49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Deskripsi iklan Djarum 76 versi “pingin ganteng, pingin sugih”
Iklan yang akan peneliti angkat dalam penelitian yaitu iklan pada media elektronik di televisi pada bulan mei 2011, iklan ini adalah iklan yang memproduksi suatu jenis rokok kretek yang ada di Indonesia, yang begitu panjang dalam memasarkan dan mampu bertahan hingga saat ini untuk bersaing dengan kompetitor, telah banyak prestasi yang didapat. Perusahaan ini bernama PT Djarum, PT Djarum banyak memiliki jenis rokok, yang akan peneliti bahas yaitu Iklan Produk Djarum 76 versi “pingin ganteng, pingin sugih, di media elektronik pada televisi. PT. Djarum adalah sebuah perusahaan rokok di Indonesia yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah. Djarum merupakan salah satu dari tiga perusahaan rokok terbesar di Indonesia (dua lainnya adalah Gudang Garam dan HM Sampoerna). Perusahaan ini awalnya bernama Djarum Gramophon, tetapi ketika perusahaan Djarum ini diakuisisi pada tahun 1951 oleh Oei Wie Gwan, ayah dari pemilik sekarang, dia memendekkan namanya menjadi Djarum saja. Wie Gwan memulai usaha Djarum ini dengan tujuh puluh karyawan dan sejak awal ia terus mencengkeram seluruh aspek produksi rokok kretek, rumusan campuran tembakau Djarum tersendiri, campuran cengkeh Djarum tersendiri untuk memastikan bahwa kualitas dari rokok kreteknya berbeda dengan yang lain dan bisa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
dipertahankan. Perusahaan merek pertama adalah Djarum dan Kotak Adjaib dan awalnya mereka hanya dijual di wilayah Kudus. Karena mereka menyadari kebutuhan akan manajemen yang profesional, Wie Gwan putra, Budi dan Bambang menyewanya dengan harga pasar pasar terbaik saat itu dan pada tahun 1970, mereka mendirikan departemen penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan produk tembakau Djarum yang baru sekaligus inovatif. Budi dan Bambang juga melihat bahwa saat itu Indonesia bisa menyediakan pasar yang besar bagi rokok kretek Djarum mereka, bahkan potensi untuk ekspor Djarum lebih besar. Pada tahun 1972, mereka mulai mengekspor eceran rokok kretek lintingan Djarum untuk tembakau di seluruh dunia, dari Jepang ke Belanda dan merek rokok kretek yang paling terkenal di luar Indonesia, dengan jarum gramofon yang terkenal disertai logo sebuah pemandangan di tobacconists yang jauh dan luas. Pada pertengahan 1970-an, Budi dan Bambang dengan cepat menyadari bahwa jika mereka ingin tetap berkompetitif, mereka harus mengikuti petunjuk dan mekanisasi Bentoel. Rokok kretek pertama mereka yang dibuat dengan mesin adalah Djarum Filter yang kemudian diluncurkan pada tahun 1976, diikuti pada tahun 1981 oleh Djarum Super, yang pada saat itu menjadi best seller rokok kretek filter Indonesia. Sejauh ini produk mereka termasuk innovativer. Djarum Kretek adalah cerutu pertama di dunia yang dibumbui dengan cengkeh. Pada tahun 1984, perusahaan mengirimkan dua karyawannya ke Kampen Oud pabrik cerutu di Belanda untuk mempelajari seluk-beluk membuat Cigarillos. Butuh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
beberapa waktu untuk menyempurnakan seni campuran tembakau cerutu dengan cengkeh tetapi akhirnya Djarum mendapatkan formula yang tepat dan memperkenalkan rokok kretek itu kepada publik. Sejarah Perusahaan Djarum Kudus79 Iklan yang akan peneliti teliti adalah iklan rokok pada media elektronik di televisi. Iklan ini adalah suatu merek dagang yang memproduksi rokok yang dikemas secara menarik. Salah satu tipe rokok djarum 76 adalah kretek menurut PT Djarum yang peneliti kutip dilaman resmi PT Djarum, menjelaskan bahwa, Kretek adalah jenis yang paling populer dari rokok di Indonesia. Diberkati dengan tanah yang kaya dan curah hujan yang melimpah, Indonesia memproduksi beberapa tembakau dan cengkeh di dunia. Hal ini tidak mengherankan bahwa kretek Indonesia terkenal karena rasa dan rasa. Djarum telah memasok pasar Indonesia selama lebih dari setengah abad, sejak berdirinya pada tahun 1951. Seiring waktu, kami telah datang dengan banyak merek baru dan produk rokok kretek yang telah membentuk selera bangsa. Kami terus berdedikasi dalam pencarian kami untuk produk baru dan lebih baik, agar tetap di garis depan pembangunan kretek sesuai dengan warisan sejarah kami, Sukacita untuk menikmati. Djarum 76 adalah hasil dari rahasia, resep suci dengan sejarah peregangan
https://www.mindtalk.com/channel/asalusul/post/asal-usul-sejarah-berdiri-perusahaan-rokok-ptdjar-510428012786016515.html (19mei 2016; 13.00 wib)
79
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
kembali lebih dari 120 tahun. Terbuat dari tembakau dewasa, kelas atas tembakau Srintil dan berbagai rempah-rempah tradisional Indonesia. Dilihat dari keunikan iklan PT Djarum 76 yang dikemas sedemikian rupa sehingga mampu eksis hingga saat ini, dan telah mendapatkan penghargaan, akan tetapi tidak hanya pernghargaan saja, melainkan banyak kegiatan yang dikerjakan oleh PT Djarum, kegiatan berbasis tantangan meliputi: Percobaan Games: kompetisi bermotor trail melibatkan rintangan di arena BKKM (Bikin Keren Kombimu): menyesuaikan kendaraan Kombi dengan desain yang funky kegiatan budaya meliputi: Pesta 76: tema acara pesta rakyat DOT: Dangdut di Truk Pesta Laut: Partai laut 2009: Versi Jangkrik - Bronze - Citra Pariwara 2009 Versi Terdampar - Finalis - Citra Pariwara 2009 Versi Terdampar, Mawar, Jangkrik - Finalis - Citra Pariwara 2009
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
2010: Versi Matre, Kena Tipu, Pengen Ganteng - Silver - Citra Pariwara 2010 Versi Kena Tipu - Bronze - Citra Pariwara 2010 Versi Kena Tipu - Nominasi Iklan Ngetop SCTV 2010 2011: Versi Korupsi - Bronze - Citra Pariwara 2011 (Slogan "Wani Piro" penutup Dipakai di judul majalah Gatra Dan TEMPO majalan) 80 iklan ini menarik untuk peneliti teliti karena memiliki suatu nilai yang lebih dibandingkan iklan rokok lainnya, karena menonjolkan sisi humor dalam menyajikan iklannya tentang seorang yang meminta ingin kaya dan ingin ganteng kepada sosok jin, akan tetapi jin hanya bisa mengabulkan keinginan orang tersebut yang kepingin kaya, jin tidak mampu mengubah wajah seseorang karena menurut peneliti, suatu hal yang sudah dibuat oleh sang pencipta tidak akan bisa dirubah bentuknya. Bentuk dimaksud peneliti yaitu ketampanan. Karena apa yang sudah pencipta berikan adalah yang terbaik bentuk rupanya. Disamping itu, iklan Djarum 76 versi “pingin sugih, pingin ganteng” juga menyajikan sisi kebudayaan yang berupa pakaian adat jawi jangkep yang digunakan oleh sesosok jin yang keluar dari teko, yang tidak sengaja tertendang oleh orang yang sedang melintasi jalan.
80
www.djarum.com 17 mei 2016; 13.00 wib)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Memang tidak dipungkiri bahwa saat ini pakaian adat jawi jangkep sudah tidak dikhusukan penggunaannya untuk kalangan kraton atau kalangan bangsawan, tetapi setiap masyarakat sudah boleh menggunakan pakaian adat jawi jangkep tersebut, contoh dalam iklan Djarum 76 versi “pingin sugih, pingin ganteng” dimana sesosok jin menggunakan pakaian adat jawi jangkep lengkap dengan kris dan blangkon. Berhubungan dengan yang diteliti oleh peneliti mengenai mitologi busana adat jawi dan sosok jin yang berkaitan dengan mitos, serta makna makna yang ada dalam simbol atau tanda yang ditampilkan dalam iklan Djarum 76 versi “pingin sugih, pingin ganteng”. Dajrum 76 dalam mengiklankan produknya banyak menggunakan media, seperti media elektronik, media cetak, media luar ruang. Dan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam iklan ini diliahat dari media elektronik yang mana dilihat oleh masyarakat banyak, dan banyak versi yang disajikan. Iklan djarum 76 versi “pingin sugih, pingin ganteng” dengan tagline “yang penting happy”. 4.2
Representasi Iklan Djarum 76 Versi “Pingin ganteng, pingin sugih” Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasika tanda dan simbol yang mempresentasikan sebuah penampilan busana adat jawa jawi jangkep dalam iklan rokok Djarum 76 versi “pingin sugih, pingin ganteng”, dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes, peneliti akan meneliti tanda dan simbol yang terdapat dalam visual iklan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
ini, sehingga akan terlihat sebuah makna dari tanda dan simbol visual pada iklan rokok Djarum 76 versi “ pingin sugih, pingin ganteng”. Elemen –elemen yang terdapat dalam teori Roland Barthes yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Dalam penelitian ini, dimasukan pula interpretasi yang merupakan pandangan subjektif dari peneliti. Denotasi adalah merupakan makna paling nyata yang sebenarnya dari sebuah tanda. Konotasi adalah pemaknaan oleh pembaca yang bersifat subjektif yang mengandung perasaan atau emosi, serta nilai -
nilai
kebudayaan si pembaca itu sendiri. Sedangkan mitos adalah produk dari kelas sosial yang bersifat dominan. Sesuatu yang telah terbentuk dalam nali kebudayaan dan pemahamannya terhadap nilai kebudayaan tersebut. Mitos juga tidak lepas dari ideologi seseorang. Lalu yang dimaksud dengan interpretasi adalah “ pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu tafsiran.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Djarum 76 selalu memberikan ide ide yang kreatif dan menarik kedalam iklan yang bertujuan mengambil hati masyarakat agar membeli produknya, yang memiliki makna yang berkesan di hati masyarakat. Penampilan busana adat Jawi Jangkep yang menjadi suatu hal yang akan diteliti oleh peneliti dalam iklan Djarum 76 versi “pingin sugih, pingin ganteng”, dimana busana adat ini yang merupakan tanda yang dominan pada iklan tersebut, tetapi meliputi juga Makna penanda dan petanda yang terkandung di dalam iklan Djarum 76 versi “pingin sugih, pingin ganteng”. Tanda-tanda yang akan dianalisis pada iklan Djarum 76
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
versi “pingin ganteng, pingin sugih
akan peneliti batasi
pada
tanda-
tanda yang terkait dengan iklan. Sehingga elemen lain yang tidak ada kaitannya atau tidak mempengaruhi akan diabaikan agar penelitian tidak membias. Proses
analisis
dilakukan
terlebih
dahulu
dengan
memisahkan antara pesan ikonik terkodekan dengan pesan ikonik tak terkodekan, dan masing-masing pesan akan dijelaskan mengenai penanda dan petandanya. Peneliti akan memberikan gambaran umum pada iklan yang dibuat berbentuk gambar hasil dari scene per scene pada iklan.
GAMBAR 1
Pada gambar 1, terlihat ada seseorang yang sedang berjalan di tengah sawah atau ladang, ada seekor kerbau dan seekor kambing yang dilalui orang tersebut. Dengan menggunakan pakaian sederhana dan celana pendek menggambarkan sebuah kesederhanaan yang ditampilkan pada iklan tersebut. Dengan suasana yang rimbun penuh dengan pepohonan dan hewan ternak yang berada di sekitarnya. Visualisasi yang akan peneliti sampaikan akan dipotong menjadi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
beberapa bagian dari setiap scene pada iklan Djarum 76, cara menjelaskannya dengan cara menjabarkan dari setiap scene tersebut.
GAMBAR 2
Terlihat ada sebuah teko kecil berwarna cokelat diantara kaki yang beralaskan sandal jepit berwarna hijau, pemuda pada gambar no 1 sedang berjalan diantara rumpul liar berwarna hijau. Tanpa sengaja teko tersebut tertendang oleh kaki kiri pemuda yang ada di gambar no 1.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
GAMBAR 3
Dapat dilihat pada gambar no 3, seseorang yang tidak sengaja menendang teko (yang dijelaskan pada gambar no 2) terjatuh dan kaget karena melihat asap dan sesosok jin yang hadir di depannya. Asap yang menandakan kehadiran sesosok jin. Teko yang kecil dapat mengeluarkan sesosok jin yang besar, jauh dari ukuran antara jin dengan teko yang tidak sengaja tertendang, hal ini mangandung Mitos yang sangat kental pada budaya adat jawa sebagai penanda pertama adalah keluarnya sesosok jin dengan pakaian adat jawi jangkep secara lengkap, menandakan sebuah mitos yang beredar pada budaya jawa. Menurut mitos yang beredar dan pemahaman peneliti dalam mitos ini adalah, jin tidak dapat keluar dari teko tanpa adanya sebuah benturan, gesekan ataupun orang yang menyentuhnya, karena jin yang berada di dalam teko kecil sedang terkurung, oleh sebab itu, siapapun yang menyentuhnya, akan membebaskan jin yang terkurung tersebut. Menurut mitos yang beredar dan pemahaman peneliti, jin yang dikurung adalah jin yang tidak mentaati perintah dari majikannya, majikannya bisa berupa paranormal, ataupun orang yang mengerti tentang ilmu gaib, (bapak soni, ahli supranatural)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
GAMBAR 4
Gambar 4 menjelaskan sesosok jin memberikan dua permintaan yang akan diberikan kepada seseorang yang membeskan jin tersebut dari teko, yang akan
dikabulkannya
sebagai
bentuk
ucapan
terimakasih
karena
telah
membebaskan jin tersebut dari teko yang mengurungnya. Penanda pertama di sini adalah sesosok jin menandakan tangannya yang memberikan tanda jumlah yang akan dikabulkan permintaanya, antara jari telunjuk dan jari tengah, penanda kedua yaitu jumlah tersebut dapat diartikan berjumlah dua, jadi sesosok jin memberikan dua permintaan yang akan dikabulkan oleh pemuda yang meminta. Terlihat sesosok jin menggunakan blangkon dan pakaian ada jawi jangkep
yang
menandakan sesosok jin sangat kental akan unsur budaya jawa. Penutup kepala atau blankon ini, bermakna bahwa laki-laki jawa harus memiliki pikiran yang teguh dan tidak mudah terombang-ambing. Pakaian yang dikenakan berwarna cokelatan yang menandakan rokok Djarum 76 berwarna cokelatan, peneliti berpendapat bahwa warna tersebut dipilih agar memadukan antara warna rokok dengan keserasian pada latar belakang. Karena warna cokelat menandakan arti alami yang telah dibahas pada bab dua tentang arti warna pada iklan. Pakaian beskap selalu memilki benik atau kancing di sebelah kiri dan kanan yang bermakna, lelaki jawa harus memperhitungkan segala perbuatan yang dilakukan dengan cermat dan hati-hati.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
GAMBAR 5 Pada gambar nomor lima, sosok jin terlihat menggunakan pakaian adat jawi jangkep lengkap serta kain penutup beskap atau semacam sarung , lalu dapat dilihat juga sesosok jin memberikan penanda yang berupa jempol yang berada pada jari yang digenggam, hadapan jempol menghadap keluar di atas jari telunjuk. Yang mengartikan bahwa kebiasaan masyarakat jawa jika ingin memberikan suatu pemberian atau petunjuk dengan melakukan bahasa isyarat atau bahasa tubuh yang dilakukan seperti sesosok jin di atas dianggap menghargai dan sangat sopan dan santun. Sesosok jin dalam iklan berkata menggunakan bahasa jawa “monggo” yang berarti silakan, maksudnya adalah silakan anda meminta dua permintaan yang saya (sesosok jin yang menggunakan busana adat jawi jangkep) berikan kepada anda (seseorang yang berbaju biru). Sesosok jin pada gambar lima terlihat senyum dan ramah, terlihat dengan menundukan bahunya pada saat meberikan permintaan, karena mitos yang beredar jika sedang berbicara ada yang menundukan bahunya, itu menandakan kesopanan atau keramahan. Karena pada umumnya masyarakat jawa yang ditampilkan atau di representasikan oleh sesosok jin pada iklan ini terkenal dengan keramahannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
GAMBAR 6
Namun sesosok jin pada gambar nomor enam terlihat angkuh, dengan penanda pertama yaitu tangan sesosok jin
yang dilipat di depan dada, lalu
tersenyum. Seakan akan apapun yang diminta bisa dikabulkan, terlihat juga penanda kedua yaitu dada sesosok jin terlihat condong ke depan dan keatas atau terangkat, yang mengartikan kesombongan atau keangkuhan. Terlebih sesosok jin melakukannya dengan keadaan berdiri sedangkan yang diberi permintaan terlihat duduk. Dalam video, yang digambarkan pada gambar nomor 6 seseorang yang diberi permintaan yang menggunakan pakaian berwarna biru mengatakan, “pingin sugih”, pingih sugih dalam bahasa indoneisa adalah “kepingin kaya” atau orang yang meminta kepada jin yang menggunakan pakaian warna biru yang ada pada gambar nomor enam berkeinginan memiliki harta yang melimpah dan menjadi kaya, pada masyarakat jawa ini sebuah penanda yang terdapat pada mitos bahwa seseorang meminta selain kepada Tuhan YME seperti kepada jin yang digambarkan pada gambar nomor enam yaitu keinginan untuk menjadi kaya. Dalam mitos masyarakat jawa sangat kental dengan kejadian seperti ini. Padahal masyakarat jawa, khususnya di dalam pedesaan seperti yang digambarkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
melalui latar belakang iklan, menurut mitos adalah menandakan kesederhanaan bagi masyarakat jawa, berbanding jauh dengan apa yang diminta dengan seseorang yang menggunakan pakaian berwarna biru. Terlihat juga Sabuk (ikat pinggang) dikenakan dengan cara dilingkarkan (diubetkan) ke badan. Ajaran ini tersirat dari sabuk tersebut adalah bahwa harus bersedia untuk tekun berkarya guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah manusia harus ubed (bekerja dengan sungguh-sungguh) dan jangan sampai kerjanya tidak ada hasil atau buk (impas/tidak ada keuntungan). Kata sabuk berarti usahakanlah agar segala yang dilakukan tidak ngebukne. Jadi harus ubed atau gigih. Lalu sosok jin menggunakan kain Jarik atau sinjang yang merupakan kain yang digunakan untuk menutup tubuh dari pinggang sampai mata kaki. Jarik memiliki makna aja gampangserik (jangan gampang iri terhadap orang lain). Menanggapi setiap masalah harus berhati-hati, tidak grusagrusu (emosi).
Gambar 7 Pada gambar nomor tujuh, terlihat sosok jin dengan pakaian jawi jangkep berwarna cokelat dan menggunakan blangkon yang menggambarkan kesantunan, akan tetapi sosok jin pada gambar tujuh terlihat angkuh atau sombong yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
digambarkan dari sebuah bibir yang tersenyum tetapi terlihat angkuh, atau kata lain “ngenye”, yang mengartikan sebuah kesombongan atau angkuh, disamping itu juga terlihat sesosok jin mengangkat satu tangannya sebelah kanan, jari tengah dan jari jempol salling menempel, yang akan digesek antara jari tersebut yang akan menimbulkan sebuah bunyi yang menandakan bahwa permintaan si peminta atau pemuda yang tidak sengaja menendang teko jin sangatlah mudah untuk dikabulkan. Padahal masyarakat jawa pada saat menggunakan busana adat jawi jangkep atau busana adat jawa lainnya, terlihat berwibawa, sopan dan santun, ramah dan tidak sombong, tidak seperti yang diperankan oleh sesosok jin pada iklan.
GAMBAR 8
Pada gambar nomor delapan terlihat seorang pemuda yang sudah berganti baju yang sebelumnya menggunakan baju berwarna biru, lalu pada saat jin mengabulkan permintaannya sudah berganti dengan menggunakan pakaian batik berwarna merah dan warna warna lain seperti kuning, ungu yang memiliki corak tersendiri, batik di sini bercorak seperti batik pada umumnya, dengan menggunakan baju batik yang dipadu dengan kalung emas, lalu orang tersebut juga kaget karena mendapatkan satu buah mobil sedan mewah berwarna merah, lalu uang banyak yang berterbangan, serta benda yang terbuat dari emas yang tiba
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
tiba semua itu muncul seketika pada saat jin mengabulkan permintaan dari orang yang diberi dua permintaan sebelumnya.
GAMBAR 9
Pada gambar nomor sembilan sesosok jin dengan senyum angkuh karena sudah bisa mengabulkan permintaan dari seorang pemuda, yang digambarkan dengan bibir yang tersenyum lebar, dengan bagian bibir mengarahkan kebawah, lalu tangan jin yang menutupi mulutnya, dalam video sesosok jin berkata “terus”, yang menanyakan permintaan berikutnya dari seseorang yang diberikan permintaan. Dengan rasa angkuh dan sombong ia menanyakannya.
GAMBAR 10 Pada gambar nomor sepuluh,
ada seseorang yang
telah dikabulkan
permintaannya oleh sesosok jin, dengan menggunakan baju batik yang berwarna dominan yaitu merah, serta kalung emas yang menggantung di lehernya, membuat sebuah penandaan yang mengartikan bahwa orang tersebut sudah sugih atau kaya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
sesuai yang dimintanya, dengan wajah penuh harapan dan kesenangan, yang terlihat sebagai penandanya yaitu mulut yang terbuka lebar. Lalu orang terbut memberikan satu permintaan kembali pada sesosok jin yang tadi telah mengabulkan permintaan sebelumnya yang kepingin sugih, orang tersebut memberikan permintaannya yaitu “pingin ganteng”, jika kita melihat keinginan orang tersebut sangatlah mengejar duniawi, padahal semua mahluk Tuhan YME sangatlah sempurna, akan tetapi karena ketidak puasan atau hawa nafsu dari pemuda tersebut akhirnya ia meminta ingin ganteng, permintaan kedua telah diberikan kepada jin dengan penuh harapan bisa dikabulkan seperti permintaan sebelumnya. Yang peneliti tafsirkan pada wajah si peminta yang memiliki permintaan pingin ganteng, menurut peneliti adalah pemuda ini merasa dirinya sangatlah kurang ganteng, atau tidak percaya diri pada dirinya.
GAMBAR 11
GAMBAR 12
GAMBAR 13
GAMBAR 14
Berbeda dengan sebelumnya, jika sebelumnya peneliti memberikan penjelasan satu persatu seperti sebelumnya, sekarang pada gambar nomor sebelas sampai tiga belas, peneliti melakukan penggabungan, karena gambar tersebut jika
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
dipisahkan atau diartikan secara terpisah akan menyulitkan peneliti atau pembacanya, karena setiap gambar gambar tersebut sangat bersangkutan sehingga lebih
mempermudah
dalam
melakukan
penelitian
agar
tidak
salah
mengartikannya. Gambar sebelas sesosok jin kaget dengan permintaan dari seseorang yang diberikan permintaanya, dengan masih menggunakan busana adat jawi jangkep serta blangkon di kepalanya, serta tangan yang dikepal tepat dibawah dagu jin lalu dapat dilihat pada gambar nomor dua belas arah wajah jin berubah, pada gambar nomor sebelas, wajah jin menghadap kearah depan dengan tangan yang dikepal di bawah dagunya, tetapi pada gambar nomor dua belas wajah jin menghadap ke arah sebelah kanan (dari posisi jin). Terlihat juga pada gambar dua belas, mulut jin terbuka dan ada kerutan alis pada wajah jin, dalam video, sesosok jin berteriak “hah” hal ini dapat diartikan sebagai penanda terkejutnya sesosok jin dengan permintaan orang tersebut yang meminta kepada jin pingin ganteng yang sudah dijelaskan pada gambar sepuluh sebelumnya. Tidak lama kemudian pada saat permintaan itu belum dikabulkan oleh jin, tiba tiba ada petir yang datang, dapat dilihat pada gambar nomor tiga belas. Petir di sini datang secara tiba tiba seusai orang tersebut meminta kepada jin serta jin merasa kaget. dalam pemahaman peneliti, hal ini seakan akan permintaanya tidak disetujui oleh alam yang direpresentasikan dengan adanya petir secara tiba tiba. Tidak hanya petir, dapat dilihat ada pula awan yang sangat gelap secara bersamaan dengan datangnya petir. Hal ini membuat si peminta permintaan terkejut, karena secara tiba tiba datang sebuah petir dan awan gelap yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
menyelimuti langit, hal itu dapat dilihat dari wajah orang tersebut dengan mata yang menghadap ke langit, serta mulut yang terbuka lebar, dan juga kerutan pada alis yang menyatu antara sebelah kanan dengan sebelah kiri, yang mengartikan terkagetnya orang tersebut dengan kejadian ini. Namum hal ini juga dapat diartikan dengan bahasa umumnya yang peneliti tangkap yaitu “lho kok bisa” maksudnya kok bisa secara tiba tiba ada petir dan awan mendung yang gelap, padahal sebelumnya cuaca sangat terang.
GAMBAR 15 Terlihat pada gambar nomor lima belas, sesosok jin menghampiri seseorang yang meminta kepada jin, dapat dilihat busana adat jawi jangkep yang dikenakan oleh sosok jin, terdapat keris yang berada dibelakang tulang belakang, keris berujud wilahan, Keris ini mempunyai pralambang bahwa keris sekaligus warangka sebagaimana manusia sebagai ciptaan dan penciptanya Yatu Allah Yang Maha Kuasa, manunggaling kawula Gusti. Karena diletakkan di bagian belakang tubuh, keris mempunyai arti bahwa dalam menyembah Tuhan Yang Maha Kuasa hendaklah manusia bisa untuk ngungkurake godhaning setan yaitu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
menjauhkan godaan setan yang senantiasa mengganggu manusia ketika manusia akan bertindak kebaikan dengan sandal selop atau Canela yang mempunyai arti Canthelna jroning nala (peganglah kuat dalam hatimu) canela sama dengan Cripu, Selop, atau sandal. Canela selalu dikenakan di kaki, maksudnya
pada saat menyembah
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, hendaklah dari lahir sampai batin, sujud atau manembah di kaki-NYA. Dalam hati hanyalah sumeleh (pasrah) kepada kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. dan juga terlihat seseorang yang meminta kepada jin juga menggunakan kain beskap seperti jin gunakan. Terlihat juga sosok jin seakan akan ingin duduk, terlihat dari bentuk tubuh jin dengan kaki yang ditekuk serta tangan yang ingin meraih wajah orang tersebut, suasana pada gambar nomor lima belas masih sama seperti gambar gambar sebelumnya, yang berada di tengah kebun atau pedesaan yang terlihat asri atau sejuk. Posisi si peminta permintaan kepada jin tetap tidak berubah, yaitu posisi yang berada di tanah sejak terjatuh pada saat menendang teko yang pada akhirnya mengeluarkan jin dari teko tersebut. Yang berubah hanya pakaian saja yang sudah dibahas pada gambar nomor empat belas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
GAMBAR 16
GAMBAR 17
GAMBAR 18
Pada gambar nomor enam belas terlihat sebuah tangan jin memegang dagu dari orang yang meminta permintaan kepada jin, menurut peneliti adalah jin sedang melihat wajah si peminta permintaan, yang pada sebelumnya sesosok jin terkejut dengan permintaan orang tersebut. Mitosnya adalah tidak ada mahluk halus seperti jin yang dapat menyentuh manusia. Seseorang yang meminta permintaan kepada jin juga terkejut dengan apa yang ingin dilakukan oleh sesosok jin kepadanya, jika disambungkan dengan gambar sebelumnya, hal ini sangat mengejek orang yang meminta permintaan kepada jin, jika pada gambar nomor enam belas sosok jin hanya memegang dagu si peminta permintaan, beda halnya dengan gambar nomor tujuh belas dan delapan belas, dapat dilihat pada gambar nomor tujuh belas, wajah si peminta permintaan berubah arah menjadi menghadap ke arah kanan dari posisi si peminta permintaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
Lalu pada gambar nomor delapan belas sebaliknya, wajah si peminta permintaan berubah arah menjadi ke arah sebelah kiri dari arah si peminta permintaan. Sosok jin bermkasud melihat dengan jelas dan menyindir seakan akan wajah si peminta permintaan terlihat sangat jelek, Tentu saja hal ini membuat si peminta permintaan sangat direndahkan harga dirinya. Jin di sini tidak menampilkan hal yang memberikan kesopanan ataupun santun, karena jin tersebut identik dengan budaya jawa yang menjunjung tinggi kesopanan dan kesantunan, ditambah sesosok jin menggunakan busana adat jawi jangkep yang sakral dengan penggunaanya di kalangan bangsawan yang sudah dijelaskan pada bab dua.
GAMBAR 19
Pada gambar nomor sembilan belas, terlihat sesosok jin yang tersenyum dengan wajah si peminta permintaan tersebut yang menurut jin sangat jelek, jelek di luar pada umumnya. Dengan wajah yang ternyum tepat di depan wajah si peminta permintaan, sangatlah menjatuhkan harga diri si peminta permintaan. Penanda ini sudah banyak masyarakat yang mengerti arti maksud tersebut yaitu menyindir atau mengejek khususnya masyarakat jawa. Terlihat laki laki yang berada di hadapan jin sangat kebingungan dengan apa yang dilakukan oleh jin,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
laki laki tersebut hanya mengikuti gerakan tangan dari jin yang menggerakan kepalanya oleh jin agar jin bisa melihat lebih jelas wajah laki laki tersebut.
GAMBAR 20
Pada gambar nomor dua puluh sosok jin melepaskan tangannya dari dagu laki laki di depannya, sambil tertawa gembira dengan maksud menyindir wajah si laki laki tersebut yang menurutnya jelek. Laki laki terbut pada gambar nomor dua puluh terlihat kebingungan dengan melihat ke arah sosok jin dengan penuh keseriusan kenapa jin terbut menertawakannya.
GAMBAR 21
GAMBAR 22
Pada gambar nomor dua satu sosok jin mendekatkan wajahnya ke depan tepat di hadapan wajah laki laki yang ada di hadapannya, dan laki laki tersebut memundurkan kepalanya, hal ini menandakan laki laki yang berada di hadapan jin
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
terkejut dengan yang dilakukan oleh jin kepadanya. Hal ini menandakan ketidak tahuan atau rasa heran dari laki laki kepada perlakuan jin. Dalam video, jin tersebut berkata “ngimpi” dengan nada keras yang dilontarkan kepada laki laki tersebut. Hal ini menandakan bahwa wajah laki laki tersebut sangat tidak bisa dirubah karena sudah jelek sehingga sosok jin tidak dapat merubahnya menjadi ganteng, sehingga sosok jin mengejek dengan berkata “ngimpi”. Hal ini mengartikan bahwa tidak semua hal dapat dipenuhi permintaannya oleh jin. Karena pada sesungguhnya Tuhan YME sudah memberikan wajah ataupun bentuk tubuh manusia sudah sempurna, sehingga tidak perlu di rubah dengan cara apapun. Pada gambar nomor dua laki laki yang berada di hadapan jin menatap wajah jin dengan penuh keheranan karena tidak bisa memenuhi permintaanya yang kedua. Hal tersebut mencerminkan falsafah orang Jawa, inggah inggih ora kepanggih. Jin yang tertawa setelah melihat lebih dekat wajah laki-laki tersebut, berkata “ngimpiii”, memberi penekanan bahwa hal itu adalah suatu bentuk humor. Humor yang digunakan pada iklan ini termasuk ke dalam teori humor superioritas, dan meremehkan seseorang. Jin yang sedang berada pada posisi super (hierarki
sosialnya
tinggi)
menertawakan
laki-laki
yang
merasa terhina, dan diremehkan. Jin tertawa karena di laki-laki di depannya saat dilihat dengan jelas ternyata sangat jelek, jeleknya di luar kebiasaan. Di sini busana adat jawi jangkep sangat merupakan tampilan yang paling dominan dilihat, karena busana tersebut digunakan oleh jin yang menjadi aktor untuk memperkuat isi pesan yang disampaikan produsen kepada khalayak umum yang menyaksikan iklan tersebut di televisi.gaya penyampaian yang dikemas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
dengan sikap humoris serta panmpilan visual gambar yang menarik sehingga iklan Djarum 76 lebih menarik untuk disaksikan. 4.3
Hasil Penelitian 4.3.1
Pesan ikonik terkodekan
Memaparkan konotasi yang muncul dari visualisasi dalam iklan, yang
berfungsi
untuk mengkaitkannya
dengan
sistem tanda di
masyarakat gambar 1
Penanda
Petanda
Pada scene pertama terlihat ada Terlihat sejuk dan asri dengan seseorang yang sedang berjalan di suasana pedesaan yang hijau, yang tengah sawah atau ladang, ada dapat menggambarkan bahwa saat seekor kerbau dan seekor kambing ini masih ada lahan hijau yang baik yang dilalui orang tersebut.
dalam kehidupan, karena di kota besar lahan hijau sudah dijadikan pembangunan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
gambar 2
Terlihat ada sebuah teko kecil Teko berwarna cokelat hampir sama berwarna cokelat
dengan warna tanah, warna cokelat memiliki arti yaitu alami
gambar 3
Keluar asap putih dan jin
Keluarnya sosok jin menggunakan busana adat jawi jangkep khas jawa tengah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
Gambar 4
Sosok jin memberikan penandaan Jin memberikan dua permintaan dengan bahasa tubuh menunjukan kepada
laki
laki
yang
angka dua dengan menggunakan mengeluarkannya dari teko yang jari tengah dan jari telunjuk
tidak sengaja tersandung oleh laki laki tersebut.
gambar 5
Jempol
jin
menghadap
keluar Dalam budaya jawa, seseorang yang
sedangkan jari lain selain jempol memberikan sesuatu atau petunjuk tertutup
dengan menggunakan tangan yang digambarkan oleh jin merupakan hal yang sopan dan santun terhdap orang yang diberikan petunjuk atau diberi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
sesuatu gambar 6
Tangan jin dilipat di depan dada
Hal ini sangat buruk dalam berbicara dengan lawa bicara, hal tersebut menggambarkan keangkuhan,sombong,
dan
mengecilkan orang lain. gambar 7
Jari jempol dan jari tengah jin jari jin seperti yang di gambar saling menempel
memiliki
maksud
untuk
mengabulkan permintaan laki laki yang sangat mudah dikabulkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
gambar 8
Uang, mobil, emas
Benda
yang
sangat
berharga,
seseorang yang memiliki uang dan emas
yang
berlimpah
dapat
dikatakan orang kaya, karena simbol dari seseorang memiliki harta ialah mempunyai uang, emas atau mobil. gambar 9
Tangan kanan jin terbuka dan Hal ini menggambarkan keangkuhan menepel diantara bibir dampai dari jin yang sudah mengabulkan dagu. Dan bibir jin tersenyum
permintaan dari laki laki.
Gambar10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
Mulut jin terbuka
Jin merasa kaget dengan permintaan yang diminta oleh laki laki. Karena permintaanya diluar nalar
gambar 11
Jin memegang wajah atau dagu Hal ini memberikan arti bahwa jin laki laki dan melihatnya dari dekat. ingin melihat dari jarak dekat wajah laki laki tersebut, akan tetapi hal ini juga memiliki arti bahwa jin tersebut menghina atau merendahkan drajat laki laki tersebut Gambar12
Wajah
jin
berhadapan
wajah laki laki
dengan Hal ini memberikan hinaan atau ketidaksopanan dalam lawan bicara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
4.3.2
Pesan Ikonik Tak Terkodekan
Alur cerita iklan Djarum 76 versi “pingin ganteng, pingin sugih” terjadi pada siang hari, dengan suasana pedesaan yang sejuk dan asri, penuh dengan pepohonan dan ada binatang ternak seperti sapi dan kambing. Tak lama kemudia muncul seorang laki laki menggunakan pakaian warna biru berjalan di antara pepohonan yang rimbun, tanpa sengaja laki laki tersebut tersandung oleh teko kecil berwarna cokelat yang berada di tanah hingga terjatuh kererumputan, tidak lama kemudian ada asap warna putih yang keluar dari teko lalu disusul dengan sosok jin yang hadir dengan menggunakan busana adat jawi jangkep khas jawa tengah. Jin tersebut memberikan permintaan yang akan dikabulkan oleh jin kepada laki laki yang sudah mengelurkannya dari teko, jin memberikan 2 permintaan, dengan sigap laki laki tersebut meminta dengan bahasa jawa yaitu pingin sugih atau pingin kaya. Permintaan laki laki tersebut langsung dikabulkan oleh jin, yaitu berupa kalung emas, baju batik yang mengganti pakaian laki laki sebelum dipakainya, emas, uang yang berterbangan, mobil berwarna merah. Jin memberikan permintaan kedua untuk laki laki tersebut, lalu laki laki tersebut meminta pingin ganteng kepada jin, wajah laki laki tersebut bisa dikatakan sangat jelek “menurut dirinya”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
Jin kaget dengan permintaan kedua yang diminta oleh laki laki tersebut, tidak lama kemudia datang awan mendung , cuaca yang sebelumnya panas seketika menjadi gelap dan ada petir, tak lama kemudian hujan turun, lalu jin menghampiri laki laki tersebut dan memegang dagu, dilihat dari dekat wajah laki laki tersebut oleh jin, bukan untuk mengambulkannya, melainkan laki laki tersebut mendapatkan hinaan dari jin, jin dengan tertawa dengan posisi wajah jin berhadapan secara dekat oleh laki laki berkata “ngimpi” hal itu bermaksud bahwa permintaan laki laki tidak dapat dikabulkan oleh jin, karena wajah laki laki tersebut sudah jelek dan tidak dapat dibuat ganteng 4.4
Analisis konotasi
Konotasi adalah kata kata yang melibatkan simbol simbol, historis, dan hal hal yang berhubungan dengan emosional (berger,2000:15) 81. Diawalai dengan tingkat signifier , pada iklan Djarum 76 Versi „Pingin Sugih, Pingin Ganteng” terdiri dari gambar penampilan busana ada jawi jangkep yang pada iklan ini digunakan oleh laki laki yang berperan sebagai sesosok jin yang memberikan apa yang diminta oleh laki laki yang diberikan permintaan oleh jin. Akan tetapi permintaan kedua tidak dapat dipenuhi oleh jin.
81
(berger,2000:15)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
Dalam iklan tersebut busana adat jawi jangkep dikenakan oleh jin serta tambahan lain yang dijadikan bagian dari iklan itu sendiri, seperti : adanya hewan ternak seperti sapi, kerbau dan kambing, lalu laki laki yang memiliki wajah jelek, kalung emas yang digunakan laki laki, serta baju batik bermotif yang digunakan laki laki, mobil mewah berwarna merah, benda benda emas seperti kalung, gelang yang berada dalam peti, uang, termasuk pakaian jin, beserta aksesoris dari busana adat jawi jangkep, seperti : blankon, sabuk (ikat pinggang), jarik atau sinjang (kain yang digunakan dari pinggang sampai mata kaki), canela atau sandal selop. Berbeda dengan tahap pertama (denotasi) melalui pemaknaan yang nampak secara nyata, pada tahapan kedua, peneliti akan menjelaskan tentang pemaknaan terhadap tahap kedua yaitu konotasi, peneliti akan menjelaskan makna yang tersirat dalam tampilan iklan secara lebih mendalam mengenai pesan pesan apa saja yang ingin disampaikan dalam iklan Djarum 76 versi “pingin sugih, pingin ganteng”. Iklan Djarum 76 versi “pingin sugih, pingin ganteng” yang ditampilkan di media elektronik berupa televisi pada bulan Mei 2011. Memperlihatkan tentang penampilan busana adat jawi jangkep yang mana busana tersebut digunakan pada saat pernikahan, acara acara besar kraton, kaum bangsawan. Ditampilkan pada iklan Djarum 76 versi “pingin sugih, pingin ganteng”, busana adat jawi jangkep dipakai oleh sosok jin yang keluar dari dalam teko, yang tidak sengaja tertendang oleh laki laki yang sedang berjalan di perkebunan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
Tindakan visual yang ditujukan pada sikap dan tingkah laku para tokoh merupakan bentuk kode, atau memiliki arti yang tersirat. Kode kode dalam iklan dengan seluruh aspek yang signifikan dan dapat dipahami yang berkaitan antara satu dengan yang lain. Kode itu berupa kode hermeneutik (penafsiran pada sesuatu) yang terdiri dari seluruh satuan dengan berbagai macam cara yang berfungsi untuk mengartikulasikan suatu persoalan, solusinya, serta aneka peristiwa. Kode kedua yaitu kode konotatif yang memanfaatkan isyarat dan petunjuk atau kilasan makna kode simbolik, kode pengelompokan atau konfigurasi yang mudah diketahui. Serta kode kultural yang berwujud sebagai suara yang anonim dan otoritatif, yang mewakili atau berbicara tentang sesuatu yang hendak dikukuhkannya sebagai pengetahuan atau kebijaksanaan yang diterima umum, (Budiman,1999:63)82. Yang menjadi fokus utama secara keseluruhan iklan, penampilan busana adat jawi jangkep yang merupakan sebuah penanda dengan beberapa kemungkinan seperti mitos, kebudayaan, kombinasi perpaduan dengan budaya lain. Busana adat jawi jangkep memiliki identitas tersendiri dan memiliki makna dari setiap bagian atau aksesoris yang berada pada busana jawi jangkep. Busana adat jawi jangkep sangat dijaga popularitasnya oleh masyarakat jawa terutama oleh budayawan yang berasal dari daerah jawa tengah. 82
(Budiman,1999:63)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
Pada iklan terlihat suasana setting yang ditampilkan dalam perkebunan, ada seorang laki laki yang sedang berjalan didalam perkebunan tersebut, tanpa sengaja menendang sebuah teko kecil yang berada diantara rumput liar, dan ternyata secara tiba tiba keluar sosok jin dari dalam teko yang tertendang oleh laki laki tersebut. Lalu sosok jin memberikan permintaan apa saja yang diminta dari laki laki tersebut, tetapi hanya dua permintaan saja. Laki laki tersebut meminta kepada jin dalam bahasa jawa “pingin sugih” yang artinya ingin kaya, lalu secara tiba tiba permintaan tersebut dikabulkan oleh jin berupa uang yang berterbangan, mobil sedan mewah berwarna merah, kalung emas yang bergantung di leher laki laki tersebut dan yang berada pada peti. Terlihat sosok jin menggunakan busana adat jawi jangkep yang berasal dari jawa tengah, yang mana digunakan busana tersebut secara lengkap dengan aksesoris yang digunakan dalam iklan, yang memiliki maksud dan arti tersendiri. Busana adat jawi jangkep memiliki mitos yaitu penggunaan busana adat jawi jangkep hanya digunakan pada acara sakral seperti upacara adat, kaum bangsawan atau abdi dalam keraton. peneliti memiliki pendapat bahwa pemilihan busana jawi jangkep dalam iklan Djarum 76 versi “ pingin sugih, pingin ganteng” ini mencoba memperkenalkan pada khalayak luas dengan busana khas adat jawa, khususnya jawa tengah. Yang saat ini penggunaannya tidak hanya untuk acara adat dan abdi dalam kraton saja, tetapi siapapun itu boleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
menggunakannya tanpa ada pemilihan kasta. Hal ini terjadi karena perkembangan zaman dari dulu hingga sampai saat ini. Sesuai dengan iklan Djarum 76 Versi “pingin sugih , pingin ganteng” mencoba menyampaikan maksud dari pesan iklan yang ditampilkan di televisi dalam menampilkan busana adat jawi jangkep yang menyesuaikan dengan produk Djarum 76, untuk menciotakan nilai sosial yang sama dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dengan segala
golongan
sosial.
Sehingga
dalam
iklan
tersebut
mampu
menghilangkan kesan kuno serta kampungan terhdap produk jenis rokok kretek. Sosok jin di sini memiliki sifat angkuh dan sombong, tidak mawas diri, padahal jin tersebut sedang menggunakan pakaian adat jawi jangkep yang memiliki mitos penggunaannya ialah keturunan raja atau abdi dalam. Sosok jin dalam iklan
tidak Mencerminkan falsafah jawa yaitu “yen
dijiwit lara, aja njiwit yang artinya artinya jika dicubit sakit janganlah mencubit. Sosok jin dalam iklan Djarum 76 tidak dapat menjalankan tuntutan-tuntutan yang dituntut dari seorang laki laki yang diberikan dua permintaan oleh jin. Sifat dan sikap yang sombong, mendominasi dalam dirinya, yang
membuat dirinya tidak memiliki
keutamaan
pada
masyarakat Jawa. Dalam iklan Djarum 76 versi “pingin sugih, pingin ganteng”, sosok jin melakukan tindakan secara kasar, seperti dengan cara jin memegang wajah laki-laki tersebut, dan langsung mengatakan hal yang menyinggung laki laki tersebut, dan juga berita buruk bagi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
kegagalan pengkabulan dari permintaan yang lalki laki tersebut berikan kepada jin. Tabel. 1 Makna Penanda dan Petanda, Penjelasan
Tanda
Penanda (bentuk)
Terlihat menggunakan
Petanda (makna)
jin Sosok jin menggunakan Busana adat jawi jangkep pakaian busana adat jawi jangkep sangat
adat jawi jangkep
yang keluar dari teko.
sakral
pemakaiannya,
dalam yang
menggunakannyapun tidak sembarangan saat dahulu.
Mitos terdahulu yang peneliti tau dan berkembang dalam budaya jawa adalah, bahwa sosok jin biasanya keluar dari dalam teko dengan cara digosokan atau tersentuh oleh manusia baik sengaja maupun tidak sengaja, hal ini diperkuat oleh bapak Soni yang ahli dalam ilmu spiritual) dalam iklan Djarum 76 versi “pingin ganteng, pingin sugih” sosok jin menggunakan busana adat jawi jangkep yang menjadikan unsur budaya dalam iklan tersebut semakin kental, khususnya budaya jawa. Dalam busana adat Jawa tersembunyi ajaran atau makna dalam melakukan segala sesuatu di dunia ini, secara harmoni yang berkaitan dengan aktivitas seharihari, baik dalam hubungannya antar sesama manusia, diri sendiri maupun Tuhan Yang Maha Kuasa. Penggunaannya pun hanya gunakan pada saat adanya upacara adat, acara budaya jawa, abdi dalam keraton dan raja. Uniknya pada iklan di sini,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
pakaian adat jawi jangkep digunakan oleh sosok jin yang bukan dari bangsa manusia, dan penggunaannyapun hanya dalam bentuk iklan, bukan acara adat atau acara budaya jawa yang sakral dengan penggunaannya.
Jin
menggunakan Jin
blangkon di atas kepala
menggunakan Identitas
yang
blangkon di atas kepala, mencerminkan masyarakat yang
berbentuk
melingakari
di
bulat penduduk asli jawa. atas
kepala, Makna lain dari balngkon adalah pencerminan dari manusia harus bersikap baik dan sopan. Manusia sebagai mahluk Tuhan dan mahluk sosial harus memiliki pikiran yang teguh dan tidak mudah terombang-ambing. Harus kuat dengan pendiriannya dengan cara tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah apapun.
Karena Manusia mempunyai pemikiran yang kukuh, mengerti dan
memahami tujuan hidup dan kehidupan. Selain itu udheng juga memiliki arti bahwa manusia seharusnya mempunyai ketrampilan yang dapat menjalankan pekerjaannya dengan dasar pengetahuan yang mantap. Dengan kata lain hendaklah manusia mempunyai ketrampilan yang profesional.
Sandal
selop
yang Sandal yang menutupi Sandal
digunakan oleh sosok jin
sebagian dari kaki
digunakan memiliki
http://digilib.mercubuana.ac.id/
selop oleh fungsi
yang jin untuk
87
melindungi kaki jin dari sesuatu
yang
dapat
menyakiti kaki jin tersebut. Sandal selop memiliki arti yang tersirat yaitu pada saat menyembah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, hendaklah dari lahir sampai batin, sujud atau manembah di kaki-NYA. Dalam hati hanyalah sumeleh (pasrah) kepada kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Siapapun itu dalam menggunakannya harus memiliki rasa mengormati kepada sang pencipta. Selain itu, sandal selop juga memiliki fungsi untuk alas kaki pada saat berjalan, sandal selop adalah ciri khas dari budaya jawa, setiap menggunakan busana adat jawa, penggunanya diharuskan menggunakan sandal selop agar menyatu atau seragam dengan busana adatnya.
Keris yang digunakan di Keris
yang
bagian belakang tubuh panjang jin, yang diselipkan di yang kain jarik
berbentuk Keris merupakan benda
seperti
dibungkus
sarung
yang
berbahan
pisau, tajam yang ditempatkan di oleh bagian belakang perut.
biasanya
kayu
yang
ukurannya sama seperti kris tersebut Karena keris diletakkan di bagian belakang tubuh, keris memiliki arti bahwa dalam menyembah Tuhan Yang Maha Kuasa, hendaknya manusia bisa untuk menjauhi godaan setan yang senantiasa mengganggu manusia dalam kehidupan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
sehari hari ketika manusia akan bertindak kebaikan. Manusia harus bisa melawan hal tersebut, agar tidak terbawa oleh perintah setan yang menyesatkan. Keris juga memiliki kekhususan dalam menggunakannya,
Baju batik Baju batik laki laki pada khas iklan
adalah ciri Batik
dari
budaya
adalah
sebuah
atau
kerajinan
kerajinan kesenian
jawa,
yang yang masih ada hingga
sangat kental hingga saat saat ini. ini. Batik yaitu seni atau kerajinan, sebuah batik memiliki corak berbeda beda dari setiap daerah jawa, biasanya batik dituangkan dalam sebuah kain yang akan digunakan dalam kehidapan sehari hari, bisa berupa baju, selendang dan sebagainya. Batik pada iklan berwarna ungu, merah, kuning keemasan, hitam,cokelat, yang memiliki banyak warna, umumnya batik hanya memiliki dua sampai tiga warna. Yang peneliti tangkap maksud dari warna batik yang banyak tersebut adalah setiap orang atau masyarakat dapat menikmati produk dari Djarum 76. Kain
jarik
digunakan oleh jin
yang
Kain yang digunakan pengganti
Kain jarik ini digunakan
celana untuk
menutupi
tubuh
panjang, yang digunakan bagian pinggang sampai seperti
sarung,
sesuai mata kaki
ukuran si pemakai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
Kain Jarik memiliki makna yaitu aja gampangserik (jangan gampang iri terhadap orang lain). Jika dalam menanggapi setiap masalah harus berhati-hati, tidak grusagrusu (emosi), haru tetap tenang dalam menghadapinya. Karena apabila dalam menghadapi masalah tidak berhati hati atau mengedepankan emisonal pribadi, masalah tersebut akan sulit untuk menemukan solusinya. Kain jarik juga memiliki fungsi untuk menutupi aurat laki laki. Kain jarik
Kalung
emas
yang Benda
digunakan oleh laki laki
mulia
yang Kalung
berwarna emas dengan material bentuk
yang
panjang mahal,
melingkar
di
seseorang,
benda
adalah
aksesoris
perhiasan
memiliki yang
nilai sangat
sehingga
leher menciptakan kesan yang ini mewah pada iklan. dan yang
melambangkan kemahalan
atau
kemewahan pada setiap pemakainya Kalung emas yang digunakan pada laki laki dalam iklan Djarum 76 versi “pingin ganteng, pingin sugih” menampilkan kesan kemewahan atau kekayaan, karena pria tersebut sudah dikabulkan permintaannya oleh jin yang meminta ingin sugih. Laki laki tersebut secara langsung sudah memiliki nilai sosial yang tinggi karena suda memiliki kalung emas yang digunakan di lehernya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
Munculnya petir pada Petir
adalah
saat laki laki meminta cahaya ingin ganteng
sebuah Petir adalah tanda akan
yang
langit,
ada
di datangnya hujan, petir bagi
umumnya setiap orang menakutkan,
berwarna putih dan biru, karena
bunyinya
yang
terjadinya karena adanya kencang dan cahayanya tabrakan negatif
antara
kutub yang sangat terang.
dengan
kutub
positif Dalam iklan, kehadiran petir datang dengan cara tiba tiba, karena cuaca sebelumnya sangatlah terang, tidak mendung, akan tetapi padaa saat laki laki ingin meminta ganteng atau ketampanan secara tiba tiba petir tersebut muncul, seakan akan tidak menyetujui permintaanya kepada sosok jin, memang benar dalam iklan si dini permintaan laki laki tersebut tidak dapat dikabulkan oleh jin, karena pemberian dari Allah sudah sangat sempurna, tapi bagaiama laki laki tersebut bersyukur atas apa yang sudah diberikan dari Allah kepadanya. Uang berterbangan
Uang adalah alat pemuas Uang merupakan sebuah bagi tukar
manusia menukar,
menukar jasa.
dalam benda
baik dibutuhkan
barang
Masing
yang
sangat
oleh
setiap
atau masyarakat, karena untuk
masing memenuhi
uang memiliki nominal hidup yang berbeda.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dalam
kebutuhan membeli
barang ataupun jasa.
91
Uang yang berterbangan dengan jumlah sangat banyak pada saat permintaan si laki laki tersebut dikabulkan oleh jin memiliki arti bahwa uang tersebut jumlahnya sangat banyak dengan digambarkannya uang kertas yang berterbangan di sebelahnya. Uang tersebut diberikan tanpa adanya usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh laki laki tersebut. Akan tetapi hanya diberikan secara Cuma Cuma oleh jin kepada laki laki tersebut. Jelaslah bahwa laki laki tersebut sudih menjadi orang kaya atau orang sugih yang beruntung mendapatkan uang yang banyak tanpa harus bekerja. Mobil sedan berwarna Mobil adalah kendaraan Mobil merah yang diberikan roda oleh jin
empat,
melambangkan
yang kesuksesan seseorang atau
digunakan untuk menuju naiknya kelas sosial orang satu tempat ke tempat tersebut lain
jika
memiliki
sebuah mobil pada jaman dulu.
Mobil sedan berwarna merah yang diberikan oleh jin kepada laki laki yang meinta permintaan ingin sugih, saat ini identik dengan produk luar negeri yaitu ferarri yang sangat amat mahal dan mewah, mobil tersebut hanya orang orang tertentu yang memakainya karena kemahalan dari harga mobil tersebut hanya orang orang tertentu yang dapat meilikinya. Mobil dalam iklan di sini dapat melambangkan apabila seseorang menyukai rokok Djarum 76 berarti hidupnya bisa dikatakan mewah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
Jempol jin menunjukan
jempol yang berada pada Hal ini sangatlah sopan
sesuatu
jari
yang
digenggam, bagi
hadapan
masyarakat
jawa,
jempol karena terlihat menghargai
menghadap keluar di atas seseorang jari telunjuk
dalam
menunjukan sesuatu atau petunjuk
Masyarakat jawa mempercayai apabila menunjukan sesuatu atau petunjuk dengan menggunakan jempol, yang letak jempol di atas jari telunjuk dengan jari lain tertutup atau tergenggam, sangat sopan dan santun, memiliki arti yang baik. Hal ini lebih baik dibandingkan dengan menunjukan sesuatu atau petunjuk menggunakan jari telunjuk, karena dalam pemahaman peneliti menunjukan sesuatu dengan jari telunjuk kurang sopan dalam masyarakat jawa. Apalagi hal ini dilakukan dengan orang yang lebih tua dari yang memberikan petunjuk. Seperti dilihat dalam iklan, sosok jin memberikan permintaan kepada laki laki dengan gaya mempersilahkan menggunakan jari jempol. Di sini sosok jin terlihat ramah dan sopan dalam memberikan permintaan. tangan sesosok jin yang Dilipat dilipat di depan dada
antara
tangan Hal ini bagi masyarakat
kanan dan tangan kiri jawa sangat tidak sopan. yang diletakan tepat di dada atau di atas perut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
Apabila berbicara kepada seseorang, jika tangan kanan dan tangan kiri terlipat menyilang yang diletakan di depan dada atau di atas perut, hal ini sangatlah tidak sopan karena mengandung arti yang sombong, merendahkan drajat lawan bicara, atau merasa bahwa yang melakukan hal tersebut lebih baik dari orang yang diajak lawan bicara. Hal ini sangat jarang dilakukan oleh masyarakat jawa, karena masyarakat jawa sangat terkenal dan menjungjung tinggi kesopanan, keramahan dan kesantunan terhadap siapapun. Karena masyarakat jawa memiliki pandangan yaitu setiap manusia itu sama drajatnya di mata sang pencipta Senyum angkuh jin dan Senyum yang biasanya
Senyum adalah sebuah
petikan jari seperti pada melihatkan kebahagiaan
gerakan yang dilakukan
gambar no tujuh
atau keramahan dan
apabila melihat atau
petikan jari yang
mendengarkan sesuatu
dilakukan sampai bunyi
yang baik. Jari yang
karena gesekan dari antar digesekan akan jari tersebut.
menimbulkan bunyi.
Senyum yang dilakukan oleh jin pada iklan yang digambarkan pada gambar nomor tujuh sangat tidak etis dilakukan, karena dalam gerakan tersebut menurut peneliti adalah menyindir atau sinis terhadap orang yang diajak bicara. Sebelumnya seorang laki laki ingin dikabulkan permintaannya untuk menjadi orang kaya, lalu dengan senyum sinis yang tersirat melalui gambar nomor tujuh sekaan akan jin sangat mudah untuk mengabulkan permintaan yang mudah yang hanya dilakukan dengan cara memetik jari seperti yang digambarkan pada gambar nomor tujuh, memetik jari antara jari jempol dengan jadi tengah sampai bunyi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
94
karena gesekan antar jari tersebut.
Uang berterbangan
Uang adalah alat pemuas Uang merupakan sebuah bagi tukar
manusia menukar,
menukar jasa.
dalam benda
baik dibutuhkan
barang
Masing
yang
sangat
oleh
setiap
atau masyarakat, karena untuk
masing memenuhi
uang memiliki nominal hidup yang berbeda.
kebutuhan
dalam
membeli
barang ataupun jasa.
Uang yang berterbangan dengan jumlah sangat banyak pada saat permintaan si laki laki tersebut dikabulkan oleh jin memiliki arti bahwa uang tersebut jumlahnya sangat banyak dengan digambarkannya uang kertas yang berterbangan di sebelahnya. Uang tersebut diberikan tanpa adanya usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh laki laki tersebut. Akan tetapi hanya diberikan secara Cuma Cuma oleh jin kepada laki laki tersebut. Jelaslah bahwa laki laki tersebut sudih menjadi orang kaya atau orang sugih yang beruntung mendapatkan uang yang banyak tanpa harus bekerja. mulut jin terbuka dan dalam video, sesosok jin Setiap
manusia
ada kerutan alis pada berteriak “hah” hal ini hakekatnya
pada
diciptakan
wajah jin. Gambar dua dapat diartikan sebagai dengan baik dan sempurna belas
sosok jin kaget dengan oleh tuhan YME, tetapi permintaan dari seorang karena pria tersebut tidak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
95
pria kepada
yang jin
meminta bersyukur kepingin permintaan
ganteng
memiliki yang
diluar
nalar dari jin.
Jin kaget dengan permintaan si laki laki yang meminta ingin ganteng, menurut laki laki tersebut wajahnya sangat jelek, oleh sebab itu dia memiliki permintaan kepada jin untuk mengabulkan agar laki laki tersebut menjadi ganteng, tetapi yang dilakukan jin adalah mencemooh laki laki tersebut dan merendahkan harga dirinya dengan menggunakan tanda seperti orang kaget yang sangat kaget mendengar kalimat tersebut.
4.5
Mitos
Mitos merupakan jenis semiotik tingkat kedua, mitos berada setingkat dengan siginfikasi dan konotasi, mitos memiliki ciri ciri yaitu, pertama bersifat distortif, distortif yaitu membuat konsep untuk menjauhkan makna dari tingkat pertama. Kedua, bersifat intensional, yaitu mitos dibuat dengan kesengajaan dan ditujukan kepada kelompok tertentu. Ketiga, statement of fact, yaitu mitos memang benar benar faktual, nyata dan ada dalam realitas kehidupan. Keempat yaitu bersifat motivasional.83
83
(sunardi,2004:97)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
96
Adapun yang akan peneliti jelaskan dalam mitos tentang makna lama atau konvensional dengan makna baru yang moderen dalam iklan Djarum 76 versi pingin sugih, pingin ganteng.
Tabel 2. MAKNA LAMA DAN MAKNA BARU Objek Jin
Makna lama
Makna baru
Seram, penuh dengan Lucu, hal gaib,
Busana jangkep
adat
jawi Busana
sombong yang
sakral Setiap masyarakat dapat
dalam
menggunakan
menggunakannya,
adat jawi jangkep tanpa
karena
hanya
bangsawan,
raja
busana
kaum melihat dari strata atau dan status
keturunan raja. Keris
menghibur,
sosial
si
penggunanya.
Benda yang magis, alat Benda yang bagus yang untuk
perang
jaman
kerajaan,
setiap
raja
pada dapat
dijadikan
dan aksesoris
dalam
memiliki menggunakan
busana
keris andalannya masing adat jawi jangkep, dan masing.
unsur magisnya sudah tidak jaman
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kental
seperti kerajaan
97
terdahulu. Blangkon
Penutup
kepala
yang Penutup
kepala
yang
wajib digunakan dalam dapat digunakan kapan upacara adat jawa,
saja,
dan
melakukan atau
dalam aktivitas
bekerja
dapat
menggunakan blangkon, Kain jarik
Digunakan upacara
dalam Penggunaannya saat ini
adat
kain
sebagai dapat digunakan dalam penutup kehidupan sehari hari
menggantikan
celana seperti
untuk
yang
dalalm menggendong
bayi.
pemakainnya
seperti Terlihat moderen pada
sarung, panjangnya dari saat
digunakan
jin
pinggang sampai sekitar dalam iklan mata kaki Canela atau sandal Alas kaki yang selalu Sandal selop yang bebas selop
digunakan
pada
menggunakan
saat dalam
busana menggunakannya,
di
adat jawi jangkep pada mana pun sudah boleh saat upacara adat di menggunakannya tanpa dalam istana raja, alas ada syarat dan ketentuan kaki yang menyatu dan yang berlaku.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
98
memiliki khas sendiri. Makna lama di dalam iklan menurut peneliti yaitu suatu arti atau pemikiran seseorang tentang sesuatu ataupun benda yang dianggap magis, setiap penggunaannya harus dalam sekat atau batasan tertentu seperti upacara adat atau acara sakral lainnya, akan tetapi makna lama bisa tergantikan dengan seiring perkembangan zaman saat ini. Masyarakat saat ini sudah memiliki pemikiran yang tidak kuno, yang memikirkan penggunaannya hanya untuk acara acara adat atau sakral saja, akan tetapi dengan perkembangan zaman saat ini pemikiran itu sudah tidak ada dan karena kehidupan moderen saat ini, budaya tersebut yang berhubungan dengan status sosial dalam menggunakannya sudah tidak lagi dihiraukan. Di dalam iklan pun busana adat jawi jangkep yang berasal dari surakarta ini tampak moderen dan tidak dikhusukan penggunaannya. Sambaran petir
Gejala alam pada saat ingin Kehancuran, sesuatu terjadinya hujan atau saat yang buruk terjadi. hujan
yang
berbentuk Petanda tidak baik
cahaya yang sangat terang dan
kejadiannya
sangat
spontanitas dan cepat.
berbusana itu tidak hanya memenuhi kebutuhan bilogis untuk melindungi tubuh dari panas atau dingin, bahkan serangan binatang, tetapi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
99
berkaitan dengan budaya dan adat istiadat bagi masyarakat daerah, khususnya daerah jawa. Pada masyarakat daerah, dalam menggunakan busana sangat memperhatikan busananya dan mengkaitkan dengan peristiwa- peristiwa tertentu. Tata cara berbusana harus dilandaskan pada materi, bentuk dan warna, serta aksesoris yang menjadikan hiasan kelengkapan busana yang dipakai. Busana adat jawi jangkep sangat kental dengan unsur kejawen, menurut peneliti hal tersebut dijadikan sebagai busana untuk iklan yang digunakan oleh sosok jin yang sangat kental akan unsur gaib atau mitos yang beredar pada masyarakat jawa, supaya menambah suatu klimaks atau penyampaian pesan yang serasi pada busana adat tersebut dengan iklan yang ditampilkan. Salah satu faktor utama pada pembuatan iklan yaitu target yang akan dituju. Siapa yang akan dituju harus tepat pada sasaran. Djarum 76 menurut peneliti adalah rokok untuk kalangan menengah kebawah dan ditargetkan untuk masyarakat jawa. Karena masyarakat jawa sangat suka menggunakan produk rokok yang berjenis kretek. Dan unsur mitos yang digunakan pada iklan sangat melekat dan terasa pada masyarakat jawa. Hal ini membuat Djarum 76 menggunakan konsep tersebut agar lebih mudah dalam menyampaikan pesan pada masyarakat. Mitos juga dianggap sebagai cerita yang aneh, yang sulit untuk dipahami atau diterima kebenaran sesungguhnya, karena kisah dalam mitos sangat irasional, atau tidak masuk akal manusia. Atau berbeda dengan kisah yang kita temui sehari hari secara lumrah dan umum. Akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
100
tetapi, atas dasar itu mitos kerap kali dipakai sebagai sumber kebenaran dan menjadi alat pembenaran ini, telah lama menarik perhatian para ahli. Kajian mitos atau mitologi sekarang begitu banyak menghasilkan berbagai macam teori84. Salah satunya yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Peneliti menggunakan teori semiotika Rolan Barthes agar mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian yang diterapkan oleh Roland Barthes pada rumus semiotika. Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dalam tampila iklan Darum 76 versi “pingin ganteng, pingin sugih” yang menampilkan busana adat jawi jangkep adalah salah satu cara dalam menyampaikan pesan yang yang tersirat pada masyarakat. Iklan tersebut disesuaikan dengan ilmu dan pengetahuan serta kebiasaan target mengenai busana dan tampilan jin yang keluar dari dalam teko. Mitos yang menjelaskan bahwa busana adat jawi jangkep merupakan busana yang dipakai oleh bangsawan dan abdi dalam keraton. Meskipun seni busana berkembang baik di lingkungan keraton, bukan berarti busana adat jawi jangkep di lingkungan rakyat biasa tidak ada ciri khas tersendiri. Busana adat tradisional yang digunakan oleh rakyat biasa, banyak digunakan oleh petani di desa. Busana yang dipakai seperti celana kolor(celana pendek berbahan karet) warna hitam, baju lengan panjang, ikat pinggang besar, ikat kepala dan jika hari sudah sore, masyarakat biasa 84
Sobur,2002:222
http://digilib.mercubuana.ac.id/
101
menggunakan
sarung. Namun pada saat upacara perkawinan, upacara
adat, bagi orang tua mempelai biasanya mereka memakai kain jarik dan sabuk sindur. Bajunya beskap atau sikepan dan pada bagian kepala memakai destar. Mitos yang menerangkan bahwa busana adat Jawi Jangkep adalah busana adat yang sakral dan kental dengan unsur kejawen serta penggunaannya dikalangan para raja, bangsawan, anak anak raja dan keturunan bangsawan lainnya. Peneliti dapat menjelaskan dari mitos yang terletak pada busana jawi jangkep yang sudah berbeda seiring dengan perkembangan zaman sekarang ini, karena busana adat jawi jangkep sudah dipakai untuk acara pernikahan di daerah jawa oleh seluruh lapisan masyarakat. Karena pada kenyataannya busana adat jawi jangkep digunakan untuk keperluan iklan rokok Djarum 76 versi “pingin ganteng, pingin sugih”, hal ini menjelaskan bahwa busana adat jawi jangkep dapat digunakan oleh seluruh masyarakat tanpa membedakan status sosial bagi pemakainnya. Oleh sebab itu produk rokok Djarum 76 mencoba menyampaikan pesan yang terkandung dalam iklan bahwa rokok Djarum 76 dapat dinikmati untuk semua kalangan tanpa terkecuali. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam penampilan busana adat jawi jangkep dalam iklan rokok Djarum 76 dapat menciotakan kesan yang baru bahwa rokok
http://digilib.mercubuana.ac.id/
102
kretek dapat dinikmati oleh anak muda, dengan melihat iklan tersebut kesan kuno dan tua dapat tersingkirkan. 4.6
Ideologi Sosial Pada Iklan
Djarum 76 merupakan salah satu produsen rokok berjenis kretek yang ada di Indonesia, dalam menampilkan iklan, Djarum 76 selalu memberikan suasana yang berbeda dengan iklan rokok lainnya. Iklan Dajrum 76 selalu memberikan ciri khas tersendiri dalam menampilkan iklan karena hal tersebut yang selalu dijadikan sara dalam menyampaikan pesan melalui iklan yang bergaya budaya. Hampir setiap iklan Djarum 76 selalu menampilkan unsur budaya dan mengandung mitos. Karena menurut peneliti Djarum 76 dibuat di daerah jawa, masyarakat jawa sangat kental dengan unsur budaya, adat istiadat sehingga mempermudah Dajrum 76 untuk menyampaikan pesan iklannya kepada khalayak khususnya masyarakat jawa. Djarum 76 memliki konsumen yang banyak di daerah jawa, anggapan masyarakat terhadap rokok kretek sangat kampungan, kuno, tidak enak, berat, rendahan. Anggapan tersebut timbul karena penikmat rokok kretek lebih diminati oleh klangan orang tua yang sangat identik mengkonsumsi rokok kretek, selain itu dari sisi lain rokok kretek lebih banyak dinikmati oleh kalangan menengah kebawah seperti petani, tukang parkir, tukang becak dan sebagainya. Sehingga sedikit anak muda yang sudah dewasa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
103
menikmati rokok kretek karena ideologi tersebut sudah terbentuk dalam pikiran mereka. Busana adat jawi jangkep adalah sebuah karya dari suatu kebudayaan yang dipercaya dan dijaga kelestariannya sejak dulu sampai saat ini, bsuana adat jawi jangkep saat ini memiliki banyak model atau desain yang beragam karena seiring dengan perkembangan zaman, model model atau desain saat ini banyak dimodifikasi sehingga dapat mampu memperindah tampilan busana adat tersebut tanpa mengurangi unsur yang sudah ada. Cara pandang seseorang dalam memaknai busana adat semakin lama semakin berubah karena faktor perkembangan zaman dan budaya asing yang masuk ke dalam negeri. Busana adat jawi jangkep dipilih dalam iklan Djarum 76 karena penikmat rokok Djarum 76 berada di daerah jawa, selain itu folosofi yang kuat dalam busana adat jawi jangkep ini mampu merepresentasikan pesan yang ada dalam iklan Djarum 76 ini. Dari penjelasan di atas. Setelah peneliti menganilisis iklan rokok Djaru 76 versi “pingin ganteng, pingin sugih” dengan teori yang peneliti gunakan yaitu teori Roland Barthes tentang semiologi atau mitos, mengenai pembedahan terhadap makna makna yang terkandung dalam iklan rokok Djarum 76 versi “pingin ganteng,pingin sugih”, diketahui busana adat jawi jangkep merupakan peninggalan budaya dalam sebuah karya dari suatu kebudayaan jawa, oleh sebab itu hal ini tidak asing untuk dipahami oleh masyarakat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
104
luas. Meskipun masyarakat hanya tau busana tersebut adalah busana adat jawa saja dan tidak tahu nama busana tersebut secara jelas. Busana memiliki fungsi untuk menutupi tubuh dari rasa panas dan rasa dingin, untuk mempercantik atau memperindah diri, untuk menambah wibawa seseorang dalam penggunaannya, akan tetapi busana juga menjadi tolak ukur terhadap
tingkatan kelas sosial seseorang di dalam kehidupan
masyarakat. Selain itu, busana merupakan sala satu media komunikasi nonverbal untuk menjelaskan asal usul dan strata seseorang, termasuk busana adat jawi jangkep yang dahulu terkenal dengan penggunannya yaitu untuk kalangan raja, bangsawan keraton saja, masyarakat kecil tidak bisa menggunakannya karena ketentuan adat yang berlaku. Dan dilihat dari pembahasan mulai dari bab I(satu), bahwa iklan pada saat ini lebih kepada personalitas dimana lebih menggambarkan suatu produk. Penggambaran yang disampaikan menggunakan sebuah simbol mapun tanda yang memiliki kaitan yang kuat dengan apa yang diinginkan atau disampaikan oleh produk itu sendiri bagi pemilik iklan. Makna makna yang terkandung dalam penampilan busana adat jawi jangkep memberikan sebuah penjelasan terhadap simbol dari busana adat jawa yang mengidentifikasikan bahwa produk rokok Djarum 76 selalu menampilkan iklan yang berbeda dari iklan rokok yang lainnya yang terlihat ekstrem,dan maskulin, serta dalam iklan terlihat moderenisasi yang sudah dijelaskan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
105
dalam penjelasan sebelumnya pada tahap tanda dan penanda, konotasi serta mitos, hingga ideologi pada iklan. Busana adat jawi jangkep memberikan makna suatu tanda yang sangat kuat dalam iklan yang telah disampaikan dalam iklan rokok Djarum 76 versi “pingin ganteng,pingin sugih”. Keterkaitan busana adat jawi jangkep dalam iklan, mampu mewakili isi pesan yang disampaikan dari produsen rokok Djarum 76, menguatkan sebuah keunikan produk rokok kretek yang mampu bersaing terhadap produk rokok berjenis kretek lainnya. Harapan yang disampaikan Djarum 76 melalui iklan elektronik dengan menampilkan busana adat jawi jangkep mampu menghilangkan kesan kampungan, kuno ata rokok yang berkelas menengah kebawah, sehingga membentuk persepsi baru dalam benak konsumen kepada rokok kretek Djarum 76 yang lebih baik dan layak untuk dinikmati untuk semua kalangan dan kelas sosial
http://digilib.mercubuana.ac.id/