BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab
ini
menguraikan
tentang
pelaksanaan
kegiatan
penelitian,
pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian tersebut, akan menjawab perumusan masalah penelitian. A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis PreExperimental Design yang dilakukan di SMP Negeri 2 Pemalang. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) yang dilaksanakan sejak hari Kamis, 6 April 2017 sampai dengan Selasa 9 Mei 2017. Data dalam penelitian ini terdiri dari pretest dan posttest prestasi belajar siswa serta angket awal dan angket akhir kemandirian belajar siswa. Penelitian diawali dengan pemberian soal pretest untuk mengukur kemampuan prestasi belajar awal siswa yang terdiri dari 5 butir soal uraian. Selanjutnya siswa diberikan angket awal kemandirian belajar siswa untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar awal siswa di kelas eksperimen. Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi oleh observer, yaitu guru matematika SMP Negeri 2 Pemalang. Lembar observer bertujuan untuk mengamati dan mengevaluasi keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
73
telah dibuat. Penelitian ini dilakukan pada materi Garis dan Sudut. Materi ini diajarkan di kelas eksperimen dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen, yaitu di kelas VII C menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Kegiatan pembelajaran selama penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Kegiatan Penelitian No. 1.
Kelas Eksperimen (Pembelajaran Matematika Realistik) Hari, tanggal (jam) Kamis, 6 April 2017
1) Pretest
3 x 40 menit
2) Angket Kemandirian Awal
(11.00 – 13.30 WIB)
3) Pembelajaran 1 : LKPD #1
Sabtu, 8 April 2017 2.
Kegiatan
2 x 40 menit
a.
Hubungan titik, garis, dan bidang
b.
Kedudukan dua garis
1) Pembelajaran 2 : LKPD #2 a. Membagi ruas garis menjadi beberapa
(07.50 – 09.10 WIB)
bagian sama panjang b. Menemukan konsep sudut
3.
Kamis, 13 April 2017 3 x 40 menit (11.00 – 13.30 WIB)
1) Pembelajaran 3 : LKPD #3 a. Hubungan antar sudut b. Hubungan sudut-sudut pada dua garis sejajar 2) Posttest
4.
Selasa, 9 Mei 2017
1) Angket Kemandirian Akhir
1 x 40 menit (07.10 – 07.50 WIB)
74
Dalam penelitian ini proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun sesuai pendekatan pembelajaran yang digunakan. Pada kelas eksperimen yang menggunakan matematika realistik, proses pembelajaran terdiri kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada fase awal meliputi pembukaan, apersepsi, dan motivasi. Penelitian diawali dengan pemberian pretest yang terdiri dari tes dan angket kemandirian belajar siswa untuk mengetahui kemampuan awal matematika dan sikap awal siswa. Penelitian dilanjutkan dengan proses pembelajaran sebanyak 4 kali pertemuan. Pembelajaran diawali dengan memberikan salam kepada peserta didik, kemudian peneliti melanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Seperti biasa, awalnya menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada siswa pada masing-masing pertemuan. Setelah itu siswa dibagi menjadi 8 kelompok masing-masing 4 orang. Kelompok disusun secara acak sesuai tempat duduk. Setiap siswa mendapatkan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) untuk dikerjakan secara mandiri setelah pembahasan kelompok mendapatkan hasil dari diskusi. Materi pada LKPD adalah materi tentang Garis dan Sudut yang menggunakan pendekatan matematika realistik. Sebelum siswa mengerjakan LKPD, peneliti menyampaikan beberapa hal terkait dengan petunjuknya, serta siswa dipandu untuk menjabarkan hal-hal tentang kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran guna mengarahkan siswa menemukan konsep apa
75
yang akan dibahas pada pertemuan itu. Kemudian siswa secara berkelompok mendiskusikan dan menuliskan pemahaman awal siswa mengenai materi pembelajaran dan kemudian berkelompok mencari konsep yang baru melalui LKPD, sehingga menemukan konsep baru yang diharapkan. Kemudian peneliti meminta kepada siswa untuk mengerjakan LKPD di beberapa bagian kegiatan untuk mengetahui siswa sudah paham atau belum dengan materi pada saat pembelajaran. Pada pertemuan awal, banyak siswa yang merasa kesulitan karena belum terbiasa dengan diskusi kelompok, sehingga peneliti harus ikut membantu dan membimbing siswa dalam berdiskusi dan langkah-langkah mengerjakan LKPD agar tercipta suasana diskusi kelompok yang kondusif. Seiring berjalannya penelitian, siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran
yang
menggunakan
diskusi
kelompok
pada
setiap
pertemuan. Dalam pembelajaran, selalu ada siswa yang kadang susah diatur, malas dalam berdiskusi dengan kelompoknya sehingga guru harus memberikan arahan dan teguran kecil agar suasana belajar kelompok (berdiskusi) kembali tercipta dengan baik dan terkontrol. Pembelajaran
dimulai
dengan
pembukaan,
meliputi
guru
membuka pelajaran, meminta salah satu siswa memimpin berdoa, mengecek kehadiran siswa, menyampaikan pokok bahasan yang hendak dipelajari dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya guru memotivasi siswa agar bersemangat selama mengikuti pembelajaran. Guru
76
juga memberikan apersepsi sebelum kegiatan inti pembelajaran dimulai. Seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 12. Guru membuka pelajaran Selanjutnya guru membagikan LKPD dan siswa diminta untuk saling berkelompok dalam mengerjakan LKPD tersebut. Lembar Kegiatan Peserta Didik tersebut berisi langkah-langkah pengerjaan dan beberapa soal-soal terkait Materi Garis dan Sudut yang menggunakan pendekatan Matematika Realistik, seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 13. Siswa berkelompok mengerjakan LKPD
77
Pada tahap selanjutnya, setelah diskusi kelompok, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi di hadapan seluruh teman sekelas. Setelah pada tahap mempresentasikan, guru menerangkan kembali terkait hasil diskusi siswa dan menyampaikan materi Garis dan Sudut dengan mengkaitkan pada konsep pendidikan matematika realistik. Setelah itu, guru juga mengoreksi hasil pekerjaan siswa di hadapan kelas. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 14. Siswa sedang mengerjakan soal di depan kelas
Gambar 15. Guru sedang menerangkan hasil pekerjaan siswa di depan kelas 78
Pada akhir pembelajaran, peneliti mengajak siswa untuk menyampaikan kesimpulan materi yang telah dibahas. Setelah selesai memberikan kesimpulan pembelajaran, peneliti menyampaikan materi selanjutnya yang akan dibahas, kemudian menutup pembelajaran dengan salam. Pada kelas yang sudah diberikan perlakuan dengan menggunakan pembelajaran dan strategi pembelajaran, maka setelah perlakuan diberikan, siswa selanjutnya akan diberikan posttest untuk mengukur prestasi belajar matematika siswa dan angket akhir kemandirian belajar matematika siswa. Seperti yang disajikan pada gambar di bawah ini.
Gambar 16. Siswa sedang mengerjakan posttest Secara keseluruhan, proses pembelajaran di kelas eksperimen berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Keterlakasanaan pembelajaran dapat dilihat pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran pada lampiran.
79
2. Deskripsi Data Penelitian a.
Deskripsi Data Hasil Prestasi Belajar Siswa Data prestasi belajar matematika terdiri dari data pretest dan posttest. Pretest diberikan kepada kelompok eksperimen sebelum proses pembelajaran. Tujuan dari pretest adalah mengetahui kemampuan awal siswa. Posttest dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Tujuan diberikannya posttest adalah mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan. Nilai maksimum dari soal pretest dan posttest adalah 100. Hasil pretest dan posttest dapat dilihat melalui tabel berikut.
Tabel 6. Data Hasil Pretest dan Posttest Prestasi Belajar Siswa Deskripsi
Kelas Eksperimen (VII C) Pretest
Posttest
Rata-rata
31,2812
68,375
Nilai Maksimum Ideal
100
100
Nilai tertinggi
72
100
Nilai terendah
5
14
Standar Deviasi
14,9218
17,8266
Varians
222,6603
317,7903
Rata-rata nilai pretest pada kelas eksperimen adalah 31,2812 dan
nilai tertinggi pada kelas tersebut adalah 72. Setelah
mendapatkan perlakuan dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR), rata-rata posttest di kelas eksperimen menjadi 68,375 dan 10 dari 32 siswa mendapatkan nilai di atas KKM yang ditetapkan. 80
b. Deskripsi Data Kemandirian Belajar Siswa Data kemandirian belajar siswa diperoleh dari pengisian nagket yang dilakukan setiap siswa. Angket kemandirian belajar ini diberikan sebelum
dan
setelah
perlakuan
untuk
mengetahui
pengaruh
pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) terhadap hasil kemandirian belajar siswa. Hasil deskripsi data kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Deskripsi Data Skor Kemandirian Belajar Siswa Kelas Eksperimen (VII C) Deskripsi Kemandirian Awal
Kemandirian Akhir
32
32
87,625
89,4062
Skor tertinggi
101
108
Skor terendah
69
75
Standar Deviasi
9,0116
9,0726
Varians
81,2096
82,3135
Banyaknya siswa Rata-rata
Data skor kemandirian belajar matematika pada penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Kemandirian belajar pada penelitian ini meliputi tiga aspek, yaitu bertanggung jawab, memiliki inisiatif, dan tidak bergantung pada orang lain. Berikut deskripsi data dari ketiga aspek tersebut.
81
Tabel 8. Deskripsi Persentase Data Aspek Kemandirian Belajar Siswa Kelas Eksperimen Aspek Kemandirian Awal
Kemandirian Akhir
Bertanggung jawab
80,92 % (1243)
81,38 % (1250)
Memiliki inisiatif
75 % (864)
76,56 % (882)
Tidak Bergantung pada Orang Lain
77 % (889)
77,95 % (898)
3. Analisis Statistik Uji Inferensial a. Data Sebelum Perlakuan Data yang diperoleh sebelum perlakuan meliputi data hasil pengukuran prestasi belajar dan kemandirian belajar awal siswa dalam pembelajaran
matematika
pada
kelompok
eksperimen.
Jika
ditampilkan dengan tabel dari beberapa uji yang dilakukan, dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 9. Normalitas Pretest dan Skor Angket Kemandirian Awal Variabel Prestasi Kemandirian Belajar
Sig Keputusan 0,716 H0 diterima 0,551 H0 diterima
Berdasarkan tabel di atas, terlihat untuk nilai signifikansi pada uji normalitas untuk pretest dan kemandirian awal belajar masingmasing 0,716 dan 0,551. Dikarenakan 0,716 lebih besar dari 0,05, demikian juga 0,551 juga lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima. Dengan demikian, untuk uji normalitas pada data pretest berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sama halnya dengan uji
82
normalitas pada data kemandirian awal belajar siswa juga berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selengkapnya dapat dilihat pda grafik berikut untuk melihat grafik normal Q-Q Plot untuk Data Pretest Siswa.
Gambar 17. Grafik Normal Q-Q Plot Data Prestasi Awal Belajar Siswa (Pretest)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa normal Q-Q Plot
yang
memperlihatkan
bahwa
data
berdistribusi
normal
ditunjukkan dengan data yang menyebar di sekitar garis.
Gambar 18. Grafik Normal Q-Q Plot Data Kemandirian Awal Belajar Siswa
83
b. Data Setelah Perlakuan 1) Uji Normalitas Data yang diperoleh setelah perlakuan meliputi data hasil pengukuran prestasi belajar dan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) pada kelompok eksperimen. Hasil uji normalitas dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Setelah Perlakuan Variabel Prestasi Kemandirian Belajar
Sig Keputusan 0,813 H0 diterima 0,889 H0 diterima
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data nilai posttest pretasi belajar dan skor kemandirian belajar akhir siswa beristribusi normal dikarenakan nilai signifikansi dari masing-masing variabel lebih dari 0,05 selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 19. Grafik Normal Q-Q Plot Data Prestasi Akhir Belajar Siswa (Posttest) 84
Gambar 20. Grafik Normal Q-Q Plot Data Kemandirian Akhir Belajar Siswa
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa data prestasi belajar dan angket kemandirian belajar siswa menyebar di sekitar garis yang menunjukkan bahwa data berasal dari populasi yag berdistribusi normal. 2) Uji Hipotesis a) Prestasi Belajar Dari hasil uji prasyarat analisis diketahui bahwa data yang didapat berasal dari data yang berdistibusi normal. Setelah diketahui data berdistribusi normal, maka untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu bagaimana keefektifan pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) ditinjau dari prestasi belajar pada materi pokok Garis dan Sudut di kelas VII SMP Negeri 2 Pemalang digunakan uji t-one
85
sample test dan t-paired sample test. Dalam penelitian ini, pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik dikatakan efektif jika rata-rata prestasi belajar siswa meningkat secara signifikan setelah diberikan perlakuan. Hasil perhitungan uji t-one sample test dengan menggunakan program SPSS disajikan pada tabel dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan hasil uji t-paired sample two-tailed test dengan menggunakan program SPSS disajikan pada tabel dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 11. Hasil Uji t-one sample test Data Prestasi Belajar Siswa Sig. (2-tailed) SPSS p-value one-tailed
Keputusan
0,000
H0 ditolak
0,000
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. sama dengan 0,000 untuk two-tailed maka nilai p-value untuk hipotesis satu arah sama dengan
yaitu 0,0000. Karena p-value < 0,05
maka dapat dikatakan bahwa H0 ditolak dengan kata lain prestasi belajar siswa mencapai KKM, setelah diterapkan pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Berdasarkan nilai rata-rata pretest dan posttest yang menghasilkan nilai rata-rata kelas masing-masing 31,28 dan 68,38 menunjukkan bahwa
kenaikan
rata-ratanya
hanya mencapai
31,25 %. Nilai KKM pada tempat penelitian yaitu 80, sementara untuk hasil posttest tidak lebih dari 80. Faktor ini yang kemudian
86
menyimpulkan
bahwa
Pembelajaran
Matematika
dengan
Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik belum efektif ditinjau dari pencapaian KKM pada materi Garis dan Sudut di SMP Negeri 2 Pemalang. Tabel 12. Hasil Uji t-paired sample test Data Prestasi Belajar Siswa Sig. (2-tailed) SPSS p-value one-tailed
Keputusan
0,000
H0 ditolak
0,000
Berdasarkan pada tabel dapat dilihat bahwa dengan nilai pvalue (2-tailed) = 0,000 maka p-value dibagi menjadi dua yaitu 0,000, maka p-value < 0,05. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa H0 ditolak, yang artinya rata-rata prestasi belajar siswa
meningkat
secara
signifikan
setelah
diterapkannya
pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR). b) Kemandirian Belajar Dari hasil uji prasayarat analisis diketahui bahwa data yang didapat berasal dari data yang berdistribusi normal. Setelah diketahui data berdistribusi normal, maka untuk menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu bagaimana keefektifan pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) ditinjau dari kemandirian belajar pada materi pokok Garis dan Sudut di kelas VII SMP Negeri 2 Pemalang digunakan uji tone sample test dan t-paired sample test. Dalam penelitian ini,
87
pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dikatakan efektif jika a) mencapai KKM dan b) rata-rata skor kemandirian belajar siswa meningkat secara signifikan setelah diberi perlakuan. Hasil perhitungan uji t-one sample test dengan menggunakan program SPSS disajikan dalam tabel dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 13. Hasil uji t-one sample test skor kemandirian belajar siswa Sig. (2-tailed) SPSS p-value one-tailed
Keputusan
0,000
H0 ditolak
0,000
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. sama dengan 0,000 untuk two-tailed maka nilai p-value untuk hipotesis satu arah sama dengan
yaitu 0,0000. Karena p-value < 0,05
maka dapat dikatakan bahwa H0 ditolak dengan kata lain skor kemandirian belajar siswa mencapai KKM, setelah diterapkan pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Tabel 14. Hasil Uji t-paired sample test Skor Kemandirian Belajar Siswa Sig. (2-tailed) SPSS p-value one-tailed
Keputusan
0,000
H0 ditolak
0,000
Berdasarkan pada tabel dapat dilihat bahwa dengan nilai pvalue (2-tailed) = 0,000 maka p-value dibagi menjadi dua yaitu 0,000, maka p-value < 0,05. Dengan demikian dapat diambil
88
keputusan bahwa H0 ditolak, yang artinya rata-rata skor kemandirian belajar siswa meningkat secara signifikan setelah diterapkannya
pembelajaran
dengan
pendekatan
Pendidikan
Matematika Realistik (PMR). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) efektif ditinjau dari kemandirian belajar siswa. B. Pembahasan Pada penelitian ini, ada beberapa hal yang akan dibahas sesuai dengan rumusan masalah penelitian, yaitu keefektifan pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) ditinjau dari prestasi dan keefektifan pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) ditinjau dari kemandirian belajar siswa. Pertama, sebelum melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji tpaired sample test terlebih dahulu melakukan uji normalitas. Berdasarkan uji normalitas dengan test kolmogorov-smirnov didapatkan bahwa nilai sig. untuk data sebelum dan sesudah lebih dari 0,05. Pertimbangan lain yang digunakan untuk mengindikasikan “Data penelitian dikatakan cenderung berdistribusi normal adalah jumlah sampel sudah lebih dari 30 dan populasi berjumlah tidak terbatas” (Field, 209 :133). Data yang berdistribusi normal juga dapat dilihat dari skewness untuk mengukur kemiringan dan kurtosis untuk mengukur puncak. Hasil analisis deskriptif output dengan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai
89
statistik mendekati angka 0 dengan angka skewness dan kurtosis masingmasing 0,826 dan 1,596 untuk prestasi awal belajar siswa (pretest) serta 0,694 dan 1,528 untuk prestasi akhir belajar siswa (posttest). “Histogram dan Q-Q Plot dari data penelitian, data akan berdistribusi normal apabila skewness dan kurtosis berada di antara -2 dan +2” (George & Mallery, 2010). Dengan demikian, data prestasi belajar siswa dapat disimpulkan berasal dari data yang berdistribusi normal. Setelah mengetahui bahwa data berdistribusi normal maka dilakukan uji t-one sample test dan t-paired sample test untuk menjawab rumusan masalah pertama. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 diperoleh dari nilai p-value sama dengan 0,000 pada uji tone sample test dan kurang dari 0,05 maka H0 ditolak. Dengan kata lain, data prestasi belajar siswa mencapai KKM setelah diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan PMR. Namun,
setelah
memperhatikan
kenaikan
rata-ratanya
tidak
menunjukkan rata-rata di atas KKM yang ditentukan, yaitu 80. Faktor tersebutlah
yang
kemudian
menyimpulkan
bahwa
pembelajaran
matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik belum efektif ditinjau dari pencapaian KKM pada materi Garis dan Sudut di kelas VII SMP Negeri 2 Pemalang. Ada dua faktor yang diduga mengakibatkan tidak tercapainya hasil belajar untuk mencapai KKM sebesar 80, yang pertama terkait pelaksanaan waktu penelitian yang begitu singkat hanya 4 kali pertemuan, faktor yang kedua yaitu kurang maksimalnya dalam
90
penyusunan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang berupa angket dan soal pretest dan posttest masih belum sesuai dengan karakteristik materi yang diharapkan. Selanjutnya berdasarkan uji t-paired sample test dengan nilai p-value sama dengan 0,0000 dan kurang dari 0,05 maka H0 ditolak yang artinya rata-rata prestasi belajar siswa meningkat secara signifikan setelah diterapkan pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR), maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) efektif ditinjau dari peningkatan prestasi atau hasil belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Pemalang. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Lilik Waziratul (2017) yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa. Kedua, sebelum melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji tpaired sample test terlebih dahulu melakukan uji normalitas terhadap data skor kemandirian belajar siswa. Hasil analisis deskriptif output dengan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai statistik mendekati angka 0 dengan angka skewness dan kurtosis masing-masing -0,400 dan -0,684 untuk kemandirian awal belajar siswa serta 0,215
dan -0,557 untuk
kemandirian akhir belajar siswa. Dengan demikian, data kemandirian belajar siswa dapat disimpulkan berasal dari data yang berdistribusi normal.
91
Setelah mengetahui bahwa data berdistribusi normal maka dilakukan uji t-one sample test dan t-paired sample test untuk menjawab rumusan masalah kedua. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 diperoleh dari nilai p-value sama dengan 0,000 pada uji tone sample test dan kurang dari 0,05 maka H0 ditolak. Dengan kata lain, skor kemandirian belajar siswa mencapai KKM setelah diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan PMR. Selanjutnya berdasarkan uji tpaired sample test dengan nilai p-value sama dengan 0,0000 dan kurang dari 0,05 maka H0 ditolak yang artinya rata-rata skor kemandirian belajar siswa meningkat secara signifikan setelah diterapkan pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR), maka dapat disimpulkan
bahwa
pembelajaran
dengan
pendekatan
Pendidikan
Matematika Realistik (PMR) efektif ditinjau dari pencapaian dan peningkatan kemandirian belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Pemalang C. Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu waktu yang sangat singkat dalam mengambil data. Kendala waktu yang dimaksud adalah ketika penelitian terpotong oleh jadwal UN dan UAS untuk kelas IX. Hal tersebut mengakibatkan pada kurang maksimalnya dalam pengambilan aspek kemandirian belajar maupun aspek prestasi belajar, sehingga persentase data untuk pencapaian prestasi belajar siswa tidak mencapai 50 %.
92