35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1
Sejarah Perusahaan Pada tahun 1961 sampai dengan 1966 Pemerintah Republik Indonesia
melaksanakan pembangunan pabrik pemintalan dan pertenunan di sebagian besar wilayah
Indonesia
dalam
rangka
mengusahakan
swasembada
sandang.
Pembangunan proyek tersebut ditugaskan kepada PNPR (Perusahaan Negara Perindustrian Rakyat), LEPPIN KARYA YASA yang dilanjutkan oleh KOPROSAN
(Komando
Koperasi
Proyek-proyek
Sandang).
Setelah
pembangunan selesai berdasarkan PP No. 6 tahun 1967 Jo UU No. 19 PRP 1960 dibentuklah PN. Industri sandang yang berfungsi mengelola 11 pabrik-pabrik pemintalan dan pertenunan, yaitu : 1. Patal Palembang – Palembang 2. Patal Senayan – Jakarta 3. Patal Bekasi – Bekasi 4. Patal Cipadung – Bandung 5. Patal Banjaran – Bandung 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati – Pasuruan 9. Patal Tohpati – Denpasar
36
10. Patal Madurateks – Madura 11. Patal Makateks- Makasar Berdasarkan PP No. 2 tahun 1977, PN. Industri sandang telah dialihkan statusnya menjadi perseroan terbatas (persero) dan dipisah menjadi dua persero. Pada tahun 1993, sesuai Surat Menteri Keuangan No. S-160/MK.016/1993 tanggal 6 februari 1993 Perihal Rencana Penyelamatan dan Penyehatan Industri Sandang I, berisikan penutupan dua unit produksi PT. Industri Sandang I, yaitu Patal Senayan di Jakarta dan Patal Palembang di Palembang. Dalam rangka rehabilitasi/modernisasi, renovasi, relokasi dan penambahan mesin-mesin baru serta penambahan market share perusahaan, perusahaan mengajukan untuk menjual aktiva tetap non produktif kepada pemegang saham dan telah mendapatkan persetujuan. Berdasarkan PP No. 90 tahun 1999 tanggal 13 oktober 1999 tentang penggabungan PT. Industri Sandang Nusantara I kedalam PT. Industri Sandang Nusantara II, maka pada tanggal 25 mei 2000 sesuai SK Menteri Hukum dan Perundang-Undangan
No.
C-1072
HT.01.04-TH
2000,
dilaksanakan
penggabungan PT. Industri Sandang Nusantara I kedalam PT. Industri Sandang Nusantara II dan berganti nama menjadi PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA, dengan unit-unit produksi sebagai berikut : 1. Patal Karawang – Karawang 2. Patal Bekasi – Bekasi 3. Patal Cipadung – Bandung 4. Patal Banjaran – Bandung
37
5. Patal Secang – Magelang 6. Patal Cilacap – Cilacap 7. Pabrikteks Tegal – Tegal 8. Patal Grati – Pasuruan 9. Patal Lawang – Malang 10. Patal Makateks – Makasar PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran berada di jl. Bojongmanggu, Pamengpeuk. Dibangun pada maret 1965 dan terdiri dari patal I dan patal II. Patal I diresmikan pada 16 september 1967 dan terdapat 73 mesin dengan 30.368 MP. Sedangkan, patal II diresmikan pada tanggal 28 juli 1975 terdapat 78 mesin dengan 33.696 MP. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini berupa C/P, P/C, Carded, Combed dan Rayon. PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran didirikan di atas lahan seluas ± 25 hektar dengan luas bangunan ± 45.000m2. Bangunan-bangunan tersebut adalah sebagai berikut : Bangunan Patal I
: 14.000 m2
Bangunan Patal II
: 13.000 m2
Bangunan Kantor
: 1.000 m2
Bangunan Gudang
: 5.000 m2
Bangunan Teknik
: 8.000 m2
Bangunan Per. Dinas & Tk Koperasi, mesjid
: 4.000 m2
Tanah Kosong
: 20,70 hektar
38
4.1.2
Visi, Misi dan Budaya Perusahaan
A. Visi Perusahaan PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran merupakan BUMN persero dalam bidang Industri Tekstil Indonesia abad 21 yang mempunyai daya saing dan daya cipta nilai tinggi ditingkat internasional.
B. Misi Perusahaan Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dengan berupaya secara efisien dan produktif di segala bidang untuk mengatasi persaingan pasar industri tekstil dalam negeri maupun luar negeri. Market oriented atau memperoleh keuntungan yang memadai, melaksanakan pemeliharaan mesin produksi dan fasilitas pendukung lainnya dengan baik, memperhatikan kesejahteraan karyawan serta memenuhi keinginan stakeholder.
C. Budaya Perusahaan Mengingat PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran merupakan BUMN sebagai persero, maka pola pikir seluruh karyawan berorientasi pada keuntungan perusahaan dimana perusahaan merupakan ladang yang perlu dikelola bersama dengan baik sehingga perilaku karyawan diarahkan menjadi pada integritas, kerjasama tim, profesionalisme, dan nilai-nilai cooperative yang dilandasi dengan ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan, prestasi, keamanan dan moral.
39
4.1.3
Aktivitas dan Alur Produksi
4.1.3.1 Aktivitas Produksi Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk yang dihasilkan oleh PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran adalah menggunakan bahan baku dominan polyster, yaitu sejenis bahan baku sintetis yang berasal dari biji plastik atau cip. Adapun bahan baku selain polyster yang digunakan dalam proses produksi diantaranya adalah Cotton, Rayon, Reused Waste, benang tenun sinle untuk gintir. Aktivitas produksi dapat digambarkan sebagai berikut :
Bahan Baku
Proses Produksi
waste
Gambar 4.1 Aktivitas Produksi
Hasil Produksi
40
4.1.3.2 Alur Produksi
Balai Store
Blowing
LAP
Carding
Silver
Drawing I
Silver
Drawing II
Silver
Drawing III
Silver
Speed
Roving
Ring Frame
Benang
Winding
Benang Cone
Packing
Gudang
Gambar 4.2 Alur Produksi
41
Berdasarkan gambar di atas dapat dipaparkan bagaimana alur produksi yang terjadi pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran, yaitu pertama memproses bahan baku berupa serat-serat sintetis atau polyster ke dalam mesin blowing yang berfungsi untuk menghancurkan polyster yang bertujuan untuk menjaga serat agar tetap baik dan membentuk sebuah gulungan besar seperti gulungan karpet yang disebut LAP dengan berat 15 kg dan netto 13 kg. LAP diolah kembali ke dalam mesin carding, dimana LAP tersebut diurai menjadi gulungan yang lebih kecil. Kemudian, gulungan yang lebih kecil dari LAP tersebut memasuki tahap selanjutnya, yaitu diolah kedalam mesin drawing I hingga drawing III. Fungsi mesin ini adalah untuk merentangkan serat-serat secara teratur dan rapi. Tahap selanjutnya adalah mesin speed yang berfungsi untuk mengubah gulungan besar menjadi gulungan kecil. Kemudian, gulungan kecil tersebut masuk ke dalam proses ring frame yang berfungsi agar serat menjadi halus, fungsi mesin inilah sesungguhnya menjadi fungsi utama industri pemintalan. Lalu dalam mach cone produk benang yang sudah halus diubah bentuk dari tube menjadi cone. Dalam proses ini terjadi sensor secara otomatis terhadap benang-benang yang panjang tidak sempurna seperti putus atau rangkap. Tahap terakhir dari alur produksi ini adalah pengepakan atau packing, benag dibungkus sesuai dengan pesanan baik dalam bentuk karung maupun kardus. Produk yang dihasilkan bermacam-macam tergantung dari pesanan, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. P 20/1 WO 2. P 30/1 WO
42
3. P 40/1 WO 4. P 50/1 WO 5. P 60/1 WO
Jika dilihat dari konsumen yang membutuhkannya, aktivitas perusahaan dalam menghasilkan benang dapat dikelompokkan sesuai jenis dan spesifikasinya, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Kelompok yang ditujukan untuk penjualan lokal dan ekspor dengan spesifikasi sesuai permintaan pelanggan dan pemakaian bahan baku 100% grade A1 2. Kelompok yang ditujukan untuk pasar lokal dengan spesifikasi sesuai permintaan pelanggan dan pemakaian bahan baku 80% grade A1 dan grade A3.
Selain hasil produk utama, perusahaan pun memperoleh pendapatan dari hasil penjualan waste benang-benang sisa proses produksi yang tidak dapat didaur ualng kembali. Waste yang dapat dijual kembali diantaranya adalah : 1. Under cassing merupakan sisa bahan baku dari hasil proses produksi pada mesin blowing dan carding. 2. Flat trip merupakan sisa proses produksi pada mesin carding. 3. Majun merupakan sisa produk berupa benang kusut sisa pengolahan pada mesin mach coner. 4. Sapuan
43
4.1.4
Struktur Organisasi Setiap perusahaan selalu menyusun struktur organisasi karena mengingat
struktur organisasi cukup penting dalan menjalankan usahanya, bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai tugas dan wewenang yang diberikan kepada karyawan sehingga setiap karyawan mengetahui tugas dan wewenangnya tersebut serta menjalankan dengan sebaik mungkin. Struktur organisasi yang baik merupakan hal yang mampu mempengaruhi efektif atau tidaknya kinerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya akan lebih terarah dan teratur. Adapun struktur organisasi PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran adalah terlampir.
4.2
Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1
Produktivitas Tenaga Kerja Produktivitas merupakan ukuran bahwa sumber daya ekonomi telah
dimanfaatkan secara efisien oleh sebuah perusahaan. Dalam penelitian ini produktivitas yang digunakan adalah produktivitas tenaga kerja dalam pendekatan finansial. Produktivitas tenaga kerja merupakan produktivitas parsial, yaitu membandingkan output dengan salah satu input saja dan dinyatakan dalam satuan nilai rupiah atau moneter. Input dalam penelitian ini adalah biaya tenaga kerja langsung. Untuk menghitung produktivitas tenaga kerja menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan laba rugi untuk mengetahui perkembangan harga pokok produksi dan biaya tenaga kerja langsung. PT. Industri Sandang
44
Nusantara menghitung produktivitas tenaga kerja dengan membandingakan harga pokok produksi dengan biaya tenaga kerja langsung. Berikut ini disajikan tabel mengenai produktivitas tenaga kerja PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2007 adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Produktivitas Tenaga Kerja PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran Periode 2006-2007 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Harga Pokok Produksi BTKL (Rp) (Rp) 1.937.151.739 647.849.469 1.898.737.355 648.447.096 2.095.986.942 740.090.934 2.206.536.701 851.699.464 2.211.233.518 892.648.371 2.016.430.252 710.938.481 2.036.222.848 742.316.339 2.001.332.818 748.418.436 2.209.761.159 768.227.270 1.825.429.288 680.305.881 1.887.989.363 677.840.280 2.411.522.534 1.021.231.834 2.104.039.650 830.674.831 1.990.106.852 853.130.380 2.034.934.300 880.065.936 2.036.948.959 882.053.626 2.068.918.925 876.553.176 2.045.947.015 880.905.945 2.134.030.591 898.891.841 2.206.769.674 928.763.020 2.023.381.972 786.630.334 2.059.486.276 947.491.754 2.201.145.188 1.035.587.485 1.973.834.853 747.715.707 Rata-rata
Produktivitas Tenaga Kerja 2.99 2.93 2.83 2.59 2.48 2.84 2.74 2.67 2.88 2.68 2.79 2.36 2.53 2.33 2.31 2.31 2.36 2.32 2.37 2.38 2.57 2.17 2.13 2.64
Selisih ∆P 0.00 -0.06 -0.10 -0.24 -0.11 0.36 -0.10 -0.07 0.21 -0.20 0.11 -0.43 0.17 -0.20 -0.02 0.00 0.05 -0.04 0.05 0.01 0.19 -0.40 -0.04 0.51 -0.0145
% -2.01 -3.41 -8.48 -4.25 14.52 -3.52 -2.55 7.87 -6.94 4.10 -15.41 7.20 -7.91 -0.86 0.00 2.16 -1.69 2.16 0.42 7.98 -15.56 -1.84 23.94 0.18
(sumber: laporan laba rugi PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran, telah diolah)
45
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 4.1 nampak bahwa produktivitas tenaga kerja yang dicapai perusahaan selama periode 2006 hingga 2007 mengalami penurunan dan kenaikan atau berfluktuasi dalam setiap bulan yang apabila dirata-ratakan produktivitas tenaga kerja mengalami penurunan. Namun penurunan tersebut masih relatif stabil karena fluktuasi yang terjadi pada setiap bulannya tidak terlalu besar. Pada bulan Juni tahun 2006 produktivitas tenaga kerja yang dicapai oleh perusahaan merupakan selisih produktivitas tenaga kerja yang paling tinggi dibandingkan dengan bulan lainnya yaitu sebesar 0,36 atau naik sekitar 14.52% dari bulan Mei tahun 2006 dan selisih produktivitas tenaga kerja paling rendah terjadi pada bulan Desember tahun 2006 sebesar negatif 0,43 atau turun sekitar 15,41% dari bulan Nopember tahun 2006. Selama tahun 2006 perusahaan cenderung mengalami penurunan dalam produktivitas tenaga kerja. Pada tahun 2007 bulan Juni terjadi penurunan dalam produktivitas tenaga kerja dan merupakan selisih produktivitas tenaga kerja terendah sebesar negatif 0,04 atau sektar 1.69% dari bulan Mei tahun 2007. Selama tahun 2007 perusahaan cenderung mengalami kenaikan dalam mencapai produktivitas tenaga kerja, walaupun terjadi penurunan pada bulan Oktober tahun 2007 sebesar negatif 0,4 atau sekitar 15,56% dan bulan Nopember tahun 2007 sebesar negatif 0,04 atau sebesar 1,84%. Akan tetapi hal tersebut mampu memotivasi perusahaan untuk terus berupaya dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga mencapai angka positif. Pada bulan Desember tahun 2007, perusahaan mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga mencapai angka positif yaitu
46
sebesar 0,51 atau naik sekitar 23,94% dari bulan Nopember tahun 2007. Kenaikan tersebut merupakan selisih produktivitas tertinggi yang dicapai oleh perusahaan selama tahun 2007. Untuk mempermudah melihat perkembangan produktivitas tenaga kerja perusahaan, maka berikut ini disajikan grafik perkembangan produktivitas tenaga kerja periode 2006 hingga 2007, sebagai berikut : 30 25
15 10 2006
5
2007 de s
no p
ok t
ju l au gt se pt
ju n
m ei
ja n
-5
ap r
0 fe b m ar
produktivitas
20
-10 -15 -20 bulan
Grafik 4.1 Perkembangan Produktivitas Tenaga Kerja PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran Periode 2006-2007
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa produktivitas tenaga kerja yang dialami oleh PT. Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran berfluktuatif pada setiap bulan selama periode 2006 hingga 2007.
47
4.2.2
Perolehan Laba Perolehan laba merupakan orientasi natural dari setiap perusahaan, maka
dengan demikian perusahaan akan terus berupaya meningkatkan kinerja guna mencapai tujuan perusahaan. Walaupun perolehan laba bukan merupakan satusatunya hal yang terpenting dalam sebuah perusahaan. Akan tetapi perusahaan harus mampu memperoleh laba yang maksimal dan mempertahankan agar perolehan laba tersebut tidak menurun. Laba yang diperoleh PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran merupakan selisih antara total pendapatan yang diterima dengan total beban yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Perkembangan perolehan laba pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran periode 2006 hingga 2007 adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Perkembangan Laba PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran Periode 2006-2007 Tahun
2006
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei
Total Pendapatan 2.209.383.877 2.220.106.363 2.039.714.882 2.105.235.550 2.174.871.906 2.407.132.212 1.674.790.465 2.478.661.215 2.915.151.937 2.675.389.142 2.106.356.216 2.916.021.850 2.277.407.011 2.138.960.646 2.445.814.110 2.480.864.530 2.430.398.170
Total Beban 2.159.275.295 2.093.900.612 2.299.966.614 2.429.672.590 2.424.715.113 2.250.985.953 2.298.144.806 2.230.459.911 2.429.103.502 2.021.910.384 2.061.024.439 2.768.283.395 2.290.516.218 2.188.550.907 2.302.059.241 2.272.438.681 2.368.141.882
Laba/Rugi 50.108.582 126.205.751 (260.251.732) (324.437.040) (249.843.207) 156.146.259 (623.354.341) 248.201.305 486.048.435 659.964.592 45.331.777 147.738.455 10.767.793 (36.464.467) 143.214.869 208.425.849 62.256.288
48
2007
Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
2.606.204.335 2.637.233.116 2.621.775.963 2.386.187.500 2.096.816.823 2.527.463.866 2.625.596.392 Rata-rata
2.284.179.209 2.370.580.493 2.460.137.150 2.300.782.133 2.317.013.990 2.209.402.982 2.196.566.812
322.025.126 266.652.623 161.638.813 85.405.367 (220.197.167) 143.770.884 419.299.580 47.575.667
(sumber : laporan laba rugi PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran, telah diolah)
Berdasarkan tabel 4.2 nampak bahwa laba yang diperoleh PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran cenderung mengalami penurunan pada setiap bulan bahkan terjadi kerugian. Hal tersebut terjadi karena total pendapatan yang diterima tidak sebanding dengan total beban yang dikeluarkan, terlihat dari jumlah
beban
yang
cukup
tinggi.
Untuk
mempermudah
menganalisis
perkembangan laba PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran maka disajikan dalam grafik sebagai berikut : 800,000,000 600,000,000 400,000,000
Laba
200,000,000 2006
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
(200,000,000) (400,000,000) (600,000,000) (800,000,000) Bulan
Grafik 4.2 Perkembangan Laba PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran Periode 2006-2007
2007
49
Berdasarkan grafik 4.2 nampak bahwa laba yang diperoleh PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran mengalami penurunan dan kenaikan pada setiap bulannya. Pada tahun 2006 laba yang diperoleh perusahaan banyak mengalami penurun, awal tahun laba perusahaan meningkat. Namun, pada bulan Maret tahun 2006 mengalami kerugian sebesar negatif Rp. 260.251.732,- atau menurun sekitar 106,21% dari bulan Februari tahun 2006. Pada bulan Oktober tahun 2006 laba yang diperoleh merupakan laba tertinggi sebesar Rp. 659.964.592,- atau naik sekitar 35,78% dari bulan September tahun 2006 dan laba terendah terjadi pada bulan Juli tahun 2006 sebesar negatif Rp. 623.354.341,- atau turun sekitar 299,21% dari bulan Juni tahun 2006. Pada tahun 2007 laba mengalami penurunan. Akan tetapi penurunan tersebut cenderung tidak mencapai angka negatif. Laba tertinggi yang diperoleh perusahaan, yaitu pada bulan Desember tahun 2007 sebesar Rp. 419.299.580,atau naik sekitar 191,64% dari bulan Nopember 2007. sedangkan, laba terendah selama tahun 2007 terjadi pada bulan Oktober sebesar Rp. 220.197.167,- atau turun sekitar 157,82% dari bulan September tahun 2007.
4.3
Analisi Data Untuk mengetahui bagaimana pengaruh produktivitas tenaga kerja
terhadap perolehan laba maka dilakukan analisa dengan menggunakan regresi linier sederhana. Adapun data yang diperlukan untuk menganalisis adalah sebagai berikut :
50
Tabel 4.3 Data perhitungan uji statistik Tahun
2006
2007
Bulan
X
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
0.00 -0.06 -0.10 -0.24 -0.11 0.36 -0.10 -0.07 0.21 -0.20 0.11 -0.43 0.17 -0.20 -0.02 0.00 0.05 -0.04 0.05 0.01 0.19 -0.40 -0.04 0.51
Y (dlm milyar) 0.05 0.13 -0.26 -0.32 -0.25 0.16 -0.62 0.25 0.49 0.66 0.05 0.15 0.01 -0.04 0.14 0.21 0.06 0.32 0.27 0.16 0.09 -0.22 0.14 0.42
Bahwa untuk melakukan pengolahan data dilakukan dengan melakukan uji linieritas dan menghitung koefisien regresi, maka dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for windows. Adapun output yang diperoleh dari perhitungan SPSS adalah sebagai berikut :
51
1. Uji linieritas Uji linieritas berfungsi untuk mengetahui apakah metode regresi dalam penelitian ini berpola linier. Berdasarkan gambar Normal P-Plot of Regression Standardized Residual nampak bahwa sebaran titik-titik (data) cenderung mendekati dan menyebar disekitar garis persamaan regresi. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa data berpola linier.
Gambar 4.3 Uji Linieritas
52
2. Coefficient Tabel 4.4 Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.089
.054
produktivitas
.462
.259
a.
Coefficients Beta
t
.356
Sig.
1.654
.112
1.788
.088
Dependent Variable: laba
b.
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS yang nampak dalam tabel di atas diperoleh nilai koefisien a dan b. Maka diperoleh
persamaan regresi linier
sederhana sebagai berikut : Ŷ= 0,089 + 0,462x Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa jika tidak ada pengaruh dari faktor tingkat produktivitas tenaga kerja, maka laba perusahaan sebesar 0,089. Tingkat produktivitas tenaga kerja mempunyai koefisien regresi sebesar 0,462 menyatakan bahwa setiap penambahan tingkat produktivitas tenaga kerja sebesar Rp. 1, maka perolehan laba akan naik sebesar 0,462. Tanda positif pada koefisien menandakan bahwa pengaruh bersifat positif atau berbanding lurus (searah). Dari perhitungan SPSS 17.0 for windows di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap perolehan laba, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.
53
4.4
Pembahasan Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam proses
produksi. Hal ini dikarenakan oleh di antara faktor-faktor produksi lainnya hanya tenaga kerja yang mampu berpikir dan mempunyai kemampuan menemukan sesuatu yang baru (inovatif) untuk mencapai tujuan dan keberhasilan perusahaan. Perubahan naik dan turun produktivitas tenaga kerja, salah satunya disebabkan oleh jumlah harga pokok produksi dan biaya tenaga kerja langsung yang mengalami kenaikan dan penurunan. Produktivitas tenaga kerja dalam penelitian ini diukur dengan membandingkan jumlah harga pokok produksi dan biaya tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebagai balas atas jasa atau kontribusi para karyawan dan jumlah biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan tidaklah sedikit. Salah satu penyebab kenaikan dan penurunan biaya tenaga kerja adalah jumlah hari libur, jam lembur dan pekerjaan para karyawan dalam menhasilkan produk. Sedangkan, penaikan dan penurunan harga pokok produksi dapat diakibatkan oleh biaya produksi dan persediaan barang dalam proses. Perubahan jumlah harga pokok produksi dan pengeluaran untuk biaya tenaga kerja cukup mempengaruhi perolehan laba/rugi yang diterima oleh perusahaan. Perubahan selisih produktivitas tenaga kerja secara umum terjadi karena pekerjaan tenaga kerja tersebut. Apabila hasil pekerjaan tenaga kerja hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dapat dikatakan bahwa tenaga kerja tersebut telah bekerja secara produktif dan diharapkan akan terus bekerja secara produktif sehingga menghasilkan hasil yang lebih baik lagi dikemudian hari. Sehingga
54
untuk mencapai peningkatan produktivitas tenaga kerja yang tinggi, tenaga kerja harus terus memperbaiki pekerjaannya sehingga hasil yang diperoleh pun akan semakin maksimal dengan kualitas yang lebih baik. Selama periode 2006 hingga 2007 pada setiap bulannya selisih produktivitas tenaga kerja mengalami penaikan dan penurunan bahkan mencapai angka negatif. Kondisi yang demikian dapat terjadi karena biaya tenaga kerja yang meningkat. Selama tahun 2006 perusahaan dalam memperoleh laba cenderung mengalami penurunan bahkan pada bulan Maret, April, Mei dan Juli mencapai angka negatif atau rugi yang cukup besar. Hal demikian, mendorong perusahaan dalam mencapai laba hingga angka positif. Pada tahun 2007 laba yang diperoleh cenderung naik walaupun masih mengalami penurunan. Akan tetapi penurunan tersebut tidak terlalu besar sehingga rugi yang dialami perusahaan pun tidak terlalu besar. Perolehan laba yang disertai dengan kenaikan laba tertinggi yang pernah diperoleh perusahaan selama periode tahun 2006 hingga 2007 adalah pada bulan Oktober tahun 2006 sebesar Rp. 659.964.592,-. Hal ini dimungkinkan terjadi karena adanya penurunan biaya sebesar Rp. 2.021.910.384,-. Dimana penurunan biaya mencapai angka sebesar 16,76% dari bulan September tahun 2006. Adapun kerugian yang terbesar yang dialami oleh perusahaan, terjadi pada bulan Juli tahun 2006 sebesar negatif Rp. 623.354.341,- atau terjadi kenaikan sebesar 299,21% dari bulan Juni tahun 2006. kerugian sebesar ini terjadi karena perusahaan mengalami penurunan penjualan. Sehingga pendapatan yang diterima
55
perusahaan pun mengalami penurunan sebesar Rp. 1.674.790.465,- atau turun sekitar 30,42% dari bulan sebelumnya. Selain itu, biaya yang harus dikeluarkan pun mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.298.144.806,- atau naik sekitar 2.10% dari bulan sebelumya. Secara umum rata-rata selisih produktivitas tenaga kerja selama periode tahun 2006 hingga 2007 adalah sebesar negatif 0,015 dan rata-rata laba adalah sebesar Rp. 47.575.667,-. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows, diperoleh hasil bahwa koefisien regresi Ŷ= 0,089 + 0,462x. Persamaan regresi tersebut merupakan indikator yang menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja berpengaruh positif terhadap perolehan laba. Produktivitas tenaga kerja dapat disimpulkan berpengaruh positif terhadap perolehan laba karena tanda positif (+) yang berada pada koefisien regresi (b), yaitu +0,462. Pengaruh produktivitas tenaga kerja akan menambah laba. Hal ini sesuai dengan pendapat Sinungan (2008:47) ”Bahwa peningkatan rasio produktivitas untuk mencapai rasio laba yang sehat”. Dengan demikian penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis dengan hipotesis menyatakan bahwa ”tingkat produktivitas tenaga kerja berpengaruh positif terhadap perolehan laba” dapat diterima.