BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Status terakhir Fakultas Psikologi Terakreditasi B berdasarkan Sutar Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen
Pendidikan
Nasional
Republik
Indonesia
Nomor:003/BANPT/AkX/S1/II/2007 dengan masa berlaku dari 10 Februari 2007 sampai dengan 10 Februari 2012. Namun untuk status terbaru 2012/2017 masih menunggu keputusan dari BANPT. Fakultas Psikologi berdiri berdasarkan keputusan direktur Jendral Kelembagaan Agama Islam Nomor:DJ.II/64/2005 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi Strata Satu (S1) pada Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Visi, Misi dan dan Tujuan fakultas Psikologi a. Visi Visi Fakultas Psikologi adalah menjadi Fakultas Psikologi terkemuka dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat untuk menghasilkan lulusan di bidang Psikologi yang memiliki kekokohan aqidah, kedalaman spiritual, keluhuran akhlaq, keluasan ilmu dan kematangan professional, dan menjadi pusat pengembangan ilmu
56
57
pengetahuan, teknologi dan seni yang bercirikan Islam serta menjadi penggerak kemajuan masyarakat.
b. Misi Misi Fakultas Psikologi adalah menciptakan civitas Akademik a yang memiliki kemantapan aqidah, kedalaman spiritual dan keluhuran akhlaq,memberikan pelayanan yang professional
terhadap
pengkaji
ilmu,
pengetahuan,
mengembangkan ilmu psikologi yang bercirikan Islam melalui pengkajian dan penelitian ilmiah, mengantarkan mahasiswa psikologi yang menjunjung tinggi etika moral.
c. Tujuan Tujuan: Menghasilkan sarjana psikologi yang memiliki wawasan dan sikap yang agamis, menghasilkan sarjana psikologi yang professional dalam menjalankan tugas, menghasilkan sarjana psikologi yang mampu merespon perkembangan dan kebutuhan masyarakat serta dapat melakukan inovasi-inovasi baru dalam bidang psikologi, serta menghasilkan sarjana psikologi yang mampu memberikan tauladan dalam kehidupan atas dasar nilainilai Islam dan budaya luhur bangsa.
58
B. Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu berturut-turut dari mulai tanggal 03 Desember sampai tanggal 15 desember 2012. Untuk menguji validitas dan reabilitas alat ukur peneliti masuk ke-kelas angkatan 2011 untuk menyebarkan angket skala Self-Efficacy dan Persepsi Kejujuran Akademik pada tanggal 4 desember pukul 12.00 di ruang 312 dengan jumlah mahasiswa/i 25 orang, namun dikarenakan skala Persepsi Kejujuran Akademik mendapat nilai – pada semua aitem, peneliti kembali membuat skala Persepsi Kejujuran Akademik dan kembali menyebarkannya kepada subjek yang berbeda dari penyebaran skala yang pertama sebanyak 37 mahasiswa angkatan 2011 pada tanggal 10 desember 2012 pukul 11.30. Dari kedua skala, menghasilkan skala yang valid dan reliabel kemudian peneliti kembali menyebarkan skala yang telah diuji coba kepada subjek yang berbeda dari penyebaran skala yang telah diuji coba pada angkatan yang sama tanggal 12 desember 2011 peneliti hanya menemukan 15 subjek dikarenakan subjek yang dibutuhkan dalam penelitian 40 subjek maka oleh karena itu keesokan harinya tanggal 13 desember 2012 peneliti kembali menyebarkan angket penilitian pada 25 subjek lagi angakatan 2011.
59
C. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Standar pengukuran yang digunakan untuk menentukan validitas aitem adalah
≥ 0,300. Apabila jumlah aitem yang valid ternyata
masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat ≥ 0,300 menjadi
menurunkan sedikit batas kriteria dari 0,250 atau
≥
≥ 0,200 (Azwar 2004). Adapun standart validitas aitem
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
≥ 0,250dalam
penelitian ini, uji validitas menggunakan bantuan SPSS ( statistical product and service solution ) 19.0 for windows. Dari hasil nanalisis uji validitas Self Efficacy yang terdiri dari 35 aitem yang diujikan kepada 25 responden, menghasilkan 28 aitem yang diterima dan 7 aitem yang gugur. Perincian aitem-aitem yang valid dan tidak valid atau gugur dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1. komponen dan Distribusi Butir pada Skala Self Efficacy
Variabel
Aspek Organisir Pencapaian
SELF EFFICAC Y
Upaya
Hasil
Indikator Manajemen diri, waktu, dan tugas Pencapaian/target terhadap prestasi Akademik Mengerahkan seluruh kemampuan yang dimiliki Prestasi yang didapat/karya yang dihasilkan
Jumlah
% 40 %
UF 3,8,23
F 1,2,4,5,6, 17, 25
Jumlah 10
15%
-
7,9,18,19 ,20
5
30%
12,13,24, 27,28
10,11,15, 16,26
10
15%
14
21,22
3
100%
9
19
28
60
Sedangkan skala Persepsi Kejujuran Akademik yang terdiri dari 35 aitem dan diujikan kepada 37 responden (responden yang berbeda) menghasilkan 23 aitem diterima dan 12 aitem yang gugur dengan perincian aitem-aitem yang valid dan tidak valid atau gugur pada tabel berikut:
Tabel 4.2 komponen dan Distribusi Butir pada skala Kejujuran Akademik
Variabel Kejujuran Akademik
Aspek No Cheating
Indikator Menghindari Mencontek jawaban dari tugas teman
% 54%
UF 1,2,5,6,1 1,15,16
F 9,10,13,20, 22
Jumlah 13
No Plagiat
Menghindari Tindakan menjiplak dalam menyelesaikan tugas.
46%
3,12,14,1 8
4,7,8,17,19 ,21,23
10
100%
11
13
23
Jumlah
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas menggunakan SPSS 19.0 for windows. Hasil uji pada skala Self Efficacy setelah menggugurkan aitem tidak valid kooefisien realibilitas menjadi 0,839. Sedangkan skala Persepsi Kejujuran Akademik setelah menggugurkan aitem tidak valid koefisien reliabilitas menjadi
. kedua skala tersebut masuk pada
kategori reliabel 0,801 , dikarenakan mendekati 1, jadi alat ukur ini dianggap cukup reliabel. Berikut ini rangkuman uji realibilitas dalam bentuk tabel seperti berikut :
61
Tabel 4.3 koefisien Reliabilitas Skala Self Efficacy dan Persepsi Kejujuran Akademik . Skala
Koefisien r
Kategori
0,839
Reliabel
0.802
Reliabel
Self Efficacy Persepsi
Kejujuran
Akademik
D. Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian. 1.
Analisis Data Self Efficacy Analisis data digunakan guna untuk menjawab rumusan masalah dan
hipotesis yang diajukan pada bab selanjutnya, sekaligus memenuhi tujuan dari penelitian ini. Untuk mengetahui diskripsi masing-masing variabel maka perhitungannya didasarkan pada distribusi normal yang diperoleh dari mean dan standar deviasi, berikut ini hasil analisis distribusi normal dari Mean (µ) dan Standart Deviasi (σ) variabel Self efficacy dengan mengunakan SPSS 19,0 for windows.
Tabel 4.4 Hasil Mean dan Standart Deviasi skala Self Efficacy. Mean
Standart Deviasi
N
87,43=87
8,268=8
40
62
Setelah mengetahui Mean (µ) dan Standart Deviasi (σ) dari hasil tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui tingkat kecerdasan emosional pada responden. Kategori pengukuran pada subyek penelitian dibagi menjadi tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mencari skopr kategori diperoleh dengan pembagian sebagai berikut : a. Tinggi
b. Sedang
=X
( µ + 1,0. σ)
=X
( 87 + 1 x 8)
=X
95
= (µ1,0σ ) < X ≤ (µ+1,0σ) = (87-1 x 8 ) < X ≤ ( 87+1 x 8 ) = 79 < X ≤ 95
c. Rendah
= (µ+1,0σ) ≤ X = X< 87-1 x 8 =X < 79
Setelah mengetahui nilai kategori tinggi, sedang, dan rendah, maka akan dikeathui prosentasenya dengan menggunakan rumua : X 100% Maka analisis hasil prosentase tingkat Self Efficacy pada mahasiswa/i fakultas psikologi UIN Malang angkatan 2011 dapat dijelaskan dengan tabel berikut ini :
63
Tabel 4.5 proporsi tingkat Self Efficacy No Kategori
Norma
1
Tinggi
X
2
Sedang
(µ1,0σ ) < X ≤ (µ+1,0σ)
3
Rendah
(µ+1,0σ) ≤ X
2.
( µ + 1,0. σ)
Interval
F
%
95
7
17.5
79-95
27
67.5
< 79
6
15
Analisis Data Persepsi Kejujuran Akademik
Untuk
mengetahui
diskripsi
masing-masing
variabel
maka
perhitungannya didasarkan pada distribusi normal yang diperoleh dari mean dan standar deviasi, berikut ini hasil analisis distribusi normal dari Mean (µ) dan Standart Deviasi (σ) variabel Persepsi Kejujuran Akademik dengan mengunakan SPSS 19,0 for windows.
Tabel 4.6 Hasil Mean dan Standart Deviasi skala Persepsi Kejujuran Akademik Mean
Standat Deviasi
N
67,67=68
7,255=7
40
Setelah mengetahui Mean (µ) dan Standart Deviasi (σ) dari hasil tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui tingkat Persepsi kejujuran Akademik pada responden. Kategori pengukuran pada subyek
64
penelitian dibagi menjadi tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mencari skor kategori diperoleh dengan pembagian sebagai berikut : a. Tinggi
b. Sedang
=X
( µ + 1,0. σ)
=X
( 8 + 1 7)
=X
75
= (µ1,0σ ) < X ≤ (µ+1,0σ) = (68-1 x 7 ) < X ≤ ( 8+1 x 7 ) = 1 < X ≤ 75
c. Rendah
= (µ+1,0σ) ≤ X = X< 68-1 x 7 =X < 61
Setelah mengetahui nilai kategori tinggi, sedang, dan rendah, maka akan diketahui prosentasenya dengan menggunakan rumua : X 100% Maka analisis hasil prosentase tingkat Persepsi Kejujuran Akademik pada mahasiswa/i fakultas psikologi UIN Malang angkatan 2011 dapat dijelaskan dengan tabel berikut ini :
65
Tabel 4.7 proporsi tingkat kejujuran Akademik No Kategori
Norma
1
Tinggi
X
2
Sedang
(µ1,0σ ) < X ≤ (µ+1,0σ)
61-75
27 67.5
3
Rendah
(µ+1,0σ) ≤ X
< 61
6
3.
Interval
F
%
75
7
17.5
( µ + 1,0. σ)
15
Hasil Uji Hipotesis Self Efficacy dan Persepsi Kejujuran Akademik Korelasi antara Self Efficacy dengan Persepsi Kejujuran Akademik
mahasiswa/i fakultas psikologi angaktan 2011 Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang dapat diketahui setelah uji hipotesis. Untuk mengetahui hipotesis pada penelitian ini peneliti menganalisis dengan menggunaka analisa product moment. Sedangkan metode yang digunakan untuk mengolah data adalah dengan menggunakan metode statistik yang menggunakan bantuan Notebook dengan program SPSS 19.0 for windows. Dari hasil analisis data menggunakan SPSS 19.0 for windows maka diperoleh hasil sebagai berikut ini : Tabel 4.8 Hasil Korelasi Variabel Self Efficacy dan Persepsi Kejujuran Akademik . Self Efficacy Self Efficacy Persepsi Kejujuran Akademik
Korelasi Signifikansi Korelasi Signifikansi
Kejujuran Akademik 0.699 0.000
0.699 0.000
66
Tabel 4.8 perincian hasil korelasi Self Efficacy dan kejujuran Akademik
0.699
Sig
Keterangan
Kesimpulan
0.000
Sig < 0.05
Signifikan
Hasil korelasi Self Efficacy dan Persepsi Kejujuran Akademik menunjukkan angka sebesar 0.699 dengan p = 0.000. artinya pengertian
prosentase,
menunjukkan
bahwa
korelasi
tersebut
menunjukkan bahwa korelasi tersebut menunjukkan arti hubungan kedua variabel berada pada angka 69.9 % yang dapat dibulatkan menjadi 70%. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan antara keduanya, dimana hubungan itu diartikan dengan hubungan yang signifikan positif karena α < 0.050 dapat dijelaskan dengan (
=0.699; Sig = 0.000 <0.05).
4. Hasil Analisa wawancara (Verbatim) Sebagai penunjang dari hasil penelitian ini berikut ini merupakan hasil wawancara dengan salah seorang subjek mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2011 Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang. Hasil wawancara membuktikan bahwasanya latar belakang sangat mempengaruhi kejujuran akademik, subjek yang diwawancarai berlatar belakang pondok selama 7 tahun, dan pola asuh orang tua
67
yang bersifat demokratis namun agak otoriter mengajarkan anak agar bersifat disiplin diri dalam keilmuan, dari dini telah diajarkan agar dapat berproses sehingga mendapat hasil yang diharapkan, tidak membantu teman-temannya disaat ujian berlangsung namun subjek akan memberikan bantuan dalam proses pembelajaran seperti diskusi, peminjaman buku catatan. Tapi bila disaat ujian subjek tidak dapat membantu apa-apa. Banyak proses yang dapat dihadapi untuk mendapatkan prestasi akademik seperti membuat kelompok diskusi kelompok,
memanfaat
fasilitas
yang
disedia
universitas
(TW.02maret2013.09.00.lamp8.K14,19,23,25,31,33,53,55,63 dan 64)
E. Pembahasan 1. Tingkat Self Efficacy Mahasiswa/i Fakultas Psikologi Angkatan 2011 Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim malang. Bandura mengatakan bahwasanya Self Efficacy merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan dirinya untuk mengorganisir sesuatu,
mencapai
sesuatu
,menghasilkan
sesuatu
dengan
mengupayakan seluruh kemampuan yang dimiliki. Self Efficacy antara individu satu dan lainnya pasti akan berbeda satu dan lainnya, hal ini tejadi dikarenakan berbagai pengalaman yang dialami oleh setiap individu. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, bahwa hasil dari tingkat Self Efficacy mahasiswa fakultas psikologi Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang terbagi dalam 3 kategori . kategori
68
tinggi memiliki prosentase 17.5 %, Self Efficacy sedang 67.5 % , dan Self Efficacy rendah 15.% jadi diismpulkan bahwasanya tingkat Self Efficacy mahasiswa/i Fakultas Psikologi Angkatan 2011 Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang pada kategori sedang. Tingkat Self Efficacy mahasiswa/i fakultas psikologi Angkatan 2011 Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang menunjukkan perbedaan antara subjek satu dan yang lain. Perbedaaan tersebut dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi Self Efficacy individu. Bandura dalam rahardjo, 2005 mengemukakan faktor –faktor yang mempengaruhi Self Efficacy individu yaitu :
a. Pencapaian Kinerja (Performance Attaiment) Performance attainment merupakan sumber pengharapan yang utama karna
didasarkan
pada
pengalaman
individu
ketika
berhasil
mengerjakan sesuatu hal dengan baik. keberhasilan yang diperoleh akan membawa seseorang pada tingkat Self Efficacy yang lebih tinggi, sedang kegagalan akan merendahkan Self Efficacy. Pengalaman sukses yang didapatkan seseorang akan menghasilkan peningkatan Self Efficacy dan minat pada tugas. Sebaliknya, kegagalan tugas akan menghasilkan penurunan Self Efficacy dan minat pada tugas.
b. Pengalaman Orang Lain (Vicarious Experience) Vicarious experience adalah pengalaman yang didapat ketika individu melihat keberhasilan orang lain dalam mengerjakan tugas dengan baik.
69
individu yang melihat atau mengamati orang lain yang mencapai keberhasilan dapat menimbulkan Self Efficacy-nya. Dengan melihat keberhasilan orang lain, individu dapat menyakinkan dirinya bahwa ia juga bisa untuk mencapai hal yang sama dengan orang yang dia amati. Ia juga meyakinkan dirinya bahwa jika orang lain bisa melakukannya, ia harus dapat melakukannya. Namun, jika seseorang melihat bahwa orang lain yang memiliki kemampuan yang sama ternyata gagal meskipun ia telah berusaha dengan keras, dapat menurunkan penilainya terhadap kemampuan dia sendiri dan juga akan mengurangi usaha yang akan dilakukan (brown dan Inouye, dalam bandura, 1986).
c. Persuasi Verbal (Verbal Persuasion) Persuasi verbal digunakan untuk memberi keyakinan kepada seseorang bahwa ia memiliki suatu kemampuan yang memadai untuk mencapai apa yang ia inginkan. Menurut bandura (1986) individu yang diarahkan dengan saran, nasihat dan bimbingan dapat meningkatkan kapasitasnya tentang kemampuan-kemampuan yang dimilikinya sehingga individu tersebut mencapai tujuan yang diinginkan. Seseorang yang berhasil diyakinkan secara verbal akan menunjukan usaha yang lebih keras jika dibandingkan dengan individu yang memiliki keraguan dan hanya memikirkan kekurangan diri ketika menghadapi kesulitan.
70
d. Dorongan Emosional (Emotional Arousal) Emotional arousal adalah muncul dan naiknya emosi seseorang ketika individu berada dalam situasi yang tertekan. Saat berada dalam situasi tertekan, kondisi emosional dapat mempengaruhi pengharapan individu. Rasa takut dan cemas akan mengalami kegagalan membuat individu menjadi tidak yakin dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya (bandura, 1986).
e. Keadaan Dan Reaksi Fisiologis (Physical Or Affective Status) Seseorang menjadikan keadaan fisiologisnya sebagai sumber informasi untuk memberikan sumber penilaian terhadap kemampuan dirinya sehingga berguna dalam melihat apakah tujuan yang akan dicapai sulit, sedang atau mudah. Individu merasa gejala-gejala somatic atau tegangan yang timbul dalam situasi yang menekan sebagai pertanda bahwa ia tidak dapat untuk menguasai keadaan. Jika individu tidak sedang mengalami gejolak perasaan maka dirinya cenderung akan mampu berpikir relatif tenang, jernih dan terarah.
2. Tingkat Persepsi Kejujuran Akademik
mahasiswa/iFakultas
Psikologi Angkatan 2011 Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim malang. Persepsi Kejujuran Akademik merupakan segala perilaku peserta didik yang menjauhi serta tidak melakukan cara-cara yang tidak
71
diizinkan untuk mendapatkan keberhasilan Akademik ditandai dengan tidak melakukan Cheating dan Plagiat. Tentunya tingkat Persepsi Kejujuran Akademik diantara setiap individu berbeda tingkatannya. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, bahwa hasil dari tingkat Persepsi Kejujuran Akademik Mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2011 Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang terbagi dalam 3 kategori . kategori tinggi memiliki prosentase 17.5 %, Persepsi Kejujuran Akademik sedang 67.5 % , dan Persepsi Kejujuran Akademik rendah 15.% jadi disimpulkan bahwasanya tingkat Persepsi Kejujuran Akademik mahasiswa/i Fakultas Psikologi Angkatan 2011 Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang berada pada kategori sedang. Tingkat
Persepsi Kejujuran Akademik
mahasiswa/ifakultas
psikologi Angkatan 2011 Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang menunjukkan perbedaan antara subjek satu dan yang lain. Perbedaaan tersebut dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi Kejujuran individu. Menurut Alfindra Primaldi dalam Matindas, 2010 faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi Kejujuran Akademik Mahasiswa terdiri dari faktor internal dan eksternal sebagai berikut : I.
Faktor Internal a. self-efficacy ( keyakinan individu terhadap kemampun yang dimilikinya ) b. indeks prestasi Akademik
72
c. etos kerja, d. self-esteem e. need for approval belief yaitu kemampuan atau kompetensi dalam motivasinya terhadap keberhasilan Akademik f. attitude sikap yang keluar saat menjalani proses Akademik itu sendiri. g.
study skill bagaimana tingkat teknik belajar dalam pendidikan
baik
yang
digunakan
pendidik
untuk
memahamkan peserta didik maupun yang digunakan siswa untuk mencapai prestasi dalam keberhasilan Akademik nya. h. Bagaimana nilai-nilai moral yang berkembang pada diri siswa.
II.
Faktor eksternal a. Pengawasan yang dilakukan oleh tenaga pelajar untuk memantau ter-realisasinya kejujuran Akademik . b. Bagaimana penerapan peraturan memungkinkan siswa untuk melakukan perilaku curang. c. Tanggapan pihak birokrasi terhadap kecurangan pelaku curang Akademik
73
Sedangkan faktor yang menunjang kecurangan Akademik
dan
dianggap sebagai kejujuran akademik adalah : a. Faktor individual yang terdiri dari variabel usia, jenis kelamin, prestasi Akademik , pendidikan orang tua, aktivitas ekstrakurikuler. b. Variabel
kepribadian
mahasiswa
yang
terdiri
dari
variabel
moral,pencapaian akademis, impulsivitas dan afektifitas. c. Faktor kontekstual yang terdiri dari variabel keanggotaan perkumpulan mahasiswa, perilaku teman sebaya, dan penolakan teman sebaya terhadap perilaku curang. d. Faktor situasional terdiri dari variabel belajar yang terlalu berlebihan, kompetisi dan ukuran kelas serta lingkungan ujian. Adapun data yang diperoleh dari hasil wawancara sebagai metode pengambilan data yang bersifat sebagai penunjang Persepsi Kejujuran Akademik dibentuk dari sistem pola asuh orang tua yang sejak kecil sudah menanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak, selain itu target dalam pencapaian prestasi belajar, nilai religiusitas yang ditanamkan orang tua kepada anak, serta lingkungan dan tenaga didik.
3. Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Persepsi Kejujuran Akademik
mahasiswa/i Fakultas Psikologi Angkatan 2011
Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim malang Self Efficacy merupakan keyakinan individu akan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas sehingga individu yang memiliki kejujuran yang tinggi memiliki Persepsi Kejujuran Akademik murni
74
dalam artian murni tidak pernah melakukan tindak kecurangan dalam mencapai keberhasilan Akademik . Pada penelitian ini, analisis data menggunakan media SPSS 19.0 For windows yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel, dan diperoleh data yang menunjukkan korelasi 0.699 atau Self Efficacy hubungan 69.9 % dibulatkan menjadi 70% terhadap Persepsi Kejujuran Akademik . Penjelasan korelasi signifikansi sebenarnya tidak pada angka 0.699, melainkan sig = 0,000<0,05 (digambarkan hasil perhitungan dengan
= 0.699 ; sig =0,000
<0,05) , signifikansi 0,000 hasil dari penelitian ini memiliki kesalahan yang sedikit dalam artian mencapai kesempurnaan.dimana koefisin korelasi
(correlation
coefficients)
yang
merupakan
petunjuk
kuantitatif dari jenis dan tingkat hubungan antar variabel bergerak dari -1 sampai +1, angka korelasi -1 menunjukkan korelasi negatif yang mutlak dan angka korelasi +1 menunjukkan korelasi posisitf yang mutlak, nilai antara keduanya menunjukkan keberagaman tingkat korelasi yang terjadi. Sehingga pada kedua variabel pada penelitian ini dapat dinyatakan mempunyai hubungan yang signifikan dikarenakan angka korelasinya menunjukkan +1. Hubungan yang signifikan ini dapat diartikan bahwasanya Self Efficacy dengan Persepsi Kejujuran Akademik mahasiswa/i fakultas psikologi angkatan 2011 Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang mempunnyai korelasi antara variabel. Sehingga pada individu yang mempunyai tingkat Self Efficacy yang tinggi akan melakukan
75
berprilaku jujur Akademik
dalam artian sama sekali tidak
menggunakan cara-cara yang tidak diizinkan untuk mendapatkan keberhasilan Akademik . Hasil pada penelitian ini menunjukkan tingkat Self Efficacy yang mempunyai korelasi yang signifikan terhadap Persepsi Kejujuran Akademik mahasiswa/i fakultas psikologi Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malangtermasuk dalam kategori sedang dibuktikan dengan Self Efficacy berada pada 67,5 % dan Persepsi Kejujuran Akademik 67,5 % , artinya 67,5 % persen mahasiswa yang memiliki pandangan terhadap prilaku jujur Akademik namun masih melakukan beberapa tindakan curang Akademik seperti mengharapkan jawaban dari teman saat ujian, kurang disiplin waktu artinya menunda-nunda dalam penyelesaian tugas, pernah menyalin jawaban teman saat ujian, membuka catatan kecil saat ujian berlangsung, pernah menggunakan hp sat ujian untuk mendapatkan jawaban, melaksanakan tugas dalam sistem kebut SKS. Self Efficacy pada kategori tinggi terdapat 17,5 % yang memiliki korelasi 17, 5 persen dalam artian sebanyak 17,5 persen mahasiswa yang memiliki Self Efficacy Tinggi murni melakukan Persepsi Kejujuran Akademik kemungkinan besar tidak pernah sama sekali melakukan tindakan-tindakan curang dalam mencapai keberhasilan Akademik .
76
Sebanyak 15% adalah mahasiswa/i yang memiliki Self Efficacy rendah dan melakukan tindakan curang Akademik pernah melakukan cheating, plagiat , dan prokrastinasi dalam intensitras yang tinggi. Walaupun Self Efficacy mahasiswa termasuk dalam kategori sedang ini tidak menampik bahwasanya tidak melakukan tindakan kecurangan Akademik , hal ini bisa jadi karena berbagai faktor yang dapat mempengaruhi mahasiswa bisa jadi karena pengaruh teman, takut gagal ketika ujian, dan ragu akan potensi yang dimilikinya. Walau bagaimanapun hal ini membuktikan kurang kuatnya internalisasi nilai kejujuran, dan peran tenaga pengajar dalam membangkitkan Self Efficacy Mahasiswa sehingga meskipun dalam kategori Self Efficacy sedang mereka masih mempunyai kemungkinan melakukan tindakan curang Akademik
dalam intensitas perilaku
curang yang hampir tidak kelihatan ataupun tidak sering. Namun perlu diketahui intensitas curang yang hampir tidak kelihatan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, dikarenakan nantinya akan dapat bertambah dikarenakan tidak ada punishment yang berarti sehingga mahasiswa akan mewajarkan perilaku curang ini. Seperti yang telah dikemukan oleh Bouville dalam mujahidah bahwasanya perilaku menyontek apabila dilakukan terus-menerus akan menjadi bagian dari kepribadian individu. Dampaknya, masyarakat menjadi permisif terhadap perilaku menyontek, yang pada akhirnya perilaku menyontek akan menjadi bagian kebudayaan yang berdampak
77
pada kaburnya nilai-nilai moral dalam setiap aspek kehidupan dan pranata sosial dan bahkan bisa melemahkan kekuatan masyarakat. Alhadza 2001 mengatakan bahwasanya Terdapat empat faktor yang menjadi penyebab kecurangan Akademik yaitu: a.
Faktor individual atau pribadi = individu memang memiliki konsep diri yang matang dan kuat sehingga lebih menekankan fungsi kognitifnya dalam mencapai keberhasilan bukan memntingkan perasaaan-perasaan yang takut akan kegagalan.
b. Faktor lingkungan atau pengaruh kelompok = faktor ini sangat kuat mempengaruhi perilaku jujur Akademik , yang tadinya individu merupakan individu yang tidak pernah melakukan curang bisa jadi terpengaruh karena melihat perilaku temannya yang berbuat curang. c. Faktor
sistem evaluasi = sistem evaluasi yang lebih
mengedepankan nilai bukan proses bisa menjadi faktor yang membuat mahasiswa terguguah untuk melakukan tindakan contek menyontek, serta tidak adanya punishment kepada mahasiswa yang melakukan contek, biasanya punishment berlaku hanya bagi yang ketahuan saja bagi yang tidak ketahuan tidak akan dikenakan sanksi apalgi ditambah pengawasan yang kurang ketat saat ujian. d. Faktor guru, dosen, atau penilai = dosen yang mengedapankan nilai dari awal sehingga dapat memaksan mahasiswa untuk berprilaku curang.
78
Menurut matindas 2001 terdapat beberapa hal yang mendorong seseorang untuk melakukan kecurangan Akademik a. Individu yang bersangkutan tidak tahu bahwa perbuatan tersebut tidak boleh dilakukan. b. Individu yang bersangkutan tahu hal tersebut tidak boleh dilakukan tetapi
yakin bahwa individu tersebut dapat
melakukannya tanpa ketahuan. c. Individu yang bersangkutan mengetahui bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan serta tidak yakin bahwa perbuatan tersebut tidak akan diketahui, akan tetapi individu tersebut tidak melihat kemungkinan lain untuk mencapai tujuan utamanya (lulus atau mendapat nilai yang baik untuk keberhasilan Akademik ), dan berharap agar perbuatannya dalam mencontek tidak ketahuan. d. Individu yang bersangkutan tidak percaya bahwa ancaman sanksi akan benar-benar dilakukan. e. Individu yang bersangkutan tidak merasa malu apabila perbuatannya diketahui orang lain. Menurut primaldi dalam matindas 2010 Terdapat banyak faktor yang mendorong perilaku kecurangan Akademik , Faktor yang bersifat internal antara lain meliputi academic self-efficacy, indeks prestasi Akademik , etos kerja, self-esteem, kemampuan atau kompetensi motivasi Akademik
(need for approval belief), sikap
(attitude), tingkat pendidikan teknik belajar (study skill), dan
79
moralitas. Selain itu, faktor yang bersifat eksternal antara lain meliputi pengawasan oleh pengajar, penerapan peraturan, tanggapan pihak birokrat terhadap kecurangan, perilaku siswa lain serta asal negara pelaku kecurangan. Seperti yang telah diungkapkan oleh Jensen dkk pada tahun 2001/2002 tentang Kejujuran Akademik adalah Semakin besar tingkat pengendalian diri, semakin rendah tingkat penerimaan kecurangan dan berprilaku kecurangan . Pola fikir yang harus dibangun setiap mahasiswa untuk mempertahankan Kejujuran Akademik Bangkitkan alasan internal untuk tidak melakukan kecurangan, termasuk: "kebanggaan dalam pekerjaan Anda, ingin tahu apa pekerjaan Anda bernilai, bisa mendapatkan nilai yang baik tanpa kecurangan "(Sheard, Carbone, & Dick, 2002, np). Namun berdasarkan temuan yang ditemukan oleh peneliti dilapangan, faktor internal yang mempengaruhi Kejujuran Akademik Mahasiswa adalah motivasi, Self Efficacy dan pengalaman, sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan artinya support sosial dari teman yang sangat dibutuhkan kebanyakan mahasiswa saat ini ikut-ikutan dan sangat mudah terpengaruh karena dirasa cheating dan plagiat tidak akan menjadi masalah bila tidak ketahuan, pendidik banyak pula mahasiswa yang merasa bahwa nilai yang diberikan tidak adil dengan mahasiswa yang jarang masuk kelas dengan mahasiswa yang rajin dan selalu belajar minusnya karakter pendidik yang benar-benar bertujuan
80
untuk mendidik anak bangsa dalam penanaman nilai-nilai, dan pola asuh sangat berpengaruh dikarenakan penanaman nilai jujur serta kaedah dasar itu haruslah ditanamkan sejak dini sesuai dengan ilmu perkembangan ketika anak sudah mulai paham maka akan mudah baginya untuk merealisakan dalam tindakan dan perilakunya seharihari.