BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan proses pengolahan data dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferensial sebagai pengujian hipotesis. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif a. Motivasi Belajar Siswa Hasil analisis deskriptif yang berhubungan dengan skor variabel bebas Motivasi Belajar Siswa dapat dilihat pada tabel 4.1, tabel 4.2, dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi frekuensi skor motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Kota Gorontalo INTERVAL 40 – 46 47 – 53 54 – 60 61 – 67 68 – 74 75 – 81 ∑
Titik Frekuensi Tengah (fi) (Xi ) 43 4 50 5 57 6 64 8 71 4 78 3 30
Frekuensi Komula tif 4 9 15 23 27 30
Xi .fi
172 250 342 512 284 234 1794
Tabel 4.2 Hasil analisis statistik deskriptif skor Motivasi Belajar siswa SMA Negeri 1 Kota gorontalo Statistik
Hasil
Ukuran sampel
30
Skor tertinggi
81
Skor terendah
40
Rerata skor
59,8
Modus
62,83
Median
60,5
Standar deviasi
5,26
Tabel 4. 3 Kuartil skor motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Kota Gorontalo Letak Kuartil
Persentile
Frekuensi
Q1 = 51,4
26,7
8
Q2 = 60,5
50
15
Q3 = 67,1
23,3
7
Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 81 dan skor terendah adalah 40 dari skor total 100 yang mungkin dicapai sedangkan skor ratarata yang dicapai adalah 59,8 dengan standar deviasi 5,26. Selanjutnya dari tabel 4. 3 terlihat bahwa letak kuartil pertama (Q1) =51,4 letak kuartil kedua (Q2) = 60,5
dan letak kuartil ketiga (Q3) = 6,1 Sehingga siswa yang
memperoleh skor antara 40 sampai dengan 51,4 sebanyak 8 siswa berkisar 26,7% termasuk kategori rendah, siswa yang memperoleh skor antara 51,4 sampai dengan 67,1 sebanyak 15 siswa berkisar 50% termasuk kategori sedang dan siswa yang memperoleh skor antara 67,1 sampai dengan 81 sebanyak 7 siswa berkisar 23,3% termasuk kategori tinggi. b. Rasa Percaya Diri Siswa
Hasil analisis deskriptif yang berhubungan dengan skor variabel terikat rasa percaya diri dan motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.4, tabel 4.5 dan tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.4 Distribusi frekuensi rasa percaya diri siswa SMA Negeri 1 Kota Gorontalo. INTERVAL Titik Tengah (Xi ) 48 - 53 50,5 54 - 59 56,5 60 - 65 62,5 66 - 71 68,5 72 - 77 74,5 78 - 83 80,5 ∑
Frekuensi (fi) 7 7 9 3 3 1 30
Frekuensi Komu latif 7 14 23 26 29 30
Xi .fi
353,5 395,5 562,5 205,5 223,5 80,5 1821
Tabel 4.5 Hasil analisis statistik deskriptif untuk skor rasa percaya diri siswa SMA Negeri 1 Kota Gorontalo Statistik
Hasil
Ukuran sampel
30
Skor tertinggi
78
Skor terendah
48
Rerata skor
60,57
Modus
61
Median
60,17
Standar deviasi
5,15
Tabel 4.6 Kuartil skor rasa percaya diri terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Kota Gorontalo Letak Kuartil
Persentile
Frekuensi
Q1 = 53,93
23,3
7
Q2 = 60,17
53,3
16
Q3 = 65,17
23,3
7
Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 78 dan skor terendah adalah 48 dari skor total 100 yang mungkin dicapai sedangkan skor ratarata yang dicapai adalah 60,57 dengan standar deviasi 5,15 Selanjutnya dari tabel 4. 6 terlihat bahwa letak kuartil pertama (Q1) = 53,93 letak kuartil kedua (Q2) = 60,17 dan letak kuartil ketiga (Q3) =65,17 Sehingga siswa yang memperoleh skor antara 48 sampai dengan 53,93 sebanyak 7 siswa berkisar 23,3 % termasuk kategori rendah, siswa yang memperoleh skor antara 53,93 sampai dengan 65,17 sebanyak 16 siswa berkisar 53,3% termasuk kategori sedang dan siswa yang memperoleh skor antara 65,17 sampai dengan 78 sebanyak 7 siswa berkisar 23,3.termasuk kategori tinggi. Rasa percaya diri memiliki hubungan yang signifikan dengan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Kota Gorontalo meskipun dalam penelitian ini, hubungan diantara keduanya juga rendah. Artinya rasa percaya diri dapat ditingkatkan dengan memotivasi belajar diri mereka karna dengan keunggulan yang mereka dapat maka akan membantu mereka dalam tampil lebih percaya diri. 4.2.1 Analisis Statistik Inferensial a. Pengujian normalitas data Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Kota Gorontalo Uji normalitas dilakukan terhadap data motivasi belajar siswa, pengujian normalitas data ini dilakukan melalui Uji Liliefors dengan taraf signifikansi α = 0,05. Kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika L0 yang
diperoleh dari data pengamatan lebih besar dari Ltabel, dalam hal lainnya hipotesis nol diterima. Hasil perhitungan dengan uji Liliefors menunjukkan data motivasi belajar siswa berdistribusi normal sebagaimana disajikan dalam tabel berikut ini. Dari perhitungan diperoleh L0 = 0,0718 lebih kecil dari Lt (L0 < Lt ), ini berarti H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel dari data motivasi belajar siswa adalah berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12 ). b. Pengujian normalitas data rasa percaya diri SMA Negeri 1 Kota Gorontalo Uji normalitas dilakukan terhadap data rasa percaya diri siswa, pengujian normalitas data ini dilakukan melalui Uji Liliefors dengan taraf signifikansi α = 0,05. Kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan lebih besar dari Ltabel, dalam hal lainnya hipotesis nol diterima. Hasil perhitungan dengan uji Liliefors menunjukkan data rasa siswa percaya diri siswa berdistribusi normal sebagaimana disajikan dalam tabel berikut ini. Dari perhitungan diperoleh L0 = 0,0975 lebih kecil dari Lt (L0 < Lt ), ini berarti H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel dari data motivasi belajar siswa adalah berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 ) Kesimpulan tersebut membawa akibat terhadap diperbolehkannya menggunakan statistika parametrik dalam pengujian hipotesis penelitian ini. Adapun persyaratan lain yang dilakukan adalah pengujian homogenitas variansi.
c. Signifikansi dan Uji Linearitas regresi Uji Signifikansi dan linearitas regresi skor motivasi belajar siswa terhadap rasa percaya diri siswa SMA Negeri 1 Kota Gorontalo. Dari uji Signifikansi diperoleh hasil Fhitung = 17,213 lebih besar dari Ftabel = F(0,95)(21,7) = 32,49 maka tolak Ho artinnya signifikan dan untuk uji linearitas diperoleh Fhitung=0,66, ternyata lebih kecil dari Ftabel = F(0,95)(21,7)= 2,49 menunjukkan data penelitian berpola linear pada taraf signifikan 5 % dengan dk pembilang = k – 2 dan dk penyebut n – k. Persamaan regresinya adalah Yˆ = 28,15 + 0.54 menunjukkan konstanta sebesar 28,15 yang menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel motivasi diri siswa (X), rasa percaya diri (Y) adalah 28,15. Koefisien regresi sebesar 0.54 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai motivasi belajar akan memberikan peningkatan skor sebesar 0.54. (Pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14). d. Pengujian Hipotesis Dalam pengujian statistiknya, hipotesis dirumuskan sebagai berikut: Ho : r = 0 melawan H1 : r ≠ 0 Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rasa percaya diri dengan motivasi belajar siswa Hi
: Terdapat hubungan yang signifikan antara rasa percaya diri dengan motivasi belajar siswa Besarnya tingkat hubungan antara variabel motivasi belajar siswa (X) dengan
rasa
percaya diri (Y) yang dihitung dengan koefisien korelasi (rXY) = 0, 617 Maka koefisien determinasi r2 = 0.381 menunjukkan derajat hubungan
38,1% kontribusi variabel motivasi
belajar siswa terhadap rasa percaya diri sedangkan sisanya 61,9 % dipengaruhi oleh faktor lain.
Selanjutnya dengan membandingkan thitung = 4,148 pada taraf kesalahan
5% untuk
uji dua pihak dengan ttabel = 1,701 (hasil interpolasi) ternyata thitung lebih besar dari. pada ttabel Dengan demikian koefisien korelasi yang ditemukan signifikan dan dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi dimana sampel diambil. (Pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Pemerimaan hipotesis dapat ditunjukan oleh kurva dibawah ini.
tabel= -1,701
4.2
tabel= 1,701
thitung= 4,148
Pembahasan Penelitian ini termasuk dalam studi hubungan antara variable bebas dengan variable terikat. dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara empirik terbukti variabel – variabel bebas yang diteliti ikut menentukan variabel terikat. adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah Motivasi Belajar Siswa (X) dan variabel terikat Rasa percaya diri variabel (Y). dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukan bahwa Hipotesis (Ho) yang diuji ditolak dengan signifikan, dan sebaliknya hipotesis penelitian (H1) yang di ajukan diterima. Hal ini terlihat dari semua harga Fhitug yang lebih besar dari Ftabel baik pada tarap signifikan α = 0,05. adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh positif antara motivasi belajar siswa dengan rasa percaya diri.
Hasil pengujian hipotesis bahwa persamaan Yˆ = 28,15 + 0.54 X yang telah teruji keberartianya α = 0,05 merupakan hubungan fungsional yang berlaku pada populasi yang berdasarkan sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Persamaan tersebut mengandung makna bahwa setiap terjadi perubahan sebesar 0,54 pada motivasi belajar siswa 0,54 maka akan diikuti oleh perubahan rata – rata sebesar 28, 15 pada rasa percaya diri. Selanjutnya , melalui hasil pengujian koefisien korelasi sederhana, maka diperoleh harga r =0,617 analisis korelasional dengan koefisien determinasi sebesar r2 = 0,381 hal ini menunjukan bahwa sebesar 38,1 % variasi yang terjadi pada rasa percaya diri memiliki hubungan dengan motivasi belajar siswa, sedangkan yang lainya atau 61.9 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di desain oleh peneliti. Sedangkan berdasarkan hasil uji koefisien
korelasi yang telah di analisis, yang
dihubungkan dengan criteria penguji statistik bahwa thitung lebih besar dari tdaftar atau harga thitung telah berada diluar daerah perhitungan Ho, maka Ho di tolak dan H1 diterima yang menyatakan bahwa hubungan antara rasa percaya diri siswa dengan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Gorontalo “ diterima”.