BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian dan Analisis Data Pada penelitian ini,
penulis melakukan survei di KPP Pratama
Cempaka Putih, dan penulis memperoleh data pertumbuhan jumlah Wajib Pajak orang pribadi di dua kecamatan yaitu Cempaka Putih dan Johar Baru, termasuk wajib pajak orang pribadi yang membayar pajak dan yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT). Serta data pertumbuhan penerimaan pajak dari Wajib Pajak orang pribadi di KPP Pratama Cempaka Putih. Tabel 4.1 Pertumbuhan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2007-2011 Tahun
Wajib Pajak Orang Pribadi
Wajib Pajak OP yang Membayar Pajak
Wajib Pajak OP yang Melaporkan SPT
2007 2008 2009 2010 2011
20.409 36.793 51.073 57.972 62.196
1.315 1.792 2.822 3.164 3.244
1.599 8.201 20.161 24.739 23.236
Sumber : Pusat Data Informasi KPP Pratama Cempaka Putih
Dari tabel di atas diketahui bahwa pertumbuhan jumlah wajib pajak meningkat dari tahun ke tahun. Kenaikan yang paling tinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 16.384 orang Wajib Pajak atau 80,28%. Sedangkan 53
kenaikan yang tertinggi pada kolom wajib pajak orang pribadi yang membayar pajaknya terjadi pada tahun 2009, yaitu sebesar 1.030 orang (57,48%) dan yang melaporkan pajaknya, sebanyak 11.960 orang (145,84%). Tabel 4.2 Pertumbuhan Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2007-2011 Tahun
Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan dari Wajib Pajak Orang Pribadi (Rp)
2007 2008 2009 2010 2011
8.229.672.509 11.718.956.416 15.780.664.475 9.907.118.633 12.639.923.374
Sumber : Pusat Data Informasi KPP Pratama Cempaka Putih
Untuk pertumbuhan penerimaan pajak penghasilan dari Wajib Pajak orang pribadi, ada kenaikan dan penurunan. Kenaikan yang terbesar ada pada tahun 2009, yaitu sebesar Rp 4.061.708.059,- (34,66%). Sementara penurunan terjadi pada tahun 2010, yaitu sebesar
Rp 5.873.545.842,-
(37,22%). 1. Profil Responden Setelah
menyebarkan
kuisioner,
penulis
mendapatkan
profil
responden, yang dalam penelitian ini adalah para Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Cempaka Putih Jakarta Pusat. KPP Pratama Cempaka Putih
mencakup dua kecamatan yaitu kecamatan 54
Cempaka Putih dan Johar Baru. Sampel yang diambil sebanyak 30 responden
dengan
karakteristik
berdasarkan
jenis
kelamin,
usia,
pendidikan, dan jenis pekerjaan Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Karakteristik Responden Keterangan
Jumlah Responden (orang)
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia 20 – 30 thn 31 – 40 thn 40 – 50 thn >51 thn
Prosentase
21 9
70,0% 30,0%
5 18 6 1
16,7% 60,0% 20,0% 3,3%
Tingkat Pendidikan SLTP SLTA D3 S1 S2 S3
0 2 5 16 6 1
0,0% 6,7% 16,7% 53,3% 20,0% 3,3%
Jenis Pekerjaan PNS Karyawan Swasta Wiraswasta Lain-lain
10 16 3 1
33,3% 53,3% 10,0% 3,3%
Sumber : Hasil Kuisioner
Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui karakteristik responden sebagai berikut : a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak
21 orang (70%) dan responden yang 55
berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang (30%). Berdasarkan hasil tersebut mayoritas responden dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Dari tabel di atas diketahui responden yang berusia antara 20 – 30 tahun 5 orang (16,7%) dan yang berusia antara 31 – 40 tahun 18 orang (60%). Responden yang berusia antara 41 – 50 tahun 6 orang (20%) dan responden yang berusia di atas 51 tahun 1 orang (3,3%). Berdasarkan hasil tersebut mayoritas responden dalam penelitian ini adalah berusia antara 31 – 40 tahun. c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dari tabel di atas dapat diketahui responden yang berpendidikan akhirnya SLTP tidak ada (0%) dan responden yang berpendidikan akhirnya SLTA 2 orang (6,7%). Sedangkan responden yang berpendidikan akhirnya D3 5 orang (16,7%), responden yang berpendidikan akhirnya S1 16 orang (53,3%), responden yang berpendidikan akhirnya S2 sebanyak 6 orang (20 %), dan responden yang berpendidikan akhirnya S3 sebanyak 1 orang (3,3%). Berdasarkan hasil tersebut mayoritas responden dalam penelitian ini adalah berpendidikan Sarjana (S1). d. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Dari tabel di atas dapat diketahui pekerjaan responden sebagai PNS 10 orang (33,3 %) dan sebagai karyawan swasta 16 orang (53,3%). 56
Responden yang berwiraswasta 3 orang (10 %) dan responden dengan pekerjaan selainnya (pensiun) 1 orang (3,3 %). Berdasarkan hasil tersebut mayoritas responden dalam penelitian ini adalah sebagai karyawan swasta. Data primer yang diperoleh juga dilakukan analisa untuk mengetahui validitas item dan reliabilitas item, serta analisa untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, baik secara serentak atau parsial dengan analisa regresi linear berganda. Selain itu dilakukan uji asumsi klasik. Keseluruhan pengujian dan perhitungan, dilakukan dengan
program
SPSS versi 13.00 for windows.
2. Uji Validitas dan Reabilitas
Tabel 4.4
Hal ini menerangkan bahwa 30 responden telah diproses atau 100% sudah valid.
57
Tabel 4.5 Validitas Item
Dari Tabel di atas kita dapat menganalisis validitas item dengan memilih item yang memiliki nilai pada Corrected Item-Total Correlation yang lebih rendah dari nilai r tabel. R tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data atau koresponden (n) = 30, maka didapat r tabel dengan df = 30 – 2 = 28, sebesar 0,361. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai r hitung item Q12, Q13, Q20, Q21, Q23, dan Q24 lebih kecil dari nilai r table sebesar 0,361. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa item-item pertanyaan tersebut tidak valid. 58
Namun, proses penyebaran kuisioner tetap dilanjutkan, dengan harapan peneliti berikutnya dapat memperbaiki penelitian ini. Tabel 4.6 Reliabi lity Statisti cs Cronbach's Alpha ,861
N of Items 3
Dari tampilan tabel 4.6 di atas terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,861 atau 86,1% atau lebih dari 0,60 atau 60%, yang artinya instrumen dalam penelitian ini reliabel. 3. Uji Analisa Regresi Linear Berganda a. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Untuk mengetahui apakah distribusi data pada tiap-tiap variabel normal atau tidak, menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Analisis Explore), yang dapat kita lihat dari tabel berikut :
Tabel 4.7 Uji Normalitas Tests of Normality a
Kepatuhan WP OP Penurunan Tarif PPh Kenaikan PTKP
Kolmogorov -Smirnov Statistic df Sig. ,120 30 ,200* ,174 30 ,021 ,181 30 ,013
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lillief ors Significance Correction
59
Statistic ,961 ,916 ,937
Shapiro-Wilk df 30 30 30
Sig. ,335 ,021 ,074
Dari hasil tabel 4.7 di atas pada kolom Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui bahwa : 1. Data pada variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y) memiliki nilai signifikansi 0,200. Karena hasil nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,200 > 0,05) maka data dinyatakan berdistribusi normal. 2. Data pada variabel Penurunan Tarif PPh Orang Pribadi (X 1) memiliki nilai signifikansi 0,21. Karena hasil nilai signifikansi lebih dari 0,05 (021 > 0,05) maka data dinyatakan berdistribusi normal. 3. Data pada variabel Kenaikan PTKP Orang Pribadi (X2) memiliki nilai signifikansi 0,13. Karena hasil nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,13 > 0,05) maka data dinyatakan berdistribusi normal. Sedangkan pengujian Normal Probability dapat dilihat pada output regresi, atau disajikan sebagai berikut :
Gambar 4.1 Normal Q-Q Plot of Kepatuhan WP OP 2
Expected Normal
1
0
-1
-2 22
24
26
28
Observed Value
60
30
32
34
Dari gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka data terdistribusi dengan normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.8 Coefficientsa
Model 1
2
(Constant) Penurunan Tarif PPh Kenaikan PTKP (Constant) Kenaikan PTKP
Unstandardized Coeff icients B Std. Error 9,573 3,413 ,054 ,212 ,877 ,246 9,851 3,182 ,925 ,159
Standardized Coeff icients Beta ,051 ,701 ,739
t 2,805 ,257 3,561 3,095 5,807
Sig. ,009 ,799 ,001 ,004 ,000
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,432 ,432
2,312 2,312
1,000
1,000
a. Dependent Variable: Kepatuhan WP OP
Untuk mengetahui keadaan di mana antara dua variabel independen
pada model regresi terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna, kita lihat dari tabel 4.8 pada kolom Collinearity Statistic. Diketahui bahwa nilai Tolerance dari kedua variabel independen sebesar 0,432 yang lebih dari nilai 0,1 (0,432 > 0,1). Dan VIF sebesar 2,312 yang kurang dari nilai 10 (2,312 < 10). Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas.
61
3. Uji Heteroskedastisitas Untuk mengetahui keadaan di mana terjadinya ketidaksamaan varians dari residual pada model regresi, dengan melihat pola titiktitik pada scatterplots regresi pada gambar 4.2 berikut : Gambar 4.2 Scatterplot
Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kepatuhan WP OP 2
1
0
-1
-2 -2
-1
0
1
Regression Standardized Predicted Value
Dari Scatterplot di atas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi Untuk mengetahui keadaan di mana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang 62
2
disusun
menurut
runtun
waktu,
yaitu
dengan
melakukan
uji Durbin-Watson. Tabel 4.9 Model Summaryc Model 1 2
R ,740a ,739b
R Square ,547 ,546
Adjusted R Square ,514 ,530
Std. Error of the Est imat e 2,352 2,313
DurbinWat son 1,638
a. Predictors: (Constant), Kenaikan PTKP, Penurunan Tarif PPh b. Predictors: (Constant), Kenaikan PTKP c. Dependent Variable: Kepatuhan WP OP
Dari tabel 4.9 di atas diketahui bahwa nilai d (Durbin-Watson) sebesar 1,638. Sedangkan nilai dL dan dU pada tabel Durbin-Watson, pada signifikansi 0,05, n=30 dan k=2 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen), di dapat
dL = 1,284 dan
dU = 1,567. Jadi, nilai 4-dL = 2,716 dan 4-dU = 2,433. Dapat disimpulkan bahwa nilai d (Durbin-Watson) sebesar 1,638 terletak pada daerah dU < d < 4-dU atau 1,567 < 1,638 < 2,433. Maka H0 diterima, yang berarti tidak terjadi autokorelasi pada model regresi. Gambar 4.3 Daerah Penentuan H0 pada Uji Durbin-Watson 1
3 2
dL dU 1,284 1,567
d 1,683 63
2
1
4-dU 4-dL 2,433 2,716
Keterangan : 1 = Daerah H0 ditolak (ada autokorelasi) 2 = Daerah tidak ada kesimpulan 3 = Daerah H0 diterima (tidak ada autokorelasi)
b. Uji F Untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak, dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 4.10 ANOVAc Model 1
2
Regression Residual Total Regression Residual Total
Sum of Squares 180,750 149,417 330,167 180,384 149,782 330,167
df 2 27 29 1 28 29
Mean Square 90,375 5,534
F 16,331
Sig. ,000a
180,384 5,349
33,721
,000b
a. Predictors: (Constant), Kenaikan PTKP, Penurunan Tarif PPh b. Predictors: (Constant), Kenaikan PTKP c. Dependent Variable: Kepatuhan WP OP
Hasil data pada tabel Anovab di atas dapat kita ketahui bahwa Fhitung dengan df 2 diperoleh nilai sebesar 16,331 dengan taraf signifikansi menggunakan nilai 0,05. Di mana F tabel dapat dicari dengan menghitung df1 = k – 1 atau 3 - 1 = 2. Dan df2 = n – k atau 30 – 3 = 27 (k adalah jumlah variabel). Maka F
tabel
sebesar 3,354. Hasil tersebut
diketahui bahwa Fhitung 16,331 > Ftabel 3,354 sehingga hipotesis nol ditolak, yang berarti Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi dan Kenaikan PTKP WP OP secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. 64
Sedangkan perhitungan angka signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi yang digunakan 0,05 (0,000 < 0,05), maka hal ini memiliki arti ada pengaruh yang signifikan antara penurunan tarif tertinggi pajak penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dan kenaikan PTKP WP Orang Pribadi secara bersama-sama terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi. c. Uji t Untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak, kita ketahui dari tabel 4.11. Tabel 4.11 Coefficientsa
Model 1
2
(Constant) Penurunan Tarif PPh Kenaikan PTKP (Constant) Kenaikan PTKP
Unstandardized Coeff icients B Std. Error 9,573 3,413 ,054 ,212 ,877 ,246 9,851 3,182 ,925 ,159
Standardized Coeff icients Beta ,051 ,701 ,739
t 2,805 ,257 3,561 3,095 5,807
Sig. ,009 ,799 ,001 ,004 ,000
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,432 ,432
2,312 2,312
1,000
1,000
a. Dependent Variable: Kepatuhan WP OP
Berdasarkan pengujian b1 (Penurunan Tarif PPh Orang Pribadi), pada tabel 4.11, diketahui bahwa thitung adalah sebesar 0,257. Sedangkan t tabel pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan df = n-k-1 atau 30-2-1=27 (k adalah jumlah variabel independen) didapatkan sebesar 2,052. Hasil tersebut diketahui bahwa t hitung lebih kecil dari t tabel (thitung 0,257 < ttabel 2,052), sehingga hipotesis nol diterima, yang berarti Penurunan Tarif PPh Orang Pribadi tidak berpengaruh terhadap 65
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Dan diketahui juga bahwa nilai signifikansi probabilitas sebesar 0,799 lebih besar dari 0,05 (0,799 > 0,05) yang berarti Penurunan Tarif PPh Orang Pribadi tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Sedangkan hasil pengujian b2 Kenaikan PTKP WP OP, pada tabel 4.11 diketahui bahwa thitung sebesar 3,561 lebih besar dari ttabel sebesar 2,052 (thitung 3,561 > ttabel 2,052),
sehingga hipotesis nol
ditolak, yang berarti Kenaikan PTKP WP OP berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Dan diketahui pula bahwa probabilitas signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05), maka Kenaikan PTKP WP OP berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. d. Analisis Koefisien Determinasi Untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel Penurunan Tarif PPh Orang Pribadi dan Kenaikan PTKP Orang Pribadi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dapat dilihat dari tabel 4.12 (Model Summary) berikut. Tabel 4.12 Model Summaryc Model 1 2
R ,740a ,739b
R Square ,547 ,546
Adjusted R Square ,514 ,530
Std. Error of the Est imat e 2,352 2,313
a. Predictors: (Constant), Kenaikan PTKP, Penurunan Tarif PPh b. Predictors: (Constant), Kenaikan PTKP c. Dependent Variable: Kepatuhan WP OP
66
DurbinWat son 1,638
Dari tabel tersebut dapat diketahui nilai R2 (R Square) adalah 0,547. Ini berarti bahwa besarnya sumbangan pengaruh variabel penurunan tarif tertinggi pajak penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dan kenaikan PTKP WP Orang Pribadi
terhadap kepatuhan Wajib
Pajak orang pribadi adalah sebesar 54,7%. Sedangkan sisanya sebesar 45,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti, seperti pemahaman Wajib Pajak terhadap sistem self assessment, pelayanan informasi perpajakan, atau kualitas pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak. B. Pembahasan Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari perubahan undangundang pajak penghasilan tahun 2008 terutama pada penurunan tarif tertinggi pajak penghasilan orang pribadi dan kenaikan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) orang pribadi terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi untuk membayar kewajiban pajaknya, maka dilakukan analisis data penelitian. Analisis hasil data menggunakan
Uji F, Uji t, Koefisien
Determinasi, dan Uji asumsi normalitas dengan program SPSS versi 13.00 for windows, hasilnya adalah Fhitung 16,331 > Ftabel 3,354 yang berarti Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi dan Kenaikan PTKP WP OP secara bersamaan berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
67
Hal tersebut sesuai dengan maksud dari adanya perubahan Undangundang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 yaitu untuk mengurangi beban pajak dan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, selain juga untuk menyesuaikan dengan tarif PPh yang berlaku di negara-negara tetangga yang relatif lebih rendah. Sedangkan hasil pengujian b1 Penurunan Tarif PPh Orang Pribadi thitung 0,257 < ttabel 2,052yang berarti Penurunan tarif PPh Orang Pribadi tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak OP. Dan diketahui juga bahwa probabilitas 0,799 > 0,05 yang berarti Penurunan tarif PPh Orang Pribadi tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Untuk hasil pengujian b2 Kenaikan PTKP Wajib Pajak Orang Pribadi thitung 3,561 > ttabel 2,052 yang berarti Kenaikan PTKP WP OP berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak OP. Dan diketahui pula bahwa probabilitas signifikansi 0,001 < 0,05 maka Kenaikan PTKP WP OP berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak OP. Dan ternyata hasil dari pengujian uji t, yaitu pengujian secara parsial atau masing-masing dari veriabel independennya didapatkan bahwa, variabel penurunan tarif tertinggi pajak penghasilan orang pribadi tidak mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi. Hal ini mungkin dikarenakan responden tidak tertarik dengan penurunan tarif tertinggi dari 35% menjadi 30%, karena mereka sebagian besar pegawai atau karyawan yang memiliki penghasilan dibawah Rp 100 juta per tahun. 68
Hanya variabel kenaikan PTKP wajib pajak orang pribadi yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hal tersebut terjadi karena kenaikan PTKP menguntungkan wajib pajak orang pribadi yaitu memperbesar take homepay serta meningkatkan daya beli masyarakat. Dan bagi WP OP yang penghasilannya di bawah PTKP pajaknya jadi nihil. Pengujian Normal Probability data terdistribusi dengan normal dan model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas, tidak terjadi
multikolinearitas, dan tidak terjadi masalah heteroskedasitas, serta tidak terjadi autokorelasi pada model regresi. Sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak ada pengaruh dari adanya
penurunan tarif tertinggi pajak penghasilan dan kenaikan
penghasilan tidak kena pajak (PTKP) wajib pajak orang pribadi terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi” ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (H1) yang berbunyi “Ada pengaruh dari adanya penurunan tarif tertinggi pajak penghasilan dan kenaikan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) wajib pajak orang pribadi terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi” diterima. Hal ini berarti semakin baik kebijakan yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam hal memperbaiki peraturan/perundang-undangan pajak penghasilan, maka semakin tinggi kepatuhan wajib pajak membayar pajaknya, yang berarti semakin besar pula penerimaan pajak negara.
69