BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Produk dan Layanan yang dihasilkan Bank 1. Produk-produk dan jasa pelayanan di PT Bank Mega diantaranya adalah: a.
Rekening Giro Simpanan dana pada PT Bank Mega dapat dilakukan dalam bentuk Rekening
Giro Rupiah dan Valuta Asing (USD dan SGD), yang
diberikan kepada
perorangan, perusahaan ataupun badan hukum
lainnya serta dinas/instansi
pemerintah. Secara jelasnya ada beberapa
tipe rekening Giro diantaranya
Mega Bisnis, Mega Pro, Mega
Optima, Mega Giro Valas. Penarikannya dapat
dilakukan
menggunakan cek, surat Perintah pembayaran yang lain,
Bilyet
dengan Giro
atau Surat Pemindahbukuan yang lain. b.
Deposito Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara nasabah dengan bank dengan beberapa pilihan jangka waktu: satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dan dua belas bulan, dengan suku bunga bersaing. Bukti simpanannya berupa bilyet deposito, Mega Depo adalah produk Deposito Bank Mega yang berupa mata uang Rupiah juga Valuta Asing (USD, SGD). Pada saat jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis sesuai dengan konfirmasi awal.
42
c.
Sertifikat Deposito Produk sertifikat ini merupakan simpanan berjangka rupiah yang dapat diperdagangkan/dipindah tangankan, dan memiliki kelebihan diantaranya suku bunga menarik dan dibayar dimuka, serta dapat dicairkan di seluruh jaringan Kantor Cabang PT Bank Mega pada saat jatuh tempo. Bentuk kelebihan yang lain, sertifikat Deposito Rupiah ini dapat digunakan sebagai jaminan kredit.
d.
Tabungan PT Bank Mega menawarkan beberapa produk/jasa Tabungan yang masing-masing memiliki kelebihan, antara lain: 1)
Mega Dana dan Mega Maxi Dapat melakukan penarikan / penyetoran baik secara tunai maupun non tunai di seluruh Cabang / Kantor Bank Mega. Apabila nasabah menghendaki dapat mengajukan permohonan Kartu ATM Mega Pass yang dapat digunakan untuk melakukan penarikan tunai melalui ATM Bank Mega, dan pemindahbukuan antar rekening di Bank Mega, mendapatkan Bunga yang dihitung berdasarkan saldo harian dan akan dikreditkan ke rekening tabungan pada setiap tanggal 25 dan dapat dijadikan sebagai jaminan kredit di Bank Mega
2)
Mega Rencana dan Mega Proteksi Adalah tabungan berjangka yang membantu nasabah untuk menabung dengan disiplin serta mendapatkan fasilitas perlindungan asuransi jiwa, dengan premi dibayar oleh Bank, dan adanya fasilitas Automatic
43
Fund Transfer (AFT) rutin setiap bulan. Untuk Mega Proteksi akan diberikan laporan rutin setiap 6 bulan dan perlindungan asuransi jiwa seumur hidup atas risiko kematian. 3)
Mega Dollar Adalah simpanan dana pihak ketiga dalam valuta asing yang ditujukan kepada
masyarakat umum perorangan dengan persyaratan sesuai
dengan ketentuan produk tabungan yang berlaku akan tetapi pelaporan ke Bank Indonesia diklasifikasikan kedalam rekening giro valuta asing e.
Kredit Kredit diperuntukkan bagi nasabah atau masyarakat yang membutuhkan dana untuk pembiyaan ekspansi bisnis yang prospektif, baik yang berskala kecil maupun menengah. Kredit juga diperuntukkan bagi yang membutuhkan dana guna peningkatan kesejahteraan keluarga, PT Bank Mega menawarkan beberapa skim perkreditan yang sesuai dengan segmentasinya dan kebutuhan dana, antara lain: 1) Kredit Komersial Fasilitas Cash Loan : Kredit Investasi Kredit Modal Kerja Kredit Sindikasi Fasilitas Non Cash Loan : Bank Garansi
44
Line Letter Of Credit (L/C) Line SKBDN ( Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) / LC dalam Negeri Stand By L/C 2) Kredit Konsumer Kredit Pemilikan rumah (KPR) Kredit Pembangunan dan Pengembangan Rumah (KPPR) Kredit Pemilikan Mobil (KPM) Kredit Multiguna (KMG) Kredit Profesi 3) Kredit Program Implant Banking Developer Line Mega Refund 4) Kredit Pembiayaan Bersama Mega Oto Joint financing (MOJF) Mega Oto Pengalihan Portofolio (MOPP) Mega Inventory Financing (MIF)
f.
Inkaso PT. Bank Mega juga dapat membantu dalam melaksanakan penagihan kepada pihak tertagih (Wajib Bayar) berdasarkan Warkat Bank (Cek, Wesel, Giro dan lain-lain) dari luar wilayah kliring dan bank tersebut
45
bukan peserta kliring luar wilayah sehingga memudahkan dan menghemat waktu. g.
Safe Deposit Boxes Safe
Deposito
Boxes
merupakan
tempat
penyimpanan
barang,
dokumen/surat berharga dan lain jenisnya, sehingga memberikan jaminan kerahasiaan dan keamanan pada barang/dokumen nasabah dari bahaya kebakaran, banjir, kutu/rayap, pencurian, perampokan, dan sebagainya. Safe Deposit Boxes pada Bank Mega dijamin aman, karena dilengkapi dengan sistem pengamanan yang canggih. Jasa penyimpanan dokumen ini, Bank Mega tawarkan dalam berbagai pilihan ukuran (kecil, sedang, dan besar) dan jangka waktu sewa satu tahun dan pada cabang tertentu berlaku sewa satu bulan. h.
Kliring Kliring merupakan sarana atau suatu cara perhitungan dari suatu bank peserta lainnya yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, Bank pemerintah yang ditunjuk Bank Indonesia atau oleh bank itu sendiri (kliring atau kantor) yang dilakukan di wilayah masing-masing. Dengan kata lain bahwa kliring merupakan transaksi lalu lintas pembayaran giral yang merupakan proses kegiatan membayar dengan warkat yang dilakukan dengan cara saling memperhitungkan diantara bank-bank baik atas beban keuntungan bank yang bersangkutan melalui lembaga kliring. Jadi untuk menyelenggarakan kliring harus ada penyelenggara, bank peserta, dan
46
nasabah yang mempunyai hubungan hutang piutang antara bank, serta adanya warkat yang diperhitungkan. i.
Uang Kertas Asing / Bank Notes Yaitu melakukan pelayanan transaksi jual beli mata uang asing dalam bentuk tunai, yang memberikan manfaat konversi dari satu mata uang ke mata uang lainnya sesuai dengan kebutuhan nasabah.
j.
Real Time Gross Settlement ( RTGS ) Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Bank dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan per transaksi secara individual. Cakupan Sistem BI-RTGS adalah : 1) Menyediakan fasilitas transfer dana secara elektronik baik antar Peserta, antar nasabah Peserta dan antara Peserta dengan BI secara online real time; 2) Menyediakan fasilitas jasa penyelesaian transaksi (settlement) secara terpadu
k.
Kartu Kredit / Credit Card PT. Bank Mega menerbitkan produk Kartu Kredit yaitu Mega Visa adalah alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai yang dapat digunakan untuk bertransaksi baik pembelanjaan ( MOTO, Internet, ATM ataupun Retail ) maupun pengambilan uang tunai sesuai dengan kredit limit yang diberikan. Dimana pembayaran atas transaksi tersebut dapat dilakukan secara penuh atau diangsur sebelum jatuh tempo tagihan
47
B. Kebijakan Kredit PT. Bank Mega , Tbk. Kebijakan kredit pada PT. Bank Mega disusun oleh direksi-direksi, komite kredit dan bersama tim pembantu, di dalamnya terdapat ketentuan kredit atau kebijakan kredit yang dijadikan podaman pelaksanaan kredit. Kebijakan kredit tersebut berupa standar kredit, persyaratan kredit dan prosedur pengajuan kredit. 1. a.
Standar Kredit PT. Bank Mega Sasaran Pemberian Kredit Sasaran pembiayaan diprioritaskan untuk sektor usaha yang prospektif kepada debitur yang dinilai mampu mengembalikan segala kewajibannya yang meliputi hutang pokok dan bunga serta biaya-biaya lainnya dengan tetap mempertimbangkan persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Mega.
b.
Tujuan Pemberian Kredit Usaha perkreditan memberikan kontribusi pendapatan yang paling besar bagi bank, tujuannya untuk : 1) Memaksimalkan rentabilitas jangka panjang dalam usaha perkreditan dengan mempertahankan perkreditan yang sehat dan operasi perkreditan yang efisien. 2) Menegakkan Bank Mega sebagai lembaga keuangan yang senantiasa menjaga kualitas dan pelayanan yang baik dalam operasi perkreditan.
48
3) Tujuan dan Skim Kredit Kredit
diperuntukkan
bagi
nasabah
atau
masyarakat
yang
membutuhkan dana untuk pembiyaan ekspansi bisnis yang prospektif, baik yang berskala kecil maupun menengah. Kredit juga diperuntukkan bagi yang membutuhkan dana guna peningkatan kesejahteraan keluarga, PT Bank Mega menawarkan beberapa skim perkreditan yang sesuai dengan kebutuhan dana, antara lain: a) Kredit Komersial Fasilitas Cash Loan : Kredit Investasi Kredit Modal Kerja Kredit Sindikasi Fasilitas Non Cash Loan : Bank Garansi Line Letter Of Credit (L/C) Line SKBDN ( Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) / LC dalam Negeri Stand By L/C
b) Kredit Konsumer Kredit Pemilikan rumah (KPR) Kredit Pembangunan dan Pengembangan Rumah (KPPR) Kredit Pemilikan Mobil (KPM)
49
Kredit Multiguna (KMG) Kredit Profesi c) Kredit Program Implant Banking Developer Line Mega Refund d) Kredit Pembiayaan Bersama
Mega Oto Joint financing (MOJF) Mega Oto Pengalihan Portofolio (MOPP) Mega Inventory Financing (MIF) 2. a.
Persyaratan Umum Permohonan Kredit Kredit Komersial Sebagaimana diketahui pengertian kredit dalam Undang Undang Perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan Pihak lain yang diwajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
1) Persyaratan debitur :
Perorangan, Badan Usaha
Tidak sedang terlibat dalam permasalahan hukum baik di Indonesia maupun di Luar Negeri.
Debitur bukan merupakan debitur bermasalah di Bank lain
50
Mempunyai kecakapan untuk bertindak secara hokum
Usia maksimum 65 (enam puluh) lima tahun
2) Usaha Yang dibiayai :
Usaha yang produktif
Jenis usaha bukan merupakan usaha yang dilarang oleh Pemerintah
Usaha yang dibiayai bukan merupakan usaha yang sedang dihindari oleh Bank Mega.
Lama Usaha minimum 3 (tiga) tahun
3) Persyaratan Dokumen :
Dokumen identitas : KTP, SIM, Paspor, KITAS dan lain lain.
Proposal usaha, yang memberikan informasi antara lain Kegunaan kredit, Besarnya Kredit, Jangka Waktu, Jenis Kegiatan dan Lokasi serta kondisi Usaha, Rencana pengembangan usaha, dan Manajemen
Legalitas pemohon (Akta pendirian pertama dan perubahan terakhir/ Anggaran Dasar/ KTP/ KSK/ NPWP, dan lain-lain).
Legalitas Usaha (SIUP/SIUJK/TDP, dan lain-lain).
Legalitas Agunan (SHM/SHGB/SHGU/IMB/PBB/BPKB, dan lainlain).
Laporan keuangan terkini 3 (tiga) tahun terakhir.
Istri/Suami Debitur Perorangan dan pemilik barang jaminan ikut serta menandatangani Akta Notaris sebagai Penjamin Kredit.
51
b.
Kredit Konsumer Adalah kredit yang diberikan
kepada pihak ketiga, termasuk
pegawai Bank Mega untuk keperluan konsumsi dengan cara membeli, menyewa atau dengan cara lain. 1) Persyaratan debitur a)
Data khusus Pegawai
Slip Gaji/Surat Keterangan Penghasilan
NPWP/SPT atau Surat Keterangan bahwa calon debitur dipotong pajak penghasilan
FC Rekening tabungan 3 bulan terakhir
b) Data khusus untuk Wiraswasta
FC SIUP, TDP, NPWP dan Akta Pendirian Perusahaan
Surat Pengesahan Departemen Kehakiman
Rekening Koran 3 bulan terakhir
FC Laporan Keuangan 2 tahun terakhir
c)
Data khusus untuk Profesional
FC SK Pengangkatan
FC Surat Keterangan Praktek / Ijin Praktek
FC Keanggotaan Profesional (mis :IDI,INI)
2) Usaha Yang dibiayai :
Kredit pemilikan rumah (KPR) – Mega Griya
Kredit pembangunan & pengembangan rumah (KPPR) - Mega Reno
Kredit pemilikan mobil (KPM) – Mega Oto
52
Kredit multiguna (KMG) – Mega Guna
Kredit profesi – Mega Medika
3) Persyaratan Dokumen :
3.
FC KTP / Paspor Suami & Istri
FC Kartu Keluarga
FC SKBRI bagi WNI keturunan & Ganti Nama Suami & Istri
FC Akta Nikah/Cerai atau surat keterangan belum menikah
FC Ijasah terakhir Pemohon
FC Kredit Card & Billing statement
Prosedur Pemberian Kredit Prosedur pemberian kredit merupakan tahapan-tahapan penilaian mulai dari pengajuan permohonan kredit dan dokumen-dokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai kredit dikucurkan. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak. Dalam menentukan kelayakan suatu kredit maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Berikut ini adalah Bagan dan Diagram Alur proses pemberian kredit di PT. Bank Mega sesuai dengan Standar Operasi Prosedur yang berlaku di PT. Bank Mega.
53
Bagan Prosedur Pemberian kredit pada PT. Bank Mega adalah sebagai berikut:
Permohonan Kredit
Penelitian Berkas Investigasi Informasi Bank
Analisis Kredit
Keputusan
Ditolak
Disetujui
Penandatanganan Akad kredit
Realisasi kredit
Bagan 4.1 Prosedur Pemberian Kredit Sumber
: PT. Bank Mega
54
Diagram Alur Proses Pemberian Kredit
Gambar 4.2 Diagram Alur Proses Pemberian Kredit PT. Bank Mega Sumber PT. Bank Mega
55
Dari gambar 4.1 tersebut dapat dijelaskan prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Mega sebagai berikut : a.
Dimulai dari Calon Debitur mengajukan permohonan kredit dengan melengkapi persyaratan dokumen yang telah ditentukan oleh PT. Bank Mega dan mengisi Form Application (Form Aplikasi) Permohonan Kredit.
b.
Account Officer mengumpulkan persyaratan dokumen dan Form Aplikasi Calon Debitur untuk dibuatkan Call Memo, Proposal kredit.
c.
Untuk kemudian data-data Calon debitur akan diperiksa oleh bagian Legal keabsahannya sesuai dengan peraturan daerah setempat, peraturan intern bank dan undang-undang yang berlaku.
d.
Selanjutnya Bagian Administrasi Kredit melakukan BI Checking yaitu untuk mengetahui kolektibilitas dari Calon Debitur apakah lancar baik atau tidak dan melakukan verifikasi kelengkapan dokumen Calon Debitur.
e.
Bagian Appraisal melakukan penilaian atau taksasi atas agunan yang akan dijaminkan Calon Debitur ke Bank
f.
Kemudian Account Officer akan membuatkan laporan atas analisa data dan dokumen yang telah dilakukan sebelumnya oleh bagian Legal, Administrasi Kredit dan Appraisal dan dituangkan dalam Memo Analisa Kredit (MAK) / Lembar Fasilitas Kredit (LFK).
g.
Memo Analisa Kredit / Lembar Fasilitas Kredit tersebut akan di ajukan ke Komite Kredit untuk dilakukan Pemutusan Kredit (Credit Approval).
56
Komite Kredit mempunyai wewenang untuk memutus kredit dengan plafon dari Rp. 100 juta sampai dengan Rp. 500 juta apabila melebihi dari plafon yang ditentukan maka akan diteruskan ke Dewan Direksi sebagai pemutus kredit. h.
Jika Komite Kredit menolak permohonan kredit Calon Debitur maka akan dibuatkan surat pemberitahuan penolakan kredit (reject letter) kepada Calon Debitur, namun jika Komite Kredit menyetujui permohonan kredit
maka
akan dibuatkan
Surat
Pemberitahuan
Persetujuan Kredit (SPPK) kepada Calon Debitur. i.
Setelah permohonan kredit Calon Debitur disetujui oleh pihak bank maka akan dilanjutkan dengan Akad Kredit (Perjanjian Kredit) yang akan ditanda tangani oleh Calon debitur dan disaksikan oleh Account Officer juga bagian Legal.
j.
Akad Kredit (Perjanjian Kredit) yang telah dilakukan dilanjutkan dengan realisasi pencairan dana sesuai atas permohonan kredit yang disetujui tersebut, dan akan dilakukan maintenance (pemeliharaan) atas account debitur tersebut untuk menghindari kredit bermasalah
57
Berikut ini adalah Pengukuran kredit rating dan scoring sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PT. Bank Mega. 1) Pengukuran kredit rating dan scoring Dari beberapa aspek penting seperti aspek keuangan, manajemen, pemasaran, produksi, pengalaman/lamanya bekerja, resiko industri dimana nasabah bekerja dan aspek agunan harus diteliti lebih jauh untuk mendapatkan data akurat yang selanjutnya dikelompokan dalam rangka pengukuran tingkat kredit rating dan scoring terhadap calon debitur yang bersangkutan. Tabel 4.1 Pengukuran Rating Kredit terhadap Calon Debitur No
Peringkat
Keterangan
Rating kredit 1
AAA
1) Memiliki kualitas kredit tertinggi. 2) Mempunyai komitmen pembayaran yang sangat kuat 3) Memiliki tingkat risiko terendah.
2
AA
1) Memiliki kualitas kredit sangat tinggi. 2) Mempunyai komitmen pembayaran yang kuat 3) Memiliki tingkat risiko yang rendah walaupun relatif lebih tinggi dibanding debitur AAA
3
A
1) Memiliki kualitas kredit tinggi. 2) Mempunyai komitmen pembayaran yang cukup kuat. 3) Memiliki tingkat risiko rendah walaupun lebih tinggi dibanding debitur AA.
58
4
BBB
1) Memiliki kualitas kredit baik. 2) Kapasitas dari komitmen pembayaran cukup di pertimbangkan 3) Mempunyai risiko cukup rendah walaupun relatif lebih tinggi dibanding A
5
BB
1) Memiliki kualitas kredit cukup baik 2) Mengindikasikan bahwa masih ada kemungkinan peningkatan risiko kredit yang di sebabkan perubahan kondisi ekonomi yang merugikan.
6
B
1) Memiliki kualitas kredit cukup 2) Mengindikasikan kemungkinan peningkatan risiko kredit yang signifikan. 3) Komitmen keuangan terkini dapat terpenuhi meskipun kapasitas pembayaran secara kontinyu bergantung pada kondisi bisnis dan lingkunagn ekonomi yang mendukung.
7
C
1) Mempunyai kemungkinan gagal bayar cukup nyata 2) Kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan bergantung pada kondisi bisnis dan ekonomi yang mendukung dan berkelanjutan.
8
D
1) Mengindikasikan kemungkinan gagal memenuhi pembayaran kewajiban.
Sumber : PT. Bank Mega Credit Scoring adalah suatu alat bantu dalam mengukur risiko kredit dalam bentuk suatu model yang digunakan untuk memprediksi
59
tingkat kemungkinan kegagalan pembayaran oleh debitur atas fasilitas kredit yang diberikan. Struktur Credit Scoring terdiri dari parameter tertentu seperti demography, keuangan, serta kinerja debitur. Dengan perhitungan model tertentu, menghasilkan suatu nilai score, yang menjadi dasar pengambilan keputusan kredit. 2) Penetapan Struktur Kredit Tahapan ini analisa kredit menetapkan dalam usulannya mengenai jenis kredit yang akan diberikan, jangka waktu kredit, suku bunga, biaya-biaya, jenis dan jumlah jaminan yang diperlukan dan kemungkinan peningkatan, penutupan asuransinya serta menetapkan syarat-syarat kredit lainnya.
C. Pedoman Pelaksanaan Analisa Kredit Terhadap Calon Debitur Tujuan dilakukannya analisa kredit adalah untuk melihat kondisi dan potensi nasabah calon debitur, melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif untuk menentukan apakah layak atau tidak diberi bantuan kredit. Dalam menganalisa kredit terdapat cakupan penilaian yang meliputi dasar pertimbangan persetujuan kredit, besarnya kredit, jangka waktu kredit, pengamanan dalam penggunaan dan pengembalian kredit. Dari analisa kredit ini akan dapat diciptakan portofolio perkreditan yang sehat/lancar, investasi dana yang portable, dan menyediakan jenis kredit yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Prosedur analisa kredit dalam dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Namun yang
60
membedakan mungkin hanya terletak pada bagaimana cara bank tersebut menganalisa permohonan kredit calon debitur serta persyaratan yang ditetapkannya dengan pertimbangan masing-masing bank. Adapun pedoman yang digunakan Bank Mega dalam analisa kredit adalah aspek 5'C, antara lain: 1.
Character (analisa watak)
Analisa ini digunakan oleh Account Officer untuk mendapatkan gambaran mengenai kemauan debitur untuk membayar lunas beserta bunganya. Dalam pelaksanaan analisa ini, bank mencari informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan calon debitur. Untuk mendukung pelaksanaan analisa ini Account Officer harus mencari informasi dari berbagai sumber mengenai: a.
Reputasi bisnis calon debitur,
b.
Riwayat perusahaan,
c.
Catatan kriminal (bila ada),
d.
Riwayat hidup dan gaya hidup calon debitur,
e.
Tingkat kooperatif selama proses analisa dilakukan,
f.
Tingkat hubungan atau kerjasama dengan Bank Mega,
g.
Kecenderungan bisnis calon debitur,
h. Legalitas usaha,
2.
i.
Akte pendirian usaha,
j.
Informasi Bank Indonesia, rekan bisnis dan pesaing,
k.
Catatan intern Bank Mega.
Capacity (analisa kemampuan)
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan membayar dari calon
61
debitur bila permohonan kreditnya disetujui. Analisa terhadap kemampuan membayar seorang debitur dapat dilihat dari: a.
Aspek manajemen,
b. Aspek pemasaran, c.
Aspek tehnis/produksi/pembelian,
d. Aspek keuangan. 3.
Capital (analisa modal)
Analisa modal dilakukan terhadap struktur permodalan calon debitur yang bersangkutan (meliputi struktur modal sebelum dan sesudah memperoleh kredit), kebutuhan permodalan yang diperlukan oleh calon debitur dan penggunaan modal. 4.
Collateral (analisa jaminan)
Analisa ini dilakukan terhadap jaminan yang diserahkan dengan meneliti dan menganalisa surat-surat atas jaminan tersebut, untuk menghindari terjadinya resiko di masa yang akan datang. Dalam menilai besarnya agunan didasarkan pada nilai pasar yang berlaku mau diajukannya kredit. 5.
Condition of economic (analisa prospek usaha)
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dan prospek usaha calon debitur di masa mendatang, yang dikaitkan dengan keadaan ekonomi pada saat kredit diberikan. Data dan informasi bahan analisa kredit diperoleh melalui: 1.
Data-data yang diperoleh langsung dari calon debitur,
2.
Wawancara dengan calon debitur,
3.
Kunjungan ke lokasi usaha calon debitur,
62
Kunjungan ke lokasi usaha calon debitur biasa disebut sebagai kegiatan on the spot. Kegiatan on the spot memuat data-data tentang calon debitur mengenai: a.
Nama calon debitur,
b. Alamat, c.
Bidang usaha,
d. Kondisi usaha (jalannya usaha, fasilitas, dan lain-lain), e.
Manajemen dan Organisasi usaha (kualitas usaha, organisasi perusahaan, jumlah pegawai, ketrampilan dan lain-lain), kemudian dinilai apakah baik/cukup/kurang.
f.
Pemasaran
(saluran
distribusi,
syarat
penjualan,
realisasi
penjualan terhadap target, target penjualan di masa mendatang, daerah pemasaran,
strategi
pemasaran/posisi
pasar,
dan
lain-lain).
Kemudian dinilai apakah baik/cukup/kurang. g. Teknis/produksi/pembelian, 1) Jika manufakturing, meliputi: mesin-mesin/peralatan lain, proses
produksi, layout mesin, realisasi produksi dibanding target, rencana produksi yang akan datang, pemasok bahan baku yang dominan, cara pembayaran bahan baku, dan lain-lain. 2) Jika perdagangan, meliputi: pemasok barang dagangan yang
dominan, cara pembelian barang dagangan, dan lain-lain. h. Kesimpulan penilaian agunan (atas dasar berita acara taksasi agunan). Kegiatan On The Spot ini dilakukan dengan tanpa memberitahuan terlebih dahulu kepada calon debitur yang akan
63
dikunjungi, dengan tujuan agar petugas dapat mengetahui kenyataan yang sebenarnya kondisi dari calon debitur. Dan juga wajib dilakukan minimal oleh dua orang petugas, dengan tujuan agar data yang diperoleh dari lapangan sesuai dengan kenyataan dan tidak terjadi pemalsuan data yang nantinya akan menimbulkan resiko kesalahan pengambilan keputusan kredit. 4.
Wawancara dengan pihak lain yang dimungkinkan mengetahui latar belakang calon debitur dan usahanya.
D. Bentuk Analisa Kredit Terhadap Calon Debitur Secara umum bentuk analisa kredit yang dilakukan di berbagai bank adalah sama, yang membedakan adalah data-data yang diperlukan dan kebijakan penentuan kelayakan pemberian kreditnya. Adapun bentuk analisa kredit yang dilaksanakan oleh PT. Bank Mega selama ini dalam menentukan kelayakan pemberian suatu kredit kepada calon debitur adalah sebagai berikut: 1.
Analisa Secara Kuantitatif
Merupakan analisa terhadap data-data yang bersifat angka dari keadaan usaha calon debitur. Dalam analisa ini, data yang dianalisa adalah data mengenai aspek keuangan dari calon debitur. Aspek keuangan yang dibutuhkan oleh PT. Bank Mega adalah laporan keuangan calon debitur beberapa tahun terakhir. Dari data-data di laporan keuangan tersebut pihak PT. Bank Mega akan dapat menentukan apakah dari segi keuangan calon debitur layak atau tidak untuk memperoleh kredit. Hal tersebut dikarenakan dari analisa
64
aspek keuangan ini PT. Bank Mega akan dapat mengukur kemampuan perusahaan calon debitur dalam membayar kembali kredit beserta bunganya tepat pada waktu yang telah disepakati. 2.
Analisa Secara Kualitatif
Merupakan analisa terhadap data-data yang bersifat bukan angka dari calon debitur. Dalam analisa ini, data yang dianalisa adalah data yang berkaitan dengan manajemen dan organisasi perusahaan, pemasaran, legalitas usaha, agunan, dan data lain yang mendukung dari calon debitur. Data-data tersebut digunakan PT. Bank Mega selain untuk memberikan keyakinan bahwa kredit yang diberikan akan kembali, juga untuk mengetahui bahwa usaha yang akan dibantu dengan kredit akan berkembang di masa mendatang. Dari ke dua bentuk analisa tersebut, maka PT. Bank Mega akan dapat menentukan apakah calon debitur layak atau tidak mendapatkan kredit yang telah diajukan. Namun satu hal yang menjadi perhatian, bahwa tingkat ketelitian, kejujuran dan keobyektifan dari Account Officer dalam menganalisa data yang diajukan oleh calon debitur, sangat menentukan keberhasilan kredit yang diberikan. Dalam arti bahwa kredit yang diberikan akan tepat sasaran dan berguna bagi calon debitur serta bank akan memperoleh kembali dana yang disalurkannya beserta bunganya tepat pada waktu yang telah disepakati.
65
E. Aspek Pertimbangan Analisa Kredit Terhadap Calon Debitur Dengan mengacu pada 2 bentuk analisa kredit terhadap calon debitur yang digunakan, dalam kebijakannya, PT. Bank Mega dalam pelaksanaan penilaian kelayakan atas permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur, mengunakan beberapa aspek penilaian yang menyangkut keadaan calon debitur sebagai bahan pertimbangan sebelum keputusan kredit dikeluarkan. Aspek penilaian tersebut antara lain: 1.
Aspek Manajemen dan Umum Kita semua menyadari bahwa keberhasilan suatu usaha bukan saja
tergantung semata-mata konsep ekonomi proyek/usaha, melainkan juga pada bagaimana dan siapa yang mengelola usaha tersebut. Proses pengelolaan itu dilaksanakan oleh manajemen, maka dengan meneliti dan mempertimbangan aspek manajemen dan umum kiranya dapat ditarik kesimpulan kemungkinan berhasil atau tidaknya suatu usaha. Semakin terampil mengelola suatu usaha/proyek, maka semakin besar kemungkinan usaha tersebut berhasil. Dengan melihat pentingnya penilaian aspek ini, maka PT. Bank Mega menggunakan aspek ini sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menilai dan memutuskan kelayakan suatu kredit. Data-data yang dianalisa oleh PT. Bank Mega antara lain mengenai: a.
Data Umum Perusahaan, meliputi: 1) Nama perusahaan, 2) Alamat perusahaan, 3) Bidang Usaha,
66
4) Nomor Pokok Wajib Pajak (N.P.W.P), 5) Legalitas atau perijinan (Akte Pendirian, SIUP, TDP, SITU, Dll), 6) Struktur organisasi/tenaga kerja, 7) Lama beroperasi, 8) Integritas/kemampuan mengelola perusahaan, 9) Riwayat perusahaan, b.
Hubungan dengan Bank, meliputi: 1) Giran atau Giro, 2) Deposan, 3) Tabungan, 4) Debi t ur, 5) Kolektibilitas kredit, 6) R a t i n g, S c o r i n g 7) Kategori resiko, 8) Masalah yang harus diselesaikan.
Tujuan bagi Bank Mega melaksanakan analisa terhadap aspek umum dan manajemen adalah untuk memberikan informasi pokok dari calon debitur dan usahanya sebagai bahan evaluasi mengenai kepemilikan perusahaan, grup usaha, manajemen, hubungan dengan Bank Mega, atau bank lain atau pembeli atau pemasok dan lain-lain. 2.
Aspek Pemasaran Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan dengan
pendayagunaan sumber-sumber daya alam yang semakin meningkat dewasa ini,
67
maka perekonomian dunia terutama di negara-negara maju semakin menjadi perekonomian serba ada (economic of plenty). Persaingan antar perusahaan barang sejenis semakin ketat. Di lain pihak konsumen semakin maju dan kritis dalam membeli barang-barang yang diperlukan sehingga akan banyak memilih-milih dan menuntut yang terbaik sesuai dengan kemampuannya. Hal tersebut menyebabkan aspek pemasaran menjadi semakin penting peranannya. Tanpa adanya marketing yang memadai jangan harap perusahaan akan berkembang baik. Dengan melihat kenyataan tersebut, maka PT. Bank Mega menggunakan aspek pemasaran tersebut sebagai salah satu bahan penilaiannya. Data-data yang dianalisa oleh PT. Bank Mega antara lain mengenai: a.
Sasaran konsumen yang dituju, meliputi: 1) Pendapatan (atas/menengah/bawah), 2) Usia (dewasa/remaja/anak-anak), 3) Jenis kelamin (laki-laki/wanita), 4) Daerah (kota/pedesaan),
b.
Strategi pemasaran, meliputi: 1) Produk (tepat/salah), 2) Harga. (tepat/salah), 3) Penempatan atau saluran distribusi (tepat/salah), 4) Promosi (tepat/salah).
c.
Persaingan monopoli (cukup/tajam),
d.
Kesan langganan utama terhadap perusahaan (baik/cukup/kurang),
68
e.
Situasi umum pasar produk inti (meningkat/tetap/menurun).
f.
Target dan realisaasi penjualan, meliputi: 1) Volume (unit), 2) Jumlah (Rupiah), 3) Sasaran (target dan realisasi).
Dalam periode rata-rata perbulan. g.
Jika usaha debitur jasa konstruksi, meliputi: 1) Nama proyek, 2) Surat Perintah Kerja (S.P.K), 3) Biaya (anggaran, realisasi, prosentase perbedaan), 4) Fisik proyek (target, realisasi, prosentase perbedaan).
h.
Informasi lain tentang pemasaran,
i.
Tren realisasi penjualan (%) (naik, tetap, turun) dan penyebabnya,
j.
Cara penjualan (tunai/kredit),
k.
Saluran distribusi produk. Tujuan bagi Bank Mega melaksanakan analisa terhadap aspek
pemasaran adalah untuk memberikan informasi pokok dari calon debitur dan usahanya sebagai bahan evaluasi mengenai sasaran pasar, konsumen, strategi pemasaran, persaingan, langganan yang hubungannya dengan Bank Mega atau bank lain atau pembeli atau pemasok atau target dan realisasi produksi dan sebagainya. 3.
Aspek Tekhnis/ Produksi/ Pembelian Tujuan utama dari pembahasan aspek tehnis/produksi/pembelian adalah
69
pengamatan dari segi fisik serta lingkungannya agar perusahaan tersebut sehat dan produknya mampu bersaing di pasaran dengan masih memperoleh keuntungan yang memadai. Data-data yang dianalisa oleh Bank Mega antara lain mengenai: a.
Kondisi alat produksi yang ada (baik/cukup/kurang)
b.
Kapasitas mesin/alat produksi, meliputi: 1) Jenis, 2) Kegunaannya, 3) Terpasangnya berapa unit, 4) Riil yang bisa dipakai.
Data tersebut dibandingkan antara kapasitas alat produksi yang tersedia dengan kebutuhan produksi apakah jumlahnya lebih/cukup/kurang. c.
Bahan baku/penolong, meliputi: 1) Perolehan (mudah/sulit/impor/lokal), 2) Tren harga (naik/tetap/turun).
d.
Hubungan
perusahaan
calon
debitur
dengan
pemasok
(baik/cukup/kurang), meliputi: 1) Cara pembelian (tunai/kredit), 2) Cara pembelian pesaing utama (tunai/kredit). e.
Target dan realisasi produk, meliputi: 1) Volume (unit), 2) Jumlah (Rp),
70
3) Sasaran (target dan realisasi). Dalam periode rata-rata perbulan. f.
Informasi lain tentang aspek teknis/ produksi/ pembelian Tujuan bagi Bank Mega melaksanakan analisa terhadap aspek
teknis/produksi/pembelian adalah untuk memberikan informasi pokok dari calon debitur dan usahanya sebagai bahan evaluasi mengenai alat produksi/mesin/ bahan baku dengan Bank Mega atau bank lain atau pembeli atau pemasok target dan realisasi produksi, dan sebagainya. 4.
Aspek Keuangan Pembahasan aspek keuangan atas perusahaan pemohon kredit sangat
menentukan jumlah/kualitas dari kebutuhan usaha dan juga yang terpenting untuk menilai kemampuan berkembangnya usaha tersebut pada masa-masa mendatang serta untuk menilai kemampuan perusahaan tersebut dalam membayar kreditnya. Data-data yang dianalisa oleh Bank Mega antara lain mengenai: a.
Keadaan administrasi keuangan (baik/cukup/kurang),
b.
Kondisi piutang dagang dan persediaan,
Khusus kredit kecil cukup dievaluasi Piutang Dagang, Persediaan, Net Working Capital saja. c.
Keadaan aktiva lancar dan hutang lancar pada saat inspeksi, 1) Aktiva lancar terdiri dari akun: kas dan bank, piutang dagang (net), persediaan, biaya dibayar dimuka, proyek dalam penyelesaian (masih lancar).
71
2) Hutang lancar terdiri dari akun: hutang dagang, outstanding KMK, pajak, biaya yang akan dibayar, angsuran kredit jangka panjang yang telah jatuh tempo. d. Pernyataan Laba Rugi, e.
Neraca,
f.
Rasio keuangan
Komponen rasio yang digunakan oleh Bank Mega untuk menganalisa data keuangan calon pemohon kredit oleh antara lain: 1) Likuiditas, Bentuk Rasio Likuiditas yang digunakan oleh Bank Mega antara lain: a) Current ratio, b) Quick ratio, c) Net working capital, 2) Solvabilitas, Bentuk Rasio Solvabilitas yang digunakan oleh Bank Mega adalah: Debt to equity ratio. 3) Profitabilitas Bentuk dari rasio ini yang digunakan oleh Bank Mega adalah: a) Tingkat pertumbuhan penjualan, b) Cost to Sales Ratio, c) Profit Margin, d) Return on Asset (ROA), e) Return on Equity (ROE),
72
f)
Debt Service Coverage (DSC),
g) Interest Coverage, g.
Sumber dan penggunaan dana,
h.
Rekonsiliasi harta tetap,
i.
Rekonsiliasi modal,
j.
Kalkulasi Kebutuhan Modal
Secara matematis, suatu format Cashflow secara umum dapat ditulis sebagai berikut:
Saldo, Kas Awal (Beginning Cash Balance)
:A
Penerimaan kas (Cash Inflow)
:B
Total Kas yang Tersedia (Total Cash Available)
:C=A+B
Kas Keluar (Cash Outflow)
:D
Surplus/Defisit Kas (Net Cash Surplus/Deficit)
:E=C-D
Saldo Kas Minimum (Minimum Cash Balance)
:F
Kebutuhan Dana Tambahan (Additional Financial Needs)
:G
Saldo Kas Akhir (Ending Cash Balance)
:H=F+G
Tujuan bagi Bank Mega melaksanakan analisa terhadap aspek keuangan adalah untuk mengetahui keadaan dan potensi keuangan nasabah. Sebab dari analisa keuangan tersebut tercermin adanya kemampuan dari perusahaan calon debitur untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, baik untuk pengembalian pokok pinjaman maupun bunganya dalam waktu yang wajar bahkan
73
perusahaanpun mampu mendapat laba yang wajar agar dapat berkembang tentu. Sehingga dari pemberian kredit tersebut dapat memberikan keuntungan baik bagi bank maupun debitur. 5.
Aspek Agunan Analisa terhadap aspek ini digunakan untuk melindungi uang yang
dikucurkan lewat kredit dari resiko kerugian baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Pagar pengaman yang dibuat berupa jaminan yang harus disediakan debitur. Data-data yang dianalisa oleh Bank Mega antara lain mengenai: a.
Jenis dan pengikatan jaminan :
Agunan yang diserahkan sebagai jaminan dibagi 2, yaitu: 1) Agunan utama Merupakan objek yang dibiayai oleh bank (rumah atau harta debitur). 2) Agunan tambahan Merupakan jaminan diluar jaminan utama (sertifikat tanah, BPKB, dan lain-lain)
Jenis barang yang dapat dijadikan agunan, antara lain: 1) Barang berwujud Barang berwujud dibagi dalam dua kelompok: a) Agunan bergerak (mesin, kendaraan, perhiasan, dan lain-lain) Cara pengikatan benda bergerak tersebut ialah dengan jalan: Fiducia atau Fiduciare Eigendoms Overdracht (FEO),
74
Gadai, Sertifikat hipotik (plafon 750 juta). b) Agunan tidak bergerak (tanah, kapal Laut yang berukuran 20 M3 atau lebih, mesin-mesin berat yang melekat dengan lantai beton, dan lain-lain) Cara pengikatan benda tidak bergerak tersebut ialah dengan cara pemberian Surat Kuasa Memasang Hak Tanggungan (SKMHT) (plafon 50 juta). Keterangan tentang agunan tak bergerak : Kondisi agunan tersebut terawat/tak terawat, Ada jalan masuk/tidak, Kondisi jalan, baik/buruk, Kondisi tanah, lumpur/darat/sawah/pantai, Ada/tidak ada proyek pengembangan yang sedang dibangun disekitar lokasi agunan, Dokumen kepemilikan sah dan lengkap atau tidak, Marketibel/tidak marketibel. 2) Barang tak berwujud Cara pengikatannya adalah dengan Cessie ialah penyerahan hak atas kebendaan yang tidak terlihat seperti hak atas penagihan hutang, hak sewa dan sebagainya. b.
Penilai sebuah agunan 1) Taksasi Harga Umum (THU) (100% dari plafon kredit),
75
2) Taksasi Harga Lelang (THLS) (70% dari plafon kredit), 3) CEV ( untuk mesin-mesin) (40% dari plafon kredit). c.
Bukti kepemilikan jaminan, antara lain: 1) Mobil (BPKB, Faktur, Kwitansi, dan lain-lain), 2) Pabrik dan mesin (Faktur, Kwitansi, Surat bin Menggunakan Mesin, dan lain-lain), 3) Sahara, 4) Perhiasan (kuitansi, surat kuasa, dan lain-lain), 5) Tanah atau Bangunan (SHM, SHGB, SHGU, SHP, IMB, PBB, dan lain-lain) Untuk kredit modal usaha dan investasi agunan utamanya berupa obyek
yang dibiayai atau rumah atau harta pengurus dengan tujuan apabila terjadi wanprestasi ada pengikatan yang erat antara debitur dengan pihak bank. Kesimpulan
Total agunan tambahan, cukup/kurang,
Total/nilai CEF (Cash Equivalency Factor) agunan tambahan, cukup/kurang,
Pengikatan agunan, cukup/kurang,
Rating agunan, cukup/kurang.
Dari analisa terhadap aspek agunan dan ditarik kesimpulan tentang agunan, apabila nilai agunan yang diberikan jumlahnya lebih dari 130% dari plafon kredit yang diberikan, maka agunan dinilai cukup. Dalam menilai jaminan dapat digunakan 3 komponen, antara lain:
76
Pajak PBB,
Surat keterangan desa (tentang harga dan kepemilikan),
Pasar. Tujuan bagi Bank Mega melaksanakan analisa terhadap aspek agunan
adalah untuk memberikan informasi pokok dari calon debitur dan usahanya sebagai bahan evaluasi mengenai agunan yang diserahkan sebagai pagar pengaman atas kredit yang diberikan. Setelah jaminan dinilai, maka dibuat berita acara taksasi agunan untuk memberikan dasar tertulis bahwa penilaian agunan telah dilakukan yang berisi poin-poin sebagai berikut: a.
Hari,
b.
Tanggal,
c.
Pejabat,
d.
Jenis jaminan,
e.
Informasi harga,
f.
Taksasi harga jaminan per M2/Unit,
g.
Tanggal pembuatan berita acara tersebut,
h.
Nama dan jabatan petugas pelaksana taksasi agunan,
i.
Mengetahui Pimpinan PT. Bank Mega, Tujuan bagi Bank Mega adalah untuk menetapkan harga/taksasi barang
agunan (bergerak/tidak bergerak) yang diserahkan oleh nasabah/pemilik kepada Bank sebagai agunan dalam pemberian kredit.
77
F. Arti Penting Analisa Kredit Terhadap Calon Debitur Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam setiap pemberian kredit diperlukan adanya pertimbangan serta kepercayaan yang merupakan unsur nama dalam kredit benar-benar terwujud sehingga kredit yang diberikan dapat mengenai sasarannya dan terjaminnya pengembalian kredit tersebut tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian. Tidak kembalinya kredit yang telah diberikan oleh bank, mempunyai resiko yang sangat besar bagi kelangsungan hidup bank itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan penghasilan bank yang utama ialah berasal dari bunga yang dikenakan terhadap kredit-kredit yang diberikan. Selain itu dilain pihak dana kredit yang diberikan sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sebagai nasabah bank. Sehingga untuk mewujudkan adanya kepercayaan bank maka diperlukan adanya analisa kredit. Analisa kredit sendiri di Bank Mega memiliki manfaat antara lain: 1.
Dapat mengetahui kondisi dan potensi perusahaan calon debitur, melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif,
2.
Dapat menentukan kelayakan atas pemberian kredit kepada perusahaan calon debitur,
3.
Membantu mengetahui atau menentukan resiko-resiko yang melekat pada proses kegiatan perkreditan itu sendiri, sehingga jauh sebelum kredit tersebut diberikan bank bisa mengantisipasinya,
4.
Dapat meningkatkan efektifitas dalam penyaluran kredit yang baik dan tepat sasaran. Ini terbukti dengan meningkatnya kredit yang disalurkan dari yang tercatat 30,1 %, dari Rp. 20,9 triliun pada triwulan II 2010
78
menjadi Rp. 27,1 triliun pada triwulan II 2011. Peningkatan kredit ini dibarengi dengan upaya maksimal untuk menjaga kualitas kredit, yang tercermin dari Ratio NPL gross dari 1,48 % menjadi 0,96 %, 5.
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan keputusan kredit.
Selain memiliki manfaat bagi pihak bank, analisa kredit juga rnempunyai manfaat bagi calon debitur, antara lain: 1.
Calon
debitur
tersebut
akan
mengetahui
kemampuannya
dalam
memperoleh kredit sesuai dengan ketentuan dan kebijakan dari pihak bank. 2.
Apabila oleh pihak bank kredit yang diajukan dinyatakan layak, calon debitur tersebut selain akan mendapatkan kredit yang diajukan juga akan memiliki nama baik di mata bank, sehingga dia akan memiliki kemudahan claim mengajukan kredit kembali baik di bank yang sama ataupun di bank berbeda.
Setelah melalui proses analisa kredit yang dilaksanakan, maka Bank Mega akan menentukan apakah permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur dinyatakan layak atau tidak layak untuk mendapatkan fasilitas kredit. Apabila permohonan kredit dinyatakan layak, maka Bank Mega akan memproses permohonan tersebut sesuai prosedur yang telah ditetapkan selanjutnya sampai kredit tersebut dicairkan, dan apabila permohonan kredit tersebut dinyatakan tidak layak, maka Bank Mega akan memberikan Surat Penolakan Kredit kepada pemohon kredit. Namun disisi lain terdapat kelemahan kelemahan dalam penerapan analisis kredit tersebut, menurut Drs. H. As. Mahmoedin (2010 : 51) diantaranya yaitu:
79
1.
Faktor internal perbankan
Faktor Internal Perbankan yang menyebabkan
kredit bermasalah, ialah
adanya kelemahan atau kesalahan dalam bank itu sendiri. a. Kelemahan dalam analisis kredit. 1) Analisis kredit tidak berdasarkan data akurat. 2) Informasi kredit tidak lengkap. 3) Kredit terlalu sedikit. 4) Kredit terlalu banyak. 5) Jangka waktu kredit terlalu lama. 6) Jangka waktu kredit terlalu pendek.
b. Kelemahan dalam dokumen kredit. 1) Data mengenai kredit tidak didokumentasi dengan baik. 2) Pengawasan atas fisik dokumen tidak dilaksanakan dengan baik. c. Kelemahan dalam supervisi kredit. 1) Bank kurang pengawasan atas usaha nasabah secara kontinyu dan teratur. 2) Terbatasnya data dan informasi yang berkaitan dengan penyelamatan dan penyelesaian kredit. 3) Tindakan perbaikan tidak diterapkan secara dini dan tepat waktu. 4) Jumlah nasabah terlalu banyak. 5) Nasabah terpencar.
80
d. Kecerobohan petugas bank. 1) Bank terlalu kompromi. 2) Bank tidak mempunyai kebijakan perkreditan yang sehat. 3) Petugas bank terlalu menggampangkan masalah. 4) Persaingan antar bank. 5) Pengambilan keputusan yang tidak tepat waktu. 6) Terus memberikan pinjaman pada usaha yang siklusnya menurun. 7) Tidak diasuransikan. e. Kelemahan kebijaksanaan kredit. 1) Prosedur kredit terlalu panjang. f. Kelemahan bidang agunan. 1) Jaminan tidak dipantau dan diawasi secara baik. 2) Nilai agunan tidak sesuai. 3) Agunan fiktif. 4) Agunan sudah dijual. 5) Pengikatan agunan lemah
g. Kelemahan sumber daya manusia. 1) Terbatasnya tenaga yang ahli dibidang penyelamatan penyelasaian kredit. 2) Pendidikan dan pengalaman pejabat kredit sangat terbatas. 3) Kurangnya tenaga ahli hukum untuk mendukung pelaksanaan penyelesaian dan penyelamatan kredit.
81