BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden Dari 12 KPP Pratama yang ada di wilayah Jakarta Selatan, hanya 4 KPP yang bersedia untuk mengisi kuesioner. Data kuesioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti dari penelitian ini adalah sebanyak 35 kuesioner dari 55 kuesioner yang telah disebar kepada fungsional pemeriksa pajak di KPP Pratama wilayah Jakarta Selatan. Seluruh kuesioner yang berhasil dikumpulkan tersebut akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Proses penyebaran kuesioner ini telah dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013. Tabel 4.1 Sampel Dan Tingkat Pengembalian Kuesioner No. 1. 2. 3. 4.
Nama Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Kebayoran Baru Tiga KPP Pratama Setia Budi Tiga KPP Pratama Mampang Prapatan KPP Pratama Cilandak Jumlah
Jumlah Responden 13 14 14 14 55
Kuesioner disebar 13 14 14 14 55
Kuesioner kembali 11 10 5 8 35
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat penyebaran kuesioner pada KPP Pratama di wilayah Jakarta Selatan sebanyak 55 dan yang kembali sebanyak 35 kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian ini.
50
51
Sebelum menganalisis jawaban-jawaban responden, terlebih dahulu akan dibahas gambaran umum tentang responden tersebut. Berikut merupakan beberapa tabel yang menunjukan profil responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki – Laki Perempuan Jumlah
Frekuensi 30 5 35
Persentase % 86 % 14 % 100 %
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2013
Berdasarkan tabel di atas,
kuesioner yang diisi oleh responden
menunjukan bahwa dari 35 orang responden terdiri dari 30 orang laki-laki dengan persentase sebesar 86% dan sisanya sebanyak 5 orang perempuan dengan persentase sebesar 14%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah laki-laki. Hal ini disebabkan fungsional pemeriksa pajak di KPP Pratama wilayah Jakarta Selatan didominasi oleh laki-laki. Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Usia 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun >50 tahun Jumlah
Frekuensi 8 21 3 3 35
Persentase % 23 % 60 % 9% 9% 100 %
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2013
Dari data di atas dapat diketahui bahwa responden yang berusia 21-30 tahun berjumlah 8 orang dengan persentase sebesar 23%, responden berusia
52
31-40 tahun berjumlah 21 orang dengan persentase sebesar 60%, responden berusia 41-50 tahun berjumlah 3 orang dengan persentase sebesar 9%, dan responden yang berusia lebih dari 50 tahun berjumlah 3 orang dengan persentase
sebesar 9%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas
fungsional pemeriksa pajak pada KPP Pratama di wilayah Jakarta Selatan berusia 31-40 tahun. Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan SMA atau sederajat Diploma 3 (D3) Strata 1 (S1) Strata 2 (S2) Strata 3 (S3) Jumlah
Frekuensi 0 2 25 8 0 35
Persentase % 0% 6% 71 % 23 % 0% 100 %
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2013
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir pegawai pemerika pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah Jakarta Selatan yang menjadi responden mayoritas berpendidikan Strata 1 (S1) dengan persentase sebesar 71%, Diploma 3 (D3) sebesar 6% dan Strata 2 (S2) sebesar 23%.
B. Analisis Pengujian Data Pengujian data instrumen penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana konsistensi alat ukur yang digunakan dalam item kuesioner. Sedangkan reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran
53
dapat diandalkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan SPSS 20 untuk mengolah data.
1. Uji Validitas Uji validitas diukur dengan cara membandingkan nilai Pearson Correlation dengan r-tabel. Nilai atas uji validitas ini yaitu r hitung, dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika nilai r hitung > r tabel maka indikator tersebut dapat dikatakan valid. Dalam penelitian ini nilai r-tabel adalah df=35-2=33 dengan tingkat signifikan 0,05, maka didapat nilai untuk uji validitas tersebut adalah 0,334.
Hasil uji validitas
variabel independensi (X1 ), kompetensi (X2 ), sensitivitas etika profesi (X3 ), dan kualitas pemeriksaan pajak (Y) dapat dilihat dari tabel di bawah ini : Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Independensi (X1 ) ( dengan r tabel = 0,334) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Item Indp 1 Indp 2 Indp 3 Indp 4 Indp 5 Indp 6 Indp 7 Indp 8 Indp 9 Indp 10 Indp 11 Indp 12
Sumber : Output SPSS
R Hitung 0,647 0,663 0,735 0,705 0,710 0,741 0,761 0,774 0,709 0,716 0,673 0,744
R Tabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334
Keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
54
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi (X2 ) ( dengan r tabel = 0,334) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Item Komp 1 Komp 2 Komp 3 Komp 4 Komp 5 Komp 6 Komp 7 Komp 8 Komp 9 Komp 10
R Hitung 0,554 0,652 0,635 0,634 0,713 0,430 0,633 0,779 0,867 0,732
R Tabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334
Keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Sumber : Output SPSS
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Sensitivitas Etika Profesi (X3 ) ( dengan r tabel = 0,334) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Item Sens 1 Sens 2 Sens 3 Sens 4 Sens 5 Sens 6 Sens 7 Sens 8 Sens 9
Sumber : Output SPSS
R Hitung 0,795 0,814 0,820 0,708 0,663 0,618 0,685 0,755 0,604
R Tabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334
Keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
55
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pemeriksaan Pajak (Y) (r tabel = 0,334) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Item Kual 1 Kual 2 Kual 3 Kual 4 Kual 5 Kual 6 Kual 7 Kual 8 Kual 9 Kual 10 Kual 11 Kual 12 Kual 13 Kual 14 Kual 15 Kual 16 Kual 17 Kual 18 Kual 19
R Hitung 0,680 0,799 0,813 0,817 0,763 0,780 0,862 0,768 0,801 0,774 0,735 0,760 0,775 0,769 0,720 0,835 0,832 0,837 0,771
R Tabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334
Keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Sumber : Output SPSS
2. Uji Reliabilitas Uji
reliabilitas
digunakan
untuk
menguji
konsistensi
jawaban
responden atas seluruh bukti pertanyaan. Suatu variabel dapat dikatakan reliabel apabila nilai cronbach’s alpha dari variabel tersebut > 0,60. Hasil pengujian reliabilitas ditampilkan dalam tabel berikut ini :
56
Tabel 4.9 Hasil uji reliabilitas Variabel Kualitas Pemeriksaan Pajak (Y) Independensi (X1 ) Kompetensi (X2 ) Sensitivitas Etika Profesi (X3 )
Cronbach’s alpha 0,963 0,911 0,850 0,879
Batas Reliabilitas 0,60 0,60 0,60 0,60
Keterangan RELIABEL RELIABEL RELIABEL RELIABEL
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan bahwa pada variabel kualitas pemeriksaan
pajak
memiliki nilai cronbach
alpha
0,963,
variabel
independensi nilai cronbach alpha 0,911, nilai cronbach alpha variabel kompetensi 0,850, dan nilai cronbach alpha variabel sensitivitas etika profesi 0,879.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator untuk setiap
variabel penelitian adalah reliabel, karena
nilai cronbach’s alpha
dari
semua variabel yang diuji memiliki nilai > 0,60.
C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov (KS) dengan ringkasan hasil analisis sebagai berikut.
57
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Most Extreme Differences
Kualitas Pemeriksaan Pajak
Kompetensi
35
35
35
35
Mean
53.89
44.91
42.14
83.43
Std. Deviation
4.568
3.673
3.031
8.215
Absolute
0.158
0.143
0.216
0.158
N Normal Parameters a,b
Sensitivitas Etika Profesi
Independensi
Positive
0.158
0.11
0.173
0.131
Negative
-0.139
-0.143
-0.216
-0.158
Kolmogorov-Smirnov Z
0.937
0.849
1.276
0.935
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.344
0.467
0.077
0.346
Sumber : Output SPSS
Hasil uji normalitas pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai KS untuk variabel independensi sebesar 0,937 pada tingkat signifikansi 0,344, variabel kompetensi sebesar 0,849 pada tingkat signifikansi 0,467, variabel sensitivitas etika profesi sebesar 1,276 pada tingkat signifikansi 0,077 dan variabel kualitas pemeriksaan pajak sebesar 0,935 pada tingkat signifikansi 0,346. Setiap variabel tersebut pada tingkat signifikan > 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini
terdistribusi secara normal. 2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, yaitu : independensi, kompetensi dan sensitivitas etika profesi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
58
Uji multikolinieritas dilakukan dengan cara melihat (1) nilai tolerance dan (2) variance inflation factor (VIF). Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Collinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
(Constant) 1
Independensi
0.739
1.352
Kompetensi
0.577
1.733
Sensitivitas Etika Profesi
0.584
1.713
Sumber : Output SPSS
Tabel di atas menunjukan bahwa nilai tolerance dari masingmasing variabel independen, yaitu independensi (X1) sebesar 0,739, kompetensi (X2) sebesar 0,577 dan sensitivitas etika profesi (X3) sebesar 0,584.
Dari output di atas juga diketahui nilai variance inflation factor
(VIF) masing-masing variabel independen, yaitu independensi (X1) adalah 1,352, kompetensi (X2) sebesar 1,733 dan sensitivitas etika profesi (X3) sebesar
1,713.
Ketiga
variabel independen
tersebut
memiliki nilai
tolerance di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10, sehingga dapat disimpulkan dalam model regresi ini tidak ada masalah multikolinieritas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedasitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
59
regresi. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser untuk menguji heteroskedastisitas. Tabel 4.12 Uji Glejser Coefficients
Unstandardized Coefficients
Model
B (Constant) 1
a.
a
Std. Error
-17.358
8.338
-0.049
0.136
Kompetensi
0.247
Sensitivitas Etika Profesi
0.322
Independensi
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta -2.082
0.046
-0.066
-0.356
0.724
0.192
0.268
1.285
0.208
0.231
0.289
1.392
0.174
Dependent Variable: Abs_Res
Sumber : Output SPSS
Pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen
yang
signifikan
secara
statistik
mempengaruhi
variabel
dependen nilai absolute residual (AbsRes)-nya. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
D. Analisis Linier Berganda Uji regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh antara dua atau lebih variabel X sebagai variabel independen (bebas) dengan variabel Y sebagai variabel dependen (terikat). Dalam
penelitian
ini,
analisis
regresi linear
berganda
dilakukan
agar
mengetahui koefisien regresi atau besarnya pengaruh variabel dependennya
60
yaitu kualitas pemeriksaan pajak (Y) dengan variabel independennya yaitu independensi (X1 ), kompetensi (X2 ) dan sensitivitas etika profesi (X3 ). Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda karena memiliki variabel independen lebih dari satu. Tabel 4.13 Uji Regresi Linier Berganda Coefficients a Unstandardized Coefficients Std. B Error
Model (Constant) 1
a.
-5.753
16.302
Independensi
0.406
0.267
Kompetensi
0.257
Sensitivitas Etika Profesi
1.323
Standardized Coefficients
t -0.353
0.727
0.226
1.522
0.138
0.376
0.115
0.685
0.498
0.452
0.488
2.923
0.006
Dependent Variable : Kualitas Pemeriksaan Pajak Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persamaan regresinya, yaitu : Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e Y = - 5,753+ 0,406 X1 + 0,257 X2 + 1,323 X3 + e Dimana
Sig.
Beta
Y
: Kualitas pemeriksaan pajak
α
: Konstanta
Β1 , β2 , β3
: Koefisien regresi
X1
: Independensi pemeriksa pajak
X2
: Kompetensi pemeriksa pajak
X3
: Sensitivitas etika profesi pemeriksa pajak
e
: error (tingkat kesalahan)
61
E. Analisis Uji Hipotesis Dalam penelitian ini besarnya koefisien determinasi (R2 ) adalah sebesar 0,496 (49,6%). Sehingga dapat dikatakan bahwa 49,6% kualitas pemeriksaan pajak dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh independensi, kompetensi, dan sensitivitas etika profesi. Sedangkan sisanya (100% - 49,6% = 50,4%) kualitas pemeriksaan pajak dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Hasil analisis koefisien determinasi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model
1
R .704 a
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
0.496
0.447
6.11
Change Statistics
Change Statistics R Square Change
F Change
df1
0.496
10.156
3
df2
Sig. F Change
31a
Sumber : Output SPSS
Angka koefisien korelasi (R) pada tabel 4.15 adalah sebesar 0,704 yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat, karena memiliki koefisien korelasi di atas 0,5 dan mendekati 1. 1. Uji simultan (Uji F) Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dapat dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada tingkat signifikansi 0,05 atau 5 %. Jika nilai signifikansi uji F < 0,05, maka terdapat pengaruh
0
62
antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel di bawah ini merupakan hasil uji F dari penelitian ini. Tabel 4.15 Hasil Uji F Statistik a
ANOVA Sum of Squares
Model Regression 1
Mean Square
Df
1137.38
3
379.127
Residual
1157.192
31
37.329
Total
2294.571
34
F 10.156
Sig. .000 b
Sumber : Output SPSS
Dari hasil pengujian diketahui nilai F hitung sebesar 10,156 dengan probabilitas 0,000. Sehingga dapat disimpulkan dengan probabilitas yang jauh lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05,
maka dapat dikatakan
independensi, kompetensi, dan sensitivitas etika profesi secara bersamasama berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan pajak. Dengan membandingkan nilai Fhitung dan Ftabel pada tingkat α = 0,05 diperoleh nilai Ftabel 2,911. Dengan demikian, nilai Fhitung 10,156 lebih besar dari nilai Ftabel
2,911.
Sehingga
dapat diinterpretasikan bahwa variabel
indpendensi, kompetensi, dan sensitivitas etika profesi secara bersama-sama mempengaruhi variabel kualitas pemeriksaan pajak.
2. Uji parsial (uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu antara independensi, kompetensi dan
63
sensitivitas etika profesi terhadap
kualitas pemeriksaan pajak. Untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas (p-value) dengan tingkat signifikasi yang digunakan sebesar 0,05. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil uji
regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.16 Hasil Uji t Statistik Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Std. B Error
Model (Constant) 1
-5.753
16.302
Independensi
0.406
0.267
Kompetensi
0.257
Sensitivitas Etika Profesi
1.323
Standardized Coefficients
T
Sig.
Beta -0.353
0.727
0.226
1.522
0.138
0.376
0.115
0.685
0.498
0.452
0.488
2.923
0.006
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, hasil pengujian hipotesis pertama (H1 ) menyebutkan bahwa nilai probabilitas independensi pemeriksa pajak sebesar 0,138. Nilai tersebut jauh lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05, sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
independensi
tidak
berpengaruh
terhadap kualitas pemeriksaan pajak. Hal ini diperkuat dengan hasil perbandingan nilai thitung dan ttabel. Nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan df (derajat kebebasan) n-k-1 = 31 adalah sebesar 2,040. Dengan
64
demikian, nilai thitung 1,522 < ttabel 2,040 sehingga hasil pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak. Hasil pengujian hipotesis pertama (H2 ) menyebutkan bahwa nilai probabilitas kompetensi pemeriksa pajak sebesar 0,498. Dalam penelitian ini, kompetensi juga tidak berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan pajak karena
nilai
probabilitas
variabel tersebut
lebih
besar
dari tingkat
signifikansi 0,05. Hal tersebut diperkuat dengan hasil perbandingan nilai thitung dan ttabel. Nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan df (derajat kebebasan) n-k-1 = 31 adalah sebesar 2,040. Dengan demikian, nilai thitung 0,685 < ttabel 2,040 sehingga hasil pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak. Sedangkan hasil pengujian hipotesis ketiga (H3 ) menyebutkan bahwa nilai probabilitas sensitivitas etika profesi pemeriksa pajak adalah sebesar 0,006. Nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa sensitivitas etika profesi berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan pajak. Hal ini dipertegas dengan hasil perbandingan nilai thitung dan ttabel. Nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan df (derajat kebebasan) n-k-1 = 31 adalah sebesar 2,040. Dengan demikian, nilai thitung 2,923 > ttabel 2,040 sehingga hasil pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima.
65
F. Pembahasan Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut. 1. Pengaruh independensi terhadap kualitas pemeriksaan pajak Variabel
independensi
memiliki
nilai
probabilitas
signifikansi
sebesar 0,138. Nilai ini lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Hasil independensi dalam penelitian ini tidak membuktikan adanya pengaruh terhadap
kualitas
pemeriksa
pajak
pemeriksaan
pajak.
Hal ini menunjukkan bahwa
mengalami kesulitan dalam mempertahankan sikap
independensinya. Jika pemeriksa tidak bersikap independen, pemeriksaan yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan tujuan dan kenyataan yang ada, akibatnya laporan hasil pemeriksaan yang dihasilkan oleh pemeriksa tidak independen. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sukriah dkk (2009), Nugraha (2012) independensi
tidak
dan Kisnawati (2012) yang menyatakan bahwa
berpengaruh
terhadap
kualitas
pemeriksaan/audit.
Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Christiawan (2002) dan Alim dkk (2007) yang menyatakan bahwa
independensi
berpengaruh
terhadap
kualitas
audit
atau
pemeriksaan. 2. Pengaruh kompetensi terhadap kualitas pemeriksaan pajak Variabel
kompetensi
memiliki
nilai
probabilitas
signifikansi
sebesar 0,498. Nilai ini jauh lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga kompetensi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
66
kualitas pemeriksaan pajak. Pemeriksa yang tidak memiliki kompetensi yang tinggi akan kurang peka dengan kesalahan penyajian laporan keuangan dan
kurang memahami hal-hal yang terkait dengan kesalahan
yang ditemukan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemeriksa pajak tidak dapat membina wajib pajak yang sedang diperiksanya dalam memenuhi
kewajiban
perpajakannya
agar
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Hasil penelitian ini konsiten dengan hasil penelitian Darosi (2009) dan
Kisnawati (2012)
yang
menyatakan
bahwa
kompetensi tidak
berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan/audit. Tetapi, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Suyani (2009), Nugraha (2012) dan Sukriah dkk (2009) yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 3. Pengaruh sensitivitas etika profesi terhadap kualitas pemeriksaan pajak Variabel
sensitivitas
etika
profesi
memiliki
nilai probabilitas
signifikansi sebesar 0,006. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksa pajak sensitif
terhadap
masalah
kewajibannya.
etika
Dengan
profesinya
demikian,
ketika
sensitivitas
melakukan etika
tugas
profesi
dan
memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pemeriksaan pajak. Auditor pajak
mampu
integritasnya
menjunjung
dalam
tinggi nilai-nilai kebenaran dan menjaga
memelihara
perilaku
profesionalismenya.
Dalam
67
pelaksanaan pemeriksaan, pemeriksa pajak harus ditunjang dengan sikap, etika, dan moral yang baik sehingga akan menghasilkan pelaksanaan pemeriksaan yang objektif dan sesuai dengan standar. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Wahyuni (2013) dan Darosi (2009) yang menyatakan bahwa sensitivitas etika profesi berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan/audit. 4. Pengaruh independensi, kompetensi, dan sensitivitas etika profesi terhadap kualitas pemeriksaan pajak Dari tabel diketahui nilai Fhitung sebesar 10,156 dengan probabilitas 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa independensi, kompetensi dan sensitivitas etika profesi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan pajak, karena probabilitas p value
0,000 yang
artinya < 0,05, dan Fhitung (10,156) > Ftabel (2,911). Agar menghasikan kualitas pemeriksaan pajak yang baik, seorang pemeriksa harus ditunjang dengan sikap independensi yang tinggi, kompetensi yang memadai dan sensitivitas etika yang baik pula.