49
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden 1. Hasil Pengumpulan Data Berdasarkan data yang telah disebar kepada Auditor di Kantor Akuntan Publik yang berada di DKI Jakarta dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung kepada auditor masing-masing KAP. Dari 100 kuesioner yang disebar, kuisoner yang kembali sebanyak 75 kuisoner. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1 Jumlah Data Kuisoner No. 1
Nama Kantor Akuntan Publik KAP. Drs. Hananta Budianto & Rekan
Kuesioner Yang Disebar 1
2
KAP. Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan
3
3 4 5
KAP. Darmawan & Hendang KAP. Usman & Rekan KAP. Tasnim Ali Widjanarko & Rekan
5 4 5
6
KAP. DRS.Chaeroni & Rekan
6
7
KAP. Tjhin Tjiap Lung & Rekan
10
8 9
KAP. Purba Lauddin & Rekan KAP. DRS. Soejatna Mulyana & Rekan
5 5
10
KAP. Riza, Adi, Syahril & Rekan
5
11
KAP. Muljawati, Rini & Rekan
3
12
KAP. Sodikin & Harijanto
3
13 14 15 16 17 18 19 20
KAP. Benny, Tony, Frans & Daniel KAP. Rexon Nainggolan & Rekan KAP. Jojo Sunarjo & Rekan KAP. Rasin, Ikhwan & Rekan KAP. DRS. Wirawan & Rekan KAP. Teguh Sentosa KAP. Basyiruddin & Wildan KAP. Arman Dhani & Rekan Jumlah
Sumber : data diolah (tahun 2014)
5 11 2 3 5 5 10 4 100
Kuesioner Yang Kembali 1 3 5 4 5 6 10 5 0 5 3 0 4 11 2 3 3 5 0 0 75
50
2. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu Lakilaki dan Perempuan. Dengan melihat tabel 4.2 dibawah ini dapat kita lihat prosentase responden laki-laki dan responden perempuan Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin
Jumlah
Presentase
Laki- laki
40
53,3%
Perempuan
35
Total
75
46,7%
100%
Sumber: data diolah (2014) Hasil
penelitian
berdasarkan
jenis
kelamin
(Tabel
4.2)
menunjukkan bahwa jumlah auditor yang paling banyak adalah auditor laki-laki sebanyak 40 orang atau (53,3%), dan jumlah auditor perempuan sebanyak 35 orang atau (46,7%)
51
3. Profil Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Usia Usia
Jumlah
Presentase
21-25
35
46,7%
26-30
23
32%
31-36
8
9,3%
38-45
9
12%
Total
75
100%
Sumber: data diolah (2014)
Dari tabel diatas bahwa umur auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Wilayah DKI Jakarta lebih banyak auditor dengan rentang umur dari 21 - 25 tahun dengan jumlah 35 dan presentasi 46,7%. Sedangkan untuk 26 – 30 tahun berjumlah 23 atau sekitar 32%, dari 31-36 tahun berjumlah 8 dengan pesentasi sejumlah 9,3%, Dan yang lebih dari 38 tahun berjumlah 9 dengan presentasi sejumlah 12%. 4. Profil Responden Berdasarkan Jabatan Berdasarkan jabatan dibagi menjadi 4 (empat) kategori, yaitu : Manajer auditor, Auditor senior, Auditor junior dan Supervisor. Dengan melihat tabel dibawah ini dapat kita lihat prosentase responden berdasarkan jabatan.
52
Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Jabatan Jabatan
Jumlah
Presentase
Auditor junior
34
45,3%
Auditor senior
32
42,7%
Manager
2
2,7%
Partner
2
2,7%
Supervisor
5
6,7%
Total
75
100%
Sumber: data diolah (2014) Hasil penelitian berdasarkan jabatan (Tabel 4.4) menunjukkan bahwa jumlah manajer sebanyak 2 orang atau (2,7%), sedangkan auditor senior sebanyak 32 orang atau (42,7%), sedangkan auditor junior sebanyak 34 orang
atau (45,3%), dan Supervisor sebanyak 5 orang atau (6,7%). 5. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Berdasarkan pendidikan terakhir dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu: Sarjana (S1), dan Pascasarjana (S2). Dengan melihat tabel dibawah ini dapat kita lihat prosentase responden berdasarkan pendidikan terakhir. Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan
Jumlah
Presentase
S1
68
90,7%
S2
7
9,3%
Total
75
100%
Sumber: data diolah (2014)
53
Hasil penelitian berdasarkan pendidikan terakhir (Tabel 4.5) menunjukkan bahwa jumlah auditor yang memiliki tingkat pendidikan sarjana (S1) sebanyak 68 orang atau (90,7%), dan pascasarjana (S2) sebanyak 7 orang atau (9,3%). 6. Profil Responden Berdasarkan Lama Berkerja Berdasarkan Lama Bekerja dibagi menjadi 4 (empat) kategori, yaitu : 1-3 tahun, antara 3-5 tahun, <1 tahun dan >5 tahun. Dengan melihat tabel dibawah ini dapat kita lihat prosentase responden berdasarkan lama kerja. Tabel 4.6 Profil Responden Berdasarkan Lama Kerja Pengalaman Kerja
Jumlah
Presentase
1-3 tahun
34
45,3%
3-5 tahun
24
32%
<1 tahun
10
13,3%
>5 tahun
7
9,3%
Total
75
100%
Sumber: data diolah (2014) Hasil Penelitian berdasarkan Lama Bekerja (Tabel 4.6) dibagi menjadi 4 (empat) kategori, yaitu : 1-3 tahun sebanyak 34 orang atau (45,3%), antara 3-5 tahun sebanyak 24 orang atau (32%), <1 tahun sebanyak 10 orang atau (13,3%) dan >5 tahun sebanyak 7 orang atau (9,3%).
54
B. Statistik Deskriptif Tabel 4.7 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximu
Mean
Std.
m Statistic
Statistic
Profesionalisme
75
29
Pengalaman Auditor
75
Kualitas Audit Pertimbangan Tingkat
Deviation
Statistic
Statistic
Std. Error
Statistic
47
40,55
,335
2,901
18
25
20,84
,164
1,424
75
37
49
41,69
,274
2,371
75
31
50
40,37
,356
3,079
Materialitas Valid N (listwise)
75
Sumber: Output SPSS
Dari tabel diatas diambil kesimpulan: 1. Pada Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai variabel Profesionalisme (X₁) terendah (minimum) adalah sebesar 29 dan yang tertinggi (maksimum) adalah sebesar 47, Selain itu nilai variabel profesionalisme menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar 40,55 dengan nilai standar deviasi sebesar 2,901 Hal ini menunjukkan data memiliki sebaran yang kecil, karena nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan, merupakan data yang bagus. 2. Pada Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai variabel Pengalaman Auditor (X₂) terendah (minimum) adalah sebesar 18 dan nilai tertinggi (maksimum) sebesar 25, Selain itu nilai variabel pengalaman auditor menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar 20,84 dengan nilai standar
55
deviasi sebesar 1,424. Hal ini menunjukkan data memiliki sebaran yang kecil, karena nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan, merupakan data yang bagus. 3. Pada Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai variabel Kualitas Audit (X₃) terendah (minimum) adalah sebesar 37 dan nilai tertinggi (maksimum) sebesar 49, Selain itu nilai variabel kualitas audit menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar 41,69 dengan nilai standar deviasi sebesar 2,371. Hal ini menunjukkan data memiliki sebaran yang kecil, karena nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan, merupakan data yang bagus. 4. Pada Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y) terendah (minimum) adalah sebesar 31 dan nilai tertinggi (maksimum) sebesar 50, Selain itu nilai variabel pertimbangan tingkat materialitas menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar 40,37 dengan nilai standar deviasi sebesar 3,079. Hal ini menunjukkan data memiliki sebaran yang kecil, karena nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan, merupakan data yang bagus. C. Analisa Pengujian Data Setelah data dikumpulkan dan diseleksi, selanjutnya melakukan pengujian terhadap data tersebut.
56
1. Uji Validitas Uji validitas diukur dengan cara membandingkan nilai pearson correlation dengan r-tabel. Jika r
hitumg
(pearson correlation)
maka item pernyataan dinyatakan valid dan jika r
hitumg <
>
dari r
dari r tabel,
tabel,
maka
item pernyataan dinyatakan tidak valid. Nilai r-tabel di dapat dari degree of freedom (df=n-2), dimana n adalah jumlah responden dengan α= 0,05. Dalam penelitian ini nilai r-tabel yang di dapat adalah
0,2272, nilai
tersebut di dapat dari (df=75-2=73) dengan tingkat signifikan 0,05. Atau dapat dilihat dari sig (2-tailed) dimensi masing-masing kurang dari 0,05.Hasil uji validitas dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Profesionalisme (X₁) Variabel / indikator
r-hitung
r-tabel
Keterangan
Profesionalisme 1
0,392
0,2272
Valid
Profesionalisme 2
0,630
0,2272
Valid
Profesionalisme 3
0,470
0,2272
Valid
Profesionalisme 4
0,450
0,2272
Valid
Profesionalisme 5
0,664
0,2272
Valid
Profesionalisme 6
0,705
0,2272
Valid
Profesionalisme 7
0,620
0,2272
Valid
Profesionalisme 8
0,406
0,2272
Valid
Profesionalisme 9
0,497
0,2272
Valid
Profesionalisme 10
0,672
0,2272
Valid
Sumber : data diolah (tahun 2014)
57
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur variabel profesionalisme (X₁) dalam penelitian ini dinyatakan sebagai item yang valid. Diperoleh bahwa dari indikator-indikator variabel profesionalisme (X₁) yang digunakan dalam penelitian ini semuanya memiliki nilai r-hitung yang lebih besar dari 0,2272 yaitu r-tabel untuk sampel sebanyak 75. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman Auditor (X₂) Variabel / indikator
r-hitung
r-tabel
Keterangan
Pengalaman Auditor 1
0,642
0,2272
Valid
Pengalaman Auditor 2
0,704
0,2272
Valid
Pengalaman Auditor 3
0,696
0,2272
Valid
Pengalaman Auditor 4
0,707
0,2272
Valid
Pengalaman Auditor 5
0,683
0,2272
Valid
Sumber : data diolah (tahun 2014)
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Pengalaman Auditor (X₂) dalam penelitian ini dinyatakan sebagai item yang valid. Diperoleh bahwa dari indikatorindikator variabel Pengalaman Auditor (X₂) yang digunakan dalam penelitian ini semuanya memiliki nilai r-hitung yang lebih besar dari 0,2272 yaitu r-tabel untuk sampel sebanyak 75.
58
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit (X₃) Variabel / indikator
r-hitung
r-tabel
Keterangan
Kualitas Audit 1
0,250
0,2272
Valid
Kualitas Audit 2
0,354
0,2272
Valid
Kualitas Audit 3
0,565
0,2272
Valid
Kualitas Audit 4
0,686
0,2272
Valid
Kualitas Audit 5
0,481
0,2272
Valid
Kualitas Audit 6
0,609
0,2272
Valid
Kualitas Audit 7
0,571
0,2272
Valid
Kualitas Audit 8
0,422
0,2272
Valid
Kualitas Audit 9
0,469
0,2272
Valid
Kualitas Audit 10
0,459
0,2272
Valid
Sumber : data diolah (tahun 2014) Tabel 4.10 menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Kualitas Audit (X₃) dalam penelitian ini dinyatakan sebagai item yang valid. Diperoleh bahwa dari indikator-indikator variabel Kualitas Audit (X₃) yang digunakan dalam penelitian ini semuanya memiliki nilai r-hitung yang lebih besar dari 0,2272 yaitu r-tabel untuk sampel sebanyak 75.
59
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y) Variabel / indikator
r-hitung r-tabel
Keterangan
Pertimbangan Tingkat Materialitas 1
0,263
0,2272
Valid
Pertimbangan Tingkat Materialitas 2
0,370
0,2272
Valid
Pertimbangan Tingkat Materialitas 3
0,328
0,2272
Valid
Pertimbangan Tingkat Materialitas 4
0,498
0,2272
Valid
Pertimbangan Tingkat Materialitas 5
0,664
0,2272
Valid
Pertimbangan Tingkat Materialitas 6
0,633
0,2272
Valid
Pertimbangan Tingkat Materialitas 7
0,620
0,2272
Valid
Pertimbangan Tingkat Materialitas 8
0,701
0,2272
Valid
Pertimbangan Tingkat Materialitas 9
0,689
0,2272
Valid
Pertimbangan Tingkat Materialitas 10
0,755
0,2272
Valid
Sumber : data diolah (tahun 2014) Tabel 4.11 menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y) dalam penelitian ini dinyatakan sebagai item yang valid. Diperoleh bahwa dari indikator-indikator variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y) yang digunakan dalam penelitian ini semuanya memiliki nilai r-hitung yang lebih besar dari 0,2272 yaitu r-tabel untuk sampel sebanyak 75.
60
2. Uji Reliabilitas Uji
reliabilitas
dilakukan
terhadap
item pertanyaan
yang
dinyatakan valid. Reliabilitas alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu . Pengujian reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi jawaban responden atas seluruh bukti pertanyaan. Suatu variabel atau konstruks dapat dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha dari variabel tersebut > 0,60. Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach’s
Batas
Alpha
Reliabelitas
Profesionalisme (X₁)
0,750
0,60
Reliabel
Pengalaman Auditor (X₂)
0,720
0,60
Reliabel
Kualitas Audit (X₃)
0,647
0,60
Reliabel
Tingkat 0,751
0,60
Reliabel
Variabel
Pertimbangan
Keterangan
Materialitas (Y) Sumber : data diolah (2014)
Berdasarkan
tabel
4.12
diatas
terlihat
bahwa
variabel
profesionalisme,pengalaman auditor, kualitas audit dan pertimbangan tingkat materialitas adalah reliabel. Hal ini dikarenakan nilai Alpha Cronbach variabel tersebut lebih besar dari 0,60. Kondisi ini juga
61
memberikan arti bahwa seluruh variabel tersebut dapat digunakan pada analisis selanjutnya. D. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian hipotesis, dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi asumsi-asumsi dalam model regresi berganda dan untuk menginterprestasikan data agar lebih relevan dalam menganalisis. Dalam penelitian ini uji autokorelasi tidak digunakan karena dalam data primer dalam bentuk kuesioner dan tidak berhubungan dengan data time series atau rentang waktu. 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. a. Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satu cara untuk melihat normalitas adalah melihat uji statistik Kolmogorov-Smirnov yakni jika nilai hasil uji K-S > dibandingkan taraf signifikan 0,05 maka sebaran data tidak menyimpang dari kurva normalnya itu uji normalitas.
62
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
75
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
,0000000 2,54162921
Absolute
,134
Positive
,101
Negative
-,134 1,163
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
,133
b. Calculated from data.
Dari hasil pengujian statistik One Sample Kolmogrov-Smimov pada tabel di atas juga menunjukkan bahwa besarnya nilai Kolmogrov- Smimov Z adalah 1,163 dan signifikan 0,133 yang nilainya lebih besar dari 0,05 (0,133 > 0,05), ini berarti data nilai residual terdistribusi normal. b. Menggunakan grafik histogram Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas menggunakan grafik histogram
63
Dengan melihat tampilan grafik histogram di atas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal. Dengan grafik histogram yang menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. c.
Menggunakan grafik penyebaran P-Plot Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas menggunakan grafik P-Plot
Dengan melihat grafik normal p-plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebaran agak mendekati dari garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolineritas Uji multikolonieritas ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen, yaitu : profesionalisme, pengalaman auditor dan kualitas audit. Uji multikolinieritas dilakukan dengan cara melihat (1) nilai tolerance dan (2) variance inflation factor (VIF). Dibawah ini merupakan hasil pengiujian multikolinieritas :
64
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model
Correlations
Zero-order
Partial
Collinearity Statistics
Part
Tolerance
VIF
(Constant) Profesionalisme
,449
,211
,179
,681
1,468
Pengalaman Auditor
,504
,265
,227
,585
1,710
Kualitas Audit
,444
,151
,126
,605
1,653
1
a. Dependent Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas
Hasil Tabel 4.14 menunjukkan tidak adanya variabel independen yang memiliki nilai tolerence kurang dari 0,10 serta semua variabel independennya tidak mempunyai nilai VIF lebih dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas atau Jika varian berbeda disebut Heteroskedasitas.
65
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik, terlihat titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi Y. E. Analisis Regresi Berganda Uji regresi linear berganda yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh antara dua atau lebih variabel X sebagai variabel independen (bebas) dengan variabel Y sebagai variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini, analisis regresi linear berganda dilakukan agar mengetahui koefisien regresi atau besarnya pengaruh variabel dependennya
66
yaitu
pertimbangan
tingkat
(Y),
materialitas
sedangkan
variabel
independennya yaitu profesionalisme (X₁), pengalaman auditor (X₂), dan kualitas audit (X₃). Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda karena memiliki variabel independen lebih dari satu. Tabel 4.15 Uji Regresi Berganda a
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Std. Error
B (Constant)
Beta
8,899
5,725
Profesionalisme
,230
,126
,216
Pengalaman Auditor
,641
,277
,296
Kualitas Audit
,211
,164
,163
1
a. Dependent Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas
Y = α + β1X1 + β2X2+ β3X3+ e Y= 8,899 + 0,230 X₁ + 0,641 X₂+ 0,211 X₃ +e
Keterangan : Y
= Pertimbangan Tingkat Materialitas
α
= Konstanta
β
= Koefisien Regresi
X1
= Profesionalisme
X2
= Pengalaman Auditor
X3
= Kualitas Audit
e
= Standar Eror (faktor lain yang tidak diteliti)
67
Hasil persamaan regresi tersebut mengandung makna bahwa jika Profesionalisme (X1), Pengalaman Auditor (X2), dan Kualitas Audit (X3) dikesampingkan atau bernilai nol maka Pertimbangan Tingkat Materialitas dianggap konstan sebesar 8,899. 1. Koefisien regresi variabel Profesionalisme (X₁) sebesar 0,230 diartikan
bahwa jika terjadi perubahan 1% pada Profesionalisme dengan asumsi variabel lain konstan maka nilai Pertimbangan Tingkat Materialitas pun akan naik 0,230. koefisien bernilai positif artinya terdapat hubungan positif antar variabel Profesionalisme terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas, jadi semakin tinggi Profesionalisme maka semakin naik Pertimbanagn Tingkat Materialitas, begitupun sebaliknya. 2. Koefisien regresi variabel Pengalaman Auditor (X₂) sebesar 0,641
diartikan bahwa jika terjadi perubahan 1% pada Pengalaman Auditor dengan asumsi variabel lain konstan maka nilai Pertimbangan Tingkat Materialitas pun akan naik 0,641. koefisien bernilai positif artinya terdapat hubungan
positif
antar
variabel
Pengalaman
Auditor
terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas, jadi semakin tinggi Pengalaman Auditor maka semakin naik Pertimbangan Tingkat Materialitas, begitupun sebaliknya. 3. Koefisien regresi variabel Kualitas Audit (X₃) sebesar 0,211 diartikan
bahwa jika terjadi perubahan 1% pada Kualitas Audit dengan asumsi variabel lain konstan maka nilai Pertimbangan Tingkat Materialitas pun akan naik 0,211. koefisien bernilai positif artinya terdapat hubungan
68
positif antar variabel Kualitas Audit terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas, jadi semakin tinggi Kualitas Audit maka semakin naik Pertimbanagn Tingkat Materialitas, begitupun sebaliknya. 4. Variabel yang paling dominan mempengaruhi Pertimbangan Tingkat
Materialitas (Y) berdasarkan tabel 4.15 yaitu Variabel dua (X₂) Pengalaman Auditor yang memiliki nilai tertinggi sebesar 0,641. Jadi Pertimbangan Tingkat Materialitas akan semakin meningkat apabila auditor memiliki Pengalaman Auditor. F. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis profesionalisme, pengalaman auditor dan kualitas audit berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan uji T. 1. Uji koefisien determinasi (R2) Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel independen, yaitu profesionalisme, pengalaman auditor dan kualitas audit dalam
menjelaskan
variasi
variabel
dependen
pertimbangan
tingkat
materialitas. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada kolom adjust R square,Koefisien determinasi (
) pada intinya mengukur
seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0
69
Tabel 4.16 Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb Mod
R
el
1
,564
a
R
Adjusted R
Std. Error
Square
Square
of the
R Square
F
Estimate
Change
Change
,319
,290
Change Statistics
2,595
,319
df1
11,066
df2
Sig. F Change
3
71
a. Predictors: (Constant), Kualitas Audit, Profesionalisme, Pengalaman Auditor b. Dependent Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas
Dari tabel 4.16 diketahui nilai adjusted R square adalah 0,290 artinya kemampuan variabel independen dalam menjelaskan varian variabel dependen adalah sedang yaitu sebesar 29 % pada model penelitian. Masih terdapat 100% 29% = 71% varians variabel terikat yang belum mampu dijelaskan oleh ketiga variabel bebas dalam model penelitian ini. 2. Uji t (Pengujian Secara Parsial) Uji t yaitu pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial atau individual berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai signifikansi < 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
,000
70
Tabel 4.17 Uji t ( Uji Parsial)
Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
1
Std. Error
8,899
5,725
Profesionalisme
,230
,126
Pengalaman
,641
,211
t
Sig.
Beta 1,555
,125
,216
1,823
,073
,277
,296
2,314
,024
,164
,163
1,291
,201
Auditor Kualitas Audit
a. Dependent Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas
Berdasarkan tabel 4.17 dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut : 1. H₁ : Profesionalisme terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Pada output regresi menunjukkan nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel Profesionalisme sebesar 0,073 dan lebih besar dari 0,05. Disimpulkan bahwa Profesionalisme tidak berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. 2. H₂ : Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Pada output regresi menunjukkan nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel Profesionalisme sebesar 0,024 dan lebih kecil dari 0,05. Disimpulkan
bahwa
Pengalaman
Pertimbangan Tingkat Materialitas.
Auditor
berpengaruh
terhadap
71
3. H₃ : Kualitas Audit terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Pada output regresi menunjukkan nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel Kualitas Audit sebesar 0,163 dan lebih besar dari 0,05. Disimpulkan bahwa Kualitas Audit tidak berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. 3. Uji F (Pengujian secara bersama) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas (independen) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependen). Tabel 4.18 Uji F ( Uji Secara Bersama)
ANOVAa Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
223,516
3
74,505
Residual
478,031
71
6,733
Total
701,547
74
F 11,066
Sig. ,000b
a. Dependent Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas b. Predictors: (Constant), Kualitas Audit, Profesionalisme, Pengalaman Auditor
Dari tabel 4.18 tampak bahwa nilai F hitung pada model penelitian sebesar 11,066 dengan taraf signifikansi 0,000. Nilai signifikansi berada dibawah 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
72
G. Pembahasan Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut ; 1. Pengaruh Profesionalisme Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Profesionalisme menunjukkan bahwa seberapa besar tingkat profesionalitas seorang auditor dalam penugasan audit apakah dapat mempengaruhi Pertimbangan Tingkat Materialitas. Berdasarkan hasil yang telah di uji Profesionalisme dengan nilai sigifikansi 0,073 lebih besar dari α = 0,05, dapat diketahui bahwa variabel Profesionalisme tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Iriyadi dan vannywati (2011) yang menyatakan bahwa Profesionalisme tidak berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. 2. Pengaruh
Pengalaman
Auditor
Terhadap
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas Pengalaman
Auditor
menunjukkan
bahwa
seberapa
besar
Pengalaman kerja atau banyaknya penugasan yang dihadapi apakah dapat mempengaruhi Pertimbangan Tingkat Materialitas. Berdasarkan hasil yang telah di uji Pengalaman Auditor dengan nilai sigifikansi 0,024 lebih kecil dari α = 0,05, dapat diketahui bahwa variabel Pengalaman Auditor berpengaruh signifikan terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Asih (2006) yang menyatakan bahwa Pengalaman Auditor berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.
73
3. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Kualitas Audit menunjukkan bahwa seberapa besar Kualitas hasil audit yang diselesaikan dalam proses pemeriksaan apakah dapat mempengaruhi Pertimbangan Tingkat Materialitas. Berdasarkan hasil yang telah di uji Kualitas Audit dengan nilai sigifikansi 0,201 lebih besar dari α = 0,05, dapat diketahui bahwa variabel Kualitas Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Arlieny karunia (2009) yang menyatakan bahwa Kualitas Audit tidak berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.