BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Pelaksanaan Tindakan Berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan kelas ini menunjukkan bahwa indikator–indikator penelitian yang telah ditetapkan sebagaimana dikemukakan pada bahasan bab II sebelumnya belum tercapai pada tindakan siklus I. Indikator tersebut nanti tercapai pada kegiatan pelaksanaan Pembelajaran siklus II. Dengan demikian pelaksanaan tindakan penelitian ini dapat dituntaskan dengan melalui dua siklus. hasilnya dideskripsikan sebagaimana diuraikan pada bahasan berikut. 4.1.1.1 Deskpisi Hasil Tindakan Siklus I Tindakan siklus I ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 29 November 2012 yang diikuti oleh siswa kelas 1 SDN No. 1 Kota Barat sebanyak 30 siswa terdiri atas 20 orang pria dan 10 orang perempuan. Sesuai prosedur penelitian yang diuraikan pada bahasan bab III sebelumnya, terdapat 4 tahapan kegiatan yang dilakukan pada tindakan siklus. Hasil diuraikan dengan rincian sebagai berikut. a. Tahap persiapan b. Tahap pelaksanaan tindakan, c. Tahap pemantauan dan evaluasi, d. Tahap analisis refleksi.
a.
Tahap Persiapan
32
Perencanaan merupakan tahap awal sebelum memulai pelaksanaan kegiatan penelitian. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian dan mendukung penelitian. Hal-hal yang dipersiapkan peneliti adalah menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang tahapan pelaksanaannya harus sesuai dengan model pendekatan kontekstual yang akan diterapkan yang terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Selain RPP, peneliti yang dalam hal ini bertindak sebagai guru yang akan melakukan tindakan juga mempersiapkan LKS siswa, soal-soal tes evaluasi, penskoran, format observasi pelaksanaan kegiatan guru dan siswa, serta buku yang akan dijadikan sumber pembelajaran di kelas. Selain menyiapkan perlengkapan kelas, guru juga merencanakan pembentukan kelompok diskusi. Kelompok yang rencananya akan dibentuk sebanyak 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 orang siswa. Guru juga mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan yang disesuaikan dengan pendekatan kontekstual yang akan diterapkan Selain itu guru juga mempersiapkan penataan ruang kelas sebaik mungkin sehingga guru dapat menguasai kelas dan dapat mengkondusifkan kelas dengan baik. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas dalam upaya meningkatkan kemampuan membandingkan panjang benda dapat
dilaksanakan dalam 2 siklus. Hal ini dilakukan disebabkan pada
pelaksanaan tindakan pada siklus I tidak menunjukan suatu keberhasilan atau kemajuan yang diharapkan. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam satu kali pembelajaran dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2x35 menit). Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar sebanyak 30 orang. Pelaksanaan tindakan kelas pada materi membandingkan panjang benda
dikelas 1 SDN No 1 Kota Barat ini drlaksanakan dengan pendekatan kontekstual. Dengan proses pembelajaran sesuai skenario pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Disamping peneliti melaksanakan pembelajaran, pengamat juga dalam kegiatan secara bersamaan dengan peneliti untuk mengamati setiap kegiatan guru dan dalam pembelajaran. Untuk keseluruhan skenario kegiatan proses pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 58. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Observasi dilakukan langsung oleh guru mitra atau observer bersamaan dengan kegiatan pembelajaran yang dilangsungkan oleh peneliti dengan aspek yang diamati berpedoman pada lembaran observasi yang telah disusun bersama oleh peneliti bersama observer. Adapun aspek– aspek yang diamati pada siklus I meliputi aspek kegiatan guru, kegiatan siswa dan pengamatan terhadap perkembangan kemampuan siswa dalam aspek kemampuan membandingkan panjang benda dan kecepatan menentukan hasil perbandingan panjang benda. Untuk aspek kegiatan guru terdapat 12 sub aspek yang diamati dengan hasil pengamatan dari 12 sub aspek tersebut dengan kriteria penilaian yang digunakan diperoleh adalah untuk kriteria baik memperoleh 7 sub aspek dan kriteria cukup memperoleh 5 aspek. Untuk obsevasi kegiatan siswa terdapat 11 sub aspek yang diamati dengan dasil pengamatan bahwa dari keseluruhan
sub aspek yang diamati pada aspek ini ternyata hanya 4 sub aspek yang
memperoleh kriteria baik dan 7 sub aspek masuk pada kriteia cukup. Dan pengamatan terhadap perkembangan kemampuan membandingkan panjang benda diperoleh hasil bahwa dari 30 siswa ternyata 11 siswa dengan kualifikasi mampu, sedangkan 19 orang lainnya masuk kategori kurang
mampu. Dan kecepatan menentukan hasil perbandingan panjang benda diperoleh data bahwa dari 30 orang siswa ada 8 orang masuk kategori mampu dan 22 orang masuk kategori kurang mampu. Pada kegiatan observasi dalam tindakan pada setiap siklus ini yang bertindak sebagai observer ( pengamat) adalah guru kelas 1. Pengamatan tersebut dilakukan dengan berpedoman pada lembar observasi. ( lihat Pada lampiran 2 halaman 66, lampiran 3 halaman 67 dan lampiran 4 halaman 68). 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Siklus 1 Pengamatan dilakukan oleh guru mitra terhadap pelaksanaan pembelajaran yang peneliti lakukan dalam meningkatkan kemampuan membandingkan panjang benda melalui model pendekatan kontekstual. Adapun format pengamatan kegiatan belajar mengajar mencakup 12 aspek. Berdasarkan observasi yang dilakukan guru pengamat diperoleh analisis data seperti diurai pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4. 1: Observsi Kegiatan Guru pada Siklus I No.
Kriteria Aspek
Jumlah
Persen
1
Baik ( B )
7
58,33 %
2
Cukup ( C )
5
41,67%
3
Kurang (K )
-
-
Jumlah
12
100%
Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh supervisor dengan memperhatikan data hasil kegiatan guru siklus I pada tabel di atas, tampaklah pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 12 aspek yang
diamati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, aspek yang mencapai kriteria baik sebanyak 7 aspek atau 58,33%. Adapun aspek-aspek tersebut antara lain; Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan (kompetensi) yang ingin dicapai, memotivasi siswa untuk memanfaatkan benda-benda sekitar, menerapkan cara pengerjaan membandingkan panjang benda melalui benda yang ada di dalam kelas, memberikan kesimpulan akhir, memberikan soalsoal latihan tentang perbandingan panjang benda, memberikan soal untuk dikerjakan secara kompetisi, dan melaksanakan Evaluasi sesuai kompetensi yang diharapkan. Sedangkan kriteria cukup terdapat 5 aspek dengan persentase 41,67%, yang kesemuanya itu adalah aspek yang penting dilakukan dengan baik sebab sebagian besar aspek tersebut menyangkut pendekatan kontekstual yang digunakan dan kompetensi yang diharapkan dalam penelitian ini . Adapun aspek-aspek tersebut antara lain; melibatkan siswa dalam membandingkan panjang benda melalui benda yang ada di dalam kelas, membimbing tiap kelompok dalam menyelesaikan LKS, merespon positif hasil kerja kelompok, memberikan bimbingan secara individu bagi siswa yang kurang mampu menyelesaikan soal-soal latihan, dan melakukan pantauan terhadap kegiatan siswa. Uraian hasil pengamatan kegiatan guru pada Kegiatan Belajar Mengajar pada siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 66. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan belajar mengajar masih perlu ada perbaikan pada siklus berikutnya. 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Aktivitas siswa yang diamati oleh pengamat (observer) pada saat pembelajaran berlangsung mengacu pada sub-sub aspek yang terdapat pada lembaran observasi. Adapun hasil pengamatan guru mitra terhadap aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 .berikut.
Tabel 4.2 Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus 1 No.
Kriteria Aspek
Jumlah
Persen
1
Baik ( B )
4
36,36%
2
Cukup ( C )
7
63,64%
3
Kurang (K )
-
-
Jumlah
11
100%
Berdasarkan hasil di atas, kegiatan siswa pada saat pembelajaran berlangsung belum tercapai dengan baik. Dari 11 aspek yang diamati yang memperoleh kriteria baik berjumlah 4 aspek atau 36,36% antara lain; Kesiapan
menerima pelajaran, perhatian siswa terhadap
penjelasan guru, sikap terbuka dalam menerima bimbingan guru maupun teman dan mengikuti evaluasi akhir. Untuk aspek yang memperoleh nilai cukup berjumlah 7 aspek atau 63,64% antara lain, keberanian menjawab Pertanyaan yang berhubungan dengan benda sekitar yang memiliki panjang, keterlibatan siswa dalam memanipulasi benda yang memiliki panjang, kecepatan membandingkan panjang benda melalui benda dalam kelas, keseriusan siswa dalam menyelesaikan soal LKS dalam kelompok, keaktivan
menyelesaikan soal-soal latihan,
kemampuan membandingkan panjang benda melalui benda dalam kelas, kemampuan menerapkan cara membandingkan panjang benda melalui benda dalam kelas Uraian hasil pengamatan aktivitas siswa pada tabel di atas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 67. 3. Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa Menbandingkan Panjang Benda Pada Siklus I Sebagaimana yang telah ditetapkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran untuk pembelajaran pada siklus I bahwa yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa membandingkan panjang benda dengan tepat maka perlu diadakan pengamatan secara saksama terhadap kegiatan yang dimaksud demi terukurnya perkembangan kompetensi pada
penelitian ini. Pada dasarnya ada dua aspek kemampuan yang diamati pada siswa dalam penelitian ini yaitu; kemampuan membandingkan panjang benda dan kecepatan Menentukan hasil perbandingan panjang benda.Dari kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan dengan persiapan pembelajaran dapat diperoleh hasil pengamatan kemampuan siswa yang dilakukan oleh pengamat seperti yang terdapat pada tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3. Pengamatan kemampuan siswa pada siklus I Kriteria Penilaian No 1 2
Aspek Yang Dinilai Kemampuan membandingkan panjang benda Kecepatan Menentukan hasil perbandingan panjang benda Jumlah Persentase
Mampu
Kurang Mampu
11
19
8
22
19
41
31,67
68,33
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa pada materi membandingkan panjang benda melalui model pendekatan kontekstual nampak hasil yang diperoleh dari 2 aspek penilaian yaitu kemampuan dan kecepatan menentukan perbandingan panjang benda
yang
dilaksanakan oleh 30 orang siswa melalui soal-soal latihan dapat diperoleh hasil sebagai berikut. Untuk aspek kemampuan membandingkan panjang benda melalui model
pendekatan
kontekstual dapat diperoleh hasil pengamatan dari 30 siswa ternyata 11 siswa atau 36.67% dengan kualifikasi mampu sedangkan 19 orang lainnya atau 63,33% masuk kategori kurang mampu. Dan pada aspek kecepatan menentukan hasil perbandingan panjang benda diperoleh data bahwa dari 30 orang siswa ada 8 orang atau 26,67% masuk kategori mampu dan 22 orang atau 73,33% masuk kategori kurang mampu. Dengan demikian kemampuan membandingkan
panjang dua benda melalui pendekatan kontektual masih perlu ditingkatkan. Uraian data diatas dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 68. 4. Hasil Penilaian Kemampuan Sisa Membandingkan Panjang Benda Aspek penilaian yang harus dicapai berupa hasil penilaian kemampuan membandingkan panjang benda pada siklus I peneliti memperoleh data hasil yang masih berbeda-beda. Penilaian didasarkan pada hasil post tes. Untuk rekapitulasi nilai ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I ini dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4: Hasil Penilaian Kemampuan Siswa Membandingkan Panjang Benda Capaian Ketuntasan Tuntas
Jumlah 16
% 53,33
Tidak tuntas
14
46,67
Jumlah persentase
30 100 %
100 100 %
Keterangan Tuntas ≤ 70 Tidak tunas > 70
Dari tabel tersebut
diperoleh hasil ketuntasan belajar dari 30 orang siswa terdapat 16 orang atau 53,33% tergolong tuntas, dan 14 orang siswa atau 46,67 % masih tergolong belum tuntas. Sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya bahwa ketuntasan belajar untuk materi menbandingkan panjang benda pada kelas 1 SDN 1 Kota Barat adalah 70. Dengan demikian maka penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus II. Uraian hasil belajar siswa di atas selengkapnya dapat dilihat lebih lengkap pada lampiran 5 halaman 70. d. Tahap Refleksi Mengawali tahap refleksi ini untuk meminimalisir kesalahan permasalahan yang muncul maka peneliti mencoba melakukan wawancara dengan subjek penelitian terkait dengan
pembelajaran yang telah dilangsungkan. Dari hasil wawancara peneliti ternyata siswa banyak memberikan informasi yang intinya bahwa mereka belum terlalu mahir melakukan pengukuran dan kalau boleh dapat dilakukan latihan berulang Selanjutnya peneliti bersama supervisor melaksanakan refleksi yang menunjukkan belum tercapainya ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan masih terdapatnya 5 aspek kegiatan belajar mengajar yang tampak pada tabel 3 sebelumnya, dimana persentasenya masih termasuk kriteria cukup dengan persentase 41,67%, sehingga masih perlu dilakukan perbaikan, hal ini terlihat dari lembar observasi pengamatan kegiatan belajar mengajar yang menyangkut kompetensi guru berupa melibatkan siswa dalam membandingkan panjang benda melalui benda yang ada di dalam kelas, membimbing tiap kelompok dalam menyelesaikan LKS, merespon positif hasil kerja kelompok, memberikan bimbingan secara individu bagi siswa yang kurang mampu menyelesaikan soal-soal latihan, dan melakukan pantauan terhadap kegiatan siswa. Kondisi pembelajaran seperti yang diuraikan di atas, juga memberi pengaruh terhadap keaktivan siswa dalam menerima pelajaran terkait dengan materi yang dibelajarakan. Untuk hasil belajar siswa belum mencapai target yang diharapkan, hasil belajar siswa yang mencapai ketuntasan berjumlah 16 siswa atau 53,33%. Dengan demikian pelaksanaan tindakan masih akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya. 4.1.1.2 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II Kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I yang didasarkan pada hasil refleksi terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, aktivitas belajar siswa, kegiatan siswa dengan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan kemampuan membandingkan panjang benda dan hasil belajar siswa. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan siklus II adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan Kegiatan yang dilaksanakan pada saatpersiapan meliputi: 1. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar. 2. Membuat skenario pembelajaran. 3. Menyiapkan soal dan instrumen penilaian 4. Membuat lembar observasi b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II ini sama seperti pada siklus I, namun lebih menitikberatkan pada aspek-aspek yang mengalami kendala pada siklus I sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Pelaksanaan penelitian pada siklus II dilaksanakan pada hari kamis tanggal 06 Desember 2012. Kagiatan pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.30. Adapun materi yang diberikan pada siklus II ini adalah kemampuan membandingan panjang benda melalui kalimat sehari-hari. Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam satu kali pembelajaran dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2x35 menit). Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar sebanyak 30 orang. Pelaksanaan tindakan kelas pada mata pelajaran Matematika pada materi membandingkan panjang benda dilaksanankan dengan model pendekatan kontekstual. Dengan proses pembelajaran sesuai skenario pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Disamping peneliti melaksanakan pembelajaran, pengamat juga dalam kegiatan secara bersamaan dengan peneliti untuk mengamati setiap kegiatan guru dan dalam pembelajaran.
Untuk keseluruhan skenario kegiatan proses pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 73. 2. Pelaksanaan Observasi Observasi yang dilakukan pada siklus II ini masih sama dengan apa yang dilakukan pada siklus I. Adapun aspek–aspek yang diamati pada siklus II meliputi aspek kegiatan guru, kegiatan siswa dan pengamatan terhadap perkembangan kemampuan siswa dan kecepatan menentukan panjang benda. Untuk keseluruhan aspek masih mengacu pada model format observasi pada siklus 1. Sedangkan untuk alat evaluasi akhir untuk siklus II ini peneliti lebih meningkatkan isi materi dari materi pada siklus I. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Observasi yang dilakukan pada siklus II ini masih sama dengan apa yang dilakukan pada siklus I. Adapun aspek–aspek yang diamati pada siklus II meliputi aspek kegiatan guru, kegiatan siswa dan pengamatan terhadap perkembangan kemampuan siswa dan kecepatan menentukan panjang benda. Untuk keseluruhan aspek masih mengacu pada model format observasi pada siklus 1. Sedangkan untuk alat evaluasi akhir untuk siklus II ini peneliti lebih meningkatkan isi materi dari materi pada siklus I. 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Siklus II Pada aspek ini guru mitra melakukan pengamatan kembali terhadap proses belajar mengajar yang peneliti lakukan di kelas 1 yang berjumlah 30 orang dengan materi yang sama seperti yang peneliti lakukan pada kegiatan belajar mengajar siklus I. Sebelum peneliti melakukan pembelajaran, telah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan rencana pembelajaran bersama guru mitra berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I yang dianggap kurang,
maka dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar telah menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.5 halaman berikut .
Tabel 4.5: Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus II No.
Kriteria Aspek
Jumlah
Persen
1
Baik ( B )
11
91,67%
2
Cukup ( C )
1
8,33%
3
Kurang (K )
-
-
Jumlah
12
100%
Memperhatikan data hasil kegiatan belajar mengajar siklus II pada tabel di atas, tampaklah pengelolaan pembelajaran yang peneliti laksanakan telah memenuhi target yang diharapkan. Dari 12 aspek yang diamati pada pelaksanaan kegiatan belajar ternyata telah menunjukan hasil yang diharapkan dimana 11 aspek atau 91,67 % masuk pada kriteria penilan baik. Adapun aspek-aspek tersebut meliputi; Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan (kompetensi) yang ingin dicapai, memotivasi siswa untuk memanfaatkan benda-benda sekitar, menerapkan cara pengerjaan membandingkan panjang benda melalui benda yang ada di sekitar kelas, melibatkan siswa dalam membandingkan panjang benda melalui benda yang ada di sekitar kelas, membimbing tiap kelompok dalam menyelesaikan LKS, memberikan kesimpulan akhir, memberikan soal-soal latihan tentang perbandingan panjang benda,, memberikan bimbingan secara individu bagi siswa yang kurang mampu menyelesaikan soal-soal latihan, memberikan
soal untuk dikerjakan
secara kompetisi, melakukan pantauan terhadap kegiatan siswa dan
melaksanakan evaluasi sesuai kompetensi yang diharapkan Sedangkan kriteria cukup terdapat 1 aspek atau 8,33%, Adapun aspek tersebut adalah merespon positif hasil kerja kelompok. Data lengkap untuk tabel di atas dapat dilihat pada lampiran 7 Halaman 80. 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II Aktiviats siswa yang diamati oleh guru mitra pada saat pembelajaran berlangsung sama dengan aktivitas siswa pada siklus 1. Adapun hasil pengamatan guru mitra terhadap aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4. 8 halama berikut . Tabel 4.6. Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus II No.
Kriteria Aspek
Jumlah
Persen
1
Baik ( B )
10
90.91%
2
Cukup ( C )
1
9,19%
3
Kurang (K )
-
-
Jumlah
11
100%
Berdasarkan hasil di atas, kegiatan siswa pada saat pembelajaran berlangsung sudah tercapai dengan baik. Dari 11 aspek yang diamati yang memperoleh kriteria baik berjumlah 10 aspek yaitu; kesiapan
menerima pelajaran, perhatian siswa terhadap penjelasan guru,
keterlibatan siswa dalam memanipulasi benda yang memiliki panjang, kemampuan membandingkan panjang benda melalui benda dalam kelas, keseriusan siswa dalam menyelesaikan soal LKS dalam kelompok, sikap terbuka dalam menerima bimbingan guru maupun teman, keaktivan
menyelesaikan soal-soal latihan, kemampuan menerapkan cara
membandingkan panjang benda melalui benda di sekitar kelas, dan kecepatan membandingkan panjang benda melalui benda di sekitar kelas Untuk aspek yang memperoleh nilai cukup tinggal 1 aspek atau 9,19% yaitu, keberanian menjawab Pertanyaan yang berhubungan dengan benda sekitar yang memiliki tinggi. Selengkapnya data di atas dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 81. 3. Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa Membandingkan Panjang Benda Pada Siklus II Sebagaimana yang telah ditetapkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran untuk pembelajaran pada siklus II bahwa yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa membandingkan panjang benda dengan tepat maka perlu diadakan pengamatan secara saksama terhadap kegiatan yang dimaksud demi terukurnya perkembangan kompetensi pada penelitian ini. Pada dasarnya ada dua aspek kemampuan yang diamati pada siswa dalam penelitian ini yaitu; kemampuan membandingkan panjang benda dan kecepatan menentukan hasil perbandingan panjang benda.Dari kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan dengan persiapan pembelajaran dapat diperoleh hasil pengamatan kemampuan siswa yang dilakukan oleh pengamat seperti yang terdapat pada tabel 4.7 berikut. Tabel 4.7. Pengamatan kemampuan siswa pada siklus I No 1 2
Aspek Yang Dinilai
Kriteria Penilaian Mampu Kurang Mampu
Kemampuan membandingkan panjang benda Kecepatan Menentukan hasil perbandingan panjang benda Jumlah Persentase Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
25
5
23
7
48 12 80 20 kegiatan siswa pada materi membandingkan
panjang benda melalui model pendekatan kontekstual nampak hasil yang diperoleh dari 2 aspek penilaian yaitu kemampuan dan kecepatan menentukan perbandingan panjang benda
yang
dilaksanakan oleh 30 orang siswa melalui soal-soal latihan dapat diperoleh hasil sebagai berikut. Untuk aspek kemampuan membandingkan panjang benda melalui model
pendekatan
kontekstual dapat diperoleh hasil pengamatan dari 30 siswa ternyata 25 siswa atau 83,33% dengan kualifikasi mampu sedangkan 5 orang lainnya atau 16,67% masuk kategori kurang mampu. Dan pada aspek kecepatan menentukan hasil perbandingan panjang benda diperoleh data bahwa dari 30 orang siswa ada 23 orang atau 76,78% masuk kategori mampu dan 7 orang atau 23,22% masuk kategori kurang mampu. Dari data di atas dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa perbandingan panjang benda sudah dapat dinyatakan telah berhasil. Uraian data di atas dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 82 4. Hasil Penilaian Kemampuan Siswa Membandingkan Panjang benda Aspek penilaian yang harus dicapai berupa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas 1 materi membandingkan panjang benda pada siklus II peneliti memperoleh data hasil belajar siswa yang masih berbeda-beda. Penilaian didasarkan pada hasil post tes. Berikut adalah tabel ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II. Tabel 4. 8 : Hasil Penilaian Kemampuan Siswa Membandingkan Panjang benda pada Siklus II CAPAIAN KETUNTASAN
JUMLAH SISWA
%
Tuntas
25
83,33
Tidak tuntas
5
16,67
Jumlah
30
100
Persentase
100 %
100 %
Memperhatikan nilai hasil belajar siswa pada tabel tersebut, siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 25 orang atau 83,33% sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 5 orang atau 16,67 %. Ketercapaian hasil belajar siswa telah memenuhi bahkan melampaui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 70 sementara secara klasikal siswa yang mencapai ketuntasan adalah 78,47 %. Data lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 84. d.
Tahap Refleksi Berdasarkan hasil refleksi yang dilaksanakan bersama guru mitra pada 2 kegiatan yang
diamati yaitu kegiatan belajar mengajar guru, kegiatan siswa pada saat menerima materi, kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa menunjukkan hasil yang baik dan telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan dan tidak akan dilanjutkan pada siklus berikutnya. 4.2
Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas tentang peningkatan kemampuan membandingkan
panjang benda melalui model pendekatan kontekstual pada siswa kelas I SDN 1 Kota Barat Kota Gorontalo telah mengalami peningkatan sejak dari observasi, siklus 1 dan siklus 2. Berikut ini pembahasan mengenai peningkatan pelaksanaan tindakan pada dua siklus. Pada siklus 1, hasil yang diperoleh sesuai pengamatan guru mitra pada 3 kegiatan pembelajaran diperoleh data sebagai berikut. a. Hasil pengamatan guru mitra pada 12 aspek yang terdapat dalam kegiatan belajar mengajar yang peneliti lakukan pada penelitian ini, yang mencapai kriteria baik 7 aspek atau 58,33%, dan kriteria cukup memperoleh 5 aspek pula atau 41,67%.
b. Hasil pengamatan pada kegiatan siswa dalam proses pembelajaran, hasil pengamatan menunjukan aspek yang memperoleh kriteria baik berjumlah 4 aspek atau 36,36 %, kriteria cukup berjumlah 7 aspek atau 63,64%. c.
Hasi pengamatan terhadap peningkatan kemampuan siswa pada materi membandingkan panjang benda nampak hasil yang diperoleh dari 2 aspek penilaian yaitu kemampuan dan kecepatan menentukan panjang benda yang dilaksanakan oleh 30 orang siswa melalui soalsoal latihan dapat diperoleh hasil yaitu. untuk aspek kemampuan membandingkan panjang benda mealui pendekatan kontekstual dapat diperoleh hasil pengamatan dari 30 siswa ternyata 11 siswa atau 36,67% dengan kualifikasi mampu sedangkan 19 orang lainnya atau 63,33% masuk kategori tidak mampu. Sementara pada aspek kecepatan menentukan hasil perbandingan, diperoleh data bahwa dari 30 orang siswa ada 8 orang atau 26,67% masuk kategori mampu dan 22 orang atau 73,33% masuk kategori tidak mampu. Dengan demikian kemampuan membandingkan panjang benda melalui model pendekatan kontekstual masih perlu ditingkatkan.
d.
Dari hasil belajar 30 orang siswa terdapat 16 orang atau 53,33% siswa tergolong tuntas, dan 14 orang siswa masih tergolong belum tuntas. Sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya bahwa ketuntasan belajar untuk materi membandingkan panjang benda melalui model pendekatan kontekstual pada kelas I SDN 1 Kota Barat adalah 70. Dengan demikian maka penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus II. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti telah menempuh langkah-langkah berikut.
1. Peneliti melakukan pemantapan pembelajaran materi membandingkan panjang benda 2. Mengoptimalkan proses belajar mengajar dengan memperhatikan komponen-komponen kegiatan belajar mengajar yang masih memerlukan perbaikan.
3. Dalam kegiatan siswa, peneliti berusaha menciptakan kondisi belajar yang kondusif tanpa ada tekanan pada diri siswa. 4. Mengarahkan dan membimbing siswa untuk memahami hakikat pendekatan kontekstual terutama pada aspek-aspek yang menjadi standar penilaian. Langkah-langkah ini peneliti upayakan agar dapat mengatasi kendala atau kelemahankelemahan pada siklus berikutnya. Pada siklus II hasil dari penelitian tindakan kelas ini menunjukkan adanya perubahan, baik dari informasi balikan yang dipantau oleh guru mitra dalam pengajaran, kegiatan siswa dalam menerima materi, kegiatan siswa dalam kerja kelompok dan hasil belajar siswa yang diuji melalui post tes. Hal ini terlihat pada data berikut ini. a. Hasil pengamatan guru mitra pada 12 aspek yang terdapat dalam kegiatan belajar mengajar yang peneliti lakukan pada materi membandingkan panjang benda yang mencapai kriteria baik 11 aspek atau 91,67%, dan kriteria cukup memperoleh 1 aspek atau 8,33%. b. Hasil pengamatan pada kegiatan siswa dalam proses pembelajaran menunjukan aspek yang memperoleh kriteria baik berjumlah 10 aspek atau 90,91%, dan kriteria cukup berjumlah 1 aspek atau 9,19%. c. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap peningkatan kemampuan siswa menentukan panjang benda melalui model pendekatan kontekstual nampak hasil yang diperoleh dari 2 aspek penilaian yaitu kemampuan dan kecepatan menentukan membandingkan panjang benda yang dilaksanakan pada 30 siswa melalui soal-soal latihan sudah memenuhi kriteria baik. Kemampuan membandingkan panjang benda berjumlah 25 siswa atau 83,33% dengan
kualifikasi
mampu. Dan 5
orang atau 16,67% yang masih masuk kategori belum
mampu.Untuk aspek kecepatan menentukan hasil perbandingan panjang benda 30 siswa yang sudak mampu berjumlah 23 orang atau 76,67% dan yang belum mampu 7 orang atau 23,33% Dari data yang telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa membandingkan panjang
benda melalui model pendekatan kontekstual sudah dapat
dinyatakan telah berhasil. d. Hasil belajar siswa dari 30 orang yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 25 orang atau sekitar 83,33% sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 5 orang atau sekitar 16,67 %. Ketercapaian hasil belajar siswa telah memenuhi bahkan melamapui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 70 sementara perolehan rata-rata kelas adalah 78,49 %. Memperhatikan data tentang hasil belajar siswa siklus I dan II, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membandingkan panjang benda melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas 1 SDN No. 1 Kota Barat benar mengalami peningkatan. Dibandingkan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Asnawati yang dijadikan sebagai kajian penelitian yang relevan dalam penelitian ini, ternyata penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini lebih berhasil, dimana penelitian ini dapat mencapai indikator kinerja hanya dalam dua siklus. Demikian pula pendapat dari Rusman (2010:33) bahwa kelebihan dari pendekatan kontekstual dapat menyebabkan siswa akan lebih paham dengan materi yang diajarkan terbukti. Dengan demikian hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan ”Jika melalui pendekatan kontekstual dalam pembelajaran, maka kemampuan siswa kelas 1 SDN NO 1 Kota Barat dalam membandingkan panjang benda bilangan akan meningkat.” terbukti dan dinyatakan berhasil.