BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian Data
penelitian
ini
diambil
dari
situs
Bank
Indonesia
(http://www.bi.go.id), referensi jurnal, buku yang menunjang serta situs
web lainnya yang mampu memberikan informasi terkait penelitian ini seperti situs Bank Syariah yang terkait dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan tahun 2015. 2. Analisis Statistik Empiris Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam menyusun penelitian ini adalah Metode Penelitian Empiris dengan menggunakan desain penelitian kuantitatif. Metodologi ini menggambarkan analisis statistik dimana penulis menghitung tingkat risiko dan pendapatan investasi deposito di Bank Syariah Indonesia (BMI, BSM, BMS) dengan menggunakan pendekatan Value at Risk (VaR) dan menghitung tingkat pendapatan yang dperoleh oleh bank syariah dari aktivitas bisnisnya (Net Profitabilitas) denga metode Risk Adjusted Return on Capital (RAROC).
54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
3. Alat Analisis Penelitian ini menggunakan dua alat analisis yaitu VaR dan RAROC. Value at Risk (VaR) adalah sebuah konsep yang digunakan untuk mengukur risiko dalam risk management. Secara sederhana VaR ingin menjawab pertanyaan “seberapa besar (dalam persen atau sejumlah uang tertentu) investor dapat mengalami kerugian selama waktu investasi T dengan tingkat kepercayaan sebesar α”. RAROC adalah suatu ukuran profitabilitas yang telah disesuaikan dengan besarnya risiko bahwa pengelolaan memungkinkan untuk alokasi modal, menghubungkan biaya modal dan menyangkut pada risiko kredit (credit risk), risiko pasar (market risk) dan risiko operasional (operational risk) terhadap berbagai macam transaksi, klien dan jalur usaha. B. Analisis Bank Pada sub bab ini akan dibahas tentang hasil perhitungan VaR dan RAROC yang diperoleh dari hasil pengamatan laporan keuangan publikasi bulanan pada bank syariah (BSM, BMI, BMS) pada periode 2010-2014. Dengan adanya hasil perhitungan tersebut dapat digunakan sebagai alat analisa dalam mengukur dan menilai risiko dan netprofit yang dimiliki perbankan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
1. Bank Syariah Mandiri Setelah melakukan pengamatan terhadap laporan keuangan publikasi bulanan Bank Mandiri Syariah selama periode 2010-2014. Diperoleh data VaR yang terdapat pada tabel 4.1, berikut ini. Data terkait VaR antara lain: TABEL 4.1 VAR BANK SYARIAH MANDIRI
Keterangan Std deviasi Ao A Z Mean VaR (Mean)
Tahun 2010 0,1888%
Tahun 2011 2,2311%
Tahun 2012 0,1474%
Tahun 2013 0,4512%
Tahun 2014 0,1254%
1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 99% 99% 99% 99% 99% 2,33 2,33 2,33 2,33 2,33 2,5294% 14,6201% 1,5747% 1,9355% 2,6826% 0,0183% 0,0217% 0,0143% 0,0044% 0,0121% -0,1925% -1,0017% -0,1169% -0,1175% -0,2114%
VaR (Zero) Sumber tabel: data olahan
Selain memperoleh data VaR peneliti juga memperoleh data RAROC yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini. Data terkait RAROC antara lain:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
TABEL 4.2 RAROC BANK SYARIAH MANDIRI Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
0,70714%
0,50255%
2,25822%
0,80470%
7,25000%
95%
95%
95%
95%
95%
1,69
1,69
1,69
1,69
1,69
4,65081%
3,63179%
8,07699%
5,80770%
21,80000%
4,81%
3,76%
8,46%
5,97%
22,56%
13,39%
12,00%
10,16%
-5,68%
-21,78%
0,16%
0,13%
0,39%
0,16%
0,76%
8371,78% Sumber tabel: data olahan
9329,07%
2620,81%
-3488,88%
-2874,99%
Keterangan Std deviasi
A Z Mean μ/EL
WL RAR RC RAROC
2. Hasil Analisis Bank Mandiri Syariah Setelah melakukan pengamatan terhadap laporan keuangan publikasi bulanan bank Syariah Mandiri periode 2010-2014. Kemudian membuat perhitungan dari data yang diamati dengan menggunakan metode VaR dan RAROC. Hasil analisis dari kedua metode tersebut adalah sebagai berikut: a. Hasil analisis metode VaR: 1. Dari hasil pengamatan dengan menggunakan metode VaR diketahui bahwa ada hubungan linear antara expected return dengan VaR (mean) dan VaR (zero) dimana terdapat peningkatan nilai expected return dengan nilai VaR (mean) dan (zero) ikut naik, begitu pula sebaliknya. Hal ini dapat dilihat ditahun 2010 dengan nilai expected return (mean) 1,7993%, VaR (mean) 0,0128% dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
VaR (Zero) -0,1372% terdapat peningkatan ditahun 2011 dengan nilai expected return (mean) meningkat menjadi 1,8139%, dan diikuti dengan nilai VaR (mean) meningkat menjadi 0,0268%, dan VaR (zero) menjadi -0,1244%. Terdapat penurunan nilai expected return dengan nilai VaR (mean) dan VaR (zero) ikut turun, yaitu periode 2012-2013. Yang mana nilai expected return (mean) menurun menjadi 1,4969% dan 1,3321% diikuti dengan nilai VaR (mean) 0,0171% dan 0,0106% menurun menjadi dan nilai VaR (zero) menjadi -0,1076% dan 0,1004%. 2. Dari hasil pengamatan dengan menggunakan metode VaR diketahui bahwa terdapat nilai prospektif pada bank Syariah Mandiri dimana terdapat expected return yang besar dengan risiko yang kecil (low risk, high return). Hal ini dapat dlihat ditahun 2014 yaitu nilai expected return (mean) meningkat menjadi 1,5480% dengan nilai VaR (mean) menurun menjadi 0,0090% dan nilai VaR (zero) menjadi -0,1199% yang mana sebelumnya ditahun 2013 nilai expected return (mean) sebesar 1,3321%, VaR (mean) 0,0106%, dan VaR (zero) -0,1199%. 3. Dari nilai VaR (zero) yang dihasilkan yaitu negatif hal ini menunjukan adanya potensi profit dari deposito mudharabah bank Syariah Mandiri. Hal ini dapat dilihat dari nilai VaR (zero) sebesar -0,1372%, -0,1244%, -0,1076%, -0,1004%, 0,1199% periode 2010-2014.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Nilai VaR (zero) terbaik bank Syariah Mandiri yaitu tahun 2010 yaitu sebesar -0,1372% dan nilai VaR (zero) terburuk yaitu tahun 2013 sebesar -0,1004%.
4. Nilai standar deviasi yang berasal dari distribusi pendapatan sebesar
0,1318%,
0,2762%,
0,1764%,
0,1096%,
0,0929%
menggambar besaran volatilitas dari distribusi pendapatan investasi deposito mudharabah bank Syariah Mandiri periode 2010-2014. Terjadi penurunan standar deviasi yang signifikan periode 20112014 menunjukan penurunan tingkat pendapatan yang bisa didapat oleh para deposan. 5. Nilai VaR (mean) yang diperoleh sebesar 0,0128%, 0,0268%, 0,0171%,
0,0106%
0,0090%
selama
periode
2010-2014
menggambarkan nilai risiko yang terdapat pada pendapatan investasi yang dimiliki deposan apabila menempatkan dananya dalam bentuk deposito mudharabah. Dari nilai tersebut nilai risiko yang paling baik yang dimiliki bank Syariah Mandiri adalah sebesar 0,0090% ditahun 2014, dan nilai risiko yang dimiliki bank Syariah Mandiri yang paling buruk 0,0268% adalah sebesar ditahun 2011. b. Hasil analisis metode RAROC: 1. Pendekatan RAROC dalam penelitian ini menunjukan bahwa jika semakin besar Risk Adjusted Return (RAR), maka semakin meningkat pola bobot RAROC, artinya sebanding lurus. Nilai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
RAROC positif menunjukan terdapat profitabilitas dimana nilai RAR lebih besar daripada nilai RCnya dan nilai RAROC negatif menunjukkan terdapat risiko dan kerugian dimana RAR lebih kecil daripada nilai RCnya. 2. Bank Syariah Mandiri memiliki nilai RAROC positif yaitu 8,371,78%, 9329,07%, 2620,81% periode 2010-2012. Hal ini menunjukan di tahun tersebut bank Syariah Mandiri memiliki potensi profitabilitas yang mana nilai keuntungan lebih besar dari rata-rata kerugiannya. Selanjutnya tahun 2013 dan 2014 memiliki nilai RAROC negatif yaitu -3488,88% dan -2874,99%, dengan begitu ditahun tersebut bank Syariah Mandiri mengalami potensi kerugian. Apabila kerugian terealisasi maka kerugian tersebut akan menggerus modal dari bank Syariah Mandiri untuk menutupi kerugian tersebut. 3. Nilai RAR yang dimiliki bank Syariah Mandiri sebesar 13,39%, 12,00%, 10,16%, -5,68%, -21,78% periode 2010-2014. Periode 2013-2014 dengan nilai RAR negatif dan terus meningkat jumlahnya mengidikasikan adanya kegagalan menejemen dalam mengelola risiko hal ini bisa menyebabkan tergerusnya modal apabila risiko menjadi kenyataan dan terus terjadi. 4. Tahun 2013 bank Syariah Mandiri mengalami penurunan nilai RAROC yang sangat signifikan hal ini disebabkan adanya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
penurunan keuntungan yang signifikan yang dialami oleh bank Syariah Mandiri. 5. Nilai RC yang dimiliki bank Syariah Mandiri sebesar 0,16%, 0,13%, 0,39%, 0,16%, 0,76% periode 2010-2014 relatif stabil karena mengikuti nilai standar deviasi dan ditribusi kerugian Non Performing Finance (NPF). 6. Nilai RAROC yang paling baik dimiliki bank Syariah Mandiri adalah sebesar 9329,07% tahun 2011 dan nilai RAROC yang terburuk adalah sebesar -3488,88% tahun 2013 mencerminkan kamampuan bank dalam melindungi investasi nasabah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
3. Bank Mega Syariah Setelah melakukan pengamatan terhadap laporan keuangan publikasi bulanan VaR Bank Mega Syariah selama periode 2010-2014. Diperoleh data VaR yang terdapat pada tabel 4.3, berikut ini. Data terkait VaR antara lain: TABEL 4.3 VAR BANK MEGA SYARIAH
Keterangan Std deviasi
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
0,19%
2,23%
0,15%
0,45%
0,13%
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
A
99%
99%
99%
99%
99%
Z
2,33
2,33
2,33
2,33
2,33
Mean
2,52940%
14,62010%
1,57470%
1,93550%
2,68260%
VaR (Mean)
0,01830%
0,02170%
0,01430%
0,00440%
0,01210%
VaR (Zero) -0,19250% Sumber tabel: data olahan
-1,00170%
-0,11690%
-0,11750%
-0,21140%
Ao
Selain memperoleh data VaR peneliti juga memperoleh data RAROC yang dapat dilihat pada tabel 4.4, berikut ini. Data terkait RAROC antara lain:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
TABEL 4.4 RAROC BANK MEGA SYARIAH
Keterangan
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Std deviasi
13,44431%
4,21360%
2,60975%
6,33282%
11,00103%
A
95%
95%
95%
95%
95%
Z
1,69
1,69
1,69
1,69
1,69
31,44151%
22,23768%
26,50666%
20,45966%
27,36656%
WL
32,68%
22,67%
26,75%
21,14%
28,39%
RAR
-14,48%
-8,03%
6,77%
-20,25%
-27,34%
1,24%
0,44%
0,25%
0,68%
1,03%
RAROC -1171,11% Sumber tabel: data olahan
-1841,86%
2738,56%
-2965,61%
-2664,86%
Mean μ/EL
RC
4. Hasil Analisis Bank Mega Syariah Setelah melakukan pengamatan terhadap laporan keuangan publikasi bulanan bank Mega Syariah periode 2010-2014. Kemudian membuat perhitungan dari data yang diamati dengan menggunakan metode VaR dan RAROC. Hasil analisis dari kedua metode tersebut adalah sebagai berikut: a. Hasil analisis metode VaR: 1. Dari hasil pengamatan dengan menggunakan metode VaR diketahui bahwa dalam bank Mega Syariah terdapat hubungan linear antara expected return dengan VaR (mean) dan VaR (zero) dimana terdapat peningkatan nilai expected return dengan nilai VaR mean dan zero ikut naik, begitu pula sebaliknya. Hal ini dapat dilihat ditahun 2010
dengan nilai expected return (mean)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
2,5294%, VaR (mean) 0,0183 % dan VaR (zero) -0,1925% terdapat peningkatan ditahun 2011 dengan nilai expected return (mean) meningkat menjadi 14,6201 % diikuti dengan nilai VaR (mean) meningkat menjadi 0,0217%, dan VaR (zero) menjadi 1,0017% dan peningkatan ditahun 2014 dengan nilai expected return (mean) meningkat menjadi 2,6826% diikuti dengan nilai VaR (mean) meningkat menjadi 0,0121% dan nilai VaR (zero) sebesar -0,2114% Terdapat penurunan nilai expected return dengan nilai VaR (mean) dan Zero ikut turun, yaitu ditahun 2012. Yang mana nilai expected return (mean) menurun menjadi 1,5747 % diikuti dengan nilai VaR (mean) 0,0143% menurun menjadi dan nilai VaR (zero) menjadi 0,1169%. 2. Dari hasil pengamatan dengan menggunakan metode VaR diketahui bahwa terdapat nilai prospektif pada bank Mega Syariah dimana terdapat expected return yang besar dengan risiko yang kecil (low risk, high return). Hal ini dapat dlihat ditahun 2013 yaitu nilai expected return (mean) meningkat menjadi 1,9355 % dengan nilai VaR (mean) menurun menjadi 0,0044% dan nilai VaR (zero) menjadi -0,1175% Yang mana potensi profit dari deposito mudharabah bank Mega syariah mengalami fluktuatif. 3. Dari nilai VaR (zero) yang dihasilkan yaitu negatif hal ini menunjukan adanya potensi profit dari deposito mudharabah bank
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Mega Syariah. Yang mana potensi profit dari deposito mudharabah bank Mega Syariah ini mengalami fluktuatif. Hal ini dapat dilihat nilai VaR (zero) sebesar -0,9125%, -1,0017%, -0,1169%, 0,1175%, 0,2114% periode 2010-2014. Nilai VaR (zero) terbaik pada bank Mega Syariah terdapat pada tahun 2011 sebesar 1,0017% dan terburuk terdapat ditahun 2012 sebesar -0,1169%. 4. Nilai standar deviasi yang berasal dari distribusi pendapatan sebesar
0,1888%,
2,2311%,
0,1474%,
0,4512%,
0,1254%
menggambar besaran volatilitas dari distribusi pendapatan investasi deposito mudharabah bank Mega Syariah periode 2010-2014. Dimana nilai standar deviasi bank Mega Syariah mengalami fluktuatif menggambarkan tingkat pendapatan yang naik turun. 5. Nilai VaR (mean) yang diperoleh sebesar 0,0183%, 0,0217%, 0,0143%,
0,0044%, 0,0121% selama periode 2010-2014
menggambarkan nilai risiko yang terdapat pada pendapatan investasi yang dimiliki deposan apabila menempatkan dananya dalam bentuk deposito mudharabah. Dari nilai tersebut nilai risiko yang paling baik yang dimiliki bank Mega Syariah adalah sebesar 0,0040% ditahun 2013, dan nilai risiko yang dimiliki bank Mega Syariah yang paling buruk 0,0217% adalah sebesar ditahun 2011. b. Hasil analisis metode RAROC: 1. Pendekatan RAROC dalam penelitian ini menunjukan bahwa jika semakin besar Risk Adjusted Return (RAR), maka semakin
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
meningkat pola bobot RAROC, artinya sebanding lurus. Nilai RAROC positif menunjukan terdapat profitabilitas dimana nilai RAR lebih besar daripada nilai RCnya dan nilai RAROC negatif menunjukkan terdapat risiko dan kerugian dimana RAR lebih kecil daripada nilai RCnya. 2. Bank Mega Syariah memiliki nilai RAROC positif yaitu 2738,56% periode 2012. Hal ini menunjukan di tahun 2012 bank Mega Syariah memiliki potensi profitabilitas yang mana nilai keuntungan lebih besar dari rata-rata kerugiannya. Selanjutnya periode 20102011 dan 2013-2014 memiliki nilai RAROC negatif yaitu 1171,11%, -1841,86%, dan -2965,61%, -2664,86% dengan begitu ditahun tersebut bank Mega Syariah mengalami potensi kerugian. Apabila kerugian terealisasi maka kerugian tersebut akan menggerus modal dari bank Mega Syariah untuk menutupi kerugian tersebut. Dengan begitu ditahun tersebut mengindikasikan bahwa pihak manajemen kurang dan gagal dalam melakukan pengelolaan risiko. 3. Nilai RAR yang dimiliki bank Mega Syariah sebesar -14,48%, 8,03%, 6,77%, -20,25%, -27,34% periode 2010-2014. Tahun 2012 nilai RAR meningkat dengan nilai RAR positif menunjukan pihak manajemen berhasil dalam melakukan pengelolaan risiko dan pihak manajemen bank berhasil melakukan efisiensi yang dapat meningkatkan pendapatan bank. Periode 2013-2014 dengan nilai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
RAR negatif dan terus meningkat jumlahnya mengidikasikan adanya kegagalan menejemen dalam mengelola risiko hal ini bisa menyebabkan tergerusnya modal apabila risiko menjadi kenyataan dan terus terjadi. 4. Tahun 2013 bank Mega Syariah mengalami penurunan nilai RAROC yang sangat signifikan hal ini disebabkan adanya penurunan keuntungan yang signifikan yang dialami oleh bank Mega Syariah. 5. Nilai RC yang dimiliki bank Mega Syariah sebesar 1,24%, 0,44%, 0,25%, 0,68%, 1,03% periode 2010-2013 terus mengalami penurunan dan meningkat ditahun 2014 hal ini terjadi karena mengikuti nilai standar deviasi dan ditribusi kerugian Non Performing Finance (NPF). 6. Nilai RAROC yang paling baik dimiliki bank Mega Syariah adalah sebesar 2738,56% tahun 2012 dan nilai RAROC yang terburuk adalah sebesar -2965,61% tahun 2014 mencerminkan kamampuan bank dalam melindungi investasi nasabah. 5. Bank Muamalat Indonesia Setelah melakukan pengamatan terhadap laporan keuangan publikasi bulanan bank Muamalat Indonesia selama periode 2010-2014. Diperoleh data VaR yang terdapat pada tabel 4.5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
TABEL 4.5 VAR BANK MUAMALAT INDONESIA
Keterangan Std deviasi
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
0,14%
0,18%
0,23%
0,25%
0,20%
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
A
99%
99%
99%
99%
99%
Z
2,33
2,33
2,33
2,33
2,33
Mean μ
2,07170%
2,08320%
0,01760%
0,01940%
2,25360%
VaR (Mean)
0,01380%
0,01770%
0,02230%
0,02470%
0,01940%
VaR (Zero) -0,15890% Sumber tabel: data olahan
-0,15590%
-0,12410%
-0,11920%
-0,16840%
Ao
Selain memperoleh data VaR peneliti juga memperoleh data RAROC yang dapat dilihat pada tabel 4.6, berikut ini. Data terkait RAROC antara lain: TABEL 4.6 RAROC BANK MUAMALAT INDONESIA Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
8,19499%
4,63112%
3,62000%
0,84923%
1,87000%
A
95%
95%
95%
95%
95%
Z
1,69
1,69
1,69
1,69
1,69
Keterangan Std deviasi
Mean μ/EL
Tahun 2013
Tahun 2014
9,01372%
14,64569%
10,60000%
13,86574%
5,10000%
WL
10,35%
15,26%
11,14%
13,98%
5,50%
RAR
1,78%
-5,20%
3,20%
-13,74%
-5,08%
RC
1,33%
0,61%
0,54%
0,11%
0,40%
RAROC 133,70% Sumber tabel: data olahan
-850,43%
590,26%
-12341,91%
-1260,90%
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
6. Hasil Analisis Bank Muamalat Indonesia Setelah melakukan pengamatan terhadap laporan keuangan publikasi bulanan bank Muamalat Indonesia periode 2010-2014. Kemudian membuat perhitungan dari data yang diamati dengan menggunakan metode VaR dan RAROC. Hasil analisis dari kedua metode tersebut adalah sebagai berikut: a. Hasil analisis metode VaR: 1. Dari hasil pengamatan dengan menggunakan metode VaR diketahui bahwa ada hubungan linear antara expected return dengan VaR (mean) dan VaR (zero) dimana terdapat peningkatan nilai expected return dengan nilai VaR mean dan zero ikut naik, begitu pula sebaliknya. Hal ini dapat dilihat ditahun 2010 dengan nilai expected return (mean) 2,0717%, VaR (mean) 0,0138 % dan VaR (zero) -0,1589% terdapat peningkatan ditahun 2011 dan tahun 2013 dengan nilai expected return (mean) meningkat menjadi 2,0832% dan 0,0194%, dan diikuti dengan nilai VaR (mean) meningkat menjadi 0,0177% dan 0,0247%, dan VaR (zero) menjadi -0,1559% dan -0,1684%. 2. Dari hasil pengamatan dengan menggunakan metode VaR diketahui bahwa terdapat nilai potensi kerugian pada bank Muamalat Indonesia dimana terdapat return yang kecil dengan risiko yang besar (high risk, low return). Hal ini dapat dilihat ditahun 2012 yaitu expected return (mean) menurun menjadi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
0,0176% dengan nilai VaR (mean) meningkat menjadi 0,0223% dan nilai VaR (zero) menjadi -0,1241%. 3. Dari hasil pengamatan dengan menggunakan metode VaR diketahui bahwa terdapat nilai prospektif pada bank Muamalat Indonesia dimana terdapat expected return yang besar dengan risiko yang kecil (low risk, high return). Hal ini dapat dlihat ditahun 2014 yaitu nilai expected return (mean) meningkat menjadi 2,2536% dengan nilai VaR (mean) menurun menjadi 0,0194% dan nilai VaR (zero) menjadi -0,1684% yang mana sebelumnya ditahun 2013 nilai expected return (mean) sebesar 0,0194%, VaR (mean) 0,0247%, dan VaR (zero) -0,1192%. 4. Nilai standar deviasi yang berasal dari distribusi pendapatan sebesar
0,1420%,
0,1819%,
0,2296,
0,2542%,
0,2001%
menggambar besaran volatilitas dari distribusi pendapatan investasi deposito mudharabah bank Muamalat Indonesia periode 20102014. Dimana nilai standar deviasi bank Muamalat Indonesia periode 2010-2013 terus mengalami peningkatan yang signifikan hal ini menunjukan adanya peningkatan pendapatan setiap tahunnya pada periode ini. 5. Nilai VaR (mean) yang diperoleh sebesar 0,0138%, 0,0177%, 0,0223%,
0,0247%, 0,0194% selama periode 2010-2014
menggambarkan nilai risiko yang terdapat pada pendapatan investasi yang dimiliki deposan apabila menempatkan dananya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
dalam bentuk deposito mudharabah. Dari nilai tersebut nilai risiko yang paling baik yang dimiliki bank Muamalat Indonesia adalah sebesar 0,0138% ditahun 2010, dan nilai risiko yang dimiliki bank Muamalat Indonesia yang paling buruk 0,0247% adalah sebesar ditahun 2013. b. Hasil analisis metode RAROC: 1. Pendekatan RAROC dalam penelitian ini menunjukan bahwa jika semakin besar Risk Adjusted Return (RAR), maka semakin meningkat pola bobot RAROC, artinya sebanding lurus. Nilai RAROC positif menunjukan terdapat profitabilitas dimana nilai RAR lebih besar daripada nilai RCnya dan nilai RAROC negatif menunjukkan terdapat risiko dan kerugian dimana RAR lebih kecil daripada nilai RCnya. 2. Bank Muamalat Indonesia memiliki nilai RAROC positif yaitu 133,70% dan 590,26& periode 2010 dan 2012. Hal ini menunjukan di tahun 2010 bank Muamalat Indonesia memiliki potensi profitabilitas yang mana nilai keuntungan lebih besar dari rata-rata kerugiannya. Selanjutnya periode 2011,2013, dan 2014 memiliki nilai RAROC negatif yaitu -850,70%, -12341,91% dan -1960,90% dengan begitu ditahun tersebut bank Muamalat Indonesia mengalami potensi kerugian. Apabila kerugian terealisasi maka kerugian tersebut akan menggerus modal dari bank Muamalat Indonesia untuk menutupi kerugian tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
3. Nilai RAR yang dimiliki bank Muamalat Indonesia sebesar 1,78%, -5,20%, -3,20%, -13,74%, -5,08% periode 2010-2014. Nilai RAR yang dimiliki bank Muamalat Indonesia dan terus mengalami penurunan yang signifikan, yang mana hal ini sebanding dengan nilai RAROC. Periode 2011, 2013 dan 2014 bank Muamalat Indonesia memiliki nilai RAR negatif yang mana hal ini mengidikasikan adanya kegagalan menejemen dalam mengelola risiko hal ini bisa menyebabkan tergerusnya modal apabila risiko menjadi kenyataan dan terus terjadi. 4. Tahun 2011-2013 bank Muamalat Indonesia mengalami penurunan nilai RAROC yang sangat signifikan hal ini disebabkan adanya penurunan keuntungan yang signifikan yang dialami oleh bank Muamalat
Indonesia.
Dengan
begitu
ditahun
tersebut
mengindikasikan bahwa pihak manajemen kurang dan gagal dalam melakukan pengelolaan risiko. 5. Nilai RC yang dimiliki bank Muamalat Indonesia sebesar 1,33%, 0,61%, 0,54%, 0,11%, 0,40% periode 2010-2014. Nila RC ini terus mengalami penurunan dan meningkat ditahun 2013 yang tidak begitu signifikan. Hal ini berbanding lurus dengan niali RAR sehingga dengan menurunnya RC, RAR bank Muamalat pun ikut menurun sehingga dengan risiko yang kecil pendapatan bank ikut menurun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
6. Nilai RAROC yang paling baik dimiliki bank Muamalat Indonesia adalah sebesar 590,26% tahun 2012 dan nilai RAROC yang terburuk adalah sebesar -1960,90% tahun 2014 mencerminkan kemampuan bank dalam melindungi investasi nasabah. C. Perbandingan Antar Bank Syariah Setelah melakukan analisis terhadap tiga bank syariah penulis mencoba melakukan perbandingan antar sesama bank pada sampel penelitian ini. Perbandingan ini dilakukan dengan tujuan mengetahui bank syariah mana yang memiliki tingkat risiko terendah dilihat dari nilai VaR(mean) yang dimiliki serta melihat bank syariah mana yang memiliki pendapatan yang tinggi dilihat dari rasio RAROC. Dalam sub bab ini penulis juga melakukan perhitungan rata-rata nilai VaR dan rasio RAROC yang dimiliki oleh bank syariah. Berikut ini adalah tabel perbandingannya: TABEL 4.7 PERBANDINGAN VAR BANK SYARIAH Keterangan
2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
BSM
0,0128%
0,0268%
0,0171%
0,0106%
0,0090%
0,0153%
BMS
0,0183%
0,0217%
0,0143%
0,0044%
0,0121%
0,0142%
BMI
0,0138%
0,0177%
0,0223%
0,0247%
0,0194%
0,0196%
Total
0,0449%
0,0661%
0,0537%
0,0397%
0,0405%
0,0490%
Rata-rata 0,0150% Sumber tabel: data olahan
0,0220%
0,0179%
0,0132%
0,0135%
0,0163%
Setelah melihat perbandingan nilai VaR pada tiga bank syariah yang ada. Selanjutnya melihat perbandingan terhadap rasio RAROC yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
dimiliki tiga bank syariah tersebut. Data perbandingan rasio RAROC bank syariah dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL 4.8 PERBANDINGAN RAROC BANK SYARIAH Keterangan
2010
2011
2012
2013
2014
BSM
8371,78%
9329,07%
2620,81%
-3488,88%
-2874,99%
2791,56%
BMS
-1171,11%
-1841,86%
2738,56%
-2965,61%
-2664,86%
-1180,98%
BMI
133,70%
-850,43%
590,26%
-12341,91%
-1260,90%
-2745,86%
Total
7334,37%
6636,78%
5949,63%
-18796,40%
-6800,75%
-1135,27%
Rata-rata 2444,79% Sumber tabel: data olahan
2212,26%
1983,21%
-6265,47%
-2266,92%
-378,42%
D.
Rata-rata
Analisis Perbandingan Bank Syariah Dari tabel perbandingan yang disajikan terkait dengan data nilai VaR (mean) yang menjadi faktor risiko yang mengurangi pendapatan investasi pada deposito mudharabah Bank Syariah. Diketahui bahwa tahun 2010 nilai VaR (mean) terbaik dimiliki oleh bank Syariah Mandiri sebesar 0,0128% dan terburuk dimiliki oleh bank Mega Syariah sebesar 0,0183%. Tahun 2011 nilai VaR (mean) terbaik dimiliki oleh bank Muamalat Indonesia sebesar 0,0177% dan terburuk dimiliki oleh bank Syariah Mandiri sebesar 0,0268%. Tahun 2012 nilai VaR (mean) terbaik dimiliki oleh bank Mega Syariah sebesar 0,0143% dan terburuk dimiliki oleh bank Muamalat Indonesia sebesar 0,0223%. Tahun 2013 nilai VaR (mean) terbaik dimiliki oleh bank Mega Syariah sebesar 0,0044% dan terburuk dimiliki oleh bank Muamalat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
Indonesia sebesar 0,0247%, dan tahun 2014 nilai VaR (mean) terbaik dimiliki oleh bank Mega Syariah sebesar 0,0142% dan terburuk dimiliki oleh bank Muamalat Indonesia sebesar 0,0196% Dari tabel perbandingan yang disajikan terkait nilai RAROC yang dimiliki bank Syariah Mandiri memiliki nilai RAROC terbesar periode 2010-2011 sebesar 8371,78%, 9329,07% dan nilai terkecil dimiliki bank Mega Syariah sebesar -1171,11%, -1841,86%. Tahun 2012 nilai RAROC terbesar dimiliki bank Mega Syariah dengan nilai 2738,56% dan terkecil dimiliki bank Muamalat Indonesia dengan nilai 590,26%. Tahun 2013 nilai RAROC terbesar dimiliki bank Mega Syariah dengan nilai 2965,61% dan terkecil dimiliki bank Muamalat Indonesia dengan nilai 12341,91% dan Tahun 2014 nilai RAROC terbesar dimiliki bank Muamalat Indonesia dengan nilai -1260,90% dan terkecil dimiliki bank Syariah Mandiri dengan nilai -2874,99%. Tahun 2013 terjadi penurunan RAROC yang cukup besar dan dialami oleh tiga bank syariah yang ada dalam penelitian ini. Faktor yang melatarbelakangi penurunan laba tersebut adalah biaya pencadangan yang naik dan pendapatan operasional yang tidak tumbuh signifikan. Dapat diketahui kinerja keuangan bank terbaik selama periode penelitian (tahun 2010-2014) dengan melihat nilai RAROC terbesar tiap tahunnya. Selama periode penelitian, kinerja keuangan terbaik hanya dihasilkan oleh satu bank saja yaitu bank Syariah Mandiri. Bank Syariah Mandiri menghasilkan nilai RAROC tertinggi diantara bank lain dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
penelitian ini dan hanya bank Syariah Mandiri yang memiliki nilai ratarata RAROC diatas nol yaitu sebesar 4082,01%. Sedangkan kinerja keuangan terburuk selama periode penelitian dihasilkan oleh bank Mega Syariah dimana memiliki nilai RAROC terkecil periode 2010-2011 dan tahun 2013 dengan nilai rata-rata RAROC sebesar -2886,70%. Dengan begitu bank syariah yang memiliki credit risk lebih tinggi diantara tiga bank (BSM, BMS, BMI) adalah bank Muamalat Indonesia (BMI). sedangkan yang paling rendah diantara tiga bank adalah bank Mega Syariah (BMS). Hal ini dilihat dari rata-rata nilai VaR (mean) terburuk atau tertinggi yang dimiliki bank Muamalat Indonesia (BMI) diantara bank syariah lainnya sebesar 0,0196% dan rata-rata nilai VaR (mean) terbaik atau terendah yang dimiliki bank Mega Syariah (BMS) diantara bank syariah lainnya sebesar 0,0142%. Diantara tiga bank (BSM, BMS, BMI) yang memiliki tingkat pendapatan yang telah disesuaikan dengan risiko yang lebih tinggi diantara bank lain adalah bank Syariah Mandiri (BSM) dan yang terendah diantara tiga bank adalah bank Muamalat Indonesia (BMI). Hal ini bedasarkan rata-rata nilai RAROC sesuai penjabaran diatas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/