perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Pada bab ini diuraikan mengenai keadaan pratindakan, pelaksanaan penelitian (Siklus I dan Siklus II), hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. A. Keadaan Pratindakan Adanya dilaksanakan
kegiatan pratindakan ini, dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana kondisi awal objek penelitian sebelum tindakan dilakukan. Dalam kegiatan pratindakan ini membahas dua hal, yakni: (1) membahas permasalahan yang dihadapi oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran menulis puisi; dan (2) penyusunan rancangan tindakan pembaruan yang inovatif terhadap proses pembelajaran menulis puisi. 1. Permasalahan yang Dihadapi oleh Guru dan Peserta didik dalam Proses Pembelajaran Menulis Puisi Sebelum melakukan penelitian, penelitian melakukan observasi dan wawancara terhadap guru dan peserta didik kelas 5. Adanya observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran menulis puisi. Kondisi awal tersebut menjadi acuan untuk menentukan tindakan apa yang akan dilakukan pada pembelajaran disetiap siklusnya.
commit67 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Kegiatan observasi pratindakan terhadap pembelajaran menulis puisi dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Maret 2014 pukul 09.45-10.55 di ruang kelas 5 dan dilakukan dalam 1 pertemuan (2 X 35 menit). Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran menulis puisi. Berdasarkan hasil observasi pratindakan terhadap proses pembelajaran menulis puisi diketahui bahwa proses pembelajaran di kelas 5 khususnya pada pembelajaran menulis puisi masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada saat, guru menyampaikan materi hanya menggunakan ceramah serta tidak ada media yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pada saat guru menjelaskan materi, guru kurang bisa mengkondisikan kelas, bisa dikatakan kebanyakan peserta didik lebih menunjukkan kegiatan mengobrol sendiri dengan temannya hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut membuat peserta didik merasa bosan. Materi ajar yang disajikan guru terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan kurang, guru hanya memberikan materi mengenai pengertian puisi saja serta pada saat memberikan contoh guru hanya memberi contoh dengan membacakan sebuah puisi saja. Selain itu, aktivitas peserta didik juga rendah, terlihat guru lebih banyak mendominasi atau berperan aktif dibanding peserta didik. Peserta didik hanya mendengarkan saja.
Dengan adanya guru memberi metode ceramah dan
penugasan yang diandalkan dalam pembelajaran, maka membuat interaksi belajar mengajar di kelas kurang hidup, di samping itu pada saat mengajar guru tidak menggunakan media pembelajaran, guru hanya menulis di papan tulis. Hal tersebut membuat proses pembelajaran kurang menarik. Saat peserta didik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
membuat atau menulis puisi, guru hanya melihat tulisan peserta didik tanpa mengecek hasil tulisan mereka, di sini juga terlihat bahwa pada saat pembelajaran guru lebih terfokus pada membaca puisi daripada menulis puisi. Pada akhir pembelajaran guru tidak memberikan refleksi atau kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, guru juga jarang sekali bertanya pada peserta didik apakah telah paham atau belum tentang materi yang diajarkan. Dari hasil observasi kegiatan pratindakan dapat disimpulkan bahwa: (1) peserta didik cenderung kurang tertarik terhadap pembelajaran; (2) peserta didik mengalami kebosanan terhadap pembelajaran; (3) kurangnya aktivitas serta partisipasi peserta didik dalam pembelajaran; (4) peserta didik kurang memunculkan keberanian berinteraksi atau bertanya tentang materi yang belum dipahaminya; (5) guru masih menggunakan metode konvensional; (6) guru tidak menggunakan media pembelajaran; (7) guru hanya memberikan materi sebatas pada pengertian puisi; dan (8) guru lebih banyak mendominasi atau berperan aktif. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara terhadap guru dan peserta didik. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui tentang pembelajaran menulis puisi. Wawancara terhadap guru dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Maret 2014 pukul 09.15-10.00. di ruang kantor guru SDN Pajang 1. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dapat diketahui bahwa, peneliti mendapatkan hal yang menjadi catatan dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pertama, guru masih menggunakan metode konvensional dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
mengajar sehingga peserta didik kurang tertarik terhadap pembelajaran tersebut; kedua, guru belum menggunakan media pembelajaran; ketiga, perhatian peserta didik kurang terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Mungkin guru hanya memakai metode ceramah dan tidak memakai media pembelajaran. Selanjutnya, guru lebih banyak terfokus pada kegiatan membaca puisi yang tidak sesuai dengan indikator. Wawancara terhadap peserta didik dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Maret 2014 pukul 10.00-10.54 di depan ruang kelas 5. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik dapat diketahui bahwa, proses pembelajaran menulis puisi yang dilakukan guru, belum berjalan dengan baik dan menarik. Hal tersebut dapat diketahui dari penjelasan beberapa peserta didik tersebut bahwa guru masih menggunakan metode konvensional. Dalam memberikan contoh menulis puisi, guru masih belum memberikan contoh secara jelas. Guru hanya membacakan contoh puisi saja. Selanjutnya peserta didik juga mengalami kebosanan terhadap pembelajaran menulis puisi karena guru tidak memakai metode atau model pembelajaran yang menarik, yang dapat meningkatkan perhatian peserta didik. Selain melakukan observasi dan wawancara, peneliti juga berusaha untuk mengetahui kemampuan peserta didik kelas 5 ini dalam menulis puisi. Kemampuan menulis puisi ini, dilakukan setelah guru memberi pelajaran mengenai puisi. Setelah guru memberi pelajaran mengenai puisi, guru meminta peserta didik untuk menulis puisi. Penilaian menulis puisi tersebut ada 3 aspek yang dinilai yakni, tema puisi, amanat puisi, dan pilihan kata/diksi. Hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
penilaian terhadap karya peserta didik berupa menulis puisi menunjukkan bahwa pada kegiatan pratindakan rata-rata nilai peserta didik mencapai 68,18. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Puisi Pratindakan Interval 50-59 60-69 70-79 80-90 Jumlah
Frekuensi Absolut 7 18 6 13 44
Frekuensi Relatif (%) 15,91% 40,91% 13,64% 29,54% 100%
Dari data di atas, diketahui peserta didik yang mendapat nilai 50-59 ada 7, nilai 60-69 ada 18, nilai 70-79 ada 6, dan nilai 80-90 ada 13.
Gambar 3. Histogram Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Puisi pada Pratindakan Nilai terendah yang diperoleh peserta didik yakni 50, dan nilai tertingginya 90. Peserta didik yang mampu mendapatkan nilai sama atau lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yakni 19 dari 44 peserta didik, sehingga diperoleh persentase 43,18%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Ketuntasan Belajar (%)
43,18
Tuntas Belum Tuntas
56,82
Gambar 4. Diagram Lingkaran Ketuntasan Pembelajaran Menulis Puisi pada Pratindakan Dari hasil observasi, wawancara guru serta wawancara peserta didik, dan data nilai kemampuan menulis puisi peserta didik dalam menulis puisi dikatakan bahwa kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran menulis puisi masih rendah sehingga perlu adanya usaha untuk meningkatkannya. Ada beberapa penyebab rendahnya kemampuan menulis puisi antara lain: 1. Peserta didik cenderung kurang tertarik dan mengalami kebosanan terhadap pembelajaran; 2. Kurangnya aktivitas, partisipasi serta keberanian berinteraksi peserta didik dalam pembelajaran; 3. Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional dan tidak menggunakan media pembelajaran. 4. Kemampuan menulis peserta didik masih rendah, nilai masih banyak yang belum mencapai KKM.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
2. Penyusunan Rancangan Tindakan Pembaruan yang Inovatif Terhadap Proses Pembelajaran Menulis Puisi Berdasarkan hasil kegiatan observasi pratindakan, wawancara guru serta wawancara peserta didik, dan nilai kemampuan menulis puisi peserta didik, peneliti bersama guru mendiskusikan bagaimana langkah-langkah untuk memperbaiki proses pembelajaran. Diskusi tersebut membahas metode apa yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis puisi dan media pembelajaran yang digunakan. Peneliti bersama guru sepakat akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe examples non-examples dengan media gambar. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Menurut Sugiyanto (2009: 37) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil peserta didik untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Metode yang dipilih yakni metode examples non-examples. Menurut Hamdani (2011: 94) mengatakan bahwa metode examples non-examples adalah metode belajar yang menggunakan contohcontoh. Contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan KD.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Media yang dipilih adalah media gambar. Media gambar lebih banyak digunakan guru karena lebih praktis dan mudah digunakan. Melalui gambar guru dapat memberikan gambaran tentang suatu objek entah makhluk hidup ataupun suatu tempat, sehingga penjelasan guru lebih konkret daripada hanya diuraikan dengan kata-kata. Hamdani (2011: 262) mengatakan bahwa media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari. Dengan adanya media gambar seperti ini diharapkan dapat mendorong minta peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi dan membantu peserta didik untuk mencari ide serta gagasan dan dapat dituangkan dalam bentuk tulisan yakni menulis sebuah puisi.
B. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yakni (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4) refleksi. 1. Siklus I Kegiatan Siklus I ini dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Rabu, 26 Maret 2014 di kelas 5 SDN Pajang 1 pukul 09.45-10.55. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 28 Maret 2014 pukul 07.4508.55 di tempat yang sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
a. Perencanaan Tindakan Siklus I Tahap perencanaan Siklus I meliputi lima kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: (1) menyamakan persepsi antara peneliti dan guru (Pengertian PTK dan Model Pembelajaran yang akan diterapkan; (2) merancang skenario pembelajaran; (3) menyusun RPP; (4) mempersiapkan media pembelajaran; dan (5) mempersiapkan instrument penelitian. Langkah pertama dalam kegiatan perencanaan tindakan Siklus I adalah menyamakan persepsi antara peneliti dan guru mengenai pengertian PTK dan model pembelajaran yang akan diterapkan. Penyamaan persepsi ini, dilakukan melalui diskusi. Diskusi yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan guru kelas 5 Pada hari Jumat, 21 Maret 2014 peneliti dan guru melakukan kegiatan diskusi di Ruang tamu kantor SDN Pajang 1. Diskusi tersebut membahas mengenai apa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) serta, apa dan bagaimana yang dimaksud dengan model pembelajaran yang akan diterapkan yakni Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples NonExamples dengan Media Gambar. Setelah dilakukan diskusi, maka didapat hasil sebagai berikut: (1) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yakni penelitian tindakan yang dilakukan di kelas, dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran. PTK dapat dilakukan oleh guru kelas maupun dapat dilakukan dengan kolaborasi, misalnya kolaborasi antara guru kelas dengan peneliti.; (2) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples Non-Examples dengan Media Gambar yakni model pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
kooperatif ini adalah model pembelajaran berkelompok, sedangkan metode yang digunakan dalam pembelajaran berkelompok tersebut menggunakan tipe examples non-examples. Tipe atau metode examples non-examples ini merupakan metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contohcontoh tersebut dapat diambil dari sebuah kasus atau gambar. Setelah melakukan diskusi dengan guru dan penyamaan persepsi mengenai pengertian PTK dan Model pembelajaran yang akan diterapkan, maka kegiatan yang dilakukan berikutnya adalah merancang skenario pembelajaran. Dalam merancang skenario pembelajaran tersebut, masih bersifat diskusi antara peneliti dan guru. Diskusi tentang rancangan skenario pembelajaran tersebut dilakukan, pada hari Sabtu, 22 Maret 2014. Berikut hasil diskusi mengenai skenario pembelajaran menulis puisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe examples non-examples dengan media gambar secara garis besar sebagai berikut. 1) Pertemuan I a) Guru mempersiapkan kompetensi yang akan dicapai, kemudian membuka pelajaran dengan salam dan berdoa terlebih dahulu. Setelah itu guru melanjutkan dengan memberikan apersepsi berupa tanya jawab; b) Guru memberikan sedikit materi sebagai pengantar; c) Guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran, kemudian guru menempelkan gambar dipapan tulis, dengan contoh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
gambar tersebut guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperhatikan gambar; d) Guru menuntun peserta didik untuk menganalisis gambar; e) Kemudian guru membagi peserta didik ke dalam kelompokkelompok. Satu kelompok terdiri dari 2-3 orang peserta didik. Setelah dibentuk kelompok, guru memberikan satu gambar disetiap kelompok. Satu kelompok dengan kelompok lain mendapatkan gambar yang berbeda-beda. Setelah membagi kelompok dan membagi media gambar, guru meminta peserta didik untuk menyusun sebuah puisi sesuai dengan gambar yang diberikan. Setelah selesai berdiskusi dan menyusun sebuah puisi, setiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan puisi hasil diskusinya; f) Setelah setiap perwakilan kelompok maju kedepan kelas untuk membacakan puisi hasil diskusi, guru memberi komentar dan guru menjelaskan materi secara menyeluruh, serta guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti peserta didik. Kemudian, guru memberi penguatan dan penyimpulan sebelum mengakhiri pelajaran; g) Guru memberi tugas/PR kepada peserta didik untuk menyusun sebuah puisi. 2) Pertemuan 2 a) Pada awal pembelajaran pertemuan 2 ini sama halnya dengan pertemuan 1 yakni, guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
materi yang akan diajarkan yang masih ada kaitannya dengan pertemuan 1, yakni materi tentang puisi; b) Pada pertemuan 2 ini guru meminta beberapa peserta didik terlebih dahulu maju kedepan kelas untuk membacakan hasil tugas/PR membuat puisi; c) Selanjutnya setelah beberapa peserta didik maju kedepan kelas membacakan hasil tugas/PR membuat puisi, guru mengingatkan peserta didik dan sedikit mengulang kembali materi di pertemuan 1; d) Kemudian guru meminta peserta didik untuk melakukan tes individu menulis puisi; e) Pada pertemuan akhir guru menyimpulkan materi dan memberikan motivasi kepada peserta didik untuk sering menulis puisi. Setelah skenario dirumuskan secara kolaborasi antara guru dengan peneliti, kemudian guru mempunyai tanggung jawab untuk menyusun sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan membuat materi puisi. Penyusunan RPP yang dilakukan oleh guru haruslah sejalan dengan skenario yang telah dibahas secara kolaborasi antara guru dengan peneliti. Penyusunan RPP oleh guru, juga diiringi pembuatan media pembelajaran untuk memberikan contoh membuat puisi kepada peserta didik. Media tersebut yaitu media gambar. Semua kegiatan tersebut selalu didiskusikan antara guru dengan peneliti. Penyusunan RPP, materi ajar, beserta media pembelajaran yakni gambar dilakukan pada hari Senin, 24 Maret 2014. Kemudian, setelah guru menyusun RPP, materi ajar, dan media
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
pembelajaran yakni gambar , peneliti meriewnya. Setelah meriew peneliti menemukan beberapa hal yang harus diperbaiki oleh guru. Hasil dari penyusunan RPP, materi ajar, dan media pembelajaran yakni gambar dapat dilihat pada lampiran. Kegiatan yang terakhir yaitu menyusun dan mempersiapkan instrumen penelitian sebagai evaluasi pembelajaran. Instrumen penelitian terdiri dari instrumen tes dan instrumen nontes yang disusun pada hari Selasa, 25 Maret 2014. Instrumen tes digunakan untuk menilai hasil menulis puisi peserta didik melalui model pembelajaran kooperatif tipe examples non-examples dengan media gambar, sedangkan instrumen nontes yaitu pedoman observasi kinerja guru, pedoman observasi kinerja peserta didik, jurnal refleksi guru, dan jurnal refleksi peserta didik. Hasil dari penyusunan instrumen pembelajaran tersebut juga dapat dilihat pada lampiran. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pada Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan atau empat jam pelajaran (4 X 35 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan hari Rabu, 26 Maret 2014. Pertemuan kedua dilaksanakan hari Jumat, 28 Maret 2014. Pertemuan Siklus I, baik pertemuan pertama dan pertemuan kedua, disesuaikan dengan skenario dan RPP yang telah dibuat. Baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua, terdiri dari tiga kegiatan, yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut uraian pertemuan baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
1) Pertemuan Pertama Siklus I Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Maret 2014. Kegiatan awal pertemuan pertama, guru mulai membuka pelajaran dengan salam, dan disambut salam tersebut oleh peserta didik secara serentak. Setelah membuka pelajaran dengan salam, guru mengajak peserta didik melakukan tepuk semangat untuk memfokuskan peserta didik dalam pelajaran yang akan dilakukan. Kemudian setelah melakukan tepuk semangat secara bersama-sama, guru melanjutkan dengan memberikan apersepsi berupa tanya jawab kepada peserta didik mengenai apa saja manfaat kegiatan menulis puisi untuk menggali pengetahuan awal peserta didik terkait dalam pelajaran puisi. Setelah sekitar 5 menit melakukan apersepsi tanya jawab, guru mulai menjelaskan sedikit materi sebagai pengantar dengan cara membacakan materi pelajaran tersebut yakni tentang pengertian puisi, pengertian puisi bebas, dan langkah-langkah menulis puisi. Penjelasan yang disampaikan guru memakai teknik ceramah. Setelah menyampaikan materi sebagai pengantar yakni, tentang pengertian puisi, pengertian puisi bebas, dan langkah-langkah menulis puisi, guru selanjutnya memberikan contoh membuat/menulis puisi dengan mengkaitkannya pelajaran puisi tersebut dengan buah-buah an. Pada saat itu guru mencontohkan misalnya buah durian, guru memberi penjelasan pada peserta didik dengan menyebutkan ciri-ciri buah durian yakni, (1) buah durian manis rasanya; (2) buah durian berduri tajam,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
dengan adanya guru mengkaitkan materi pelajaran dengan contoh nyata yaitu buah durian, membuat peserta didik untuk lebih membangkitkan antusias
dan
dapat
menuangkan
ide
peserta
didik
dalam
membuat/menulis sebuah puisi. Dalam guru memberikan materi tersebut, terlihat peserta didik antusias, tertarik, dan memperhatikan penjelasan guru. Pada kegiatan inti pertemuan pertama, setelah guru menjelaskan materi
yang
berkaitan
dengan
puisi
sebagai
pengantar,
guru
menempelkan sebuah gambar di papan tulis sebagai media pembelajaran yang digunakan untuk pemberian contoh membuat/menulis puisi. Setelah guru menempelkan gambar tersebut di papan tulis, guru memberikan petunjuk
dan
memberi
kesempatan
pada
peserta
didik
untuk
memperhatikan gambar yang ada di depan. Guru menuntun peserta didik untuk menganalisis benda apa saja yang ada di dalam gambar, dengan adanya benda-benda yang ada di dalam gambar, guru mencoba untuk mengarahkan peserta didik membuat puisi dengan melihat benda-benda yang ada di dalam gambar tersebut. Sambil mengarahkan peserta didik untuk membuat puisi dengan melihat gambar, guru menulis puisi di papan tulis sesuai dengan gambar yang ditempel. Setelah kegiatan tersebut, guru membagi kelompok kelas. Guru membagi kelompok menjadi 2-3 orang peserta didik dalam satu kelompok. Setiap kelompok diberikan media yakni sebuah gambar yang berbeda-beda antara gambar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
kelompok satu dengan gambar kelompok yang lainnya untuk melakukan diskusi kelompok membuat/menulis puisi sesuai dengan gambar. Pada saat kegiatan berkelompok guru kurang bisa mengkondisikan peserta didik, dapat dilihat dengan guru hanya meminta peserta didik yang duduk sebangku untuk bergabung kebangku lain yang agar menjadi 3 orang. Maksudnya guru tidak memperhatikan penataan meja dan kursi agar peserta didik dapat berdiskusi kelompok dengan nyaman. Dengan penataan meja dan kursi hanya seperti itu, peserta didik cenderung kurang terkondisi dan dan kebanyakan peserta didik yang berada/duduk di belakang ramai sendiri. Setelah guru membagi tiap kelompok menjadi 2-3 orang, dengan bantuan gambar setiap kelompok diminta untuk berdiskusi
serta
menganalisis
gambar
tersebut
kemudian
membuat/menyusun sebuah puisi sesuai dengan gambar yang telah dibagikan guru. Peserta didik terlihat antusias ketika membuat/menyusun puisi karena, ada media gambar yang dapat membantu peserta didik untuk lebih bisa menuangkan ide nya. Terlihat juga pada saat diskusi kelompok, peserta didik terlihat cukup tertarik dengan adanya media gambar tersebut. Kemudian, setelah setiap kelompok selesai berdiskusi dan mengerjakan, guru memanggil dan menunjuk beberapa perwakilan kelompok untuk maju dan tampil di depan kelas membacakan puisi yang telah dibuat. Setelah beberapa kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan puisi yang telah dibuat, guru kembali meminta peserta didik untuk melakukan tepuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
semangat secara bersama-sama sebagai selingan, agar peserta didik tidak merasa bosan terhadap pelajaran sekaligus membangkitkan kembali antusias peserta didik. Pada kegiatan akhir/penutup pertemuan pertama, setelah adanya selingan dengan cara melakukan tepuk semangat secara bersama-sama, guru memberikan komentar hasil diskusi kelompok menulis puisi dan menjelaskan kembali materi secara menyeluruh serta memberikan kesimpulan terhadap pembelajaran menulis puisi yang telah dilakukan hari ini. Kemudian, guru meminta peserta didik untuk membuat sebuah puisi untuk sebagai tugas/ PR di rumah. Sebelum pelajaran usai, guru bersama-sama peserta didik menyanyikan lagu pelangi-pelangi sebagai hiburan selingan penutup. Setelah itu guru menutup pelajaran dengan salam. Peserta didik secara serentak menjawab salam yang diucapkan guru. 2) Pertemuan Kedua Siklus I Sama halnya dengan pertemuan pertama kemarin, pertemuan kedua Siklus I terdiri dari tiga kegiatan pokok atau utama, yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 28 Maret 2014. Sama seperti pada pertemuan pertama, kegiatan awal guru terlebih dahulu membuka pelajaran dengan salam dan berdoa. Guru mulai mengingatkan kepada peserta didik tentang pelajaran hari Rabu kemarin mengenai materi puisi. Guru mulai melakukan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi puisi yang telah dipelajari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
kemarin/pada waktu pertemuan pertama. Misalnya, guru memberi pertanyaan pada peserta didik, apa itu pengertian puisi, pengertian puisi bebas, dan langkah-langkah menulis puisi. Sekitar 10 menit guru melakukan tanya jawab seputar pelajaran materi puisi pada pertemuan 1 kemarin. Setelah mengingatkan materi yang telah diajarkan kemarin kepada peserta didik, guru meminta peserta didik untuk mengambil dan membuka PR yang ditugaskan kemarin, yakni tugas menulis puisi, kemudian guru meminta beberapa peserta didik untuk maju ke depan kelas untuk membacakan puisi yang telah dibuat di rumah. Sebelum peserta didik maju kedepan untuk membacakan puisi, guru memberi selingan dengan cara menyajikan sedikit materi tentang bagaimana membaca puisi. Pada saat itu guru menyajikan selingan materi berupa bagaimana membaca puisi yakni membaca puisi itu, mimik wajah dan cara ucapan/pengucapan harus sesuai dengan tema puisi. Jika, misalnya mengambil tema puisi yang sedih, mimik wajah serta cara pengucapan/nada suara harus menyesuaikan dengan tema sedih tersebut. Setelah guru menjelaskan sedikit materi bagaimana membaca puisi sebagai selingan, guru bertanya kepada peserta didik apakah sudah paham atau belum, kemudian peserta didik dengan serentak menjawab sudah paham. Setelah itu, guru meminta beberapa peserta didik untuk maju ke depan kelas untuk membacakan hasil puisi yang telah dibuat di rumah. Peserta didik terlihat antusias dan bergembira ketika guru meminta peserta didik untuk membacakan puisi nya ke depan kelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
Tetapi, masih ada beberapa peserta didik yang duduk di belakang terlihat ramai sendiri. Masuk dalam kegiatan inti, setelah beberapa peserta didik maju ke depan kelas membacakan puisi, guru memberi intruksi pada peserta didik bahwa
pada
pelajaran
kali
ini
sepenuhnya
menulis
puisi.
Pembuatan/penyusunan puisi tersebut didasarkan pada pertemuan pertama kemarin. Setelah 30-40 menit peserta didik melakukan tes menulis
puisi,
kemudian
guru
meminta
peserta
didik
untuk
mengumpulkan tugas tersebut di depan kelas. Setelah itu pada kegiatan akhir, guru menyimpulkan pelajaran dengan cara menyimpulkan pelajaran yang telah dilakukan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Sebelum guru menutup pelajaran, guru melakukan selingan yakni meminta peserta didik untuk melakukan tepuk semangat secara bersama-sama. Kemudian guru memberi motivasi pada peserta didik untuk sering menulis puisi. Setelah itu, guru menutup pelajaran dengan salam, dan peserta didik menjawab salam tersebut secara serentak. c. Observasi Peneliti mengamati proses pembelajaran menulis puisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe examples non-examples dengan media gambar peserta didik kelas 5 SDN Pajang 1 dengan mengambil posisi atau tempat duduk di dalam kelas bangku paling belakang. Dengan adanya hal tersebut peneliti dapat dengan mudah mengamati proses pembelajaran yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
dilakukan guru. Pembelajaran Siklus I yang berlangsung pada hari Rabu, 26 Maret 2014 pukul 09.45-10.55 dan hari Jumat, 28 Maret 2014 pukul 07.4508.55. selama 4 X 35 menit. Peneliti fokus pada kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan peserta didik. Dalam pelaksanaan observasi ini peneliti menggunakan lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. 1) Observasi Kinerja Guru Proses pembelajaran telah dilakukan sesuai dengan RPP. Setelah membuka pelajaran, guru mengkondisikan kelas dilanjut dengan memberi apersepsi, kemudian guru memberikan sedikit materi sebagai pengantar, guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran, guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperhatikan gambar, guru menuntun peserta didik untuk menganalisis gambar, kemudian guru membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok. Satu kelompok terdiri dari 2-3 orang peserta didik, guru meminta peserta didik untuk menyusun sebuah puisi, guru memberi komentar dan guru menjelaskan materi secara menyeluruh, serta guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti peserta didik. Kemudian, guru memberi penguatan dan penyimpulan sebelum mengakhiri pelajaran. Observasi terhadap aktivitas kinerja guru meliputi beberapa aspek, yakni: (1) menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran; (2) memeriksa kesiapan peserta didik dan keadaan/kondisi kelas; (3) memberi salam dan mengabsen peserta didik; (4) memberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
apersepsi; (5) menyampaikan SK, KD, tujuan, dan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran; (6) menunjukkan penguasaan materi pelajaran; (7) mengkaitkan materi dengan penguatan lain yang relevan; (8) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan yang akan dicapai); (9) melaksanakan pembelajaran secara jelas dan runtut; (10) menguasai kelas; (11) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu; (12) menunjukkan model pembelajaran dengan runtut sesuai RPP; (13) menggunakan media secara efektif dan efisien; (14) menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar; (15) menggunakan bahasan tulisan yang baik dan benar; (16) memantau kemajuan belajar peserta didik; (17) membimbing peserta didik pada saat proses pembelajaran;
(18)
melakukan
penilaian
akhir
sesuai
dengan
kompetensi; (19) melakukan refleksi dengan melibatkan peserta didik; dan (20) melaksanakan tindak lanjut. Berdasarkan observasi kinerja guru, diperoleh hasil bahwa kinerja guru pada pertemuan pertama Siklus I mencapai nilai 65 dengan kriteria cukup, sedangkan kinerja guru pada pertemuan kedua Siklus I mencapai nilai 72 dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada dua pertemuan Siklus I diperoleh rata-rata kinerja guru pada Siklus I adalah 68,5 dengan kriteria cukup. Dapat disajikan nilai rata-rata kinerja guru pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
Tabel 3. Nilai Rata-rata Kinerja Guru pada Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Siklus I Pertemuan Pertama 65
Pertemuan Kedua 72
Rata-rata 68,5
Kriteria Cukup
2) Observasi Kinerja Peserta Didik Observasi terhadap kinerja peserta didik difokuskan pada empat aspek yakni, (1) perhatian peserta didik selama proses pembelajaran; (2) motivasi belajar peserta didik selama proses pembelajaran; (3) keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran; dan (4) interaksi peserta didik dengan guru selama proses pembelajaran. a) Perhatian Peserta Didik selama Proses Pembelajaran Indikator ini meliputi peserta didik dalam memperhatikan pada saat guru melakukan apersepsi dan menyampaikan materi pembelajaran, peserta didik tidak melamun dan tidak mengantuk, peserta didik mencatat semua materi dan penjelasan yang diberikan guru. Persentase keberhasilan indikator ini mencapai 70,91%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. b) Motivasi Belajar Peserta Didik selama Proses Pembelajaran Indikator ini meliputi peserta didik menunjukkan minatnya terhadap pelajaran, adanya reaksi senang yang ditunjukkan peserta didik
terhadap stimulus yang diberikan guru. Persentase
keberhasilan indikator ini mencapai 68,86%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
c) Keaktifan Peserta Didik selama Proses Pembelajaran Indikator ini meliputi peserta didik bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran, bersemangat dalam mengikuti pelajaran, melaksanakan diskusi, ikut serta dalam pemecahan masalah. Persentase keberhasilan indikator ini mencapai 67,05%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. d) Interaksi Peserta Didik dengan Guru selama Proses Pembelajaran Indikator ini meliputi peserta didik sering bertanya pada guru saat mengalami kesulitan belajar, dan peserta didik sering bertanya tentang materi yang belum dipahami. Persentase keberhasilan indikator ini mencapai 64,77%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Rata-rata kinerja peserta didik pada Siklus I mencapai 13,61 dari nilai maksimal 20. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Secara ringkas nilai kinerja peserta didik Siklus I dapat disajikan dalam diagram berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
Jumlah Peserta Didik
30 25 20 15 10 5 0
28
7
6
3
0
Sangat Baik Cukup Kurang Sangat Kategori Baik Kurang
Gambar 5. Diagram Nilai Kinerja Peserta Didik Siklus I Diagram di atas menunjukkan nilai kinerja peserta didik Siklus I yang berada pada kategori sangat kurang tidak ada, pada kategori kurang ada 3 peserta didik, pada kategori cukup ada 6 peserta didik, pada kategori baik ada 28 peserta didik, pada kategori sangat baik ada 7 peserta didik. 3) Kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan nilai kemampuan menulis puisi pada Siklus I, didapatkan nilai rata-rata peserta didik 74,54. Nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Hasil distribusi frekuensi nilai peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siklus I Interval 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99 Jumlah
Frekuensi Absolut 1 14 10 11 8 44
Frekuensi Relatif (%) 2,27% 31,82% 22,73% 25% 18,18% 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa: (1) peserta didik yang mendapat nilai 50-59 sebanyak 1 peserta didik; (2) peserta didik yang mendapat nilai 60-69 sebanyak 14 peserta didik; (3) peserta didik yang mendapat nilai 70-79 sebanyak 10 peserta didik; (4) peserta didik yang mendapat nilai 80-89 sebanyak 11 peserta didik; dan (5) peserta didik yang mendapat nilai 90-99 sebanyak 8 peserta didik.
Gambar 6. Histogram Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siklus I Nilai
akhir
Siklus
I
menunjukkan
adanya
peningkatan
dibandingkan dengan nilai pratindakan. Pada kegiatan pratindakan, peserta didik yang dapat mencapai KKM hanya 19 peserta didik,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
sedangkan pada Siklus I ada 29 peserta didik. Dari data tersebut diperoleh persentase ketuntasan sebesar 65,91% dari 44 peserta didik, sedangkan yang belum tuntas ada 15 peserta didik atau 34,09%. Dapat disajikan pada diagram berikut.
Ketuntasan Belajar (%)
34,09
Tuntas Belum Tuntas 65,91
Gambar 7. Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar Menulis Puisi Siklus I (dalam %)
d. Refleksi Proses pembelajaran menulis puisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe examples non-examples dengan media gambar pada Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Maret 2014 dan Jumat, 28 Maret 2014 berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana. Pembelajaran menulis puisi mengalami peningkatan baik dari segi proses pembelajaran maupun dari hasil akhir menulis puisinya. Hal tersebut merupakan kelebihan dari pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe examples non-examples dengan media gambar. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
1) Peserta didik lebih antusias dan tertarik terhadap pembelajaran menulis puisi dibandingkan dengan pembelajaran pratindakan; 2) Peserta
didik
cenderung
tidak
mengalami
kebosanan
dalam
pembelajaran; 3) Peserta didik dapat mengeluarkan ide kreatif; 4) Peserta didik lebih mudah dalam mengeluarkan pendapat serta ide dalam pembelajaran menulis puisi; 5) Proses pembelajaran yang disajikan guru tidak monoton; 6) Pembelajaran lebih menyenangkan; 7) Nilai akhir peserta didik mengalami peningkatan dari pratindakan ke Siklus I. Namun, masih ada beberapa hal yang dianggap masih menjadi faktor kurang tercapainya KKM, karena masih ada beberapa peserta didik yang nilainya belum tuntas. Beberapa hal tersebut ialah sebagai berikut. 1) Masih ada beberapa peserta didik yang kurang jelas dan paham mengenai pembelajaran menulis puisi karena, materi yang disajikan guru kurang begitu lengkap. Guru hanya menyajikan materi sebatas pengertian puisi dan langkah-langkah menulis puisi; 2) Media yang disajikan guru terlalu kecil. Sehingga, beberapa peserta didik yang duduk di bangku belakang kurang jelas terhadap gambar, alhasil peserta didik yang berada/duduk di bangku belakang kurang jelas dan paham
dengan
penjelasan
yang
disampaikan
guru.
Sehingga
menyebabkan nilai KKM menulis puisi beberapa peserta didik rendah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
Berdasarkan hal di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran menulis puisi belum dapat terpenuhi.
Dengan demikian,
kegiatan pembelajaran menulis puisi perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya, dengan
mengkaji
ulang
rancangan
pembelajaran
sesuai
dengan
permasalahan pada Siklus I. Berdasarkan hasil refleksi di atas, ada beberapa hal yang harus diperbaiki dalam Siklus berikutnya. Guru dan peneliti setelah berdiskusi mendapatkan kesimpulan bahwa ada beberapa hal yang harus diperbaiki. Yakni sebagai berikut. 1) Memperbaiki media gambar dengan cara, menampilkan gambar ke LCD, sehingga peserta didik yang duduk di bangku belakang dapat melihat dan memahami dengan jelas; 2) Menambah beberapa materi ajar yakni, pengertian tema puisi, amanat puisi, dan pemilihan diksi/kata; 3) Dalam proses pembelajaran yang akan datang, pembelajaran tidak dilakukan di dalam kelas, melainkan dialihkan keruang multimedia, hal tersebut dilakukan agar peserta didik lebih tertarik terhadap pembelajaran yang akan disajikan guru. 2. Siklus II Kegiatan Siklus II ini dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Rabu, 2 April 2014 di ruang multimedia SDN Pajang 1 pukul 09.45-10.55. pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 4 April 2014 di ruang kelas SDN Pajang I pukul 07.45-08.55.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
a. Perencanaan Tindakan Siklus II Tahap perencanaan Siklus II meliputi empat kegiatan. Kegiatankegiatan tersebut meliputi: (1) merancang skenario pembelajaran; (2) menyusun RPP; (3) mempersiapkan media pembelajaran; dan (4) mempersiapkan instrument penelitian. Langkah pertama dalam kegiatan perencanaan tindakan Siklus II adalah merancang skenario pembelajaran. Pada hari Sabtu, 29 Maret 2014 di ruang tamu kantor, peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk kegiatan pembelajaran di Siklus II. Setelah mencatat beberapa hal yang dianggap kurang terhadap pembelajaran di Siklus I kemarin dan kekurangan tersebut perlu diadakan perbaikan. Kekurangan pada kegiatan pada Siklus I kemarin yakni, (1) memperbaiki media gambar dengan cara, menampilkan gambar ke LCD; (2) menambah beberapa materi ajar yakni, pengertian tema puisi, amanat puisi, dan pemilihan diksi; dan (3) dalam proses pembelajaran pada Siklus II, kegiatan pembelajaran akan dilakukan di ruang multimedia. Dengan adanya kekurangan pada kegiatan pembelajaran pada Siklus I kemarin, maka peneliti bersama guru berdiskusi untuk merancang skenario pembelajaran sesuai dengan kekurangan yang terjadi pada Siklus I. Setelah berdiskusi, berikut hasil diskusi mengenai skenario pembelajaran menulis puisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe examples non-examples dengan media gambar pada Siklus II secara garis besar sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
1) Pertemuan 1 a) Guru mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran di ruang multimedia; b) Sama seperti pada kegiatan Siklus I kemarin, di Siklus II ini guru mempersiapkan kompetensi yang akan dicapai, kemudian membuka pelajaran dengan salam dan berdoa terlebih dahulu. Setelah itu guru melanjutkan apersepsi berupa tanya jawab mengenai materi pelajaran yang diajarkan waktu kegiatan pembelajaran di Siklus I kemarin; c) Guru memberikan sedikit materi sebagai pengantar; d) Guru mempersiapkan gambar sebagai media pembelajaran, kemudian guru menayangkan gambar tersebut melalui LCD proyektor, dengan contoh gambar tersebut guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperhatikan gambar; e) Kemudian, sama juga seperti kegiatan pembelajaran di Siklus I, dalam pembelajaran di Siklus II ini, guru membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok. Satu kelompok terdiri dari 3 orang peserta didik. Setelah dibentuk kelompok, guru memberikan satu gambar disetiap kelompok. Satu kelompok dengan kelompok lain mendapatkan
gambar
yang
berbeda-beda.
Setelah
membagi
kelompok dan membagi media gambar, guru meminta peserta didik untuk menyusun sebuah puisi sesuai dengan gambar yang diberikan guru. Setelah selesai berdiskusi dan menyusun sebuah puisi, setiap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
kelompok diberi kesempatan untuk membacakan puisi hasil diskusinya; f) Setelah setiap perwakilan kelompok maju kedepan kelas untuk membacakan puisi hasil diskusi, guru memberi komentar dan guru menjelaskan materi secara menyeluruh, serta guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti peserta didik. Kemudian, guru memberi penguatan dan penyimpulan sebelum mengakhiri pelajaran; g) Guru memberi tugas/PR kepada peserta didik untuk menyusun sebuah puisi. 2) Pertemuan 2 a) Pada awal pembelajaran pertemuan 2 ini sama halnya dengan pertemuan 1 yakni, guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan yang masih ada kaitannya dengan materi puisi; b) Sama halnya pada pertemuan 2 di kegiatan Siklus I, pada pertemuan 2 di kegiatan Siklus II ini, guru meminta beberapa peserta didik terlebih dahulu maju kedepan kelas untuk membacakan hasil tugas/PR membuat puisi; c) Selanjutnya setelah beberapa peserta didik maju kedepan kelas membacakan hasil tugas/PR membuat puisi, guru mengingatkan peserta didik dan sedikit mengulang kembali materi yang diajarkan pada waktu pertemuan yang lalu; d) Kemudian guru meminta peserta didik untuk melakukan tes individu;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
e) Pada pertemuan akhir guru menyimpulkan materi dan memberikan motivasi kepada peserta didik untuk sering menulis puisi. Setelah merancang skenario secara kolaborasi antara guru dengan peneliti, kemudian peneliti meminta guru untuk segera menyusun RPP dan membuat materi ajar. Penyusunan RPP harus sejalan dan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah didiskusikan antara guru dengan peneliti. Penyusunan RPP oleh guru, juga diiringi pembuatan media pembelajaran. Semua kegiatan yang akan dilakukan haruslah selalu didiskusikan antara peneliti dengan guru. Penyusunan RPP, materi ajar, dan media pembelajaran dilakukan pada hari Senin, 31 Maret 2014. Kemudian setelah guru menyusun RPP, materi ajar, dan media pembelajaran, peneliti meriew pekerjaan guru tersebut. Setelah meriew, peneliti menemukan beberapa hal yang harus diperbaiki oleh guru. Semisal, menambah beberapa materi yakni unsur-unsur puisi, tema puisi, amanat puisi, dan penggunaan diksi. Sedangkan, mengenai media pembelajaran yakni gambar sebaiknya ditaryangkan lewat LCD proyektor. Hasil penyusunan RPP, materi ajar, dan media pembelajaran berupa gambar dapat dilihat pada lampiran. Kegiatan yang terakhir yakni menyusun dan mempersiapkan instrumen penelitian sebagai evaluasi pembelajaran. Instrumen penelitian tersebut secara garis besar sama seperti kegiatan pembelajaran pada waktu Siklus I kemarin, yakni terdiri dari instrumen tes dan instrumen nontes yang disusun pada hari Selasa, 1 April 2014. Instrumen tes digunakan untuk menilai hasil menulis puisi peserta didik, sedangkan instrumen nontes yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
pedoman obeservasi kinerja guru, pedoman observasi kinerja peserta didik, jurnal refleksi guru, dan jurnal refleksi peserta didik. Hasil dari penyusunan instrumen pembelajaran tersebut dapat dilihat pada lampiran. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pada tindakan pembelajaran Siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan atau empat jam pelajaran (4 X 35 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan hari Rabu, 2 April 2014. Pertemuan kedua dilaksanakan hari Jumat, 4 April 2014. Pertemuan Siklus II, baik pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua, disesuaikan dengan skenario pembelajaran dan RPP yang telah dibuat. Baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua, terdiri dari tiga kegiatan, yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut uraian pertemuan pertama dan pertemuan kedua. 1) Pertemuan Pertama Siklus II Pada kegiatan Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 2 April 2014. Kegiatan awal pertemuan pertama, sebelum pembelajaran dimulai, guru
membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu, guru
memberikan apersepsi dengan cara melakukan tanya jawab tentang pembelajaran menulis puisi yang telah diberikan pada Siklus I lalu yakni mengenai pengertian puisi, pengertian puisi bebas, dan langkah-langkah menulis puisi. Dengan adanya hal tersebut dapat mengingatkan kembali ingatan peserta didik terhadap pembelajaran menulis puisi. Kegiatan apersepsi ini dilakukan sekitar 5-7 menit. Penjelasan yang disampaikan guru menggunakan teknik ceramah. Kemudian, setelah guru memberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
apersepsi, guru meminta peserta didik untuk melalukan tepuk semangat bersama-sama terlebih dahulu. Setelah itu, guru menyajikan sedikit materi sebagai pengantar serta menambahkan materi yang belum ada pada pembelajaran di Siklus I yang lalu, yakni tentang unsur-unsur puisi, tema puisi, amanat puisi, dan penggunaan diksi. Pada kegiatan Siklus II ini, guru menjelaskan materi dengan menampilkan materi tersebut menggunakan LCD yakni melalui power point. Pada saat itu, terlihat peserta didik fokus dan antusias terhadap pembelajaran yang disajikan. Setelah menyajikan sedikit materi kepada peserta didik sebagai pengetahuan awal, guru bertanya kepada peserta didik, apakah ada yang ditanyakan atau tidak, lalu peserta didik menjawab tidak ada yang ditanyakan. Pada kegiatan inti pertemuan pertama, setelah guru memberi penjelasan materi yang berkaitan dengan menulis puisi sebagai pengantar, guru menayangkan gambar melalui LCD sebagai media pembelajaran yang akan digunakan untuk pemberian contoh menulis puisi. Setelah guru menayangkan gambar melalui LCD, guru memberikan petunjuk, dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperhatikan gambar yang disajikan guru lewat LCD. Guru menuntun peserta didik untuk menganalisis gambar yakni menentukan tema puisi, amanat puisi, serta pilihan diksinya. Setelah menganalisis gambar yang ditayangkan guru lewat LCD, guru dan peserta didik menyimpulkan bahwa tema yang sesuai dengan gambar yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
ditayangkan adalah berkemah, dengan amanatnya yakni anak-anak yang sedang mendirikan tenda atau anak-anak yang sedang berkemah, dengan cara guru memberi pertanyaan amanat apa yang disampaikan. Kemudian peserta didik menjawab pertanyaan tersebut dengan cara mengangkat tangan dan memberikan pendapatnya. Setelah itu, dari analisis gambar yang dilakukan antara guru dan peserta didik, kemudian guru memberi contoh menyusun/menulis puisi sesuai dengan gambar yang ditayangkan di layar LCD. Pada saat itu, peserta didik terlihat antusias, tertarik, dan bersemangat
saat
guru
menggunakan
media
gambar
dengan
menayangkan gambar lewat LCD. Setelah itu guru menanyakan kembali kepada peserta didik apa yang belum dipahami, kemudian guru membagi kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 2-3 orang peserta didik. Setelah dibagi kelompok dan akhirnya menjadi 15 kelompok, guru membagikan gambar kepada setiap kelompok. Gambar yang dibagikan setiap kelompok berbeda-beda antara kelompok satu dengan kelompok lain. Setelah itu guru memberi instruksi kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan dan menganalisis gambar yang telah dibagi guru tersebut. Lalu, guru meminta setiap kelompok untuk menyusun/menulis puisi setelah berdiskusi kelompok. Pada saat pembelajaran tersebut, guru juga menuntun peserta didik di dalam menulis puisi. Terlihat pada Siklus II ini, peserta didik lebih antusias dan bergembira terhadap pembelajaran menulis puisi dibandingkan pertemuan yang lalu, yakni pada Siklus I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
Sekitar 30-50 menit peserta didik peserta didik melakukan diskusi kelompok dan dari diskusi tersebut menghasilkan sebuah puisi, guru meminta
beberapa
perwakilan
kelompok
untuk
maju
kedepan
membacakan hasil puisi yang telah dibuat. Sebelum maju kedepan, guru bertanya pada peserta didik apa kesulitan yang dialami dalam pembelajaran menulis puisi pada pertemuan ini. Kemudian, ada peserta didik yang mengangkat tangan dan mengemukakan bahwa dia mengalami kesulitan untuk menentukan pilihan kata yang tepat. Kemudian, guru memberi jawaban pada peserta didik yang bertanya tersebut yakni memberi solusi untuk sering berlatih menulis puisi secara terus menerus dan melakukannya sesering mungkin. Setelah, peserta didik yang bertanya paham, lalu guru meminta perwakilan dari beberapa kelompok untuk maju kedepan, setelah beberapa perwakilan kelompok maju kedepan, guru memberikan selingan berupa peserta didik harus menebak gerak tangan guru yang membentuk suatu huruf. Pada saat itu, peserta didik terlihat antusias, bergembira, dan bersemangat terhadap selingan yang diberikan guru, kemudian disambung dengan selingan berikutnya yakni guru meminta peserta didik untuk melakukan tepuk semangat secara bersama-sama. Kemudian, guru memberikan komentar hasil diskusi kelompok menulis puisi dan menyajikan materi secara keseluruhan yakni mengenai unsur-unsur puisi, pengertian puisi, pengertian puisi bebas, pengertian tema, amanat, penggunaan diksi, dan langkah-langkah menulis puisi yang telah dilakukan hari ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
Pada kegiatan akhir/penutup pertemuan pertama, setelah guru menjelaskan seluruh materi menulis puisi, guru memberikan tugas/PR di rumah untuk menulis puisi pada peserta didik. Sebelum pelajaran usai, guru bersama-sama peserta didik menyanyikan lagu naik-naik kepuncak gunung sebagai hiburan selingan penutup pembelajaran. Lalu, guru menutup pelajaran dengan salam, dan semua peserta didik menjawab salam yang diucapkan guru tersebut secara serentak. 2) Pertemuan Kedua Siklus II Sama halnya dengan pertemuan pertama kemarin, pertemuan kedua pada Siklus II terdiri dari tiga kegiatan utama, yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pertemuan kedua, dilaksanakan pada hari Jumat, 4 April 2014. Sama seperti pada pertemuan pertama, kegiatan awal Sebelum pembelajaran dimulai, guru meminta peserta didik untuk berdoa terlebih dulu bersama-sama, kemudian mengabsen peserta didik, lalu guru membuka salam, peserta didik pun menjawab salam tersebut secara serentak. Setelah itu guru bertanya kepada peserta didik, tentang pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan yang lalu mengenai pembelajaran menulis puisi, langkah-langkah menulis puisi, tema puisi, amanat puisi, penggunaan diksi. Peserta didik terlihat antusias terhadap pembelajaran, karena banyak peserta didik yang mengangkat tangan untuk berebut menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah itu, guru memberi selingan dengan cara bercerita tentang pemilu 2014 yang ada disebuah stasiun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
televisi yang ditayangkan tadi malam, mengenai banyak sekali caleg yang sekarang banyak berkampanye menggunakan atau banyak berkampanye dengan sajian puisi-puisi. Setelah guru memberikan selingan tersebut, guru meminta peserta didik untuk mengeluarkan tugas atau PR menulis puisi. Setelah peserta didik siap dengan PR yang telah dikeluarkan di atas meja masing-masing, guru meminta peserta didik untuk mengangkat tangan kemudian maju kedepan kelas untuk membacakan tugasnya. Terlihat peserta didik bersemangat. Banyak peserta didik yang mengangkat tangan, ingin membacakan hasil menulis puisinya. Kemudian guru menunjukkan beberapa peserta didik untuk maju ke depan membacakan puisinya. Setelah beberapa peserta didik maju ke depan kelas membacakan puisi, guru meminta tugas atau hasil menulis peserta didik yang dikerjakan di rumah. Lalu, guru menyajikan atau mengulang materi pada pertemuan yang lalu, yang belum dipahami oleh peserta didik, dengan cara menulis materi yang belum dimengerti peserta didik di papan tulis, kemudian guru menjelaskan dengan teknik ceramah. Setelah 10 menit guru menjelaskan materi, guru menginstruksikan peserta didik untuk melakukan tes individu yakni menulis puisi, dengan cara menulis instruksi tersebut di papan tulis, hal ini dilakukan agar peserta didik benar-benar memahami perintah yang diberikan guru. Masuk dalam kegiatan inti, setelah memberi instruksi mengenai tes individu yang akan dilakukan, guru membagikan lembar tes individu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
untuk menulis puisi. Terlihat peserta didik senang dan bersorak-sorak, karena akan diminta melakukan tes menulis puisi. Kemudian, guru memberi instruksi kembali kepada peserta didik, bahwa tes menulis puisi akan diberi waktu sekitar 40-50 menit. Disela-sela waktu tes menulis puisi guru sambil memberi hiburan dengan memutar lagu anak-anak sebagai pengantar peserta didik melakukan tes menulis puisi. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak merasakan kebosanan dan agar peserta didik lebih antusias. Setelah 4050 menitan berlalu, guru kembali memberikan selingan kepada peserta didik dengan cara, memutar rekaman pembacaan puisi. Pada saat itu, peserta didik terlihat fokus mendengarkan rekaman tersebut. Setelah memutar rekaman tersebut, guru memberikan komentar dan memotivasi peserta didik untuk sesering mungkin menulis puisi, dan sering berlatih juga untuk membacakan puisi. Setelah itu, guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan tugas tes menulis puisi kedepan kelas. Lalu, guru meminta beberapa peserta didik untuk maju kedepan kelas membacakan hasil tes puisinya tersebut. Pada kegiatan akhir, setelah beberapa peserta didik maju kedepan kelas untuk membaca puisi, guru memberi selingan kembali dengan cara meminta peserta didik untuk melakukan tepuk semangat secara bersamasama. Setelah memberikan selingan, guru menyimpulkan materi secara keseluruhan baik pada materi pertemuan 1 maupun materi pada pertemuan
2.
Kemudian,
setelah
commit to user
menyimpulkan
materi
secara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
keseluruhan, guru menutup pelajaran dengan salam, kemudian peserta didik menjawab salam tersebut secara serentak. c. Observasi Peneliti mengamati proses pembelajaran menulis puisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe examples non-examples dengan media gambar peserta didik kelas 5 SDN Pajang 1 dalam kegiatan pembelajaran Siklus II pada pertemuan pertama di ruang multimedia peneliti mengambil posisi di samping, tepatnya dekat pintu masuk ruang multimedia, sedangkan pada pertemuan kedua di ruang kelas, peneliti mengambil posisi di bangku paling belakang. Dengan adanya hal tersebut peneliti dapat dengan mudah mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru. Pembelajaran Siklus II yang berlangsung pada hari Rabu, 2 April 2014 pukul 09.45-10.55 dan hari Jumat, 4 April 2014 pukul 07.45-08.55, selama 4 X 35 menit. Peneliti fokus pada kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan peserta didik. Dalam pelaksanaan observasi ini peneliti menggunakan lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. 1) Observasi Kinerja Guru Proses pembelajaran telah dilakukan sesuai dengan RPP. Guru mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran di ruang multimedia. guru mempersiapkan kompetensi yang akan dicapai, kemudian membuka pelajaran dengan salam dan berdoa terlebih dahulu. Setelah itu guru melanjutkan apersepsi berupa tanya jawab mengenai materi pelajaran, guru memberikan sedikit materi sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
pengantar, guru mempersiapkan gambar sebagai media pembelajaran, dengan contoh gambar tersebut guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperhatikan gambar. Kemudian, guru membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok. Satu kelompok terdiri dari 3 orang peserta didik. Setelah membagi kelompok dan membagi media gambar, guru meminta peserta didik untuk menyusun sebuah puisi, guru memberi komentar dan guru menjelaskan materi secara menyeluruh, serta guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti peserta didik. Kemudian, guru memberi penguatan dan penyimpulan sebelum mengakhiri pelajaran. Observasi terhadap aktivitas kinerja guru meliputi beberapa aspek, yakni: (1) menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran; (2) memeriksa kesiapan peserta didik dan keadaan/kondisi kelas; (3) memberi salam dan mengabsen peserta didik; (4) memberikan apersepsi; (5) menyampaikan SK, KD, tujuan, dan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran; (6) menunjukkan penguasaan materi pelajaran; (7) mengkaitkan materi dengan penguatan lain yang relevan; (8) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan yang akan dicapai); (9) melaksanakan pembelajaran secara jelas dan runtut; (10) menguasai kelas; (11) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu; (12) menunjukkan model pembelajaran dengan runtut sesuai RPP; (13) menggunakan media secara efektif dan efisien; (14) menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar; (15) menggunakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
bahasan tulisan yang baik dan benar; (16) memantau kemajuan belajar peserta didik; (17) membimbing peserta didik pada saat proses pembelajaran;
(18)
melakukan
penilaian
akhir
sesuai
dengan
kompetensi; (19) melakukan refleksi dengan melibatkan peserta didik; dan (20) melaksanakan tindak lanjut. Berdasarkan observasi kinerja guru, diperoleh hasil bahwa kinerja guru pada pertemuan pertama Siklus II mencapai nilai 74 dengan kriteria baik, sedangkan kinerja guru pada pertemuan kedua Siklus II mencapai nilai 80 dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada dua pertemuan Siklus II diperoleh rata-rata kinerja guru pada Siklus II adalah 77 dengan kriteria baik. Dapat disajikan nilai rata-rata kinerja guru pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebagai berikut. Tabel 5. Nilai Rata-rata Kinerja Guru pada Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Siklus II Pertemuan Pertama 74
Pertemuan Kedua 80
Rata-rata 77
Kriteria Baik
2) Observasi Kinerja Peserta Didik Observasi terhadap kinerja peserta didik difokuskan pada empat aspek yakni, (1) perhatian peserta didik selama proses pembelajaran; (2) motivasi belajar peserta didik selama proses pembelajaran; (3) keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran; dan (4) interaksi peserta didik dengan guru selama proses pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
a) Perhatian Perhatian Peserta Didik selama Proses Pembelajaran Indikator ini meliputi peserta didik dalam memperhatikan pada saat guru melakukan apersepsi dan menyampaikan materi pembelajaran, peserta didik tidak melamun dan tidak mengantuk, peserta didik mencatat semua materi dan penjelasan yang diberikan guru. Persentase keberhasilan indikator ini mencapai 82,50%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. b) Motivasi Belajar Peserta Didik selama Proses Pembelajaran Indikator ini meliputi peserta didik menunjukkan minatnya terhadap pelajaran, adanya reaksi senang yang ditunjukkan peserta didik
terhadap stimulus yang diberikan guru. Persentase
keberhasilan indikator ini mencapai 80,68%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. c) Keaktifan Peserta Didik selama Proses Pembelajaran Indikator ini meliputi peserta didik bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran, bersemangat dalam mengikuti pelajaran, melaksanakan diskusi, ikut serta dalam pemecahan masalah. Persentase keberhasilan indikator ini mencapai 79,32%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. d) Interaksi Peserta Didik dengan Guru selama Proses Pembelajaran Indikator ini meliputi peserta didik sering bertanya pada guru saat mengalami kesulitan belajar, dan peserta didik sering bertanya tentang materi yang belum dipahami. Persentase keberhasilan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
indikator ini mencapai 78,18%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Rata-rata kinerja peserta didik pada Siklus II mencapai 16,01 dari nilai maksimal 20. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Secara ringkas nilai kinerja peserta didik Siklus II dapat disajikan dalam
Jumlah Peserta Didik
diagram berikut.
30
25
25 20 13
15 10
6
5
0
0
0 Sangat Baik Cukup Kurang Sangat Kategori Baik Kurang
Gambar 8. Diagram Nilai Kinerja Peserta Didik Siklus II Pada diagram diatas menunjukkan nilai kinerja peserta didik Siklus II yang berada pada kategori sangat kurang tidak ada, pada kategori kurang tidak ada, pada kategori cukup ada 6 peserta didik, pada kategori baik ada 13 peserta didik, dan pada kategori sangat baik ada 25 peserta didik. 3) Kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan nilai kemampuan menulis puisi pada Siklus II, didapatkan nilai rata-rata peserta didik 79,09. Nilai tertinggi 95 dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
nilai terendah 65. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Hasil distribusi frekuensi nilai peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siklus II Interval 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95-99 Jumlah
Frekuansi Absolut 9 0 4 20 0 10 1 44
Frekuensi Relatif (%) 20,45% 0 9,10% 45,45% 0 22,73% 2,27% 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa: (1) peserta didik yang mendapat nilai 65-69 sebanyak 9 peserta didik; (2) peserta didik yang mendapat nilai 70-74 tidak ada; (3) peserta didik yang mendapat nilai 75-79 sebanyak 4 peserta didik; (4) peserta didik yang mendapat nilai 80-84 sebanyak 20 peserta didik; (5) peserta didik yang mendapat nilai 85-89 tidak ada; (6) peserta didik yang mendapat nilai 90-94 sebanyak 10 peserta didik; dan (7) peserta didik yang mendapat nilai 95-99 sebanyak 1 peserta didik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
Gambar 9. Histogram Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siklus II Nilai
akhir
Siklus
II
menunjukkan
adanya
peningkatan
dibandingkan dengan nilai pratindakan dan Siklus I. Pada kegiatan pratindakan, peserta didik yang mencapai KKM hanya 19 peserta didik, pada Siklus I ada 29 peserta didik, sedangkan pada Siklus II ada 35 peserta didik. Dari data tersebut diperoleh persentase ketuntasan sebesar 79,55% dari 44 peserta didik, sedangkan yang belum tuntas ada 9 peserta didik atau 20,45%. Dapat disajikan pada diagram berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
Ketuntasan Belajar (%)
20,45 Tuntas Belum Tuntas 79,55
Gambar 10. Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar Menulis Puisi Siklus II (dalam %)
d. Refleksi Proses pembelajaran menulis puisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe examples non-examples dengan media gambar pada Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 2 April 2014 dan Jumat, 4 April 2014 berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana. Pembelajaran menulis puisi mengalami peningkatan baik dari segi proses pembelajaran maupun hasil akhir
menulis
puisinya.
Hal
tersebut
merupakan
kelebihan
dari
pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe examples non-examples dengan media gambar. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain sebagai berikut. 1) Peserta didik lebih antusias dan tertarik terhadap pembelajaran menulis puisi dibandingkan dengan pembelajaran pratindakan dan Siklus I;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
2) Peserta
didik
cenderung
tidak
mengalami
kebosanan
dalam
pembelajaran; 3) Peserta didik dapat mengeluarkan ide kreatif; 4) Peserta didik lebih mudah dalam mengeluarkan pendapat serta ide dalam pembelajaran menulis puisi; 5) Proses pembelajaran yang disajikan guru tidak monoton; 6) Pembelajaran lebih menyenangkan dibandingkan dengan pembelajaran pratindakan dan Siklus I; 7) Nilai akhir peserta didik mengalami peningkatan dari pratindakan, Siklus I ke Siklus II; 8) Pembelajaran menulis puisi pada Siklus II dapat dikatakan berhasil dan sudah mencapai indikator keberhasilan, yaitu: (1) tingkat kinerja guru mencapai nilai 77 dengan kriteria baik dan telah melampaui target yang ditetapkan (75) ; (2) tingkat kinerja peserta didik telah mencapai nilai 16,01 (80,06%) dan telah melampaui target yang ditentukan (15/75%); dan (3) 79,55% peserta didik telah mencapai bahkan melebihi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan (75%).
C. Pembahasan Menulis puisi merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik kelas 5 sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dalam Kompetensi Dasar yaitu (8.3) Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat (Departemen Pendidikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
Nasional, 2008: 119). Kompetensi dasar tersebut akan tercapai dengan baik apabila guru dan peserta didik sama-sama saling berperan aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, model pembelajaran serta media pembelajaran yang inovatif, juga mempengaruhi ketercapaian kompetensi tersebut. Tindakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis puisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe examples non-examples dengan media gambar. Puisi sebagai salah sebuah karya seni sastra dapat dikaji dari bermacammacam aspeknya. Waluyo (2010: 25) mengatakan bahwa puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra yang bersifat imajinatif. Menulis puisi merupakan jenis dari karya sastra. Menulis puisi merupakan proses sebuah menulis yang membutuhkan ide dan kreatifitas seseorang. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe examples non-examples dalam tindakan ini menjadikan peserta didik lebih tertarik, terampil menyampaikan pendapat dan aktif dalam proses pembelajaran, serta dapat menumbuhkan interaksi peserta didik satu dengan peserta didik lain di dalam sebuah kelompok. Penelitian yang dilakukan oleh Yeibo (2012) yang berjudul “Figurative Language and Stylistic Function in J. P. Clark-Bekederemo’s Poetry”. Penelitian ini mengungkapkan pembentukan maksud/arti suatu puisi itu tergantung pada seorang pengarang. Karena, pengarang yang satu dengan pengarang yang lain memiliki nilai estetik yang berbeda-beda. Sehingga dalam menghasilkan sebuah puisi terdapat arti dan rasa yang berbeda pula. Berdasarkan hasil penelitian di SDN Pajang 1 ditemukan bahwa suatu puisi itu memiliki sebuah maksud tertentu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
yang tergantung pada seorang penulis tersebut. Dalam penyampaian maksud tersebut peserta didik sesuaikan dengan tema puisi yang diangkat. Penelitian yang dilakukan Bergh dkk (2008) yang berjudul “How Do Secondary School Students Write Poetry? Exploring The Relationship Between Creative Writing Process And Final Product” menyimpulkan bahwa dalam menulis puisi merupakan proses menulis secara kreatif dan dengan adanya ide serta kreatif tersebut dapat mendorong atau menghasilkan produk sebuah puisi yang bagus atau bermutu, adanya peserta didik mengetahui cara atau proses menulis puisi yang baik, maka juga akan menghasilkan sebuah produk puisi yang bermutu. Penelitian Meng (2010) yang berjudul “Cooperative Learning Method in the Practice of English Reding and Speaking” menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan interaksi peserta didik satu dengan peserta didik lain di dalam sebuah kelompok. Dengan adanya peserta didik yang bekerja sama dalam sebuah kelompok, peserta didik dapat berkembang, membuat rencana, melatih, dan mengalami dengan pengalamannya sendiri. Serta peserta didik menjadi terampil menyampaikan pendapat, gagasan, perasaan yang dipandu oleh guru. Perbedaan penelitian Meng dengan penelitian ini yakni, penelitian Meng menerapkan pembelajaran berkelompok untuk membantu peserta didik belajar membaca dan berbicara untuk membuat bahasa yang sama dalam satu kelas, sedangkan penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
Penelitian yang dilakukan Song dkk (2012) dengan judul “The Effect of Cooperative Learning Mode Applied in the University Students’ Shaping Class” menyimpulkan bahwa melalui pembelajaran berkelompok ini peserta didik dapat menambah kecakapan berbicara, dapat mengukur mental, dapat membantu meningkatkan mental agar lebih cakap dalam menyampaikan suatu gagasan, dan membantu meningkatkan belajar serta menjalin hubungan yang lebih akrab antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain. Penelitian yang dilakukan Davoudi (2012) yang berjudul “Kagan Cooperative Learning Model: The Bridge to Foreign Language Learning in the Third
Millennium”
menyimpulkan
bahwa
dengan
adanya
pembelajaran
berkelompok peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman sekelas, dengan adanya pembelajaran seperti ini peserta didik dituntut untuk belajar bersama-sama dengan kelompok, disamping itu peserta didik belajar mengemukakan gagasannya masing-masing untuk memecahkan suatu masalah pembelajaran. Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak menjelaskan mengenai teori puisi, teori menulis puisi serta model pembelajaran kooperatif atau berkelompok. Penelitian-penelitian
terdahulu
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
puisi
melambangkan maksud atau arti tertentu tergantung pada seorang pengarang, menulis puisi merupakan proses menulis secara kreatif, dan pembelajaran berkelompok
dapat
menumbuhkan
interaksi
peserta
didik,
membantu
meningkatkan mental peserta didik, membantu meningkatkan belajar serta menjalin hubungan akrab antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
lain. Sementara itu, keunggulan penelitian ini dibandingkan dengan penelitianpenelitian tersebut adalah pada model pembelajaran yang digunakan. Dalam penelitian ini model pembelajarannya ditambahkan media pembelajaran berupa media gambar. Dalam model pembelajaran koopertif tipe examples non-examples dengan media gambar, peserta didik diajarkan untuk bekerja sama dalam menemukan ide/gagasan yang ada di dalam gambar, dan saling bertukar pendapat atau ide antar anggota kelompok. Adanya pembelajaran kelompok, peserta didik menjadi lebih tertarik, aktif, dapat saling mengemukakan gagasan atau dapat bertukar pendapat, bekerja secara berkelompok, serta peserta didik lebih memiliki rasa tanggung jawab. Media gambar dipilih sebagai media pembelajaran karena, Hamdani (2011: 263) menyebutkan bahwa ada beberapa kelebihan media gambar yakni, (1) sifatnya konkret, artinya gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verba semata; (2) mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek, atau peristiwa dapat dibawa ke dalam kelas; (3) mengatasi keterbatasan pengamatan kita; (4) menjelaskan suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalahpahaman; dan (5) murah harganya serta mudah didapat dan digunakan, tanpa perlu peralatan khusus. Jadi dengan adanya media gambar peserta didik dapat mempermudah menemukan ide yang akan ditulis dalam bentuk tulisan yakni puisi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
Proses pembelajaran menulis puisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe examples non-examples dengan media gambar ini dilaksanakan dalam dua siklus. Baik Siklus I maupun Siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan. Berdasarkan hasil observasi dan analisis pada pratindakan, Siklus I, dan Siklus II dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran menulis puisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe examples non-examples dengan media gambar pada peserta didik kelas 5 SDN Pajang 1 Laweyan mengalami peningkatan. Peningkatan yang dimaksud meliputi peningkatan kualitas proses pembelajaran yakni kinerja guru dan kinerja peserta didik serta kualitas hasil pembelajaran yang dapat dilihat dari peningkatan kemampuan peserta didik. 1) Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Puisi melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Examples Non-Examples dengan Media Gambar Peningkatan kuliatas proses pembelajaran menulis puisi dapat dilihat dari observasi kinerja guru dan kinerja peserta didik selama dilaksanakannya tindakan Siklus I dan Siklus II. Berdasarkan hasil observasi, berikut diuraikan peningkatan kinerja guru dan kinerja peserta didik. a. Peningkatan Kinerja Guru Observasi terhadap aktivitas kinerja guru meliputi beberapa aspek, yakni: (1) menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran; (2) memeriksa kesiapan peserta didik dan keadaan/kondisi kelas; (3) memberi salam dan mengabsen peserta didik; (4) memberikan apersepsi; (5) menyampaikan SK, KD, tujuan, dan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran; (6)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
menunjukkan penguasaan materi pelajaran; (7) mengkaitkan materi dengan penguatan lain yang relevan; (8) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan yang akan dicapai); (9) melaksanakan pembelajaran secara jelas dan runtut; (10) menguasai kelas; (11) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu; (12) menunjukkan model pembelajaran dengan runtut sesuai RPP; (13) menggunakan media secara efektif dan efisien; (14) menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar; (15) menggunakan bahasan tulisan yang baik dan benar; (16) memantau kemajuan belajar peserta didik; (17) membimbing peserta didik pada saat proses pembelajaran; (18) melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi; (19) melakukan refleksi dengan melibatkan peserta didik; dan (20) melaksanakan tindak lanjut. Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran mengalami peningkatan mulai dari Siklus I sampai dengan Siklus II. Nilai kinerja guru pada Siklus I mencapai 68,5 dengan kriteria cukup. Kinerja guru pada Siklus II sudah lebih baik. Pada Siklus II kinerja guru telah mencapai 77 dengan kriteria baik. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram perolehan nilai kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
100 77 68,5
Siklus I
50
Siklus II
0 Kinerja Guru
Gambar 11. Diagram Tabung Peningkatan Nilai Kinerja Guru dalam Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar b. Peningkatan Kinerja Peserta Didik Peningkatan kinerja peserta didik selama proses pembelajaran, mulai sari Siklus I sampai dengan Siklus II dinilai dari empat indikator, yakni: (1) perhatian peserta didik selama proses pembelajaran; (2) motivasi belajar peserta didik selama proses pembelajaran; (3) keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran; dan (4) interaksi peserta didik dengan guru selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dari Siklus I sampai dengan Siklus II, diketahui bahwa indikator tersebut mengalami peningkatan. Berikut uraiannya. 1) Perhatian Peserta Didik selama Proses Pembelajaran Indikator ini meliputi peserta didik dalam memperhatikan pada saat guru melakukan apersepsi dan menyampaikan materi pembelajaran, peserta didik tidak melamun dan tidak mengantuk, peserta didik mencatat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
semua materi dan penjelasan yang diberikan guru. Pada Siklus I, nilai rata-rata perhatian peserta didik baru mencapai 3,55 dengan persentase 70,91%. Pada Siklus II, nilai rata-rata perhatian peserta didik mencapai 4,13 dengan persentase 82,50%. 2) Motivasi Peserta Didik selama Proses Pembelajaran Indikator ini meliputi peserta didik menunjukkan minatnya terhadap pelajaran, adanya reaksi senang yang ditunjukkan peserta didik terhadap stimulus yang diberikan guru. Pada Siklus I, nilai rata-rata motivasi peserta didik baru mencapai 3,44 dengan persentase 68,86%. Pada Siklus II, nilai rata-rata motivasi peserta didik mencapai 4,03 dengan persentase 80,68%. 3) Keaktifan Peserta Didik selama Proses Pembelajaran Indikator ini meliputi peserta didik bersungguh-sungguh dalam mengikuti
pelajaran,
bersemangat
dalam
mengikuti
pelajaran,
melaksanakan diskusi, ikut serta dalam pemecahan masalah. Pada Siklus I, nilai rata-rata keaktifan peserta didik baru mencapai 3,35 dengan persentase 67,05%. Pada Siklus II, nilai rata-rata keaktifan peserta didik mencapai 3,97 dengan persentase 79,32%. 4) Interaksi Peserta Didik dengan Guru selama Proses Pembelajaran Indikator ini meliputi peserta didik sering bertanya pada guru saat mengalami kesulitan belajar, dan peserta didik sering bertanya tentang materi yang belum dipahami. Pada Siklus I, nilai rata-rata interaksi peserta didik dengan guru baru mencapai 3,24 dengan persentase
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
64,77%. Pada Siklus II, nilai rata-rata interaksi peserta didik dengan guru mencapai 3,91 dengan persentase 78,18%. Untuk lebih jelasnya, akan disajikan tabel rekapitulasi peningkatan nilai kegiatan peserta didik sebagai berikut. Tabel 7. Rekapitulasi Persentase Keberhasilan Kinerja Peserta Didik No.
Indikator
1.
Perhatian Peserta Didik selama Proses Pembelajaran Motivasi Peserta Didik selama Proses Pembelajaran Keaktifan Peserta Didik selama Proses Pembelajaran Interaksi Peserta Didik dengan Guru selama Proses Pembelajaran
2. 3. 4.
Persentase Keberhasilan Siklus I Siklus II 70,91%
82,50%
68,86%
80,68%
67,05%
79,32%
64,77%
78,18%
Secara umum, nilai rata-rata kinerja peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe examples nonexamples dengan media gambar dari Siklus I sampai dengan Siklus II mengalami peningkatan. Pada Siklus I, nilai rata-rata kegiatan peserta didik mencapai 13,61 dengan persentase 68,07%. Pada Siklus II, nilai rata-rata kegiatan peserta didik mencapai 16,01 dengan persentase 80,06%. Untuk lebih jelasnya, akan disajikan tabel rekapitulasi nilai rata-rata dan persentase kinerja peserta didik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kinerja Peserta Didik No. 1.
Nilai Rata-rata Siklus I Siklus II 13,61 16,01 (68,07%) (80,06%)
Indikator Nilai Rata-rata Kinerja Peserta Didik Persentase
Secara lebih jelas, peningkatan kinerja peserta didik dapat dilihat dalam gambar berikut.
16,01
20 13,61 15
Siklus I
10
Siklus II 5 0 Kinerja Peserta Didik
Gambar 12. Diagram Tabung Peningkatan Kinerja Peserta Didik
2) Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Examples Non-Examples dengan Media Gambar Peningkatan kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe examples non-examples dengan media gambar ini dapat dilihat dari nilai akhir hasil peserta didik. Nilai rata-rata peserta didik mengalami peningkatan dari pratindakan sampai dengan Siklus II. Pada pratindakan nilai rata-rata kemampuan menulis puisi adalah 68,18, dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Pada Siklus I nilai rata-rata kemampuan menulis puisi mengalami peningkatan yaitu 74,54, dengan nilai tertinggi 95 dan nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
terendah 50. Pada Siklus II nilai rata-rata kemampuan menulis puisi mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan nilai rata-rata pratindakan dan Siklus I. Pada Siklus II ini nilai rata-rata kemampuan menulis puisi adalah 79,09, dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 65. Tabel 9. Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, dan Nilai Rata-rata Kemampuan Menulis Puisi No. 1. 2. 3.
Kegiatan Pratindakan Siklus I Siklus II
Nilai Tertinggi Nilai Terendah 90 50 95 50 95 65
Nilai Rata-rata 68,18 74,54 79,09
Berdasarkan hasil penilaian kemampuan menulis puisi peserta didik, dapat diketahui persentase keberhasilan peserta didik yang telah mencapai nilai KKM yang telah ditentukan (70) dan persentase peserta didik yang belum mencapai KKM. Berikut ini akan disajikan tabel persentase ketuntasan belajar peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi. Tabel 10. Persentase Ketuntasan Belajar Peserta Didik dalam Menulis Puisi No. Kegiatan 1. Pratindakan 2. Siklus I 3. Siklus II
Tuntas 43,18% 65,91% 79,55%
Belum Tuntas 56,82% 34,09% 20,45%
Agar lebih jelas peningkatan persentase ketuntasan belajar peserta didik dalam menulis puisi akan disajikan dan dapat dilihat dalam gambar berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
100 79,55 80
65,91 56,82
60
43,18
Tuntas 34,09
40
Belum Tuntas 20,45
20 0 Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Gambar 13. Diagram Tabung Peningkatan Keberhasilan Peserta Didik dalam Menulis Puisi (dalam %) Berdasarkan tabel dan diagram di atas, dapat dilihat bahwa: (1) persentase jumlah peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan pada pratindakan sebanyak 43,18% (19 peserta didik) dan yang belum tuntas sebanyak 56,82% (25 peserta didik); (2) persentase jumlah peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan pada Siklus I sebanyak 65,91% (29 peserta didik) dan yang belum tuntas sebanyak 34,09% (15 peserta didik); dan (3) persentase jumlah peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan pada Siklus II sebanyak 79,55% (35 peserta didik) dan yang belum tuntas sebanyak 20,45% (9 peserta didik).
commit to user