BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam pengambilan sampel, teknik yang digunakan adalah teknik pemilihan sampel dengan pertimbangan tertentu (purposive sampling). Dari sejumlah populasi selama periode pengamatan, diperoleh 138 sampel data, adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Tingkat Inflasi yang diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id). Data tersebut adalah laporan inflasi berdasarkan indeks harga konsumen tahunan.
2.
Nisbah Bagi Hasil yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan 6 perbankan syariah (Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Mega Syariah dan BCA Syariah) periode September 2010 sampai dengan Januari 2016.
3.
Produk Domestik Bruto Nasional yang diperoleh dari situs resmi Badan Pusat Statistik Indonesia (www.bps.go.id). Data tersebut adalah laporan PDB triwulanan atas dasar harga konstan 2010 menurut pengeluaran.
4.
Deposito Mudharabah yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan 6 perbankan syariah (Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri,
56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Mega Syariah dan BCA Syariah) periode September 2010 sampai dengan Januari 2016.
B. Analisis Hasil Penelitian 1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil anlisis deskripsi statistik, maka berikut di dalam Tabel 4.1 akan disajikan karakteristik sampel yang digunakan di dalam penelitian ini yang meliputi: jumlah sampel (n), rata–rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi (σ) untuk masing-masing variabel. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Deposito_Mudharabah
138
321477,00
33266583,00
11395542,44
10224035,88
Inflasi
138
3,35
8,40
5,8357
1,52457
Nisbah
138
22,00
83,36
46,4116
14,10980
PDB
138
1737,53
2312,69
2021,2917
175,52307
Valid N (listwise)
138
Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS 21.0 Dari
Tabel
4.1
(Hasil
Statistik
Deskriptif)
di
atas
menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dari Deposito Mudharabah tahun 2010 hingga tahun 2016 sebesar 11.395.542,44 artinya rata-rata Deposito
Mudharabah
dihasilkan
perbankan
syariah
dari
nasabahnya sebesar Rp. 11.395.542,44 juta. Hal ini mengartikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
bahwa kepercayaan nasabah kepada perbankan syariah dalam dalam mendepositkan keuangannya cukup tinggi diatas nilai standar deviasi. Deposito terendah (minimum) adalah sebesar Rp. 321.477 juta terjadi pada Bank BNI Syariah bulan Maret tahun 2012, sedangkan deposito tertinggi (maximum) adalah sebesar Rp. 33.266.583 juta terjadi pada Bank Syariah Mandiri bulan Desember tahun 2016. Standar deviasi yaitu sebesar Rp. 10.224.035,88 juta. Besaran rata-rata (mean) dari tingkat inflasi tahun 2010 hingga tahun 2016 adalah sebesar 5.8357 artinya rata-rata inflasi yang terjadi di tahun 2010 hingga 2016 di Indonesia sebesar 5.84%. Hal ini mengartikan bahwa tingkat inflasi di Indonesia masih terlihat masih fluktuatif, hal ini disebabkan karena adanya perlambatan ekonomi, kebijakan harga pemerintah, nilai tukar rupiah dan faktor-faktor eksternal maupun internal lainnya. Tingkat Inflasi (minimum) adalah sebesar 3.35% terjadi pada bulan Desember tahun 2015, sedangkan Tingkat Inflasi tertinggi (maximum) adalah sebesar 8.40% terjadi pada bulan September tahun 2013. Standar deviasi yaitu sebesar 1.52457%. Rata-rata (mean) dari Nisbah Bagi Hasil tahun 2010 hingga tahun 2016 adalah sebesar 46.4116, artinya rata-rata nisbah bagi hasilnya 46.4%. Hal ini mengindikasikan bahwa persentase nisbah bagi hasilnya terlihat cukup besar dan normal. Nisbah Bagi Hasil (minimum) adalah sebesar 22% terjadi pada Bank Mega Syariah bulan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Maret tahun 2011, sedangkan Nisbah Bagi Hasil tertinggi (maximum) adalah sebesar 83.36% terjadi pada Bank Muamalat Indonesia bulan Maret tahun 2012. Standar deviasi yaitu sebesar 14.10980%. Rata-rata (mean) dari Produk Domestik Bruto Nasional tahun 2010 hingga tahun 2016 adalah Rp. 2.021.291,7 milyar. PDB Nasional (minimum) adalah sebesar Rp. 1.737.534,89 milyar terjadi pada bulan Desember tahun 2010, sedangkan PDB Nasional tertinggi (maximum) adalah sebesar Rp. 2.312.692,52 milyar terjadi pada bulan Desember tahun 2015. Standar deviasi yaitu sebesar Rp. 175.522,8424 milyar.
2.
Hasil Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik, yaitu suatu syarat yang ditempuh untuk penyaringan kekeliruan dari dalam model maupun data serta perhitungan. Untuk uji penyimpangan klasik pada penelitian ini digunakan 4 (empat) pengujian. a.
Uji Normalitas Menurut Suliyanto (2011:69), uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berditribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai Signifikansi (Sig) > alpha (α) atau K hitung < K tabel (Suliyanto, 2011:75). Tabel 4.2 Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
138
Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000 1315,21322075
Absolute
,111
Positive
,068
Negative
-,111
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
1,302 ,067
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS 21.0 Berdasarkan data Tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa residual data telah terdistribusi secara normal. Hal ini dibuktikan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 1,302 dengan tingkat signifikansi (Asymp. Sig (2-tailed)) sebesar 0,067 yang berada lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Ho diterima atau variabel tersebut terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regrei ditemukan adalah korelasi antar variabel independen. Model
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2011). Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients
a
Collinearity Statistics Tolerance VIF Inflasi ,971 1,030 Nisbah ,961 1,041 PDB ,948 1,055 a. Dependent Variable: Deposito_Mudharabah Model 1
Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS 21.0 Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolonieritas apabila nilai pada Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai pada VIF di bawah 10. Berdasarkan tabel 4.3 tersebut di atas nilai Tolerance Inflasi adalah sebesar 0.971, nilai Tolerance Nisbah Bagi Hasil adalah sebesar 0.961 dan nilai Tolerance Pendapatan Domestik Bruto adalah sebesar 0.948. Karena nilai Tolerance masing-masing variabel adalah lebih dari 0.10, maka ada korelasi antara variabel tersebut yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) Inflasi adalah 1.030, nilai Variance Inflation Factor (VIF) Nisbah Bagi Hasil adalah 1.041, dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) Pendapatan Domestik Bruto adalah sebesar 1.055, karena nilai VIF masing-masing variabel adalah lebih dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
c.
Uji Heteroskedastisitas Pengujian yang ketiga adalah uji heteroskedastisitas, pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat jarak kuadrat titik-titik sebaran terhadap garis regresi. Untuk mendeteksi hal ini dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya gejala heteroskedastisitas dilakukan dengan metode Scatter Plot. Metode ini mendeteksi jika terdapat pola tertentu sepert titik-titik membentuk suatu pola tertentu, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
heteroskedastisitas.
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
terjadi
63
Berdasarkan hasil grafik scatterplots pada SPSS, seperti pada gambar 4.1 di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi
Deposito
Mudharabah
berdasarkan
variabel
independen Tingkat Inflasi, Nisbah Bagi Hasil, dan Produk Domestik Bruto.
d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Gujarati, 2007:112). Deteksi adanya autokorelasi dapat menggunakan besaran Durbin-Watson (DW). Secara umum penilaian besaran D-W dapat diambil patokan: (Gujarati, 2007:116) 1. Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2. Angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokrelasi. 3. Angka DW di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Cara untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (DW test). Hasil uji autokorelasi tampak dalam tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary
Model 1
R ,481
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,232
,214
9062314,21673
Durbin-Watson ,127
a. Predictors: (Constant), PDB, Inflasi, Nisbah b. Dependent Variable: Deposito_Mudharabah
Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS 21.0 Berdasarkan output dari tampilan SPSS nilai DW adalah sebesar 0.127, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda ini terbebas dari gejala autokorelasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai DW yang dihasilkan dalam uji ini adalah sebesar 0,127 yang terletak diantara -2 sampai +2 (Santoso, 2009:219).
3.
Hasil Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya. Hal ini berarti variabel-variabel tersebut tidak perlu dikeluarkan dari model regresi yang akan berpengaruh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
terhadap hasil, sehingga memenuhi persyaratan untuk melakukan analisis regresi berganda serta melakukan pengujian terhadap hipotesis. Analisis yang selanjutnya dilakukan adalah analisa hipotesa yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Dalam hal ini analisa terhadap hipotesa dilakukan dengan Koefisien Determinasi (R2), Uji Partial (Uji t), Uji Simultan (Uji F) dan Analisis Regresi Berganda. a) Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisein determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel independen. Nilai koefisien determinasi yang semakin mendekati satu makan variabel independen yang ada dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel independen dan begitu juga sebaliknya. Namun terdapat kelemahan, yaitu akan terjadi peningkatan (R2) jika terdapat penambahan variable independen, tanpa memperhatikan tigkat signifikansinya. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan adjusted (R2) karena nilai ini tidak akan naik atau turun meskipun terdapat penambahan variabel independen ke dalam model. Nilai adjusted R2 tersebut akan tampak pada tabel 4.5 dibawah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) b
Model Summary
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
,481
a
,232
,214
9062314,21673
Durbin-Watson ,127
a. Predictors: (Constant), PDB, Inflasi, Nisbah b. Dependent Variable: Deposito_Mudharabah
Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS 21.0 Berdasarkan tampilan output SPSS model summary besarnya adjusted R2 adalah 0.214, hal ini berarti hanya 21,4% variasi Deposito Mudharabah dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen Tingkat Inflasi, Nisbah Bagi Hasil dan Produk Domestik Bruto. Sedangkan sisanya (100 % - 21,4 %) = 78,6 %) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model penelitian ini.
b) Uji Signifikan Simultan (Uji - F) Uji-F dilakukan dengan cara pengujian variabel-variabel independen secara bersama-sama. Tujuan dari pengujian variabelvariabel independen secara bersama-sama adalah untuk menentukan apakah
variabel-variabel
independen
berpengaruh terhadap variabel dependen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
secara
bersama-sama
67
Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji - F)
Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS 21.0 Hasil uji ANOVA atau F test sepeti terlihat dalam tabel 4.6 didapat nilai F hitung sebesar 13,459 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Deposito Mudharabah atau dapat dikatakan bahwa Tingkat Inflasi, Nisbah Bagi Hasil dan Produk
Domestik
Bruto
secara
bersama-sama
berpengaruh
signifikan terhadap Deposito Mudharabah.
c) Uji Signifikan Parsial (Uji - t) Dalam uji partal (Uji-t) ini, seluruh variabel independen dalam penelitian yaitu variabel Tingkat Inflasi, Nisbah Bagi Hasil dan Produk Domestik Bruto diuji satu persatu terhadap variabel dependen, yaitu Deposito Mudharabah. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji signifikansi nilai parameter hasil regresi serta melihat kecocokan tanda (hubungan positif atau negative) antara hipotesis alternative dan hasil pengujian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.7 di bawah ini dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis dari masing-masing variabel independen terhadap dependen adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji - t)
Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS 21.0 Dari hasil pengolahan data seperti yang ada pada tabel 4.7 di atas, maka dapat diinterpretasikan adalah sebagai berikut: a.
H1 = Tingkat Inflasi tidak berpengaruh terhadap Deposito Mudharabah pada Perbankan Syariah di Indonesia. Ini karena Hasil uji t didapatkan probabilitas signifikansi untuk Tingkat Inflasi adalah sebesar 0,507 yang berarti HO > 0,05 atau lebih kecil dari 5% dengan nilai t hitungnya sebesar 0,666, maka Tingkat
Inflasi
tidak
berpengaruh
terhadap
Deposito
Mudharabah. b.
H2 = Nisbah Bagi Hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap Deposito Mudharabah pada Perbankan Syariah di Indonesia. Ini karena Hasil uji t didapatkan probabilitas signifikansi untuk Nisbah Bagi Hasil adalah sebesar 0,000 yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
berarti HO < 0,05 atau lebih kecil dari 5% dengan nilai t hitungnya sebesar 4,930, maka Nisbah Bagi Hasil berpengaruh terhadap Deposito Mudharabah. c.
H3 = Produk Domestik Bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap Deposito Mudharabah pada Perbankan Syariah di Indonesia. Ini karena Hasil uji t didapatkan probabilitas signifikansi untuk Produk Domestik Bruto adalah sebesar 0,000 yang berarti HO < 0,05 atau lebih kecil dari 5% dengan nilai t hitungnya sebesar 4,690, maka Produk Domestik Bruto berpengaruh terhadap Deposito Mudharabah.
4.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Dari tabel 4.7 tersebut di atas, diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut: Deposito Mudharabah = -46359483,72 + 343201,720 Tingkat Inflasi + 275987,282 Nisbah Bagi Hasil + 21245,429 Produk Domestik Bruto + e Dari persamaan regresi linier berganda diatas, diketahui bahwa model regresi ini memiliki konstanta sebesar -46359483,72. Hal ini menunjukkan bahwa jika variabel–variabel independen diasumsikan dalam keadaan tetap, maka variabel dependen (Deposito Mudharabah) akan turun sebesar Rp 46.359.483,72 juta.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
C. Pembahasan Penelitian Dari model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian akan dijelaskan pengaruh variabel-variabel independen Tingkat Inflasi, Nisbah Bagi Hasil dan Produk Domestik Bruto terhadap variabel dependen yaitu Deposito Mudharabah. 1.
Pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Deposito Mudharabah Pengujian ini dilakukan menggunakan Tingkat Inflasi dan pengaruhnya terhadap Deposito Mudharabah dapat dilihat pada tabel 4.7 di atas. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa Tingkat Inflasi memiliki nilai koefisien regresi sebesar 343201,720 yang berarti jika inflasi naik sebesar 1 (satu) persen secara rata-rata, maka Deposito Mudharabah akan naik sebesar 343201,720 rupiah dengan asumsi cateris paribus. Dan nilai probabilitas signifikansi adalah sebesar 0.507 sehingga Ho > 5%, maka Tingkat Inflasi tidak berpengaruh terhadap Deposito Mudharabah (Ho diterima Ha ditolak). Hal ini menunjukkan bahwa informasi tingkat Inflasi yang dialami Indonesia tidak dapat untuk memprediksi jumlah simpanan Deposito Mudharabah sehingga bisa mendukung penelitian oleh Muhammad Ghafur W (2003) dan Delvin Hamongan Pasaribu yang menyebutkan bahwa Tingkat Suku Bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Deposito Mudharabah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
2.
Pengaruh Nisbah Bagi Hasil terhadap Deposito Mudharabah Pengujian ini dilakukan menggunakan variabel Nisbah Bagi Hasil dan pengaruhnya terhadap Deposito Mudharabah dapat dilihat pada tabel 4.7 di atas. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa Nisbah Bagi Hasil memiliki nilai koefisien regresi sebesar 275987,282 yang berarti jika Nisbah Bagi Hasil naik sebesar 1 (satu) persen secara rata-rata, maka Deposito Mudharabah akan naik sebesar 275987,282 rupiah dengan asumsi cateris paribus. Dan nilai probabilitas signifikansi adalah sebesar 0.000 sehingga Ho < 5%, maka Nisbah Bagi Hasil Berpengaruh terhadap Deposito Mudharabah (Ho ditolak Ha diterima). Sehingga apabila nilai Nisbah Bagi Hasil meningkat, maka jumlah simpanan Deposito Mudharabah juga akan ikut meningkat. Hal ini mendukung penelitian Delvin Hamongan Pasaribu (2010) dan Siti Marwati Hanum (2008) yang menyebutkan bahwa Nisbah Bagi Hasil berpengaruh sangat signifikan terhadap Deposito Mudharabah.
3.
Pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap Deposito Mudharabah Pengujian
ini
dilakukan
menggunakan
variabel
Produk
Domestik Bruto (PDB Nasional) dan pengaruhnya terhadap Deposito Mudharabah dapat dilihat pada tabel 4.7 di atas. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa Produk Domestik Bruto memiliki nilai koefisien regresi sebesar 21245,429 yang berarti jika Produk Domestik Bruto naik sebesar 1 (satu) milyar rupiah secara rata-rata, maka Deposito Mudharabah akan naik sebesar 21245,429 rupiah dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
asumsi cateris paribus. Dan nilai probabilitas signifikansi adalah sebesar 0.000 sehingga Ho < 5%, maka PDB Nasional (Produk Domestik Bruto) berpengaruh terhadap Deposito Mudharabah. (Ho diterima Ha ditolak). Hal ini jika PDB Nasional (Produk Domestik Bruto) meningkat, maka jumlah simpanan Deposito Mudharabah juga meningkat.
Signifikansi dan interpretasi dari variabel bebas dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Tingkat Inflasi secara statistik tidak berpengaruh (tidak signifikan) dan mempunyai hubungan yang negatif terhadap Deposito Mudharabah. Hal ini menunjukkan adanya kesesuaian dengan dugaan hipotesa dimana Inflasi tidak berpengaruh (tidak signifikan) terhadap Deposito Mudharabah. Nasabah pada bank syariah tidak terlalu mempertimbangkan tinggi atau rendahnya tingkat inflasi dalam mengambil keputusan untuk menyimpan dananya atau menginvestasikan hartanya. Kenaikan inflasi yang tinggi di Indonesia, tidak akan mempengaruhi Deposito Mudharabah di perbankan syariah. Ini terbukti ketika terjadi krisis moneter tahun 1998 dan tahun 2008, tingkat inflasi yang tinggi tidak mempengaruhi perbankan syariah karena Bank Syariah tidak menggunakan sistem bunga dan hanya perbankan syariahlah yang tidak terkena dampak dari tingginya tingkat inflasi. Dan berdasarkan faktor-faktor timbulnya inflasi seperti jumlah uang yang beredar, kenaikan permintaan, defisit anggaran belanja pemerintah di Indonesia pun tidak berdampak positif dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
mempengaruhi deposito mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia. Dalam hal ini, perbankan syariah sudah mengantisipasinya dengan memberikan tingkat bagi hasil yang lebih tinggi dibanding bank konvensional. Nisbah Bagi Hasil memperlihat bahwa secara statistik berpengaruh (signifikan) dan mempunyai hubungan yang positif terhadap Deposito Mudharabah. Hasil ini menunjukkan bahwa dugaan nisbah bagi hasil menjadi salah satu faktor penentu Deposito Mudharabah di perbankan syariah
merupakan
daya
tarik
utama
bagi
masyarakat
untuk
menginvestasikan atau mennyimpan dananya di bank syariah. Sehingga studi ini tergambar bagaimana pengetahuan dan persepsi masyarakat tentang bank syariah itu sendiri. Produk Domestik Bruto berpengaruh (signifikan) dan mempunyai hubungan yang positif terhadap Deposito Mudharabah. Artinya ketika pendapatan meningkat, maka Deposito Mudharabah akan meningkat pula dan begitu pula sebaliknya. Hasil tersebut sesuai dengan teori serta studi empiris sebelumnya, yaitu bahwa tidak semua dari pendapatan yang diterima seseorang akan digunakan untuk konsumsi, melainkan sebagian akan disimpan. Lebih jauh dikatakan bahwa perilaku konsumsi dan menyimpan dari seseorang sangat dipengaruhi oleh pendapatannya. Suatu kenaikan dalam pendapatan akan meningkatkan konsumsi dan simpanan, dalam hal ini adalah Deposito Mudharabah di bank syariah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/