BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah KSP Kodanua Perkembangan KSP Kodanua sehingga kinerjanya seperti saat ini ditempuh dalam waktu lebih dari seperempat abad. Dilatar belakangi oleh kebutuhan masyarakat setempat yang membutuhkan uluran tangan dan kemudian diprakarsai oleh sejumlah guru dan karyawan bank pasar, KSP Kodanua yang semula (1978) beranggotakan 22 orang dengan karyawan 4 orang, pada akhir tahun 2011 anggotanya mencapai 2.174 orang, dengan karyawan sebanyak 430 orang. Peningkatan tersebut dicapai dalam waktu yang cukup lama dengan jalan yang tidak terlalu mulus. Tanpa berbekal modal, pengetahuan maupun pengalaman berkoperasi kecuali tekad yang kuat untuk mengembangkan lembaga ekonomi berbentuk koperasi KSP Kodanua memulai debutnya dengan konflik internal. Dalam perjalanan selanjutnyam melalui proses pembelajaran melalui forum-forum seminar, lokakarya, diskusi, kursus, kunjungan ke koperasi-koperasi yang sudah lebih dulu mapan dan terutama melalui pengalaman sendiri, grafik prestasi KSP Kodanua terus meningkat hingga ke kondisi seperti saat ini.
4.1.1 Latar Belakang Berdirinya KSP Kodanua Kampung Jelambar Ilir, yang termasuk kelurahan Jelambar, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada tahun 1970-an boleh dibilang masih termasuk daerah kumuh yang belum tersentuh oleh pembangungan fisik, 75
76
meskipun pembangunan di berbagai bagian kota juga sudah banyak dilakukan. Di musim hujan, tidak jarang kampung ini juga terkena serangan banjir. Seperti di bagian lain dari ibu kota, di kampung Jelambar Ilir, selain penduduk asli, juga banyak para pendatang yang berasal dari berbagai penjuru tanah air, sehingga di kampung ini berkumpul orang dari berbagai penjuru tanah air, sehingga di kampung ini berkumpul orang dari berbagai macam suku/etnis, agama dan juga dari berbagai macam profesi: ada pegawai swasta, pegawai negeri, wiraswasta, tapi mayoritas adalah pedagang kecil yang sehari-hari bergulat memenuhi kehidupan rumah tangganya dengan berdagang sayur mayur, gado-gado, lontong sayur, kelontong dan sebagainya. Di antara penduduk Jelambar Ilir terdapat beberapa orang yang berprofesi sebagai guru, negeri maupun swasta, yang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi maupun kebutuhan sosial dalam bentuk pergaulan dengan tetangga, kemudian membentuk arisan, yang diberi nama Gurindo Jaya (Guru-guru Indonesia Jakarta Raya). Dalam perkumpulan arisan yang beranggotakan sekitar 15 orang guru itu, setiap bulan anggota. Menyetor uang sebesar Rp 25.000.
Setelah
terkumpul,
anggota
yang
mendapat
giliran/menang
memperoleh uang arisan ditentukan oleh hasil “kecocokan” dari gulungan kertas-kertas kecil yang memuat nama-nama anggota arisan. Dapat pula terjadi, oleh karena adanya kebutuhan yang mendesak seperti untuk membayar uang sekolah, berobat dan sebagainya atas kesepakatan anggota yang lain seorang
anggota
dapat
memperoleh
perlakuan
istimewa,
sehingga
diperbolehkan mendapat uang arisan tanpa melalui proses “kocokan”.
77
Meskipun perkumpulan arisan ini bersifat paguyuban namun kegiatan arisan ini memiliki tempat tetap untuk sekretariat, yaitu di rumah W. Sukirdjo yang terletak di RT 07/02 kelurahan Jelambar. Kegiatan arisan “Gurindo” seperti diuraikan di atas berjalan sekitar 2 tahun. Kegiatan ini secara sosial telah dapat menggalang persaudaraan dan persahabatan diantara para anggotanya, tetapi selain itu semakin lama semakin menimbulkan rasa jenuh pada perasaan anggotanya. Anggota juga merasakan, bahwa sistem arisan tidak banyak memberikan dampak ekonomi yang berarti, karena sekali dapat dalam satu putaran tidak bisa berharap lagi untuk memperoleh dana lagi untuk memenuhi kebutuhan modal ataupun kebutuhan mendesak lainnya sehingga muncul keinginan diantara beberapa anggota untuk meningkatkan kegiatan mereka, yang tidak saja berdampak sosial tapi juga ekonomi. Ada usul untuk mengingkatkan kegiatan arisan ini menjadi koperasi simpan pinjam yang diharapkan mampu memberikan pelayanan ekonomi kepada anggota, yang kemudian disetujui para anggota arisan, meskipun tak seorangpun diantara mereka itu ada yang mengerti atau berpengalaman dalam organisasi koperasi. Sehubungan dengan keinginan para anggota arisan untuk meningkatkan kegiatannya menjadi koperasi ini sudah bulat, beberapa anggota arisan antara lain: M. Supardji, Sumardjo, Tugiman mendatangi kantor Koperasi Jakarta Barat, yang diterima oleh Sunaryo, yang saat itu menjabat sebagai penilik Koperasi Kecamatan Grogol Petamburan. Kepada para calon pendiri koperasi simpan pinjam ini, Sunaryo menjelaskan seluk beluk perkoperasian, bahwa
78
koperasi adalah lembaga ekonomi yang berwatak sosial, dimana anggota berstatus sebagai pemilik dan pelanggan. Sebagai pemilik, anggota ikut serta menentukan kebijaksanaan organisasi dan usaha koperasi. Sebagai pelanggan, anggota harus memanfaatkan jasa koperasi, terutama untuk tujuan mengembangkan usaha pribadinya. Ini semua nantinya harus dituangkan dalam Anggaran Dasar, yang dibahas dan diputuskan dalam Rapat Pembentukan Koperasi. Sedangkan untuk acara pembentukan koperasi, perlu dibentuk Panitia Persiapan Pembentukan Koperasi. Atas saran dari pemilik Koperasi Kecamatan Grogol Petamburan tersebut, kemudian dibentuk panitia persiapan yang diketuai oleh M. Supardji. Panitia inilah yang mempersiapkan rapat pembentukan koperasi, seperti : undangan untuk calon pendiri, akomodasi dan kantor, dan yang terpenting menyiapkan konsep Anggaran Dasar, yang dibantu oleh pejabat Kantor Koperasi. Biaya untuk persiapan pembentukan koperasi ini, seluruhnya ditanggung secara swadaya oleh para anggota panitia Tiga hari setelah rapat pembentukan koperasi, yang telah mengesahkan Anggaran Dasar, Rencana Kerja tahun 1978, Pengurus dan Badan Pemeriksa periode 1977-1979, kemudian diajukan permohonan Badan Hukum atas nama KSP Kodanua. Pengesahan KSP Kodanua sebagai badan hukum tersebut diberikan pada tanggal 27 Agustus 1977, dengan nomor 12 B.H/1. Proses pengesahan sebagai Badan Hukum ini berlangsung cukup lama, karena harus dengan persetujuan dari Biro Perekonomian Pemda DKI Jakarta. Lagi pula pada saat itu disetiap kelurahan diutamakan pendirian Koperasi Serba Usaha
79
(KSU), sehingga pendirian koperasi simpan pinjam perlu ada pertimbangan tersendiri. Dengan pengesahan sebagai badan hukum ini, maka KSP Kodanua secara sah dapat menjalankan kegiatan usaha pelayannya dalam bentuk simpan pinjam kepada anggota. Pada awal kegiatannya ini KSP Kodanua berkantor di rumah kontrakan, yang beralamat di rumah W. Sukirdjo Jelambar Ilir. Beberapa tahun setelahnya, Kodanua berkembang dan membuka cabang di beberapa kota-kota di Indonesia.
80
4.1.2 Struktur Organisasi KSP Kodanua
Pimpinan Capem
Wakil Capem
Kasir
Pembukuan
Staff Tabungan
Kasubsie
Penyuluh
Penyuluh
Penyuluh
Penyuluh
Penyuluh
Penyuluh
Penyuluh
Penyuluh
Penyuluh
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KSP Kodanua
Kasubsie
81
4.1.3 Fungsi dan Tugas didalam struktur organisasi Pimpinan Capem/Kepala Cabang Pembantu: 1. Selaku penanggung jawab seluruh Aktivitas dan Asset Kantor Cabang Pembantu yang menjadi kewenangannya. 2. Sebagai koordinator pelaksanaan usaha Cabang Pembantu yang telah di tentukan. 3. Melakukan penelitian dan pengembangan usaha. 4. Melakukan promosi tentang kebijaksanaan perusahaan. 5. Melakukan penelitian, survey Permohonan Pinjaman. 6. Memberikan rekomendasi dan pertimbangan pemberian pinjaman. 7. Sebagai Koordinator pengembangan wilayah kerja baru ( Pembukaan Pasar Baru) 8. Melakukan pembinaan terhadap karyawan/pekerja. Anggota dan Calon Anggota. Wakil kepala Cabang Pembantu 1. Bersama-sama Kepala Cabang Pembantu sebagai Koordinator pelaksanaan usaha Cabang Pembantu yang telah ditentukan. 2. Melakukan penelitian dan pengembangan usaha. 3. Melakukan promosi tentang kebijaksanaan usaha. 4. Melakukan penelitian, survay Lapangan Permohonan Pinjaman. 5. Bersama-sama Kepala Cabang Pembantu melakukan pembinaan terhadap karyawann/Pekerja, Anggota dan Calon Anggota. 6. Mengawasi dan bertanggung jawab atas pembuatan Laporan
82
Administrasi keuangan Cabang Pembantu. 7. Bersama-sama Kepala Cabang Pembantu melakukan tindakan eksekusi jaminan terhadap peminjam bermasalah. 8. Membantu dan mewakili tugas-tugas atasannya secara lisan dan tulisan. 9. Bertanggung jawab kepada Kepala Cabang Pembantu. Kepala Sub. Seksie Operasional dan Pemasaran. 1. Mengadakan Penelitian terhadap permohonan peminjam. 2. Mengadakan pembinaan terhadap anggota/calon anggota peminjam. 3. Melakukan pembinaan terhadap Penyuluh. 4. Mengadakan Koordinasi dengan aparat terkait. 5. Menggantikan tugas Penyuluh apabila berhalangan hadir. 6. Melakukan pengawasan dan operasional. 7. Melakukan promosi kebijaksanaan usaha. 8. Merealisasikan pengembangan usaha ( Buka Pasar Baru). 9. Membantu tugas-tugas lain atasan lisan maupun tulisan. 10. Bertanggung Jawab kepada Kepala Cabang/Cabang Pembantu. Staff Simpanan/Tabungan 1. Mencatat dan membukukan penerimaan dan pengeluaran simpanan dan Tabungan. 2. Meneliti dan mengesahkan Simpanan dan Tabungan anggota dan calon anggota. 3. Memberikan Laporan atas kegiatan Simpanan dan tabungan kepada
83
Kepala Cabang Pembantu/Kepala Cabang. 4. Bersama-sama bagian kasir dan pembukuan mengerjakan pengetikanpengetikan Kasir Cabang Pembantu. 1. Menerima, mencatat uang dan membayarkan kepada anggota/ calon anggota dan pihak lain atas persetujuan Kepala Kantor Cabang Pembantu. 2. Membuat Laporan Penerimaan dan Pengeluaran kas baik secara harian maupun periodik. 3. Membayarkan gaji dan atau kesejahteraan lain kepada karyawan/ pekerja yang menjadi batas kewenangannya. 4. Menyimpan dan menggunakan uanga, warkat warkat yang menjadi bagtas kewenangannya. 5. Mendampingi pemeriksaan kas bersama sama bagian akuntansi. 6. Bersama sama bagian pembukuan dan Simpanan mengerjakan pengetikan-pengetikan. 7. Membantu tugas tugas atasan baik lisan ataupun tulisan. 8. Bertanggung jawab kepada kepala cabang pembantu Staff Pembukuan Cabang Pembantu 1. Mencatat permohonan pinjaman para anggota dan calon anggot pada buku laksara. 2. Membantuk pengerjaan dan penelitian kekurangan administrasi permohonan pinjaman.
84
3. Membukukan transaksi pinjaman Anggota dan calon Anggota. 4. Bersama-sama kasir dan bagian simpanan mengerjakan pengetikanpengetikan. 5. Mengerjakan rekapitulasi keiatan angsuran dan Pinjaman anggota dan calon anggota. 6. Melakukan koordinasi dengan aparat terkait. 7. Membantu tugas-rugas atasan secara lisan dan tulisan. 8. Bertanggung jawab kepada Kepala Cabang Pembantu Penyuluh. 1. Melakukan promosi produk usaha koperasi terhadap masyarakan sebagai calon anggota. 2. Melakukan permbinaan terhadap anggota dan calon anggota. 3. Melaksanakan penagihan dan penarikan simpanan dan tabungan terhadap anggota dan calon anggota dan menyetorkannya kepada Kasir Cabang. 4. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan usaha dan menangani pinjaman bermasalah di wilayah operasinya. 5. Mencatat penerimaan angsuran dan tabungan dengan benar, rapih dan tertib, serta melakukan penutupan secara periodik. 6. Menyerahkan uang pinjaman dan tabungan kepada anggota dan calon anggota atas persetujuan Kepala Pimpinan Capem. 7. Melakukan koordinasi dengan Ka Sub Sie ataupun aparat yang ada dan memberikan rekomendasi Pinjaman anggota dan calon anggota.
85
8. Membantu tugas-tugas atasan secara lisan dan tertulis. 9. Bertanggung jawab kepada Kepala Cabang Pembantu. Koperasi yang kuat dan sehat, di manapun dan kapanpun, selalu tidak dikembangkan tidak dengan cara cepat atau instan melainkan cenderung perlahan tapi konsisten, sehingga pengembangannya memerlukan waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena dalam pengembangan koperasi terdapat rambu-rambu dalam bentuk nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang harus dipatuhi oleh setiap koperasi agar tetap berada dalam koridornya. Dalam perjalanan sejarah perkoperasian di Indonesia kita pernah menyaksikanm betapa koperasi yang didorong dengan berbagai fasilitas agar dengan cepat dapat berfungsi, ternyata lumpuh begitu fasilitas tidak lagi dikucurkan.
4.1.4 Profil KSP Kodanua I. Organisasi 1. Nama Koperasi
: K.S.P “KODANUA”
2. No. & Tgl. Badan Hukum
: 1212/BH/I/1997 ; 27 Agustus 1977
3. Alamat Kantor Pusat
: Jl. Prof. Dr. Latumenten I/No. 41
4. Kelurahan
: Jelambar
5. Kecamatan
: Grogol Petamburan
6. Kotamadya
: Jakarta Barat
86
7. No. Telpon
: 5601250 ; 5603345 ; 9171603
8. No. Fax
: 5601250
9. Status
: Mandiri
10. Predikat
: Teladan Nasional
11. Kualifikasi
: A / Sangat mantap
12. Jumlah Anggota
: 2.174 orang
13. Jumlah Calon Anggota
:15.218 orang
14. Jumlah Karyawan
: 430 orang
15. Jumlah Kantor
: 22 Cabang Pembantu
II. Pengurus 1. Ketua
: H.R Soepriyono
2. Wakil Ketua
: H.Djamingun MS
3. Sekretaris
: Tukidi,SE,S.KOM,MM
4. Wakil Sekretaris
: H.M.Mardjudhi
5. Bendahara
: H.Tugiman
III. Pengawas 1. Ketua
: Drs H. Djumiko As. MM
2. Sekretaris
: Hj. Wasilah
3. Anggota
: H. Shaleh Mahmud
IV. Usaha 1. Care Business
: Usaha Simpan Pinjam
2. Segmen Pasar
: Pengusaha / Pedagang Kecil
87
3. Profit Margin
:2%
4. Captive Market
: Anggota dan calon anggota
5. Pelayanan
:
Cepat,
mudah
dan
professional
4.2 Motto, Visi Dan Misi Perusahaan Tingkat keberhasilan suatau KSP Kodanua dilihat dari berapa besar kemampuan
KSP
Kodanua
untuk
menjaga
kepercayaan
anggota
dan
masyarakatnya. Dengan itu maka KSP Kodanua akan tetap handal dalam mendukung segala usaha anggotanya. Rencana progam dan kegiatan KSP Kodanua akan dapat tercapai bila seluruh pihak-pihak yang terkait dapat memberikan partisipasi dan dukungan, maka dari itu perlu diadakan rapat anggota khusus, yang diharapkan seluruh jajaran pengurus dapat berkontribusi langsung untuk memberikan masukkan saran dan pendapat yang positif. a. Motto: ”Bersama Kodanua Menuju Keberhasilan” b. VISI: Menjadikan KSP Kodanua sebagai pelopor dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan. c. MISI: 1. Meningkatkan peran serta koperasi dalam kegiatan usaha kecil menengah melalui wadah KSP Kodanua
88
2. Melaksanakan rapat anggota sebagai kekuasaan tertinggi dengan menjalankan usaha dibidang jasa simpan pinjam baik kepada anggota maupun calon anggota dengan memberikan pelayanan
terbaik
dalam
rangka
meningkatkan
kesejahteraannya. 3. Menjadikan KSP Kodanua sebagai lembaga keuangan alternatif dalam kegiatan simpan pinjam.
4.3 Data Penelitian
Tabel 4.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan KSP Kodanua periode 2007-2011 Bln/Th
Perkembang
Pengembangan
Jumlah
Iuran Kas
Pendapatan
an kredit
Bisnis (X2)
Anggota
Anggota
(Y)
(X3)
(X4)
(X1) Jan 2007
18434650000
20235892500
16047
2699759400
1742747410
Feb 2007
19685650000
19523148000
16818
2576839400
1781239183
Mar 2007
18085100000
20971547650
17191
2632171400
1804255198
Apr 2007
19781650000
20560007500
17108
2511714400
1876133296
Mei 2007
20552880000
22579784000
16975
2645345900
1852030074
Jun 2007
20962550000
21912768000
17249
2697450900
1813156923
Jul 2007
21756400000
21655633000
17535
2744937900
1864420156
Aug 2007
20761800000
22733917000
17482
2998143900
1966267841
89
Sep 2007
20360700000
22276331000
16532
3068661400
1997954181
Okt 2007
19389870000
8055242500
16734
3293383400
1848825731
Nov 2007
20108450000
23232470500
16734
3143929400
1823066487
Des 2007
21099700000
20879946500
16973
3087395900
1781795950
Jan 2008
20481350000
22504735000
17244
3446640800
1987069077
Feb 2008
23561700000
22609476500
17654
3509542800
1870055322
Mar 2008
24373900000
22401782500
17973
3682920700
1946409864
Apr 2008
25488900000
24647882500
18044
3743385700
2101077258
Mei 2008
25950850000
25267017500
18122
3692479700
1989567052
Jun 2008
26575750000
27152192000
18195
3665239700
2106392823
Jul 2008
25043550000
28954534000
18124
3736839700
2189530801
Aug 2008
23822634000
29585767500
17872
3810880700
2212537172
Sep 2008
23852750000
21478952000
17175
3899538200
2061635450
Okt 2008
22654100000
16227450000
17384
3999538200
2740474518
Nov 2008
23442050000
24801941000
17265
3868310200
2204313266
Des 2008
20404250000
23790970000
17242
4036745700
2066691379
Jan 2009
21564250000
27169513500
17424
4218441200
2309540040
Feb 2009
22883950000
25372427000
17406
4190967200
2279009933
Mar 2009
25687550000
27394715500
17422
4275997200
2496217169
Apr 2009
26376500000
25836450500
17672
4396704700
2323827215
Mei 2009
24339000000
24870655000
17664
4564044700
2396198649
Jun 2009
25457250000
27017999500
17645
4623804700
2567658613
90
Jul 2009
27487600000
31170558500
17431
4780789200
2662983778
Aug 2009
27233750000
30030679500
16954
4848709200
3066457288
Sep 2009
19216251000
10001103000
16246
5004415200
1557418869
Okt 2009
26375500000
29144483000
16580
5139915200
622301782
Nov 2009
22444500000
24772388500
16466
5226380200
3305741028
Des 2009
25697383450
28314238950
16450
5415270200
3103091577
Jan 2010
24841350000
27373958650
16582
5213280200
2802752901
Feb 2010
23089850000
24716331500
16674
5314890200
2547109136
Mar 2010
24809050000
30034435000
16873
5652070200
3277402715
Apr 2010
25769800000
28614316500
16864
5981630200
2731884801
Mei 2010
25052800000
28058325500
17105
6043006700
2860893391
Jun 2010
26424500000
29355588000
17104
6119767200
3068522201
Jul 2010
25865750000
28726735500
17019
6281455200
3051043523
Aug 2010
24531600000
27062708000
16199
6304010200
3111889229
Sep 2010
18696700000
9645209000
16114
6348157200
1312829669
Okt 2010
23220950000
25741915500
16634
6416659200
2788194316
Nov 2010
23153800000
25563997500
15932
6574779200
3430095147
Des 2010
24651400000
30036372000
16002
6575237200
3006802462
Jan 2011
22633350000
25002696000
16002
6650846200
2831804679
Feb 2011
28282550000
23744520500
15903
6742251200
2607003960
Mar 2011
27012000000
31367741000
15949
6864601200
3264335337
Apr 2011
28859450000
27656643000
15887
6925243200
2979498913
91
Mei 2011
27378100000
28446341500
15904
6999959200
2967313355
Jun 2011
26875300000
28827248500
15801
7057177200
2974895370
Jul 2011
25629450000
29543715000
15424
7081455200
3051043523
Aug 2011
27155250000
24477493000
14894
7342473200
2487331413
Sep 2011
28899350000
14360396000
15033
7595318200
1863130646
Okt 2011
25088150000
30259847000
14990
7439473200
3438162496
Nov 2011
27790750000
29911586000
15055
7374779200
3430095147
Des 2011
28453350000
31585550500
15218
7546403200
3715182656
Sumber: Laporan Keuangan KSP Kodanua 2007-2011
4.3. Uji Normalitas 4.3.1 Uji Normalitas Variabel Perkembangan Kredit (X1) Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.2 dan Gambar 4.1
Tabel 4.2 Uji Normalitas Variable Perkembangan Kredit (X1) Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic PerkembanganKredit_X1
df
.090
Shapiro-Wilk
Sig. 60
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
Statistic *
.200
.963
df
Sig. 60
.065
92
Gambar 4.2 Uji Normalitas Perkembangan Kredit (X1)
Dasar Pengambilan Keputusan: Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirmova ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirmova < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
93
Keputusan: Variabel X1 memiliki Sig = 0,200 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X1 dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.
4.3.2 Uji Normalitas Variabel Pengembangan Bisnis (X2) Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.3 dan Gambar 4.2
Tabel 4.3 Uji Normalitas Variabel Pengembangan Bisnis (X2) Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic PengembanganBisnis_X2
.112
df
Shapiro-Wilk
Sig. 60
.059
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian SPSS 2007-2011
Statistic .879
df
Sig. 60
.000
94
Gambar 4.3 Uji Normalitas Pengembangan Bisnis (X2)
Dasar Pengambilan Keputusan: Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirmova ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirmova < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
95
Keputusan: Variabel X2 memiliki Sig = 0,059 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X2 dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.
4.3.3 Uji Normalitas Variabel Jumlah Anggota (X3) Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.4 dan Gambar 4.3
Tabel 4.4 Uji Normalitas Variabel Jumlah Anggota (X3) Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic JumlahAnggota_X3
.086
df
Shapiro-Wilk
Sig. 60
Statistic
.200*
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian SPSS 2007-2011
.963
df
Sig. 60
.063
96
Gambar 4.4 Uji Normalitas Variabel Jumlah Anggota (X3)
Dasar Pengambilan Keputusan: Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirmova ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirmova < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
97
Keputusan: Variabel X3 memiliki Sig = 0,200 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X3 dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.
4.3.4 Uji Normalitas Variabel Iuran Kas Anggota (X4) Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam table 4.5 dan gambar 4.4
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Iuran Kas Anggota (X4) Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic IuranKasAnggota_X4
.107
df
Shapiro-Wilk
Sig. 60
Statistic
.083
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian SPSS 2007-2011
.933
df
Sig. 60
.003
98
Gambar 4.5 Uji Normalitas Data Iuran Kas Anggota (X4)
Dasar Pengambilan Keputusan: Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirmova ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirmova < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
99
Keputusan: Variabel X4 memiliki Sig = 0,83 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X4 dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.
4.3.5 Uji Normalitas Variabel Pendapatan (Y) Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.6 dan Gambar 4.5
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Pendapatan (Y) Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic Pendapatan_Y
.099
df
Shapiro-Wilk
Sig. 60
Statistic
.200*
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
.964
df
Sig. 60
.077
100
Gambar 4.6 Uji Normalitas Data Pendapatan (Y)
Dasar Pengambilan Keputusan: Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirmova ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirmova < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
101
Keputusan: Variabel X5 memiliki Sig = 0,200 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X5 dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.
4.4 Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Heterokedatisitas
Gambar 4.7 Uji Heterokedatisitas X1, X2, X3, X4 dan Y
102
Dasar Pengambilan Keputusan: Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas Keputusan: Dari scatterplot tersebut, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak. Baik bagian atas angka nol atau di bagian bawah angka 0 dari sumbu vertikal atau sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedatisitas dalam model regresi ini.
4.4.2 Uji Multikorelasi
Tabel 4.7 Uji Multikorelasi X1, X2, X3, X4 dan Y Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
PerkembanganKredit_X1
.329
3.035
PengembanganBisnis_X2
.573
1.747
JumlahAnggota_X3
.332
3.014
IuranKasAnggota_X4
.200
5.005
a. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
103
Dasar Pengambilan Keputusan: Jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas di antara variabel bebas Jika nilai VIF > 10 maka terjadi gejala multikolinearitas di antara variabel bebas Keputusan: Dari tabel Coefficientsa yang kita peroleh sebelumnya, dapat diketahui bahwa nilai VIF: Perkembangan Kredit (X1)
= 3,035 (< 10)
Pengembangan Bisnis (X2)
= 1,747 (< 10)
Jumlah Anggota (X4)
= 3,014 (< 10)
Iuran Kas Anggota (X5)
= 5,005 (< 10)
Artinya, nilai VIF (ini) lebuh kecil daripada 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas di antara variabel bebas
4.4.3 Uji Autokorelasi Tabel 4.8 Uji Autokorelasi X1, X2, X3, X4 dan Y Model Summaryb
Model 1
R
R Square a
.790
.624
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .597
3.954E8
Durbin-Watson 2.145
104
a. Predictors: (Constant), IuranKasAnggota_X4, PengembanganBisnis_X2, JumlahAnggota_X3, PerkembanganKredit_X1 b. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
Dasar Pengambilan Keputusan: 1. Menentukan Hipotesis Ho : tidak ada autokolerasi Ha : ada autokolerasi 2. Menentukan nilai dL dan dU dengan melihat Tabel DurbinWatson, pada α = 5%, k = 4 diperoleh nilai dL = 1,4443 dan nilai dU = 1,7274. Nilai k menunjukan jumlah variabel bebas (dalam kasus ini adalah variabel X1,X2,X3,X4), n = 60 di mana merupakan jumlah data dalam penelitian ini. 3. Keputusan ada tidaknya autokolerasi a. Bila nilai DW berada di antara dU sampai dengan 4 – dU, koefisien kolerasi sama dengan nol. Artinya, tidak terjadi autokolerasi. b. Bila nilai DW lebih kecil daripada dL, koefisien korelasi lebih besar daripada nol. Artinya, terjadi autokolerasi positif. c. Bila nilai DW lebih besar daripada 4 – dL, koefisien kolerasi lebih kecil daripada nol. Artinya, terjadi autokolerasi negatif. d. Bila nilai DW terletak di antara 4 – dU dan 4 – dL, hasilnya tidak dapat disimpulkan.
105
Keputusan: Dari tabel Model Summaryb diperoleh nilai DW = 2,042. Nilai
dL
= 1,4443
dU
= 1,7274
DW
= 2,145
4 - dU = 2,5557 4 - dL = 2.5917 Dengan demikian, DW berada antara dU dan 4 – dU yaitu 1,7274 < 2,145 < 2,5557. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
4.5 Uji Regresi 4.5.1 Uji Regresi Bivariate Untuk mengetahui pengaruh langsung masing-masing variabel bebas (Perkembangan Kredit, Pengembangan Bisnis, Jumlah Anggota, dan Iuran Kas) terhadap variabel pengikat (Pendapatan). Pengujian regresi bivariate dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science).
106
4.5.1.1 Analisis Pengaruh Perkembangan Kredit (X1) terhadap Pendapatan (Y)
Tabel 4.9 Koefisien Determinasi (R Square/R2) X1 Terhadap Y Model Summaryb
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.551
.303
.291
5.243E8
a. Predictors: (Constant), PerkembanganKredit_X1 b. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
Koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisa regresi, dimana hal yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2) antara 0 (nol) dan 1 (satu). Angka R (koefisien korelasi) yang tertera pada Table 4.9 adalah sebesar 0,551. Memberi arti bahwa asosiasi/ke-eratan hubungan antara Perkembangan Kredit dan Pendapatan KSP Kodanua adalah kuat. Karena nilai 0,551 lebih besar dari nilai 0,5 (0,5 adalah ukuran standar yang sudah ditentukan dalam alat pengukuran statistik). Jika R ≥ 0,5 dapat dikatakan hubungan antar variabelnya adalah kuat, dan sebaliknya, jika R < 0,5 maka dapat dikatakan hubungan antar variabelnya adalah lemah. Nilai R square (koefisien determinasi) adalah sebesar 0,303, maka hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Perkembangan Kredit dalam
107
mempengaruhi naik/turunnya Pendapatan KSP Kodanua adalah sebesar 30.3%. Sedangkan sisanya 69.7% dipengaruhi oleh variabel/faktor lain.
Tabel 4.10 Uji ANOVA (Uji F) X1 Terhadap Y ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
6.933E18
1
6.933E18
Residual
1.594E19
58
2.749E17
Total
2.288E19
59
F 25.224
Sig. a
.000
a. Predictors: (Constant), PerkembanganKredit_X1 b. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Uji Hipotesis: Ho : Perkembangan Kredit (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan (Y). Ha : Perkembangan Kredit (X1) berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan (Y). Selanjutnya untuk mengetahui signifikan regesi parsial, yaitu mempunyai kriteria uji sebagai berikut:
108
a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas Sig atau (0,05 < Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Perkembangan Kredit (X1) terhadap Pendapatan KSP Kodanua (Y). b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel Perkembangan Kredit (X1) terhadap Pendapatan KSP Kodanua (Y). Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh nilai F hitung sebesar 25.224 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Karena tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,05 adalah standar tingkat kesalahan yang sering dipergunakan dalam perhitungan statistik dan untuk dibandingkan dengan Sig), maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Perkembangan Kredit mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan KSP Kodanua. Tabel 4.11 Uji Bivariate (Uji t) X1 Terhadap Y a
Coefficients
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
PerkembanganKredit_X1
Std. Error
-3.766E8
5.633E8
.117
.023
a. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
Coefficients Beta
t
.551
Sig. -.669
.506
5.022
.000
109
Uji bivariate atau uji t adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara terpisah/masing-masing/satu per satu. Berdasarkan Tabel 4.10, diperoleh bahwa nilai t hitung adalah sebesar 5,022 dengan tingkat siginifikan sebesar 0,000. Karena tingkat signifikan (0,000) lebih kecil daripada 0,05 (0,05 adalah standar tingkat kesalahan yang sering dipergunakan dalam perhitungan statistik dan untuk dibandingkan dengan Sig), maka dapat disimpulkan bahwa Perkembangan Kredit berpengaruh secara parsial terhadap Pendapatan KSP Kodanua.
Y = -a + bX Y = -376.600.000 + 0,117X Berdasarkan persamaan regresi diatas terlihat bahwa, nilai konstanta (a) sebesar Rp-376.600.000, artinya jika Perkembangan Kredit (X) nilainya adalah 0, maka Pendapatan (Y) nilainya negatif yaitu sebesar Rp376.600.000. Koefisien regresi Perkembangan Kredit (X) sebesar 0,117 artinya jika nilai Perkembangan Kredit mengalami kenaikan Rp1.000, maka nilai Pendapatan (Y) akan mengalami peningkatan sebesar Rp117. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara Perkembangan Kredit dengan Pendapatan KSP Kodanua, semakin naik Perkembangan Kredit maka semakin naik tingkat Pendapatan KSP Kodanua.
110
4.5.1.2 Analisis Pengaruh Pengembangan Bisnis (X2) terhadap Pendapatan (Y)
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi (R Square/R2) X2 Terhadap Y Model Summaryb
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.623
.388
.378
4.912E8
a. Predictors: (Constant), PengembanganBisnis_X2 b. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
Koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisa regresi, dimana hal yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2) antara 0 (nol) dan 1 (satu). Angka R (koefisien korelasi) yang tertera pada Table 4.11 adalah sebesar 0,623. Memberi arti bahwa asosiasi/ke-eratan hubungan antara Pengembangan Bisnis dan Pendapatan KSP Kodanua adalah kuat, karena nilai 0,623 lebih besar dari nilai 0,5 (0,5 adalah ukuran standar yang sudah ditentukan dalam alat pengukuran statistik). Jika R ≥ 0,5 dapat dikatakan hubungan antar variabelnya adalah kuat, dan sebaliknya, jika R < 0,5 maka dapat dikatakan hubungan antar variabelnya adalah lemah. Nilai R square (koefisien determinasi) adalah sebesar 0,388, maka hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Pengembangan Kredit dalam
111
mempengaruhi naik/turunnya Pendapatan KSP Kodanua adalah sebesar 38.8%. Sedangkan sisanya 61.2% dipengaruhi oleh variabel/faktor lain.
Tabel 4.13 Uji ANOVA (Uji F) X2 Terhadap Y ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
8.884E18
1
8.884E18
Residual
1.399E19
58
2.413E17
Total
2.288E19
59
F 36.822
Sig. a
.000
a. Predictors: (Constant), PengembanganBisnis_X2 b. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Uji Hipotesis: Ho : Pengembangan Bisnis (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan (Y). Ha : Pengembangan Bisnis (X2) berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan (Y). Selanjutnya untuk mengetahui signifikan regesi sederhana atau bivariate, yaitu mempunyai kriteria uji sebagai berikut:
112
a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas Sig atau (0,05 < Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Pengembangan Bisnis (X2) terhadap Pendapatan KSP Kodanua (Y). b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel Pengembangan Bisnis (X2) terhadap Pendapatan KSP Kodanua (Y). Berdasarkan Tabel 4.12 diperoleh nilai F hitung sebesar 36,822 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Karena tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 (ɑ=0,05 adalah standar tingkat kesalahan yang sering dipergunakan dalam perhitungan statistik dan untuk dibandingkan dengan Sig), maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Pengembangan Bisnis mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan KSP Kodanua. Berdasarkan Tabel 4.13, diperoleh bahwa nilai t hitung adalah sebesar 6,068 dengan tingkat siginifikan sebesar 0,000. Karena tingkat signifikan (0,000) lebih kecil daripada 0,05 (0,05 adalah standar tingkat kesalahan yang sering dipergunakan dalam perhitungan statistik dan untuk dibandingkan dengan Sig), maka dapat disimpulkan bahwa Pengembangan Bisnis berpengaruh secara parsial terhadap Pendapatan KSP Kodanua.
113
Tabel 4.14 Uji Bivariate (Uji t) X2 Terhadap Y a
Coefficients
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
PengembanganBisnis_X2
Coefficients
Std. Error
5.710E8
3.132E8
.075
.012
Beta
t
.623
Sig.
1.824
.073
6.068
.000
a. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
Y = a + bX Y = 571.000.000 + 0,75X Berdasarkan persamaan regresi diatas terlihat bahwa, nilai konstanta (a) sebesar Rp571.000.000, artinya jika Pengembangan Bisnis (X) nilainya adalah 0, maka Pendapatan (Y) nilainya positif yaitu sebesar Rp571.000.000. Koefisien regresi variabel Pengembangan Bisnis (X) sebesar 0,75 artinya jika nilai Pengembangan Bisnis Rp1.000, maka nilai Pendapatan (Y) akan mengalami peningkatan sebesar Rp750. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara Pengembangan Bisnis dengan Pendapatan KSP Kodanua, semakin naik Pengembangan Bisnis maka semakin meningkatkan pula Pendapatan KSP Kodanua.
114
4.5.1.3 Analisis Pengaruh Jumlah Anggota (X3) terhadap Pendapatan (Y)
Tabel 4.15 Koefisien Determinasi (R Square/R2) X3 Terhadap Y Model Summaryb
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.410
.168
.153
5.729E8
a. Predictors: (Constant), JumlahAnggota_X3 b. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
Koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisa regresi, dimana hal yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2) antara 0 (nol) dan 1 (satu). Angka R (koefisien korelasi) yang tertera pada Table 4.14 adalah sebesar 0,410. Memberi arti bahwa asosiasi/ke-eratan hubungan antara Jumlah Anggota dan Pendapatan KSP Kodanua adalah lemah, karena nilai 0,410 lebih kecil dari nilai 0,5 (0,5 adalah ukuran standar yang sudah ditentukan dalam alat pengukuran statistik). Jika R ≥ 0,5 dapat dikatakan hubungan antar variabelnya adalah kuat, dan sebaliknya, jika R < 0,5 maka dapat dikatakan hubungan antar variabelnya adalah lemah. Nilai R square (koefisien determinasi) adalah sebesar 0,168, maka hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Jumlah Anggota dalam
115
mempengaruhi naik/turunnya Pendapatan KSP Kodanua adalah sebesar 16,8%. Sedangkan sisanya 83,2% dipengaruhi oleh variabel/faktor lain.
Tabel 4.16 Uji ANOVA (Uji F) X3 Terhadap Y ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
3.837E18
1
3.837E18
Residual
1.904E19
58
3.283E17
Total
2.288E19
59
F 11.688
Sig. a
.001
a. Predictors: (Constant), JumlahAnggota_X3 b. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Uji Hipotesis: Ho : Jumlah Anggota (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan (Y). Ha : Jumlah Anggota (X3) berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan (Y). Selanjutnya untuk mengetahui signifikan regesi sederhana, yaitu mempunyai kriteria uji sebagai berikut:
116
a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas Sig atau (0,05 < Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Jumlah Anggota (X3) terhadap Pendapatan KSP Kodanua (Y). b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel Jumlah Anggota (X3) terhadap Pendapatan KSP Kodanua (Y). Berdasarkan Tabel 4.15 diperoleh nilai F hitung sebesar 11,688 dengan tingkat signifikan sebesar 0,001. Karena tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,05 adalah standar tingkat kesalahan yang sering dipergunakan dalam perhitungan statistik dan untuk dibandingkan dengan Sig), maka dapat disimpulkan bahwa variabel Jumlah Anggota mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pe ndapatan KSP Kodanua.
Tabel 4.17 Uji Bivariate (Uji t) X3 Terhadap Y a
Coefficients
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
JumlahAnggota_X3
Std. Error
7.462E9
1.473E9
-299926.771
87729.322
a. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Coefficients Beta
t
-.410
Sig.
5.065
.000
-3.419
.001
117
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
Uji bivariate atau uji t adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara terpisah/masing-masing/satu per satu. Berdasarkan Tabel 4.16, diperoleh bahwa nilai t hitung adalah sebesar 3,419 dengan tingkat siginifikan sebesar 0,001. Karena tingkat signifikan (0,001) lebih kecil daripada 0,05 (0,05 adalah standar tingkat kesalahan yang sering dipergunakan dalam perhitungan statistik dan untuk dibandingkan dengan Sig), maka dapat disimpulkan bahwa Jumlah Anggota berpengaruh secara parsial terhadap Pendapatan KSP Kodanua.
Y = a - bX Y = 7.462.000.000 – 299926,771X Berdasarkan persamaan regresi diatas terlihat bahwa, nilai konstanta (a) sebesar Rp7.462.000.000, artinya jika Jumlah Anggota (X) nilainya adalah 0, maka Pendapatan (Y) nilainya positif yaitu sebesar Rp7.462.000.000. Koefisien regresi variabel Jumlah Anggota (X) sebesar -299926,771 artinya jika nilai Jumlah Anggota Rp1.000, maka nilai Pendapatan (Y) akan mengalami penurunan sebesar Rp-299926,771. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi pengaruh negatif antara Jumlah Anggota dengan Pendapatan KSP Kodanua, semakin naik Jumlah Anggota maka semakin menurunkan tingkat Pendapatan KSP Kodanua.
118
4.5.1.3 Analisis Pengaruh Iuran Kas (X4) terhadap Pendapatan (Y)
Tabel 4.18 Koefisien Determinasi (R Square/R2) X4 terhadap Y b
Model Summary
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
1
Adjusted R
.675
.455
.446
4.637E8
a. Predictors: (Constant), IuranKasAnggota_X4 b. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
Koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisa regresi, dimana hal yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2) antara 0 (nol) dan 1 (satu). Angka R (koefisien korelasi) yang tertera pada Table 4.17 adalah sebesar 0,675. Memberi arti bahwa asosiasi/ke-eratan hubungan antara Jumlah Anggota dan Pendapatan KSP Kodanua adalah kuat, karena nilai 0,675 lebih besar dari nilai 0,5 (0,5 adalah ukuran standar yang sudah ditentukan dalam alat pengukuran statistik). Jika R ≥ 0,5 dapat dikatakan hubungan antar variabelnya adalah kuat, dan sebaliknya, jika R < 0,5 maka dapat dikatakan hubungan antar variabelnya adalah lemah.
119
Nilai R square (koefisien determinasi) adalah sebesar 0,455, maka hal ini
menunjukkan
bahwa
besarnya
pengaruh
Iuran
Kas
dalam
mempengaruhi naik/turunnya Pendapatan KSP Kodanua adalah sebesar 45,5%. Sedangkan sisanya 54.5% dipengaruhi oleh variabel/faktor lain.
Tabel 4.19 Uji ANOVA (Uji F) X4 Terhadap Y b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
1.041E19
1
1.041E19
Residual
1.247E19
58
2.150E17
Total
2.288E19
59
F
Sig.
48.413
a
.000
a. Predictors: (Constant), IuranKasAnggota_X4 b. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Uji Hipotesis: Ho : Iuran Kas (X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan (Y). Ha : Iuran Kas (X4) berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan (Y). Selanjutnya untuk mengetahui signifikan regesi sederhana atau bivariate, yaitu mempunyai kriteria uji sebagai berikut:
120
c. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas Sig atau (0,05 < Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Iuran Kas (X4) terhadap Pendapatan KSP Kodanua (Y). d. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel Iuran Kas (X4) terhadap Pendapatan KSP Kodanua (Y). Berdasarkan Tabel 4.18 diperoleh nilai F hitung sebesar 48,413 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Karena tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,05 adalah standar tingkat kesalahan yang sering dipergunakan dalam perhitungan statistik dan untuk dibandingkan dengan Sig), maka dapat disimpulkan bahwa variabel Iuran Kas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan KSP Kodanua. Uji bivariate atau uji t adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara terpisah/masing-masing/satu per satu.
121
Tabel 4.20 Uji Bivariate (Uji t) X4 Terhadap Y a
Coefficients
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
IuranKas_X4
Coefficients
Std. Error
3.572E10
7.162E9
-5.380
3.732
Beta
T
-.186
Sig.
4.988
.000
-1.442
.155
a. Dependent Variable: Pendapatan_Y a. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber: Hasil Penelitian Data Penelitian 2007-2011
Berdasarkan Tabel 4.19, diperoleh bahwa nilai t hitung adalah sebesar -1,442 dengan tingkat siginifikan sebesar 0,155. Karena tingkat signifikan (0,155) lebih besar daripada 0,05 (0,05 adalah standar tingkat kesalahan yang sering dipergunakan dalam perhitungan statistik dan untuk dibandingkan dengan Sig), maka dapat disimpulkan bahwa Iuran Kas tidak berpengaruh terhadap Pendapatan KSP Kodanua.
Y = a + bX Y = 35.720.000.000 - 5,380X4 Berdasarkan persamaan regresi diatas terlihat bahwa, nilai konstanta (a) sebesar Rp35.720.000.000, artinya jika Iuran Kas (X) nilainya adalah 0, maka Pendapatan (Y) nilainya positif yaitu sebesar Rp35.720.000.000. Koefisien regresi variabel Iuran Kas (X) sebesar -5,380
122
artinya jika nilai Iuran Kas Rp1.000, maka nilai Pendapatan (Y) akan mengalami penurunan sebesar Rp-5.380. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi pengaruh negatif antara Iuran Kas dengan Pendapatan KSP Kodanua, semakin naik Iuran Kas maka semakin menurunkan tingkat Pendapatan KSP Kodanua.
4.5.2 Uji Regresi Multivariate Analisis regresi Multivariate dilakukan dengan satu variabel dependen dan empat variabel independen. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu perkembangan kredit, pengembangan bisnis koperasi, jumlah anggota, dan iuran kas anggota, terhadap variabel dependen yaitu pendapatan KSP Kodanua. Pengujian dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.00 sehingga diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut ini adalah tabel-tabel uraian yang mengukur empat variabel independen yaitu perkembangan kredit, pengembangan bisnis koperasi, jumlah anggota, dan iuran kas anggota dengan satu variabel dependen yaitu pendapatan KSP Kodanua.
123
Tabel 4.21 Descriptive Statistics Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
PerkembanganKredit_X1
60
2.E10
3.E10
2.39E10
2.920E9
PengembanganBisnis_X2
60
8.E9
3.E10
2.48E10
5.162E9
JumlahAnggota_X3
60
14894
18195
1.68E4
850.240
IuranKasAnggota_X4
60
3.E9
8.E9
4.91E9
1.592E9
Pendapatan_Y
60
6.E8
4.E9
2.43E9
6.227E8
Valid N (listwise)
60
Sumber: Data Penelitian SPSS 2007-2011
Tabel 4.20 menunjukkan nilai maksimum, minimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi data. Pertama, tabel tersebut menjelaskan nilai data tertinggi dari Perkembangan Kredit
(X1)
adalah
Rp30.000.000.000
dan
nilai
terendah
adalah
Rp20.000.000.000. Data dengan variabel Perkembangan Kredit (X1) memiliki rata-rata nilai sebesar Rp23.900.000.000 dan jumlahnya ada 60 data, dan dengan nilai standar deviasi sebesar Rp2.920.000.000. Kedua, tabel tersebut menjelaskan nilai data tertinggi dari Pengembangan Bisnis
(X2)
adalah
Rp8.000.000.000
dan
nilai
terendah
adalah
Rp30.000.000.000. Data dengan variabel Pengembangan Bisnis (X2) memiliki rata-rata nilai sebesar Rp24.800.000.000 dan jumlahnya ada 60 data, dan dengan nilai standar deviasi sebesar Rp5.162.000.000.
124
Ketiga, tabel tersebut menjelaskan nilai data tertinggi dari Jumlah Anggota (X3) adalah 14.894 dan nilai terendah adalah 18.195. Data dengan variabel Jumlah Anggota (X3) memiliki rata-rata nilai sebesar 16.800 dan jumlahnya ada 60 data, dan dengan nilai standar deviasi sebesar 850,240. Keempat, tabel tersebut menjelaskan nilai data tertinggi dari Iuran Kas (X4) adalah Rp2.000.000.000 dan nilai terendah adalahRp2.000.000.000. Data dengan
variabel
Iuran
Kas
(X4),
memiliki
rata-rata
nilai
sebesar
Rp1.910.000.000dan jumlahnya ada 60 data, dan dengan nilai standar deviasi sebesar Rp132.700.000. Kelima, tabel tersebut menjelaskan nilai data tertinggi dari Pendapatan (Y) adalah Rp6.000.000.000dan nilai terendah adalah Rp4.000.000.000. Data dengan
variabel
Iuran
Kas
(X4),
memiliki
rata-rata
nilai
sebesar
Rp2.430.000.000 dan jumlahnya ada 60 data, dan dengan nilai standar deviasi sebesar Rp622.700.000.
125
Tabel 4.22 Variables Entered/Removed
Variables Entered/Removedb Variables
Variables
Entered
Removed
Model 1
Method
IuranKas_X4, PerkembanganK redit_X1, JumlahAnggota_
. Enter
X3, Pengembangan a
Bisnis_X2
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber: Data Penelitian SPSS 2007-2011
Table 4.21 menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang dikeluarkan (removed), atau dengan kata lain keempat variabel bebas dimasukkan ke dalam perhitungan regresi.
Tabel 4.23 Adjusted Koefisien Determinasi (R Square/R2) X1, X2, X3, X4 Terhadap Y b
Model Summary
Model 1
R
R Square a
.790
.624
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .597
3.954E8
126
a. Predictors: (Constant), JumlahAnggota_X3, PengembanganBisnis_X2, PerkembanganKredit_X1, IuranKasAnggota_X4 b. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber : Hasil Pengelolaan Data Penelitian SPSS 2007-2011
Adjusted Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisa regresi berganda, dimana hal yang ditunjukkan oleh besarnya adjusted R square antara 0 (nol) dan 1 (satu). Angka R (koefisien korelasi) yang tertera pada Table 4.22 di atas adalah sebesar 0,597. Memberi arti bahwa asosiasi/ke-eratan pengaruh antara variabel Perkembangan Kredit (X1), Pengembangan Bisnis (X2), Jumlah Anggota (X3), dan Iuran Kas (X4) dan Pendapatan KSP Kodanua (Y) adalah kuat, karena nilai 0,597 lebih besar dari nilai 0,5 (0,5 adalah ukuran standar yang sudah ditentukan dalam alat pengukuran statistik). Jika R ≥ 0,5 dapat dikatakan hubungan antar variabelnya adalah kuat, dan sebaliknya, jika R < 0,5 maka dapat dikatakan hubungan antar variabelnya adalah lemah. Nilai Adjusted R square adalah sebesar 0,597, maka hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel Perkembangan Kredit (X1), Pengembangan Bisnis (X2), Jumlah Anggota (X3), dan Iuran Kas (X4) dalam mempengaruhi naik/turunnya Pendapatan KSP Kodanua (Y) adalah sebesar 59,7%. Sedangkan sisanya 40,3% dipengaruhi oleh variabel/faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
127
Tabel 4.24 Uji ANOVA (Uji F) X1, X2, X3, X4 dan Y b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
1.428E19
4
3.570E18
Residual
8.597E18
55
1.563E17
Total
2.288E19
59
F 22.838
Sig. a
.000
a. Predictors: (Constant), JumlahAnggota_X3, PengembanganBisnis_X2, PerkembanganKredit_X1, IuranKasAnggota_X4 b. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber : Hasil Pengelolaan Data Penelitian SPSS 2007-2011
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara bersama-sama apakah variabel-variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Uji Hipotesis: Ho : Perkembangan Kredit (X1), Pengembangan Bisnis (X2), Jumlah Anggota (X3), dan Iuran Kas (X4) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan KSP Kodanua (Y). Ha : Perkembangan Kredit (X1), Pengembangan Bisnis (X2), Jumlah Anggota (X3), dan Iuran Kas (X4) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan KSP Kodanua (Y). Selanjutnya
untuk
mengetahui
signifikan
mempunyai kriteria uji sebagai berikut:
regresi
multivariate,
yaitu
128
a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas Sig atau (0,05 < Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Perkembangan Kredit (X1), Pengembangan Bisnis (X2), Jumlah Anggota (X3), dan Iuran Kas (X4) terhadap Pendapatan KSP Kodanua (Y). b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel Perkembangan Kredit (X1), Pengembangan Bisnis (X2), Jumlah Anggota (X3), dan Iuran Kas (X4) terhadap Pendapatan KSP Kodanua (Y). Berdasarkan Tabel 4.23 diperoleh nilai F hitung sebesar 22.838 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Karena tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,05 adalah standar tingkat kesalahan yang sering dipergunakan dalam perhitungan statistik dan untuk dibandingkan dengan Sig), maka dapat disimpulkan bahwa variabel Perkembangan Kredit (X1), Pengembangan Bisnis (X2), Jumlah Anggota (X3), dan Iuran Kas (X4) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan KSP Kodanua (Y).
129
Tabel 4.25 Uji Bivariate (Uji t) X1, X2, X3, X4 dan Y a
Coefficients
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
3.619E8
1.784E9
PerkembanganKredit_X1
-.038
.031
PengembanganBisnis_X2
.061
JumlahAnggota_X3 IuranKasAnggota_X4
Coefficients Beta
t
Sig. .203
.840
-.179
-1.244
.219
.013
.504
4.611
.000
17256.646
105090.566
.024
.164
.870
.243
.072
.621
3.356
.001
a. Dependent Variable: Pendapatan_Y
Sumber : Hasil Pengelolaan Data Penelitian SPSS 2007-2011
Uji bivariate atau uji t secara simultan adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara simultan/bersama-sama. Berdasarkan Tabel 4.25 diatas, diperoleh bahwa nilai t hitung adalah sebesar 0,203 dengan tingkat siginifikan sebesar 0,840. Karena tingkat signifikan (0,840) lebih besar daripada 0,05 (0,05 adalah standard tingkat kesalahan yang sering dipergunakan dalam perhitungan statistik dan untuk dibandingkan dengan Sig), maka dapat disimpulkan bahwa Perkembangan Kredit (X1), Pengembangan Bisnis (X2), Jumlah Anggota (X3), dan Iuran Kas (X4) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan KSP Kodanua (Y). Walaupun terdapat variabel yang tidak signifikan, variabel
130
tersebut tetap dapat di uji melalui regresi multivariate karena akan mendapatkan hasil maksimal jika diuji secara simultan. Persamaan Regresi Multivariate:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Diketahui: Y
= adalah subjek nilai dalam variabel terikat yang diprediksikan
a
= harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b1,2,3,4
= angka arah koefisien regresi
X1,2,3,4
= subjek pada variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu
Berdasarkan Tabel 4.25 dapat diartikan persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 361.900.000 – 0,038X1 + 0,061X2 + 17256.646X3 + 0,243X4
Berdasarkan persamaan regresi diatas terlihat bahwa, nilai konstanta (a) sebesar
Rp361.900.000,
artinya
keempat
variabel
bebas
tersebut
((Perkembangan Kredit (X1), Pengembangan Bisnis (X2), Jumlah Anggota (X3), dan Iuran Kas (X4)) nilainya adalah 0, maka Pendapatan KSP Kodanua (Y) nilainya sebesar Rp361.900.000. Atau hal ini dapat diartikan jika tidak ada
131
pergerakan dari keempat variabel independen maka Pendapatan KSP Kodanua akan mengalami kenaikkan sebesar Rp361.900.000.
4.6 Hasil Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa variabel perkembangan kredit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel pendapatan KSP Kodanua dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,551 yang mengandung arti kuat karena nilai tersebut lebih besar dari 0,5 (0,5 adalah ukuran standar yang sudah ditentukan dalam alat pengukuran statistik). Sehingga implikasi kebijakan yang dapat disampaikan kepada KSP Kodanua adalah KSP Kodanua perlu memberikan kemudahan kepada mereka yang akan meminjam baik anggota maupun calon anggota, dengan memberikan kemudahan dalam pemberian kredit seperti memberi tingkat bunga yang rendah untuk para peminjam, memberikan batas jatuh tempo yang lebih lama untuk pengembalian kewajiban para anggota, akan sangat memudahkan untuk mendapatkan anggota/calon anggota baru. Selain itu KSP Kodanua juga perlu memberikan simpanan yang menarik untuk para nasabah. Walaupun perkembangan kredit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan, tetapi KSP Kodanua tetap harus menjalankan prosedur dalam pemberian kredit kepada anggota, karena jika tidak melakukan prosedur yang ada dapat menimbulkan penurunan pendapatan yang disebabkan karena kurangnya penyeleksian dalam pemberian kredit.
132
Variabel pengembangan bisnis koperasi juga berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pendapatan KSP Kodanua, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,623 yang mengandung arti kuat karena nilai tersebut lebih besar dari 0,5 (0,5 adalah ukuran standar yang sudah ditentukan dalam alat pengukuran statistik). Sehingga KSP Kodanua perlu untuk menambah cabang baru, serta meningkatkan volume usaha disetiap cabangnya. Selain itu, KSP Kodanua juga perlu menerapkan sistem teknologi informasi untuk dapat melihat perubahan dan perkembangan yang sangat cepat, agar dapat mendeteksi informasi lebih awal. Meski dalam penelitian ini variabel jumlah anggota memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan KSP Kodanua, tetapi sifat pengaruhnya tersebut adalah lemah, karena karena nilai 0,410 lebih kecil dari nilai 0,5 (0,5 adalah ukuran standar yang sudah ditentukan dalam alat pengukuran statistik). Jadi KSP Kodanua perlu mempertimbangkan untuk menaikkan jumlah anggota, karena hal ini bisa menurunkan pendapatan untuk KSP Kodanua. Semakin banyaknya jumlah anggota tidak menutup kemungkinan untuk anggota tersebut terlibat dalam kasus kredit bermasalah atau kemacetan kredit. Dan penelitian ini menemukan bahwa variabel iuran kas mempunyai jenis hubungan yang paling besar terhadap variabel pendapatan KSP Kodanua. Dengan menunjukkan nilai 0,675 yang memiliki arti kuat, karena 0,675 lebih besar dari nilai 0,5 (0,5 adalah ukuran standar yang sudah ditentukan dalam alat pengukuran statistik). Variabel iuran kas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan KSP Kodanua. Meskipun memiliki pengaruh yang segnifikan KSP Kodanua perlu mempertimbangkan dalam menetapkan jumlah nilai iuran anggota,
133
karena jika salah dalam menetapkan nilai iuran untuk para anggotanya, dapat mengakibatkan penurunan jumlah anggota. Secara
simultan
pengaruh
antara
variabel
perkembangan
kredit,
pengembangan bisnis, jumlah anggota, dan iuran kas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan KSP Kodanua, ini terbukti dari Tabel 4.23. Serta menunjukkan nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,790 yang memiliki arti kuat, karena 0,790 lebih besar dari nilai 0,5 (0,5 adalah ukuran standar yang sudah ditentukan dalam alat pengukuran statistik). Faktor-faktor tersebut memiliki persentase nilai 59,7% dalam mempengaruhi pendapatan KSP Kodanua. Dengan nilai tersebut KSP Kodanua perlu melakukan evaluasi kinerja keuangan untuk kemajuan KSP Kodanua, serta meningkatkan perkembangan dari beberapa faktor lain untuk membantu meningkatkan pendapatan KSP Kodanua. Seperti meningkatkan jumlah simpanan atau tabungan untuk setiap anggotanya. KSP Kodanua menetapkan kurang lebih laporan pendapatan bulan Desember tahun 2012 adalah sebesar Rp5.000.000.000. Dari persamaan regresi yang ditampilkan pada Tabel 4.23 dapat dibuat peramalan untuk bulan-bulan berikutnya, seperti asumsi peramalan untuk bulan-bulan berikutnya seperti dibawah ini: Peramalan bulan Januari 2013: Y
= 361.900.000 – 0,038X1 + 0,061X2 + 17256.646X3 + 0,243X4 = 361.900.000 – 0.038 (98.980.000.000) + 0,061 (79.500.000.000) + 17256,646 (50.000) + 0,243 (17.000.000.000)
Y
= 6.444.012.300
134
Dari kurang lebihnya laporan pendapatan bulan Januari 2013 diatas, KSP memutuskan alokasi kredit sebesar Rp98.980.000.000, pengembangan bisnis sebesar Rp79.500.000.000, jumlah anggota sebanyak 50.000 orang, dan iuran kas sebesar
Rp10.500.210.000.
Dari
faktor-faktor
diatas,
maka
jumlah
total pendapatan pada bulan Januari 2013 adalah sebesar Rp6,444.012.300. Berikut perkiraan total pendapatan untuk bulan Februari tahun 2013: Y
= 361.900.000 – 0,038X1 + 0,061X2 + 17256.646X3 + 0,243X4 = 361.900.000 – 0.038 (99.000.000.000) + 0,061 (80.000.000.000) + 17256,646 (50.900) + 0,243 (17.950.000.000)
Y
= 6.720.113.281
Jika KSP Kodanua memutuskan alokasi kredit sebesar Rp99.000.000.000, pengembangan bisnis sebesar Rp80.000.000.000, jumlah anggota sebanyak 50.900 orang, dan iuran kas sebesar Rp17.950.000.000. Dari faktor-faktor diatas, maka jumlah total pendapatan pada bulan Februari 2013 adalah sebesar Rp6.720.113.281. Berikut perkiraan total pendapatan untuk bulan Maret tahun 2013: Y
= 361.900.000 – 0,038X1 + 0,061X2 + 17256.646X3 + 0,243X4 = 361.900.000 – 0.038 (99.870.000.000) + 0,061 (80.550.000.000) + 17256,646 (60.100) + 0,243 (18.050.000.000)
Y
= 6.903.664.425
Jika KSP Kodanua memutuskan alokasi perkembangan kredit sebesar Rp99.870.000.000, pengembangan bisnis sebesar Rp80.550.000.000, jumlah
135
anggota sebanyak 16.100 orang, dan iuran kas sebesar Rp18.050.000.000. Maka jumlah total pendapatan pada bulan Maret 2012 adalah sebesar Rp6.903.664.425. Berikut beberapa langkah untuk mencapai target angka angka ramalan tersebut: 1. Alokasi kredit: KSP Kodanua dapat meningkatkan alokasi kredit dari Januari 2013 sebesar Rp98.980.000.000 sampai dengan Maret 2013 sebesar Rp99.000.000.00000 dengan cara sebagai berikut: -
Memberi kemudahan dalam pemberian kredit untuk nasabah, seperti kemudahan dalam syarat-syarat atau prosedur-prosedur dalam melakukan kredit.
-
Memberikan batas jatuh tempo lebih lama untuk anggotanya dalam mengembalikan kewajibannya.
-
Memberikan tingkat bunga yang rendah.
-
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pemberian pinjaman.
2. Pengembangan Bisnis : KSP Kodanua dapat meningkatkan pengembangan kredit dari Januari 2013 sebesar Rp79.500.000.000 sampai dengan Maret 2013 sebesar Rp80.550.000.000 dengan cara sebagai berikut: -
Memperluas jaringan usaha.
-
Meningkatkan keterampilan pengamatan potensi pasar dan analisa kompetitor kepada para pemimpin cabang.
136
-
Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan untuk mendapatkan dana dalam rangka menjaga likuiditas.
3. Jumlah Anggota: KSP Kodanua dapat meningkatkan jumlah anggota dari Januari 2013 sebanyak 50.000 orang sampai dengan Maret 2013 sebanyak 60.100 orang dengan cara sebagai berikut: -
Meningkatkan pemberian/bantuan dalam program CSR yang menarik.
-
Pengembangkan pelayanan pinjaman Bulanan di setiap kantor cabang.
-
Secara bertahap menawarkan dan meningkatkan status calon anggota menjadi anggota.
-
Melakukan pendidikan dan penyuluhan kepada anggota dalam rangka meningkatkan pemahaman keanggoataan koperasi.
4. Iuran Kas: KSP Kodanua dapat meningkatkan iuran kas dari Januari 2013 sebesar Rp10.500.210.000 sampai dengan Maret 2013 sebanyak Rp18.050.000.000 dengan cara sebagai berikut: -
Meningkatkan kegiatan pemasaran simpanan/tabungan.
5. Pendapatan: KSP Kodanua dapat meningkatkan pedapatan dari Januari 2013 sebesar Rp6,444.012.300 sampai dengan Maret 2013 sebanyak Rp6.903.664.425 dengan cara sebagai berikut: -
Meminimalisir biaya-biaya pengeluaran yang ada di KSP Kodanua, seperti biaya promosi, biaya-biaya operasional, dll.
-
Meningkatkan simpanan dan tabungan anggota.