BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.1.1 Hasil Pengujian Kuesioner Penelitian Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian ini. Pengujian ini meliputi analisis validitas dan reliabilitas yang dilakukan sebelum pengolahan data penelitian. Peneliti mengambil seluruh sampel penelitian (50 responden) untuk disertakan dalam pengujian kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil pengujian kuesioner ini dijelaskan dalam uraian berikut.
A.
Analisis Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja
Variabel motivasi kerja disusun dengan enam atribut pernyataan. Tabel 4.1 menunjukkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas untuk variabel tersebut. Tabel 4.1 Analisis Validitas Atribut Pengukur Variabel Motivasi Kerja
Sumber : Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.1, keenam atribut variabel motivasi kerja yang valid untuk mengukur atau merefleksikan variabel tersebut karena perolehan nilai koefisien validitas yang lebih tinggi dari batas toleransi 0,30 (Sugiyono, 2007).
54
55
Peneliti kemudian melakukan penghitungan reliabilitas untuk keenam atribut pengukur variabel motivasi kerja tersebut yang disajikan pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Analisis Reliabilitas Atribut Pengukur Variabel Motivasi Kerja untuk Item yang Valid Variabel Motivasi Kerja
Jumlah Item 6
Reliabilitas 0,781
Keterangan Reliabel
Berdasarkan Kriteria Sugiyono (2007) Sumber : Data diolah
Perolehan koefisien reliabilitas untuk keseluruhan atribut pengukur variabel motivasi kerja sebesar 0,781. Nilai ini menunjukkan bahwa kuesioner penelitian motivasi kerja reliabel dengan diukur oleh enam atribut pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti.
B.
Analisis Validitas dan Reliabilitas untuk Variabel Disiplin Kerja
Peneliti menyusun variabel disiplin kerja dengan delapan atribut pertanyaan berdasarkan pengembangan dari indikator penelitian. Hasil pengujian validitasnya disajikan pada Tabel 4.3 di halaman berikutnya. Tabel 4.3 Analisis Validitas Atribut Pengukur Variabel Disiplin Kerja
Valid jika nilai validitas di atas 0.30 (Sugiyono, 2007) Sumber : Data diolah
Tabel 4.3 menunjukkan kedelapan atribut valid untuk mengukur variabel disiplin kerja karena perolehan nilai validitas yang lebih tinggi dari batas toleransi
56
0,30. Perolehan nilai reliabilitas indikator pengukur variabel disiplin kerja untuk seluruh atribut yang valid tersebut disajikan pada Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Analisis Reliabilitas Atribut Pengukur Variabel Disiplin Kerja untuk Item yang Valid Variabel Disiplin Kerja
Jumlah Item 8
Reliabilitas 0,894
Keterangan Reliabel
Berdasarkan Kriteria Sugiyono (2007) Sumber : Data diolah
Koefisien reliabilitas untuk delapan atribut pengukur variabel disiplin kerja sebesar 0,894. Perolehan ini menunjukkan bahwa atribut yang telah peneliti susun tergolong reliabel berdasarkan kriteria batasan dari Sugiyono (2007).
C.
Analisis Validitas dan Reliabilitas untuk Variabel Produktivitas Kerja
Variabel produktivitas kerja disusun atas 12 atribut dalam kuesioner penelitian. Hasil pengujiannya disajikan pada Tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Analisis Validitas Atribut Pengukur Variabel Produktivitas Kerja
Sumber : Data diolah
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa 12 atribut variabel kinerja dianggap valid untuk mengukur variabel tersebut karena perolehan koefisien validitasnya lebih
57
besar dari 0,30. Tabel 4.6 selanjutnya menunjukkan perolehan reliabilitas untuk 12 atribut yang valid pengukur variabel produktivitas kerja. Tabel 4.6
Analisis Reliabilitas Atribut Pengukur Variabel Produktivitas Kerja untuk Item yang Valid
Variabel Produktivitas Kerja
Jumlah Item 12
Reliabilitas 0,887
Keterangan Reliabel
Berdasarkan Kriteria Sugiyono (2007) Sumber : Data diolah
Koefisien reliabilitas untuk 12 atribut pengukur kinerja sebesar 0,887. Perolehan ini menunjukkan bahwa atribut pengukur kinerja yang telah peneliti susun tergolong reliabel menurut kriteria Sugiyono (2007).
4.1.2 Karakteristik Responden dan Analisis Deskriptif Data Penelitian Karakteristik responden dalam penelitian disusun berdasarkan rancangan kuesioner. Terdapat empat karakteristik yang akan dikemukakan, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, masa kerja, dan jabatan. Tabel 4.7 Karakteristik Subjek Penelitian
Jenis Kelamin Usia
Pendidikan
Masa Kerja
Jabatan
Karakteristik Responden Laki-laki Perempuan Kurang dari 20 Tahun 20—30 Tahun 31—40 Tahun Lebih dari 40 Tahun SMA dan Sederajat Diploma Sarjana Pascasarjana Kurang dari 1 Tahun 1—2 Tahun 3—4 Tahun Lebih dari 4 Tahun Staf Supervisor
Sumber : Data diolah
Frekuensi 48 2 0 14 27 9 39 6 5 0 1 4 2 43 42 8
Persentase 96,00 4,00 0,00 28,00 54,00 18,00 78,00 12,00 10,00 0,00 2,00 8,00 4,00 86,00 84,00 16,00
58
Berdasarkan Tabel 4.7, hampir keseluruhan responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 48 orang atau sebesar 96% dari keseluruhan sampel penelitian, sedangkan responden perempuan hanya sebanyak dua orang atau 4% saja. Kondisi ini dimungkinkan terjadi karena objek penelitian merupakan perusahaan manufaktur atau perakitan sepeda motor yang kebanyakan pekerjanya adalah laki-laki. Responden yang paling banyak berusia pada rentang 20 hingga 40 tahun, yaitu sebanyak 41 orang atau 66% dari keseluruhan responden penelitian. Kondisi ini menunjukkan bahwa subjek penelitian sebagian besar masih berusia muda dan produktif dan seharusnya masih memiliki semangat kerja dan produktivitas yang relatif tinggi. Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah responden yang terbanyak adalah pada pendidikan SMA dan Sederajat, yaitu sebanyak 39 orang atau 78% dari seluruh jumlah responden. Dilihat dari karakteristik masa kerja, kebanyakan responden sudah bekerja di perusahaan lebih dari empat tahun, yaitu sebanyak 43 orang atau 86% dari total responden. Keadaan ini menunjukkan bahwa seharusnya karyawan sudah berpengalaman bekerja di bidangnya. 42 orang atau 84% dari total responden memiliki tanggung jawab jabatan sebagai staf, sedangkan 8 orang atau 16% sisanya memiliki jabatan sebagai supervisor. Peneliti kemudian menganalisis skor jawaban responden atau subjek dalam penelitian ini dalam statistik deskriptif. Skor tersebut diolah untuk melihat nilai minimum dan maksimum, rentang, rata-rata, standar deviasi, dan median. Hasilnya disajikan pada Tabel 4.8 berikut.
59
Tabel 4.8
Statistik Rata-rata, Standar Deviasi, Nilai Minimum & Maksimum, dan Median Berdasarkan Skor Jawaban Responden
Variabel Motivasi Disiplin Produktivitas
Ratarata 20,40 26,58 39,32
Standar Deviasi 2,56 3,61 4,77
Skor Skor Rentang Minimum Maksimum 9 24 15 11 32 21 20 48 28
Median 16,50 21,50 34,00
Sumber : Data diolah
Peneliti kemudian membuat profil subjek penelitian berdasarkan skor tanggapan atau jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner penelitian. Profil responden disajikan dalam bentuk kategorisasi kurang baik dan baik untuk setiap variabel penelitian. Responden dikategorikan kurang berdasarkan kategorinya jika skor jawabannya lebih rendah dari nilai median. Sebaliknya, responden dikategorikan sesuai dengan kategori pada dimensi atau variabel yang dimaksud apabila skornya lebih besar atau sama dengan nilai median. Profil tersebut disajikan pada uraian berikut.
Sumber : Data diolah
Gambar 4.1 Profil Subjek Penelitian Berdasarkan Variabel Penelitian
60
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hampir keseluruhan subjek penelitian atau 98% total responden memiliki motivasi kerja yang baik. Hanya 2% sisanya yang memiliki motivasi kerja yang kurang baik. Dalam hal disiplin kerja, terdapat 94% subjek penelitian yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi atau baik, sedangkan 6% sisanya memiliki tingkat kedisiplinan yang kurang. Berdasarkan persepsi terhadap produktivitas kerja, 94% responden mempersepsikan dirinya memiliki produktivitas kerja yang baik, sedangkan 6% sisanya tidak berpendapat demikian. Peneliti kemudian merinci satu per satu tabulasi jawaban responden berdasarkan kategori dalam skala pengukuran, baik atas respons sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, maupun sangat setuju. Respons dari subjek penelitian pada setiap pernyataan dalam kuesioner disajikan pada tabel-tabel berikut. Tabel 4.9 Tabulasi Tanggapan Subjek Penelitian atas Setiap Atribut Pernyataan pada Variabel Motivasi Kerja
Sumber : Data diolah
Pada atribut tanggung jawab terhadap beban pekerjaan, kebanyakan responden menyatakan pendapat Sangat Setuju, yaitu sebanyak 62% dan 34% respinden menyatakan Setuju. Pada atribut penetapan target dalam penyelesaian pekerjaan, terdapat 54% responden menyatakan Setuju dan 42% menyatakan Sangat Setuju. Untuk atribut pencapaian tujuan dari beban pekerjaan, paling
61
banyak responden menyatakan Setuju (64%) dan terdapat 32% yang menyatakan Sangat Setuju. Sebanyak 58% responden menyatakan Setuju atas atribut perencanaan kerja untuk penyelesaian pekerjaan dan 40% menyatakan Sangat Setuju. Atribut keberadaan umpan balik dari atasan dijawab oleh 62% responden dengan tanggapan Sangat Setuju dan 32% responden menyatakan Setuju. Atribut prioritas dalam kesempurnaan hasil kerja ditanggapi Setuju oleh 48% responden dan terdapat 40% yang menyatakan Sangat Setuju. Tabel 4.10 Tabulasi Tanggapan Subjek Penelitian atas Setiap Atribut Pernyataan pada Variabel Motivasi Kerja
Sumber : Data diolah
Mayoritas responden menyatakan Sangat Setuju, yaitu sebanyak 54% dan terdapat pula 44% yang menyatakan Setuju atas pernyataan dalam ketaatan terhadap tata tertib perusahaan. Perihal kedatangan di tempat kerja tepat waktu, terdapat 54% yang menyatakan Sangat Setuju dan ada 40% yang menyatakan Setuju. Atribut penyelesaian pekerjaan dengan baik ditanggapi Setuju oleh sebanyak 60% dan terdapat 36% yang menyatakan Sangat Setuju. Untuk pernyataan tidak menunda penyelesaian pekerjaan, 68% responden menyatakan Setuju dan ada 22 % yang menyatakan Sangat Setuju. Masih terdapat 10% yang menyatakan Tidak Setuju terkait pernyataan ini.
62
Penggunaan sarana kantor dengan baik ditanggapi Setuju oleh 72% responden dan terdapat 24% yang menyatakan Sangat Setuju. Terdapat 60% responden yang menyatakan Setuju atas pernyataan pemeliharaan sarana kantor dan 34% menyatakan Sangat Setuju. Keadaan ini hampir mirip dengan respons atas atribut kesantunan dalam hubungan dengan rekan kerja, yaitu terdapat 60% yang menyatakan Setuju dan 38% yang menyatakan Sangat Setuju. Terkait pernyataan tata cara berpakaian, 52% responden menyatakan Setuju dan 44% menyatakan Sangat Setuju. Tabel 4.11 Tabulasi Tanggapan Subjek Penelitian atas Setiap Atribut Pernyataan pada Variabel Produktivitas Kerja
Sumber : Data diolah
Mayoritas responden menyatakan Setuju, yaitu sebanyak 58% dan terdapat 22% yang menyatakan Sangat Setuju atas pernyataan kesesuaian pengetahuan dengan bidang pekerjaan, namun terdapat 18% responden yang menyatakan Tidak Setuju atas pernyataan ini. Terkait penerapan keahlian dalam penyelesaian pekerjaan, sebanyak 54% menyatakan Setuju dan 36% yang menyatakan Sangat Setuju. Untuk pernyataan kesesuaian bidang pekerjaan dengan pengalaman, terdapat pernyataan Setuju oleh sebanyak 58% dan Sangat Setuju sebanyak 26%,
63
namun
terdapat
16%
yang
menyatakan
Tidak
Setuju.
Terkait
usaha
pengembangan keahlian, 50% responden menyatakan Setuju dan 48% menyatakan Sangat Setuju. Perihal pernyataan pembaruan pengetahuan terkait dengan bidang pekerjaan, sebanyak 56% menyatakan Setuju dan 40% memberikan tanggapan Sangat Setuju. Berbeda dengan atribut penguasaan teknologi terbaru, 66% responden menyatakan Setuju dan 24% memberikan tanggapan Sangat Setuju. Pada pernyataan pencarian solusi ketika menghadapi masalah, 72% menyatakan Setuju dan ada 22% yang menyatakan Sangat Setuju. Hampir senada dengan atribut pertimbangan matang untuk mencari solusi masalah pekerjaan, 74% menyatakan Setuju dan 20% berpendapat Sangat Setuju. Untuk atribut penyelesaian konflik dengan sebaik-baiknya, 54% responden menyatakan Sangat Setuju dan 44% menyatakan Setuju. 52% berpendapat Setuju dan 46% berpendapat Sangat Setuju atas pernyataan pengembangan komunikasi yang efektif dengan sesama rekan kerja. Hampir serupa juga untuk pernyataan pengembangan pergaulan dengan rekan kerja, ada 58% menyatakan Setuju dan 40% menyatakan Sangat Setuju. Atribut pemeliharaan hubungan baik dengan atasan ditanggapi Setuju oleh 50% respoden dan Sangat Setuju oleh 46% responden.
64
4.1.3 Analisis Korelasi A.
Analisis Korelasi Antardua Variabel
Peneliti melakukan analisis korelasi untuk mencari besaran dan keberartian hubungan antara motivasi dan disiplin dengan produktivitas kerja. Hasil analisisnya akan diuraikan dalam uraian berikut. Sebelum melakukan analisis korelasi, peneliti melakukan pengujian asumsi normalitas data terhadap ketiga skor variabel penelitian. Syarat normalitas harus agar pengujian signifikansinya dapat dipertanggunjawabkan secara ilmiah. Tabel 4.12 Pengujian Normalitas Data pada Variabel Penelitian
Signifikan pada tingkat kekeliruan 5% Sumber : Data diolah
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa variabel produktivitas kerja memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,683 dengan taraf signifikansi 73,9%. Variabel motivasi kerja memiliki nilai Kolmogorov-Smornov Z sebesar 0,950 dengan taraf signifikansi 32,7%. Variabel disiplin kerja memiliki nilai Kolmogorov Smirnov Z sebesar 1,113 dengan taraf signifikansi 16,8%. Kriteria dalam pengujian normalitas adalah data dapat dinyatakan berasal dari distribusi normal jika taraf signifikansinya lebih besar dari taraf kekeliruan yang ditetapkan dalam penelitian (5%). Dengan demikian, skor produktivitas, motivasi, maupun, disiplin kerja dapat dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
65
Setelah melakukan pengujian normalitas data, peneliti melanjutkan ke analisis korelasional antara motivasi dan disiplin dengan produktivitas kerja. Tabel 4.13 berikut menunjukkan perolehan koefisien korelasi untuk setiap hubungan antarvariabel.
Tabel 4.13 Perolehan Korelasi antara Motivasi dan Disiplin dengan Produktivitas Kerja Hubungan Motivasi - Produktivitas Disiplin - Produktivitas
Korelasi
R-Kuadrat
Signifikansi
0,712 0,778
0,507 0,605
0,000 0,000
Sumber : Data diolah
Hasil analisis
korelasional antara
motivasi
dengan produktivitas
menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,712 dengan dengan taraf signifikansi yang dihasilkan dari pengujian koefisien korelasi ini sebesar 0%. Kriteria pengujian adalah hubungan atau korelasi antarvariabel dinyatakan signifikan jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih rendah dibandingkan taraf kekeliruan yang ditetapkan dalam penelitian (5%). Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi signifikan sehingga Hipotesis 1 yang dirumuskan dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu terdapat hubungan antara motivasi dengan produktivitas kerja. Perolehan koefisien determinasi atau R-kuadrat dari keeratan antara motivasi dengan produktivitas kerja adalah sebesar 0,507. Hal ini menunjukkan bahwa 50,7% motivasi berkontribusi saling erat dengan produktivitas kerja. Tabel 4.13 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara disiplin dengan produktivitas kerja sebesar 0,778 dengan taraf signifikansi sebesar 0%. Hasil
66
pengujian ini pun menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara disiplin dengan produktivitas kerja signifikan sehingga Hipotesis 2 yang dirumuskan dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu terdapat hubungan antara disiplin dengan produktivitas kerja. Perolehan koefisien determinasi atau R-kuadrat dari keeratan antara disiplin dengan produktivitas kerja adalah sebesar 0,605. Hal ini menunjukkan bahwa 60,5% motivasi berkontribusi saling erat dengan produktivitas kerja.
B.
Analisis Korelasi Berganda
Peneliti melakukan analisis korelasi berganda untuk mencari besaran dan keberartian hubungan antara motivasi dan disiplin dengan produktivitas kerja secara bersamaan. Hasil analisisnya akan ditunjukkan oleh Tabel 4.14 berikut. Tabel 4.14 Perolehan Korelasi Berganda antara Motivasi dan Disiplin dengan Produktivitas Kerja Nilai-R (Motivasi, Disiplin, & Produktivitas)
R-Kuadrat
0,809
0,654
Sumber : Data diolah
Perolehan korelasi berganda antara motivasi dan disiplin dengan produktivitas kerja adalah sebesar 0,809. Koefisien korelasi menurut Kaplan & Saccuzzo (2012) terdapat hubungan atau keterkaitan kuat. Hipotesis 3 yang menyatakan terdapat hubungan secara bersamaan antara motivasi dan disiplin dengan produktivitas kerja dapat diterima.
67
Perolehan korelasi sebesar 0,809 menunjukkan bahwa motivasi dan disiplin berhubungan erat dengan produktivitas kerja (Kaplan & Saccuzzo, 2012). Perolehan koefisien determinasi (R-kuadrat) pada perhitungan ini sebesar 0,654. Hasil ini berarti bahwa motivasi dan disiplin kerja secara bersamaan berkontribusi dengan produktivitas sebesar 65,4%. 34,6% kontribusi lainnya berasal dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.2
Pembahasan
4.2.1 Hubungan antara Motivasi dengan Produktivitas Kerja Sebuah organisasi atau perusahaan bukan saja mengharapkan para karyawannya yang mampu, cakap, dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Oleh karena itu, motivasi kerja sangat penting dan dibutuhkan untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Karyawan dapat bekerja dengan produktivitas tinggi karena adanya dorongan atau motivasi dalam bekerja. motivasi adalah pemberian daya pengerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 2006). Motivasi dan produktivitas kerja karyawan PT Astra Honda Motor di Pabrik Pegangsaan Dua pada Divisi Quality Technology memiliki hubungan yang erat karena berdasarkan profil responden, baik tingkat motivasi maupun produktivitas kerjanya tergolong kategori baik atau tinggi. Hal ini dimungkinkan terjadi karena keenam dimensi motivasi kerja berdasarkan kriteria McCleland
68
terpenuhi oleh hampir sebagian besar karyawan. Motivasi karyawan yang baik harus memenuhi kriteria antara lain memiliki tanggung jawab target penyelesaian pekerjaan, tujuan kerja, dan rencana kerja yang jelas dan menyeluruh. Selain itu, karyawan yang termotivasi dengan baik juga membutuhkan umpan balik baik dari rekan kerja maupun atasan dan bertekad menyelesaikan pekerjaan dengan sebaikbaiknya. Keenam hal ini terpenuhi, motivasi karyawan akan tinggi sehingga akan berkontribusi terhadap produktivitas kerjanya.
4.2.2 Hubungan antara Disiplin dengan Produktivitas Kerja Davis (dalam Mangkunegaran, 2007) berpendapat bahwa disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Hasibuan, 2006). Tujuan umum pembinaan disiplin kerja menurut Sastrohadiwiryo (2003) adalah keberlangsungan perusahaan sesuai dengan motif perusahaan. Tujuan khusus disiplin kerja antara lain agar tenaga kerja menepati seluruh peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun perusahaan, dapat melaksanakan pekerjaan yang sebaik-baiknya dan memberikan pelayanan yang maksimal kepada pihakpihak tertentu di perusahaan, menggunakan sekaligus memelihara saranaprasarana perusahaan, berperilaku sesuai norma yang berlaku, serta menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai harapan perusahaan. Faktor disiplin pun memiliki keeratan dengan produktivitas kerja dikarenakan pada kedua faktor tersebut, karyawan PT Astra Honda Motor di
69
Pabrik Pegangsaan Dua pada Divisi Quality Technology memiliki profil yang mayoritas cukup tinggi atau baik pada tingkat kedisiplinan dan produktivitasnya. Tingginya kedisiplinan kerja ini bisa jadi tidak terlepas dari faktor kemampuan karyawan, keteladanan kepemimpinan, balas jasa yang setimpal, keadilan atau kesamarataan, pengawasan yang melekat, ketegasan sanksi atas pelanggaran, dan aspek hubungan kemanusiaan antara atasan dan bawahan. Semua faktor tersebut terpenuhi sehingga menunjang produktivitas kerja karyawan yang tentunya berujung pada peningkatan produktivitas perusahaan.
4.2.3 Hubungan antara Motivasi dan Disiplin dengan Produktivitas Kerja Faktor motivasi dan disiplin berkaitan erat dengan produktivitas karyawan di PT Astra Honda Motor di Pabrik Pegangsaan Dua pada Divisi Quality Technology. Tingkat keeratan atau keterkaitan ini tergolong relatif kuat (Kaplan & Saccuzo, 2012). Hal ini dikarenakan faktor disiplin dan motivasi sudah berkontribusi terhadap produktivitas kerja secara individual sehingga otomatis kedua faktor tersebut dapat melebur secara bersamaan untuk peningkatan produktivitas. Penelitian ini membuktikan teori bahwa produktivitas memiliki keeratan dengan disiplin dan motivasi kerja, tetapi masih terdapat faktor-faktor lain yang ditengarai dapat berkontribusi pula dalam peningkatan produktivitas kerja. Manajemen PT Astra Honda Motor dapat mempertahankan kebijakannya terutama yang berkaitan dengan peningkatan motivasi dan kedisiplinan karyawan agar produktivitasnya ini tetap terjaga bahkan lebih meningkatkan lagi. Selain itu, faktor-faktor lain juga bisa dilakukan perbaikan agar produktivitas kerja yang
70
sudah baik ini bisa mengalami peningkatan yang lebih baik lagi. Peningkatan produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa hal seperti perbaikan tingkat pendidikan karyawan, peningkatan keterampilan karyawan, pembentukan sikap dan etika kerja, peningkatan imbalan yang layak, pemberian tunjangan kesehatan, penerapan teknologi maju dan tepat guna, pembangunan kebijakan perusahaan yang positif, serta pemberian kesempatan yang sama pada setiap karyawan untuk unjuk prestasi (Ravianto dalam Suwatno, 2008).