Bab IV Hasil Pembahasan Dan Penelitian
BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1
Hasil Penelitian Tanah Asli Berdasarkan pengujian terhadap tanah yang diambil dari proyek Perumahan Elysium,
maka pada bab ini akan diuraikan hasil penelitiannya. Secara detail dapat dilihat pada lampiran. 4.1.1
Pengujian Analisa Gradasi Tanah Asli Untuk mengetahui komposisi dari butiran suatu tanah dapat dilihat dengan cara
melakukan pengujian analisa saringan. Grafik dari hasil percobaan analisa gradasi dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Grafik 4. 1 Hasil Pengujian Analisa Saringan IV - 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Hasil Pembahasan Dan Penelitian
Pada grafik Gambar 4.1 Hasil Pengujian Analisa Saringan tersebut dapat dilihat bahwa prosentase kerikil sebesar 1%, pasir 46,40%, dan butiran halus (lanau dan lempung) sebesar 52,60%. 4.1.2
Pengujian Batas-batas Atterberg (Atterberg Limits) Pada Tanah Asli Pengujian batas-batas Atterberg terdiri dari pengujian batas cair, dan batas plastis.
Pada penelitian ini pengujian Atterberg Limits dilakukan untuk mengetahui harga LL, PL dan PI pada bagian tanah yang berbutir halus. Pada pengujian ini dilakukan pada tanah yang lolos saringan no 200. 4.1.2
Batas Cair Batas cair adalah kadar air tanah pada keadaan batas peralihan antara cair ke plastis.
Kegunaan hasil uji batas cair ini dapat diterapkan untuk menentukan konsistensi perilaku material dan sifatnya pada tanah ekspansif. Hasil pengujian tanah ini dapat dilihat pada gambar 4.2 yang memperlihatkan hasil uji batas cair.
kadar air
Tabel 4. 1 Hubungan Antara Kadar Air dan Pukulan 91.67
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
86.99 76.92 75.8 64.29
0
5
10
15
20 ketukan
25
IV - 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
35
40
Bab IV Hasil Pembahasan Dan Penelitian
Dari gambar diatas pada ketukan 25 pengujian batas cair didapatkan kadar air sebesar 75,8% yang merupakan harga batas cairnya. 4.1.3
Batas Plastis Pada pengujian batas plastis ini bertujuan untuk menentukan batas terendah kadar air
ketika tanah dalam keadaan plastis. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada lampiran. Didapat hasil dari batas plastis sebesar 42,86%. Dari Tabel 4.1 Klasifikasi Tanah Ekspansif (chen,1998) maka tanah asli yang diuji termasuk ke dalam golongan tanah yang indeks plastisitasnya tinggi.
4.1.4
Indeks Plastisitas Angka Indeks Plastisitas merupakan selisih antara angka Batas Cair dengan Batas
Plastis. Setelah diketahui nilai batas cair dan plastis, maka nilai indeks plastisitasnya (PI) dapat dihitung (PI = LL – PL). Pada tanah ini didapat nilai indeks plastisitasnya sebesar 32,94%.
4.1.5
Batas Susut Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah pada kondisi batas
susut,. Hasil pengolahan batas susut pada tanah berbutir halus dapat dilihat pada lampiran. Pada pengujian batas susut ini didapatkan sebesar 13,5 %. Dan jika dilihat dari nilai kembang susutnya yaitu 13,5 maka menurut tabel USBR maka tanah asli yang di uji termasuk ke dalam golongan tanah yang kembang susutnya sedang.
IV - 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Hasil Pembahasan Dan Penelitian
Tabel 4.2 Kriteria identifikasi tanah lempung ekspansif USBR (Holtz dan Gibbs, 1959) Colloid
Indeks
Batas
Persentase
plastisitas
susut
pengembangan
%
%
%
%
> 28
> 35
< 11
> 30
Sangat tinggi
20 – 13
25 – 41
7 - 11
20 – 30
Tinggi
13 – 23
15 – 28
10 - 16
10 – 30
Sedang
< 15
<18
>15
< 10
Rendah
Content (<0,001mm)
Derajat pengembangan
Tabel 4. 3 Klasifikasi Tanah Ekspansif (Chen, 1988) Swelling Potensial/ Derajat
Index Plastisitas
Pengembangan
Persentase
Swelling
Liquid Limit
Presure (ksf)
Rendah
0 – 15
< 30
1
Medium
10 – 35
34 – 40
3–5
Tinggi
20 – 55
40 – 60
5 – 20
Sangat Tinggi
>55
> 60
> 20
Dari Tabel 4.3 Klasifikasi Tanah Ekspansif (Chen,1998) tanah asli yang di uji jika dilihat dari nilai batas cair, batas plastis dan indeks plastisitasnya maka tanah asli yang di uji
IV - 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Hasil Pembahasan Dan Penelitian
termasuk ke dalam golongan tanah plastisitasnya tinggi yaitu 32,94% dan batas cair tinggi dengan harga liquid limit 75,8%.
4.2.
Hasil Pengujian Tanah Yang Telah Di Stabilisasi
4.2.1
Pengujian Batas Konsistensi (Atterberg Limit) Pengujian batas–batas Atterberg terdiri dari pengujian batas cair, batas plastis, dan
batas susut. Pada penelitian ini pengujian Atterberg limit dilakukan untuk mengetahui harga LL, PL dan PI pada bagian tanah yang berbutir halus setelah tanah dicampurkan pada kadar pasir 10 %, 20 %, 30 % 40 %, dan50 %. Berikut hasil nilai dari pengujian Atterberg setelah distabilisasi dengan pasir
Tabel 4.4 Pengujian Atterberg Limit Persentase pasir
Nilai Batas Konsistensi Pemeraman
Sampel
LL
PL
PI
(%)
(%)
(%)
10
7 hari
1
46,20
28,72
17,48
20
7 hari
1
46,64
33,37
13,03
30
7 hari
1
42,6
32,34
10,26
40
7 hari
1
42
30,60
11,40
50
7 hari
1
41,8
20,84
20,84
Dari Hasil uji batas Atterberg sebagaimana yang ditunjukan pada tabel 4.3 Hasil Pengujian Atterberg Limit, ternyata didapat penurunan pada batas cair sebesar 41,8 %, dan IV - 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Hasil Pembahasan Dan Penelitian
terjadi penurunan pada batas plastis sebesar 20,84. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada grafik 4.3 untuk batas cair. 47.00
batas cair
46.4
46.20
46.00 45.00 44.00 43.00
42.6
42.00
42
41.8
41.00 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
penambahan pasir
Grafik 4. 2 Kurva Batas Cair Berdasarkan Prosentase Penambahan Pasir
Pengujian batas cair dilakukan untuk mengetahui kadar air batas dimana suatu tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis. Dari Tabel 4.3 dapat dilihat penurunan
batas plastis
batas cair pada tanah tersebut sebesar 20,84 %. 40 35 30 25 20 15 10 5 0
33.37
32.34
28.72
30.60 20.84
0%
10%
20%
30%
40%
50%
penambahan pasir
Grafik 4. 3 Kurva Batas Plastis Berdasarkan Penambahan Pasir IV - 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60%
Bab IV Hasil Pembahasan Dan Penelitian
Dengan hasil pengujian Atterberg Limit dengan pencampuran tanah asli dengan kadar pasir 10% 20% 30% 40% dan 50% maka dapat menurunkan nilai batas cairnya yang akan berpengaruh juga ke indeks plastisitas tanah. Semakin kecil nilai batas cair tanah tersebut maka akan semakin kecil nilai indeks plastisnya . Dilihat dari table 4.3 Klasifikasi Tanah Ekspansif menurut (Chen,1988) maka tanah asli setelah distabilisasi termasuk ke golongan plastisitas rendah.
4.2.2. Pengujian Compaction Pengujian pemadatan standar bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah didalam silinder berukuran tertentu menggunakan cetakan, sampel tanah lolos saringan no 4. Kegunaan pengujian proctor standar untuk mencari nilai kepadatan maksimum dan kadar air optimum dari suatu sampel tanah.
kepadatan kering
1.5 1.46 1.451.46 1.43 1.42 1.42 1.41 1.39 1.39 1.36 1.32 1.3 1.28
1.3
10% 20% 30% 40% 50%
1.11
1.1
0.98 0.9 0
10
20
30
40
50
60
70
kadar air
Grafik 4. 4 Kurva Hubungan Kadar Air Dengan Berat Volume Tanah Kering IV - 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Hasil Pembahasan Dan Penelitian
Jadi dari Grafik 4.4 Kurva Hubungan Kadar air Dengan Berat volume Tanah Kering didapatkan hasil dari tiap – tiap pencampuran pasir pada tanah asli. Pada pencampuran pasir sebanyak 10% di dapatkan kadar air optimum sebesar 27,73% dan kepadatan keringnya sebesar 1,46. Pada pencampuran 20% pasir didapatkan hasil kadar air optimum sebesar 20% dengan kepadatan kering 1,46. Pada pencampuran 30% pasir pada tanah asli didapatkan hasil kadar air optimum sebesar 21,05% dengan kepadatan kering sebesar 1,43. Pada pencampuran 40% pasir pada tanah asli didapatkan hasil kadar air optimum sebesar 16,67% dengan kepadatan kering sebesar 1,45. Dan pada pencampuran 50% pasir pada tanah asli didapatkan hasil kadar air optimum sebesar 24,32% dengan kepadatan kering sebesar 1,28. Sehingga untuk pengujian CBR yang digunakan adalah kadar air optimum pada setiap pencampuran pasirnya. Untuk tanah asli dengan pencampuran 10% pasir digunakan kadar air 27,73%, untuk tanah asli dengan pencampuran 20% digunakan kadar air optimum 20%, untuk tanah asli dengan pencampuran 30% digunakan kadar air optimum 21,05%, untuk tanah asli dengan pencampuran 40% digunakan kadar air optimum 16,67%, dan untuk tanah asli dengan pencampuran 50% digunakan kadar air optimum 24,32%. 4.2.3. Pengujian CBR Pada Tanah Yang Telah Distabilisasi Sebelum dilakukan pengujian CBR, tanah yang telah dipadatkan pada kadar air optimum yang diperoleh dari pengujian pemadatan standart. Pengujian CBR dilakukan dengan pencampuran kadar pasir sebanyak 10%,20%,30%,40%, dan 50% dari berat tanah tersebut. Berikut hasil dari pengujian CBR dapat dilihat pada tabel berikut:
IV - 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Hasil Pembahasan Dan Penelitian 4.00
3.70
3.50
3.21
nilai CBR (%)
3.00 2.50
2.06
2.19
2.16
40%
50%
2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 0%
10%
20%
30%
60%
penambahan pasir
Grafik 4. 5 Nilai CBR Unsoaked Berdasarkan Prosentase Penambahn Pasir
Dari Grafik 4.5 Nilai CBR Unsoaked Berdasarkan Prosentase Penambahan Pasir dapat dilihat bahwa nilai CBR tertinggi adalah pada pencampuran pasir 20% dengan nilai CBR 3,70%. 7
6.17 5.31
6 nilai CBR
5
4.82 3.95
4 3
2.22
2 1 0 0%
10%
20%
30%
40%
50%
penambahan pasir
Grafik 4. 6 Kurva CBR Rendaman Berdasarkan Prosentase Penambahn Pasir IV - 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60%
Bab IV Hasil Pembahasan Dan Penelitian
Dari Grafik 4.6 Nilai CBR Rendaman Berdasarkan Prosentase Penambahan Pasir dapat dilihat bahwa nilai CBR tertinggi adalah pada pencampuran pasir 20% dengan nilai CBR 6,17%. Potensi pengembangan tanah dipengaruhi oleh indeks plastisitas dan kandungan fraksi lempung. Semakin besar nilai indeks plastisitas dan persentase fraksi lempung, makin besar pula potensi pengembangannya. Dari Grafik 4.5 dan Grafik 4.6 menunjukan bahwa penambahan pasir mengakibatkan nilai potensi pengembangan campuran tanah semakin berkurang.
IV - 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/