang, karena dengan evaluasi harian dan mingguan kami bisa mengetahui ketercapaian dari kegiatan yang diikuti serta karakter yang kami harapkan bisa nampak pada saat evaluasi tersebut. (3.3/W/FK/12.5.2012)
49
Perlu diketahui bahwa suatu karakter tidak bisa diketahui dalam waktu yang sama tetapi harus dilihat secara terus menerus dalam keseharian peserta didik baik dikelas, sekolah, asrama maupun keluarga. Karena itulah kita harus menilai dari sisi ketiga aspek tersebut, akademik evaluasinya dikelas maupun diluar kelas harus melibatkan guru ataupun peserta didik lainnya. Dalam kegiatan kegamaan juga melibatkan guru agama dan peserta didik lainnya dan keterampilan yang mengevaluasi adalah guru-guru dan karyawan lainnya.
D. Hambatan pendidikan karakter dalam Boarding School a. Siswa Faktor-faktor yang menjadi hambatan maupun pendukung haruslah menjadi sesuatu yang mendorong kemajuan program, jika kendala atau hambatan yang menghambat dalam proses maka dicarikan solusi atau pemecahan masalah. Karena semua proses pasti akan mengalami sebuah kendala. Sedangkan faktor yang mendukung, dikembangkan untuk menjadi sebuah pemacu dan menjadi kontribusi demi kemajuan program sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan oleh sebuah organisasi. Faktor-faktor tersebut akan menjadi sebuah sejarah perjalanan program boarding school dimana proses-proses di lapangan adalah catatan untuk semakin meningkatkan kualitas program sekolah dan program yayasan, serta tidak menutup kemungkinan menerima masukan-masukan dari berbagai pihak baik pemerintah
49
maupun masyarakat yang merupakan kontribusi berharga. Hambatan Boarding School dalam pendidikan karakter di SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa : Hambatan terberbesar karna turunya komitmen dari diri sendiri. Memang manusia biasa jika dihadapkan dengan satu hal yang rutin suatu saat berada pada titik jenuh dan itu dialami seluruh sisiwa maupun guru. Hambatan kedua karna komunikasi yang kita bangun kadang-kadang informasi yang disampaikan ketika tanpa melakukan ricek kembali apakah informasi ini benar atau tidak, dan itu langsung akan mengambil tindakan. Hambatan dari siswa berada pada titik jenuh perasaan marah, bosan, capek karna terlalu padat dengan jadwal sudah ditentukan. Namun itu tidak mengurangi semangat kami, ya. Saya sebagai kepala sekolah tentunya harus mampu memposisikan diri antara saya dengan peserta didik dan saya dengan guru-guru. Karena kami sebagai warga sekolah harus menampakan karakter yang baik terhdap peserta didik. (4.1/W/YE/12.5.2012) Dikonfirmasikan kembali dengan informan lainnya diperoleh informasi sebagai berikut : Tentunya sebagai manusia biasa tetap akan mengalami Hambatan, hambatannya disini biasanya persoalaan antara peserta didik yang tidak mengikuti aturan terhadap kegiatan, seperti ada yang membawa hand phone, tidak disiplin dengan waktu, di sekolah ini sangat tidak diwajibkan bagi peserta didik yang membawa hand phone, karena akan menghambat kegiatan di sekolah. Saya melihat peran kepala sekolah disini sangat aktif, karena beliau disamping mempunyai kesibukan tetap akan meluangkan waktu dalam berkomunikasi dengan peserta didik lainnya. Dan juga disekolah kami peserta didik ada kode etik atau aturan yang tidak bisa dilanggar di asrama maupun disekolah. Yaitu Perdupsis Peraturan Kehidupan Siswa. Semua kehidpuan peserta didik diasrama maupun di sekolah terkontrol . (4.1/W/LI/9.5.2012) Hal yang mendukung informasi di atas adalah : pelanggaran yang dibuat oleh peserta didik, melanggar perdupsis pasala 15 ayat 7 tentang membawa, menyimpan dan menggunakan handphone didalam Sekolah. (4.1/D/Perdupsis/2012)
49
Informasi yang senada dari salah seorang informan bahwa ia mengatakan : Terkadang hamabatan dalam melaksanakan pendidikan karakter itu tetap ada, apalagi ini yang berhubungan dengan karakter peserta didik. Saya melihat peran kepala sekolah sangat aktif dalam mendukung pembinaan karater disekolah karena tujuan kami mengharpkan generasi yang mempunyai ahlak yang baik, disiplin yang kuat. Dan semua itu aktifitas peserta didik tercatat dalam perdupsis, pelanggran maupun prestasi semua tercatatat. (4.1/W/LB/11.05.2012) Informasi selanjutnya dari salah seorang informan bahwa ia mengatakan : Ada hambatan, Sebagai seorang guru tentunya selalu dihadapkan dengan hambatan tersebut, kendala kami biasa berada pada kurangnya komitmen peserta didik dalam menjalankan aturan. Peran kepala sekolah tentunya sangat mendukung adanya pembinaan karakter disekolah karena tujuan dari pada sekolah ini mengharpkan peserta didik yang disiplinnya kuat, Ahlaknya baik, serta berwawasan kebangsaan serta taat beribadah. Inilai harapan-harapan kami dalam melaksanakan pembinaan karakter ini. (4.1/W/FK/12.05.2012)
Dari beberapa pendapat diatas bahwa memang ketika peserta didik jika dihadapkan dengan masalah-masalah dari dalam maupun dari luar biasa akan berpengaruh pada sikap maupun prilakunya saat dia berada di sekolah tersebut maka akan berimbas pada aktifitas yang ia jalankan dari dia sebelumnya disiplin dengan aturan tanggungjawab terhadap pekerjaanya tetapi itulah manusia jika dihadapkan dengan berbagai kegiatan maka akan berada pada titik kejenuhan. Sekolahlah yang akan melihat faktor yang mendukung, dikembangkan untuk menjadi sebuah pemicu dan menjadi kontribusi demi kemajuan program sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan oleh sebuah sekolah. Dari hasil observasi peneliti mengamati bahwa, memang hambatan untuk terlaksananya program yang ada diboarding school karena peserta didik terlalu acuh
49
atau apatis terhadap aturan yang sudah dijalankan. Karena sifat dari tidak ada kesadaran diri itu masih terpapang didalam diri peserta didik sehingga akan menyulitkan para guru maupun pelatih yang membina peserta didik. Fakta menunjukan bahwa pada hari sabtu ada peserta didik yang tidak mengikuti Eskul, ada peserta didik yang terlambat, ada peserta didik yang tidak sholat magrib berjamaa’ah. semua itu karena peserta didik kurang kesadaran dalam diri. a. Guru Guru itu merupakan sosok teladan yang harus diikuti oleh peserta didik, maka dari itu guru harus mampu menunjukan contoh-contoh yang baik dalam pembinaan karakter peserta didik. Sehingga hambatan maupun masalah akan teratasi apabila guru-guru mampu menunjukan sikap yang baik terhadap peserta didik. Hambatan pendidikan karakter dalam Boarding School di SMA Wira Bhakti Gorontalo. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa : Hambatan terberbesar karena turunya komitmen dari diri sendiri. Memang manusia biasa jika dihadapkan dengan satu hal yang rutin suatu saat berada pada titik jenuh dan itu dialami seluruh sisiwa maupun guru. Hambatan kedua karna komunikasi yang kita bangun kadang-kadang informasi yang disampaikan ketika tanpa melakukan ricek kembali apakah informasi ini benar atau tidak, dan itu langsung akan mengambil tindakan. Hambatan dari siswa berada pada titik jenuh perasaan marah, bosan, capek karna terlalu padat dengan jadwal sudah ditentukan. (4.2/W/YE/12/.5.2012) Selanjutnya dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan bahwa : Sebagai manusia biasa tentunya selalu ada hambatan tidak ada jalan lurus. Kami sendiri sebagai seorang guru tentunya yang kami alami itu adalah cara guru sendiri menghargai waktu, biasanya pada saat pembelajaran dimulai ya maklum lah guru masih mempunyai kepentingan misalnya buang air kecil atau apalah. Tanpa kami sadari kami sudah melakukan hal-hal yang akan menghambat dalam melaksankan pembelajaran ini. (4.2/W/LI/12.5.2012) 49
Informasi senada dari informan bahwa : Ada, hambatan guru-guru biasaya Kurangnya komitmen dalam menjalankan tugas, tanggungjawab sebagai seorang guru masih ada yang belum menaati, karena mengkin guru tersebut masih mempunyai kepentingan. Tanpa di sadari bahwa hal-hal sperti ini akan menimbulkan suatu masalah. (4.2/W/LB/12.05.2012) Dikonfirmasikan kembali dengan informan lainnya bahwa : Ada hambatan, Terjadi hambatan dari guru itu sendiri karna kurangnya kesadaran dalam tanggungjawab dalam menjalankan tugas yang sudah diberikan sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh guru tersebut. Karena biasanya hal-hal yang kecil tanpa kami sadari itu sudah melakukan kesalahan, sehingga ini akan menghambat dalam pembentukan karakter peserta didik, karena kami sebagai guru adalah teladan yang baik untuk dicontohi. (4.2/W/FK/12.05.2012) Berdasarkan pendapat diatas bahwa guru sebagai teladan peserta didik harus mencerminkan sikap yang bisa diikuti oleh peserta didik. Guru harus mampu menunjukan sikap disiplin untuk membantu peserta didik menemukan jati diri, mengatasi masalah, mencegah timbulnya masalah-masalah. Karena sosok seorang guru yang memilki kompotensi personal akan menampakan kepribadian, arif, berwibawa, dan menjadi teladan bagi peserta didik dan berahlak mulia serta kegiatan yang ada di boarding school akan berlangsung efektif dan efisien.
B. Temuan Penelitian Sesuai dengan hasil penelitian baik dari data dan hasil wawancara yang telah dilakukan para sumber-sumber informan mengenai pengelolaan pendidikan karakter di boarding school telah ditemukan berbagai hal yang dikemukakan dalam bab ini
49
sesuai dengan temuan yang dikemukan pada bagian ini sesuai dengan interprestasi data yang didapatkan dari tempat penelitian. Dalam penyajian data temuan tersebut dilakukan agar bisa menggambarkan berbagai hal yang menjadi permasalahan. Hal ini sudah bahas didalam bab sebelumnya. Sesuai dengan temuan dan sajian data yang telah di angkat atas dasar fokus penelitian, akhirnya dihasilkan temuan-temuan sebagai berikut: 1. Perencanaan Pendidikan Karakter Dalam Boarding School a. Perencanaan program a. Perencanaan program pendidikan karakter sudah direncanakan pada tahun 2010 melalui kegiatan akademik, keagamaan dan keterampilan. b. Tidak ada pemisahan antara program pendidikan karakter di boarding school dan program pendidikan karakter di sekolah, akan tetapi sudah dilaksanakan secara keseluruhuan melalui program sekolah. c. Perencanaan program yang dipadukan antara akademik, keagamaan dan keterampilan yang semua diakumulasikan dan akan dimasukan pada hasil penilaian peserta didik secara keseluruhan. b. Keterlibatan perencanaan program Boarding School a. Melibatkan seluruh personil yang ada disekolah dan seluruh stakeholder termasuk partisipan pendidikan. Seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, pelatih peserta didik, serta kepala asrama. b. Seluruh personil dan stakeholder menyepakati program-program yang dilaksanakan melalui boarding school. 49
b. Ketercapaian hasil Program a. Semua program terlaksanakan dengan baik. Dan Program dilaksanakan sudah sesuai dengan penetapan program yaitu akademik, keagamaan, keterampilan.
Perencanaan Program
Perencanaan Program Pendidikan Karakter Dalam Pengelolaan Boarding School
Keterlibatan dalam perencanaan program Boarding School
tercapaiannya tujuan program pendidikan karakter dalam Boarding School
Ketercapaian hasil program
Gambar 4.1. Diagram konteks perencanaan program pendidikan karakter dalam pengelolaan boarding school
2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dalam Boarding School a. Kegiatan Akademik a. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam akademik diimplementasikan pada proses pembelajaran dikelas melalui kegiatan belajara mengajar yang berpedoman pada program pembelajaran seperti silabus dan RPP semuanya menerapkan nilai-nilai karakter sesuai mata pelajaran.
49
Pembinaan karakter menekankan pada disiplin, tanggung jawab, kemandirian, serta kejujuran. b. Selain pembetukan karakter pada pembelajaran di kelas, ada pembelajaran diluar kelas melalui kegiatan belajar, Mandiri terbimbing, Bimbingan Konseling, serta Bimbingan Karir. b. Kegiatan Keagamaan a. Pelaksanaan kegiatan keagamaan sudah dilaksanakan dan sangat konsisten dengan waktu yang sudah dijadwalkan. b. Pelaksanaan kegiatan keagamaan merupakan pembentukan karakternya, mulai dari religiusnya, disiplin, kejujuran, serta tanggung jawabnya. c. Secara keseluruhan kegiatan keagamaan merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan. c. Kegiatan Keterampilan a. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam kegiatan keterampilan sudah dilaksanakan dengan pembinaan karkater yaitu disiplin, mandiri, kejujuran, dan tanggung jawab. Kegiatan Akademik
Pelaksanaan Program Pendidikan Karakter Dalam Pengelolaan Boarding School
Kegiatan ketrampilan
Kegiatan Keagamaan 49
Implementasi hasil nilainilai karakter yang ada di boarding school
Gambar4.2 Diagram konteks perencanaan program pendidikan karakter dalam pengelolaan boarding school 3. Evaluasi pendidikan karakter dalam Boarding School a. Kegiatan akademik a. Evaluasi yang dilaksanakan di SMA Wira Bhakti Gorontalo sesuai dengana aturan yang telah ditentukan hal ini melalui Peraturan Kehidupan siswa (Perdupsis) yang tercantu pada pasal 27 bahwa evaluasi hasil belajar dan latihan dilakukan sebagai penilaian untuk menegatehui tingkat kemampuan akademik, keagamaan, keterampilan, dan kesamapataan jasmani yang akan dicatata dalam buku laporan pendidikan (Raport) b. Setiap selesai mengikuti kegiatan evaluasi dilakasanakan di ahir kegiatan. c.
Karakter yang dievaluasi adalah kedisiplinan, mandiri, tanggung jawab, serta kejujuran.
b. Kegiatan Keagamaan a. Evaluasi yang dilaksanakan di SMA Wira Bhakti Gorontalo sesuai dengana aturan yang telah ditentukan hal ini melalui Peraturan Kehidupan siswa (Perdupsis) yang tercantum pada pasal 27 bahwa evaluasi hasil belajar dan latihan dilakukan sebagai penilaian untuk menegatehui tingkat kemampuan akademik, keagamaan, keterampilan, dan kesamapataan jasmani yang akan dicatata dalam buku laporan pendidikan (Raport)
49
b. Dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan nilai-nilai karakter yang dievaluasi adalah kedisiplinan, mandiri, tanggung jawab, serta kejujuran. c. Didalam mengevaluasi ada peserta didik yang diperacayakan dalam mencatat semua pelanggarannya sehingga. c. Kegiatan keterampilan a. Evaluasi yang dilaksanakan di SMA Wira Bhakti Gorontalo sesuai dengana aturan yang telah ditentukan hal ini melalui Peraturan Kehidupan siswa (Perdupsis) yang tercantu pada pasal 27 bahwa evaluasi hasil belajar dan latihan dilakukan sebagai penilaian untuk menegatehui tingkat kemampuan akademik, keagamaan, keterampilan, dan kesamapataan jasmani yang akan dicatata dalam buku laporan pendidikan (Raport) b. Karakter yang dievaluasi adalah Kedisiplinan, mandiri, tanggung jawab, serta kejujuran. c. Pelaksanaan keseluruhan evaluasi dilakukan pada malam hari selesai mengikuti kegiatan tepat pada pukul 22:00 sampai dengan selesai.
Sekolah sebagai wahana pembentukan karakter peserta didik harus mampu melihat dan menilai apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pendidikan tersebut. Dari hasil evaluasi akan diketahui kebutuhan dari sekolah tersebut. Karena pengelolaan sekolah yang baik akan meningkatkan mutu pendidikan yag baik pula.
49
Evaluasi Kegiatan Akademik
Evaluasi pendidikan karakter di boarding school
Evaluasi Kegiatan Keagamaan
Penerapan Nilai-Nilai Karakter Yang Diharapkan Sekolah
Evaluasi Kegiatan Keterampilan
Gambar 4.3 Diagram konteks evaluasi pendidikan karakter di boarding school
4. Hambatan Boarding School dalam pendidikan karakter a. Siswa a. Hambatan terjadi karena sebagian peserta didik belum mampu mengaplikasikan nilai-nilai karakter yang dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga akan mempengaruhi aktifitasnya dalam menjalankan kegiatan di boarding school. b. Guru a. Sebahagian guru kurang disiplin waktu, b. Komitmennya kurang. Hambatan maupun kendala itu tetap saja terjadi dalam sekolah maupun organisasi. Untuk itu orang-orang yang akan menjalankan roda organisasi yang akan membenahi hambatan tersebut. Guru mapun pegawai laninya harus mampu meperlihatkan contoh-contoh sifat yang akan menjadi suri tauladan pada peserta didik dan akan merubah sikap yang tidak baik-akan menjadi baik.
49
Guru Hambatan Boarding School Dalam Pendidikan Karakter
Tujuan Pembinaan
Karakter Tidak Akan Terlaksana Dengan Baik Siswa
gambar 4.4 Diagram konteks Hambatan Pendidikan Karakter Dalam Boarding School
C. Pembahasan Hasil Penelitian SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo merupakan SMA yang sudah menerapkan pendidikan karakter pada sekolah Berasrama (boarding school) dimana terlihat dalam keseharian peserta didik selalu menampakan suatu prilaku disiplin, tanggungjawab, kemandirian, religius, serta kejujuran. Dalam menjalankan tugas sebagai peserta didik yang bisa dikatakan sudah menerapkan karakter-karakter yang bisa membawa peserta didik ke hal-hal yang lebih baik lagi dan bisa dibanggakan kelak jadi anak yang dibanggakan oleh orang tuannya Sesuai dengan temuan diatas bahwa teori yang mendukung hasil temuan sepeti yang diungkapkan oleh Mahatma Gandhi memperingatkan tentang salah satu tujuh dosa fatal, yaitu “education without character”(pendidikan tanpa karakter). Untuk itu, pembinaan karakter melalui boarding school ini perlu diperhatikan oleh berbagai pihak karena presentasenya yang menghadirkan lulusan berkarakter unggul lebih banyak agar tidak terulang kembali dosa fatal yang nantinya akan membiarkan 49
laju berkembangnya manusia tak bermoral mengerogoti kepribadian Negeri. Oleh sebab itu, kehadiran boarding school hendaknya tidak dipandang sebelah mata, karena lewat boarding school-lah, aksi-aksi nyata pendidikan berkarakter dapat menjadi tombak kesuksesan yang sejalan dengan kata dan perbuatan, menciptakan generasi yang mampu menciptakan keberhasilan bangsa. Upaya mewujudkan Pendidikan karakter di sekolah SMA yang sudah boarding school tidak akan tercapai secara optimal bila tidak di dukung oleh perencanaan, pelaksananaan dan evaluasi yang terus dilakukan oleh sekolah. Karena pihak sekolah sangat berpengaruh dalam menciptakan karakter peserta didik yakni melalui boarding school salah satu pembinaan karakter peserta didik.
1. Perencanaan Program pendidikan karakter di boarding school Pembentukan karakter perlu dilakukan secara menyeluruh jika orang tua maupun orang disekitar ini terkadang kurang efektif mendidik karakter peserta didik sehingga perlu dibantu dengan pendidikan karakter yang ada di boarding school. Oleh karenanya perlu perencanaan program yang akan mengarahkan pada pencapaian tujuan yang akan dilakukan selanjutnya. Hal ini disampaikan oleh Arikunto (2008:93), bahwa perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkain keputusan untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang dan diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal. Didalam merencanakan suatu kegiatan tidak lain lahir dari sebuah
49
perencanaan yang akan mengarahkan untuk tercapai tidaknya tujuan daripada organisasi. Hal ini Allah SWT menegaskan dalam Q.S : Al-Hasyr Ayat : 18
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ayat ini mengambarkan bahwa setiap mengerjakan sesuatu kegiatan hendaklah mengetahui tindakan yang akan dicapai pada keesokan harinya secara efektif. Dari segi perencanaan program SMA Wirha Bahkti memilki tiga perencanaan program yang masing-masing memiliki tujuan yang hendak dicapai yaitu akademik, keagamaan dan keterampilan. Selain memiliki tiga program SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo memiliki lingkungan sekolah yang mendukung adanya pendidikan karakter yang hendak diikuti oleh peserta didik. Keterlibatan warga sekolah sangat mendukung adanya program yang dilaksanakan oleh sekolah yang tidak lain meberikan sumbangsi dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program pendidikan karakter dalam pengelolaan boarding school. Keikutsertaan
warga
sekolah
dalam
merencanakan
program
dapat
diwujudkan dalam bentuk keberhasilan program yang sama-sama disusun oleh warga 49
sekolah dengan melibatkan seluruh aspek yang berkaitan dalam mewujudkan karakter-karakter peserta didik yang baik. Sebab jika warga sekolah sangat membantu dalam pelaksanaan program pendidikan karakter maka harus diberikan teladan yang baik untuk dicontohi. Hal ini apa yang disampaikan oleh Pendidikan dan Peningkatan Mutu Pendidikan (BP SDMP-PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof Syawal Gultom (dalam pikiranmerdeka:2012) “Ia mengatakan lingkungan sangat menentukan dalam pembentukan karakter seseorang. Jika lingkungan baik maka karakter yang baik dengan sendirinya akan terbentuk pada seseorang, demikian juga sebaliknya jika lingkungan tidak baik maka karakter nya juga akan cenderung tidak baik”. Susilo tri atmojo mengatakan (dalam chemistry: 2011) bahwa Pengembangan sifat-sifat dan watak yang berkarakter sesuai nilai-nilai budaya bangsa akan lebih efektif dan efisien apabila bersifat top-down, dari atas ke bawah. Misalnya pembentukan disiplin pada peserta didik hanya akan efektif apabila kepala sekolah dan gurunya menjadi teladan dalam disiplin. Apabila meminta siswa datang tepat waktu maka guru harus datang lebih awal. Apabila meminta siswa berpakaian rapi maka guru harus berpakaian lebih rapi. Sesuai dengan hasil observasi peneliti bahwa Seluruh civitas akademika sangat membantu peserta didik dalam pembentukan karakter, contohnya waktu peneliti melihat bahwa salah seorang guru berjalan menuju aula sekolah seorang guru mengumpul kertas-kertas yang ada di jalan menuju ke aula. Ini berarti keteladanan
49
guru sudah dinampakan dalam hal-hal yang akan membangkitkan prilaku yang baik terhadap peserta didik. Hal ini apa yang disampaikan Oleh Eka Fitriah dalam penelitiannya bahwa keteladanan yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, dan staf administrasi disekolah yang dapat dijadikan sebagai model teladan ( role model ) bagi peseta didik. Karena peserta didik akan lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat. Hal ini juga teladan yang diperlihatkan pada umat manusia“Sungguh pada diri Rasulullah, kamu dapatkan suri tauladan yang baik bagi orang yang mengharap ridho Allah, hari kemudian, dan yang banyak mengingatnya/The messenger of GOD has set up a good example for those among you who seek GOD and the Last Day, and constantly think about GOD.. (QS Al-Ahzab (33): 21)
2. Pelaksanaan pendidikan karakter di boarding school Pelaksanaan pendidikan karkter yang dilaksanakan di boarding shool melalui ketiga program yang sudah dijabarkan dalam perencanaan program yaitu Akademik, Keagamaan dan keterampilan yang akan dijabarkan sebagai berikut: a. Kegiatan Akademik Didalam pelaksanaan pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui kegiatan akademik yang dijabarkan melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun diluarkelas. Pembelajaran ini diarahkan dalam kegiatan pengembangan diri untuk mengembangkan karakter peserta didik yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan. 49
Yang menyangkut dalam pembelajaran dikelas (intrakurikuler) yaitu bimbingan konseling, yang meliputit hal-hal pribadi peserta didik, kemasyarakatan, belajar dan karier peseta didik. Pembelajaran yang menyangkut didalam kelas, (intrakurikuler) sekolah SMA Whira Bhakti Gorontalo mengharapkan nilai-nilai karakter yang hendak di capai oleh peserta didik yaitu Disiplin, Kerja Keras, dan tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini terlihat dalam observasi peneliti bahwa karakter yang di tanamkan dalam sehari-hari peserta didik tercermin suatu nilai-nilai disiplin, jujur dan tanggun jawab sebagai peserta didik yang bisa menghasilkan nilai-nilai yang baik. Sebab ketika penerapan pendidikan karakter tidak ditanamkan dari segi akademik maka akan berdampak dari segi motivasi peserta didik terhadap keberhasilan akademik. Hal ini sesuai study hasil penelitian Marvin Berkowitz (dalam Renataliaa, 2011) menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukan penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik. Maka dari itu melalui pembelalajaran pendidikan karakter harus dilaksanakan dalam hal ini akan meningkatkan pengetahuan peserta didik didalam pembelajaran. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek teori pengetahuan (Cognitive), perasaan (Feelling), dan tindakan (Action). Menurut Thomas Lickona, (dalam Lisdiana Kurniasih, 2012) tanpa ketiga 49
aspek tersebut, maka pendidikan karakter tidak akan efektif dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Dengan pendidikan karakter, seorang anak akan menjdasi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan. Dengan kecerdasan emosional seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Pembelajaran yang mengembangkan karakter peserta didik dilaksanakan diluar pembelajaran (ekstrakurikuler) SMA Wira Bhakti Gorontalo membantu mengembangkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat masing-masing. Karena ekstrakurikuler ini merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan untuk menyiapkan peserta didik sebagai calon peserta didik yang akan melanjutkan untuk memimpin bangsa ini yang memiliki watak, kepribadian dan akhlak mulia serta keterampilan. Peserta didik diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan tanggung jawab, disiplin serta potensi peserta didik. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo yang tercantum dalam Peraturan Kehidupan Siswa (Perdupsis) yang tertera pada pasal 25 Kegiatan Ektrakurikuler yan bertujuan menyalurkan minat dan bakat peserta didik dalam mengembangkan diri yaitu : 1) Kelompok Giat Belajar Bahasa Inggris, 2) Kelompok Olimpiade Sains, 3) bola Volley, 4) bola Kaki, 5) Basket, 6) Beladiri, 7) Pramuka, 8) Palang Merah Remaja (PMR), 9) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).
49
Nilai-nilai karakter yang hendak diharapkan oleh sekolah SMA WIra Bhakti agar bagaimana peserta didik memiliki rasa tanggung jawab, jujur serta disiplin dan bagaimana peserta didik menghargai waktu dalam mejalankan tugas. Hal ini sesuai dengan temuan dan observasi peneliti bahwa SMA Wira bahkti Gorontalo tercermin suatu karakter disiplin, rasa tanggung jawab, serta kerja keras yang tidak lain mengembangkan karakter peserta didik melalui pembiasaan dan berdasarkan pada nilai-nilia karakter yang diterapkan pada peserta didik. b. Kegiatan keagamaan Pelaksanaan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan SMA Wira Bhakti Gorontalo di boarding school dalam mengembangkan karakter peserta didik. Kegiatan keagamaan merupakan salah satu kegiatan utama dalam pembentukan karaker peserta didik 82% peserta didik harus tuntas dalam kegiatan keagamaan dan wajib untuk diikuti. Terlihat jelas juga bahwa sekolah SMA Terpadu Wira Bhkti Gorontalo sangat tegas dalam melaksanakan kegiatan keagamaan dimana dilihat dari bentuk kegiatannya SMA Wira Bhakti hampir merupai kegiatan yang dilaksanakan oleh pondok-pondok pesantren lainnya. Misalnya kegiatan hafalan al-Qur’an dan jus amma, minimal peserta didik harus menghafal 1 jus dalam setahun dan surat-surat pendek minimal 20 surat dalam seminggu. ini merupakan suatu pola pembiasaan yang diajarkan untuk bagaimana peserta didik menerapkan nilai-nilai karakter yang baik untuk dilaksanakan. Selain itu kegiatan kajian-kajian keislaman, sholat
49
berjama’ah. Nilai-nilai yang diharapkan adalah Sikap dan perilaku yang patuh dalam menjalankan ibadah serta tanggung jwabnya terhadap Tuhan YME. Hal ini yang ditegaskan Dalam QS. al-Nisa’ (4): 80 Allah Swt. berfirman: “Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. al-Nisa’ (4): 80). Dalam ayat ini menjelaskan bahwa bukti seseorang cinta kepada Allah adalah mengikuti Rasulullah. Dengan menjalankan tugas apa yang seharusnya dikerjakan maka ahlak dan perilaku yang baik akan tercermin dari diri peserta didik. Selain itu visi dan misi sekolah SMA Wira Bhakti Gorontalo sangat menentukan adanya pembentukan karakter peserta didik berakhlaqul kharimah, unggul prestasi berwawasan kebangsaan. Visi tersebut di atas mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekikinian, sesuai dengan norma dan harapan masayarakat. Berakhlaqul karimah menghendaki generasi Indonesia output SMA Wira Bhakti Gorontalo menjadi generasi muslim yang senantiasa taat kepada ajaran Agama Islam dengan melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Akhlak yang mulia juga tercermin pada ketaatan dan kepatuhan kepada orang tua, guru dan orang-orang yang disekitarnya
49
c. Kegiatan Keterampilan Pendidikan karakter dalam keterampilan juga sangat penting untuk dikembangkan agar bagaimana peserta didik bisa menyesuaikan kehidupannya didalam sekolah yakni dengan berkomunikasi secara jelas dan berfikir kreatif, Bentuk kegiatan yang dilaksanakan di SMA Wira Bhakti Gorontalo hal ini tercantum pada Peraturan Kehidupan Siswa (Perdupsis) mengenai pendidikan keterampilan yang tertera pada pasal 22 bahwa setiap taruna/i wajib untuk mengikuti salah satu program pendidikan keterampilan yang diselenggrakan oleh sekolah. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan berupa Pembudidayaan Tanaman melalui Kultur Jaringan, ketrampilan bahasa serta ketrampilan Teknologi Informasi nilai karakter yang harapkan oleh Sekolah adalah bagaiman dia bisa menghargai lingkungan, bagaimana dia bisa menghargai bahasa orang lain, dan bagaimana dia bisa disiplin dalam menjalankan tugasnya. Menurut Yusda Yunus 2012 Disiplin merupakan bagian pembentukan karakter siswa. Disiplin sangat diperlukan agar siswa dapat mengarahkan setiap tindakannya untuk mencapai produktivitas tertinggi. Untuk memupuk jiwa kedisiplinan siswa , Bapak/Ibu guru dapat mengarahkan siswa berperilaku disiplin dengan cara mengharuskan siswa memasuki jam pelajaran secara tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu dan memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru. Sikap disiplin akan membentuk kepribadian disiplin.
49
3. Evaluasi pendidikan karakter di boarding school Pendidikan karakter sebagai suatu proses interaksi peserta didik dengan lingkungan, pendidikan akan sulit diketahui tingkat keberhasilannya apabila tidak dikaitan dengan evaluasi hasil. Apakah anak sudah memiliki karakter “jujur” atau belum, memerlukan suatu evaluasi. Jadi evaluasi untuk pendidikan karakter memiliki makna suatu proses untuk menilai kepemilikan suatu karakter oleh anak yang dilakukan secara terencana, sistematis, sistematik, dan terarah pada tujuan yang jelas. (Kesuma, dkk 2011 :137) SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo melaksanakan evaluasi sesuai dengan aturan yang telah dimuat dalam Peraturan Kehidupan siswa (Perdupsis) yang tercantum pada pasal 27 bahwa evaluasi hasil belajar dan latihan dilakukan sebagai penilaian untuk mengetahui tingkat kemampuan akademik, keagamaan, keterampilan, dan kesamapataan jasmani yang akan dicatatat dalam buku laporan pendidikan (Raport). Pelaksanaan evaluasi dalam kegiatan akademik adalah melihat nilai dari karakter peserta didik mulai dari disiplin, tanggung jawab, serta kejujuran peserta didik dalam mejalankan ujian misalnya, peserta didik tidak bisa melihat teman atau mencontek teman yang sedang melaksanakan ujian. Hal ini juga tercantum pada pasal 27 point 4 dilarang mencontek, dan membawa buku catatan. Ini berarati pembinaan karakter peserta didik itu selalu didasarkan cerminan disiplin yang ditegagkan dalam semua kegiatan.
49
Selaian kegiatan akademik, kegiatan keagamaan juga diadakan evaluasi yang tidak lain melihat hasil dari ketercapaian yang diraih oleh peserta didik. Dalam kegiatan keagamaan nilai-nilai karakter yang dievalasi adalah bagaimana nilai Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, disiplin dalam melaksanaka ibadah agama, dan tanggung jawab terhadap tugas dari kegiata-kegiatan keagamaan serta kejujuran pada dirinya. Minimal peserta didik bisa mencapai harapan tersebut. Setiap melaksanakan suatu kegiatan keagamaan evaluasi selalu dilaksanakan yakni melihat hasil-hasil tercapainya kegiatan yang diraih oleh peserta didik, dan evaluasi ini tidak lain akan memberikan perbaikan untuk ditidaklanjuti selanjutnya. Kegiatan keterampilan yang dilaksanakan di SMA Wira Bhakti gorontalo yang dilihat adalah keseriusan peserta didik dalam menjalankan kegiatan adalah bagaimana peserta didik tepat waktu dalam mengikuti kegiatan. Menghargai lingkungannya kerja keras serta Peduli Lingkungan. Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana dan dilakuakan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program berlangsung dan pada akhir program setelah program itu selesai. (Aqib,2011:89)
49
4. Hambatan boarding school dalam pendidikan karakter Faktor-faktor akan menjadi sebuah sejarah perjalanan program boarding school dimana proses-proses di lapangan adalah catatan untuk semakin meningkatkan kualitas program sekolah dan program yayasan. Maka Untuk itu mengevaluasi program dapat dilihat pula dari faktor-faktor yang menjadi kendala yang dihadapi selama ini, sekaligus pemecahan persoalan yang menjadi kendala, dan faktor-faktor apa saja yang mendukung terlaksananya program. Hambatan pendidikan karakter diboarding school pengaruh rendahnya komitmen yang dibangun oleh warga sekolah, contohnya seorang guru, ketika guru tidak membangun komunikasi yang baik, waktu pembelajaran disekolah harus disesuaikan dengan keadaan boarding dan juga harus melihat kemampuan fisik dari peserta didik tersebut. Sehingga hal ini tidak akan mengalami hambatan dalam melaksanakan pendidikan karakter di boaridng school. Hal ini ketika peneliti melalukan pengamatan bahwa peneliti mendengar keluhan-keluhan peserta didik yang merasa capek dengan kegiatan yang sudah dilakukan pada siang hari sampai pada sore hari. Yang tidak ada henti-henti. Maka dari itu pihak sekolah harus membangun komunikasi yang baik antra peserta didik dan guru, sehingga kegiatan yang diikuti oleh peserta didik tidak terlalu memberatkan peserta didik. Warga sekolah harus ingat bahwa Keberhasilan pendidikan karakter peserta didik sangat ditentukan oleh semua elemen sekolah yang sangat mendukung pembentukan karakter. Untuk mencapai tingkat keberhasilan tersebut pendidikan 49
karakter yang di laksanakan di boarding school sangat membantu peserta didik dalam berprilaku yang baik yang akan meberikan pemahaman tentang kebaikan dan mengerjakan tugas dengan kebaikan. Menurut Lickona,
karakter mulia
(good
character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar- benar melakukan kebaikan. Berdasarkan uraian secara keseluruhan jelas menunjukan bahwa pendidikan karakter yang dilaksanakan di boarding school di SMA Wira Bhakti Gorontalo Kab. Bone Bolango terlaksana dengan baik dan telah berimplikasi terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah SMA Wira Terpadu Bhakti Gorontalo. Terdapat pembinaan pendiddikan karakter yang Nampak di SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo. 1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 4. Mandiri 49
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 5. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Disiplin
Religius
Nilainilai
tanggung jawab
jujur
mandiri
gambar 4.5 Nilai-nilai karakter yang Nampak pada diri peserta didik di SMA Wira Bhakti Gorontalo
49
Perencanaan Program
Keterlibatan dalam perencanaan program Boarding School
Pengelolaan Pendidikan Karakter Pada Sekolah Berasrama Boarding school
Perencanaan pendidikan karakter dalam Boarding school
Ketercapaian hasil program Kegiatan akademik
Pelaksanaan pendidikan karakter dalam Boarding school
Kegiatan keagamaan
Kegiatan keterampilan Kegiatan akademik Evaluasi pendidikan karakter dalam Boarding school
Kegiatan keagamaan
Kegiatan keterampilan Guru Hambatan pendidikan karakter dalam Boarding school
Siswa
Gambar 4.4 diagram konteks pengelolaan pendidikan karakter pada sekolah berasaram (boarding school) SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo 49
Ketercapaian hasil pelaksanaan pendidikan karakter dalam boarding school