BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Aspek Pemasaran Waroeng Welaeth Bambu Ditinjau dari Etika Bisnis Islam Sebuah gagasan atau usaha atau proyek yang direncanakan, kendati telah feasible untuk dikembangkan jika dilihat dari aspek teknis, manajemen, keuangan, dan lingkungan, akan tetapi bila produk yang dihasilkan tidak mempunyai pemasaran, tidak ada artinya usaha dikembangkan.97 Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek pasar dan pemasaran jika ide bisnis tersebut dapat menghasilkan produk yang dapat diterima pasar (dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen) dengan tingkat penjualan yang menguntungkan.98 M. Syakir Sula mendefinisikan pemasaran syariah sebagai sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam.99 Dalam dunia pemasaran selalu terkait dengan yang dinamakan marketing mix (bauran pemasaran). Bauran pemasaran merupakan kombinasi dan empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang dapat
97
Yacob Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 101. Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), hlm. 82. 99 Muhammad Aziz Hakim (ed), Dasar & Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), hlm. 15. 98
76
77
dikendalikan oleh perusahaan. Variabel-variabel tersebut adalah product, price, place, and promotion. 1. Product (Produk) Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.100 Produk yang ditawarkan oleh Waroeng Welaeth Bambu adalah makanan dan minuman. Untuk makanan terdiri dari manakan berat dan makanan ringan. Saat ini makanan berat yang ditawarkan adalah ayam bakar presto, ayam goreng presto, ayam kecepek (ayam panggang), ayam penyet, ati ampela bakar, ikan bakar, nasi goreng,mie goreng, dan capcay. Sedangkan untuk makanan ringan yang ditawarkan adalah siomay, batagor, roti bakar, sayur asem, dan mendoan (tempe). Untuk minuman yang ditawarkan adalah es cendol Bandung, es alpukat, ice/hot cappuccino, kopi hitam, es jeruk, es teh, susu, teh anget, dan aneka jus (alpukat, jeruk, melon, jambu, mangga, tomat, wortel, dan sirsak). Di awal berdirinya usaha ini yaitu tahun 2011 sampai tahun 2013 menu yang ditawarkan belum beraneka ragam seperti saat ini. Dari segi makanan, tahun 2011-2013 yang ditawarkan hanya ayam bakar presto, ayam goreng presto, nasi goreng, mie goreng,
siomay dan batagor.
Dengan beragamnya selera konsumen maka diperlukan diversifikasi produk yang lebih banyak untuk memenuhi keinginan pengunjung, 100
Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), hlm. 83.
78
sehingga pada tahun 2014 pemilik meluncurkan beberapa menu makanan baru antara lain; ayam kecepek (ayam panggang), ayam penyet, ati ampela bakar, ikan bakar, capcay, sayur asem, roti bakar, dan mendoan (tempe). Tujuan diluncurkannya beberapa menu baru agar konsumen tidak bosan dengan menu yang sudah ada sebelumnya. Hasil dari beberapa menu baru yang telah ditawarkan mengakibatkan peningkatan pendapatan Waroeng Welaeth Bambu.101 Menu andalan Waroeng Welaeth Bambu adalah ayam bakar presto. Ayam bakar presto memiliki rasa yang mampu bersaing dengan pesaingnya. Hal ini terlihat dari banyaknya pembeli yang sering memesan menu ini. Meskipun beberapa menu baru telah diluncurkan, ayam bakar presto tetap menjadi menu favorit para pembeli.102 Islam mengajarkan untuk memperhatikan kualitas produk dan keberadaan produk tersebut.103 Kualitas produk yang ditawarkan Waroeng Welaeth Bambu terjamin rasanya karena produk langsung dibuat ketika dipesan, sehingga pelanggan merasakan kenikmatan makanan yang masih hangat. Selain itu bahan baku yang disediakan juga berkualitas baik dan baru, sehingga kualitas produk tetap terjaga. Bahan baku utama seperti ayam berasal dari supplier yang setiap hari mengantarkan ke lokasi usaha. Supplier ayam yang dipilih oleh
101
Bahrul Choir, Pemilik Waroeng Welaeth Bambu, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 15 Januari 2015. 102 Bahrul Choir, Pemilik Waroeng Welaeth Bambu, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 15 Januari 2015. 103 Muhammad Aziz Hakim (ed), Dasar & Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), hlm. 23.
79
Waroeng Welaeth Bambu memiliki kriteria yang ditetapkan oleh pemilik, yaitu ayam yang segar dan saat pemotongan ayam harus membaca Basmallah.104 Hal ini dibenarkan oleh supplier ayam yang memasok ayam ke Waroeng Welaeth Bambu “kami selalu memotong ayam dengan membaca Basmallah, setelah itu kami bersihkan ayam tersebut”.105 Allah SWT berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah, tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Baqarah, 2:173) Sedangkan bahan lain seperti kecap, minyak goreng, saus, mentega menggunakan brand yang berkualitas dan juga terdapat label halal. Sebagai contoh minyak goreng yang digunakan bukan minyak goreng curah, tetapi minyak goreng dari brand Bimoli. Alasan pemilik tidak menggunakan minyak goreng curah agar keselamatan para konsumen dalam mengkonsumsi makanan tidak terkandung bahan-bahan berbahaya. Sedangkan saus yang dipakai adalah saus Indofood dan untuk kecap Waroeng Welaeth Bambu menggunakan kecap Bangao. Bahan-bahan
104
Lukman Hakim, Karyawan Waroeng Welaeth Bambu, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16 Januari 2015. 105 Zaenal, Supplier Ayam Waroeng Welaeth Bambu, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20 Februari 2015.
80
yang dipakai untuk membuat jus dipilih dari buah-buahan segar yang ada di pasar tradisional Kedungwuni. Dalam proses produksi, produk-produk yang dihasilkan tidak menggunakan bahan pengawet yang berbahaya. Segala produk (bahan setengah jadi) yang dihasilkan hanya dapat bertahan selama 2-3 hari bila disimpan dalam freezer, seperti ayam yang telah dilumuri bumbu (bahan setengah jadi) hanya dapat bertahan selama 2 hari bila disimpan di freezer sedangkan bahan adonan batagor atau siomay dapat bertahan selama 3 hari bila disimpan dalam lemari es. Apabila bahan setengah jadi sudah tidak layak untuk dikonsumsi maka bahan tersebut tidak dipakai lagi. Hal ini bertujuan untuk menjaga mutu dari produk tersebut. Sejauh ini Waroeng Welaeth Bambu masih dapat mengkontrol dengan baik mengenai jumlah produk yang harus diproduksi, sehingga jumlah produk yang tidak laku terjual dapat diminimalisir. “Untuk produkproduk yang tidak terjual pada hari itu, maka produk dibagikan kepada karyawan”.106 Kapasitas produksi ditentukan berdasarkan hari. Pada saat weekend kapasitas produksi lebih banyak dari pada hari-hari biasa. Untuk kapasitas produksi di waktu weekend bisa mencapai 30 kg ayam potong, sedangkan di hari-hari biasa mencapai 17-20 kg ayam potong. Desain kemasan produk terdiri dari dua jenis kemasan, tergantung permintaan pelanggan. Bagi yang langsung dimakan di tempat, disediakan dengan piring. Untuk menu ayam bakar presto, ayam goreng, dan ikan 106
Bahrul Choir, Pemilik Waroeng Welaeth Bambu, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 15 Januari 2015.
81
bakar
disajikan dengan piring penjalin yang dilandasi dengan daun
pisang. Sedangkan yang ingin dibawa pulang, produk dikemas dengan sterofom busa sebagai wadah kemasan produk. Berbeda dengan pesaingnya yang telah menggunakan kemasan kardus karton yang diberi label usaha, kemasan yang digunakan Waroeng Welaeth Bambu saat ini belum memiliki label. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa produk yang dihasilkan Waroeng Welaeth Bambu sudah sesuai dengan etika bisnis Islam, karena Waroeng Welaeth Bambu menggunakan bahan baku yang berkualitas dan selalu menjaga mutu produk. Menyembunyikan mutu sama halnya dengan berbuat curang dan bohong. Bukankah kebohongan itu akan menyebabkan ketidaktentraman, sebaliknya kejujuran akan melahirkan ketenangan. Lebih jauh mengejar keuntungan dengan menyembunyikan mutu, identik dengan bersikap tidak adil. Bahkan secara tidak
langsung telah
mengadakan
penindasan
terhadap
pembeli.
Penindasan merupakan kezaliman, karena sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan pernah mendapatkan keuntungan.107 Sebagaimana firman-Nya:
107
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2007), hlm. 26-27.
82
Artinya: “Musa menjawab: Tuhanku lebih mengetahui orang yang (patut) membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan (yang baik) di negeri akhirat. Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang zalim". (QS Al-Qasas, 28:37) Produk-produk yang dihasilkan Waroeng Welaeth Bambu juga halal. Dalam sistem ekonomi Islam tidak semua barang dapat diproduksi dan
dikonsumsi.
Oleh
sebab
itu,
dilarang
memproduksi
dan
memperdagangkan komoditas yang haram. Produk yang dihasilkan harus memberikan manfaat yang baik, tidak mudharat atau membahayakan bagi konsumen, baik dari sisi kesehatan maupun moral. Nabi SAW bersabda,108 “Wahai manusia, bertakwalah pada Allah, berbuatlah yang indah dalam mencari rezeki, sesungguhnya setiap orang tidak akan mati sampai dicukupi rezekinya sekalipun terlambat, maka bertakwalah pada Allah, berbuatlah yang indah dalam mencari rezeki, ambil yang halal jauhi yang haram.” (HR. Ibnu Majah). Allah SWT berfirman:
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al Baqarah, 2: 168)
108
Ilfi Nur Diana, Hadis-Hadis Ekonomi, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm. 49.
83
2. Price (Harga) Harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang lain yang disertai dengan pemberian jasa.109 Pendekatan yang digunakan oleh pemilik Waroeng Welaeth Bambu dalam menetapkan harga yaitu dengan cara Cost Based Pricing (penetapan harga berdasarkan biaya) serta kemampuan daya beli masyarakat. Sesuai dengan segmentasi konsumen yang telah dibidik oleh Waroeng Welath Bambu yaitu masyarakat kalangan ekonomi menengah ke bawah, maka harga-harga yang ditentukan harus dapat dijangkau oleh masyarakat. Pemilik tidak terpengaruh dari persaingan harga yang dilakukan oleh pelaku usaha sejenis. Di mana banyak sekali pelaku usaha sejenis yang berlomba-lomba dalam menentukan harga semurah mungkin. Hal ini dilakukan agar kualitas produk yang dihasilkan tetap terjaga tanpa mengurangi atau mengganti bahan-bahan baku yang sudah menjadi standar Waroeng Welaeth Bambu dengan bahan yang kurang baik kualitasnya. Waroeng Welaeth Bambu menentukan harga yang beragam untuk setiap menu. Berikut adalah daftar menu dan harga dari Waroeng Welaeth Bambu saat ini.
109
Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), hlm. 87.
84
Tabel 4.1 Daftar Menu dan Harga Waroeng Welaeth Bambu Menu Ayam bakar kampung+Nasi Ayam goreng kampung+Nasi Ayam bakar presto+Nasi Ayam goreng presto+Nasi Ayam kecepek (panggang) Ayam penyet Nasi goreng waka-waka Nasi goreng sosis Nasi goreng ati ampela Mie goreng cenat cenut Mie goreng sosis Mie rebus suka-suka Capcay rebus Capcay goreng Nasi putih Siomay Bandung Batagor Bandung Roti bakar Sayur asem Mendoan (tempe) PARIT Ayam goreng/bakar presto+Nasi+Es teh PARIT Ampela goreng/bakar presto+Nasi+Es the Es cendol Bandug Es jeruk/ jeruk hangat Es alpukat Es Cappuccino Hot Cappuccino Es/hot milk Kopi hitam Es the Teh hangat Jus alpukat Jus melon Jus jeruk Jus mangga Jus jambu Jus sirsak Jus wortel
Harga Rp. 17.000,00 Rp. 17.000,00 Rp. 14.000,00 Rp. 14.000,00 Rp. 14.000,00 Rp. 13.000,00 Rp. 8.000,00 Rp. 10.000,00 Rp. 11.000,00 Rp. 7.000,00 Rp. 9.000,00 Rp. 7.000,00 Rp. 8.000,00 Rp. 8.000,00 Rp. 2.000,00 Rp. 6.000,00 Rp. 6.000,00 Rp. 4.000,00 Rp. 2.000,00 Rp. 5.000,00 Rp. 9.000,00 Rp. 8.500,00 Rp. 4.000,00 Rp. 4.000,00 Rp. 6.000,00 Rp. 5.000,00 Rp. 4.000,00 Rp. 3.000,00 Rp. 3.000,00 Rp. 2.000,00 Rp. 1.500,00 Rp. 6.000,00 Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00
Sumber: Data Diolah, 2014. Seperti yang terlihat pada tabel 4.1 harga ayam bakar atau goreng kampung termasuk nasi sebesar Rp. 17.000,- dikarenakan harga bahan baku ayam kampung lebih mahal dibandingkan bahan baku lainnya.
85
Sejauh ini harga dari menu yang ditawarkan Waroeng Welaeth Bambu relatif terjangkau untuk kalangan remaja, khususnya mahasiswa STIKES Muhammadiyah Pekajangan yang menjadi salah satu target pasar usaha Waroeng Welaeth Bambu. Mengingat lokasi usaha ini dekat dari kampus STIKES Muhammadiyah Pekajangan. “Harga yang ditawarkan Waroerng Welaeth Bambu masih terjangkau untuk kalangan mahasiswa”.110 Kalangan remaja yang berasal dari pelajar SMA juga sering mengunjungi Waroeng Welaeth Bambu, hal ini terlihat dari adanya pengunjung yang datang masih mengenakan seragam sekolah SMA. Sesuai dengan salah satu tujuan dari pendirian usaha ini yaitu menawarkan produk yang berkualitas dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat kalangan ekonomi menengah ke bawah, maka pada tahun 2014 Waroeng Welaeth Bambu menawarkan menu Paket Irit (PARIT). Menu ini terdiri dari dua jenis, yaitu ayam bakar atau goreng presto dan ati ampela bakar. Untuk harga menu PARIT ayam bakar atau goreng presto sebesar Rp. 9.000,00 sudah dilengkapi nasi, sambal, kerupuk, lalapan (timun) dan es teh. Sedangkan menu PARIT ati ampela yang dilengkapi nasi, sambal, kerupuk, lalapan dan es teh ditetapkan seharga Rp.8.500,00. Meskipun menu PARIT ini lebih murah dari menu lain yang di tawarkan Waroeng Welaeth Bambu, namun untuk kualitas rasa dan bahan baku yang digunakan sama dengan menu ayam bakar atau goreng presto dengan harga Rp. 14.000,00. Perbedaan terletak pada ukuran ayam. 110
Yuka, Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Pekajangan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16 Januari 2015.
86
Ukuran ayam PARIT lebih kecil dari pada menu ayam bakar atau goreng presto yang ditawarkan dengan harga Rp. 14.000,00. Adanya menu PARIT yang ditawarkan Waroeng Welaeth Bambu menjadikan persaingan dalam hal produk paket hemat yang cukup ketat di antara pelaku usaha sejenis. Sebagai contoh produk paket hemat dengan komposisi bahan utama ayam yang ditawarkan oleh rumah makan yang berada di sekitar Waroeng Welaeth Bambu di antaranya adalah Ayam Gepuk, Sambel Layah, Rocket Chicken, Quick Chicken, dan Hero Chicken. Berikut adalah daftar harga paket hemat beberapa Rumah Makan yang berada di sekitar Waroeng Welaeth Bambu. Tabel 4.2 Daftar Harga Paket Hemat Menu Ayam Usaha Sejenis Rumah Makan Harga Ayam Gepuk Sambel Layah Rocket Chicken Quick Chicken Hero Chicken Sumber: Data Diolah, 2014.
Rp. 10.000,00 Rp. 8.500,00 Rp. 8.000,00 Rp. 7.500,00 Rp. 8.000,00
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa harga paket hemat yang ditawarkan oleh Waroeng Welaeth Bambu seharga Rp. 9.000,00 dapat bersaing dengan harga yang ditawarkan oleh pelaku usaha sejenis. Harga yang ditawarkan berada di bawah salah satu pesaingnya yaitu Rumah Makan Ayam Gepuk dengan harga Rp. 10.000,00 dan berada di atas Sambel Layah dengan harga Rp. 8.500,00. Antusias pengunjung terhadap menu PARIT yang ditawarkan Waroeng Welaeth Bambu cukup besar. Hal ini terlihat dari banyaknya
87
pengunjung yang memesan menu ini. Tak hanya pengunjung yang makan di tempat, pesanan atas menu PARIT untuk hajatan atau acara lain dalam jumlah yang cukup banyak juga sering diterima oleh pihak Waroeng Welaeth Bambu. Adanya menu PARIT mengakibatkan peningkatan penjualan, karena banyak pesanan PARIT bungkus untuk acara tertentu dalam jumlah antara 50 sampai 150 bungkus untuk tiap kali pesanan. 111 Harga yang ditawarkan Waroeng Welaeth Bambu sudah layak dan sesuai dengan etika bisnis Islam. Dimana Waroeng Welaeth Bambu menentukan harga berdasarkan kemampuan daya beli masyarakat sekitar dan tidak menjatuhkan harga yang ditawarkan oleh pesaing. Dalam konsep Islam, penentuan harga ditentukan oleh mekanisme pasar, yakni bergantung
pada
kekuatan-kekuatan
permintaan
dan
penawaran.
Pertemuan antara permintaan dan penawaran itu harus berlangsung secara sukarela („an taradhiin). Ini bermakna tidak ada yang menganiaya dan dizalimi.112 Praktik yang dilarang dalam Islam adalah ikhtikar, yakni mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi, atau istilah ekonominya monopoly‟s rent-seeking. Sabda Nabi, “Tidaklah orang melakukan ikhtikar itu kecuali ia berdosa” (HR Muslim, Ahmad, dan Abu Dawud).113
111
Bahrul Choir, Pemilik Waroeng Welaeth Bambu, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 15 Januari 2015. 112 Muhammad Aziz Hakim (ed), Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), hlm. 24. 113 Muhammad Aziz Hakim (ed), Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), hlm. 25.
88
Dalam praktik fiqih muamalah, pricing mengambil posisi tengah, tidak berlebih-lebihan, tidak pula merendah-rendahkan. Ini berarti bahwa dalam praktik fiqih muamalah, pricing mestinya harus proporsional. Allah SWT berfirman: 114
Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengahtengah antara yang demikian” (QS. Al Furqaan, 25: 67) 3. Place (Distribusi) Distribusi merupakan semua kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan membuat produk yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen dapat dengan mudah diperoleh pada waktu dan tempat yang tepat. Penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan produk ke tangan konsumen termasuk dalam cakupan distribusi.115 Waroeng Welaeth Bambu memiliki tempat usaha yang tetap, sehingga dalam pendistribusian produknya langsung ke konsumen, dengan kata lain Waroeng Welaeth Bambu melaksanakan sistem penjualan langsung (direct selling) di tempat produksinya. Hal ini juga berarti Waroeng Welaeth Bambu tidak menggunakan jasa perantara (agen) dalam memasarkan produknya ke konsumen.
114
Muhammad Aziz Hakim (ed), Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), hlm. 25. 115 Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), hlm. 91.
89
Menurut pemilik, distribusi secara langsung dianggap lebih efektif dan efisien, karena apabila menggunakan perantara maka harga jual yang diterima konsumen lebih tinggi. Alasan lain tidak menggunakan perantara agar kualitas produk dapat dipantau secara langsung oleh pemilik. Sehingga kualitas produk tetap terjamin, karena seluruh produk yang dihasilkan tidak menggunakan bahan pengawet.116 Meskipun Waroeng Welaeth Bambu tidak menggunakan jasa perantara (agen) dalam memasarkan produknya, namun terdapat sistem delivery order (pesan antar) yang diterapkan dalam usaha ini. Sistem delivery order sudah diterapkan sejak dari awal usaha ini berdiri. Dengan adanya sistem delivery order yang diterapkan, jangkauan pasar Waroeng Welaeth Bambu dapat mencakup wilayah Kota Pekalongan bukan sekedar wilayah Kabupaten Pekalongan. Untuk wilayah kota Pekalongan, Waroeng Welaeth Bambu sering mendapatkan pesanan delivery order dari para pegawai Rumah Sakit Anugrah.117 Tidak ada tarif (biaya kirim) yang dikenakan dalam sistem delivery order untuk wilayah Kecamatan Kedungwuni. Sedangkan untuk pesanan delivery order wilayah luar Kedungwuni juga tidak dikenai tarif, akan tetapi terdapat jumlah minimal dalam pemesanan. Untuk pemesanan di luar Kecamatan Kedungwuni (sekitar Kedungwuni) jumlah minimal yang harus dipesan adalah 5 porsi, baik itu satu jenis produk maupun beberapa
116
Bahrul Choir, Pemilik Waroeng Welaeth Bambu, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 15 Januari 2015. 117 Bahrul Choir, Pemilik Waroeng Welaeth Bambu, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 15 Januari 2015.
90
jenis produk. Sedangkan untuk wilayah Kota Pekalongan minimal jumlah yang harus dipesan adalah 10 porsi. Menurut pemilik alasan sistem jumlah minimal pemesanan dalam sistem delivery order yang diberlakukan karena untuk menutup biaya transportasi dan pengenalan produk ke masyarakat yang lebih luas.118 Waroeng Welaeth Bambu sering menerima pesanan delivery order dari beberapa instansi tertentu, seperti; Rumah Sakit, Bank, Dealer Motor, sekolah-sekolah yang ada di Kedungwuni dan sekitarnya. Pesanan delivery order juga berasal dari perorangan yang meminta untuk dikirim ke rumah masing-masing. Hasil dari wawancara dengan konsumen yang menggunakan sistem delivery order menyatakan bahwa Waroeng Welaeth Bambu selalu mengirim barang sesuai dengan pesanan dan tepat waktu.119 Sebelum menerima pesanan delivery order dari para pelanggan, pihak Waroeng Welaeth Bambu selalu mempertimbangkan jarak waktu yang harus ditempuh ke lokasi pesanan serta tingkat keramaian pengungjung yang datang. Sehingga pihak Waroeng Welaeth Bambu akan mempertimbangkan apakah akan menerima atau tidaknya pesanan delivery order tersebut. Hal ini agar pesanan yang ada dapat terlayani dengan baik dan sampai ke lokasi secara tepat waktu sesuai dengan amanah yang telah diberikan dari para pelanggan.
118
Bahrul Choir, Pemilik Waroeng Welaeth Bambu, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 15 Januari 2015. 119 Reza Syahpahlevi dan Sandy Fernanda, Konsumen Waroeng Welaeth Bambu, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Februari 2015.
91
Dari distribusi yang telah dilakukan Waroeng Welaeth Bambu sudah sesuai dengan etika bisnis Islam. Waroeng Welaeth Bambu selalu berusaha mengirim pesanan delivery order tepat waktu. Sebagaimana diketahui bahwa prinsip-prinsip distribution of product ke masyarakat antara lain dimaksudkan untuk mencapai kepecapatan dan ketepatan waktu, keamanan dan keutuhan barang, sarana kompetisi memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta konsumen mendapat pelayanan yang tepat dan cepat.120 Seorang pebisnis syariah harus senantiasa menjaga amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah bermakna keinginan untuk memenuhi sesuatu dengan ketentuan.121 Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya (8). Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya (9). Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, (10). (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya (11).” (QS. AlMu’minuun, 23:8-11) 4. Promotion (Promosi) Menurut Kotler promosi sebagai semua aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produk pada
120
Muhammad, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004), hlm. 101. Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2006), hlm. 78. 121
92
target pasar.122 Bentuk promosi Waroeng Welaeth Bambu dalam memperkenalkan produk-produknya yaitu melalui media internet dan radio. Media internet yang digunakan melalui sosial media, seperti Facebook dan Black Berry Massager. Sedangkan stasiun radio lokal yang saat ini dipakai sebagai media iklan adalah Radio Citra Buana (RCB), Armada, dan Arsinta. Biaya iklan untuk masing-masing stasiun radio lokal tersebut adalah Rp. 100.000,00 perbulan. Waroeng Welaeth Bambu mulai memasang iklan di radio lokal RCB, Armada, dan Arsinta sejak awal tahun 2014. Dampak dari iklan di ketiga stasiun radio lokal (RCB, Armada, dan Arsinta) sangat besar dalam meningkatkan pendapatan Waroeng Welaeth Bambu. Berbeda sebelum mengiklankan usahanya melalui ketiga radio lokal tersebut, cakupan pengungjung yang datang hanya
berasal dari wilayah Kecamatan
Kedungwuni dan sekitarnya. Namun sekarang pengunjung Waroeng Welaeth Bambu juga berasal dari wilayah Kota Pekalongan. Pada awal berdirinya usaha Waroeng Welaeth Bambu, pemilik hanya mengiklankan usahanya melalui sosial media Facebook dan satu radio lokal yaitu radio BSP. Sedangkan pada tahun 2013 pemilik sama sekali tidak memasang iklan di stasiun radio mana pun. Sehingga pada tahun 2013 terjadi penurunan pendapatan yang cukup signifikan. Oleh sebab itu, di tahun 2014 pemilik melakukan beberapa perubahan dalam
122
Kotler (1997) sebagaimana yang dikutip oleh Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offet, 2010), hlm. 90.
93
menjalankan usahanya, seperti memasang iklan di tiga radio lokal serta meluncurkan beberapa produk baru yang telah dibahas di muka. Slogan yang digunakan Waroeng Welaeth Bambu untuk menarik pembeli dalam tiap iklan di radio adalah “Harga Murah Rasa Istimewa”. Menurut pemilik kalimat pada slogan tersebut dipilih agar mencintrakan Waroeng Welaeth Bambu memiliki produk dengan cita rasa istimewa dan terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah. “Masakan Waroeng Welaeth Bambu memiliki cita rasa yang berbeda dengan lainnya terlebih pada produk Ayam Bakar Presto. Bumbu pada ayam bakar sangat meresap dan sangat enak. Harga yang ditawarkan juga tidak terlalu mahal, terlebih terdapat menu PARIT yang tidak menguras isi dompet”.
123
Hasil
wawancara dengan beberapa pengujung lain juga menunjukkan bahwa produk yang ditawarkan Waroeng Welaeth Bambu memiliki cita rasa yang enak dan untuk harga yang ditawarkan masih dapat dijangkau.124 Pada prinsipnya, dalam Islam mempromosikan suatu barang diperbolehkan. Hanya saja dalam berpromosi tersebut mengedepankan faktor kejujuran dan menjauhi penipuan. Di samping itu, metode yang dipakai dalam promosi tidak bertentangan dengan syariah Islam. 125 Tak diragukan bahwasannya ketidakjujuran adalah bentuk kecurangan yang
123
Ainul Hakim, Buruh Konveksi Jeans, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 1 Februari
2015. 124
Marya Ulfa, Nur Alimin, Arif, Hj. Nokrip, Ahmad Mukarom, Tika, Konsumen Waroeng Welaeth Bambu, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Februari 2015. 125 Muhammad Aziz Hakim (ed), Dasar & Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), hlm. 27.
94
paling jelek. Al Quran dengan tegas melarang ketidakjujuran itu.126 Allah SWT berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanatamanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS. Al Anfaal, 8: 27) Dalam
memasarkan
barang,
seorang
muslim
dilarang
menggunakan sumpah palsu sebagaimana dalam hadis berikut,127 Nabi SAW bersabda: “Sumpah palsu (bombastis) mendatangkan keluasan tetapi menghilangkan keuntungan” (HR. Muslim) Dari hadis tersebut dapat dipahami bahwa dalam mempromosikan produk, seorang muslim tidak boleh berlebihan dengan sumpah palsu, bombastis, tetapi harus realistis. Karena, jika dilakukan dengan penuh bombastis, dapat menyesatkan dan mengecoh konsumen. Jika suatu saat konsumen menyadari akan kebohongan suatu produk, maka secara pasti mereka akan meninggalkannya. Akibatnya, produksi akan mengalami penurunan, tentu saja keuntungan akan semakin kecil. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dismpulkan promosi yang dilakukan pihak Waroeng Welaeth Bambu sudah layak dan sesuai dengan etika bisnis Islam di mana faktor kejujuran sangat diupayakan tanpa
126
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2006), hlm. 83. 127 Ilfi Nur Diana, Hadis-Hadis Ekonomi, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 219.
95
menipu konsumen. Dalam segala upaya yang ditempuh Waroeng Welaeth Bambu dalam memperkenalkan produk, pemilik selalu berusaha untuk tidak merugikan pihak-pihak lain. Pemilik sangat menghargai persaingan yang ada, sehingga dalam segala aktivitas pemasaran berusaha untuk tidak menjelek-jelekan pesaingnya. Hal ini terlihat dari slogan yang dipilih untuk memasarkan produknya, serta berbagai postingan Facebook maupun Blackberry Massager yang hanya memberikan informasi mengenai produk-produnya tanpa membandingkan pesaing. Mencari-cari keburukan orang dan menggunjingkannya satu sama lain atau menjelek-jelekan disebut dengan ghibah. Sikap semacam ini merupakan salah satu bentuk penghancuran karakter, sebab pengumpatan dengan model semacam ini berarti melawan orang lain yang tidak berdaya. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Al Quran melukiskan dalam bentuk tersendiri yang cukup menggetarkan hati dan menggugah perasaan. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
96
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujuraat 49: 12) Selain menghindari sikap yang dapat merugikan pesaing dalam memasarkan produk, pemilik usaha Waroeng Welaeth Bambu juga berusaha untuk menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini terlihat dari tidak adanya pamplet yang dipasang di sembarang tempat seperti tiang listrik, tiang lampu penerang jalan maupun pohon-pohon yang berada di sepanjang jalan. B. Analisis Aspek Finansial Waroeng Welaeth Bambu Analisis kelayakan finansial yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui kelayakan usaha sehingga diketahui apakah usaha yang dijalankan oleh Waroeng Welaeth Bambu layak secara finansial. Analisis kelayakan usaha pada Waroeng Welaeth Bambu menggunakan data tahun 2011-2014. Modal yang digunakan dalam pendirian dan operasional Waroeng Welaeth Bambu berasal dari modal sendiri. Jadi tidak terdapat peminjaman dan kewajiban pengembalian bunga kepada pihak Bank atau kreditor. Seluruh modal digunakan untuk membiayai semua keperluan baik untuk biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.128 Jenis investasi yang ada
128
Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), hlm. 185.
97
dalam kegiatan usaha ini berupa investasi bangunan, sewa tanah dibayar di muka, pembelian peralatan dan perlengkapan seperti lemari es, TV, genset (diesel), kompor, blender, meja makan, piring, gelas, sendok, garpu, dan lainlain. Jumlah dana yang dibutuhkan
untuk investasi awal sebesar
Rp.176.985.000,00 dengan rincian sebagai berikut bangunan sebesar Rp.100.000.000,00, sewa tanah dibayar di muka selama 4 tahun Rp.60.000.000,00, pembelian peralatan sebesar Rp.16.985.000,00. Laporan keuangan yang dilaporkan oleh Waroeng Welaeth Bambu selama ini hanya memuat arus kas masuk dan arus kas keluar harian. Arus kas masuk yang dicatat adalah pendapatan setiap hari. Sedangkan arus kas keluar yang dicatat adalah biaya operasional harian seperti pembelian bahan baku harian, gaji karyawan, listrik, biaya kebersihan, pajak bumi dan bangunan, pajak daerah untuk Rumah Makan, dan lain-lain. Laporan keuangan yang disajikan menggunakan pencatatan manual belum terkomputerisasi. Berikut adalah ringkasan laporan laba rugi tahun 2011-2014 Waroeng Welaeth Bambu: Tabel 4.3 Ringkasan Laporan Laba/Rugi Tahun 2011-2014 (Rp) NO
Keterangan
2011
2012
2013
2014
A
Total Penerimaan
464.384.000
481.951.000
384.388.000
710.264.500
B
Biaya Operasional
366.363.500
386.331.500
328.593.000
600.316.500
C
Biaya Penyusutan
9.111.700
9.111.700
9.111.700
9.111.700
D
Laba Sebelum Pajak
88.908.800
86.507.800
46.683.300
100.836.300
E
Pajak
1.296.500
1.296.500
1.296.500
1.296.500
F
Laba Setelah Pajak
87.612.300
85.211.300
45.386.800
99.539.800
Sumber: Data Diolah, 2015.
98
Berdasarkan hasil laporan keuangan tahunan laba rugi Waroeng Welaeth Bambu mengalami penurunan penerimaan yang sangat signifikan pada tahun 2013 dengan total penerimaan kotor sebesar Rp.384.388.000,00. Salah satu faktor yang mengakibatkan terjadinya penurunan pendapatan, karena pada tahun 2013 Waroeng Welaeth Bambu tidak melakukan iklan di stasiun radio lokal. Sedangkan pada tahun 2014 Waroeng Welaeth Bambu mengalami peningkatan penerimaan dengan total penerimaan kotor sebesar Rp. 710.264.500,00. Hal ini terjadi karena pada awal tahun 2014 Waroeng welaeth Bambu melakukan perubahan dari segi promosi dan meluncurkan beberapa menu baru seperti yang telah dibahas di muka. Hasil dari wawancara dengan pemilik menyatakan bahwa setiap tahun pemilik mengeluarkan zakat 2,5% dari hasil laba bersih yang didapatkan. Zakat yang dikeluarkan belum disalurkan melalui lembaga resmi pengelola zakat, tetapi zakat langsung dibagikan kepada warga sekitar yang ada di daerah lokasi Waroeng Welaeth Bambu dan warga yang ada di desa pemilik.129 Dana zakat yang dikeluarkan pemilik merupakan salah satu bentuk dari tujuan bisnis dengan kendali syariah. Di mana tujuan bisnis tidak selalu mencari profit (nilai materi), tetapi harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) nonmateri, baik bagi pelaku bisnis sendiri maupun pada lingkungan yang lebih luas, seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya.130
129
Bahrul Choir, Pemilik Waroeng Welaeth Bambu, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 15 Januari 2015. 130 Veithzal Rivai, Islamic Business and Economic Ethics, (Jakarta: PT. Bumi Aksara), hlm. 13.
99
Tingkat keuntungan ekspektasi pada produk deposito bank syariah dengan jatuh tempo yang berbeda dapat dijadikan sebagai proksi yang mendekati untuk tingkat preferensi waktu sehingga dapat dijadikan rate yang paling tepat untuk tujuan pendiskontoan proyek dengan jatuh tempo yang sepadan.131 Analisis kelayakan usaha Waroeng Welaeth Bambu dilakukan dengan menghitung faktor diskonto yang digunakan dalam perhitungan yaitu rata-rata rate of return bagi hasil deposito mudharabah di BRI Syariah tahun 2011-2014 untuk jangka waktu 1 tahun sebesar 7%.132 Pemilihan rate of return bagi hasil deposito mudharabah di BRI Syariah dipilih karena merupakan rate paling tertinggi pada tahun 2011-2014 dibanding dengan bank syariah lainnya. Penilaian kelayakan investasi menggunakan empat metode penilaian kelayakan investasi yaitu Average Rate of Return (ARR), Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), dan Profitability Index (PI). 1. Average Rate of Return (ARR) Kriteria kelayakan penerimaan invetasi menggunakan metode ARR adalah suatu usulan investasi dinyatakan layak jika ARR lebih besar dari minimum accounting rate of return yang dikehendaki. 133 Perhitungannya dilakukan sebagai berikut:
131
Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar‟iyyah Modern, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011), hlm. 126. 132 www.brisyariah.co.id (diunduh pada 21 Februari 2015). 133 Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), hlm. 214.
100
Tabel 4.4 Perhitungan Rata-Rata Laba Setelah Pajak Tahun 2011-2014 Waroeng Welaeth Bambu Tahun Keterangan Laba Setelah Pajak (Rp) 1 Laba Setelah Pajak Tahun Ke-1 87.612.300 2 Laba Setelah Pajak Tahun Ke-2 85.211.300 3 Laba Setelah Pajak Tahun Ke-3 45.386.800 4 Laba Setelah Pajak Tahun Ke-4 99.539.800 Rata-Rata Laba Setelah Pajak 79.437.550 Investasi Awal 176.985.000 Sumber: Data Diolah, 2015. ARR = Average earning after taxes (EAT) x 100% Initial Investment
×100% = 44,88% Berdasarkan hasil perhitungan, nilai ARR menunjukkan angka 44,88%, lebih besar dari minimum accounting rate of return yang dikehendaki sebesar 7%. Sehingga usaha Waroeng Welaeth Bambu layak untuk dilanjutkan. 2. Payback Period (PP) Metode Payback Period adalah perhitungan atau penentuan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup initial investment dari suatu proyek dengan menggunakan cash inflow yang dihasilkan oleh proyek tersebut.134 Cash inflow (arus kas masuk bersih) atau yang sering dikenal dengan istilah proceeds adalah laba setelah pajak ditambah dengan biaya penyusutan.135 Untuk menghitung Payback Period yang mempunyai nilai 134
Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hlm. 444. 135 Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), hlm. 194.
101
proceeds yang tidak sama setiap tahunnya maka dihitung akumulasi proceeds-nya terlebih dahulu sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut.136 Tabel 4.5 Aliran Kas Bersih Waroeng Welaeth Bambu Tahun Arus Kas Bersih (Rp) Akumulasi Kas Masuk (Rp) 0 (176.985.000) (176.985.000) 1 96.724.000 (80.261.000) 2 94.323.000 14.062.000 3 54.498.500 68.560.500 4 108.651.500 177.212.000 Sumber: Data Diolah, 2015. Pada Tabel 4.5 tampak akumulasi kas masuk (nol) terletak antara tahun pertama dan tahun kedua. Sehingga Payback Period akan berada di antara tahun-tahun tersebut. Pada akhir tahun pertama kas masuk bersih masih kurang Rp80.261.000,00, padahal proceeds tahun kedua sebesar Rp94.323.000,00. Maka waktu untuk megumpulkan proceeds pada tahun kedua adalah;
× 1 tahun
×1 tahun = 0,85091653 tahun Dengan demikian, Payback Period (PP) dari investasi adalah 1,85091653 tahun. Dari hasil perhitungan di atas (0,85091653 tahun) jika diuraikan dalam perhitungan bulan dan hari adalah sebagai berikut: 0, 85091653 × 365 = 310,584534 hari 310,584534 : 30 hari = 10,3528178 bulan 0, 3528178 × 30 hari = 10,584534 hari dibulatkan 11 hari. 136
Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), hlm. 197.
102
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai Payback Period adalah 1 tahun 10 bulan 11 hari. Ini berarti bahwa dana yang diinvestasikan sebesar Rp.176.985.000,00 sudah akan dapat diperoleh kembali seluruhnya dalam waktu 1 tahun 10 bulan 11 hari. Sehingga usaha Waroeng Welaeth Bambu layak untuk dilanjutkan. 3. Net Present Value (NPV) Rumus untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut:137 ∑
– 176.985.000 – 176.985.000 = 90.396.261,7+82.385.361,2+44.487.009,8+82.889.709,1-176.985.000 = 123.173.342
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai NPV untuk usaha Waroeng Welaeth Bambu adalah Rp.123.173.342,00 nilai tersebut merupakan penerimaan kas bersih yang diterima oleh perusahaan selama empat tahun periode analisis. Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai positif yang menunjukkan bahwa nilai arus kas masuk lebih besar dari nilai arus kas keluar, sehingga usaha Waroeng Welaeth Bambu dapat dinilai layak untuk dilanjutkan.
137
hlm. 200.
Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007),
103
4. Profitability Index (PI) Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode PI adalah suatu investasi yang dinyatakan layak jika PI lebih besar dari satu. Sebaliknya, jika PI suatu investasi lebih kecil dari satu maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak.138 Apabila proceeds suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ke tahun, maka harus menghitung Present Value dari Proceeds setiap tahunnya terlebih dahulu untuk dijumlahkan sehingga diperoleh jumlah Present Value dari keseluruhan proceeds yang diharapkan dari investasi.139 Perhitungan PI dilakukan sebagai berikut: Tabel 4.6 Perhitungan P.V dari Proceeds atas Dasar Discount Rate 7% Waroeng Welaeth Bambu Tahun 1 2 3 4
DF 7% 0,9346 0,8734 0,8163 0,7629
Proceeds (Rp) 96.724.000 94.323.000 54.498.500 108.651.500 P.V. dari Proceeds (Rp) P.V. dari Outlays (Rp)
P.V. dari Proceeds (Rp) 90.398.250,4 82.381.708,2 44.487.125,6 82.890.229,4 300.157.314 176.985.000
Sumber: Data Diolah, 2015. PI =
=
= 1,7
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai PI untuk usaha Waroeng Welaeth Bambu adalah 1,7. Sehingga berdasarkan analisis metode PI
138
Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), hlm. 207. 139 Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), hlm. 205.
104
Waroeng Weleath Bambu dinyatakan layak untuk dilanjutkan karena nilai PI Waroeng Welaeth Bambu 1,7 lebih besar dari 1. Hasil penilaian kelayakan investasi menggunakan empat metode penilaian kelayakan investasi yaitu Average Rate of Return (ARR), Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), dan Profitability Index (PI), dapat dilihat pada bagian lampiran yang telah diringkas dalam tabel berikut. Tabel 4.7 Nilai Kelayakan Investasi Waroeng Welaeth Bambu Metode Nilai Keterangan Average Rate of Return (ARR) Payback Period (PP) Net Present Value (NPV) Profitability Index (PI)
44,88%
Layak
1 Tahun 10 Bulan 11 Hari
Layak
Rp 123.173.342
Layak
1,7
Layak
Sumber: Data Diolah, 2015. Berdasarkan Tabel 4.7, di mana nilai ARR 44,88% lebih besar dari minimum accounting rate of return yang dikehendaki sebesar 7%, nilai NPV bernilai positif sebesar Rp. 123.173.342,00, dan nilai PI 1,7 lebih besar dari 1, maka secara kelayakan usaha Waroeng Welaeth Bambu layak untuk dilanjutkan. Hasil analisis Payback Period menunjukkan bahwa untuk mengembalikan nilai investasi sebesar Rp.176.985.000,00 memerlukan waktu 1 Tahun 10 Bulan 11 Hari.