BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Variabel X (Kemampuan Mengajar Guru) Data yang dikumpul dari penyebaran angket kepada responden yang berada di SMA Negeri 3 Gorontalo khususnya pada siswa kelas XI-IPS menunjukan bahwa nilai tengah (median) sebesar 63.32, nilai data yang memiliki frekuensi terbesar atau yang paling sering terjadi (modus) sebesar 63.92, dan nilai rata-rata dari rangkai data _
responden ( X ) sebesar 62.75, serta simpangan baku dari rangkaian data (S) sebesar 3.97 (perhitungan terlampir pada lampiran 4). Dari pemberian skor serta penilaian data penelitian diperoleh rentang dari data terbesar dan data terkecil adalah 72 dan 52, sedangkan banyaknya luas kelas dan panjang kelas masing-masing 7 dan 3. Sehingga distribusi frekuensi pengamatan variabel X (kemampuan mengajar guru) adalah sebagai beikut: Tabel 4.1. Daftar Distribusi Pengamatan Variabel X No 1 2 3 4 5 6 7
Kelas Interval 52 – 54 55 – 57 58 – 60 61 – 63 64 – 66 67 – 69 70 – 72 Jumlah
Frekuensi 2 5 7 18 20 6 2 60
Dari tabel di atas, menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menjawab di atas angka 64 – 66. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat di lihat melalui histogram sebagai berikut:
Frekuensi
37 25 20 15 10 5 0
18
5
20
7
6
2
53'
2
56'
59'
62'
65'
68'
71'
Batas Kelas Bawah Gambar 3: Histrogram Data Kemampuan Mengajar Guru Dengan histogram di atas, menunjukkan bahwa banyaknya responden yang menyatakan setuju terhadap permasalahan yang diteliti. Hal ini dapat diamati melalui grafik, di mana untuk nilai 64 – 66 merupakan jenjang nilai yang memiliki frekuensi yang lebih banykadengan frekuensi 20, kedua yang menjawab 61 – 63 dengan frekuensi 18, ketiga yang menjawab 58 – 60 dengan frekuensi 7, keempat yang menjawab 67 – 69 dengan frekuensi 6, kelima ketiga yang menjawab 55 – 57 dengan frekuensi 5, keenam yang menjawab 52 – 54 dan 70 – 72 dengan dengan frekuensi masing-masing 2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa kelas XI-IPS yang menjadi responden di SMA Negeri 3 Gorontalo menyetujui dengan adanya kemampuan mengajar guru.
4.1.2 Deskripsi Data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) Motivasi Belajar Siswa sebagai variabel Y memperoleh skor sebagai berikut: untuk nilai tengah (median) sebesar 65.27, nilai data yang memiliki frekuensi terbesar atau yang paling sering terjadi (modus) sebesar 64.25, dan nilai rata-rata dari rangkai _
data responden ( X ) sebesar 65.45, serta simpangan baku dari rangkaian data (S) sebesar 3.82 (perhitungan terlampir pada lampiran 4). Dari pemberian skor serta penilaian data penelitian diperoleh rentang dari data terbesar dan data terkecil adalah 75 dan 55, sedangkan banyaknya luas kelas dan panjang kelas masing-masing 7 dan 3. Sehingga distribusi frekuensi pengamatan variabel X (motivasi belajar siswa) adalah sebagai berikut: Tabel 4.2. Daftar Distribusi Pengamatan Variabel Y No. Kelas Interval Frekuensi 1 55 – 57 1 2 58 – 60 3 3 61 – 63 16 4 64 – 66 17 5 67 – 69 14 6 70 – 72 7 7 73 – 75 2 Jumlah 60 Dari tabel di atas, menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menjawab di atas angka 64 sampai 66. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat di lihat melalui grafik sebagai berikut:
Frekuensi
20
16
17 14
15 10 5
7 1
3
2
0 56
59
62
65
68
71
74
Batas Kelas Bawah Gambar 4. Histrogram Data Motivasi Belajar Siswa Dengan histogram di atas, menunjukkan bahwa banyaknya responden yang menyatakan setuju terhadap permasalahan yang diteliti. Hal ini dapat diamati melalui histogram, di mana untuk nilai 64 – 66 merupakan jenjang nilai yang memiliki frekuensi yang lebih banyak dengan frekuensi 17, kedua yang menjawab 61 – 63 dengan frekuensi 16, ketiga yang menjawab 67 – 69 dengan frekuensi 14, keempat yang menjawab 70 – 72 dengan frekuensi 7, kelima 58 – 60 dengan frekuensi 3, keenam yang menjawab 73 – 75 dengan frekuensi 2, dan ketujuh yang menjawab 55 – 57 dengan frekuensi 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas XI-IPS di SMA Negeri 3 Gorontalo dapat dipengaruhi oleh kemampuan mengajar guru. 4.1.3 Pengujian Persyaratan Analisis Untuk kepentingan pengujian normalitas data digunakan uji Chi-kuadrat (X2). Pengujian ini di lakukan terhadap skor variabel X (kemampuan mengajar guru) serta skor variaabel Y (motivasi belajar siswa).
4.2.3.1 Uji Normalitas Data Variabel X Hasil pengujian normalitas data variabel X (kemampuan mengajar guru) menunjukan harga X²hitung = 4.88, sedangkan dari daftar distribusi frekuensi harga X²daftar (0.95) (4) = 9.488. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa X²hitung lebih kecil dari X²daftar. Hal ini menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 4.2.3.2 Uji Normalitas Data Variabel Y Hasil pengujian normalitas data variabel Y (motivasi belajar siswa) menunjukan harga X²hitung = 3.66, sedangkan dari daftar distribusi frekuensi harga X²daftar (0.95) (4) = 9.488. Dengan demikian dapat di katakan bahwa X²hitung lebih kecil dari X²daftar. Hal ini menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk variabel Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 4.1.4 Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini diadakan pengujian terhadap persamaan regresi, lineritas, keberartian persamaan regresi dan koefisien korelasi. 4.2.4.1 Mencari Persamaan Regresi Untuk mencari persamaan regresi di gunakan rumus Ŷ = a + b x, sehingga dari hasil penelitian (terlampir pada lampiran 5) diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 26.05 + 0.63x. Hal ini berarti setiap perubahan sebesar satu unit pada variabel X, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y sebesar 0.63 unit yaitu motivasi belajar siswa, maksudnya bahwa setiap unit variabel X akan mempengaruhi setiap indikator yang ada pada variabel Y
sebesar 0.63, dan hal ini berarti setiap terjadi perubahan satu unit pada indikator kemampuan mengajar guru maka akan diikuti oleh perubahan ratarata indikator motivasi belajar siswa. 4.2.4.2 Uji Linearitas dan Keberartian Persamaan Regresi Hasil pengujian
linieritas dan keberartian persamaan regresi
yang
menggambarkan hubungan linier dan berarti atau tidak, digunakan tabel ANAVA. Berdasarkan hasil tabel ANAVA pada lampiran 5 diperoleh Fhitung = 0.28 untuk taraf nyata ά = 0.01 dan dk pembilang = 16 dan dk penyebut = 42, diperoleh F (0,99) (16,42) = 2.54. Kriteria pengujian yaitu ternyata Fhitung < Fdaftar, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa regresi linier Y atas X dengan persamaan Ŷ = 26.05 + 0.63x dapat diterima pada taraf nyata ά = 0.01. Kemudian untuk pengujian keberartian regresi diperoleh Fhitung = 42.95 untuk taraf nyata ά = 0.01 dan dk pembilang = 1, dk penyebut = 58 didapat F (1,58)
(0,99)
= 7.12. Kriteria pengujian ternyata Fhitung > Fdaftar, sehingga
ketergantungan Y atas X pada persamaan Ŷ = 26.05 + 0.63x, sangat berarti pada taraf nyata ά = 0.01 (data terlampira pada lampiran 5). 4.2.4.3 Menghitung Koefisien Korelasi Jika garis regresi dari sekumpulan data pengumpulan data berbentuk linier, maka dapat ditentukan sejauh mana derajat pengaruh antara variabel Y dan X melalui kooefisien korelasi (r) diperoleh koefisien korelasi sebesar = 0.65 dengan korelasi determinasi r2 = 0.4225 atau 42.25% (perhitungan pada lampiran 5). Hal ini berarti terdapat korelasi atau pengaruh positif antara
kemampuan mengajar guru dengan motivasi belajar siswa kelas XI-IPS SMA Negeri 3 Gorontalo, dimana 42.25% motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan mengajar guru. 4.2.4.4 Menghitung Uji Signifikan Koefisien Regresi Untuk uji signifikan (correlation) kooefisien korelasi adalah 6.67 pada taraf nyata = 0.01 dan 0.05 dan dk = 58, maka dari daftar distribusi t didapat (0.995)(58)
dan (0,975)(58) = 2.70 dan 2.02 oleh karena t hitung lebih besar dari tdaftar
dan thitung tidak berada pada daerah penerimaan yaitu = -2.70 sampai dengan +2.70 maka hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian koefisien regresi sangat signifikan. Selanjutnya dapat diilihat pada gambar kurva penerimaan dan penolakan Ha dan Ho berikut ini:
Ho
Ha -2.70
Ha 0
+2.70
6.67
Gambar 4.3. Kurva Penerimaan dan Penolakan Ha dan Ho 4.2 Pembahasan Penelitian ini termasuk studi pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara empirik terbukti variabel
bebas yang diteliti, ikut menentukan variabel terikat. Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah kemampuan mengajar guru (variabel X) dan variabel terikat adalah motivasi belajar siswa (variabel Y) pada siswa kelas XI-IPX SMA Negeri 3 Gorontalo. Berbicara tentang kemampuan mengajar guru, maka tidak terlepas dari proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam proses pembelajaran yang melibatkan semua unsur yang terdiri dari guru, siswa, sarana dan prasarana belajar yang terorganisir secara baik dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi maupun hasil belajar siswa sebagai mana yang tertuang dalam tujuan penyelenggaraan pendidikan. Dengan demikian, maka kemampuan mengajar guru merupakan kemampuan yang dapat diukur dengan menguasai bahan pelajaran, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas,) menggunakan media/sumber belajar, menguasai landasan-landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, dan memahami prinsip-prinsip dan menjelaskan hasil-hasil penelitian kependidikan guna keperluan pengajar. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan sepanjang zaman, dimana belajar merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat emosional manusia dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Belajar memberikan daya pikir kepada manusia untuk selalu berkembang sesuai dengan kemampuannya, serta memberikan peluang kepada manusia untuk memunculkan ide-ide yang dapat
memberikan solusi dalam pembangunan manusia seutuhnya. Setiap kegiatan belajar mengajar pada dasarnya memiliki sejumlah tujuan yang menjadi keinginan untuk dicapai. Dalam kenyataan, tujuan-tujuan belajar cukup banyak dan bervariasi, tergantung dari orang atau individu yang melakukanya. Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional yang disebut hasil pembelajaran serta berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Seorang guru dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan melalui suatu pembelajaran atau rencana pembelajaran. Sebagai upaya dalam membantu siswa dalam belajar dari yang tidak tau menjadi tau secara efektif dan efisien. Adapun proses pembelajaran yang dilaksanankan oleh seorang guru pada hakekatnya sangat mempengaruhi siswa baik dari segi motivasi maupuan hasil belajarnya. Terutama aspek yang berkaitan dengan kemampuan seorang guru termasuk cara mengajar. Dengan kata lain kemampuan mengajar seorang guru sangat menentukan proses serta motivasi dan hasil belajar siswa. Motivasi belajar siswa yang telah dicapai dapat diukur melalui kemajuan yang telah diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Melalui proses belajar seorang siswa berusaha mengumpulkan pengalaman berupa pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan penyesuaian tingkah laku. Motivasi yang dicapai ini sangat penting bagi setiap orang karena merupakan gambaran bagaimana kesiapan yang dimiliki. Apabila kita melihat sejumlah kegiatan yang berlangsung di sekolah, di mana siswa ada yang belajar dan ada guru yang mengajar. Sejauh mana program tersebut dipelajari dan dikuasai oleh siswa dapatlah dikatakan setelah melihat hasil yang
dicapai. Dengan demikian jelaslah bahwa motivas dan hasil belajar merupakan dua unsur yang harus dicapai dalam dunia pendidikan. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Menurut Hamalik (2001: 105) ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi adalah; (1) motivasi dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku orang lain; dan (2) menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk tingkah laku seseorang. Namun masih ada sebagian siswa yang kurang termotivasi selama proses pembelajaran berlangsung yakni, motivasi yang timbul dari dalam diri peserta didik, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil, keinginan untuk diterima oleh orang lain dan motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti; angka kredit, ijazah, tingkatan, hadiah, medali, pertentangan dan persaingan, yang bersifat negatif adalah sarkasme, ejekan dan hukuman. Berdasarkan penjelasan dan deskripsi hasil penelitian di atas, maka diperoleh pengaruh antara kemampuan mengajar guru dengan motivasi belajar siswa. Dengan demikian, sebelum melakukan pengujian hipotesis yang telah ditetapkan, pertamatama penulis mengadakan pengujian normalitas data yang telah terkumpul dari responden. Pengujian normalitas data dimaksudkan apakah data tersebut berditribusi normal atau tidak, sehingga dapat digunakan inti pengujian berikutnya. Dari hasil pengujian normalitas data baik variabel X (kemampuan mengajar guru) maupun
variabel Y (motivasi belajar siswa) benar-benar berdistribusi normal dan dapat diterima. Berdasarkan langkah tersebut maka langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi, sehingga dalam penelitian ini persamaan regresi Ŷ = 26.05 + 0.63x. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel kemampuan mengajar guru dapat diikuti ratarata 0.63 untuk variabel motivasi belajar siswa. Untuk linearitas dan keberartian koefisien korelasi ternyata keduanya menunjukan hasil yang benar-benar linear atau berarti. Untuk mengukur derajat hubungan antara variabel X (kemampuan mengajar guru) dan variabel Y (motivasi belajar siswa), maka sebagai langkah berikutnya adalah menghitung koefisien korelasi. Hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar r = 0.65 dengan koefisien determinasi sebesar r² = 0.4225 atau 42.25% variasi yang terjadi pada motivasi belajar siswa dapat dijelaskan oleh kemampuan mengajar guru, sebagai langkah terakhir tentang pengujian keberartian koefisien dari t hitung atau berada di luar daerah perhitungan Ho atau Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan sisanya sebesar 0.5775atau sebesar 57.75% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain oleh peneliti misalnya kreativitas mengajar guru, pengelolaan kelas, minat belajar siswa belajar, serta lingkungan kelas maupun fasilitas sekolah yang kurang mendukung. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kemampuan mengajar guru dengan motivasi belajar
siswa kelas XI-IPS SMA Negeri 3 Gorontalo, dapat di uji kebenarannya atau dapat diterima dalam penelitian ini.