33 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEBAHASAN
4.1. Hasil Penelian Perusahaan sebagai sebuah organisasi ekonomi perlu melakukan analisis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kinerja keuangannya. Penelitian ini akan menganalisis kinerja keuangan PETROSEA Tbk, RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk, BUMI RESOURCES Tbk, TAMBANG BATU BARA BUKIT ASAM Tbk, TIMAH Tbk, ANEKA TAMBANG (Persero) Tbk, MEDCO ENERGI INTERNATIONAL Tbk, dan APEXINDO PRATAMA DUTA Tbk, dengan analisis tersebut maka akan diperoleh
gambaran mengenai kinerja masing-masing
perusahaan.
33
34 Tabel 1.4 Rasio masing-masing perusahaan Tahun 2004, Tahun 2005 dan Tahun 2006 Nama Perusahaan
PETROSEA Tbk
RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk
BUMI RESOURCES Tbk
TAMBANG BATU BARA BUKIT ASAM Tbk
TIMAH Tbk
ANEKA TAMBANG (Persero) Tbk
MEDCO ENERGI INTERNATIONAL Tbk
APEXINDO PRATAMA DUTA Tbk
Rasio/ tahun 2004
CR
ROI
ROE
NPM
EPS
315.82
8.85
11.97
6.46
562.42
2005
257.47
10.88
17.34
6.51
814.98
2006
227.37
8.69
13.92
6.09
566.31
2004
269.48
0.16
0.26
-0.28
-0.28
2005
240.75
-2.85
-4.90
-3.94
-15.89
2006
359.07
-13.43
-24.68
-54.38
-107.16
2004
69.10
14.42
135.53
12.35
62.45
2005
84.65
10.78
95.87
7.68
62.98
2006
133.48
8.95
62.49
12.01
103.4
2004
378.3
24.19
34.16
16.06
196.69
2005
451.14
23.00
31.82
15.58
202.71
2006
544.05
21.53
29.14
13.74
210.78
2004
238.50
12.71
20.35
6.33
353.48
2005
182.86
7.45
13.34
3.17
213.59
2006
158.01
10.04
20.72
5.11
413.56
2004
278.62
19.17
46.74
28.24
423.08
2005
267.83
18.78
39.70
25.61
441.34
2006
281.27
30.45
51.85
27.58
813.96
2004
209.55
9.28
24.38
13.10
211.21
2005
197.39
11.74
33.97
12.04
236.43
2006
225.96
9.21
31.64
4.82
103.37
2004
180.63
-1.19
-2.73
-2.65
-15.51
2005
345.36
-1.82
-3.73
-3.80
-16.70
2006
463.11
13.83
28.87
26.52
145.15
Keterangan : Data Langsung tersedia di BEJ
34
35 4.2.Pembahasan
Tabel 2.4 PETROSEA Tbk Perbandingan Rasio selama Tahun 2004 s.d 2006 Tahun 2004 2005
Trend
Tahun 2005 2006
Trend
CR
315.82
257.47
-58.35
257.47
227.37
-30.10
ROI
8.85
10.88
2.03
10.88
8.69
-2.19
ROE
11.97
17.34
5.37
17.34
13.92
-3.42
NPM
6.46
6.51
0.05
6.51
6.09
-0.42
Rasio
EPS
562.42
814.98
252.56
814.98
566.31
-248.67
Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ
Berdasarkan tabel di atas rasio utang lancar terhadap aktiva lancar pada tahun 2004 setiap Rp.1 utang lancar dijamin oleh Rp. 315,82 aktiva lancar, pada tahun 2005 setiap Rp.1 utang lancar dijamin oleh Rp. 257,47 aktiva lancar, pada tahun 2006 setiap Rp.1,- utang lancar dijamin Rp. 227,37 jadi selama tiga tahun rasio ini terus menurun, hal ini disebabkan peningkatan jumlah utang lancar, walaupun demikian perusahaan masih mampu untuk memenuhi kawajiban lancarnya dengan jumlah aktiva yang dimiliki. Dilihat dari rasio profitabilitas kemampuan perusahaan
menghasilkan laba
berdasarkan tingkat aset yang dimiliki perusahaan cukup baik, pada tahun 2004 perusahaan telah menghasilkan laba sebesar Rp. 57.703 (juta) dengan besar aktiva Rp. 811.701 (juta), pada tahun 2005 laba mengalami peningkatan menjadi Rp. 83.617 (juta) dengan peningkatan aktiva menjadi Rp. 1.043.420 (juta), hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menggunakan aktiva yang dimilikinya secara maksimal untuk memperoleh laba.
35
36 EPS atau laba per saham, pada tahun 2004 rasio ini sebesar Rp. 562,42 dengan jumlah laba Rp. 57.703, hal ini menunjukkan bahwa setiap lembar pemegang saham biasa akan memperoleh dividen sebesar Rp. 562,42 dan pada tahun 2005 dividen saham yang diterima sebesar Rp. 814,98 meningkat seiring dengan peningkatan laba yang diperoleh.
36
37 Tabel 3.4 RESOURCES ALAM INDONESIA Tbk Perbandingan Rasio selama Tahun 2004 s.d 2006 Tahun 2004 2005
Trend
Tahun 2005 2006
Trend
CR
269.48
-28.73
240.75
359.07
118.32
ROI
0.16
(2.85)
-3.01
(2.85)
(13.43)
-10.58
ROE
0.26
(4.90)
-5.16
(4.90)
(24.68)
-19.78
NPM
(0.28)
(3.94)
-3.66
(3.94)
(54.38)
-50.44
EPS
(1.79)
(15.89)
-14.1
(15.89)
(107.16)
-91.27
Rasio
240.75
Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ
Rasio utang lancar selama tiga tahun bervariasi, setiap utang Rp.1,- dapat dijamin oleh aktiva sebesar Rp. 269,48 pada tahun 2004, Rp. 240,75 pada tahun 2005 dan Rp. 359,07 pada tahun 2006, tingakat rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid. Selama tiga tahun perusahaan mengalami kerugian, hal ini dapat dilihat dari menurunnya rasio ROI, ROE, dan NPM, rasio yang rendah ini disebabkan karena perusahaan mengalami penurunan nilai pendapatan sementara beban penjualan yang ditanggung perusahaan cukup besar. EPS pada tahun 2004 minus sebesar Rp. 1,79, pada tahun 2005 minus sebesar Rp.15,89 dan pada tahun 2006 minus sebesar Rp. 107,16, hal ini terjadi karena perusahaan mengalami kerugian selama tiga tahun berturut-turut yaitu Rp. 448 (juta) pada tahun 2004, Rp. 3.971 (juta) pada tahun 2005 dan Rp. 26.791 (juta) pada tahun 2006.
37
38 Tabel 4.4 BUMI RESOURCES Tbk Perbandingan Rasio selama Tahun 2004 s.d 2006 Rasio
Tahun 2004 2005
Trend
Tahun 2005 2006
Trend
CR
69.10
84.65
15.55
84.65
133.48
48.83
ROI
14.42
10.78
-3.64
10.78
8.95
-1.83
ROE
135.53
95.87
-39.66
95.87
62.49
-33.38
NPM
12.35
7.68
-4.67
7.68
12.01
4.33
0.53
62.98
EPS
62.45
62.98
103.4
40.42
Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ
Current ratio atau rasio lancar menjadi hal yang penting bagi pemegang saham, kreditur, maupun investor karena dari rasio yang tinggi berarti terjaminnya modal yang mereka tanamkan pada perusahaan dengan syarat perubahan laba yang terus meningkat. Berdasarkan tabel tersebut di atas rasio ini terus maningkat, peningkatan ini disebabkan perusahaan menambah jumlah aktiva lancar serta menambah pembiayaan dari pihak kreditur selama 3 tahun. Rasio laba terhadap penjualan tahun 2004 sebesar 12,35% dengan tingkat pendapatan Rp. 9.811.751 (juta) perusahaan telah menghasilkan laba sebesar Rp. 1.211.770 (juta), namun rasio NPM mengalami penurunan menjadi 7,68% penurunan ini disebabkan beban yang harus dikeluarkan perusahaan lebih besar dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2006 rasio NPM mengalami peningkatan menjadi 12.01% peningkatan ini disebabkan pada tahun ini perusahaan telah berhasil menaikkan pendapatan menjadi Rp. 16.710.247 (juta) sehingga perusahaan memperolah laba Rp.2.006.299 (juta). EPS yang dihitung untuk saham biasa ini selama 3 tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2004 EPS sebesar Rp. 62.42, tahun 2005 sebesar Rp. 62,98 dan tahun 2006
38
39 sebesar Rp. 103,40. Peningkatan ini terjadi karena perubahan penggunaan utang yang semakin meningkat, penambahan jumlah utang ini mengakibatkan perubahan laba per saham.
39
40 Tabel 5.4 TAMBANG BATU BARA BUKIT ASAM Tbk Perbandingan Rasio selama Tahun 2004 s.d 2006 Tahun 2004 2005
Trend
Tahun 2005 2006
Trend
CR
378.30
451.14
72.84
451.14
544.05
92.91
ROI
24.19
23.00
-1.19
23.00
21.53
-1.47
ROE
34.16
31.82
-2.34
31.82
29.14
-2.68
NPM
16.06
15.58
-0.48
15.58
13.74
-1.84
6.02
202.71
Rasio
EPS
196.69
202.71
210.78
8.07
Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ
Berdasarkan perbandingan rasio tabel tersebut diatas, selama tiga tahun rasio ini terus meningkat, nilai rasio lancar pada tahun 2004 sangat besar yaitu 378,30%, pada tahun 2005 sebesar 451,14% dan pada tahun 2006 sebesar 544,05% tingginya rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas sangat tinggi hal ini berarti perusahaan mempunyai kelebihan aktiva lancar, peningkatan ini disebabkan perusahaan menambah aktiva lancar pada tahun 2004 sebesar Rp. 1.638.657 (juta) menjadi Rp.2.088.957 (juta) pada tahun 2005 dan menambah jumlahnya menjadi Rp. 2.347.761 (juta) pada tahun 2006, peningkatan menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid, selain itu jika perusahaan memiliki kas yang cukup maka dapat digunakan untuk memperolah potongan dagang (trade discount). Pada tahun 2004 dengan tingkat modal Rp. 1.689.263 (juta) rasio ROE sebesar 34,16% mampu menghasilkan laba sebesar Rp. 419.802 (juta), pada tahun 2005 dengan tingkat modal Rp. 2.052.660 (juta) mampu menghasilkan laba sebesar Rp. 467.060 (juta) atau senilai 15,58%, pada tahun 2006 rasio ini menurun menjadi 13,74% hal ini
40
41 menunjukkan bahwa dengan tingkat modal Rp. 2.295.460 (juta) perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar Rp. 485.670 (juta). EPS selama tiga tahun terus mengalami peningkatan, pada tahun 2004 para pemegang saham akan memperoleh dividen sebesr Rp. 196,69 setiap kepemilikan 1 lembar saham biasa, pada tahun 2005 sebesar Rp. 202,71 dan tahun 2007 sebesar Rp. 210,78, peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya laba yang diperoleh perusahaan selama tiga tahun berturut-turut, jadi perusahaan yang labanya tinggi akan membayar dividen yang lebih tinggi.
41
42 Tabel 6.4 TIMAH Tbk Perbandingan Rasio selama Tahun 2004 s.d 2006 Tahun 2004 2005
Trend
Tahun 2005 2006
Trend
CR
238.50
182.86
-55.64
182.86
158.01
-24.85
ROI
12.71
7.45
-5.26
7.45
10.04
2.59
ROE
20.35
13.34
-7.01
13.34
20.72
7.38
NPM
6.33
3.17
-3.16
3.17
5.11
1.94
EPS
353.48
213.59
213.59
413.56
Rasio
-139.89
199.97
Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ
Berdasarkan tabel di atas rasio lancar mengalami penurunan selama tiga tahun, meskipun demikian dilihat dari rasio lancar perusahaan masih dalam keadaan likuid karena setiap Rp.1,- utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 238,50 pada tahun 2004, sebesar Rp. 182,86 pada tahun 2005 dan sebesar Rp. 158,01 pada tahun 2006. ROI adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang dimiliki perusahaan. Selama tahun 2004 rasio ini sebesar 12,71% perusahaan telah menghasilkan laba sebesar Rp. 177.907 (juta) dengan besar aktiva Rp. 2.416.289 (juta), hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menggunakan aktiva yang dimilikinya secara maksimal untuk memperoleh laba. EPS atau laba per saham, pada tahun 2004 rasio ini sebesar Rp.353,48 dengan jumlah laba Rp.177.907 (juta), hal ini menunjukkan bahwa setiap lembar pemegang saham biasa akan memperoleh dividen sebesar Rp. 353,48. Pada tahun 2005 jumlah EPS menurun menjadi Rp. 213,59, penurunan ini disebabkan laba yang diterima perusahaan lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.107.499 (juta) sehingga
42
43 dividen yang diterima juga mengalami penurunan. Pada tahun 2006 angka EPS meningkat menjadi Rp. 413,56 peningkatan ini disebabkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari tahun lalu yaitu sejumlah Rp.208.147 (juta).
43
44 Tabel 7.4 ANEKA TAMBANG (Persero) Tbk Perbandingan Rasio selama Tahun 2004 s.d 2006 Tahun 2004 2005
Trend
Tahun 2005 2006
Trend
CR
287.62
267.83
-19.79
267.83
281.27
13.44
ROI
19.17
18.78
-0.39
18.78
30.45
11.67
ROE
46.74
39.70
-7.04
39.70
51.85
12.15
NPM
28.24
25.61
-2.63
25.61
27.58
1.97
EPS
423.08
441.34
18.26
441.34
813.96
372.62
Rasio
Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ
Berdasarkan rasio pada tabel di atas, tahun 2004 nilai rasio lancar sebesar 287,62%, pada tahun 2005 setiap Rp.1,- hutang lancar dijamin oleh Rp.267,83 aktiva lancar dan pada tahun 2006 setiap Rp.1,- utang lancar dijamin oleh Rp.281,27 aktiva lancar. Selama tiga tahun perusahaan berada dalam keadaan likuid. Pada tahun 2005 perusahaan menurunkan jumlah aktiva lancar, hal ini dilakukan agar tidak mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Secara garis besar perusahaan mampu meningkatkan profitabilitasnya dengan penjualan tertentu dan tingkat beban usaha yang terus berfluktuasi. Pada tahun 2004 ROI perusahaan sebesar 19,17%, tahun 2005 sebesar 18,78% dan tahun 2006 sebesar 30,45% hal ini menunjukkan bahwa manajemen telah melakukakn efisiensi aset, penambahan total aktiva yang dilakukan manajemen telah mampu memberikan return yang terus meningkat yaitu laba yang diperoleh perusahaan pada tahun 2004 sebesar Rp. 807.109 (juta), tahun 2005 sebesar Rp. 841.936 (juta) dan tahun 2006 sebesar Rp. 1.552.777 (juta).
44
45 EPS yang dihitung untuk saham biasa ini selama tiga tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2004 EPS sebesar Rp. 423,08, tahun 2005 sebesar Rp. 441,34 dan tahun 2006 sebesar Rp. 813,96 peningkatan ini terjadi karena terjadi perubahan penggunaan utang, penambahan jumlah utang akan mengakibatkan perubahan laba per saham (EPS) sehingga terjadi perubahan pada harga saham.
45
46 Tabel 8.4 MEDCO ENERGI ITERNATIONAL Tbk Perbandingan Rasio selama Tahun 2004 s.d 2006 Tahun 2004 2005
Trend
Tahun 2005 2006
Trend
CR
209.55
197.39
-12.16
197.39
225.96
28.57
ROI
9.28
11.74
2.46
11.74
9.21
-2.53
ROE
24.38
33.97
9.59
33.97
31.64
-2.33
NPM
13.10
12.04
-1.06
12.04
4.82
-7.22
EPS
211.21
236.43
25.22
236.43
103.37
Rasio
-133.06
Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ
Rasio utang lancar terhadap aktiva lancar selama tahun 2004 setiap Rp.1,- utang lancar dijamin Rp. 209,55 aktiva lancar, tahun 2005 setiap Rp.1,- utang lancar dijamin Rp. 197,39 aktiva lancar dan tahun 2006 setiap Rp.1,- dijamin Rp. 225,96 aktiva lancar. Pada tahun 2005 rasio ini menurun hal ini disebabkan perusahaan mengurangi jumlah aktiva lancar, pada tahun 2006 rasio ini meningkat hal ini terjadi karena meningkatnya aktiva lancar perusahaan, yang semula senilai Rp. 4.617.548 (juta) menjadi Rp. 5.115.672 (juta). Dilihat dari rasio profitabilitas selama tahun 2004 dan tahun 2005 cukup baik, namun pada tahun 2006 rasio NPM mengalami penurunan, penurunan ini terjadi karena perusahaan meningkatkan jumlah aktiva lancar namun penggunaannya kurang maksimal, aktiva lancar pada tahun 2006 sebesar Rp. 2.263.951 (juta) hanya mampu menghasilkan laba sebesar Rp. 344.488 (juta). EPS atau laba perusahaan, pada tahun 2004 rasio ini sebesar Rp.211,21 dengan jumlah laba Rp. 655.985 (juta), hal ini menunjukkan bahwa setiap lembar pemegang saham biasa akan memperoleh dividen sebesar Rp. 211,21. Pada tahun 2005 jumlah EPS
46
47 meningkat menjadi Rp. 236,43 peningkatan ini disebabkan laba yang diterima perusahaan lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 735.021 (juta), namun pada tahun 2006 terjadi penurunan nilai EPS menjadi Rp. 103,37 penurunan yang disebabkan oleh menurunnya laba yang diperoleh perusahaan.
47
48 Tabel 9.4 APEXINDO PRATAMA DUTA Tbk Perbandingan Rasio selama Tahun 2004 s.d 2006 Rasio CR
Tahun 2004 2005
Trend
Tahun 2005 2006
Trend
180.63
164.73
345.36
463.11
117.75
345.36
ROI
(1.19)
(1.82)
-0.63
(1.82)
13.83
15.65
ROE
(2.72)
(3.73)
-1.01
(3.73)
28.87
32.60
NPM
(2.65)
(3.80)
-1.15
(3.80)
26.52
30.32
EPS
(15.51)
(16.70)
-1.19
(16.70)
145.15
161.85
Sumber: Data Langsung tersedia di BEJ
Berdasarkan tabel teresebut di atas pada tahun 2004 nilai rasio lancar sangat besar 180,63% pada tahun 2005 sebesar 345,36% dan tahun 2006 sebesar 463,11%. Tingginya rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang sangat tinggi hal ini berarti perusahaan mempunyai kelebihan aktiva lancar, yang nantinya akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, selain itu perusahaan juga harus tetap memperhatikan komponen aktiva lancar, agar jika terjadi kebutuhan tidak terduga perusahaan dapat segera memenuhinya. Rasio keuntungan neto setelah pajak terhadap total aktiva atau yang disebut dengan ROI selama tahun 2004 dan 2005 mengalami penurunan sebesar minus 1,19% dan 1,82%. Hal ini disebabkan kerugian yang diderita perusahaan cukup besar. Sedangkan pada tahun 2006 rasio ini mengalami peningkatan menjadi 13,83% pada tahun ini perusahaan telah berhasil menutup kerugian yang diderita perusahaan pada tahun – tahun sebelumnya, selain itu perusahaan telah berhasil memaksimalkan aktiva yang dimilikinya dengan mengubah kerugian pada tahun 2004 dan tahun 2005 menjadi laba di tahun 2006.
48
49 EPS pada tahun 2004 dan tahun 2005 minus, jika dilihat lebih jauh perusahaan mengalami kerugian pada tahun 2004 sebesar Rp. 27.067 (juta) dan Rp. 43.126 (juta) pada tahun 2005. Pada tahun 2006 nilai EPS sebesar Rp. 145,15 hal ini terjadi karena perusahaan mampu mengurangi kerugian yang dideritanya sehingga dapat menghasilkan laba sebesar Rp. 380.782 (juta) hal ini membuat para pemegang saham tetap menerima keuntungan dari modal yang ditanamkan ke perusahaan sebesar Rp. 145,15 untuk satu lembar saham biasa.
49
50 4.2 Implikasi Penelitian Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kinerja keuangan Petrosea Tbk mempunyai kinerja yang bagus dari aspek likuiditas, profitabilitas dan rasio pasar. Resource Alam Indonesia Tbk mepunyai kinerja yang cukup bagus dari aspek likuiditas. Bumi Resources Tbk mempunyai nilai kinerja yang baik pada aspek profitabilitas. Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk mempunyai nilai kinerja yang baik pada aspek likuiditas, profitabilitas dan rasio pasar. Timah Tbk memiliki kinerja yang bagus dari aspek likuiditas, rasio pasar dan cukup baik pada aspek profitabilitas. Aneka Tambang (Persero) Tbk mempunyai nilai kinerja yang bagus dari aspek likuiditas, profitabilitas, dan rasio pasar. Medco Energi International Tbk mempunyai kinerja yang bagus dari aspek likuiditas, profitabilitas dan rasio pasar. Apexindo Pratama Duta Tbk mempunyai kinerja yang bagus dari aspek likuiditas. Dengan demikian penelitian ini mengandung implikasi bahwa perusahaan yang aspek likuiditas, profitabitas dan rasio pasar yang mengalami penurunan, dengan mengetahui penyebabnya maka akan diharapkan dapat mengambil langkah yang paling tepat untuk memperbaiki kinerja keuangannya. Bagi masing-masing perusahaan, hasil penelitian kinerja ini diharapkan dapat lebih memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan baik posisi keuangan maupun hasil usaha yang nantinya dapat digunakan untuk memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang. Selain itu bagi calon investor hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan sekaligus bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi.
50
51 Keterbatasan penelitian ini bahwa yang menjadi objek analisa laporan keuangan hanya laporan keuangan, untuk itu penelitian berikutnya diharapkan dapat melihat aspek lainnya seperti siutasi ekonommi secara makro.
51