BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1
Deskripsi Data Variabel X (Karakteristik Siswa) Data yang dikumpul dari penyebaran angket kepada responden yang
berada di SMA Negeri I Tibawa khususnya pada siswa kelas XI menunjukan bahwa nilai tengah (median) sebesar 148.68, nilai data yang memiliki frekuensi terbesar atau yang paling sering terjadi (modus) sebesar 150.48, dan nilai rata-rata _
dari rangkai data responden ( X ) sebesar 147.33, serta simpangan baku dari rangkaian data (S) sebesar 8.85 (perhitungan terlampir pada lampiran 8). Dari pemberian skor serta penilaian data penelitian diperoleh rentang dari data terbesar dan data terkecil adalah 166 dan 125, sedangkan banyaknya luas kelas dan panjang kelas masing-masing 7 dan 6. Sehingga distribusi frekuensi pengamatan variabel X (karakteristik siswa) adalah sebagai beikut: Tabel 2. Distribusi Pengamatan Variabel X
No 1 2 3 4 5 6 7
Kelas Interval
Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif (%)
2 4 7 11 17 5 3 49
4.08 8.16 14.29 22.45 34.69 10.20 6.12 100.00
125 - 130 131 - 136 137 - 142 143 - 148 149 - 154 155 - 160 161 - 166 Jumlah
27
28
Dari tabel di atas, menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menjawab di atas angka 149 – 154. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat di lihat melalui histogram sebagai berikut:
Gambar 3: Histrogram Data Karakteristik Siswa Dengan histogram di atas, menunjukkan bahwa banyaknya responden yang menyatakan setuju terhadap permasalahan yang diteliti. Hal ini dapat diamati melalui grafik, di mana untuk nilai 149 – 154 merupakan jenjang nilai yang memiliki frekuensi yang lebih banyak dengan frekuensi 17, kedua yang menjawab antara 143 – 148 dengan frekuensi 11, ketiga yang menjawab 137– 142 dengan frekuensi 7, keempat yang menjawab antara 155 – 160 dengan frekuensi 5, kelima yang menjawab antara 131 – 136 dengan frekuensi 4, keenam yang menjawab antara 161 – 166 dengan frekuensi 3, dan ketujuh yang menjawab antara 125 – 130 dengan frekuensi 2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa kelas kelas XI yang menjadi responden di SMA Negeri 1 Tibawa, memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
29
4.1.2
Deskripsi Data Variabel Y (Motivasi Belajar) Motivasi Belajar Siswa sebagai variabel Y memperoleh skor sebagai
berikut: untuk nilai tengah (median) sebesar 146.32, nilai data yang memiliki frekuensi terbesar atau yang paling sering terjadi (modus) sebesar 147.70, dan _
nilai rata-rata dari rangkai data responden ( X ) sebesar 145.55, serta simpangan baku dari rangkaian data (S) sebesar 4.73 (perhitungan terlampir pada lampiran 8). Dari pemberian skor serta penilaian data penelitian diperoleh rentang dari data terbesar dan data terkecil adalah 155 dan 135, sedangkan banyaknya luas kelas dan panjang kelas masing-masing 7 dan 3. Sehingga distribusi frekuensi pengamatan variabel Y (motivasi belajar) adalah sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi Pengamatan Variabel Y No 1 2 3 4 5 6 7
Kelas Interval 135 - 137 138 - 140 141 - 143 144 - 146 147 - 149 150 - 152 153 - 155 Jumlah
Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif (%)
3 5 8 9 15 6 3 49
6.12 10.20 16.33 18.37 30.61 12.24 6.12 100.00
Dari tabel di atas, menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menjawab di atas angka 147 sampai 149. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat di lihat melalui grafik sebagai berikut:
30
Gambar 4. Histrogram Data Motivasi Belajar Siswa Dengan histogram di atas, menunjukkan bahwa banyaknya responden yang menyatakan setuju terhadap permasalahan yang diteliti. Hal ini dapat diamati melalui histogram, di mana untuk nilai antara 147 – 149 merupakan jenjang nilai yang memiliki frekuensi yang lebih banyak dengan frekuensi 15, kedua yang menjawab antara 144 – 146 dengan frekuensi 9, ketiga yang menjawab antara 141 – 143 dengan frekuensi 8, keempat yang menjawab antara 150 – 152 dengan frekuensi 6, kelima yang menjawab antara 138 – 140 dengan frekuensi 5, keenam yang menjawab antara 153 – 155 dengan frekuensi 3, dan ketujuh yang menjawab antara 135 – 137 dengan frekuensi 3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI di SMA Negeri I Tibawa memiliki motivasi dan dapat dipengaruhi oleh karakteristik siswa itu sendiri. 4.1.3
Pengujian Persyaratan Analisis Untuk kepentingan pengujian normalitas data digunakan uji Chi-kuadrat
(X2). Pengujian ini di lakukan terhadap skor variabel X (karakteristik siswa) serta skor variabel Y (motivasi belajar).
31
4.1.3.1 Uji Normalitas Data Variabel X Hasil pengujian normalitas data variabel X (karakteristik siswa) menunjukan harga X²hitung = 4.169, sedangkan dari daftar distribusi frekuensi harga X²daftar (0.95) (4) = 9.488. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa X²hitung lebih kecil dari X²daftar. Hal ini menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 4.1.3.2 Uji Normalitas Data Variabel Y Hasil pengujian normalitas data variabel Y (motivasi belajar) menunjukan harga X²hitung = 3.810, sedangkan dari daftar distribusi frekuensi harga X²daftar (0.95) (4) = 9.488. Dengan demikian dapat di katakan bahwa X²hitung lebih kecil dari X²daftar. Hal ini menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk variabel Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 4.1.4
Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini diadakan pengujian
terhadap persamaan regresi, lineritas, keberartian persamaan regresi dan koefisien korelasi. 4.1.4.1 Mencari Persamaan Regresi Untuk mencari persamaan regresi di gunakan rumus Ŷ = a + b x, sehingga dari hasil penelitian (terlampir pada lampiran 9) diperoleh persamaan regresi adalah Ŷ = 30.57 + 0.73x.. Hal ini berarti setiap perubahan sebesar satu unit pada variabel X, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y sebesar 0.73 unit yaitu motivasi belajar, maksudnya bahwa setiap unit variabel X akan mempengaruhi setiap indikator yang ada pada variabel Y sebesar 0.73, dan hal ini
32
berarti setiap terjadi perubahan satu unit pada indikator karakteristik siswa maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata indikator motivasi belajar. 4.1.4.2 Uji Linearitas dan Keberartian Persamaan Regresi Hasil pengujian linieritas dan keberartian persamaan regresi yang menggambarkan hubungan linier dan berarti atau tidak, digunakan tabel ANAVA. Berdasarkan hasil tabel ANAVA pada lampiran 9 diperoleh Fhitung = 1.90 untuk taraf nyata ά = 0.01 dan dk pembilang = 26 dan dk penyebut = 21, diperoleh F (0,99) (26,21)
= 2.80. Kriteria pengujian yaitu ternyata Fhitung < Fdaftar, sehingga
hipotesis yang menyatakan bahwa regresi linier Y atas X dengan persamaan Ŷ = 30.57 + 0.73x dapat diterima pada taraf nyata ά = 0.01. Kemudian untuk pengujian keberartian regresi diperoleh Fhitung = 54.25 untuk taraf nyata ά = 0.01 dan dk pembilang = 1, dk penyebut = 47 didapat F (0,99) (1,47)
= 7.21. Kriteria pengujian ternyata Fhitung > Fdaftar, sehingga ketergantungan Y
atas X pada persamaan Ŷ = 30.57 + 0.73x, sangat berarti pada taraf nyata ά = 0.01 (data terlampir pada lampiran 9). 4.1.4.3 Menghitung Koefisien Korelasi Jika garis regresi dari sekumpulan data pengumpulan data berbentuk linier, maka dapat ditentukan sejauh mana derajat pengaruh antara variabel Y dan X melalui kooefisien korelasi (r) diperoleh koefisien korelasi sebesar = 0.73 dengan korelasi determinasi r2 = 0.5329 atau 53.29 % (perhitungan pada lampiran 9). Hal ini berarti terdapat korelasi atau hubungan antara karakteristik siswa dengan motivasi belajar pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Tibawa, dimana sebesar 53.29 % motivasi belajar dipengaruhi oleh karakteristik siswa.
33
4.1.4.4 Menghitung Uji Signifikan Koefisien Regresi Untuk uji signifikan (correlation) kooefisien korelasi thitung = 7.324 pada taraf nyata = 0.01 dan 0.05 dan dk = 47, maka dari daftar distribusi ttabel didapat (0.995)(47)
dan
(0,975)(47)
= 2.704 dan 2.021 oleh karena thitung lebih besar dari tdaftar
dan thitung tidak berada pada daerah penerimaan yaitu = -2.704 sampai dengan +2.704 maka hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian koefisien regresi sangat signifikan. Selanjutnya dapat diilihat pada gambar kurva penerimaan dan penolakan Ha dan Ho berikut ini:
Ho
Ha -2.704
Ha 0
+2.704
7.324
Gambar 5. Kurva Penerimaan dan Penolakan Ha dan Ho 4.2 Pembahasan Penelitian ini termasuk studi korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara empirik terbukti variabel (X) yaitu karakteristik siswa yang diteliti, ikut menentukan variabel (Y) motiasi belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tibawa. Berbicara tentang karakteristik, maka tidak lepas dari tingkah laku atau pola pikir siswa di sekolah. setiap siswa mempunyai kemampuan dan pembawaan yang berbeda. Siswa juga berasal dari lingkungan sosial yang tidak sama.
34
Kemampuan, pembawaan, dan lingkungan sosial siswa membentuknya menjadi sebuah karakter tersendiri yang mempunyai pola perilaku tertentu. Pola perilaku yang terbentuk tersebut menentukan aktivitas yang dilakukan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas diarahkan untuk mencapai cita-cita siswa, tentunya dengan bimbingan guru. Pola perilaku yang dimiliki masing-masing siswa menyebabkannya mempunyai karakteristik yang berbedabeda antara satu dan yang lainnya. Perbedaan yang ada merupakan hal yang sudah pasti, tidak ada satupun siswa yang mempunyai kesamaan dengan lainnya. Apabila ada satu aspek yang sama maka aspek yang lainnya pasti berbeda. Perbedaan setiap individu merupakan salah satu faktor yang menjadi pendukung untuk mewujudkan kualitas masing-masing individu. Karaktersitik siswa dapat diukur dengan; cepat dalam belajar, lambat dalam belajar, anak yang kreatif, anak yang berprestasi kurang (underachiever), dan anak yang gagal (drop-out). Dengan kata lain karakteristik seorang siswa sangat menentukan motivasi belajar dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Motivasi belajar siswa yang telah dicapai dapat diukur melalui kemajuan yang telah diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Melalui proses belajar seorang siswa berusaha mengumpulkan pengalaman berupa pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan penyesuaian tingkah laku. Motivasi yang dicapai ini sangat penting bagi setiap orang karena merupakan gambaran bagaimana kesiapan yang dimiliki. Apabila kita melihat sejumlah kegiatan yang berlangsung di sekolah, di mana ada siswa yang belajar dan ada guru yang
35
mengajar. Sejauh mana program tersebut dipelajari dan dikuasai oleh siswa dapatlah dikatakan setelah melihat hasil yang dicapai. Dengan demikian jelaslah bahwa motivasi dan hasil belajar merupakan dua unsur yang harus dicapai dalam dunia pendidikan. Motivasi yang ada pada diri siswa terbagi atas dua yakni, motivasi yang timbul dari dalam diri peserta didik, misalnya senang belajar, memiliki semangat untuk belajar dan ingin menambah pengetahuan serta motivasi yang berasal dari luar individu , seperti; ingin dipuji, adanya peran dari guru, adanya dorongan dari orang tua serta lingkungan yang dapat memberikan kenyamanan untuk belajar. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan penjelasan di atas, maka diperoleh hubungan antara karakteristik siswa dengan motivasi belajar.Sebelum melakukan pengujian hipotesis yang telah ditetapkan, pertama-tama peneliti mengadakan uji validitas dan reliabilitas angket, hasil pengujian menunjukkan bahwa angket variabel karakteristik siswa dan motivasi belajar valid dan reliabel. Selanjutnya, peneliti melakukan pengujian normalitas data yang telah terkumpul dari responden. Pengujian normalitas data dimaksudkan apakah data tersebut berditribusi normal atau tidak, sehingga dapat digunakan inti pengujian berikutnya. Dari hasil pengujian normalitas data baik variabel X (karakteristik siswa) maupun variabel Y (motivasi belajar) benar-benar berdistribusi normal dan dapat diterima. Langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi, sehingga dalam penelitian ini persamaan regresi Ŷ = 30.57 + 0.73x. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel
36
karakteristik siswa dapat diikuti rata-rata 0.73 untuk variabel motivasi belajar. Untuk linearitas dan keberartian koefisien korelasi ternyata keduanya menunjukan hasil yang benar-benar linear atau berarti. Untuk mengukur derajat hubungan antara variabel X (karakteristik siswa) dan variabel Y (motivasi belajar), maka langkah berikutnya adalah menghitung koefisien korelasi. Hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar r = 0.73 dengan koefisien determinasi sebesar r² = 0.5329 atau 53.29 % variasi yang terjadi pada motivasi belajar dapat dijelaskan oleh karakteristik siswa, sebagai langkah terakhir dilakukan pengujian keberartian koefisien dari thitung atau berada di luar daerah perhitungan Ho atau Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan sisanya sebesar 0.4671 atau sebesar 46.71% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain oleh peneliti antara lain: a. Kreativitas mengajar guru Kreativitas mengajar guru adalah pola berpikir atau ide guru yang timbul secara spontan dan imajinatif atau tindakan berpikir yang menghasilkan gagasan kreatif sehigga dapat menyenangkan siswa untuk belajar. b. Minat belajar siswa Minat merupakan salah satu kebiasaan yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. c. Lingkungan kelas Lingkungan kelas merupakan tempat siswa belajar. Jika lingkungan kelas kurang kondusif, maka siswa akan malas belajar sehingga tidak memiliki motivasi belajar.
37
d. Fasilitas sekolah yang kurang mendukung Fasilitas sekolah merupakan alat atau perlengkapan sekolah. Jika fasilitas sekolah hanya terbatas, maka tidak akan mendukung proses belajar mengajar, sehingga siswa akan malas untuk belajar. Faktor-faktor tersebut diluar jangkauan peneliti sehingga secara tidak langsung hasil penelitian ini masih memberikan kemungkinan kepada orang lain untuk melanjutkan dengan menemukan peninjauan kembali dari aspek lainnya. Hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara karakteristik siswa dengan motivasi belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tibawa, dapat di uji kebenarannya atau dapat diterima dalam penelitian ini.