93
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Pengolahan Data 1. Mengukur Kecenderungan Umum Skor Responden a. Variabel X (Profesionalisme Guru) Angket penelitian yang didapat kemudian diklasifikasikan berdasarkan jawaban dari responden, sehingga diperoleh data mengenai Profesionalisme Guru. Untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden pada setiap item dan variabel, sebelumnya dicari skor rata-rata dari setiap variabel penelitian dengan menggunakan perhitungan Weighted Means Score (WMS). Dengan menggunakan kriteria yang telah dikelompokkan pada Bab III, diperoleh hasil perhitungan terhadap skor rata-rata instrumen setiap variabel, yaitu variabel X (Profesionalisme Guru) yang terdiri dari 36 item. Hasil perhitungan Weighted Means Score (WMS) untuk mengetahui disiplin kerja diuraikan dalam tabel berikut ini :
94
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan WMS Variabel X ALTERNATIF JAWABAN
ITEM
DIMENSI
X
3 F
16 15 16 4 5 9
64 60 64 16 20 36
31
22 33 33 33 29 31 27 12
14 3 3 3 6 4 8 17
Kemandirian Guru
14 15 16 17 18
11 55 8 7 35 10 18 90 12 24 120 9 18 90 17
Keyakinan Terhadap Profesi
Hubungan dengan
Pengabdian guru
X
2 F
3 1 1 0 0 0
9 3 3 0 0 0
56 12 12 12 24 16 32 68
0 0 0 0 1 0 1 7
32 40 48 36 68
19 20 21 22 23 24
20 100 15 60 20 100 13 52 8 40 11 44 19 95 17 68 16 80 10 40 21 105 8 32
25 26
14 12
1 2 3 4 5 6
Kewajiban Sosial Guru
7 8 9 10 11 12 13
5 F
X
4 F
17 20 19 32 31 27
85 100 95 160 155 135 110 165 165 165 145 155 135 60
JUMLAH
70 60
13 52 18 72
RATARATA
X
1 F
X
F
X
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
36 36 36 36 36 36
192 201 198 215 213 207
0 0 0 0 3 0 3 21
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0
36 36 36 36 36 36 36 36
166 177 177 177 172 172 170 149
17 17 6 3 1
51 51 18 9 3
0 2 0 0 0
0 4 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
36 36 36 36 36
138 130 156 165 161
1 3 15 0 10 7
3 9 45 0 30 21
0 0 1 0 0 0
0 0 2 0 0 0
0 0 1 0 0 0
0 0 1 0 0 0
36 36 36 36 36 36
163 161 132 163 150 158
9
27
0
6
18
0 0
0 0
0 0
36 36
149 150
0
4,39 4,53 4,5 4,89 4,86 4,75 4.653 4,61 4,92 4,92 4,92 4,78 4,78 4,72 4,14 4.725
3,83 3,61 4,33 4,59 4,48 4.164 4,52 4,47 3,67 4,52 4,17 4,39 4.29 4,14 4,17
95
sesama profesi
27 28 29 30 32 33 34
11 17 12 14 12 14 18
55 85 60 70 60 70 90
21 16 21 19 19 18 15
84 64 84 76 76 72 60
4 3 3 3 5 4 3
12 9 9 9 15 12 9
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
36 36 36 36 36 36 36
151 158 153 155 151 154 159
4,19 4,39 4.25 4,30 4,19 4,28 4,41
4.256
Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh kesimpulan yang digunakan untuk menyimpulkan keseluruhan item pada variabel X, dimana rata-ratanya sebesar 4,42 yang artinya bahwa responden cenderung memilih jawaban selalu pada variabel X dan itu berarti bahwa profesionalime guru di SMPN 19 Kota Bogor termasuk kedalam kategori sangat baik. Selanjutnya dari hasil perhitungan di atas dikonsultasikan dengan tabel konsultasi hasil perhitungan uji rata-rata yang telah ditetapkan, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.2 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS Rentang nilai 4,01-5,00 3,01-4,00 2,01-3,00 1.01-2,00 0,01-1,00
Kriteria skala Sangat baik Baik Cukup baik Rendah Sangat rendah
Penafsiran Variabel X Variabel Y Selalu Selalu Sering Sering Kadang-kadang Kadang-kadang Jarang Jarang Tidak Pernah Tidak Pernah
96
4.1 Grafik Hasil Perhitungan WMS Variabel X Profesinalisme Guru
Hasil
perhitungan
rata-rata
tersebut
dapat
menggambarkan
kecenderungan jawaban mengenai profesionalime guru di SMPN 19 Kota Bogor. Untuk lebih jelasnya maka dapat diketahui dari rata-rata setiap indikator pada variabel X. Adapun rinciannya yaitu sebagai berikut : 1) Pengabdian guru Implementasi Profesionalisme Guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam pengabdian para guru berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan
97
Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.65. 2) Kewajiban sosial guru Implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal pelaksanaan kewajiban sosial guru berada pada kategori sangat baik. Pernyataan
tersebut
didasarkan
pada
hasil
perhitungan
dengan
menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.725. 3) Kemandirian guru Implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal kemandirian guru berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.16. 4) Keyakinan terhadap profesi Implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal keyakinan guru terhadap profesi berada pada kategori sangat baik. Pernyataan
tersebut
didasarkan
pada
hasil
perhitungan
dengan
menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.29. Hubungan dengan sesama profesi dalam implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal hubungan sesama profesi berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil
98
perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.256. b.
Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) Angket penelitian yang telah diklasifikasikan berdasarkan jawaban dari responden, maka diperoleh data mengenai prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden pada setiap item dan variabel, sebelumnya dicari skor rata-rata dari setiap variabel penelitian dengan menggunakan perhitungan Weighted Means Score (WMS). Dengan menggunakan kriteria yang telah dikelompokkan pada Bab III, diperoleh hasil perhitungan terhadap skor rata-rata instrumen setiap variabel, yaitu variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) yang terdiri dari 36 item. Hasil perhitungan Weighted Means Score (WMS) untuk mengetahui disiplin kerja diuraikan dalam tabel berikut ini :
99
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa)
ALTERNATIF JAWABAN JUMLAH DIMENSI
5
4
3
2
1
RATARATA
F
X
F
X
F
X
F
X
F
X
F
X
1
29
145
7
28
0
0
0
0
0
0
36
173
4,80
2
33
165
3
12
0
0
0
0
0
0
36
177
4,92
3
25
125
11
44
0
0
0
0
0
0
36
169
4,69
4
29
145
7
28
0
0
0
0
0
0
36
173
4,80
5
31
155
5
20
0
0
0
0
0
0
36
175
4,86
6
17
85
18
72
1
3
0
0
0
0
36
160
4,44
7
19
95
17
68
0
0
0
0
0
0
36
163
4,53
8
23
115
13
52
0
0
0
0
0
0
36
167
4,64
9
13
65
12
48
11
33
0
0
0
0
36
146
4,05
10
24
120
12
48
0
0
0
0
0
0
36
168
4,67
11
24
120
12
48
0
0
0
0
0
0
36
168
4,67
12
22
110
14
56
0
0
0
0
0
0
36
166
4,61
13
24
120
12
48
0
0
0
0
0
0
36
168
4,67
14
10
50
17
68
9
27
0
0
0
0
36
145
4,03
15
7
35
13
52
15
45
1
2
0
0
36
134
3,72
16
25
125
11
44
0
0
0
0
0
0
36
169
4,69
17
15
75
18
72
3
9
0
0
0
0
36
156
4,33
18
6
30
12
48
16
48
2
4
0
0
36
130
3,61
19
17
85
14
56
5
15
0
0
0
0
36
156
4,33
20
28
140
8
32
0
0
0
0
0
0
36
172
4,78
21
21
105
15
60
0
0
0
0
0
0
36
165
4,58
22
26
130
10
40
0
0
0
0
0
0
36
170
4,72
100
23
30
150
6
24
0
0
0
0
0
0
36
174
4,83
24
32
160
4
16
0
0
0
0
0
0
36
176
4,89
25
18
90
6
24
12
36
0
0
0
0
36
150
4,17
26
26 130 10 40
0
0
0
0
0
0
36
170
4,72
27
33 165
3
12
0
0
0
0
0
0
36
177
4,92
28
28 140
8
32
0
0
0
0
0
0
36
172
4,78
29
17
85
12 48
7
21
0
0
0
0
36
154
4,28
30
19
95
17 68
0
0
0
0
0
0
36
163
4,53
31
14
70
16 64
6
18
0
0
0
0
36
152
4,22
32
8
40
21 84
7
21
0
0
0
0
36
145
4,03
33
12
60
15 60
9
27
0
0
0
0
36
147
4,08
34
9
45
17 68
10
30
0
0
0
0
36
143
3,98
Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh kesimpulan yang digunakan untuk menyimpulkan keseluruhan item pada variabel Y, dimana rata-ratanya sebesar 4,49 yang artinya bahwa para responden cenderung memilih jawaban selalu pada variabel Y dan itu berarti bahwa kinerja pegawai termasuk kedalam kategori sangat baik. Hasil
perhitungan
rata-rata
tersebut
dapat
menggambarkan
kecendrungan jawaban mengenai prestasi belajar siswa di SMPN 19 Kota Bogor termasuk dalam kategori baik.
101
2. Mengubah skor mentah menjadi skor baku Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variable penelitian, menurut Akdon (2008: 178) menggunakan rumus:
Ti = 50 + 10.
(X i − x ) s
Berikut ini diperoleh skor mentah dan skor baku untuk variabel X dan variabel Y, yaitu sebagai berikut: a. Skor Mentah Variable X (Profesionalisme Guru) Tabel 4.4 Skor Mentah Variabel X 131 140 155 143 155 151 152 155
149 143 157 142 154 161 153 161
143 146 150 161 136 166 146 160
158 162 137 163 154 143 149 143
Skor baku variabel X didapat dengan menggunakan rumus:
Ti = 50 + 10.
(X i − x ) s
138 152 157 156
102
Dengan prosedur yang sama maka skor mentah variabel X (proesionalisme guru) berubah menjadi skor baku yang terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.5 Skor Baku Variabel X (profesionalisme guru) 24 35 54 39 54 49 50 54
47 39 56 38 53 61 51 61
39 43 48 61 30 67 43 60
58 63 32 64 53 39 47 39
33 50 56 55
b. Skor Mentah Variable Y (Prestasi Belajar Siswa) Tabel 4.6 Skor Mentah Variabel Y 140 135 167 142 168 161 159 159
154 156 153 149 150 159 159 164
148 162 159 163 150 161 145 151
140 159 143 163 161 143 143 155
Skor baku variabel Y didapat dengan menggunakan rumus:
Ti = 50 + 10.
(X i − x ) s
136 139 138 159
103
Tabel 4.7 Skor Baku Variabel Y (Prestasi Belajar siswa)
37 32 64 39 65 58 56 56
51 53 50 46 47 56 56 61
45 59 56 60 47 58 42 48
37 56 40 60 58 40 40 52
33 36 35 56
3. Hasil Pemeriksaan Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas dilakukan untuk menentukan teknik statistik apa yang akan digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Jika penyebaran datanya berdistribusi normal maka menggunakan statistik parametrik, sedangkan apabila penyebaran distribusi datanya tidak normal maka akan digunakan statistik non parametrik. Penulis menggunakan bantuan komputer melalui program SPSS for window 16.0 uji data normalitas distribusi data melalui uji kolmogorov-smirnov, hasilnya dapat dilihat dibawah ini:
104
TABEL 4.8 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test x N
y 36
36
48.4722
49.5833
1.07504E1
9.55398
Absolute
.116
.194
Positive
.116
.120
Negative
-.108
-.194
Kolmogorov-Smirnov Z
.699
1.161
Asymp. Sig. (2-tailed)
.714
.135
Normal Parametersa
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
a. Perumusan Hipotesis Ho : Data profesionalisme guru di SMP Negeri 19 Kota Bogor tidak berdistribusi normal. Ha :
Data profesionalisme guru di SMP Negeri 19 Kota Bogor berdistribusi normal.
Ho :
Data prestasi belajar siswa di SMP Negeri 19 Kota Bogor tidak berdistribusi normal.
Ha :
Data prestasi belajar siswa di SMP Negeri 19 Kota Bogor berdistribusi normal.
105
b. Dasar Pengambilan Keputusan 1) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < α = 0,05 distribusi adalah tidak normal 2) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > α = 0,05 distribusi adalah normal c. Pengambilan Keputusan Pada tabel di atas terlihat hasil perhitungan data untuk variabel X (Profesionalisme Guru) dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai sig. 0,714 > 0,05. Maka Ho untuk variabel X ditolak dan Ha diterima, atau dalam hal ini data profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor berdistribusi normal. Untuk variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) diperoleh nilai sig. 0,135 > 0,05. Maka Ho untuk variabel Y ditolak dan Ha diterima, atau dalam hal ini data prestasi belajar siswa berdistribusi normal. Dari hasil analisis data di atas, maka diambil kesimpulan bahwa: 1) Distribusi data variabel X (Profesionalisme Guru) adalah normal, yang berarti Ha diterima. Untuk lebih jelasnya, pada variabel X diuji berdasarkan grafik normalitas Q-Q plot, sebagai berikut
106
GAMBAR 4.2 Grafik Normalitas Variabel X
Berdasarkan grafik normalitas Q-Q plot di atas, maka terlihat sebaran data mendekati garis normal. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel X (Profesionalisme Guru) memiliki tingkat penyimpangan yang kecil dari kelinieran garis normalitas. 2) Distribusi data variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) adalah normal, yang berarti Ha diterima. Untuk lebih jelasnya, pada variabel Y diuji berdasarkan grafik normalitas Q-Q plot, sebagai berikut
107
GAMBAR 4.3 Grafik Normalitas Variabel Y
Berdasarkan grafik normalitas Q-Q plot di atas, maka terlihat sebaran data mendekati garis normal. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel Y (Prestasi belajar siswa) memiliki tingkat penyimpangan yang kecil dari kelinieran garis normalitas. B. Pengujian Hipotesis Penelitian Proses pengujian hipotesis diajukan untuk menjawab besar kecilnya pengaruh dari variabel X (Profesionalisme Guru) terhadap variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) atau dengan kata lain apakah hipotesis yang telah
108
dirumuskan dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah : “Terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan antara Profesionalisme Guru (X) terhadap Prestasi belajar siswa di SMPN 19 Kota Bogor (Y)”. Selanjutnya secara lebih terperinci hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : H0 :
Tidak ada hubungan (korelasi) antara profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa. Berikut ini merupakan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
perhitungan statistik, yang dibantu dengan program SPSS for Windows 16.0.
a.
Analisis Korelasi Tabel 4.9 Korelasi Pearson Untuk Pengujian Hipotesis Correlations
Correlations x x
y
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
.000
N y
Pearson Correlation
.562**
36
36
.562**
1
Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.000 36
36
109
Tabel di atas menunjukkan besarnya korelasi antara variabel X (Profesionalisme Guru) dengan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) sebesar 0,000 besarnya korelasi dalam tabel di atas 0,562, berarti Profesionalisme Guru berkorelasi cukup kuat dengan Prestasi Belajar Siswa. Korelasi yang sedang antara variabel X (Profesionalisme Guru) dengan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa). Kesimpulan dari hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel X (Profesionalisme Guru) dengan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) yang dapat di uji lebih lanjut. b.
Analisis Koefisien Determinasi (KD) Analisis koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui
bagaimana keterhubungan antara variabel X (Profesionalisme Guru) dan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) dapat berlaku untuk seluruh populasi guru di SMPN 19 Kota Bogor. Analisis koefisien determinasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus : KD = rxy X 100% 2
Berdasarkan rumus ini maka diperoleh koefisien determinasi X dan variabel Y sebesar 31,6%. Hal tersebut menggambarkan bahwa prestasi belajar siswa di SMPN 19 Kota Bogor dipengaruhi oleh profesionalisme guru tersebut sebesar 31,6%. Sedangkan sisanya 68,4% dipengaruhi variabel lain selain variabel profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor.
110
Perhitungan di atas, sesuai dengan hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan SPSS for Windows 16.0 sebagai berikut: Tabel 4.10 Koefisien Determinasi Model Summary(B)
Model Summary Std. Error of the Model 1
R
R Square .562a
.316
Adjusted R Square .296
Estimate 8.01636
a. Predictors: (Constant), x
c.
Analisis Regresi Analisis regresi dimaksudkan untuk mengungkapkan adanya pengaruh
antara variabel X (Profesionalisme Guru) dan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa). Penelitian ini dilakukan terhadap satu variabel bebas dan satu variabel terikat, maka analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut :
111
Tabel 4.11 Koefisien Regresi Coefficients (a) Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) x
Std. Error 25.364
6.254
.500
.126
Coefficients Beta
t
.562
Sig. 4.056
.000
3.964
.000
a. Dependent Variable: y
Pada tabel di atas dijelaskan nilai koefisien a dan b serta harga thitung dan tingkat signifikansinya. Dari tabel di atas diperoleh persamaan perhitungannya yang telah dibulatkan adalah: Ŷ = 25,364 + 0,500X Keterangan: a. Harga 25,364 merupakan nilai konstanta (a) yang menyatakan bahwa jika tidak ada pengaruh Profesionalisme Guru (Variabel X) maka Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y) akan mencapai angka 23,364 b. Sedangkan
harga
0,500X
merupakan
koefisien
regresi
yang
menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan sebesar satu satuan pada Profesionalisme Guru (variabel X) maka akan diikuti kenaikan sebesar 0,500 pada Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y).
112
d.
Analisis Varians Untuk menguji keberartian (signifikansi) arah koefisien dan kelinieran
persamaan regresi di atas digunakan analisis varians (ANOVA) yang diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows 16.0. Berikut hasil perhitungannya : Tabel 4.12 Uji ANOVA(b) b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1009.841
1
1009.841
Residual
2184.909
34
64.262
Total
3194.750
35
F
Sig. 15.714
.000a
a. Predictors: (Constant), x b. Dependent Variable: y
Dari tabel hasil uji ANOVA, dapat diketahui apakah variabel X secara signifikan benar-benar memepengaruhi variabel Y atau tidak. Tahapan analisis perhitungannya sebagai berikut : • H0 : Tidak ada hubungan (korelasi) antara profesionalisme guru (X) di SMPN 19 Kota Bogor dengan prestasi belajar siswa (Y). 1. Dasar pengambilan keputusan : • Jika nilai signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak • Jika F hitung > F tabel, maka Hi diterima.
113
2. Pengambilan keputusan Dari hasil SPSS for Windows 16.0, pada uji ANOVA diperoleh bahwa Fhitung sebesar 15,714 dengan tingkat signifikansi 0,000. Signifikansi 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya, ada pengaruh secara nyata variabel X (Profesionalisme Guru) terhadap variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) di SMPN 19 Kota Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima.
C. Pembahasan Dan Hasil Penelitian Pembahasan ini merujuk pada permasalahan penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan temuantemuan dari hasil penelitian yang dilakukan antara lain : 1. Profesionalisme guru di SMP Negeri 19 Kota Bogor Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan dipaparkan di atas, maka dapat diketahui bagaimana profesionalisme guru di SMP Negeri 19 Kota Bogor. Gambaran ini diperoleh melalui perhitungan uji kecenderungan skor umum menggunakan skor ideal yang mengacu kepada perhitungan WMS. Dari hasil perhitungan WMS diperoleh data bahwa profesionalisme guru di SMP Negeri 19 Kota Bogor mempunyai skor ratarata sebesar 4,43 yang menempati kategori sangat baik. Hal tersebut
114
memberikan gambaran bahwa, secara umum profesionalisme guru di SMP Negeri 19 Kota Bogor dilihat dari dimensi pengabdian guru, kewajiban sosial guru, kemandirian guru, keyakinan terhadap profesi dan hubungan dengan sesama profesi menunjukan kondisi yang inten (selalu) dilakukan atau dialami oleh guru. a) Pengabdian guru Implementasi Profesionalisme Guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam pengabdian para guru berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.65. b) Kewajiban sosial guru Implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal pelaksanaan kewajiban sosial guru berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.725. c) Kemandirian guru
Implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal kemandirian guru berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.16 yang berarti
115
sangat baik. Apabila keadaan ini tetap stabil dapat berdampak kepada penurunan tingkat prestasi belajar siswa yang telah baik. Oleh karena itu kemandirian guru di SMP Negeri 19 Kota Bogor harus ditingkatkan.
Dalam melaksanakan peran guru secara baik dan meningkatkan kompetensinya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) mengemukakan tiga jenis kompetensi guru, yaitu :
1.
2. 3.
Kompetensi profesional, yaitu memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya. Kompetensi kemasyarakatan, yaitu mampu berkomunikasi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas. Kompetensi personal, yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional,
pemerintah telah merumus kan empat (4) jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu :
1.
Kompetensi pedagogik, yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c)pengembangan kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi
116
2.
3.
4.
hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian, yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan. Kompetensi sosial, yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian guru
dapat ditingkatkan dengan cara guru senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu_satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang berkembang dan berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah siswanya. Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau
117
hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus. d) Keyakinan terhadap profesi Implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal keyakinan guru terhadap profesi berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.29. e) Hubungan dengan sesama profesi Implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal hubungan sesama profesi berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.26. 2. Prestasi belajar siswa di SMP Negeri 19 Kota Bogor Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan dipaparkan di atas, maka dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa di SMP Negeri 19 Kota Bogor menunjukkan kondisi sangat baik. Gambaran ini diperoleh melalui perhitungan uji kecenderungan skor umum menggunakan skor ideal yang mengacu kepada perhitungan WMS. Dari hasil perhitungan WMS
118
diperoleh data bahwa prestasi belajar siswa di SMP Negeri 19 Kota Bogor mempunyai skor rata-rata sebesar 4,49 yang menempati kategori sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji kecendrungan angket prestasi belajar siswa dari segi prestasi akademik menurut persepsi guru di SMPN 19 Kota Bogor yang menunjukan bahwa prestasi siswa di SMPN 19 Kota Bogor dalam kategori sangat baik. 3. Pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa di SMP Negeri 19 Kota Bogor? Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment diperoleh kesimpulan diketahui bahwa koefisien korelasi antara profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa sebesar 0.562 berada pada angka antara 0.40–0.599. Hal ini berarti profesionalisme guru memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap prestasi belajar siswa di SMP Negeri 19 Kota Bogor. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa. Temuan
ini
sesuai
dengan
kajian
teori
yang
ada,
bahwa
profesionalisme guru dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Sebagaimana diungkapkan oleh Moh. Fakry Gaffar (2007 : 2) bahwa “Guru adalah jabatan profesional yang memiliki tugas pokok yang amat menentukan dalam proses pertumbuhan
119
yang memiliki tugas pokok yang amat menentukan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik”. Profesionalisme guru adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi kemampuan merencanakan, melakukan, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran (Jamaah Yakub, 2008: 47). Dengan demikian sudah seharusnya profesionalisme guru harus terus ditingkatkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang akan memiliki dampak terhadap peningkatan kualitas proses belajar mengajar dan hasil belajar. Dari hasil perhitungan analisis data, diperoleh profesionalisme guru memiliki derajat yang sangat baik. Begitu pula dengan prestasi belajar siswa yang memiliki derajat sangat baik pula. Hal ini membuktikan bahwa profesionalisme guru yang telah dilaksanakan mempengaruhi prestasi belajar siswa, sehingga hasil yang dicapai akan berimplikasi terhadap peningkatan professional atau kemampuan mengajar guru sehingga secara otomatis akan meningkat pula proses belajar mengajar dan beimplikasi pula terhadap mutu lulusan peserta didik. Dengan kata lain jika profesionalisme guru dilakukan dengan baik, maka prestasi belajar siswa pun akan baik pula. Perolehan nilai Perhitungan koefisien determinasi yang mengukur persentase pengaruh dari profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa sebesar 31.6% dengan signifikansi 0,00 (< 0,05). Artinya variabel
120
profesionalisme guru memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa sebesar 31.6% dan sisanya 68.4% ditentukan oleh variabel atau faktor lain. Hal ini mendukung kembali hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli. Dengan dilaksanakannya profesionalisme guru maka diharapkan dapat meningkat pula prestasi belajar siswa. Dari hasil perhitungan diperoleh harga a sebesar 23,375 dan harga b sebesar 0,536. setelah diketahui harga a dan b maka didapat persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 23,364 + 0,500X. Dari persamaan regresi ini dapat diartikan bahwa setiap adanya penambahan sebesar satu satuan pada Profesionalisme Guru (variabel X) maka akan diikuti kenaikan sebesar 0,500 pada Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa di SMPN 19 Kota Bogor, dikategorikan sedang. Dengan kata lain memang terdapat pengaruh antara profesionalisme guru (variabel X) terhadap prestasi belajar siswa (Variabel Y). Berdasarkan
hasil
penelitian
tersebut,
dapat
terlihat
bahwa
profesionalisme guru mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh harga sebesar 31,6%. Artinya bahwa meningkat atau menurunnya prestasi belajar ditentukan oleh profesionalisme guru sebesar 31,6%, sementara sisanya sebesar 68,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain tersebut :
121
a. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, meliputi dua aspek yakni: 1) Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak membekas. 2) Aspek Psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: a) Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
122
Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa mak semakin besar peluangnya untuk memperoleh sukses. b) Sikap siswa Muhibbin Syah (2010:135) menyatakan sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, barang,dan sebgainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Dalam hal ini sikap yang akan menunjang belajar seseorang ialah sikap positif (menerima) terhadap bahan atau pelajaran yang akan dipelajari. c) Bakat Siswa Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar bisa (very superior) disebut juga sebagai gifted, yakni anak berbakat intelektual. d) Minat siswa Muhibbin Syah
(2010:165)
menyatakan secara sederhana
minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
123
seseorang terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualits pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental sebagai berikut: 1) Faktor-faktor Lingkungan Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: faktor lingkungan alam/non sosial dan faktor lingkungan sosial.. 2) Faktor-faktor Instrumental Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.